BAB I
PENDAHULUAN
Tiap-tiap seri memiliki produk berupa facial cleanser dan moisturizer. Khusus
untuk seri AcnoFight, terdapat juga produk acne treatment gel dan clay mask.
Formula produk Garnier Men ringan dan sudah disesuaikan dengan kondisi kulit
pria.
ANALISIS PASAR
Selama proses pengambilan keputusan pembelian, konsumen dapat dipengaruhi
oleh berbagai faktor, termasuk anggota kelompok mereka, keadaan, dan strategi
pemasaran yang ditetapkan oleh perusahaan—perusahaan yang bersaing di pasar
yang sama—dan bahkan oleh produsen sendiri.
Analisis SWOT adalah metode manajemen yang digunakan untuk menentukan
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman) yang dapat mempengaruhi bisnis atau produk. Dalam kasus produk
Garnier, analisis SWOT dapat membantu mengidentifikasi elemen yang
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan produk.
Kekuatan (Strengths)
1. Kualitas Produk: Produk Garnier dikenal dengan kualitasnya yang baik dan telah
memperoleh kepercayaan konsumen selama bertahun-tahun.
2. Portofolio Produk yang Luas: Garnier menghadirkan berbagai jenis produk
perawatan kulit dan rambut, termasuk krim pemutih, losion pelembab, sampo,
dan masker wajah. Hal ini memungkinkan mereka untuk memenuhi berbagai
kebutuhan konsumen.
3. Inovasi Terkini: Garnier terus melakukan inovasi dengan memperkenalkan
produk-produk baru dan berusaha untuk tetap relevan dengan tren terkini dalam
dunia kecantikan.
4. Kepercayaan Konsumen: Merek Garnier telah berhasil membangun kepercayaan
konsumen melalui kampanye pemasaran yang kuat dan kualitas produk yang
konsisten.
5. Jejaring Global: Garnier merupakan merek dengan jangkauan global yang luas,
memungkinkan mereka untuk mencapai pangsa pasar yang lebih besar dan
meraup keuntungan yang signifikan.
Kelemahan (Weaknesses)
1. Harga yang Tinggi: Produk Garnier cenderung memiliki harga yang lebih tinggi
dibandingkan dengan merek sejenis lainnya. Ini mungkin menyebabkan beberapa
pelanggan beralih ke produk dengan harga lebih rendah.
2. Keterbatasan Inovasi: Garnier belum menyelesaikan semua masalah baru, seperti
penggunaan bahan alami yang lebih ramah lingkungan atau teknologi yang lebih
canggih
3. Persepsi Produk yang Tidak Cocok untuk Semua Jenis Kulit: Garnier mungkin tidak
cocok untuk beberapa jenis kulit, terutama yang sensitif atau alergi terhadap bahan-
bahannya.
4. Ketergantungan pada Strategi Pemasaran: Garnier sangat bergantung pada
kampanye pemasaran yang kuat untuk memasarkan produk mereka. Jika kampanye
tersebut tidak berhasil, pengaruh merek pada pikiran pelanggan dapat terpengaruh.
5. Pemasan yang Tidak Ramah Lingkungan: Kemasan plastik yang sulit terurai masih
digunakan pada produk Garnier, yang dapat meningkatkan dampak negatif terhadap
lingkungan.
Peluang (Opportunities)
1. Konkurensi yang Ketat: Pasar kecantikan memiliki tingkat persaingan yang tinggi,
dengan banyak merek sejenis yang menawarkan produk yang serupa atau bahkan
lebih baik.
2. Tren Penurunan Minat Terhadap Merek Garnier: Konsumen mungkin mulai beralih
ke merek lain yang dianggap lebih trendy atau inovatif.
3. Perubahan Preferensi Konsumen: Preferensi konsumen terhadap produk perawatan
kulit dan rambut dapat berubah secara tiba-tiba, dimana ini dapat mempengaruhi
penjualan produk Garnier.
4. Peraturan Pemerintah: Peraturan baru tentang kecantikan dan perawatan kulit yang
lebih ketat dapat mempengaruhi operasional dan penjualan produk Garnier.
5. Pengaruh Pandemi COVID-19: Pandemi dapat mengganggu rantai pasokan,
mengurangi daya beli konsumen, dan menyebabkan perubahan besar dalam
preferensi dan kebiasaan konsumen.
MASALAH YANG DIHADAPI PERUSAHAAN
Dalam industri perawatan kecantikan, banyak merek yang muncul dengan
promosi menarik untuk memenuhi permintaan pelanggan. Garnier adalah merek
kecantikan yang tidak asing bagi para pecinta kecantikan, dan telah berhasil menarik
perhatian banyak pelanggan dengan produk unggulannya. Namun, Garnier, seperti
merek lainnya, memiliki kelebihan dan kelemahan yang harus kita ketahui dalam
analisis SWOT.
Garner memiliki beberapa kekuatan yang membedakannya dari pesaingnya.
Pertama dan terpenting, produk Garnier dikenal karena kualitasnya yang baik dan
reputasinya yang kuat. Dengan menggunakan teknologi terbaru dan bahan-bahan
alami, mereka benar-benar membantu pelanggan. Garnier juga dikenal sebagai
merek perawatan kecantikan yang murah. Harganya yang kompetitif membuat
produk-produknya terjangkau bagi banyak pelanggan, yang membantu merek ini
tetap relevan dan diminati oleh banyak orang.
Meskipun Garnier memiliki banyak manfaat, ada beberapa kelemahan yang
perlu diperhatikan. Pertama, meskipun banyak pelanggan saat ini beralih ke produk
yang lebih alami dan ramah lingkungan, Garnier masih harus mengembangkan
produk yang lebih berkualitas dan lebih alami. Kedua, distribusi Garnier masih
membutuhkan peningkatan. Beberapa pelanggan mengatakan mereka menghadapi
kesulitan mendapatkan produk Garnier di beberapa lokasi. Perusahaan harus
memastikan bahwa produk secara luas tersedia dan mempercepat proses pengiriman
agar konsumen tidak beralih ke merek pesaing.
Dengan meningkatnya kesadaran umum akan pentingnya perawatan kecantikan,
Garnier memiliki peluang besar untuk terus berkembang di pasar perawatan
kecantikan. Semakin banyak orang yang memahami manfaat perawatan kecantikan,
semakin besar pangsa pasar yang dapat diambil oleh Garnier. Selain itu, Garnier
dapat memanfaatkan tren kecantikan alami yang sedang populer saat ini dengan
membuat produk yang menggunakan bahan-bahan alami yang lebih ramah
lingkungan. Dengan melakukan ini, Garnier dapat menarik perhatian pelanggan
yang lebih peduli terhadap lingkungan.
Tentu saja, di balik peluang yang tersedia, Garnier juga menghadapi sejumlah
risiko yang harus diatasi. Di industri perawatan kecantikan, persaingan sangat ketat,
dengan banyak merek pesaing yang menawarkan produk yang sama dengan harga
yang menarik. Oleh karena itu, untuk tetap bersaing dalam pasar yang kompetitif
ini, Garnier harus meningkatkan inovasi produk dan strategi pemasarannya.
Selain itu, Garnier rentan terhadap perubahan tren dan preferensi pelanggan;
preferensi pelanggan terhadap produk perawatan kecantikan dapat berubah dengan
cepat, dan jika Garnier tidak mampu beradaptasi dengan cepat, mereka akan
menghadapi risiko kehilangan pangsa pasar. Menurut analisis SWOT ini, produk
Garnier memiliki banyak kelebihan, seperti kualitas yang baik dan harga yang
terjangkau. Namun, mereka memiliki kelemahan, seperti bahan kimia berbahaya dan
perluasan distribusi. Dengan mengambil peluang di pasar yang berkembang dan
mengantisipasi ancaman dari pesaing dan perubahan tren, Garnier dapat terus
berinovasi untuk mempertahankan posisinya di dunia perawatan kecantikan.
ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAAN
Dalam hal ini dapat didentifikasi tentang analisis penawaran dan permintaan dari
produk garnier.
Tabel 1.1
TOP Brand Sabun Pembersih Wajah
Garnier menduduki posisi kedua pada indeks merek TOP 2015–2019, di antara
produk lainnya di Indonesia, seperti yang ditunjukkan dalam tabel di atas.
Berdasarkan data di atas, sabun pembersih wajah Garnier Men menduduki peringkat
kedua sebagai merek paling populer dengan TBI (Top Brand Image). Penjualannya
meningkat sebesar 14,3% pada tahun 2015, 18,8% pada tahun 2017, 20,3% pada
tahun 2018, dan 20,95% pada tahun 2019. Namun, pada tahun 2019, penjualan
Garnier Men menurun sebesar 19,3%, yang berdampak pada keputusan pembelian.
Hal ini memungkinkan Garnier untuk dimasukkan ke dalam TBI (Top Brand
Image) karena menunjukkan bahwa produknya memiliki keunggulan dan mampu
memenuhi kebutuhan pelanggannya, terutama para remaja di Indonesia.
Konsumen sering dihadapkan pada banyak pilihan sebelum memutuskan untuk
membeli sesuatu. Ini disebabkan oleh banyaknya barang dan jasa yang tersedia di
pasar dengan fungsi dan keuntungan masing-masing. Adanya kesadaran akan
kebutuhan dan keinginan seseorang dimulai sebelum mereka membuat keputusan
untuk membeli suatu barang. setelah pelanggan mengetahui kebutuhan dan
keinginan mereka. Menurut Hahn (2012), keputusan pembelian didefinisikan
sebagai tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam pengambilan
keputusan untuk membeli produk yang ditawarkan oleh penjual. Menurut Fahmi
(2016:57), keputusan konsumen adalah tindakan dalam memilih sebuah produk
yang dianggap memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Keputusan
pembeliaan, menurut Kotler dan Amstrong (2012:227), adalah langkah dalam proses
pengambilan keputusan di mana pelanggan benar-benar melakukan pembelian
produk.
Ada kemungkinan bahwa keputusan pembelian adalah perilaku yang
ditunjukkan oleh pembeli ketika mereka memilih produk untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan pelanggan. Perilaku ini termasuk mengidentifikasi
masalah, mencari informasi, menilai pilihan pembelian alternatif, dan bertindak
setelah pembelian.
Keputusan yang diambil seseorang dalam persaingan dan penentuan untuk
mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa adalah bagian dari perilaku
konsumen. Setiap hari, konsumen membuat banyak keputusan membeli yang
berbeda. Sebagian besar perusahaan besar memeriksa keputusan membeli konsumen
secara menyeluruh untuk menjawab pertanyaan seperti apa yang dibeli konsumen,
di mana mereka membeli, bagaimana, berapa banyak, dan mengapa mereka
membeli.
Menurut Sangadji dan Sopiah (2014:8), perilaku konsumen mencakup semua
tindakan, kegiatan, dan proses psikologi yang mendorong tindakan tersubut sebelum
membeli, ketika membeli, menggunakan, dan menghabiskan barang dan jasa setelah
melakukan atau mengevaluasi kegiatan di atas. Perilaku konsumen adalah penelitian
tentang unit pembelian dan proses pertukaran yang mencakup pembelian,
penerimaan, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman, dan konsep.
Menurut Kotler dan Keller (2013:22), pemasaran didefinisikan sebagai sebuah
proses sosial kemasyarakatan di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan membuat, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan barang dan jasa berharga dengan orang lain. Menurut penelitian
yang dilakukan oleh Nandan dan Togi (2017:4), salah satu aktivitas ekonomi yang
membantu dalam penciptaan nilai ekonomi adalah pemasaran. Berdasarkan
pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu proses
dari strategi bisnis yang memperkenalkan, menawarkan, dan mempromosikan suatu
produk kepada konsumen.
Bagaimana suatu merek atau garis produk mencapai tujuan disebut strategi
pemasaran. Menurut Fandi dan Gregorius (2015:55), strategi pemasaran adalah
rencana yang menggambarkan bagaimana berbagai tindakan atau program
pemasaran dapat mempengaruhi permintaan produk atau lini produk perusahaan di
garnier.
KEBIJAKAN PERUSAHAAN
Perangkat keamanan yang digunakan oleh Garnier atau pihak lain yang
berwenang sesuai dengan kebijakan ini melindungi semua informasi pengguna
secara elektronik. Ini melindungi data pengguna dari akses, penggunaan, dan
pencurian. Ini berlaku baik di dalam maupun di luar NKRI.
Informasi pribadi Pengguna akan disimpan sampai dengan informasi pribadi
yang dinilai tidak lagi dibutuhkan sehubungan dengan tujuan pengumpulannya
dihapus dan/atau dianonimkan oleh Garnier, dihapus oleh karena suatu tujuan
kepatuhan terhadap ketentuan hukum yang berlaku, dihapus oleh Pengguna, mana
saja yang terjadi lebih dahulu.
Meskipun demikian, Pengguna memahami akan risiko-risiko yang dapat terjadi
pada kegiatan atau interaksi melalui internet, meliputi namun tidak terbatas pada
risiko sehubungan dengan kerahasiaan kata sandi atau password yang digunakan
untuk mengidentifikasi akun Pengguna dan, untuk ini, Pengguna bertanggungjawab
atas kemungkinan terjadinya risiko akibat dari kelalaian atau kesalahan yang
dilakukan oleh Pengguna. Ganier tidak bertanggung jawab atas kerugian yang dapat
ditimbulkan akibat kelalaian atau kesalahan yang dilakukan oleh Pengguna dalam
menjaga kerahasiaan informasi pribadinya.
Akses, Pengubahan, dan Penghapusan, serta Penarikan Persetujuan