A
DENGAN KOLESISTITIS DI RUANG IGD RSUP DR. SARDJITO
Disusun Oleh:
BINTI ZAHROH NURUL LAILA ALFAIN (2310206041)
INDAH CHOIRUNNISA PUTRI ZAIN (2310206099)
Patofisiologi
Ada dua tipe utama batu empedu, yang terutama tersusun
Etiologi
dari pigmen dan kolesterol.
Penyumbatan saluran kistik menyebabkan
1. Batu pigmen kemungkinan akan terbentuk bila pigmen
peradangan. Biasanya, empedu dibuat di hati dan
yang tak-terkonyugasi dalam empedu mengadakan
mengalir ke saluran empedu, dan disimpan di kantong
presipitasi (pengendapan) sehingga menjadi batu. Batu ini
empedu. Setelah makan makanan tertentu, terutama
bertanggung jawab atas sepertiga dari pasien-pasien batu
makanan pedas atau berminyak, kandung empedu kolesistitis empedu di Amerika Serikat. Risiko terbentuknya batu
dirangsang untuk mengosongkan empedu dari
semacam ini semakin besar pada pasien sirosis, hemolisis
kantong empedu, melalui saluran sistikus, menyusuri
dan infeksi percabangan biller. Batu ini tidak dapat
saluran empedu hingga ke duodenum. Proses ini
Penatalaksanaan dilarutkan dan harus dikeluarkan dengan jalan operasi.
membantu pencernaan makanan.
Jika batu kandung empedu 2. Batu kolesterol Bertanggung jawab atas sebagian besar
Kandung empedu tidak hanya menyimpan empedu,
menyebabkan serangan nyeri berulang kasus batu empedu lainnya. Kolesterol merupakan unsur
tetapi juga dapat mengkonsentrasikannya. Empedu
meskipun telah dilakukan perubahan normal pembentuk empedu bersifat tidak larut dalam air.
yang pekat rentan terhadap pengendapan batu
pola makan, maka dianjurkan untuk Kelarutannya tergantung pada asam-asam empedu dan
pembentuk bila homeostatis terganggu, yang dapat
menjalani pengangkatan kandung lesitin (fosfolipid) dalam empedu. Pada penderita yang
terjadi karena stasis empedu, supersaturasi kolesterol
empedu (kolesistektomi). Pengangkatan menderita batu empedu akan terjadi penurunan sisntesis
dan lipid dari hati, gangguan proses konsentrasi, dan
kandung empedu tidak menyebabkan kolesterol dalam hati, keadaan ini mengakibatkan super
nukleasi kristal kolesterol. Apapun penyebab
kekurangan zat gizi dan setelah saturasi getah empedu oleh kolesterol yang kemudian
penyumbatannya, edema dinding kandung empedu
pembedahan tidak perlu dilakukan keluar dari getah empedu, mengendap dan membentuk
pada akhirnya akan menyebabkan iskemia dinding
pembatasan makanan. batu. Getah empedu yang jenuh oleh kolesterol
dan menjadi gangren. Kandung empedu gangren
Pemberian asam ursodeoksikolat dan merupakan predisposisi timbulnya batu empedu dan
dapat terinfeksi oleh organisme pembentuk gas,
kenodioksikolat digunakan untuk berperan sebagai iritan yang menyebabkan perdangan
menyebabkan kolesistitis emfisematous akut.
melarutkan batu empedu terutama pada kandung empedu
berukuran kecil dan tersusun dari
kolesterol.
B. PATHWAY
Batu empedu
Trauma abdomen,
luka bakar, sepsis
Obstruksi batu empedu Pecahnya
pada duktus sistikus batu empedu
Perluasan
perlukaan
Tekanan intralumen Infeksi pada
kandung empedu duktus sistikus
meningkat
KOLESISTITIS
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI IGD
I DATA DEMOGRAFI
Nama : Tn. A
Tanggal Lahir : 21 Mei 1972
Jenis Kelamin : Laki – laki
Alamat : Yogyakarta
No. Rekam : 02019796
Medik
Tanggal Masuk : 16 Desember 2023
RS
Tanggal : 16 Desember 2023
Pengkajian
II KELUHAN : Keluarga pasien mengatakan nyeri perut sebelah kanan selama
UTAMA kurang lebih 1 bulan dan memburuk sejak pagi tadi, tidak bisa
BAB dan kentut selama 5 hari, pasien mengatakan terdapat
pembengkakan pada kantong empedu
III TRIAGE : Emergency Severity Index
PRIMER ESI Level 1
✓ ESI Level 2
ESI Level 3
ESI Level 4
ESI Level 5
IV SURVEI PRIMER
Airway : Look: Tidak terlihat adanya sumbatan jalan nafas
Listen: Bunyi nafas vesikular, tidak ada bunyi nafas
tambahan
Feel: Posisi trakea dan pergerakan udara yang berkurang
Servical-spine control
− Kulit
✓ Normal ✓ Hangat
Pucat Dingin
Sianosis
Skor Nyeri:
V SURVEI : 1. Keluhan Utama: Nyeri perut bagian kanan dan tidak bisa BAB
SEKUNDER dan kentut selama 5 hari
2. Riwayat penyakit sekarang: Pasien mengatakan perut perih
dan tidak nafsu makan, serta sesak nafas dari 3 hari SMRS.
Pasien mengatakan sering minum kompolax (obat
konstipasi), BAB lancar selama 2-3 hari SMRS berupa diare
12x/hari
3. AMPLE:
- Alergy: tidak ada alergi obat maupun makanan
- Medication: pasien mengonsumsi obat candesartan
untuk hipertensi
- Postilness: Pasien mempunyai riwayat hipertensi dan
pasca OP kraniotomi 1 tahun yang lalu
- Last meal: Pasien mengkonsumsi sari kacang hijau pagi
SMRS
- Event: Pasien mengalami nyeri perut
4. Pemeriksaan Fisik
- Kepala: normal, simetris
- Leher dan Cervical spine: tidak Nampak adanya
pembengkakan
- Thoraks: normal, tidak Nampak pembengkakan
- Abdomen: perut nyeri saat ditekan
- Pelvis: bentuk pelvis simetris dan tidak ada nyeri tekan
- Ekstremitas: normal
- BB: 69 kg TB: 170 cm
Hasil pemeriksaan lainnya bila ada:
VI TES DIAGNOSTIK
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
1. DS: Nyeri akut Agen pencedera
- Pasien mengatakan nyeri skala 8 pada bagian perut (D.0077) fisik
sebelah kanan
- Keluarga klien mengatakan pasien di diagnosa
terdapat pembengkakan pada empedu saat opname di
RS ludiro dan dirujuk ke RS Sardjito saat ini
- Ibu klien mengatakan pola makan klien berubah dan
menurun dikarenakan nyeri pada perutnya
DO:
- Klien tampak meringis menahan sakit
- Klien bersikap protektif dengan memegangi area yang
nyeri
- Klien terlihat gelisah
- Pengkajian nyeri
P: Nyeri timbul karena pembengkakn pada empedu
Q: Nyeri seperti di tusuk – tusuk
R: Lokasi berada di sekitar perut sebelah kanan
S: Nyeri dengan skala 8
T: Setiap saat
DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS
1. Nyeri akut b/d Agen pencedera fisik
DAFTAR PUSTAKA
Approach, C. G. (2019). LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
DENGAN PENYAKIT KOLESISTITIS. 1–23.
Mark W. Jones. Maira C.O'Rourke, Rafaella Genova (2023). Acute Cholecystitis. National
Library of Medicine.
Tjiptaningrum, A., & Kurniati, I. (2019). Buku Ajar Blok Gastrointestinal dan Hepatobilier.
http://repository.lppm.unila.ac.id/38187/1/ASPEK KLINIS.pdf