Anda di halaman 1dari 2

Nama : Hafizh Cahya Aryansyah

NIM : 20711034

Mengunyah Sebanyak 33 Kali: Etika Makan Rasulullah dan


Manfaatnya Ditinjau dari Segi Medis

Rasulullah Saw. sebagai teladan bagi manusia telah mengajarkan berbagai etika
kehidupan yang tentunya menyimpan manfaat yang begitu luas. Termasuk di dalam ajaran
Beliau adalah etika makan, yang mana salah satunya adalah makan secara perlahan. Dalam
hal ini, yang dimaksud makan secara perlahan adalah dengan tidak tergesa-gesa dan
mengunyah makanan dengan sempurna. Sebagaimana hadits Rasulullah Saw:
‫الَّتَأنِّي ِم َن ِهللا َو الُعْج َلُة ِم َن الَّش ْيَطاِن‬
yang artinya: “Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin tergesa-
gesa itu berasal dari setan.” (HR. Al-Baihaqi dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Ash-
Shahih: 1795).
Rasulullah Saw. juga bersabda “Kecilkan suapan dan baguskan mengunyahnya.". Di
dalam beberapa sumber, disebutkan bahwa Rasul mengunyah makanannya sebanyak 33 kali
dan ada pula yang menyebutkan sebanyak 32 kali. Makna dari hal tersebut bukanlah seberapa
banyak kunyahannya, melainkan anjuran untuk mengunyah dengan sempurna hingga
makanan yang akan ditelan menjadi halus.
Manusia seringkali tidak memperhatikan anjuran di atas dan makan dengan terburu-
buru, terutama pada saat lapar atau ketika sedang sibuk. Padahal anjuran tersebut sangat
penting karena mengunyah merupakan tahap pertama dalam proses pencernaan sebelum
makan ditelan dan masuk ke dalam kerongkongan. Proses mengunyah bertujuan untuk
memperkecil ukuran makanan sehingga terbentuk bolus (partikel-partikel kecil) yang mudah
ditelan dan mengurangi risiko tersedak. Selain itu, liur di dalam mulut mengandung air dan
lendir yang juga berperan dalam proses tersebut. Makanan akan terbasahi oleh air serta terikat
oleh lendir sehingga menjadi licin dan mudah ditelan. Air liur juga mengandung enzim ptialin
(amilase) yang berfungsi mengubah karbohidrat dalam makanan menjadi gula sederhana
(maltosa) yang lebih mudah dicerna oleh tubuh. Dengan mengunyah secara sempurna, waktu
kontak antara makanan dengan saliva menjadi lebih optimal.
Makanan yang dikunyah dengan sempurna (33 kali kunyahan) dapat meringankan
kerja lambung karena hanya partikel-partikel kecil yang dapat dengan mudah dicerna oleh
enzim di lambung. Sebaliknya, makanan yang sulit dicerna dapat menyebabkan naiknya asam
lambung dan sisa-sisa makanan ke kerongkongan. Peristiwa tersebut dapat memicu terjadinya
GERD atau yang dikenal sebagai penyakit maag.
Setelah dicerna oleh lambung, makanan akan diserap oleh usus yang bersifat selektif.
Hanya partikel berukuran <15 mikron (0,015 mm) yang dapat diserap oleh usus, sementara
partikel yang lebih besar dari itu akan langsung dikeluarkan dari tubuh. Makanan yang tidak
dikunyah dengan sempurna tidak dapat diserap dengan baik di usus. Hal ini dapat
menyebabkan tubuh menjadi kekurangan nutrisi karena makanan tersebut akan langsung
dikeluarkan dari tubuh tanpa diserap dengan baik. Sisa makanan inilah yang kemudian akan
difermentasi oleh bakteri jahat di usus dan menghasilkan gas. Gas hasil fermentasi tersebut
dapat menyebabkan perut kembung, sendawa, dan buang angin yang berlebihan.
Selain bermanfaat untuk proses pencernaan, mengunyah secara perlahan dan
sempurna (33 kali kunyahan) juga dapat membantu menurunkan berat badan. Ketika
seseorang mengunyah secara perlahan, otak akan mengirimkan sinyal bahwa makanan
tersebut sudah cukup sehingga lambung akan menjadi lebih cepat kenyang. Dengan
demikian, porsi makan akan menjadi lebih terkontrol dan berdampak positif terhadap
penurunan berat badan.

Sumber :
AKG FKM UI. (2020). Tahukah kamu manfaat mengunyah makanan dengan baik dan
benar?. Diakses pada 14 Mei 2023, dari https://akg.fkm.ui.ac.id/tahukah-kamu-
manfaat-mengunyah-makanan-dengan-baik-dan-benar/
Kamaratih, Phooby. (2021). 5 Manfaat Kebiasaan Sehat ala Nabi Muhammad yang
Wajib Ditiru. Diakses pada 14 Mei 2023, dari https://m.oase.id/read/eRoGjR-5-
manfaat-kebiasaan-sehat-ala-nabi-muhammad-yang-wajib-ditiru
Rahmah, Nur M., Zulfa, Arina D., Meylinda, R., & Zahra, H. (2022). Etika Makan
Nabi dalam Perspektif Sains Medis. Prosding Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam
dan Sains, 4, 128—133.
Sukri, Suwardi. (2018). Rahasia Rasulullah Menyunnahkan Mengunyah Makanan. Diakses
pada 14 Mei 2023, dari https://minanews.net/rahasia-rasulullah-menyunnahkan-
mengunyah-makanan/

Anda mungkin juga menyukai