Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA TN.

A
DENGAN KOLESISTITIS DI RUANG IGD RSUP DR. SARDJITO

Disusun Oleh:
BINTI ZAHROH NURUL LAILA ALFAIN (2310206041)
INDAH CHOIRUNNISA PUTRI ZAIN (2310206099)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2023
A. LAPORAN PENDAHULUAN
Pengertian Tanda dan Gejala Pemeriksaan Penunjang Manifestasi Klinis
Kolesistitis akut adalah peradangan 1. kolik biliar, disebabkan karena 1. Rontgent abdomen 1. Kolik biliar
kandung empedu yang terjadi mengkonsumsi makanan berlemak, makan 2. Kolangiogram 2. Kolesistitis Akut
karena tersumbatnya saluran dalam jumlah banyak setelah puasa lama 3. Pencitraan radiouklida kolesentografi 3. Koledokolitiasis
sistikus atau gangguan pengosongan 2. Mual muntah bersamaan dengan nyeri biliar 4. USG 4. Kolangitis
kandung empedu. Seringkali 3. Demam atau menggigil disertai nyeri biliar 5. Pemeriksaan laboratorium ditemukan:
gangguan pengosongan ini
4. Rasa penuh di epigastrium, dispepsia, - Bilirubin serum total meningkat
disebabkan oleh batu atau lumpur
eruktasi, atau flatulensi biasanya setelah - Peningkatan ALP
empedu.
mengkonsumsi makanan berlemak

Patofisiologi
Ada dua tipe utama batu empedu, yang terutama tersusun
Etiologi
dari pigmen dan kolesterol.
Penyumbatan saluran kistik menyebabkan
1. Batu pigmen kemungkinan akan terbentuk bila pigmen
peradangan. Biasanya, empedu dibuat di hati dan
yang tak-terkonyugasi dalam empedu mengadakan
mengalir ke saluran empedu, dan disimpan di kantong
presipitasi (pengendapan) sehingga menjadi batu. Batu ini
empedu. Setelah makan makanan tertentu, terutama
bertanggung jawab atas sepertiga dari pasien-pasien batu
makanan pedas atau berminyak, kandung empedu kolesistitis empedu di Amerika Serikat. Risiko terbentuknya batu
dirangsang untuk mengosongkan empedu dari
semacam ini semakin besar pada pasien sirosis, hemolisis
kantong empedu, melalui saluran sistikus, menyusuri
dan infeksi percabangan biller. Batu ini tidak dapat
saluran empedu hingga ke duodenum. Proses ini
Penatalaksanaan dilarutkan dan harus dikeluarkan dengan jalan operasi.
membantu pencernaan makanan.
Jika batu kandung empedu 2. Batu kolesterol Bertanggung jawab atas sebagian besar
Kandung empedu tidak hanya menyimpan empedu,
menyebabkan serangan nyeri berulang kasus batu empedu lainnya. Kolesterol merupakan unsur
tetapi juga dapat mengkonsentrasikannya. Empedu
meskipun telah dilakukan perubahan normal pembentuk empedu bersifat tidak larut dalam air.
yang pekat rentan terhadap pengendapan batu
pola makan, maka dianjurkan untuk Kelarutannya tergantung pada asam-asam empedu dan
pembentuk bila homeostatis terganggu, yang dapat
menjalani pengangkatan kandung lesitin (fosfolipid) dalam empedu. Pada penderita yang
terjadi karena stasis empedu, supersaturasi kolesterol
empedu (kolesistektomi). Pengangkatan menderita batu empedu akan terjadi penurunan sisntesis
dan lipid dari hati, gangguan proses konsentrasi, dan
kandung empedu tidak menyebabkan kolesterol dalam hati, keadaan ini mengakibatkan super
nukleasi kristal kolesterol. Apapun penyebab
kekurangan zat gizi dan setelah saturasi getah empedu oleh kolesterol yang kemudian
penyumbatannya, edema dinding kandung empedu
pembedahan tidak perlu dilakukan keluar dari getah empedu, mengendap dan membentuk
pada akhirnya akan menyebabkan iskemia dinding
pembatasan makanan. batu. Getah empedu yang jenuh oleh kolesterol
dan menjadi gangren. Kandung empedu gangren
Pemberian asam ursodeoksikolat dan merupakan predisposisi timbulnya batu empedu dan
dapat terinfeksi oleh organisme pembentuk gas,
kenodioksikolat digunakan untuk berperan sebagai iritan yang menyebabkan perdangan
menyebabkan kolesistitis emfisematous akut.
melarutkan batu empedu terutama pada kandung empedu
berukuran kecil dan tersusun dari
kolesterol.
B. PATHWAY

Batu empedu
Trauma abdomen,
luka bakar, sepsis
Obstruksi batu empedu Pecahnya
pada duktus sistikus batu empedu
Perluasan
perlukaan
Tekanan intralumen Infeksi pada
kandung empedu duktus sistikus
meningkat

Trauma epitel Nyeri


kandung empedu

Sistem prostaglandin Inflamasi pada kandung


I2 dan E2 empedu

KOLESISTITIS
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI IGD
I DATA DEMOGRAFI
Nama : Tn. A
Tanggal Lahir : 21 Mei 1972
Jenis Kelamin : Laki – laki
Alamat : Yogyakarta
No. Rekam : 02019796
Medik
Tanggal Masuk : 16 Desember 2023
RS
Tanggal : 16 Desember 2023
Pengkajian
II KELUHAN : Keluarga pasien mengatakan nyeri perut sebelah kanan selama
UTAMA kurang lebih 1 bulan dan memburuk sejak pagi tadi, tidak bisa
BAB dan kentut selama 5 hari, pasien mengatakan terdapat
pembengkakan pada kantong empedu
III TRIAGE : Emergency Severity Index
PRIMER ESI Level 1
✓ ESI Level 2
ESI Level 3
ESI Level 4
ESI Level 5

IV SURVEI PRIMER
Airway :  Look: Tidak terlihat adanya sumbatan jalan nafas
 Listen: Bunyi nafas vesikular, tidak ada bunyi nafas
tambahan
 Feel: Posisi trakea dan pergerakan udara yang berkurang
 Servical-spine control

Kondisi jalan nafas: Normal, tidak ada hambatan

Kondisi jalan nafas


✓ Paten
Obstruksi
Stridor
Gurgling
Snoring

Hasil pemeriksaan lainnya bila ada:

Breathing : - Look: periksa dinding dada akan adanya:


 Tidak ada fraktur ataupun memar di tubuh pasien
 Pergerakan dada paradoksikal: Tidak ada, pergerakan
dada pasien normal
 Takipnea dan atau pernafasan abnormal: Tidak ada
 Penggunaan otor asesoris dan atau otot pernafasan
tambahan: Tidak ada
 Pengkajian lanjutan tentang kondisi warna pasien:
normal
- Listen: ada atau tidaknya penurunan suara nafas: Tidak
ada penurunan nafas
- Feel:
 Udara subkutan: Tidak ada
 Instabilitas dinding dada dan atau krepitus: Tidak ada
 Posisi trakea : Normal
- Kondisi pernafasan
✓ Spontan Retraksi otot
Apnea Nasal Flare
Sianosis Posisi Tripod

- Ekspansi dada: Normal


- Auskultasi: Suara vesikuler
- Saturasi Oksigen: 96%
- Hasil pemeriksaan lainnya bila ada:
Pemeriksaan roentgen thorax PA
Circulation : − Look:
 Tanda-tanda perdarahan eksternal: Tidak terlihat tanda
tanda perdarahan
 Warna kulit pucat atau sianosis: Tidak ada
 Tingkat kesadaran: Tidak ada penurunan kesadaran
 Vena leher (collaps atau distensi): Tidak ada
− Listen: bunyi jantung teredam mengindikasikan tamponade
jantung
− Feel:
 Kaji kelembaban dan suhu kulit: kulit nampak kering
 Palpasi nadi untuk mengetahui kualitas, jumlah dan
irama: nadi kuat
− Nadi: 100x per menit
✓ Kuat
Lemah
Tak Teraba

− Kulit
✓ Normal ✓ Hangat
Pucat Dingin
Sianosis

− CRT: <2 detik


− Hasil pemeriksaan lainnya bila ada:
Pemeriksaan EKG 12 Lead
Disability − Tingkat Kesadaran dengan GCS: 15 (compos mentis)
E: 4
V: 5
M: 6
− Pupil: normal
− Reflek Cahaya: normal
− Lateralisasi ke kanan atau kiri normal
− Jika terjadi penurunan kesadaran, tentukan penyebabnya
dengan AEIOU
A Alkohol dan obat-obatan
E Endokrin, encephalopathy
I Insulin
O Opiat dan oksigen
U Uremia

− Hasil pemeriksaan lainnya bila ada:

Exposure ✓ Dalam batas normal


Luka
Deformitas
Perdarahan
Nyeri Tekan
Pembengkakan

Hasil pemeriksaan lainnya bila ada:

Tanda-Tanda TD : 131/82 mmHg S : 36ºC


Vital N : 100x/menit R : 20x/menit

Skor Nyeri:

P: Nyeri timbul karena terjadi pembengkakan empedu


Q: Nyeri ngilu seperti di tusuk – tusuk
R: Lokasi berada di perut sebelah kanan
S: Skala 8
T: Setiap saat
Hasil pemeriksaan lainnya bila ada:

V SURVEI : 1. Keluhan Utama: Nyeri perut bagian kanan dan tidak bisa BAB
SEKUNDER dan kentut selama 5 hari
2. Riwayat penyakit sekarang: Pasien mengatakan perut perih
dan tidak nafsu makan, serta sesak nafas dari 3 hari SMRS.
Pasien mengatakan sering minum kompolax (obat
konstipasi), BAB lancar selama 2-3 hari SMRS berupa diare
12x/hari
3. AMPLE:
- Alergy: tidak ada alergi obat maupun makanan
- Medication: pasien mengonsumsi obat candesartan
untuk hipertensi
- Postilness: Pasien mempunyai riwayat hipertensi dan
pasca OP kraniotomi 1 tahun yang lalu
- Last meal: Pasien mengkonsumsi sari kacang hijau pagi
SMRS
- Event: Pasien mengalami nyeri perut
4. Pemeriksaan Fisik
- Kepala: normal, simetris
- Leher dan Cervical spine: tidak Nampak adanya
pembengkakan
- Thoraks: normal, tidak Nampak pembengkakan
- Abdomen: perut nyeri saat ditekan
- Pelvis: bentuk pelvis simetris dan tidak ada nyeri tekan
- Ekstremitas: normal
- BB: 69 kg TB: 170 cm
Hasil pemeriksaan lainnya bila ada:

VI TES DIAGNOSTIK

Jenis Tgl Analisa & Interpretasi


No Pemeriksaan Pemeriksaan Tgl Hasil
1. Rontgent 16-12-2023 16-12-2023 Kesan hasil rontgent thorax
Thorax PA - Opasitas homogen pada proyeksi
gallblader mengarah gambaran
kolelitiasis
- Partial small bowel ostruction
- Tak tampak gambaran ascites,
pneumoperitoneum, maupun
peritonitis pada foto abdomen 3 posisi
saat ini

PEMERIKSAAN HASIL LABORATORIUM

Jenis Tgl Nilai Analisa &


No Pemeriksaan Pemeriksaan Tgl Hasil Normal Interpretasi
Hasil
1 Hemogloin 16-12-2023 16-12-2023 9.8 14.0 – 18.0 Rendah
2 Hematokrit 16-12-2023 16-12-2023 34.0 40.0 – 54.0 Rendah
3 MCV 16-12-2023 16-12-2023 64.3 80.00 – 94.0 Rendah
4 MCH 16-12-2023 16-12-2023 18.5 26.0 – 32.0 Rendah
5 MCHC 16-12-2023 16-12-2023 28.8 32.0 – 36.0 Rendah
6 RDW-SD 16-12-2023 16-12-2023 49.6 35.0 – 47.0 Tinggi
7 RDW-CV 16-12-2023 16-12-2023 22.8 11.0 – 14.5 Tinggi
8 Netrofil 16-12-2023 16-12-2023 86.6 50.0- 70.0 Tinggi
9 Limfosit 16-12-2023 16-12-2023 6.7 18.0- 42.0 Rendah

VII TERAPI SAAT INI


Nama Obat Dosis & Indikasi Kontra Indikasi Efek Samping
Frekuensi
Ketorolac 30mg/ml Untuk Pada pasien yang memiliki Mengantuk, sakit
meredakan nyeri riwayat hipersensitivitas perut, pusing,
sedang hingga terhadap ketorolac atau sakit kepala, dll
berat komplemen penyusun
sediaannya
Ranitide Inj Untuk mengobati Pada pasien dengan alergi Sakit kepala,
penyakit akibat terhadap ranitidine atau pusing, insomnia,
kelebihan sediannya sembelit, mual
produksi asam muntah
lambung
Ceftriaxone Untuk mengatasi Ceftriaxone Bengkak,
Inj penyakit akibat dikontraindikasikan pada kemerahan, rasa
infeksi bakteri individu yang memiliki nyeri di tempat
riwayat hipersensitivitas injeksi, demam
terhadap obat ini atau obat
golongan sefalosporin
lainnya.

ANALISA DATA
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
1. DS: Nyeri akut Agen pencedera
- Pasien mengatakan nyeri skala 8 pada bagian perut (D.0077) fisik
sebelah kanan
- Keluarga klien mengatakan pasien di diagnosa
terdapat pembengkakan pada empedu saat opname di
RS ludiro dan dirujuk ke RS Sardjito saat ini
- Ibu klien mengatakan pola makan klien berubah dan
menurun dikarenakan nyeri pada perutnya
DO:
- Klien tampak meringis menahan sakit
- Klien bersikap protektif dengan memegangi area yang
nyeri
- Klien terlihat gelisah
- Pengkajian nyeri
P: Nyeri timbul karena pembengkakn pada empedu
Q: Nyeri seperti di tusuk – tusuk
R: Lokasi berada di sekitar perut sebelah kanan
S: Nyeri dengan skala 8
T: Setiap saat
DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS
1. Nyeri akut b/d Agen pencedera fisik

RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan (SLKI) Rencana Intervensi (SIKI)


Keperawatan

1. Nyeri akut b/d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (I.08238)


agen pencedera 1x8 jam diharapkan O:
fisik kondisi klien meningkat - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
dengan kriteria hasil: frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Tingkat Nyeri (08066) - Identifikasi skala nyeri
- Keluhan nyeri (1-
E:
5=menurun)
- Meringis (2- - Kontrol lingkungan yang memperberat
5=menurun) rasa nyeri
- Sikap protektif (1- - Fasilitasi istirahat dan tidur
5=menurun) K:
- Gelisah (3-5=menurun) - Kolaborasi pemberian analgetik
- Nafsu makan(1-
5=membaik) Pemberian obat intravena (I.02065)
Observasi:
- Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi
dan kontra indikasi obat
- Verifikasi order obat sesuai indikasi
- Monitor efek samping obat
Terapeutik:
- Lakukan prinsip enam benar
- Pastikan kepatenan dan ketepatan kateter
IV
- Campurkan obat ke dalam kantong,
borol, atau buret
- Berikan obat IV dengan kecepatan yang
tepat
- Tempelkan label keterangan nama obat
dan dosis pada wadah cairan IV
Edukasi:
- Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efek
samping obat
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawatan

1. Nyeri akut Sabtu, 16 Desember 2023 Sabtu, 16 Desember 2023


berhubungan 10.30 11.00
dengan agen - Menanyakan skala nyeri ke S:
pencedera fisik pasien (skala saat datang: - Pasien mengatakan nyeri sudah
skala 8) berkurang dari skala 8 menjadi skala
- Melakukan rekam EKG 6
- Mengambil darah rutin, O:
kimia darah, PTT, APTT - Pasien masih tampak menahan nyeri
- Mengambil sampel urine - Pasien masih terlihat protektif dengan
- Memberikan injeksi obat bagian tubuh yang nyeri
ceftriaxone 1 gram IV - Pasien sudah tidak gelisah
- Memberikan injeksi obat - TTV pasien :
ranitidin 50 mg IV - TD : 131/82
- Memberikan obat injeksi - Suhu : 36°C
ketorolac 30 mg IV - Nadi : 100x/menit
- RR : 20x/menit
- Pengkajian PQRST:
P: Nyeri sudah berkurang dan timbul
karena pembengkakn pada empedu
Q: Nyeri seperti di tusuk – tusuk
R: Lokasi berada di sekitar perut sebelah
kanan
S: Nyeri sudah berkurang dari skala 8
menjadi skala 4
T: Nyeri terasa setiap pasien melakukan
gerakan atau perubahan posisi
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Intervensi dilanjutkan
- Menjelaskan kepada pasien terkait
jenis jenis obat pereda rasa nyeri,
alasan pemberian, aturan pemberian
dan efek samping obat tersebut
- Mengajarkan teknik non
farmakologis untuk mengurangi
nyeri eperti relaksani nafas dalam
atau teknik distraksi

DAFTAR PUSTAKA
Approach, C. G. (2019). LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
DENGAN PENYAKIT KOLESISTITIS. 1–23.
Mark W. Jones. Maira C.O'Rourke, Rafaella Genova (2023). Acute Cholecystitis. National
Library of Medicine.
Tjiptaningrum, A., & Kurniati, I. (2019). Buku Ajar Blok Gastrointestinal dan Hepatobilier.
http://repository.lppm.unila.ac.id/38187/1/ASPEK KLINIS.pdf

Anda mungkin juga menyukai