Posisi Bank Indonesia (BI) pada era Soeharto juga tak independen. BI hanya alat
penutup defisit pemerintah. Begitu BI tak bisa membendung gejolak moneter,
maka terjadi krisis dan inflasi tinggi hingga 80 persen. Pada 1998, negara bilateral
pun menarik diri untuk membantu ekonomi Indonesia, yaitu saat krisis sudah tak
terhindarkan. Pertumbuhan ekonomi pun merosot menjadi minus 13,13 persen.
Pada tahun itu, Indonesia menandatangani kesepakatan dengan Badan Moneter
Internasional (IMF). Gelontoran utang dari lembaga ini mensyaratkan sejumlah
perubahan kebijakan ekonomi di segala lini.