Kelompok 3 Makalah Cidera Olahraga - Gangguan Kesadaran
Kelompok 3 Makalah Cidera Olahraga - Gangguan Kesadaran
Dosen Pembimbing :
Kelompok 3 :
2024
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Berkat limpahan karunia nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
"Cidera Olahraga Gangguan Kesadaran" dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah pencegahan dan perawatan cidera yang diampu oleh
Ibu Dr. Tri Ani Hastuti S.Pd., M.Pd.
Dalam proses penyusunannya, tak lepas dari bantuan, arahan, dan masukan dari
berbagai pihak. Untuk itu, saya ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya
dalam menyelesaikan tugas makalah ini
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
bawah 40 tahun. Pada umumnya, kondisi ini hanya terjadi selama beberapa detik atau
menit. Setelah itu, mereka yang pingsan akan kembali sadar atau pulih secara spontan.
Pingsan atau sinkop adalah suatu kondisi kehilangan kesadaran yang mendadak,
dan biasanya sementara, yang disebabkan oleh kurangnya aliran darah dan oksigen ke
otak. Gejala pertama yang dirasakan oleh seseorang sebelum pingsan adalah rasa
pusing, berkurangnya penglihatan, tinitus, dan rasa panas. Selanjutnya, penglihatan
orang tersebut akan menjadi gelap dan ia akan jatuh atau terkulai. Jika orang tersebut
tidak dapat berganti posisi menjadi hampir horizontal, ia dapat mati karena efek trauma
suspensi.(Retia Kartika 2019)
Umumnya, pingsan terjadi karena tekanan darah menurun secara tiba-tiba
sehingga aliran darah dan suplai oksigen ke otak berkurang. Sejumlah kondisi yang
dapat memicu pingsan adalah stres, ketakutan, cuaca yang terlalu panas, sengatan listrik
(kesetrum), dan perubahan posisi secara tiba-tiba (wulan astrid 2021).
Dalam menghadapi kejadian pingsan pada atlet, penanganan awal yang tepat
sangat krusial untuk menghindari potensi komplikasi lebih lanjut. Langkah-langkah
pertolongan pertama harus dilakukan dengan cepat dan hati-hati, termasuk penilaian
respons kesadaran, pemantauan fungsi pernapasan, dan pemberian pertolongan pertama
sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
B. Identifikasi Masalah
Cedera olahraga adalah masalah yang umum terjadi dan dapat mempengaruhi
atlet di berbagai tingkat keahlian. Dalam konteks ini, fokus pada cedera olahraga yang
menyebabkan gangguan kesadaran, terutama pingsan. Pingsan merupakan kondisi yang
serius dan dapat terjadi dalam berbagai situasi, termasuk selama aktivitas olahraga.
Oleh karena itu, identifikasi masalah utama dalam penelitian ini adalah penanganan
pingsan pada atlet setelah mengalami cedera olahraga.
C. Batasan Masalah
Batasan penelitian ini mencakup cedera olahraga yang mengakibatkan pingsan
pada atlet. Penelitian ini akan berfokus pada penanganan awal dan pertolongan pertama
yang diberikan pada saat kejadian pingsan, dengan mempertimbangkan aspek-aspek
medis dan situasional yang dapat memengaruhi proses penanganan.
2
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cedera olahraga dapat mempengaruhi gangguan kesadaran,
khususnya pingsan pada atlet?
2. Apa saja faktor penyebab pingsan yang terkait dengan aktivitas olahraga?
3. Bagaimana mekanisme terjadinya pingsan pada atlet selama cedera olahraga?
4. Apa langkah-langkah penanganan pertama yang optimal untuk mengatasi
pingsan pada praktisi olahraga?
E. Tujuan
1. Menganalisis dampak cedera olahraga terhadap gangguan kesadaran, terutama
pingsan praktisi olahraga.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab pingsan yang terkait dengan aktivitas
olahraga.
3. Menjelaskan mekanisme terjadinya pingsan pada atlet selama cedera olahraga.
4. Menilai efektivitas langkah-langkah penanganan pertama untuk mengatasi
pingsan pada atlet.
G. Manfaat
1. Menyediakan informasi yang mendalam tentang cedera olahraga dan pingsan
pada pembaca.
2. Memberikan panduan praktis untuk penanganan pertama pada praktisi yang
mengalami pingsan.
3. Meningkatkan pemahaman tentang faktor penyebab pingsan yang terkait
dengan aktivitas olahraga.
4. Menyumbangkan pengetahuan baru dalam upaya mencegah dan mengatasi
cedera olahraga yang berdampak pada gangguan kesadaran.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Cidera
Cedera adalah suatu akibat daripada gaya-gaya yang bekerja pada tubuh atau
sebagian daripada tubuh dimana melampaui kemampuan tubuh untuk
mengatasinya, gaya-gaya ini bisa berlangsung dengan cepat atau jangka lama.
Dapat dipertegas bahwa hasil suatu tenaga atau kekuatan yang berlebihan
dilimpahkan pada tubuh atau sebagian tubuh sehingga tubuh atau bagian tubuh
tersebut tidak dapat menahan dan tidak dapat menyesuaikan diri. Harus diingat
bahwa setiap orang dapat terkena celaka yang bukan karena kegiatan olahraga,
biarpun kita telah berhati-hati tetapi masih juga celaka, tetapi bila kita berhati-hati
kita akan bisa mengurangi risiko celaka tersebut.
2. Pengertian Cidera Olahraga
Cidera Olahraga adalah hasil suatu tenaga atau kekuatan yang berlebihan
dilimpahkan pada tubuh atau sebagian tubuh sehingga tubuh atau bagian tubuh
tersebut tidak dapat menahan atau menyesuaikan diri. Harus diingat bahwa semua
orang dapat terkena celaka yang bukan karena kegiatan olahraga, biarpun kita telah
berhati-hati masih juga celaka, tetapi bila kita berhati-hati kita akan bisa
mengurangi risiko cedera tersebut.
3. Macam - Macam Cidera Olahraga
Menurut Bahr (2003) secara umum macam-macam cedera yang mungkin
terjadi adalah: cedera memar, cedera ligamentum, cedera pada otot dan tendo,
perdarahan pada kulit, dan pingsan. Struktur jaringan di dalam tubuh yang sering
terlibat dalam cedera olahraga adalah: otot, tendo, tulang, persendian termasuk
tulang rawan, ligamen, fasia, dan gangguan kesadaran.
4. Kesadaran
Kesadaran adalah kondisi sadar terhadap diri sendiri dan lingkungan.
Kesadaran terdiri dari dua aspek yaitu bangun (wakefulness) dan ketanggapan
(awareness). (Avner,2006) Kesadaran diatur oleh kedua hemisfer otak dan
ascending reticular activating system (ARAS), yang meluas dari midpons ke
hipotalamus anterior. RAS terdiri dari beberapa jaras saraf yang menghubungkan
batang otak dengan korteks serebri. Batang otak terdiri dari medulla oblongata,
4
pons, dan mesensefalon. Proyeksi neuronal berlanjut dari ARAS ke talamus,
dimana mereka bersinaps dan diproyeksikan ke korteks. (Ganong,2016).
5. Ketidak Sadaran
Ketidaksadaran adalah keadaan tidak sadar terhadap diri sendiri dan
lingkungan dan dapat bersifat fisiologis (tidur) ataupun patologis (koma atau
keadaan vegetatif). (Avner,2006) Penyebab kesadaran menurun beragam dengan
karakteristik masing-masing. Banyak penyebab dari penurunan kesadaran
merupakan ancaman jiwa yang membutuhkan intervensi yang cepat, karena
berpotensi terhadap morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Perubahan fisiologis
yang terjadi pada pasien dengan gangguan
kesadaran antara lain pada pemenuhan kebutuhan dasar yaitu gangguan
pernafasan, kerusakan mobilitas fisik, gangguan hidrasi, gangguan aktifitas
menelan, kemampuan berkomunikasi, gangguan eliminasi (Hudak & Gallo, 2002).
6. Jenis-Jenis Penurunan Kesadaran /Sinkop
a. Sinkop Vasovagal
Sinkop vasovagal adalah jenis sinkop yang paling umum. Ini disebabkan oleh
penurunan tekanan darah secara tiba-tiba yang menyebabkan penurunan aliran
darah ke otak.
b. Sinkop Situasional
Sinkop situasional adalah semacam sinkop vasovagal. Ini hanya terjadi dalam
situasi tertentu yang mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan sinkop.
c. Sinkop Postural
Sinkop postural disebabkan oleh penurunan tekanan darah secara tiba-tiba
karena perubahan posisi yang cepat seperti berbaring dan berdiri.
7. Pingsan
Pingsan atau sinkop adalah hilangnya kesadaran sementara yang terkait
dengan kurangnya aliran darah ke otak. Pada sebagian besar kasusnya, pingsan
cenderung dialami oleh mereka yang berusia di bawah 40 tahun. Pada umumnya,
kondisi ini hanya terjadi selama beberapa detik atau menit. Setelah itu, mereka yang
pingsan akan kembali sadar atau pulih secara spontan.
Pingsan atau sinkop adalah suatu kondisi kehilangan kesadaran yang
mendadak, dan biasanya sementara, yang disebabkan oleh kurangnya aliran darah
dan oksigen ke otak. Gejala pertama yang dirasakan oleh seseorang sebelum
pingsan adalah rasa pusing, berkurangnya penglihatan, tinitus, dan rasa panas.
5
Selanjutnya, penglihatan orang tersebut akan menjadi gelap dan ia akan jatuh atau
terkulai. Jika orang tersebut tidak dapat berganti posisi menjadi hampir horizontal,
ia dapat mati karena efek trauma suspensi.(Retia Kartika 2019)
Umumnya, pingsan terjadi karena tekanan darah menurun secara tiba-tiba
sehingga aliran darah dan suplai oksigen ke otak berkurang. Sejumlah kondisi yang
dapat memicu pingsan adalah stres, ketakutan, cuaca yang terlalu panas, sengatan
listrik (kesetrum), dan perubahan posisi secara tiba-tiba (wulan astrid 2021). Selain
itu, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami
pingsan, yaitu:
6
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko sinkop adalah:
a. Terlalu lama berdiri
b. Keletihan
c. Dehidrasi
d. Memiliki penyakit jantung
e. Jantung berdetak sebentar dan tiba-tiba kehilangan kesadaran
f. Beraktivitas terlalu berat
g. Pemeriksaan jantung abnormal
h. Memiliki riwayat keluarga yang bisa mewarisi penyakit
B. Aplikasi Teori
a. Penanganan Pertama Penurunan Kesadaran
1. Cek Kondisi Pernafasan
Jika pasien sudah dipastikan bernapas, bawa ke tempat teduh dan segera
baringkan tubuhnya pada tempat datar dan dalam posisi pemulihan atau
recovery position.
3. Coba bangunkan
7
untuk mempercepat pemulihan kesadaran pasien, bila memang yang dialaminya
hanyalah pingsan sederhana.
Anda juga harus terus waspada terkait dengan kerja organ jantung dan paru
pasien. Ketika menemukan bahwa pasien tidak bernapas atau tidak ada denyut
jantung di nadi karotis (di samping leher), segera mulai resusitasi jantung paru
(RJP). Panggil bantuan medis sembari meneruskan siklus RJP. Lakukan RJP
dengan cara kompresi dada sebanyak 30 kali, dilanjutkan pernapasan buatan
sebanyak 2 kali. Terus ulangi siklus sampai bantuan datang.
8
dalam 1 bulan. Kondisi pingsan bisa bersifat ringan hingga berat. Apabila Anda
melihat orang pingsan, lakukanlah pertolongan pertama yang sudah dijelaskan di
atas. Pastikan untuk selalu bersama pasien selagi menunggu bantuan medis datang.
9
Berikut ini adalah langkah untuk melakukannya:
1. Memberikan tekanan atau kompresi dada (compression)
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum penanganan cedera olahraga disesuaikan dengan jenis cedera dan
proses patofisiologi cedera yang mendasari. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk
mencegah terjadinya cedera olahraga antara lain adalah perlu dilakukan kegiatan
pemanasan dengan melibatkan latihan dinamis maupun statis dan perlu dilakukan
pengaturan progresi latihan yang baik agar latihan dapat diadaptasi dengan baik oleh
tubuh.
Penurunan kesadaran atau biasa disebut pingsan yang dapat dialami oleh siapapun
dan kapan saja. Penurunan kesadaran / sinkop terjadi ketika otak kekurangan pasokan
darah, sehingga asupan oksigen dan gula darah ke otak juga berkurang. Pingsan adalah
keadaan kehilangan kesadaran yang bersifat sementara dan singkat, di sebabkan oleh
berkurangnya aliran darah, oksigen, dan glukosa. Hal merupakan akibat dari (1) Aktivitas
fisik yang berat sehingga meyebabkan deposit oksigen sementara. (2) Pengaliran darah
atau tekanan darah yang menurun karena pendarahan hebat. (3) Karena jatuh dan benturan.
B. Saran
11
pernapasan, atau pusing, segera hentikan olahraga dan beri tahu dokter tentang gejala
tersebut.
Menurut Stevenson (200), beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah
terjadinya cedera olahraga antara lain adalah:
1. Pemeriksaan awal sebelum melakukan olahraga untuk menentukan ada tidaknya kontra
indikasi dalam berolahraga
2. Melakukan olahraga sesuai dengan kaidah baik, benar, terukur dan teratur
3. Menggunakan sarana yang sesuai dengan olahraga yang dipilih
4. Memperhatikan kondisi prasarana olahraga
5. Memperhatikan lingkungan fisik seperti suhu dan kelembaban udara sekelilingnya
12
DAFTAR PUTSAKA
Febrina, Vita, dkk. 2017. Hubungan Pengetahuan siswa palang merah dengan tindakan
pertolongan pertama penderita sinkop di Madrasah
Kemala, Fidhia. 2021. Tak Perlu Panik, Begini Cara Tepat Menolong Orang yang
Pingsan. Dari https://www.hellodokter.com Diunduh tanggal 25 Mei 2022
Kementrian Kesehatan RI 2020.Riset Gawat Darurat.Jakarta :Kemenkes RI
Retia Kartika Dewi. 2019.Jurnal Tingkat Kesadaran. (4th ed.). Jakarta: EGC.
Amalia, R.F dan Afnuhazi, R. (2023). Pertolongan Pertama Pada Penurunan Kesadaran/
Sinkop Di SMP N 5 Padang Panjang. Jurnal Abdimas Saintika. 5(2), 86 - 92
13