Anda di halaman 1dari 13

PERKEMBANGAN MASA REMAJA AKHIR

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi
Perkembangan semester II

Dosen Pengampu :
Dr. Alimul Muniroh, M.Ed

Disusun Oleh:
Rangga Bayu Ardhana

PROGAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM TARBIYATUT THOLABAH
KRANJI PACIRAN LAMONGAN
JUNI 2023

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadiran Allah SWT, yang senantiasa memberikan


rahmat dan hidayah Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu merampungkan
salah satu tugas yang berbentuk makalah sebagai salah satu pernyataan untuk
menempuh mata kuliah Psikologi Perkembangan pada Semester II.
Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tentang
perkembangan masa remaja akhir. Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari
sumbangsi para orang-orang terdekat penulis. Karena itu dengan tulus penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada:
1. Dosen pengampu mata kuliah Psikologi Perkembangan PGMI IAI TABAH
Kranji Paciran Lamongan yang telah membimbing jalannya pembelajaran.
2. Kedua orang tua penulis yang telah membantu doa serta tenaga dalam
penulisan makalah ini.
3. Teman-teman penulis yang telah membatu doa dan pemikiran.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun
tidak mustahil dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Hal itu
dikarenakan kelemahan dan keterbatasan kempuan penulis semata.
Saran dan kritik yang konstruktif tetap kami harapkan agara dari peserta
diskusi yang budiman. Akhirnya semoga makalah ini membawa manfaat tidak
hanya bagi penulis, namun juga bisa mengembangkan ilmu pengetahuan.

Lamongan, 10 Juni 2023


Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI .....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan Makalah ...................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2

A. Perkembangan Fisik Masa Remaja Akhir ............................................... 2


B. Perkembangan Kognitif Masa Remaja Akhir ......................................... 3
C. Perkembangan Psikososial Masa Remaja Akhir ..................................... 6

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 9

A. Kesimpulan ............................................................................................. 9
B. Saran ........................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap individu mengalami perkembangan. Perkembangan terjadi sejak
usia dini hingga dewasa. Perkembangan tidak dapat diukur, tetapi dapat
dirasakan. Perkembangan bersifat maju kedepan(progresif), sistematis, dan
berkesinambungan. Hal-hal yang berkembang pada setiap individu adalah sama,
hanya saja terdapat perbedaan pada kecepatan perkembangannya, dan ada
perkembangan yang mendahului perkembangan sebelumnya, walaupun
sejatinya perkembangan antara aspek yang satu dan aspek yang lain terjadi
secara beriringan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan fisik masa remaja akhir?
2. Bagaimana perkembangan kognitif masa remaja akhir?
3. Bagaimana perkembangan psikososial masa remaja akhir?
C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan fisik masa remaja akhir.
2. Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan kognitif masa remaja akhir.
3. Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan psikososial masa remaja akhir.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Fisik Masa Remaja Akhir
Perkembangan adalah proses bertambahnya kematangan dan fungsi
psikologis manusia. Kematangan perkembangan yang dialami oleh manusia
akan meningkatkan kemampuannya pada lingkup perkembangan tersebut.
Sedangkan remaja akhir adalah seorang yang telah mencapai kematangan
mental, emosional, sosial, dan fisik. Yaitu remaja usia antar 17 tahun hingga 21
tahun karena pada masa ini remaja mulai mengembangkan kemampuan tingkah
laku dan belajar mengendalikan impulsif.1
Perkembangan fisik di masa remaja akhir ini untuk pertumbuhan tinggi
badan rata-rata anak laki-laki dan perempuan pada usia 12 tahun adalah sekitar
59 atau 60 inci. Tetapi, pada usia 18 tahun, tinggi rata-rata remaja lelaki adalah
69 inci, sedangkan tinggi rata-rata remaja perempuan hanya 64 inci.2 Tingkat
pertumbuhan tertinggi terjadi pada usia sekitar 11 atau 12 untuk anak perempuan
dan 2 tahun kemudian untuk anak lelaki. Dalam tahun itu, tinggi kebanyakan
anak perempuan bertambah sekitar 3 inci dan tinggi kebanyakan anak laki-laki
bertambah lebih dari 4 inci.3
Perubahan-perubahan dalam proporsi tubuh selama masa remaja, juga
terlihat pada perubahan ciri-ciri wajah, di mana wajah anak-anak mulai
menghilang, seperti dahi yang semula sempit sekarang menjadi lebih luas, mulut
melebar, dan bibir menjadi lebih penuh. Di samping itu, dalam perubahan
struktur kerangka, terjadi percepatan pertumbuhan otot, sehingga
mengakibatkan terjadinya pengurangan jumlah lemak dalam tubuh.
Perkembangan otot dari kedua jenis kelamin terjadi dengan cepat ketika tinggi
meningkat. Akan tetapi, perkembangan otot anak laki-laki lebih cepat, dan

1
Jose RL Batubara, Adolescent Development(Perkembangan Remaja), Sari Pediatri,(Vol
12, 2010), 12.
2
Desmita, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN, (Bandung: PT Remaja Rosdakrya, 2017),
190.
3
Atkinson, Pengantar Psikologi, (Jakarta: Erlangga, 1988), 149.

2
mereka memiliki lebih banyak jaringan otot, sehingga anak laki-laki lebih kuat
dari anak perempuan.4
Perubahan ciri-ciri seks primer remaja laki-laki yakni ditunjukan
dengan pertumbuhan batang kemaluan (penis) dan kantung kemaluan (scrotum),
yang mulai terjadi pada usia 12 tahun dan berlangsung sekitar 5 – 7 tahun.5 Testis
menghasilkan hormon testosteron dan androgen serta spermatozoa. Sperma yang
dihasilkan dalam testis selama masa remaja ini, memungkinkan untuk
mengadakan reproduksi untuk pertama kalinya. Karena itu, kadang-kadang
sekitar usia 12 tahun, anak laki-laki kemungkinan untuk mengalami
penyemburan air mani (ejaculation of semen) mereka yang pertama atau dengan
istilah "mimpi basah".6
Sementara pada anak perempuan, perubahan ciri-ciri seks primer
ditandai dengan munculnya periode menstruasi, Terjadinya menstruasi pertama
ini memberi petunjuk bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan telah
matang, sehingga memungkinkan mereka untuk mengandung dan melahirkan
anak. Menstruasi pertama pada seorang gadis didahului oleh sejumlah perubahan
lain, yang meliputi pembesaran payudara, kemunculan rambut di sekitar daerah
kelamin, pembesaran pinggul dan bahu. Selanjutnya, ketika percepatan
pertumbuhan mencapai puncaknya, maka ovarium, uterus, vagina, labia, dan
klitoris berkembang pesat.7
B. Perkembangan Kognitif Masa Remaja Akhir
Kognitif adalah semua aktivitas mental yang membuat suatu individu
mampu menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu peristiwa,
sehingga individu tersebut mendapatkan pengetahuan setelahnya. Kognitif ini

4
Desmita, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN, (Bandung: PT Remaja Rosdakrya, 2017),
192.

5
Desmita, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN, (Bandung: PT Remaja Rosdakrya, 2017),
193.
6
Alma Ananda Alieva Noor Wahyudina, Karakter Seksual Remaja Akhir di Yogyakarta,
NURSING PRACTICES, (Vol 1, 2016), 24.
7
Desmita, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN, (Bandung: PT Remaja Rosdakrya, 2017),
193.

3
erat sekali dengan tingkat kecerdasan seseorang. Contoh kognitif bisa
ditunjukkan ketika seseorang sedang belajar, membangun sebuah ide, dan
memecahkan masalah. Perkembangan kognitif pada masa remaja akhir dapat
kita kategorikan menjadi beberapa kategori sebagai berikut,
1. Perkembangan Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan (decision making) merupakan salah satu
bentuk perbuatan berpikir dan hasil dari perbuatan itu disebut remaja
mengambil suatu keputusan, maka dapat diketahui keputusan. Ini berarti
bahwa dengan melihat bagaimana seorang perkembangan pemikirannya.
Remaja adalah masa di mana terjadi peningkatan pengambilan keputusan.
Dalam hal ini mulai mengambil keputusan-keputusan tentang masa depan,
keputusan dalam memilih teman, dan seterusnya.
Dalam hal pengambilan keputusan ini, remaja yang lebih tua
ternyata lebih kompeten daripada remaja yang lebih muda, sekaligus lebih
kompeten dibandingkan anak-anak. Dibandingkan dengan anak-anak, remaja
yang lebih muda cenderung menghasilkan pilihan-pilihan, menguji situasi
dari berbagai perspektif, mengantisipasi akibat dari keputusan-keputusan, dan
mempertimbangkan kredibilitas sumber-sumber. Akan tetapi, apabila
dibandingkan dengan remaja yang lebih tua, remaja yang lebih muda
memiliki kemampuan yang kurang dalam keterampilan pengambilan
keputusan.8 Meskipun demikian, keterampilan pengambilan keputusan oleh
remaja yang lebih tua seringkali jauh dari sempurna, dan kemampuan untuk
mengambil keputusan tidak menjamin bahwa keputusan semacam itu akan
dibuat dalam kehidupan sehari-hari, di mana luasnya pengalaman sering
memainkan peran yang sangat penting. Untuk itu, remaja perlu memiliki lebih
banyak peluang untuk mempraktekkan dan mendiskusikan pengambilan
keputusan yang realistis.
2. Perkembangan Penalaran Moral

8
Hawari, Psikologi Perkembangan Anak: Mengenal Sifat, Bakat, dan Kemampuan Anak,
(Jakarta: Grasindo, 2001), 120.

4
Moral merupakan suatu kebutuhan penting bagi remaja, terutama
sebagai pedoman menemukan identitas dirinya, mengembangkan hubungan
personal yang harmonis, dan menghidari konflik-konflik peran yang selalu
terjadi dalam masa transisi.
Sesuai dengan tahap-tahap perkembangan moral menurut Kohlberg
(lihat Bab 5), tingkat penalaran moral remaja berada pada tahap konvensional.
Hal ini adalah karena dibandingkan dengan anak-anak, tingkat moralitas
remaja sudah lebih matang. Mereka sudah mulai mengenal konsep-konsep
moralitas seperti kejujuran, keadilan, kesopanan, kedisiplinan dan
sebagainya. Walaupun anak remaja tidak selalu mengikuti prinsip-prinsip
moralitas mereka sendiri, namun riset menyatakan bahwa prinsip-prinsip
tersebut menggambarkan keyakinan yang sebenarnya dari pemikiran moral
konvensional.9
3. Perkembangan Pemahaman Tentang Agama
Bagi remaja, agama memiliki arti yang sama pentingnya dengan
moral. Bahkan, sebagaimana yang dijelaskan oleh Adams dan Gullotta,
agama memberikan sebuah kerangka moral, sehingga membuat seseorang
mampu membandingkan tingkah lakunya. Agama dapat menstabilkan
tingkah laku dan bisa memberikan penjelasan mengapa dan untuk apa
seseorang berada didunia ini. Agama memberikan perlindungan rasa aman,
terutama bagi remaja yang tengah mencari eksistensi dirinya.10
Dibandingkan dengan masa awal anak-anak misalnya, keyakinan
agama remaja telah mengalami perkembangan yang cukup berarti. Kalau
pada masa awal anak-anak ketika mereka baru memiliki kemampuan berpikir
simbolik Tuhan dibayangkan sebagai person yang berada di awan, maka pada
masa remaja mereka mungkin berusaha mencari sebuah konsep yang lebih
mendalam tentang Tuhan dan eksistensi. Perkembangan pemahaman remaja

9
Hawari, Psikologi Perkembangan Anak: Mengenal Sifat, Bakat, dan Kemampuan Anak,
(Jakarta: Grasindo, 2001), 123.
10
Desmita, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN, (Bandung: PT Remaja Rosdakrya, 2017),
208.

5
terhadap keyakinan agama ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan
kognitifnya.11
C. Perkembangan Psikososial Masa Remaja Akhir
Perkembangan psikososial masa remaja akhir meliputi beberapa aspek
sebagai berikut:
1. Perkembangan Individuasi dan Identitas
Menurut Erikson, salah satu tugas perkembangan selama masa
remaja adalah menyelesaikan krisis identitas, sehingga diharapkan
terbentuk suatu identitas diri yang stabil pada akhir masa remaja. Remaja
yang berhasil mencapai suatu identitas diri yang stabil, akan memperoleh
suatu pandangan yang jelas tentang dirinya, memahami perbedaan dan
persamaannya dengan orang lain, menyadari kelebihan dan kekurangan
dirinya, penuh percaya diri, tanggap terhadap berbagai situasi, mampu
mengambil keputusan penting, mampu mengantisipasi tantangan masa
depan, serta mengenal perannya dalam masyarakat. Kegagalan dalam
mengatasi krisis identitas dan mencapai suatu identitas yang relatif stabil,
akan sangat membahayakan masa depan remaja. Sebab, seluruh masa
depan remaja sangat ditentukan oleh penyelesaian krisis tersebut.12
2. Perkembangan Hubungan dengan Orang Tua
Perubahan-perubahan fisik, kognitif dan sosial yang terjadi dalam
perkembangan remaja mempunyai pengaruh yang besar terhadap relasi
orang tua-remaja. Salah satu ciri yang menonjol dari remaja yang
mempengaruhi relasinya dengan orang tua adalah perjuangan untuk
memperoleh otonomi, baik secara fisik dan psikologis. Karena remaja
meluangkan lebih sedikit waktunya bersama orang tua dan lebih banyak
menghabiskan waktu untuk saling berinteraksi dengan dunia yang lebih
luas, maka mereka berhadapan dengan bermacam-macam nilai dan ide-

11
Desmita, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN, (Bandung: PT Remaja Rosdakrya, 2017),
208.

12
Sinolungan, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Gunung Agung, 1997),
187.

6
ide. Seiring dengan terjadinya perubahan kognitif selama masa remaja,
perbedaan ide-ide yang dihadapi sering mendorongnya untuk melakukan
pemeriksaan terhadap nilai-nilai dan pelajaran-pelajaran yangberasal dari
orang tua. Akibatnya, remaja mulai mempertanyakan dan menentang
pandangan-pandangan orang tua serta mengembangkan ide-ide mereka
sendiri. Orang tua tidak lagi dipandang sebagai otoritas yang serba tahu.
13
Secara optimal, remaja mengembangkan pandangan-pandangan yang
lebih matang dan realistis dari orang tua mereka. Kesadaran bahwa mereka
adalah seorang yang memiliki kemampuan, bakat, dan pengetahuan
tertentu, mereka memandang orang tua sebagai orang yang harus
dihormati, dan sekaligus sebagai orang yang dapat berbuat kesalahan.
Sebagian dari proses pencapaian otonomi psikologis ini mengharuskan
anak remaja untuk meninjau kembali gambaran tentang orang tua dan
mengembangkan ide-ide pribadi.
3. Perkembangan Hubungan dengan Teman Sebaya
Perkembangan kehidupan sosial remaja juga ditandai dengan gejala
meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupan mereka. Sebagian
besar waktunya dihabiskan untuk berhubungan atau bergaul dengan
teman-teman sebaya mereka. Dalam suatu investigasi, ditemukan bahwa
anak berhubungan dengan teman sebaya 10% dari waktunya setiap hari
pada usia 2 tahun, 20% pada usia 4 tahun, dan lebih dari 40% pada usia
antara 7 - 11 tahun.14
Kelly dan Hansen menyebutkan 6 fungsi positif temamn sebaya,
yaitu:15
a. Mengontrol impuls-impuls agresif.

13
Hawari, Psikologi Perkembangan Anak: Mengenal Sifat, Bakat, dan Kemampuan Anak,
(Jakarta: Grasindo, 2001), 130.
14
Desmita, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN, (Bandung: PT Remaja Rosdakrya, 2017),
220.
15
Desmita, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN, (Bandung: PT Remaja Rosdakrya, 2017),
220-221.

7
b. Memperoleh dorongan emosional dan sosial serta menjadi lebih
independen.
c. Meningkatkan keterampilan-keterampilan sosial, mengembangkan
kemampuan penalaran, dan belajar untuk mengekspresikan perasaan-
perasaan dengan cara-cara yang lebih matang.
d. Mengembangkan sikap terhadap seksualitas dan tingkah laku peran
jenis kelamin.
e. Memperkuat penyesuaian moral dan nilai-nilai.
f. Meningkatkan harga diri (self-esteem).

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan adalah proses bertambahnya kematangan dan fungsi
psikologis manusia. Sedangkan remaja akhir adalah seorang yang telah
mencapai kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Dan aspek-aspek
yang ada dalam perkembangan masa remaja akhir disini dikategorikan menjadi
3 yakni: 1) Perkembangan fisik, 2) Perkembangan Kognitif, 3) Perkembangan
Psikososial. Dan ketiga aspek tersebut nantinya akan saling berhubungan
seiring dengan berkembangnya seorang remaja tersebut.
B. Saran
Demikian makalah ini yang dapat kami tulis apabila ada kekurangan
dalam penulisan makalah ini kami mohon kritik dan sarannya guna
memperbaiki kesalahan yang ada. Kami sebagai penulis menerima
bimbingan,saran ,serta kritik dari semua pihak yang membaca makalah ini
yang bersifat membangun dan kontruktif demi perbaikan makalah ini agar
lebih sempurna dikemudian hari, semoga makalah ini bermanfaat untuk kita
semua dan para pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, Pengantar Psikologi, (Jakarta: Erlangga, 1988).


Batubara, Jose RL, Adolescent Development(Perkembangan Remaja), Sari
Pediatri,(Vol 12, 2010).
Desmita, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN, (Bandung: PT Remaja Rosdakrya,
2017).
Hawari, Psikologi Perkembangan Anak: Mengenal Sifat, Bakat, dan Kemampuan
Anak, (Jakarta: Grasindo, 2001).

Sinolungan, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Gunung Agung,


1997).
Wahyudina, Alma Ananda Alieva Noor, Karakter Seksual Remaja Akhir di
Yogyakarta, NURSING PRACTICES, (Vol 1, 2016).

10

Anda mungkin juga menyukai