Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN MELALUI MEDIA SOSIAL

TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN UMKM KAIN SASIRANGAN


KHAS KALIMANTAN SELATAN

Slamet Kurniawan
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka
Kurniawan03.sk@gmail.com

ABSTRAK
Pemasaran di era modern ini mengalami pergeseran dari konvensional ke
digital. Media elektronik yang semakin digandrungi masyarakat menjadi salah satu
jalan pemasaran yang tepat karena dinilai lebih efektif dan efisien. Terlebih
penggunaan media sosial yang semakin hari semakin bertambah penggunanya,
sehingga mempermudah pelaku usaha untuk melakukan pemasaran melelui media
sosial tersebut. Dengan penerapan strategi pemasaran melalui media sosial ini
diharap dapat meningkatkan minat beli konsumen untuk membeli produk kain
sasirangan yang diproduksi oleh UMKM Kain Sasirangan. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif pada studi kasus
Usaha Kecil Menengah (UMKM) Kain Sasirangan. Penelitian ini bertujuan: (1)
mengetahui strategi pemasaran yang dilakukan oleh UMKM kain sasirangan khas
Kalimantan selatan terhadap minat beli konsumen. (2) mengetahui faktor
pendukung dan penghambat strategi pemasaran UMKM kain sasirangan dalam
menyikapi persaingan dagang di e-commerce terhadap minat beli konsumen. Dari
hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan penelitian yaitu: (1) ada beberapa kendala
yang dialami oleh UMKM Kain Sasirangan mayoritas akibat lamanya proses
pendistribusian yang mengakibatkan lambatnya pemutaran modal, (2) penerapan
digital marketing melalui 4 strategi yang digunakan yaitu penentuan platform,
produksi konten, monitoring, dan evaluasi berjalan dengan cukup baik dan perlu
beberapa perbaikan untuk menunjang pemasaran yang lebih optimal dan dapat
mencapai tujuan usaha.
Kata Kunci: strategi pemasaran, minat beli, usaha masyarakat.

PENDAHULUAN
Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting dan vital bagi sebuah
perusahaan dimana strategi merupakan cara untuk mencapai tujuan dari perusahaan.
Di era revolusi industry saat ini, pergeseran pemasaran dari tradisional ke
konvensional terjadi dengan cepat yakni pemasaran dilakukan dengan
memanfaatkan kecanggihan teknologi yang ada. Sehingga pemasaran dengan

1
teknik tradisional yakni melalui pamflet, selebaran brosur, koran, majalah, dan
spanduk perlahan ditinggalkan oleh perusahaan dan berpindah melakukan
pemasaran digital yakni melalui media sosial. Dimana pemasaran melalui media
sosial dinilai lebih prospektif untuk memungkinkan para calon pelanggan
memperoleh berbagai macam informasi mengenai produk melalui media sosial
tersebut.
Hal tersebut dibuktikan dengan jumlah penduduk khususnya penduduk
indonesia yang aktif di media sosial sebanyak 191,4 juta atau sebesar 68,9% dari
total jumlah penduduk Indonesia (tinews.com). Platform yang sering diakses
masyarakat adalah media sosial dan website yakni sebanyak 85,5%. Hal tersebut
menggambarkan bahwa masayarakat saat ini lebih sering berinteraksi dan
bertransaksi melalui dunia maya.
Begitu juga riset yang dilakukan oleh Kredivo dan Katadata, peningkatan
transaksi jual beli online di Indonesia mencapai 45% bagi kelompok usia 26-35
tahun, dan sebesar 28% pada kelompok usia 18-25 tahun (kompas.com, 2022).
Presentase tersebut tidak hanya menunjukkan angka, tetapi juga menggambarkan
bahwa minat masyarakat terhadap pembelian online baik di marketplace atau media
sosial sangat amat digandrungi.
Inilah yang mendasari UMKM kain sasirangan dalam melakukan ekspansi
produk dengan mengimplementasikan strategi pemasaran melalui media sosial.
Selain dinilai efektif dan dapat mempermudah pemasaran kepada konsumen,
pemasaran melalui media sosial juga dapat menjangkau konsumen yang lebih luas
dan media promosi yang tidak luntur oleh zaman. Kedekatan masyarakat dengan
dunia digital saat ini, memberikan manfaat yang besar bagi penjual dan kemudahan
yang tak terbatas juga bagi pembelinya, sehingga keduanya dapat diuntungkan.
Semakin luas pemasaran yang disebarkan, semakin tinggi minat beli konsumennya.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 62) dalam bauran pemasaran ada 4
cara yang dapat dilakukan oleh pelaku usaha untuk memenangkan pasar, yakni
produk dengan kualitas baik (product), harga bersaing di pasaran (price), promosi
penjualan (promotion), dan tempat atau saluran distribusi yang baik (place).
Keempat hal ini menjadi perhatian penting dalam bauran pemasaran agar produk
dapat diminati dan penjualan menjadi lebih maksimal.

2
Maka dari itu, kebiasaan baru masyarakat saat ini yang senang melakukan
transaksi jual beli melalui online, manjadi strategi pemasaran menjadi pilihan yang
tepat dan sangat penting dilakukan. Dilihat dari jumlah penjualan kurang dari 100
pcs perbulan saat belum menerapkan online marketing, hingga 1000 pcs lebih kain
sasirangan yang dijual dengan menggunakan pemasaran melalui media sosial.
Oleh karena itu, UMKM kain sasirangan menggunakan media sosial sebagai
strategi pemasarannya. Pembahasan kali ini membahas terkait strategi pemasaran
di media sosial bagaimana yang diterapkan, kemudian apa saja yang menjadi faktor
pendukung dan penghambat UMKM kain sasirangan untuk bertahan di tengah
gempuran persaingan di media sosial dengan pedagang lain.
Berdasarkan latar belakang diatas maka karya tulis ini mengambil judul
“Analisis Strategi Pemasaran Melalui Media Sosial Terhadap Minat Beli Konsumen
Umkm Kain Sasirangan Khas Kalimantan Selatan”.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diidentifikasi, maka didapat
rumusan masalah sebagai berikut: 1) Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan
oleh UMKM Kain Sasirangan terhadap minat beli konsumen? 2)Apa yang menjadi
faktor pendukung dan penghambat strategi pemasaran UMKM Kain Sasirangan
Khas Kal-Sel menyikapi persaingan dagang di e-commerce terhadap minat beli
konsumen?

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah; 1) Untuk mengetahui strategi
pemasaran yang dilakukan oleh UMKM Kain Sasirangan terhadap minat beli
konsumen. 2) Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat strategi
pemasaran UMKM Kain Sasirangan dalam menyikapi persaingan dagang di e-
commerce terhadap minat beli konsumen.
Batasan masalah
Dalam penelitian ini terdapat batasan-batasa penelitian supaya lebih
terfokus pada masalah yang diselesaikan yaitu; 1) Karya tulis ini membahas terkait
pengaruh strategi pemasaran UMKM Kain Sasirangan Khas Kal-Sel terhadap minat
3
beli konsumen. 2) Pengamatan dilakukan di UMKM Kain Sasirangan milik
masyarakat Kalimantan Selatan. 3) Penelitian dibatasi pada pengaruh strategi
pemasaran di media sosial oleh UMKM Kain Sasirangan.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Analisis

Menurut Sugiyono analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-
unit melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang panting dan
yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri
sendiri maupun orang lain. Sehingga dapat dipahami bahwa analisis merupakan
meneliti suatu masalah kemudian menguraikan, membuat kesimpulan dan
menjabarkan apa yang telah diteliti menjadi bacaan yang dapat memberikan
manfaat dan pemahaman bagi diri dan orang lain.

Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah suatu rencana yang menyeluruh terpadu dan menyatu
dibidang pemasaran dengan memberikan panduan terkait kegiatan yang hendak
dijalankan agar tercapai tujuan organisasi atau perusahaan. Sehingga strategi
pemasaran dapat diartikan pula sebagai rangkaian tujuan dan sasaran, sebuah
kebijakan dan aturan mengenai arahan kepada pelaku usaha terkait pemasaran
perusahaan dari waktu ke waktu, dapat dilihat dari masing-masing tingkatan dan
acuan beserta alokasinya, dapat menjawab tantangan perusahaan dalam
menghadapi lingkungan dan keadaan pesaing yang berubah-ubah.

Menurut Kotler dan Keller (2016), Perusahaan diharapkan dapat


menentukan strategi pemasaran dan yang sangat penting adalah strategi yang terkait
bauran pemasaran (marketing mix) yang dikenal dengan 4P yaitu product, price,
promotion, and place/distribution. Untuk lebih jelasnya marketing mix yang
meliputi kualitas, harga, promosi, dan distribusi.

4
Produk, segala sesuatu yang memiliki nilai di pasar sasaran dan manfaat
serta kepuasan dalam bentuk barang dan jasa. Strategi penentuan produk ini
meiputi: 1) Penentuan logo/ moto, 2) Menciptakan merek, 3) Menciptakan
kemasan, 4) Keputusan label. Price, harga menjadi satuan ukur mengenai mutu
suatu produk dan harga merupakan unsur bauran pemasaran yang flelksibel (dapat
berubah secara cepat). Adapun tujuan penetapan harga adalah: 1) Untuk bertahan
hidup, 2) Memaksimalkan laba, 3) Memperbesar market-share, 4) Mutu produk, 5)
Persaingan.

Promotion, pemberian informasi tentang suatu produk kepada konsumen


menjadi faktor yang dominan dalam pemasaran. Unsur-unsur promosi; Periklanan,
Publisitas, Promosi Pembelian, Pemasaran untuk kegiatan tertentu. Place, tempat
yang strategis sangat penting dalam pemasaran dalam mendistribusikan produk
kepada konsumen. Faktor yang mempengaruhi dalam penetuan distribusi adalah:
Pertimbangan pembeli atau faktor pasar, Faktor produksi atau pengawasan dan
keuangan.

UMKM Kain Sasirangan Khas Kalimantan Selatan

Kalimantan Selatan memiliki sejumlah oleh-oleh menarik mulai dari makanan


hingga kerajinan tangan. Salah satunya Kain Sasitangan yang memiliki daya tarik
tersendiri. Dibanding oleh-oleh menarik lainnya seperti batik KalSel, mandau,
ukiran dayak, dan lain-lain, Kain Sasirangan memiliki nilai guna sekaligus nilai
estetika yang menarik.

Banjarmasin menjadi ‘trademark’ bagi wisatawan luar Pulau Kal-Sel sehingga lebih
familier dengan nama kalimantan selatan. Kain Sasirangan merupakan kain yang
memiliki motif yang khas yakni berbentuk corak, motif model dan warna yang
menawan.

Sejarah kerajinan Kain Sasirangan berawal dari berdirinya dari adat banjar
dan diwariskan secara turun temurun sejak abad XII. Tepatnya sejak Lambung
Mangkurat menjadi patih Negara Dipa, Lambung Mangkurat merupakan
pengucapan orang Banjar untuk Lambung Mangkurat. Cerita yang berkembang di

5
Kalimantan Selatan, Sasirangan dibuat pertama kali oleh Patih Lambung Mangkurat
setelah bertapa salam 40 hari 40 malam di atas rakit Balarut Banyu. Saat menjelang
akhir pertapaannya, tepatnya saat rakit tiba di daerah Rantau, Kota Bagantung, ia
mendengar suara perempuan yang keluar dari buih. Perempuan tersebut adalah Putri
Junjung Buih, yang kelak menjadi ratu di daerah ini. Putri akan menampakkan
wujudnya jika permintaannya dikabulkan, yaitu sebuah istana Batung dan selembar
kain yang ditenun dan dicalap (diwarnai). Untuk pembuatan kedua permintaannya
itu, Putri hanya memberikan waktu satu hari. Kain yang ditenun dan diwarnai itu
disebut kain Langgundi. Konon saat itu, Putri Jujung Buih menginginkan kain
Langgundi yaitu kain tenun berwarna kuning. Dimana, kain ditenun dan diwarnai
oleh 40 orang wanita dan masih perawan dengan motif padiwaringin. Dalam cerita
masyarakat setempat, motif padiwaringin merupakan motif pertama pada kain
Sasirangan. Pada hari yang telah disepakati, Putri Junjung Buih muncul ke alam
manusia dan meninggalkan tempat persemayamannya selama ini yang terletak di
dasar Sungai Tabalong. Saat itu, masyarakat Kerajaan Negara Dipa melihat Putri
Junjung Buih terlihat anggun. Pakaian yang dikenakan adalah kain Langgundi
berwarna kuning yang merupakan hasil tenunan 40 wanita yang masih perawan.
Kemudian, kain Langgundi dikenal sebagai kain Sasirangan. Kain Sasirangan
dipercaya memilki kekuatan magis yang dapat bermanfaat untuk pengobatan
(batatamba) maupun pengusir roh halus. Untuk melihat penyakit yang diderita,
seseorang dapat dilihat dari kain yang dikenakan, seperti sarung Sasirangan (tapih
bahalai) yang digunakan sebagai selimut untuk mengobati penyakit demam atau
gatal-gatal. Kain lainnya yang dipercaya digunakan sebagai obat adalah bebat
Sasirangan (babat atau stagen) yang dililitkan di perut untuk menyembuhkan
penyakit diare. Kemudian, ada selendang Sasirangan (kakamban) yang dililitkan di
kepala atau disampirkan sebagai penutup kepala, fungsinya untuk menyembuhkan
sakit kepala. Ikat kepala Sasirangan (laung) dililitkan di kepala untuk
menyembuhkan sakit kepala yang berdenyut-denyut. Ciri-ciri Sasirangan Kain
Sasirangan memiliki ciri khas berupa rangkaian motif yang umumnya tersusun
dalam komposisi vertikal. Jarang dijumpai, kain Sasirangan dalam motif horizontal.

6
Minat beli Konsumen

Menurut Kotler & Keller (2009) minat beli adalah suatu perilaku konsumen
akibat respon yang timbul ketika menunjukkan keinginan untuk membeli produk
atau objek yang ditawarkan. Sedangkan menurut Simamora (2002) minat adalah
suatu hal yang memiliki keterkaitan antara sikap, individu yang tertarik pada
sesuatu sehingga memiliki dorongan tersendiri atau menajdi tingkah laku dengan
tujuan mendapat apa yang diinginkan.

Sebelum terjadinya transaksi pembelian dari seorang konsumen, biasanya


terlebih dulu timbul sebuah minat beli, pada tahapan ini konsumen memiliki hasrat
ingin membeli produk namun belum melakukan pembelian. Sehingga minat beli ini
dapat menjadi tolak ukur penjualan produk, apabila penjualan tinggi pasti minat beli
masyarakat juga tinggi. Sehingga dapat dipahami bahwa minat beli mempunyai
makna sebagai pernyataan tersirat dari hati konsumen yang menunjukkan
perencanaan pembelian atau konsumsi dari konsumen kepada objek tertentu dalam
hal ini adalah suatu produk yang ditawarkan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di UMKM Kain Sasirangan di daerah Kalimantan


Selatan. Beralamatkan di Jalan A.Yani Kecamatan Tambang Ulang Kota Tanah
Laut. Waktu penelitian: Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2023, tepatnya
mulai pra tindakan dilaksanakan diminggu pertama survei lokasi penelitian untuk
observasi dan menentukan apa permasalahan yang sedang dihadapi. Untuk
pelaksanaan penelitian dilakukan di minggu kedua di bulan Oktober. Jenis
penelitian yang digunakan yakni penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Dimana penelitian kualitatif pada hakikatnya adalah mengamati orang dalam
lingkungannya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan
tafsiran mereka tentang dunia dan sekitarnya (Nasution, 1988: 5).

Sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer didapat dari informan yaitu pemilik toko. Didukung dengan data sekunder
yaitu dari pengalaman dan testimoni dari pelanggan UMKM Kain sasirangan.
7
Keduanya menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode observasi,
dokumentasi dan wawancara. Metode pengumpulan data dari penelitian ini
menggunakan data primer yakni data yang diperoleh dari informan pada kasus ini
sebagai infroman adalah Penanggung jawab usaha UMKM Kain sasirangan serta
karyawan bidang administrasi dan pemasaran berdasarkan hasil wawancara
terstruktur dan mendalam. Data primer yang didapat meliputi data karakteristik
umum, data pembeli melalui media sosial, termasuk tujuan, manfaat, dan hambatan
yang dihadapi. Sedangkan data sekunder yakni informasi yang didapat dari
pelanggan Kain sasirangan terkait tingkat ketertarikan dan minat pelanggan melalui
digital marketing. Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif, yaitu
mencari, menganalisis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
dan dokumentasi kemudian mengolah dan menjabarkan informasi ke dalam pola
sehingga didapat kesimpulan yang memiliki makna dan dapat dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan dari penelitian ini menjawab rumusan masalah


mengenai strategi pemasaran yang dilakukan oleh UMKM Kain Sasirangan pada
produk-produknya serta dampak dan manfaat dari penerapan strategi pemasaran di
media sosial tersebut. Berdasarkan hasil kunjungan pada usaha Kain Sasirangan,
wawancara dan diskusi interaktif dengan pelaku usaha mikro dapat dirumuskan
beberapa hal terkait pemanfaatan pemasaran digital pada usaha Kain Sasirangan.
Meskipun pelaku usaha Kain Sasirangan telah mengenal media sosial, namun
penggunaannya masih sebatas hanya sebagai media pengenalan produk berupa
memposting produk dan belum memanfaatkan sebagai sarana pemasaran produk.

Bentuk strategi pemasaran produk Kain Sasirangan secara digital melalui


media sosial (digital marketing) dianggap perlu untuk diperkenalkan kepada pelaku
UMKM Kain Sasirangan agar dapat meningkatkan dan meraih mangsa pasar
penjualan dan menjangkau segmen konsumen yang lebih luas dan beragam.

Hasil observasi dan wawancara penelitian pada pelaku usaha Kain


Sasirangan dalam pemanfaatan pemasaran digital dapat disajikan dalam beberapa

8
bagian sebagai berikut: (1) identifikasi permasalahan dan kendala dalam pemasaran
konvensional; (2) edukasi dan perencanaan strategi digital pemasaran bagi pelaku
usaha Kain Sasirangan. (3) Faktor pendukung dan penghambat pemasaran melalui
media sosial pada UMKM Kain Sasirangan. Adapun hasil kegiatan secara lengkap
disajikan sebagai berikut:

Identifikasi Permasalahan dan Kendala dalam Pemasaran Konvensional

Pada hasil kunjungan pengamatan dan wawancara dengan pelaku usaha,


didapatkan hasil bahwa selama melakukan pemasaran secara konvensional yakni
dengan pemasaran secara langsung kepada masyarakat (offline), didapat beberapa
masalah yang dihadapi UMKM Kain Sasirangan, yakni: a). Terhambatnya laju
produksi Kain Sasirangan akibat perputaran modal yang tidak lancar, hal ini
disebabkan pemasaran yang belum terintegrasi dengan baik, b). pemasaran masih
menggunakan cara lama yakni menunggu pembeli datang ke toko, atau melakukan
promosi melalui koran dan media cetak yang saat ini tidak lagi diminati masyarakat,
c). proses distribusi yang dilakukan hanya sampai kepada pedagang besar dan tidak
sampai ke pedagang kecil atau pengecer sehingga konsumen tidak dapat melihat
langsung produk yang dipasarkan atau dijual, d). masyarakat hanya melihat
postingan di media sosial sebatas produk oleh-oleh, dimana masyarakat Tanah Laut
pada khususnya menganggap hal tersebut hal biasa, padahal Kain Sasirangan
memiliki potensi emas untuk dipasarkan hingga ke mancanegara.

Berdasarkan empat hal tersebut, ditemukan akar permasalahan yakni


pemasaran yang belum ditangani dengan baik. Pelaku usaha hanya berfokus pada
kualitas produk tetapi tidak menjalankan strategi pemasaran yang baik. Ini menjadi
hambatan dan menimbulkan kendala bagi pelaku usaha Kain Sasirangan tersebut,
kemungkinan implementasi stratgei digital marketing dapat memberikan manfaat
positif serta melengkapi pemasaran konvensional yang selama ini dilakukan pelaku
usaha.

9
Edukasi dan Perancangan Strategi Digital Pemasaran Bagi Pelaku Usaha
Kain Sasirangan untuk Menarik Minat Beli Konsumen

Dengan pendampingan dan edukasi strategi pemasaran untuk UMKM Kain


Sasirangan dapat memberi pemahaman dan keterampilan pelaku usaha untuk
melaksanakan strategi pemasaran digital atau melalui media sosial dengan mandiri.
Edukasi dan pendampingan ini sangat perlu dilakukan oleh pelaku usaha untuk
menunjang pemasaran dan keefektivannya agar lebih cepat dalam perputaran
modal, keefisienan pemasaran dan juga memudahkan pelanggan untuk membeli
produk dari si pelaku usaha. Dalam menerapkan digital marketing atau pemasaran
digital melalui media sosial, dapat melakukan 4 strategi yaitu: (1) Penentuan
Platform; (2) Produksi Konten; (3) Monitoring; (4) Evaluasi.

Analisis digital marketing yang telah di terapkan UMKM Kain Sasirangan adalah
sebagai berikut: (1) Penentuan platform yang digunakan UMKM Kain Sasirangan
menggunakan media sosial Facebook sebagai media transaksi jual beli. Pelaku
usaha memposting produk siap jual, dan menuliskan deskripsi produk tanpa
mencantumkan harga. Media sosial lainnya seperti Instagram dan Youtube tidak
berjalan maksimal, bahkan sudah tidak lagi dijalankan. Untuk melakukan transaksi
lebih lanjut dengan para konsumen, pelaku usaha menggunakan media sosial
Whatsapp. Seharusnya semua akun media sosial Istana Kain Sasirangan diharapkan
dapat aktif sehingga dapat menarik minat masyarakat untuk membeli produk Kain
Sasirangan.
2) Produksi Konten yang dilakukan oleh UMKM Kain Sasirangan saat ini
yakni memposting pembuatan kain sasirangan dengan metode melukis corak dan
lain sebagainya. Padahal lebih lanjut dapat dibuat konten lain yang lebih unik dan
menarik, tujuannya tetap sama yakni menarik minat beli masyarakat. Contoh
membuat konten-konten pembuatan Kain Sasirangan khas Kal-Sel yang umumnya
Kain Sasirangan memiliki ciri khas berupa rangkaian motif yang umumnya tersusun
dalam komposisi vertikal. Jarang dijumpai, kain Sasirangan dalam motif horizontal.
Baca juga: Mengenal Tenun Sekomandi Sulbar yang Berusia Lebih dari 400 Tahun
Komposisi motif inilah yang membedakan kain Sasirangan dengan batik di Jawa
atau di tempat lain. Warna dasar kain putih akan berubah beraneka warna setelah
menjadi kain Sasirangan, seperti merah, biru, hijau, cokelat, dan lain sebagainya.
Setelah, kain dicelup warna. Pada selembar kain Sasirangan umumnya akan
didominasi garis-garis berganda atau berjajar dua maupun tiga. Garis tersebut
10
tersusun vertikal bersebelahan dengan motif tradisional Banjar atau inovasi baru,
yang juga tersusun vertikal. Motif Sasirangan Motif kain Sasirangan antara lain
kulat kariki, hiris pudak, gigi haruan, naga belimbur, bayam raja, ular lidi, bintang
bahampur, tampuk manggis, kambang sakiki, daun jeruju, kambang kacang
kangkung kaombakan, tuurn dayang, hiris gagatas, maupun ombak sinampur
karang. Hingga saat ini, ada ratusan motif yang dikembangkan. Sebagian
masyarakat juga masih percaya akan kekuatan magis kain Sasirangan, terutama
masyarakat yang memiliki darah keturunan Kerajaan Banjar lama.

(3) Monitoring terkait pemasaran yang dilakukan di platform media


online dan juga konten yang dibuat. Pelaku usaha juga perlu menginovasi kembali
hal-hal yang sudah dilakukan dalam pemasaran digital. Selanjutnya bisa dilakukan
survei darimana masyarakat mengetahui produk Kain Sasirangan, bagaimana
pendapat masyarakat terkait produk Kain Sasirangan, dan apa saran masyarakat
untuk perbaikan kedepannya. Hal ini termasuk monitoring terkait pemasaran yang
dan layanan yang diberikan selama proses penjualan. Sehingga dapat mengukur
minat beli masyarakat melalui proses monitoring tersebut.

(4) Evaluasi terkait penjualan yang telah selesai, hal ini harus dilakukan
setiap hari, perminggu dan tiap bulan, supaya pelaku usaha dapat memonitoring
progress yang berjalan. Evaluasi dilakukan bukan hanya melihat sampai sejauh
mana perkembangan usaha produksi tetapi juga melihat prospek kedepan mengenai
konten apa dan pemasaran yang bagaimana yang dapat menarik minat konsumen
terhadap produk Kain Sasirangan yang dipasarkan. Evaluasi produk, evaluasi
konsep penjualan, dan evaluasi pemasaran ini wajib dilakukan, dari waktu ke waktu
selera masyarakat berubah, mengikuti perkembangan zaman dan tren yang ada.
Sehingga evaluasi dan inovasi sangat perlu dilakukan setiap pelaku usaha.

Faktor Pendukung Dan Penghambat Strategi Pemasaran Melalui Media


Sosial Pada UMKM Kain Sasirangan

Beberapa faktor yang menjadi pendukung dalam menerapkan strategi pemasaran


digital atau melalui media sosial oleh UMKM Kain Sasirangan adalah sebagai
berikut: 1). Konsumen yang aktif di media sosial, sehingga secara tidak langsung

11
konsumen juga turut memasarkan produk Kain Sasirangan melalui media sosial, 2).
Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki UMKM Kain Sasirangan cepat
tanggap dalam menerima perubahan, sehingga tidak lama bagi para pekerja untuk
memahami digital marketing yang sudah trend di kalangan masyarakat, 3).
Tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung untuk menerapkan atau
menimplemntasikan digital marketing pada UMKM Kain Sasirangan.

Sementara itu, faktor yang menjadi penghambat UMKM Kain Sasirangan


dalam mengimplementasikan digital marketing adalah: 1). Adanya pesaing yang
menjual produk yang sama di media sosial sehingga hal tersebut menjadi salah satu
kendala, 2). Terdapat beberapa konsumen yang belum paham mengenai penjualan
di media sosial sehingga menimbulkan keraguan bagi konsumen yang sering
membeli melalui pemasaran konvensional, 3). Kurangnya inovasi konten
pemasaran dan SDM yang paham mengenai pembuatan konten sesuai selera
masyarakat.

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah UMKM Kain
Sasirangan telah mengimplementasikan pemasaran melalui media sosial namun
belum sepenuhnya dikembangkan dengan maksimal. Masih ada beberapa hal yang
perlu ditingkatkan seperti pemasaran, konten hingga layanannya. SDM sudah
terpenuhi namun masih berorientasi pada transaksi jual beli, belum pada melakukan
promosi yang menarik. Media sosial yang aktif hanya Whatsapp dan Facebook saja,
media sosial yang lain tidak dikelola, padahal pemenuhan pelayanan pada
konsumen dilakukan disemua media sosial agar pemasaran berjalan optimal.

12
Saran
Perlu dilakukan inovasi-inovasi yang menarik dalam melakukan pemasaran
di media sosial, yakni konten-konten yang berkembang di masyarakat misal di
platform Instagram, Tiktok, Youtube, Sopee dan lain sebagainya. Kemudian
penggunaan media sosial harus seluruhnya di maksimalkan, agar konsumen dapat
yakin dan merasa tertarik untuk membeli produk Kain Sasirangan, sehingga minat
beli akan terus tumbuh subur dan produk Kain Sasirangan dapat terjual laris
dipasaran.

13
DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, Philip Kotler. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi 12 Jilid I. Jakarta:


Eirlangga.

Kotler, Philip and Kevin Lane Keller, 2016. Marketing Managemen, 15th Edition,
Pearson Education, Inc.

Laksana Fajar, 2010. Manajemen Pemasaran Pendekatan Praktis. Graha Ilmu,


Yogyakarta.

Pradiani, T. (2017). Pengaruh Sistem Pemasaran Digital Marketing Terhadap


Peningkatan Volume Penjualan Hasil Industri Rumahan. Jurnal Jibeka,
11(2), 46–53.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Penerbit CV Alfabeta.

Internet:

https://www.tinewss.com/indonesia-news/pr-1853617810/jumlah-penggunamedia-
sosial-di-indonesia-pada-tahun-2022 . Diakses pada 10 Okt 2023.

https://money.kompas.com/read/2022/06/02/182010626/tren-belanja-onlinemasih-
didominasi-anak-muda-tapi-generasi-tua-pun-kini?page=all . Diakses pada 10 Okt
2023.

https://regional.kompas.com/read/2022/07/26/152921478/mengenal-sasirangan-
asal-kalimantan-selatan-sejarah-ciri-ciri-dan-motif?page=all . Diases Pada 10 Okt
2023

14

Anda mungkin juga menyukai