Disusun oleh:
Anisa Nur Azizah
Fadlan Faizi
Muhammad Imam Khatami
Navita Aulia Rahmandhani
Jl. Mampang Prpt. Raya No.103, RT.13/RW.1, Tegal Parang, Kec. Mampang Prpt., Kota Jakarta
Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12790
Abstrak
Artikel ini membahas perbedaan dalam pandangan keempat mazhab utama dalam Islam,
khususnya terkait tata cara wudhu dan sholat. Pembahasan melibatkan aspek-aspek seperti niat,
urutan berwudhu, dan hal-hal yang membatalkan wudhu menurut mazhab Hanafi, Maliki,
Syafi'i, dan Hambali. Selain itu, artikel ini menggali kisah-kisah inspiratif dari keempat imam
mazhab, menyoroti kebijaksanaan, tradisi, sistematika, dan ketabahan yang mereka
perjuangkan. Dengan memahami perbedaan dan nilai-nilai yang diusung oleh masing-masing
mazhab, umat Islam dapat memperkaya perspektif keagamaan mereka dan menghargai
keragaman dalam tradisi Islam.
Kata Kunci: Wudhu, Sholat, Mazhab, Hanafi, Maliki, Syafi'i, Hambali, Perbedaan,
Kebijaksanaan, Tradisi, Sistematika, Ketabahan, Islam, Umat Islam, Nilai-Nilai Agama.
2
Pendahuluan
Dalam ajaran Islam, pemahaman terhadap hukum, keadilan, dan ketabahan menjadi
landasan kuat bagi umat Muslim dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Keempat imam
mazhab, yaitu Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi'i, dan Imam Hambali, adalah sosok-sosok
pencerah yang telah memberikan sumbangan besar bagi pemahaman umat Islam terhadap ajaran
agama mereka. Dalam artikel ini, kita akan membahas hasil pembahasan mengenai perbedaan
dan hal-hal yang membatalkan wudhu menurut keempat mazhab tersebut, tata cara sholat yang
berbeda-beda, dan kisah inspiratif dari masing-masing imam mazhab.
Selain itu, kisah inspiratif dari masing-masing imam mazhab mengajarkan tentang
kebijaksanaan, tradisi, sistematika, dan ketabahan. Mereka bukan hanya pemimpin agama, tetapi
juga teladan dalam menghadapi tantangan dan konflik dalam kehidupan. Kisah-kisah ini
mengajarkan kepada umat Islam nilai-nilai kesabaran, keadilan, dan keteguhan keyakinan.
3
Metode
4
Hasil Pembahasan
Mazhab Niat Membasuh Membasuh Mengusap Membasuh Tertib Muwalat Addalak Jumlah
Wajah Tangan Kepala Kaki
5
mata kaki itu juga.
6. Tartib
Yang dimaksud dengan tartib adalah menyucikan anggota wudhu secara berurutan
dari yang awal hingga yang akhir.
Al-Hanafiyah dan Al-Malikiyah bukan merupakan bagian dari fardhu wudhu`,
melainkan hanya sunnah muakkadah. Akan seperti urutan yang disebut dalam AlQuran,
bagi mereka tidaklah mengisyaratkan kewajiban urut-urutan.
Pengumuman mengatakan bahwa urutan anggota yang dibasuh merupakan bagian
dari fardhu dalamwudhu`. Sebab demikianlah selalu datangnya perintah dan contoh
praktek wudhu`nya Rasulullah SAW. Tidak pernah diriwayatkan bahwa beliau
berwudhu` dengan urutannya terbalik-balik. Dan membasuh anggota dengan cara
sekaligus semua disatukan tidak dianggap syah.
7. Al-Muwalat / Tidak Terputus
Maksudnya adalah tidak adanya jeda yang lama ketika berpindah dari membasuh satu
anggota wudhu` ke anggota wudhu` yang lainnya. Ukurannya menurut para ulama
adalah selama belum sampai mengering air wudhu`nya itu.
8. Ad-Dalk
Yang dimaksud dengan ad-dalk adalah mengosokkan tangan ke atas anggota wudhu
setelah dibasahi dengan air dan sebelum sempat kering. Hal ini tidak menjadi
kewajiban menurut jumhur ulama, namun khusus Al-Malikiyah mewajibkannya.
Sebab sekedar menguyurkan udara ke atas anggota tubuh tidak bisa dikatakan
membasuh seperti yang dimaksud dalam Al-Quran.
6
9. Hal yang membatalkan Wudhu
Hal yang Mazhab hanafi Mazhab maliki Mazhab syafi’i Mazhab hambali
Membatalkan
wudhu
Menyentuh kulit Tidak Batal Batal jika merasa Batal Batal dengan syahwat
lawan jenis yang senang
bukan mahram
7
2. Perbedaan Tata Cara Sholat Menurut 4 Mazhab
8
3. Kisah Inspiratif masing – masing 4 Mazhab
A. Imam Hanafi: Pemimpin Kebijaksanaan dan Keadilan
Di kota Baghdad, hiduplah seorang pemuda cerdas bernama Abu Hanifah. Ia
dikenal sebagai pemimpin kebijaksanaan dan keadilan di tengah masyarakat yang
penuh dengan konflik dan ketidakpastian. Sejak kecil, Abu Hanifah telah
menunjukkan kecerdasan luar biasa dalam memahami hukum dan keadilan.
Suatu hari, sebuah sengketa besar melibatkan dua pedagang terkenal. Mereka
datang kepada Abu Hanifah untuk mencari keadilan. Dengan bijaksana, Abu
Hanifah mendengarkan argumen dari kedua belah pihak dan memeriksa bukti
dengan seksama. Setelah mendalami kasus tersebut, dia memberikan keputusan
yang adil, memulihkan perdamaian di antara mereka. Keputusan ini
memenangkan hati banyak orang, dan Abu Hanifah pun diakui sebagai pemimpin
hukum yang adil dan bijaksana.
9
C. Imam Syafi’i: Pencetus Moetode Sistematik
Di kota Mekkah, hiduplah seorang intelektual muda bernama Muhammad al-
Shafi'i. Ia adalah seorang yang sangat tekun dalam memahami Al-Quran dan
Sunnah. Namun, ia juga menyadari pentingnya memahami konteks sosial dalam
memahami hukum Islam.
Imam al-Shafi'i mengembangkan metode sistematis untuk memahami hukum
Islam dengan merangkul Al-Quran, Sunnah, ijma (kesepakatan umat Islam), dan
qiyas (analogi). Pendekatannya yang sistematis ini membantu umat Islam
memahami hukum Islam dengan lebih mendalam dan kontekstual. Karyanya
menjadi landasan bagi pengembangan ilmu ushul al-fiqh (prinsip-prinsip hukum
Islam) dalam tradisi Islam.
10
PENUTUP
Dalam penutup, penelitian ini tidak hanya menjadi sebuah eksplorasi mendalam
mengenai perbedaan mazhab dalam Islam, tetapi juga sebuah perjalanan yang
memperkaya makna spiritualitas dan kesatuan dalam keragaman. Melalui pengalaman
langsung, kami telah merasakan kekayaan dalam tradisi keagamaan ini, mengakui nilai-
nilai kebijaksanaan, ketabahan, dan keadilan yang menjadi landasan keempat imam
mazhab. Pentingnya menghargai perbedaan dan merayakan persamaan dalam keyakinan
agama menjadi pelajaran berharga yang kami bawa pulang dari penelitian ini. Semua ini
menunjukkan bahwa meskipun ada variasi dalam tata cara ibadah, inti dari keimanan
Islam tetap bersatu: cinta kepada Tuhan, keadilan, dan kasih sayang terhadap sesama
manusia. Dengan pengetahuan ini, kami meninggalkan penelitian ini dengan rasa hormat
yang lebih dalam terhadap keragaman dalam keislaman, membawa pesan inklusivitas dan
penghormatan dalam menjalani perjalanan spiritual kami masing-masing.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://mathlaulanwar.or.id/2018/06/27/tata-cara-shalat-menurut-4-mazhab/
https://mathlaulanwar.or.id/2018/07/22/wudhu-menurut-empat-mazhab/amp/
https://www.baitussalam.web.id/2022/04/syarat-wajib-syarat-sah-shalat-4-madzhab.html?
m=1
https://www.kholistembesi.com/2018/02/yang-membatalkan-shalat-menurut-empat-
mazhab.html?m=1
12