Anda di halaman 1dari 21

Ski

Hambatan yang saya alami saat pengembangan ini adalah beberapa anak didik, khususnya anak didik
laki-laki, kurang bersemangat dalam menulis. Bahkan, ada yang pesimis mereka tidak bisa menulis.
Untuk mengatasi hal ini, saya pun menyarankan mereka untuk menulis apa yang mereka sukai. Saya
menyarankan mereka untuk menulis topik game online. E4 Hasil dari pengembangan ini, sebagian
besar anak didik mampu menulis laporan hasil observasi dengan struktur yang lengkap. Bahkan,
saya dibuat kagum dengan anak-anak yang pesimis sebelumnya. Mereka mampu menulis teks laporan
observasi tentang game online dengan sangat detail dan menggunakan istilah-istilah teknis yang tepat.
Walaupun demikian, harus diakui ada pula beberapa anak didik yang masih belum bisa menulis laporan
dengan lengkap. Ceritakan salah satu keputusan penting dalam suatu kegiatan baik di
pekerjaan/organisasi/ komunitas/perkuliahan yang pernah Anda ambil. F1 Apa yang menyebabkan Anda
harus mengambil keputusan tersebut? Apa peran Anda saat itu? Salah satu keputusan penting yang
pernah saya ambil adalah melanjutkan pendidikan di Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Saat
berkuliah, saya sempat ragu untuk melanjutkan kuliah di program studi tersebut karena saya lebih suka
atau tertarik mempelajari bahasa Inggris. Oleh karena itu, saya pernah berpikir untuk pindah ke
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Apalagi, kami diperbolehkan untuk pindah jurusan asalkan
masih di fakultas yang sama. Di tambah lagi, saya melihat ada dua orang di Prodi PBI yang merupakan
pindahan dari Prodi lain. Saya berpikir mungkin saya juga bisa melakukan hal yang sama. Pada akhirnya,
karena beberapa pertimbangan, saya memutuskan untuk tetap melanjutkan pendidikan di Program
Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Adapun salah satu penyebab saya memutuskan hal ini karena saya
merupakan penerima beasiswa yang memiliki batas waktu selama empat tahun dalam menyelesaikan
kuliah. Jika saya pindah jurusan, saya harus mengulang dari semester satu. Dengan perkataan lain, saya
pasti tidak dapat menyelesaikan kuliah dalam kurun waktu empat tahun. Saya khawatir, kedepannya,
tanpa beasiswa saya kekurangan biaya. Untuk itu, saya memutuskan untuk tetap melanjutkan
pendidikan di Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. F2 Bagaimana Anda mengidentifikasi dan
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang permasalahan yang ada? Keputusan saya untuk
melanjutkan pendidikan di Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia diperoleh setelah
mengidentifikasi permasalahan secara mendalam. Pengidentifikasian tersebut saya lakukan dengan cara
berdiskusi dengan teman yang sudah memiliki pengalaman pindah jurusan. Saya menanyakan
pengalaman dia. Saya juga meminta kepada dia untuk menjelaskan proses jika ingin pindah jurusan.
Saya menanyakan pula apa saja kekurangan dan kelebihan yang akan saya dapatkan jika saya pindah
jurusan. Selain itu, saya juga melakukan refleksi diri. Saya berpikir, “Di jurusan Pendidikan Bahasa
Indonesia ini, saya mendapatkan IP yang lumayan memuaskan, lalu bagaimana jika pindah ke jurusan
Bahasa Inggris apakah saya juga akan mendapatkan hal yang sama?” Lagipula, kalau dipikir-pikir saya
juga tidak terlalu pandai bahasa Inggris. Kalau sekedar ingin bisa, saya bisa mempelajarinya melalui
internet. Berdasarkan, pengidentifikasian itu saya memutuskan untuk tetap menyelesaikan pendidikan
di Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia.
F3 Saat mengambil keputusan melanjutkan pendidikan di Program Studi Pendidikan Bahasa
Indonesia, saya mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan yang akan saya dapatkan dari
kedua pilihan yang ada—pilihan untuk tetap menjutkan di Pendidikan Bahasa Inggris dan pilihan
untuk pindah ke Prodi Pendidikan Bahasa Inggris. Saya memiliki beberapa kelebihan jika melanjutkan
pendidikan di Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, di antaranya saya tidak perlu pusing memikirkan biaya
kuliah, asalkan saya lulus tepat waktu. Saya juga yakin bisa memperoleh IPK yang memuaskan karena
berdasarkan IP yang saya dapatkan di semester sebelumnya bisa dibilang lumayan memuaskan dan saya
yakin bisa mempertahankannya. Selain itu, saya sudah memiliki teman yang membuat saya nyaman di
Pendidikan Bahasa Indonesia. Sebaliknya, apabila saya pindah, saya akan mendapatkan beberapa
kekurangan. Salah satunya, saya tidak bisa lulus tepat waktu sehingga saya akan bermasalah dengan
biaya kuliah. Saya juga tidak yakin bisa memperoleh IPK sesuai dengan yang saya inginkan mengingat
kemampuan bahasa Inggris saya yang biasa-biasa saja. Karena pilihan pertama memiliki banyak
kelebihan, saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia.

F4 Setelah melalui pertimbangan yang panjang, saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di
Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia. Saya merasa keputusan yang saya ambil sangat tepat.
Pertimbangan mengenai kelebihan yang saya dapatkan jika melanjutkan studi di Prodi Pendidikan
Bahasa Indonesia pun benar adanya. Saya berhasil lulus tepat waktu dan memperoleh IPK yang lumayan
memuaskan.

G1 Ketika kuliah, saya pernah mendapatkan dua tugas berbeda yang diberikan pada waktu bersamaan.
Peristiwa ini terjadi saat saya berada di semester enam atau tepatnya pada tahun 2019. Saat itu, dosen
dari mata kuliah wawasan kebangsaan dan mata kuliah Teori Demokrasi memberikan tugas membuat
makalah sebagai salah satu tugas final. Tugas tersebut harus dikumpulkan dalam waktu yang
berdekatan. Saat itu, saya lumayan sibuk karena sedang mempersiapkan jurnal skripsi sehingga saya
khawatir tidak dapat mengumpulkannya tepat waktu—padahal tugas yang diberikan sangat krusial. Saya
juga khawatir tidak dapat mengerjakan tugas dengan maksimal mengingat waktu yang saya miliki
terbatas. Sementara itu, bagi saya, merancang langkah-langkaah makalah yang baik membutuhkan
banyak waktu; saya harus menentukan topik terlebih dahulu dan melakukan riset untuk memastikan
tulisan saya logis dan faktual.

G2 Untuk mengerjakan kedua tugas tersebut, saya memikirkan sebuah solusi. Saya tidak bisa
memprioritaskan salah satu, karena keduanya sama-sama penting. Akhirnya, saya menemukan sebuah
solusi yang saya rasa sedikit berisiko, yaitu membuat sebuah makalah untuk dikumpulkan pada dua
mata kuliah. Pengambilan keputusan ini berawal saat saya sedang mencari tema untuk pengerjaan
makalah tersebut Tiba-tiba saya mengingat salah satu masukan dari dosen yang mengatakan bahwa
penulis seharusnya menulis sesuai dengan keahliannya. Saat itu, saya berpikir, “Saya mahasiswa yang
mempelajari pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan seharusnya keahlian saya berkaitan dengan
kehidupan berbangsa dan bernegara harus rukun n”. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk
menulis Makalah yang berjudul Meningkatkan kerukunan hidup berbangsa dan bernegara di
Indonesia di Tengah Maraknya Penggunaan bahasa harus sesuai dengan topiknya Ketika sedang
menulis, saya menyadari bahwa judul makalah saya sangat sesuai dengan tugas mata kuliah
wawasan kebangsaan di Indonesia yang mengharuskan saya untuk menulis artikel bertemakan
kebangsaan

G3 Sebenarnya, untuk menyelesaikan tugas tersebut, saya tidak banyak membutuhkan sumber daya.
Saya hanya membutuhkan waktu saja. Selain itu, pastinya saya membutuhkan koneksi internet dan buku
sebagai rujukan. Buku referensi untuk menulis pun saya sudah memilikinya karena memang saya
sudah sering mempelajari topik tersebut di mata kuliahan ideologi negara dan wawasan
kebangsaan. Apalagi, jurnal skripsi yang saya tulis juga sedikit berkaitan dengan makalah tersebut.
Koneksi internet pun tidak ada masalah. Saya bisa mengakses internet dengan lancar ketika berada di
kampus. Dengan demikian, bisa dikatakan sesudah mendapat solusi—untuk mengumpulkan satu
makalah pada dua mata kuliah yang berbeda—saya tidak memiliki hambatan. Walaupun demikian,
saya memiliki sedikit keraguan. Saya takut apabila kedua dosen tersebut mengetahui saya
mengumpulkan makalah yang sama, mereka akan berpikir saya malas berusaha. Padahal, pada
dasarnya, saya hanya ingin mengerjakan sesuatu dengan efesien dan maksimal. Menurut saya,
lebih baik menulis satu makalah dengan maksimal daripada menulis dua makalah tetapi asal-asalan.

G4 Setelah mengerjakan atau menulis makalah dengan maksimal, saya berhasil menyelesaikannya
tepat waktu. Saya lumayan puas dengan makalah yang sudah saya tulis. Rasa khawatir yang saya alami
pun tidak terjadi; dosen tidak memprotes atau menyuruh saya menulis Makalah lain. Saya juga merasa
cukup lega karena sepertinya makalah saya memperoleh penilaian yang lumayan bagus. Hal ini terbukti
karena saya memperoleh nilai memuaskan di kedua mata kuliah tersebut.

Discover more from:

pendidikan profesi guru (PPG 2022)(PPG 2022)

166 documents

Go to course

jaringan saraf pada kelas 11

jaringan saraf pada kelas 11

pendidikan profesi guru

100% (1)

ESAI - pendiidikan

ESAI - pendiidikan

pendidikan profesi guru


100% (7)

18

RPP 7 Interaksi Manusia Dengan Lingkungan ALAM, Sosial, Budaya DAN Ekonomi

RPP 7 Interaksi Manusia Dengan Lingkungan ALAM, Sosial, Budaya DAN Ekonomi

pendidikan profesi guru

100% (2)

Pdf-lkpd-pereaksi-pembatas compress

Pdf-lkpd-pereaksi-pembatas compress

pendidikan profesi guru

100% (1)

182

Full Book Pengantar Manajemen Pendidikan

Full Book Pengantar Manajemen Pendidikan

pendidikan profesi guru

100% (1)

23

748811-1673357232

748811-1673357232

pendidikan profesi guru

100% (1)

Students also viewed

Asesmen diagnostik asuransi dan lembaga pensiun

Modul Ajar Kimia Kelas X Cut Shentia Samara (Kimia Hijau)

A. Apa itu Design Thinking


Infografis

LKPD Design Thinking - LKPD interaktif

9. MK Inti PK I - proyek kepemimpinan

Related documents

Nurvazillah IPS 4 LK 1 - lk tugas

PPDP UTS Laporan - PPDP

Mulai dari diri. t3

Aksi Nyata TP 3-TBPP - Pemahaman tentang peserta didik

LK 2 Topik 2 MK PPAE

Contoh RPP

Preview text

Essay PPG

A.

Ada berbagai tantangan yang saya hadapi untuk mewujudkan motivasi menjadi seorang guru, baik
ketika saya berkuliah maupun saat saya sudah menjadi guru. Ketika saya berkuliah, saya yang
notabenenya berasal dari keluarga kurang mampu memiliki kendala dari segi ekonomi. Akan tetapi,
syukurnya saya menerima Bidikmisi. Selain itu, saat berkuliah, ada kalanya saya kesulitan untuk mencari
atau membeli buku referensi. Untuk mengatasi hal ini, saya berusaha mencari di perpustakaan-
perpustakaan, di Balai Bahasa, atau pun di situs belanja daring. Akan tetapi, untuk menemukan buku-
buku tersebut terkadang memakan banyak waktu dan beberapa buku harganya lumayan mahal.
Tantangan lainnya adalah lokasi rumah saya yang lumayan jauh dari universitas. Untuk mengatasi hal ini,
tentunya saya harus berangkat lebih awal. Adapun tantangan yang saya hadapi ketika menjadi guru
adalah kurangnya fasilitas sarana dan prasarana sekolah. Di sekolah tempat saya mengajar, sarana
seperti proyektor masih kurang, jumlahnya hanya satu sehingga harus digunakan secara bergiliran.
Untuk mengatasi hal ini, saya harus mencari media lain yang terjangkau. Adapun prasarana, seperti
ruangan kelas, juga masih kurang. Untuk mengatasi hal ini, kami terpaksa menggunakan balai pengajian.

A.
Salah satu kelebihan yang mendukung saya menjadi guru adalah saya suka belajar dan suka mengajar.
Saat kuliah, saya suka menghabiskan waktu di perpustakaan dibandingkan dengan menongkrong di
kantin atau di café. Saya lebih suka mencari berbagai referensi untuk menulis satu makalah
dibandingkan menyalin makalah yang ada di internet. Menurut saya, melalui menulis makalah itulah
saya bisa mempelajari ilmu-ilmu baru secara mendalam dari berbagai sudut pandang. Sebagai anak
pertama dari empat bersaudara saya sering mengajari adik-adik saya. Melalui mengajar, saya merasakan
adanya kepuasan ketika mereka bisa menerima informasi yang saya sampaikan. Sekarang pun, selain
mengajar di sekolah, saya masih suka mengajar adik-adik ataupun adik sepupu saya, misalnya mengajari
mereka membaca, mewarnai, atau berhitung.

A.

Berkat usaha dan kerja keras saya saat berkuliah, saya berhasil lulus tepat waktu. Selain itu, saya juga
memperoleh IPK yang memuaskan. Setelah lulus pun, saya segera mencari pekerjaan. Akhir tahun 2020,
saya diterima di sebuah sekolah, lalu mulai bekerja pada Februari 2021. Sebagai seorang guru, saya
menyadari bahwa saya masih memiliki kekurangan tetapi saya selalu berusaha untuk memperbaikinya.

B.

Untuk mengidentifikasi area yang perlu saya tingkatkan, saya melakukan refleksi diri. Hal ini bertujuan
untuk menemukan kekurangan-kekurangan serta penyebab dari kekurangan tersebut. Contohnya,
melalui refleksi saya menemukan ada siswa yang tidak bersemangat untuk belajar atau bahkan ada yang
tertidur di kelas. Dengan melakukan refleksi pula, saya berusaha untuk menemukan alasan dari kejadian
itu. Setelah menemukan penyebabnya, misalnya, penyebabnya karena mereka bosan dengan metode
ceramah yang saya sampaikan, kedepannya saya akan mengganti dengan metode lain. Area ini—yaitu
metode pembelajaran—perlu saya tingkatkan agar antusiasme dan motivasi belajar siswa juga ikut
meningkat. Dengan demikian, mereka mau menerima materi pembelajaran yang saya sampaikan. Selain
refleksi diri, saya juga mengidentifikasi area yang perlu saya tingkatkan dengan melakukan diskusi
bersama rekan yang lebih berpengalaman. Misalnya, sebelum memasuki kelas, saya akan meminta
pendapat rekan saya mengenai materi yang akan saya sampaikan; apakah hal itu mudah dipahami atau
tidak. Jika ternyata materi yang saya sampaikan sulit dipahami, saya akan meminta saran atau masukan
dari rekan tersebut. Saya rasa, penyampaian materi ini juga perlu saya ditingkatkan agar siswa mampu
memahami dengan baik apa yang saya utarakan sehingga mereka bisa menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.

B Tindakan apa saja yang Anda lakukan untuk mengembangkan diri Anda? Adakah cara-cara di luar
kebiasaan atau berbeda yang Anda lakukan dalam proses pengembangan? Berikan contoh yang spesifik
Untuk mengembangkan diri, saya menyisihkan waktu untuk belajar, baik belajar melalui buku maupun
belajar melalui. Buku yang saya pelajari merupakan buku yang berkaitan dengan belajar-mengajar.
Sebagian besar merupakan buku referensi kuliah saya. Saya juga membaca buku daring yang dapat
diakses melalui internet secara gratis, seperti buku-buku yang disediakan oleh Kemendikbud. Di lain
waktu, saya juga mengakses internet untuk mencari cara kreatif dalam mengajar. Salah satunya dengan
membaca website yang menyajikan informasi seputar dunia pendidikan. Selain itu, saya juga sering
mengakses platform YouTube untuk mencari video-video sebagai media pembelajaran maupun video-
video yang menyajikam informasi tentang pendidikan. Baru-baru ini, saya mengikuti pelatihan daring
melalui platform Zoom. Melalui pelatihan-pelatihan tersebut, saya dapat mengetahui media
pembelajaran yang mudah ditemukan seperti penggunaan sticky note dalam metode Wonderwall dan
penggunaan MyViewboard yang memudahkan dalam penyampaian materi pembelajaran. Saya juga
memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan Tiktok untuk menemukan inspirasi yang biasa
dibagikan oleh guru-guru yang lebih berpengalaman.

B Apa saja tantangan atau kesulitan yang Anda hadapi dalam proses pengembangan diri tersebut?
Bagaimana Anda mengatasinya? Kesulitan yang saya hadapi selama proses pengembangan diri adalah
konsistensi dan manajemen waktu. Meskipun saya menyadari bahwa untuk mewujudkan sesuatu hal
kita harus berusaha secara konsisten, terkadang timbul rasa malas. Selain rasa malas, konsistensi saya
dalam melakukan pengembangan diri juga bisa rusak karena saya lalai dengan kegiatan lain seperti
menonton film. Untuk mengatasi hal ini, saya membuat jadwal khusus untuk menonton, yaitu hanya
pada hari Minggu. Jika saya menyelesaikan pekerjaan saya lebih awal, saya bisa beristirahat lebih
panjang. Sebaliknya, jika saya tidak berhasil menyelesaikan tugas tepat waktu, saya tidak boleh
beristirahat. Dengan cara ini, saya akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu dengan cepat dan
konsisten sehingga saya punya banyak waktu untuk bersantai. Selain sulit untuk konsisten, kesulitan
yang saya hadapi selama proses pengembangan diri adalah susah dalam mengatur waktu. Padahal, saya
sudah merecanakan sesuatu jauh-jauh hari tetapi tetap saja ada hal yang tidak berjalan sesuai dengan
rencana. Apalagi, selain mengajar, terkadang saya juga harus melakukan pekerjaan rumah. Untuk
mengatasi hal ini, saya sering menonton video dari YouTube tentang manajemen waktu. Saya juga
berusaha untuk mengerjakan pekerjaan yang lebih penting terlebih dahulu.

Hasil yang saya peroleh dari pengembangan diri adalah saya menjadi lebih kreatif dalam pembelajaran.
Sekarang, saya mengetahui penggunaan beberapa aplikasi untuk memudahkan belajar-mengajar,
misalnya penggunaan aplikasi MyViewboard. Saya juga lebih kreatif dalam menggunakan media
pembelajaran yang sebenarnya mudah ditemukan, seperti penggunaan media kertas untuk metode
index match card, penggunaan karton pada metode number head together, dan penggunaan sticky note
pada metode first thinking dan the wonderwall. Penggunaan media tersebut membuat siswa lebih
bersemangat untuk belajar.

C1.

Sebenarnya, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini, saya tidak pernah diminta untuk melakukan
sesuatu yang tidak sesuai dengan nilai, etika, pedoman kerja, atau aturan. Akan tetapi, saya pernah
mengalaminnya pada tahun 2016. Kejadian tersebut terjadi pada saya saat saya masih berkuliah. Ada
seorang teman yang mengajak saya untuk membolos. Saat itu, saya—sebagai mahasiswa penerima
Bidikmisi— tinggal di asrama dan satu kamar dengan tiga teman lainnya. Pada hari itu, hujan sedang
turun. Salah satu dari teman saya menyeletuk bahwa hujan-hujan seperti lebih baik digunakan untuk
tidur saja. Saat itu, hujan memang lumayan deras. Selain enak untuk tidur, susah juga menuju kampus
karena kami biasanya menggunakan sepeda motor. Teman saya kemudian melanjutkan, dengan
setengah bercanda, dia mengajak kami untuk membolos kuliah. Saya bertanya kepada dia untuk
memastikan apakah dia benar-benar ingin membolos. Ternyata, dia mengiyakan. Kalau saya tidak salah
ingat, dia berkata bahwa dia malas ke kampus dan dia juga kurang tertarik dengan mata kuliah pada hari
itu. Tak butuh waktu lama, teman saya yang lain pun menyetujui untuk bolos. Artinya, sudah dua orang
yang setuju untuk membolos, sisa saya dan satu teman saya satu lagi yang belum mengambil keputusan.
Saya pun kembali bertanya pada teman itu. Syukurnya, teman saya tidak ingin membolos sehingga saya
tidak sendirian ke kampus.

Salah satu pengembangan yang saya lakukan adalah mengajarkan keterampilan menulis kepada anak
didik. Sebenarnya, mengajarkan menulis sudah biasa saya lakukan. Setidaknya, setiap bab dari materi
yang diajarkan di sekolah pasti ada materi keterampilan menulis. Pada Agustus 2022, saya mengajarkan
anak didik kelas IX untuk menulis teks laporan hasil observasi. Adapun topik yang saya berikan adalah
sikap-sikap siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Saya memilih topik ini karena mudah untuk
diobservasi dan memang sudah menjadi bagian dari hidup mereka sebagai seorang siswa. Untuk menulis
teks ini, saya memberikan waktu selama kurang lebih seminggu untuk mengamati sikap dari kawan-
kawan mereka ketika belajar. Saya meminta mereka untuk menulis poin-poin penting yang mereka
amati pada secarik kertas. Kemudian, setelah memperoleh seluruh data yang dibutuhkan, saya
mengarahkan untuk menuliskannya dalam bentuk teks yang minimal terdiri atas tiga paragraf dengan
struktur yang lengkap. Agar lebih jelas, saya mengatakan pada mereka untuk mengisi paragraf pertama
dengan pengertian sikap dan pengelompokan sikap siswa, paragraf kedua berisi penjabaran sikap-sikap
yang sudah dikelompokkan sebelumnya, dan paragraf ketiga diisi dengan kesimpulan, manfaat atau
dampak dari sikap-sikap yang dimiliki siswa terhadap proses proses belajar mengajar. Meskipun
demikian, saya juga membebaskan anak didik yang ingin menulis topik lain sehingga ada di antara
mereka yang menulis laporan yang berjudul Game Online yang Digemari di Indonesia.
E

Yang menjadi fokus pengembangan adalah meningkatkan kemampuan anak didik dalam menulis dengan
menggunakan kaidah kebahasaan yang benar serta mampu melaporkan sesuatu secara faktual. Saya
menyadari bahwa banyak sekali anak didik yang maish mengabaikan kaidah kebahasaan ketika menulis,
misalnya mereka tidak menggunakan huruf kapital di awal kalimat, menggunakan konjungsi intrakalimat
di awal kalimat, belum bisa membedakan penulisan di yang harus dipisah dan di yang harus dirangkai,
bahkan ada di antara mereka yang masih bingung dalam penggunaan tanda titik (.) dan tanda koma (,).
Untuk itu, saya ingin anak didik bisa lebih meningkatkan kemampuan mereka dalam menulis. Selain itu,
sesuai dengan materi teks laporan percobaan, fokus pengembangan lainnya adalah anak-anak
diharapkan bisa melaporkan apa yang mereka amati ke dalam sebuah teks secara apa adanya dan tidak
dilebih-lebihkan. Ada beberapa kesepakatan yang saya buat saat melakukan pengembangan.
Kesepakatan pertama, teks laporan yang ditulis harus original karya anak didik, tidak boleh menyalin
teks yang ada di internet dan tidak boleh menyontek punya teman. Kesepakatan kedua, teks harus
ditulis berdasarkan fakta yang ada (faktual) dan tidak memihak atau menulis yang bagus-bagus saja.
Kesepakatan ketiga, teks minimal terdiri atas tiga paragraf dengan struktur yang lengkap. Kesepakatan
keempat, teks ditulis di kelas dalam kurun waktu yang ditentukan. Dengan kesepakatan tersebut,
diharapkan anak didik lebih terarah dan jujur dalam menulis teks laporan hasil observasi.

Langkah-langkah pengembangan yang saya lakukan bersama anak didik adalah menentukan tema
laporan, mengumpulkan fakta, menyusun kerangka laporan, dan mengembangkan laporan secara utuh.
Saya mengingatkan kepada anak didik untuk menentukan tema yang sesuai dengan teks laporan hasil
observasi, jangan sampai mereka terkecoh dengan teks deskripsi yang memang lumayan mirip. Saya
juga meminta mereka untuk menentukan tema yang berkaitan dengan tiga kategori, yaitu fenomena
alam, peristiwa budaya, dan kondisi sosial. Setelah berdiskusi, saya pun memberi pilihan kepada mereka
untuk menulis laporan dengan topik kondisi sosial di bidang pendidikan, yaitu sikap siswa dalam proses
mengajar. Saya menambahkan, mereka bisa memilih topik lain, asalkan berkaitan dengan tiga kategori
tersebut. Sesudah menentukan tema, saya meminta mereka untuk mengumpul fakta dengan melakukan
pengamatan/observasi selama seminggu mengenai sikap teman-teman mereka ketika belajar langsung.
Pengamatan dapat dilakukan di dalam kelas mereka. Saya mengingatkan mereka untuk tidak melakukan
pengamatan terlalu intensif sehingga dapat menggangu mereka belajar. Sebagai solusinya, mereka
dapat menambahkan fakta-fakta yang sudah mereka temukan dari pengalaman-pengalaman
sebelumnya. Selanjutnya, saya meminta mereka untuk menyusun kerangka laporan. Kerangka laporan
ini harus terdiri atas tiga struktur yang sudah dipelajari sebelumnya. Setelah menyiapkan kerangka, saya
membimbing anak didik untuk mengembangkan laporan secara utuh. Saya juga mengingatkan mereka
untuk menulis laporan apa adanya dan memperhatikan kaidah kebahasaan yang juga sudah dipelajari
pada pertemuan sebelumnya.

Hambatan yang saya alami saat pengembangan ini adalah beberapa anak didik, khususnya anak didik
laki-laki, kurang bersemangat dalam menulis. Bahkan, ada yang pesimis mereka tidak bisa menulis.
Untuk mengatasi hal ini, saya pun menyarankan mereka untuk menulis apa yang mereka sukai. Saya
menyarankan mereka untuk menulis topik game online.

Hasil dari pengembangan ini, sebagian besar anak didik mampu menulis laporan hasil observasi dengan
struktur yang lengkap. Bahkan, saya dibuat kagum dengan anak-anak yang pesimis sebelumnya. Mereka
mampu menulis teks laporan observasi tentang game online dengan sangat detail dan menggunakan
istilah-istilah teknis yang tepat. Walaupun demikian, harus diakui ada pula beberapa anak didik yang
masih belum bisa menulis laporan dengan lengkap.

Ceritakan salah satu keputusan penting dalam suatu kegiatan baik di pekerjaan/organisasi/

komunitas/perkuliahan yang pernah Anda ambil.

F1 Apa yang menyebabkan Anda harus mengambil keputusan tersebut? Apa peran Anda saat itu?

Salah satu keputusan penting yang pernah saya ambil adalah melanjutkan pendidikan di Program Studi
Pendidikan Bahasa Indonesia. Saat berkuliah, saya sempat ragu untuk melanjutkan kuliah di program
studi tersebut karena saya lebih suka atau tertarik mempelajari bahasa Inggris. Oleh karena itu, saya
pernah berpikir untuk pindah ke Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Apalagi, kami diperbolehkan
untuk pindah jurusan asalkan masih di fakultas yang sama. Di tambah lagi, saya melihat ada dua orang di
Prodi PBI yang merupakan pindahan dari Prodi lain. Saya berpikir mungkin saya juga bisa melakukan hal
yang sama. Pada akhirnya, karena beberapa pertimbangan, saya memutuskan untuk tetap melanjutkan
pendidikan di Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Adapun salah satu penyebab saya
memutuskan hal ini karena saya merupakan penerima beasiswa yang memiliki batas waktu selama
empat tahun dalam menyelesaikan kuliah. Jika saya pindah jurusan, saya harus mengulang dari semester
satu. Dengan perkataan lain, saya pasti tidak dapat menyelesaikan kuliah dalam kurun waktu empat
tahun. Saya khawatir, kedepannya, tanpa beasiswa saya kekurangan biaya. Untuk itu, saya memutuskan
untuk tetap melanjutkan pendidikan di Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia.
F2 Bagaimana Anda mengidentifikasi dan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang
permasalahan yang ada? Keputusan saya untuk melanjutkan pendidikan di Program Studi Pendidikan
Bahasa Indonesia diperoleh setelah mengidentifikasi permasalahan secara mendalam.
Pengidentifikasian tersebut saya lakukan dengan cara berdiskusi dengan teman yang sudah memiliki
pengalaman pindah jurusan. Saya menanyakan pengalaman dia. Saya juga meminta kepada dia untuk
menjelaskan proses jika ingin pindah jurusan. Saya menanyakan pula apa saja kekurangan dan kelebihan
yang akan saya dapatkan jika saya pindah jurusan. Selain itu, saya juga melakukan refleksi diri. Saya
berpikir, “Di jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia ini, saya mendapatkan IP yang lumayan memuaskan,
lalu bagaimana jika pindah ke jurusan Bahasa Inggris apakah saya juga akan mendapatkan hal yang
sama?” Lagipula, kalau dipikir-pikir saya juga tidak terlalu pandai bahasa Inggris. Kalau sekedar ingin
bisa, saya bisa mempelajarinya melalui internet. Berdasarkan, pengidentifikasian itu saya memutuskan
untuk tetap menyelesaikan pendidikan di Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia.

F4

Saat mengambil keputusan melanjutkan pendidikan di Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, saya
mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan yang akan saya dapatkan dari kedua pilihan yang ada—
pilihan untuk tetap menjutkan di Pendidikan Bahasa Inggris dan pilihan untuk pindah ke Prodi
Pendidikan Bahasa Inggris. Saya memiliki beberapa kelebihan jika melanjutkan pendidikan di Prodi
Pendidikan Bahasa Indonesia, di antaranya saya tidak perlu pusing memikirkan biaya kuliah, asalkan saya
lulus tepat waktu. Saya juga yakin bisa memperoleh IPK yang memuaskan karena berdasarkan IP yang
saya dapatkan di semester sebelumnya bisa dibilang lumayan memuaskan dan saya yakin bisa
mempertahankannya. Selain itu, saya sudah memiliki teman yang membuat saya nyaman di Pendidikan
Bahasa Indonesia. Sebaliknya, apabila saya pindah, saya akan mendapatkan beberapa kekurangan. Salah
satunya, saya tidak bisa lulus tepat waktu sehingga saya akan bermasalah dengan biaya kuliah. Saya juga
tidak yakin bisa memperoleh IPK sesuai dengan yang saya inginkan mengingat kemampuan bahasa
Inggris saya yang biasa-biasa saja. Karena pilihan pertama memiliki banyak kelebihan, saya memutuskan
untuk melanjutkan pendidikan di Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia.

Setelah melalui pertimbangan yang panjang, saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Prodi
Pendidikan Bahasa Indonesia. Saya merasa keputusan yang saya ambil sangat tepat. Pertimbangan
mengenai kelebihan yang saya dapatkan jika melanjutkan studi di Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia
pun benar adanya. Saya berhasil lulus tepat waktu dan memperoleh IPK yang lumayan memuaskan.
G1 Ketika kuliah, saya pernah mendapatkan dua tugas berbeda yang diberikan pada waktu bersamaan.
Peristiwa ini terjadi saat saya berada di semester enam atau tepatnya pada tahun 2019. Saat itu, dosen
dari mata kuliah Penulisan Kreatif dan mata kuliah Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dan Sastra
Indonesia memberikan tugas menulis artikel sebagai salah satu tugas final. Tugas tersebut harus
dikumpulkan dalam waktu yang berdekatan. Saat itu, saya lumayan sibuk karena sedang
mempersiapkan jurnal skripsi sehingga saya khawatir tidak dapat mengumpulkannya tepat waktu—
padahal tugas yang diberikan sangat krusial. Saya juga khawatir tidak dapat mengerjakan tugas dengan
maksimal mengingat waktu yang saya miliki terbatas. Sementara itu, bagi saya, menulis membutuhkan
banyak waktu; saya harus menentukan topik terlebih dahulu dan melakukan riset untuk memastikan
tulisan saya logis dan faktual. G2 Untuk mengerjakan kedua tugas tersebut, saya memikirkan sebuah
solusi. Saya tidak bisa memprioritaskan salah satu, karena keduanya sama-sama penting. Akhirnya,
saya menemukan sebuah solusi yang saya rasa sedikit berisiko, yaitu menulis satu artikel untuk
dikumpulkan pada dua mata kuliah. Pengambilan keputusan ini berawal saat saya sedang mencari tema
untuk artikel Penulisan Kreatif. Tiba-tiba saya mengingat salah satu masukan dari dosen yang
mengatakan bahwa penulis seharusnya menulis sesuai dengan keahliannya. Saat itu, saya berpikir, “Saya
mahasiswa yang mempelajari bahasa Indonesia, seharusnya keahlian saya berkaitan dengan
kebahasaan”. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk menulis artikel yang berjudul
Meningkatkan Minat Berbahasa Indonesia di Tengah Maraknya Penggunaan Bahasa Inggris. Ketika
sedang menulis, saya menyadari bahwa judul artikel saya sangat sesuai dengan tugas mata kuliah
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia yang mengharuskan saya untuk
menulis artikel bertemakan kebahasaan. G3 Sebenarnya, untuk menyelesaikan tugas tersebut, saya
tidak banyak membutuhkan sumber daya. Saya hanya membutuhkan waktu saja. Selain itu, pastinya
saya membutuhkan koneksi internet dan buku sebagai rujukan. Buku referensi untuk menulis pun saya
sudah memilikinya karena memang saya sudah sering mempelajari topik tersebut di mata kuliah
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia. Apalagi, jurnal skripsi yang saya tulis juga
sedikit berkaitan dengan artikel tersebut. Koneksi internet pun tidak ada masalah. Saya bisa mengakses
internet dengan lancar ketika berada di kampus. Dengan demikian, bisa dikatakan sesudah mendapat
solusi—untuk mengumpulkan satu artikel pada dua mata kuliah yang berbeda—saya tidak
memiliki hambatan. Walaupun demikian, saya memiliki sedikit keraguan. Saya takut apabila kedua
dosen tersebut mengetahui saya mengumpulkan artikel yang sama, mereka akan berpikir saya
malas berusaha. Padahal, pada dasarnya, saya hanya ingin mengerjakan sesuatu dengan efesien
dan maksimal. Menurut saya, lebih baik menulis satu artikel dengan maksimal daripada menulis
dua artikel tetapi asal-asalan. G4 Setelah mengerjakan atau menulis artikel dengan maksimal, saya
berhasil menyelesaikannya tepat waktu. Saya lumayan puas dengan artikel yang sudah saya tulis. Rasa
khawatir yang saya alami pun tidak terjadi; dosen tidak memprotes atau menyuruh saya menulis artikel
lain. Saya juga merasa cukup lega karena sepertinya artikel saya memperoleh penilaian yang lumayan
bagus. Hal ini terbukti karena saya memperoleh nilai memuaskan di kedua mata kuliah tersebut.

Discover more from:

pendidikan profesi guru (PPG 2022)(PPG 2022)

166 documents

Go to course

jaringan saraf pada kelas 11


jaringan saraf pada kelas 11

pen

A.

Ada berbagai tantangan yang saya hadapi untuk mewujudkan motivasi menjadi seorang guru, baik
ketika saya berkuliah maupun saat saya sudah menjadi guru. Ketika saya berkuliah, saya yang
notabenenya berasal dari keluarga kurang mampu memiliki kendala dari segi ekonomi. Akan tetapi,
syukurnya saya menerima Bidikmisi. Selain itu, saat berkuliah, ada kalanya saya kesulitan untuk mencari
atau membeli buku referensi. Untuk mengatasi hal ini, saya berusaha mencari di perpustakaan-
perpustakaan, di Balai Bahasa, atau pun di situs belanja daring. Akan tetapi, untuk menemukan buku-
buku tersebut terkadang memakan banyak waktu dan beberapa buku harganya lumayan mahal.
Tantangan lainnya adalah lokasi rumah saya yang lumayan jauh dari universitas. Untuk mengatasi hal ini,
tentunya saya harus berangkat lebih awal. Adapun tantangan yang saya hadapi ketika menjadi guru
adalah kurangnya fasilitas sarana dan prasarana sekolah. Di sekolah tempat saya mengajar, sarana
seperti proyektor masih kurang, jumlahnya hanya satu sehingga harus digunakan secara bergiliran.
Untuk mengatasi hal ini, saya harus mencari media lain yang terjangkau. Adapun prasarana, seperti
ruangan kelas, juga masih kurang. Untuk mengatasi hal ini, kami terpaksa menggunakan balai pengajian.

A.

Salah satu kelebihan yang mendukung saya menjadi guru adalah saya suka belajar dan suka mengajar.
Saat kuliah, saya suka menghabiskan waktu di perpustakaan dibandingkan dengan menongkrong di
kantin atau di café. Saya lebih suka mencari berbagai referensi untuk menulis satu makalah
dibandingkan menyalin makalah yang ada di internet. Menurut saya, melalui menulis makalah itulah
saya bisa mempelajari ilmu-ilmu baru secara mendalam dari berbagai sudut pandang. Sebagai anak
pertama dari empat bersaudara saya sering mengajari adik-adik saya. Melalui mengajar, saya merasakan
adanya kepuasan ketika mereka bisa menerima informasi yang saya sampaikan. Sekarang pun, selain
mengajar di sekolah, saya masih suka mengajar adik-adik ataupun adik sepupu saya, misalnya mengajari
mereka membaca, mewarnai, atau berhitung.

A.
Berkat usaha dan kerja keras saya saat berkuliah, saya berhasil lulus tepat waktu. Selain itu, saya juga
memperoleh IPK yang memuaskan. Setelah lulus pun, saya segera mencari pekerjaan. Akhir tahun 2020,
saya diterima di sebuah sekolah, lalu mulai bekerja pada Februari 2021. Sebagai seorang guru, saya
menyadari bahwa saya masih memiliki kekurangan tetapi saya selalu berusaha untuk memperbaikinya.

B.

Untuk mengidentifikasi area yang perlu saya tingkatkan, saya melakukan refleksi diri. Hal ini bertujuan
untuk menemukan kekurangan-kekurangan serta penyebab dari kekurangan tersebut. Contohnya,
melalui refleksi saya menemukan ada siswa yang tidak bersemangat untuk belajar atau bahkan ada yang
tertidur di kelas. Dengan melakukan refleksi pula, saya berusaha untuk menemukan alasan dari kejadian
itu. Setelah menemukan penyebabnya, misalnya, penyebabnya karena mereka bosan dengan metode
ceramah yang saya sampaikan, kedepannya saya akan mengganti dengan metode lain. Area ini—yaitu
metode pembelajaran—perlu saya tingkatkan agar antusiasme dan motivasi belajar siswa juga ikut
meningkat. Dengan demikian, mereka mau menerima materi pembelajaran yang saya sampaikan. Selain
refleksi diri, saya juga mengidentifikasi area yang perlu saya tingkatkan dengan melakukan diskusi
bersama rekan yang lebih berpengalaman. Misalnya, sebelum memasuki kelas, saya akan meminta
pendapat rekan saya mengenai materi yang akan saya sampaikan; apakah hal itu mudah dipahami atau
tidak. Jika ternyata materi yang saya sampaikan sulit dipahami, saya akan meminta saran atau masukan
dari rekan tersebut. Saya rasa, penyampaian materi ini juga perlu saya ditingkatkan agar siswa mampu
memahami dengan baik apa yang saya utarakan sehingga mereka bisa menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.

B Tindakan apa saja yang Anda lakukan untuk mengembangkan diri Anda? Adakah cara-cara di luar
kebiasaan atau berbeda yang Anda lakukan dalam proses pengembangan? Berikan contoh yang spesifik
Untuk mengembangkan diri, saya menyisihkan waktu untuk belajar, baik belajar melalui buku maupun
belajar melalui. Buku yang saya pelajari merupakan buku yang berkaitan dengan belajar-mengajar.
Sebagian besar merupakan buku referensi kuliah saya. Saya juga membaca buku daring yang dapat
diakses melalui internet secara gratis, seperti buku-buku yang disediakan oleh Kemendikbud. Di lain
waktu, saya juga mengakses internet untuk mencari cara kreatif dalam mengajar. Salah satunya dengan
membaca website yang menyajikan informasi seputar dunia pendidikan. Selain itu, saya juga sering
mengakses platform YouTube untuk mencari video-video sebagai media pembelajaran maupun video-
video yang menyajikam informasi tentang pendidikan. Baru-baru ini, saya mengikuti pelatihan daring
melalui platform Zoom. Melalui pelatihan-pelatihan tersebut, saya dapat mengetahui media
pembelajaran yang mudah ditemukan seperti penggunaan sticky note dalam metode Wonderwall dan
penggunaan MyViewboard yang memudahkan dalam penyampaian materi pembelajaran. Saya juga
memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan Tiktok untuk menemukan inspirasi yang biasa
dibagikan oleh guru-guru yang lebih berpengalaman.
B Apa saja tantangan atau kesulitan yang Anda hadapi dalam proses pengembangan diri tersebut?
Bagaimana Anda mengatasinya? Kesulitan yang saya hadapi selama proses pengembangan diri adalah
konsistensi dan manajemen waktu. Meskipun saya menyadari bahwa untuk mewujudkan sesuatu hal
kita harus berusaha secara konsisten, terkadang timbul rasa malas. Selain rasa malas, konsistensi saya
dalam melakukan pengembangan diri juga bisa rusak karena saya lalai dengan kegiatan lain seperti
menonton film. Untuk mengatasi hal ini, saya membuat jadwal khusus untuk menonton, yaitu hanya
pada hari Minggu. Jika saya menyelesaikan pekerjaan saya lebih awal, saya bisa beristirahat lebih
panjang. Sebaliknya, jika saya tidak berhasil menyelesaikan tugas tepat waktu, saya tidak boleh
beristirahat. Dengan cara ini, saya akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu dengan cepat dan
konsisten sehingga saya punya banyak waktu untuk bersantai. Selain sulit untuk konsisten, kesulitan
yang saya hadapi selama proses pengembangan diri adalah susah dalam mengatur waktu. Padahal, saya
sudah merecanakan sesuatu jauh-jauh hari tetapi tetap saja ada hal yang tidak berjalan sesuai dengan
rencana. Apalagi, selain mengajar, terkadang saya juga harus melakukan pekerjaan rumah. Untuk
mengatasi hal ini, saya sering menonton video dari YouTube tentang manajemen waktu. Saya juga
berusaha untuk mengerjakan pekerjaan yang lebih penting terlebih dahulu.

Hasil yang saya peroleh dari pengembangan diri adalah saya menjadi lebih kreatif dalam pembelajaran.
Sekarang, saya mengetahui penggunaan beberapa aplikasi untuk memudahkan belajar-mengajar,
misalnya penggunaan aplikasi MyViewboard. Saya juga lebih kreatif dalam menggunakan media
pembelajaran yang sebenarnya mudah ditemukan, seperti penggunaan media kertas untuk metode
index match card, penggunaan karton pada metode number head together, dan penggunaan sticky note
pada metode first thinking dan the wonderwall. Penggunaan media tersebut membuat siswa lebih
bersemangat untuk belajar.

C1.

Sebenarnya, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini, saya tidak pernah diminta untuk melakukan
sesuatu yang tidak sesuai dengan nilai, etika, pedoman kerja, atau aturan. Akan tetapi, saya pernah
mengalaminnya pada tahun 2016. Kejadian tersebut terjadi pada saya saat saya masih berkuliah. Ada
seorang teman yang mengajak saya untuk membolos. Saat itu, saya—sebagai mahasiswa penerima
Bidikmisi— tinggal di asrama dan satu kamar dengan tiga teman lainnya. Pada hari itu, hujan sedang
turun. Salah satu dari teman saya menyeletuk bahwa hujan-hujan seperti lebih baik digunakan untuk
tidur saja. Saat itu, hujan memang lumayan deras. Selain enak untuk tidur, susah juga menuju kampus
karena kami biasanya menggunakan sepeda motor. Teman saya kemudian melanjutkan, dengan
setengah bercanda, dia mengajak kami untuk membolos kuliah. Saya bertanya kepada dia untuk
memastikan apakah dia benar-benar ingin membolos. Ternyata, dia mengiyakan. Kalau saya tidak salah
ingat, dia berkata bahwa dia malas ke kampus dan dia juga kurang tertarik dengan mata kuliah pada hari
itu. Tak butuh waktu lama, teman saya yang lain pun menyetujui untuk bolos. Artinya, sudah dua orang
yang setuju untuk membolos, sisa saya dan satu teman saya satu lagi yang belum mengambil keputusan.
Saya pun kembali bertanya pada teman itu. Syukurnya, teman saya tidak ingin membolos sehingga saya
tidak sendirian ke kampus.

Salah satu pengembangan yang saya lakukan adalah mengajarkan keterampilan menulis kepada anak
didik. Sebenarnya, mengajarkan menulis sudah biasa saya lakukan. Setidaknya, setiap bab dari materi
yang diajarkan di sekolah pasti ada materi keterampilan menulis. Pada Agustus 2022, saya mengajarkan
anak didik kelas IX untuk menulis teks laporan hasil observasi. Adapun topik yang saya berikan adalah
sikap-sikap siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Saya memilih topik ini karena mudah untuk
diobservasi dan memang sudah menjadi bagian dari hidup mereka sebagai seorang siswa. Untuk menulis
teks ini, saya memberikan waktu selama kurang lebih seminggu untuk mengamati sikap dari kawan-
kawan mereka ketika belajar. Saya meminta mereka untuk menulis poin-poin penting yang mereka
amati pada secarik kertas. Kemudian, setelah memperoleh seluruh data yang dibutuhkan, saya
mengarahkan untuk menuliskannya dalam bentuk teks yang minimal terdiri atas tiga paragraf dengan
struktur yang lengkap. Agar lebih jelas, saya mengatakan pada mereka untuk mengisi paragraf pertama
dengan pengertian sikap dan pengelompokan sikap siswa, paragraf kedua berisi penjabaran sikap-sikap
yang sudah dikelompokkan sebelumnya, dan paragraf ketiga diisi dengan kesimpulan, manfaat atau
dampak dari sikap-sikap yang dimiliki siswa terhadap proses proses belajar mengajar. Meskipun
demikian, saya juga membebaskan anak didik yang ingin menulis topik lain sehingga ada di antara
mereka yang menulis laporan yang berjudul Game Online yang Digemari di Indonesia.

Yang menjadi fokus pengembangan adalah meningkatkan kemampuan anak didik dalam menulis dengan
menggunakan kaidah kebahasaan yang benar serta mampu melaporkan sesuatu secara faktual. Saya
menyadari bahwa banyak sekali anak didik yang maish mengabaikan kaidah kebahasaan ketika menulis,
misalnya mereka tidak menggunakan huruf kapital di awal kalimat, menggunakan konjungsi intrakalimat
di awal kalimat, belum bisa membedakan penulisan di yang harus dipisah dan di yang harus dirangkai,
bahkan ada di antara mereka yang masih bingung dalam penggunaan tanda titik (.) dan tanda koma (,).
Untuk itu, saya ingin anak didik bisa lebih meningkatkan kemampuan mereka dalam menulis. Selain itu,
sesuai dengan materi teks laporan percobaan, fokus pengembangan lainnya adalah anak-anak
diharapkan bisa melaporkan apa yang mereka amati ke dalam sebuah teks secara apa adanya dan tidak
dilebih-lebihkan. Ada beberapa kesepakatan yang saya buat saat melakukan pengembangan.
Kesepakatan pertama, teks laporan yang ditulis harus original karya anak didik, tidak boleh menyalin
teks yang ada di internet dan tidak boleh menyontek punya teman. Kesepakatan kedua, teks harus
ditulis berdasarkan fakta yang ada (faktual) dan tidak memihak atau menulis yang bagus-bagus saja.
Kesepakatan ketiga, teks minimal terdiri atas tiga paragraf dengan struktur yang lengkap. Kesepakatan
keempat, teks ditulis di kelas dalam kurun waktu yang ditentukan. Dengan kesepakatan tersebut,
diharapkan anak didik lebih terarah dan jujur dalam menulis teks laporan hasil observasi.

Langkah-langkah pengembangan yang saya lakukan bersama anak didik adalah menentukan tema
laporan, mengumpulkan fakta, menyusun kerangka laporan, dan mengembangkan laporan secara utuh.
Saya mengingatkan kepada anak didik untuk menentukan tema yang sesuai dengan teks laporan hasil
observasi, jangan sampai mereka terkecoh dengan teks deskripsi yang memang lumayan mirip. Saya
juga meminta mereka untuk menentukan tema yang berkaitan dengan tiga kategori, yaitu fenomena
alam, peristiwa budaya, dan kondisi sosial. Setelah berdiskusi, saya pun memberi pilihan kepada mereka
untuk menulis laporan dengan topik kondisi sosial di bidang pendidikan, yaitu sikap siswa dalam proses
mengajar. Saya menambahkan, mereka bisa memilih topik lain, asalkan berkaitan dengan tiga kategori
tersebut. Sesudah menentukan tema, saya meminta mereka untuk mengumpul fakta dengan melakukan
pengamatan/observasi selama seminggu mengenai sikap teman-teman mereka ketika belajar langsung.
Pengamatan dapat dilakukan di dalam kelas mereka. Saya mengingatkan mereka untuk tidak melakukan
pengamatan terlalu intensif sehingga dapat menggangu mereka belajar. Sebagai solusinya, mereka
dapat menambahkan fakta-fakta yang sudah mereka temukan dari pengalaman-pengalaman
sebelumnya. Selanjutnya, saya meminta mereka untuk menyusun kerangka laporan. Kerangka laporan
ini harus terdiri atas tiga struktur yang sudah dipelajari sebelumnya. Setelah menyiapkan kerangka, saya
membimbing anak didik untuk mengembangkan laporan secara utuh. Saya juga mengingatkan mereka
untuk menulis laporan apa adanya dan memperhatikan kaidah kebahasaan yang juga sudah dipelajari
pada pertemuan sebelumnya.

Hambatan yang saya alami saat pengembangan ini adalah beberapa anak didik, khususnya anak didik
laki-laki, kurang bersemangat dalam menulis. Bahkan, ada yang pesimis mereka tidak bisa menulis.
Untuk mengatasi hal ini, saya pun menyarankan mereka untuk menulis apa yang mereka sukai. Saya
menyarankan mereka untuk menulis topik game online.

E
Hasil dari pengembangan ini, sebagian besar anak didik mampu menulis laporan hasil observasi dengan
struktur yang lengkap. Bahkan, saya dibuat kagum dengan anak-anak yang pesimis sebelumnya. Mereka
mampu menulis teks laporan observasi tentang game online dengan sangat detail dan menggunakan
istilah-istilah teknis yang tepat. Walaupun demikian, harus diakui ada pula beberapa anak didik yang
masih belum bisa menulis laporan dengan lengkap.

Ceritakan salah satu keputusan penting dalam suatu kegiatan baik di pekerjaan/organisasi/

komunitas/perkuliahan yang pernah Anda ambil.

F1 Apa yang menyebabkan Anda harus mengambil keputusan tersebut? Apa peran Anda saat itu?

Salah satu keputusan penting yang pernah saya ambil adalah melanjutkan pendidikan di Program Studi
Pendidikan Bahasa Indonesia. Saat berkuliah, saya sempat ragu untuk melanjutkan kuliah di program
studi tersebut karena saya lebih suka atau tertarik mempelajari bahasa Inggris. Oleh karena itu, saya
pernah berpikir untuk pindah ke Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Apalagi, kami diperbolehkan
untuk pindah jurusan asalkan masih di fakultas yang sama. Di tambah lagi, saya melihat ada dua orang di
Prodi PBI yang merupakan pindahan dari Prodi lain. Saya berpikir mungkin saya juga bisa melakukan hal
yang sama. Pada akhirnya, karena beberapa pertimbangan, saya memutuskan untuk tetap melanjutkan
pendidikan di Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Adapun salah satu penyebab saya
memutuskan hal ini karena saya merupakan penerima beasiswa yang memiliki batas waktu selama
empat tahun dalam menyelesaikan kuliah. Jika saya pindah jurusan, saya harus mengulang dari semester
satu. Dengan perkataan lain, saya pasti tidak dapat menyelesaikan kuliah dalam kurun waktu empat
tahun. Saya khawatir, kedepannya, tanpa beasiswa saya kekurangan biaya. Untuk itu, saya memutuskan
untuk tetap melanjutkan pendidikan di Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia.

F2 Bagaimana Anda mengidentifikasi dan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang
permasalahan yang ada? Keputusan saya untuk melanjutkan pendidikan di Program Studi Pendidikan
Bahasa Indonesia diperoleh setelah mengidentifikasi permasalahan secara mendalam.
Pengidentifikasian tersebut saya lakukan dengan cara berdiskusi dengan teman yang sudah memiliki
pengalaman pindah jurusan. Saya menanyakan pengalaman dia. Saya juga meminta kepada dia untuk
menjelaskan proses jika ingin pindah jurusan. Saya menanyakan pula apa saja kekurangan dan kelebihan
yang akan saya dapatkan jika saya pindah jurusan. Selain itu, saya juga melakukan refleksi diri. Saya
berpikir, “Di jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia ini, saya mendapatkan IP yang lumayan memuaskan,
lalu bagaimana jika pindah ke jurusan Bahasa Inggris apakah saya juga akan mendapatkan hal yang
sama?” Lagipula, kalau dipikir-pikir saya juga tidak terlalu pandai bahasa Inggris. Kalau sekedar ingin
bisa, saya bisa mempelajarinya melalui internet. Berdasarkan, pengidentifikasian itu saya memutuskan
untuk tetap menyelesaikan pendidikan di Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia.
F

Saat mengambil keputusan melanjutkan pendidikan di Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, saya
mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan yang akan saya dapatkan dari kedua pilihan yang ada—
pilihan untuk tetap menjutkan di Pendidikan Bahasa Inggris dan pilihan untuk pindah ke Prodi
Pendidikan Bahasa Inggris. Saya memiliki beberapa kelebihan jika melanjutkan pendidikan di Prodi
Pendidikan Bahasa Indonesia, di antaranya saya tidak perlu pusing memikirkan biaya kuliah, asalkan saya
lulus tepat waktu. Saya juga yakin bisa memperoleh IPK yang memuaskan karena berdasarkan IP yang
saya dapatkan di semester sebelumnya bisa dibilang lumayan memuaskan dan saya yakin bisa
mempertahankannya. Selain itu, saya sudah memiliki teman yang membuat saya nyaman di Pendidikan
Bahasa Indonesia. Sebaliknya, apabila saya pindah, saya akan mendapatkan beberapa kekurangan. Salah
satunya, saya tidak bisa lulus tepat waktu sehingga saya akan bermasalah dengan biaya kuliah. Saya juga
tidak yakin bisa memperoleh IPK sesuai dengan yang saya inginkan mengingat kemampuan bahasa
Inggris saya yang biasa-biasa saja. Karena pilihan pertama memiliki banyak kelebihan, saya memutuskan
untuk melanjutkan pendidikan di Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia.

English

Indonesia

Company

About Us

Ask AI

Studocu World University Ranking 2023

E-Learning Statistics

Doing Good

Academic Integrity

Jobs

Blog
Dutch Website

Contact & Help

F.A.Q.

Contact

Newsroom

Legal

Terms

Privacy Policy

Cookie Statement

Google Play Link

Copyright © 2023 StudeerSnel B.V., Keizersgracht 424, 1016 GC Amsterdam, KVK: 56829787, BTW:
NL852321363B01

English

Indonesia

Company

About Us

Ask AI

Studocu World University Ranking 2023

E-Learning Statistics

Doing Good
Academic Integrity

Jobs

Blog

Dutch Website

Contact & Help

F.A.Q.

Contact

Newsroom

Legal

Terms

Privacy Policy

Cookie Statement

Google Play Link

Copyright © 2023 StudeerSnel B.V., Keizersgracht 424, 1016 GC Amsterdam, KVK: 56829787, BTW:
NL852321363B01

Teks asli

Beri rating terjemahan ini

Masukan Anda akan digunakan untuk membantu meningkatkan kualitas Google Terjemahan

Anda mungkin juga menyukai