Anda di halaman 1dari 12

Skill Lab.

Penatalaksanaan DC Shock
Narasumber : Dr.M.Bastanta Tarigan,SpPD-KEMD.FINASIM.

I. PENGANTAR
Modul ini bertujuan agar mahasiswa mempelajari cara melakukan
aloanamnese, pemeriksaan klinis ,laboratorium dan tatalaksana DC shock
.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah menyelesaikan blok ini mahasiswa mampu aloanamnese,
pemeriksaan klinis ,laboratorium dan tatalaksana DC shock
III. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Mahasiswa mampu melakukan
1. Menginformasikan tujuan dari pemeriksaan kepada keluarga
2. Dapat melakukan pemeriksaan anamnesis secara akurat
3. Melakukan DC shock

IV. STRATEGI PEMBELAJARAN


1. Latihan dengan Instruktur Skills lab
2. Responsi
3. Bekerja kelompok
4. Bekerja dan belajar mandiri
V. PRASYARAT
1. Mahasiswa harus mampu melakukan alloanamnesa pasien yang
diduga menderita aritmia
2. Sebelum berlatih mahasiswa harus menguasai ilmu dasar tentang
aritmia
3. Mahasiswa harus mampu melakukan dan membaca EKG
4. Mahasiswa harus mampu melakukan DC shock dan komplikasi DC
shock
5. Mahasiswa harus mampu menjelaskan kepada keluarga tujuan
dilakukan DC Shock
6. Mahasiswa harus mampu menjelaskan resiko dilakukan DC Shock
VI. Aloanamnese
1. KELUHAN UTAMA
Alloanamnese : Ditanya keluhan pasien
RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU (RPT)
Ditanya juga apakah ada riwayat sakit jantung, hipertiroid ,stroke atau
obesitas. Kebiasaan buruk yaitu begadang, jarang berolah raga,
merokok
2. ANAMNESE RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA (RPK)
Apakah pada keluarga ada riwayat jantung, hipertensi dan gondok
beracun(hipertiroid)
3. ANAMNESE RIWAYAT PEMAKAIAN OBAT (RPO)
Obat jantung digoksin, amiodaron, propranolol, obat diabetes, obat
hipertiroid.
4. ANAMNESE RIWAYAT KEBIASAAN (RK)
Apakah ada merokok, kurang olah raga, minum alkohol
Skills Lab : Tatalaksana DC Shock
Narasumber: dr.M.Bastanta Tarigan,SpPD-KEMD.FINASIM

Nama Mahasiswa :
NPM :
Group :
Hari/ Tanggal :

Check list
No Aspek yang Dinilai Skor
0 1 2 3
1 Mengucap salam dan menyambut pasien sambil berdiri.
Memperkenalkan diri, serta mempersilahkan duduk
2 Mendapatkan identitas pasien : nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, alamat, suku, status pernikahan, pekerjaan
3 Suara ramah, vocal jelas, kecepatan cukup, volume cukup. Sikap
tubuh condong ke depan kaki tidak bersilang. Kontak mata
dipertahankan 70% (menunjukkan empati secara verbal dan non
verbal.
4 Menanyakan riwayat penyakit sekarang :
a. Sakit apa yang diderita pasien
b. Obat apa yang diminum pasien
c. Pastikan kebiasaan buruk selama ini yaitu kurang olah raga,
suka begadang dan minum alkohol atau merokok

5 Melakukan EKG dan membaca hasil EKG.


Apakah VT,SVT, Atrial ventrikel atau
flutter

6 Mampu menjelaskan hasil laboratorium. Darah rutin, lipid profile,


elektrolit dan T3,FT4 dan TSH

7 Mampu menjelaskan kegunaan DC Shock


dan apakah pasien ini layak atau ada
kontraindikasi DC Shock.

8 Mampu menjelaskan resiko DC Shock


No Aspek yang Dinilai Skor
0 1 2 3
9 Mampu melakukan tindakan DC Shock.

10 Mampu menjelaskan hasil DC Shock.

Jumlah Score

Penilaian:
0= Tidak dilakukan Nilai = ____ x 100 = ………
1= Dikerjakan tapi salah
2= Dikerjakan tidak sempurna
3= Dikerjakan dengan sempurna

Instruktur

(.................................................)

Narasumber: dr. M.Bastanta Tarigan,SpPD-KEMD


Skenario

Seorang laki-laki usia 55 tahun ,pekerjaan sekuriti pada perusahan swasta datang ke IGD
Rumah Sakit Umum dengan keluhan tidak sadarkan diri. Keluhan datang tiba-tiba. Vital
sign. Kesadaran somnolen, TD: 84/50mmHg, nadi tida teraba. Pemeriksaan fisik: Wajah bibir
pucat dan biru. Jantung suara jantung Idan II tidak terdegar. Paru : Vesikuler. Hasil Lab.
Darah rutin,fungsi hati, ginjal,elektrolit dalam batas normal. EKG: aritmia cordis dengan
Atrial fibrilasi. IMT 27 kg/m2 Lab : Darah rutin dalam batas normal. KGD adrandom 190
mg/dl, HbA1C 8,9%. RPT: Diabetes dan hipertensi. RPO (Riwayat Pemakain
Obat):Glibenklamid,amlodipine,metformin.

Diagnosa : Atrial Fibrilasi, hipertensi dengan DM tipe 2.

Tatalaksana : DC shock.

Learning Objective:
1. Mahasiswa harus dapat menguasai dan menganamnesa gejala atrial fibrilasi
2. Mahasiswa harus dapat menjawab indikasi DC shock
3. Mahasiswa harus dapat menguasai prosedur tatalaksana DC shock
4. Mahasiswa harus dapat menguasai kontraindikasi DC shock
5. Mahasiswa harus mampu melakukan tindakan DC shock.

Pengertian DC Shock.
Suatu cara memberi kejutan/renjakan arus listrik lewat sepasang elektroda yang diletakkan
pada dinding dada untuk menghentikan aritmia kordis yaitu ventrikel takikardi(VT),Supra
ventrikel takikardi, atrial fibrilasi atau atrial flutter yaitu aliran listrik searah pada otot jantung
melalui dinding dada dengan menggunak defribrilator.

DC shock elektif yaitu VT,SVT atau atrial flutter atau fibrilasi yang tidak bisa diatasi dengan
obat.

DC shock darurat adalah gangguan irama jantung yang sudah menyebabkan ganguan
hemodinamik, hipotensi dan perfusi darah yang jelek.

Tujuan DC shock adalah agar irama jantung kembali normal (irama sinus) yang gangguan
hemodinamik bisa diatasi
Persiapan DC shock
1. Pastikan pasien tidak sadar.
2. Pastikan tidak ada kontraindikasi
3. Pastikan tidak ada metal atau cairan pada pasien dan perawat
4.
5. Jauhkan dari tabung oksigen

Siapkan alat
1.Defribrilator

2. Lead (kawat sadapan) dan elektrode

3. Jelli elektrode

4. Alat resusitasi

5. Terapi oksigen

6. Peralatan suction.

7. Semua alat pacu harus steril

Kontraindikasi DC shock.
1. Hipertiroid
2. Intosikasi alkohol
3. Gagal jantung terdekompensasi
4. Gangguan elektrolit
5. Trombus di atrium kiri yang tidak bisa diatasi dengan antikoagulan
6. Keracunan alcohol
7. Pasien sadar.

Yang perlu dilakukan sesudah DC shock adalah


1. Bila terjadi asistole maka lakukan tindakan RJP
2. Tindakan DC shock dihentikan bila tidak ada respon
3. Setiap perubahan gambaran EKG harus di print.

Komplikasi DC Shock

1. Luka bakar
2. Aritmia
3. Kerusakan otot jantung ( peningkatan CKMB)
4. Pembesaran jantung
5. Edema paru
6. Embolisasi
7. Hipotensi
8. Pneumonia aspirasi.

Tahapan DC shock sbb:


1. Pertama-tama ambil paddles dari sisi samping alat
2. Pastikan defibrillator dalam keadaan kering
3. Beri krim pada permukaan paddle
4. Tempelkan paddle pada pasien diposisi apeks dan sternum
5. Tekan tombol energi
6. Lakukan pengisian dengan menekan satu tombol pada paddle ,lalu proses
pengisiandapat dilihat di monitor
7. Jangan sentuh pasien pada saat melakukan defibrilasi
8. Setelah proses pengisian selesai maka akan terdengar suara ,, beep ,,pada display
dengan muncul tulisan Defibrilator Ready dan pada tombol paddle akan menyala
9. Selanjutnya tekan paddle agak menekan dinding dada
10. Untuk pengosongan tekan ke 2 tombol pada paddle secara bersamaan
11. Lihat monitor
12. Setelah selesai pilih switch pada tombol energi hingga menunjukkan angka 0
13. Lalu tekan tombol power.

Anda mungkin juga menyukai