Anda di halaman 1dari 30

PAPER SEMINAR MANAJEMEN PEMASARAN

LINGKUNGAN PEMASARAN

DAN STUDI KASUS PT INDOFOOD

DOSEN PENGAMPU: PROF. DR. ARLINA NURBAITY LUBIS SE., MBA

Oleh Kelompok 2:

1. ADITYA DEANTO IKHSAN (210502052)

2. ARDIANSYAH (210502054)

3. ALDA SIANTURI (210502060)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................1

PENDAHULUAN........................................................................................2

PEMBAHASAN

1. Lingkungan Pemasaran Mikro............................................................3


2. Lingkungan Pemasarana Makro..........................................................5
3. Mengapa Lingkungan Pemasaran Sangat Penting?............................10
4. Bagaimana Menyikapi Lingkungan Pemasaran?................................12
5. Studi Kasus.........................................................................................14

KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................27

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................29

1
PENDAHULUAN

Dalam era globalisasi dan persaingan bisnis yang semakin ketat, pemahaman yang mendalam
terhadap lingkungan pemasaran menjadi aspek krusial yang harus dikuasai oleh setiap
perusahaan. Lingkungan pemasaran merupakan kumpulan faktor eksternal dan internal yang
saling berinteraksi dan berpengaruh terhadap kegiatan pemasaran suatu perusahaan.
Faktor-faktor tersebut meliputi pelanggan, pesaing, pemasok, perantara pemasaran, dan
lingkungan makro seperti kondisi ekonomi, teknologi, sosial budaya, dan regulasi pemerintah.
Dengan memahami dinamika lingkungan pemasaran, perusahaan dapat merancang strategi
pemasaran yang efektif dan responsif terhadap perubahan yang terjadi.

Mata kuliah Seminar Pemasaran bertujuan untuk memberikan pemahaman komprehensif


mengenai konsep dan aplikasi lingkungan pemasaran dalam dunia bisnis. Melalui pembahasan
teori dan analisis kasus nyata, mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan
analitis dan strategis dalam menghadapi berbagai tantangan pemasaran.

Sebagai studi kasus, kita akan mengkaji PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, salah satu
perusahaan makanan dan minuman terkemuka di Indonesia. PT Indofood memiliki portofolio
produk yang sangat beragam, mulai dari mie instan, produk olahan tepung, minuman, hingga
produk-produk hortikultura. Dalam menghadapi lingkungan pemasaran yang dinamis, PT
Indofood terus berinovasi dan mengadaptasi strategi pemasarannya untuk memenuhi kebutuhan
dan selera konsumen yang terus berubah. Analisis terhadap strategi pemasaran PT Indofood akan
memberikan wawasan tentang bagaimana perusahaan dapat memanfaatkan peluang dan
mengatasi tantangan dalam lingkungan pemasaran yang kompetitif.

Dengan demikian, pembahasan lingkungan pemasaran dalam mata kuliah Seminar Pemasaran ini
tidak hanya penting bagi mahasiswa untuk memahami teori dan konsep, tetapi juga untuk
mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam konteks bisnis nyata. Melalui studi kasus PT
Indofood, mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif
tentang bagaimana perusahaan dapat sukses dalam menghadapi kompleksitas lingkungan
pemasaran.

2
Lingkungan pemasaran adalah lingkungan perusahaan yang terdiri dari pelaku dan kekuatan di
luar pemasaran yang mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran untuk membangun dan
mempertahankan hubungan yang berhasil dengan pelanggan sasaran. Perusahaan harus
melakukan pengamatan secara terus menerus dan beradaptasi dengan lingkungan yang bersifat
kompleks dan dinamis. Dengan mempelajari lingkungan, perusahaan dapat menyesuaikan
strategi perusahaan untuk memenuhi tantangan dan peluang pasar yang baru.

Lingkungan pemasaran dibedakan menjadi dua jenis yaitu lingkungan pemasaran mikro dan
lingkungan pemasaran makro.

1. Lingkungan Pemasaran Mikro

Lingkungan pemasaran mikro merupakan pelaku dan kekuatan yang dekat dengan perusahaan
dan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk melayani pelanggannya. Indikator dari
lingkungan pemasaran mikro terdiri dari: pemasok, perantara pemasaran, pelanggan dan pesaing.
(Novita Wahyu Setyowati, April 2015)

a. Pemasok

Pemasok ialah badan usaha dan perorangan yang menyediakan sumber daya yang
dibutuhkan perusahaan dan pesaingnya untuk memproduksi barang dan jasa tertentu.
Perkembangan dalam lingkungan pemasok bisa mempunyai dampak yang besar terhadap operasi
pemasaran perusahaan. Manajer pemasaran harus mengerti perkembangan harga dari
pemasok-pemasok utama mereka. Manajer pemasaran juga mempunyai kepentingan yang sama
terhadap tersedianya suplai. Kekurangan suplai, pemogokan tenaga kerja, dan kejadian lain yang
dapat mencegah terjadinya perjanjian pengiriman dan menurunkan penjualan jangka pendek
serta dalam jangka panjang akan merusak hubungan dengan pelanggan. (Abdullah & Tantri)
Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka menaikkan harga atau
pengurangan kualitas produk atau servis. Pemasok memberikan modal, tenaga kerja, bahan, dan
sebagainya kepada suatu perusahaan. Mendapatkan pemasok yang baik berarti akan dapat
memenuhi janji penyerahan barang kepada konsumen yang membutuhkan barang tepat pada
waktunya. (Sendhang & Nurseto, September 2012)

b. Perantara-Perantara Pemasaran

Perantara-perantara adalah perusahaan yang membantu perusahaan lain dalam promosi,


penjualan dan pendistribusian barang-barangnya ke pembeli akhir. Mereka meliputi perantara
(middlemen), perusahaan distribusi fisik, agen jasa pemasaran dan perantara keuangan.
(Abdullah & Tantri)

3
1. Perantara, merupakan perusahaan dagang yang membantu perusahaan untuk
menemukan pembeli dan/atau menutup penjualan dengan mereka. Mereka terdiri dari
agen perantara dan pedagang perantara. Para perantara ini mampu memberikan beberapa
keuntungan bagi pelanggan. Pertama mereka mampu menyediakan produk di mana
pelanggan berada (guna tempat). Mereka juga menciptakan kegunaan dari sudut waktu
karena para perantara ini sebagian besar membuka tokonya hampir sepanjang hari di
mana pembeli bisa berbelanja sepanjang waktu. Dilihat dari sudut kuantitas, konsumen
dapat membeli produk dalam jumlah kecil/eceran/perbotol.

2. Perusahaan-perusahaan Distribusi Fisik, membantu perusahaan dalam menyimpan dan


memindahkan barang-barang dari tempat asal ke tempat tujuan. Perusahaan tersebut
antara lain, perusahaan pergudangan yang bertujuan menyimpan dan menjaga barang
sebelum dipindahkan ke tempat tujuan berikutnya, dan perusahaan transportasi terdiri
dari perusahaan kereta api, perusahaan yang menyewakan truk, perusahaan penerbangan,
perusahaan kapal bekas dan perusahaan lain yang menangani pengangkutan yang
memindahkan barang-barang dari satu lokasi ke lokasi lain. (Abdullah & Tantri)

3. Agen-agen Jasa Pemasaran, seperti perusahaan penelitian pasar, agen periklanan,


perusahaan media dan perusahaan konsultasi pemasaran yang membantu perusahaan
untuk mengarahkan dan mempromosikan produk-produknya ke pasar yang tepat.
(Abdullah & Tantri)

4. Perantara-perantara Keuangan, membantu perusahaan dalam hal menguangkan


transaksi mereka, termasuk didalamnya bank, perusahaan kredit, perusahaan asuransi dan
perusahaan lain yang menolong dalam segi keuangan atau pertanggungan risiko.
(Rismiati & Suratno)

c. Pelanggan / Konsumen

Suatu perusahaan mengaitkan dirinya dengan beberapa pemasok dan perantara sehingga ia dapat
memasok secara lebih efisien produk-produk dan jasanya kepada pasar sasarannya. Pasar
sasarannya dapat berupa satu (atau lebih) dari kelima jenis pasar pelanggan di bawah ini:
(Abdullah & Tantri)

1. Pasar konsumen: individu dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk
dikonsumsi.

2. Pasar produsen: organisasi yang membeli barang dan jasa yang diperlukan untuk
memproduksi barang dan jasa lain dengan tujuan untuk mendapatkan laba dan/atau
mencapai tujuan lain.

4
3. Pasar penjual: organisasi yang membeli barang dan jasa untuk dijual kembali dengan
mendapatkan laba.

4. Pasar pemerintah dan pasar non laba: pemerintah dan lembaga-lembaga non laba yang
membeli barang dan jasa untuk memproduksi jasa publik atau mentransfer barang dan
jasa ini kepada pihak yang memerlukan.

5. Pasar internasional: pembeli yang ada di luar negeri, termasuk konsumen, produsen,
penjual, dan pemerintah asing.

Pembeli dengan kekuatan yang mereka miliki mampu mempengaruhi industri untuk menurunkan
harga produk, meningkatkan mutu produk dan layanan, serta mengadu domba sesama anggota
industry. (Sendhang & Nurseto, September 2012)

d. Pesaing

Sistem pemasaran perusahaan di kelilingi dan dipengaruhi oleh kelompok pesaing. Para pesaing
perlu diidentifikasi, dimonitor dan dikalahkan untuk memperoleh dan mempertahankan kesetiaan
pelanggan pada perusahaan. Cara terbaik bagi perusahaan untuk menguasai atau memenangkan
persaingan adalah dengan mengambil sudut pandang pelanggan. Keberhasilan pemasaran
merupakan masalah bagaimana mencapai keterpaduan yang efektif dari pihak perusahaan dengan
para pelanggan, saluran-saluran, dan para pesaing. (Irawan & Wijaya, 1999)

2. Lingkungan Pemasaran Makro

Lingkungan pemasaran makro merupakan faktor-faktor eksternal dari masyarakat yang lebih luas
yang mempengaruhi lingkungan mikro. Suatu organisasi atau perusahaan yang berhasil adalah
mereka yang berhasil mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan yang belum terpenuhi
maupun kecenderungan (tren) yang ada di dalam lingkungan perusahaan. Kebutuhan yang belum
terpenuhi selalu (dan akan selalu) ada (Rismiati & Suratno).

Indikator dari lingkungan pemasaran makro yaitu demografi, ekonomi, teknologi, politik, dan
kebudayaan. (Bahtiar)

a. Demografi

Lingkungan demografi merupakan daya tarik utama bagi para pemasar karena orang-orang
dalam lingkungan itulah yang membentuk pasar. Masalah demografi ini penting untuk
diperhatikan karena orang-orang lah yang dapat menciptakan pasar. Kecenderungan demografi
ini dapat diandalkan kebenarannya untuk jangka pendek dan jangka menengah. (Kotler)

Enam hal yang berkaitan dengan demografi adalah sebagai berikut: (Rismiati & Suratno)

5
1. Pertumbuhan jumlah penduduk dunia yang meningkat pesat.

Hubungan pada pemasaran adalah kesadaran bagi para pengusaha bahwa peningkatan jumlah
penduduk belum tentu disertai dengan peningkatan kemampuan membeli.

2. Komposisi usia penduduk menentukan kebutuhan.

Perbedaan komposisi penduduk tentunya mempengaruhi jenis kebutuhan yang diperlukan


penduduk dalam suatu wilayah / negara. Contohnya 40% penduduk Indonesia berusia antara
15-25, sementara Cina dalam dua dekade ke depan, 1/5 penduduknya akan berada pada usia di
atas 65 tahun. Maka permintaan akan produk juga akan bervariasi. Di Indonesia akan banyak
dibutuhkan peralatan sekolah, peralatan dan mainan bayi, sedangkan di Cina, kebutuhan akan
meningkat untuk obat-obatan, pelayanan rumah sakit, makanan yang mudah dikunyah dan surat
kabar dengan tulisan yang besar.

3. Variasi etnik serta tingkat pendidikan.

Suatu Negara/daerah yang homogen tentu berbeda dengan daerah yang mempunyai penduduk
yang berasal dari berbagai etnik/suku (heterogen). Untuk daerah yang heterogen (seperti Yogya),
terbuka kemungkinan lebih besar bagi perusahaan untuk menawarkan berbagai jenis produknya
(misalnya makanan padang, bubur manado, empek-empek palembang, soto madiun) dibanding
bila berada di daerah homogen. (Rismiati & Suratno) Di Jepang, 99% penduduknya adalah
berpendidikan, jauh berbeda dengan Cina. Perusahaan komputer HP menggunakan pendekatan
yang berbeda untuk memasarkan produknya di Cina. Mereka tidak menekankan diri pada produk
tetapi dengan kesan yang baik akan perusahaan itu, misalnya menawarkan beasiswa dan
peralatan komputer untuk meningkatkan pendidikan. Negara yang mempunyai penduduk dengan
tingkat pendidikan rendah tidak akan dapat bersaing di tingkat internasional. (Rismiati &
Suratno)

4. Pola rumah tangga.

Suatu rumah tangga dapat bervariasi bukan sekedar suami istri dan anak, mungkin ada nenek,
kakek, ipar maupun saudara-saudara yang lain. Ada pula rumah tangga yang terdiri dari dewasa
bujangan, dua orang yang hidup bersama tanpa nikah, maupun rumah tangga kelompok
(misalnya para mahasiswa atau kelompok sekuler atau kelompok agama yang tinggal bersama).
Kelompok bujangan, janda, duda, keluarga yang telah bercerai memerlukan tempat tinggal yang
lebih kecil, alat-alat rumah tangga, perabot, dan lain-lain yang lebih murah harganya serta
makanan yang terbungkus kecil- kecil. Kendaraan yang dikehendaki lebih pada mobil kecil.
(Abdullah & Tantri)

5. Perpindahan geografis penduduk.

6
Perpindahan penduduk terjadi di dalam suatu negara maupun antar negara. Misalnya
perpindahan orang menuju ke daerah yang lebih sejuk akan meningkatkan permintaan akan
pakaian hangat, dan makanan yang berkalori tinggi, rokok, dan bir. Perpindahan orang dari desa
ke kota akan meningkatkan permintaan barang-barang seperti parfum, kosmetik, dan alat-alat
elektronik. Sedangkan perpindahan dari kota ke daerah pinggiran kota akan mendukung
terciptanya suasana yang lebih alamiah, lebih banyak kegiatan di luar rumah, hubungan dengan
tetangga yang lebih akrab. Penduduk yang tinggal di daerah pinggiran ini akan membeli
peralatan berkebun, bengkel, mobil station wagon, dan perlengkapan memasak di luar rumah.
(Abdullah & Tantri)

6. Peralihan dari pasar masal ke pasar kecil.

Efek dari semua faktor demografi di atas seperti keluarga menjadi lebih kecil, perubahan pola
rumah tangga, keadaan tingkat pendidikan penduduk dan sebagainya telah mengubah pasar
masal, pasar yang besar dan luas menjadi pasar yang lebih sempit dan kecil. Artinya konsumen
sekarang menjadi terbagi oleh tingkat usia, tingkat pendidikan, geografi, gaya hidup latar
belakang suku bangsa dan lain-lain. Setiap kelompok konsumen mempunyai pilihan dan
kebutuhan yang berbeda-beda sesuai ciri-ciri mereka. Perusahaan yang ingin berhasil harus
memperhatikan kelompok-kelompok kecil ini secara khas dan tidak menyamaratakan konsumen.
(Abdullah & Tantri)

b. Ekonomi
Pasar memerlukan daya beli di mana ketersediaan daya beli dalam suatu perekonomian
tergantung pada tingkat pendapatan saat itu, tingkat harga, tabungan, hutang dan kredit yang ada.
Para pemasar harus memberi perhatian sungguh pada kecenderungan utama dalam hal tingkat
pendapatan dan pola pengeluaran konsumen. (Philip Kotler)
Ada tiga hal yang berkaitan dengan lingkungan perekonomian yang perlu diperhatikan. (Rismiati
& Suratno).

1. Penurunan dalam pertumbuhan pendapatan nyata.

Situasi di Indonesia akhir-akhir ini telah menurunkan pendapatan nyata penduduk karena
walaupun pendapatan tetap (ataupun ada kenaikan) tetapi tidak seimbang dengan tingkat inflasi
yang terjadi, tingkat pengangguran yang membengkak, harga-harga naik bersama suku bunga
yang tinggi serta peningkatan pajak. Pendapatan yang tersisa untuk membayar makanan,
pakaian, pendidikan dan keperluan pokok lain menjadi berkurang, sehingga permintaan akan
barang bukan pokok seperti mobil, liburan, peralatan elektronik menjadi menurun. Para pemasar
juga perlu memperhatikan variasi pendapatan secara geografis. Suatu kota besar seperti Surabaya
mengalami tingkat pertumbuhan yang cepat namun kota lain seperti Dili relatif lebih lambat.
Para pemasar harus memusatkan kegiatannya ke daerah yang memberi peluang terbaik.

2. Tekanan inflasi

7
Inflasi yang hebat pada tahun 1998 membawa akibat yang amat berarti pada peningkatan harga
hampir semua jenis barang dan jasa. Hal ini masih dapat dirasakan sampai sekarang, meskipun
tingkat inflasi sudah mulai dapat ditekan namun masyarakat masih merasa kuatir dengan
beberapa hal misalnya, kegiatan investasi yang masih lesu, menurunnya nilai tukar rupiah
terhadap mata uang asing, dan suku bunga pinjaman yang masih tinggi. Semua ini mendorong
konsumen untuk mencari barang/jasa yang lebih murah, melakukan sendiri jasa pelayanan yang
dapat dilakukan dan hal-hal lain yang dapat dilakukan untuk menghemat uang. (Rismiati &
Suratno)

3. Perubahan pola pengeluaran konsumen

Pengeluaran konsumen untuk barang-barang yang pokok telah mengalami perubahan dari tahun
ke tahun. Pendapatan keluarga meningkat, persentase belanja untuk makanan menurun,
persentase belanja untuk perumahan dan pelaksanaan kegiatan rumah tangga tetap dan
persentase belanja dalam kategori lain (pakaian, transportasi, rekreasi, kesehatan dan pendidikan)
dan persentase untuk tabungan meningkat. Perubahan pola pengeluaran konsumen karena
perubahan dalam perekonomian yang utama seperti pendapatan, tingkat bunga dan biaya hidup
akan membawa dampak secara langsung terhadap pasar. (Rismiati & Suratno)

c.. Teknologi
Perubahan teknologi tentu saja mempengaruhi daur hidup barang dan jasa. Setiap perubahan
teknologi menimbulkan akibat-akibat jangka panjang yang besar tak selalu dapat diramalkan
terlebih dahulu. Para pemasar perlu mengamati kecenderungan berikut dalam teknologi. (Irawan
& Wijaya, 1999)

1) Laju percepatan teknologi, banyak produk yang ada sekarang tidak tersedia pada seratus tahun
yang lalu. Dahulu orang tidak mengenal komputer, televisi, mesin pendingin, perekam video,
ataupun penerangan listrik. Laju pertumbuhan teknologi telah banyak membantu manusia untuk
melakukan pekerjaannya secara lebih efektif dan efisien. Sulit disangkal bahwa teknologi selalu
berkembang dan akan selalu berkembang. Revolusi ini sudah tentu akan memberikan dampak
yang berarti terhadap pola konsumsi dan sistem pemasaran.

2) Peluang pembaruan yang tak terbatas, sehubungan dengan perkembangan teknologi yang
tidak terbendung maka akan lebih banyak penemuan baru di bidang teknologi yang akan
mempengaruhi gaya hidup manusia dan lingkungan. Para ilmuwan sampai sekarang masih
berusaha mengembangkan berbagai teknologi baru yang akan menimbulkan perubahan dalam
proses produksi dan produk. Penemuan terhadap mesin-mesin industri yang otomatis telah
membawa implikasi dalam bidang bisnis dengan memberikan peluang bisnis maupun lapangan
kerja baru, sekaligus juga efisiensi tenaga kerja karena adanya mesin-mesin yang dapat
menggantikan tenaga manusia. Dengan usaha yang masih dilakukan sampai sekarang dalam
bidang teknis, para pelaku bisnis juga diharapkan mempersiapkan diri menghadapinya.

8
3) Anggaran biaya penelitian dan pengembangan yang besar, pola persaingan di antara para
pengusaha menyebabkan mereka cenderung lebih meningkatkan lagi kemampuan teknologi
untuk mengantisipasi persaingan hingga menyebabkan anggaran biaya untuk penelitian dan
pengembangan menjadi semakin besar.

4) Meningkatnya pengaturan dalam perubahan teknologi, perubahan teknologi menghadapi


tantangan dari mereka yang melihatnya sebagai ancaman terhadap alam, kebebasan pribadi,
kesederhanaan, dan bahkan terhadap ras manusia. Pemerintah meningkatkan pengaturan dalam
perubahan teknologi untuk melindungi konsumen dari dampak negatif yang muncul dari
produk-produk baru. Para pemasar perlu bekerja sama dengan para peneliti untuk menemukan
produk yang mempunyai peluang pasar yang bagus.

d. Politik dan Hukum


Lingkungan ini dibentuk oleh hukum-hukum, lembaga pemerintah dan kelompok penentang
yang membatasi kegiatan organisasi dan individu dalam masyarakat. (Rismiati & Suratno)

1. Perundang-undangan pokok yang mengatur bisnis

Ada 3 tujuan dikeluarkannya perundang-undangan pokok yang mengatur bisnis ini yaitu
melindungi perusahaan dari persaingan yang tidak sehat di antara sesamanya, untuk melindungi
konsumen dari praktek perusahaan yang tidak jujur dan untuk melindungi minat masyarakat
yang lebih besar terhadap tingkah laku perusahaan yang tidak terkendali. Contoh dari
perundangan ini adalah dikenakannya biaya pajak untuk barang mewah sebesar 5%-30% yang
masuk ke Indonesia. (Rismiati & Suratno)

2. Pertumbuhan kelompok-kelompok kepentingan masyarakat

Jumlah dan kekuatan kelompok-kelompok pemerhati kepentingan masyarakat telah meningkat.


Mereka mempengaruhi pemerintah dan perusahaan untuk lebih memperhatikan
kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat seperti hak-hak konsumen, hak wanita, hak
buruh dan kelompok minoritas lain, misalnya Suara Ibu Perduli, Serikat Pekerja Seluruh
Indonesia, dan lain-lain. (Rismiati & Suratno)

e. Sosial dan Budaya


Masyarakat membentuk kepercayaan dasar, nilai dan norma yang pada akhirnya merumuskan
suatu pandangan tentang hubungan mereka dengan sesamanya, masyarakat lain, maupun alam
semesta. (Rismiati & Suratno)
Terdapat tiga karakteristik utama dari kebudayaan dan kecenderungan minat terhadap pemasaran.

1) Nilai kebudayaan pokok yang bertahan kuat, orang yang hidup di kelompok masyarakat
tertentu memiliki beberapa kepercayaan dan nilai-nilai inti yang diwarisi dan kecenderungan

9
bertahannya secara mantap. Kepercayaan inti tersebut diturunkan dari orang tua kepada anak dan
diperkuat oleh lembaga-lembaga masyarakat seperti sekolah, gereja, perusahaan, dan
pemerintahan. Sedangkan kepercayaan sekunder lebih mungkin diubah misalnya kepercayaan
bahwa orang harus kawin dalam usia muda. Sehingga para pemasar lebih dapat mempengaruhi
orang untuk menunda perkawinan daripada tidak kawin sama sekali. Disini penawaran yang
berkaitan dengan keluarga berencana dan perencanaan keluarga mempunyai peluang untuk
berhasil.

2) Setiap budaya mempunyai sub-budaya, setiap masyarakat mempunyai sub-budaya dan


terdapat kelompok orang yang menaati sistem nilai yang muncul dari pengalaman hidup umum
di lingkungan mereka. Para pemasar dapat memilih salah satu dari sub-budaya ini sebagai
sasaran mereka sejauh masing-masing sub-budaya mempunyai perilaku konsumsi dan kebutuhan
yang berbeda.

3) Nilai kebudayaan sekunder berubah-ubah dari waktu ke waktu, meskipun nilai-nilai inti relatif
tetap, tetapi kebudayaan selalu berubah. Nilai-nilai budaya pokok dari suatu masyarakat
dinyatakan dalam hubungan orang dengan dirinya, orang dengan pihak lain, orang dengan
lembaga, orang dengan masyarakat, orang dengan alam, dan orang dengan alam semesta.
Misalnya gejala kebudayaan musik rap, akan membawa dampak terhadap gaya rambut, pakaian
maupun sikap anak-anak muda. Lingkungan kebudayaan menunjukkan kecenderungan
masyarakat pada aktualisasi diri, kepuasan sementara, dan lebih berorientasi pada keduniawian/
menikmati hidup. (Irawan & Wijaya, 1999)

Mengapa Lingkungan pemasaran sangat penting ?


Lingkungan pemasaran sangatlah penting karena dapat mempengaruhi bisnis atau perusahaan.
Adapun beberapa alasannya, yaitu:

1. Pengaruh pada Keputusan Pemasaran


Lingkungan pemasaran mempengaruhi keputusan strategis dan operasional dalam
pemasaran. Misalnya, perubahan tren konsumen atau teknologi baru dapat mempengaruhi
cara perusahaan memasarkan produk atau jasa mereka. Jika ada tren gaya hidup yang
berubah, perusahaan mungkin perlu mengembangkan produk yang sesuai dengan
preferensi konsumen.
Menurut makalah Dasar -Dasar Pemasaran yang diambil dari situs Academia.edu bahwa
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajer pemasaran akan berada dalam
lingkungan yang kompleks dan penuh dengan ketidakpastian. Keputusan yang diambil
menyangkut penetapan harga, produk, distribusi, dan promosi yang pengambilan
keputusannya tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lingkungan eksternal, seperti
demografi, ekonomi, kebudayaan, dan sebagainya.

2. Identifikasi Peluang dan Ancaman

10
Memahami lingkungan pemasaran membantu perusahaan mengidentifikasi peluang untuk
pertumbuhan dan ancaman potensial terhadap operasinya. Ini memungkinkan perusahaan
untuk merespons secara proaktif daripada reaktif. Menurut buku Manajemen Pemasaran
oleh Philip Kotler dan Kevin Lame Keller disebutkan bahwa analisis SWOT adalah cara
untuk mengamati lingkungan pemasaran eksternal ( peluang dan ancaman) dan
lingkungan internal ( kekuatan dan kelemahan) sehingga perusahaan lebih paham apa itu
peluang dan ancaman dalam bisnisnya.

3. Pemahaman tentang Pelanggan


Analisis lingkungan pemasaran membantu perusahaan memahami kebutuhan, keinginan,
dan perilaku pelanggan mereka, yang penting untuk mengembangkan produk atau jasa
yang sesuai dengan pasar. Agar pemenuhan kebutuhan masyarakat dapat terkendali maka
diperlukan monitoring yang harus dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan
mengidentifikasi ruang lingkup pemasaran.

4. Pemosisian Kompetitif
Dengan memahami lingkungan pemasaran, perusahaan dapat menentukan posisi mereka
relatif terhadap pesaing dan mengembangkan strategi untuk membedakan diri mereka di
pasar. Sistem pemasaran perusahaan itu dipengaruhi dan dikelilingi oleh para pesaing.
Sehingga lingkungan pemasaran baik internal maupun eksternal diperlukan agar
perusahaan dapat memonitoring dan menyusun strategi perencanaan guna
mempertahankan kesetiaan pelanggan terhadap perusahaan.

5. Adaptasi dengan Perubahan


Lingkungan pemasaran selalu berubah. Perusahaan yang memahami lingkungan mereka
dapat beradaptasi dengan perubahan ekonomi, sosial, teknologi, dan politik, sehingga
tetap relevan dan kompetitif. Menurut buku Manajemen Pemasaran oleh Syahril Hasan
tahun 2022 disebutkan bahwa bagi perusahaan yang dengan cepat mengidentifikasi
kebutuhan pasarnya akan selalu berhasil melakukan perubahan produk atau perbaikan
untuk memenuhi keinginan konsumen yang belum terpenuhi.

6. Pengambilan Keputusan yang Berbasis Data


Analisis lingkungan pemasaran menyediakan data dan wawasan yang penting untuk
pengambilan keputusan yang berbasis data, yang dapat meningkatkan efektivitas dan
efisiensi strategi pemasaran.
Untuk melaksanakan tanggung jawab analisis, perencanaan, implementasi, dan
pengendalian perusahaan, manajer pemasaran memerlukan Sistem Informasi Pemasaran
(MIS).

11
7. Pengembangan Strategi Jangka Panjang
Memahami lingkungan pemasaran membantu perusahaan merencanakan strategi jangka
panjang mereka, memastikan bahwa mereka dapat bertahan dan berkembang dalam
jangka waktu yang lama.

Adapun beberapa penelitian terdahulu yang mendukung alasan-alasan mengapa lingkungan


pemasaran sangatlah penting bagi perusahaan, yaitu:
1. Tan dan Litschert (1994). Hasil penelitiannya menunjukkan lingkungan berpengaruh
terhadap strategi relationship dan secara tak langsung mempunyai implikasi terhadap
kinerja.
2. Lee dan Miler (1996). Hasil penelitiannya menunjukkan lingkungan strategik
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, untuk meningkatkan kinerja diperlukan
adanya keselarasan strategi dan perubahan Lingkungan.

Bagaimana menyikapi lingkungan pemasaran?


Menyikapi lingkungan pemasaran berkaitan erat dengan analisis,tanggapan, dan respon
perusahaan terhadap lingkungan eksternal maupun internal seiring berubahnya perkembangan
pasar yang dapat mempengaruhi strategi bisnis/pemasaran. Memonitor lingkungan pemasaran
merupakan proses perencanaan pemasaran yang memungkinkan bisnis untuk tetap kompetitif
dan relevan dalam pasar yang dinamis. Maka, dalam merencanakan strategi pemasaran, maka
sangat diperlukan monitoring lingkungan pemasaran baik mikro maupun lingkungan makro.

Strategi pemasaran menurut W.J. Stanton adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang
berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menetapkan harga sampai dengan
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan
pembeli aktual maupun potensial. Perusahaan harus menentukan pelanggan mana yang akan
dilayaninya (segmentasi pasar dan penetapan target) dan bagaimana perusahaan melayani pasar
atau objeknya ( positioning).
Pemasaran sasaran meliputi tiga aktivitas: segmentasi pasar, penentuan target pasar, dan
positioning.

1. Segmentasi Pasar
Secara umum, segmentasi pasar adalah pembagian pasar ke dalam segmen-segmen berdasarkan
karakteristik pelanggan. Menurut Philip Kotler dan Kevin Lanne Keller segmentasi pasar adalah
“ Membagi pasar menjadi beberapa kelompok pembeli berbeda yang mempunyai kebutuhan,
karakteristik, atau perilaku yang berbeda dan yang mungkin memerlukan produk atau program
pemasaran terpisah.”
Adapun beberapa alasan mengapa segmentasi pasar diperlukan, yaitu:

12
1. Perusahaan dapat lebih baik memahami perilaku segmen pasar. Program pemasaran dapat
lebih diarahkan sesuai dengan perilaku dan kebutuhan masing-masing segmen pasar.

2. Apabila pasar terlalu luas dan berperilaku sangat beragam, perusahaan dapat memilih satu atau
beberapa segmen pasar saja. Sehingga kapasitas pasar dapat lebih sesuai dengan luas
segmen-segmen pasar terbentuk.

2. Targeting

Dalam menetapkan target pasar, perusahaan harus terlebih dahulu menentukan segmentasi pasar.
Target pasar adalah strategi mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif dengan
memilih satu segmen pasar atau lebih jumlah segmen yang dimasuki.
Ada tiga kriteria dalam mengevaluasi dan menentukan segmen yang akan ditarget,yaitu:
1. Memastikan bahwa segmen pasar yang dipilih cukup besar dan akan cukup menguntungkan
bagi perusahaan.
2. Strategi targetting itu harus didasarkan pada keunggulan kompetitif perusahaan yang
bersangkutan. Keunggulan kompetitif merupakan cara untuk mengukur apakah perusahaan itu
memilih kekuatan untuk mendominasi segmen pasar yang dipilih.
3. Segmen pasar yang dituju itu harus didasarkan pada situasi persaingannya yang secara
langsung atau tidak langsung mempengaruhi daya tarik segmen.

3. Positioning
Positioning adalah cara pandang konsumen terhadap suatu produk yang akan menghasilkan citra
dari konsumen tersebut. Positioning tidak sekedar membujuk dan menciptakan citra dalam benak
pelanggan, tetapi juga bagaimana merebut kepercayaan pelanggan.

Dengan mengetahui 3 konsep pokok ini, yaitu segmentasi, targeting, dan positioning maka
perusahaan akan lebih mudah untuk merancang strategi pemasarannya.

STUDI KASUS: ANALISIS LINGKUNGAN PEMASARAN PT INDOFOOD

1) LATAR BELAKANG

13
Indofood didirikan pada tahun 1990 oleh Sudono Salim, seorang pengusaha Indonesia
keturunan Tionghoa. Awalnya, perusahaan ini fokus pada produksi mie instan dengan merek
"Indomie," yang kemudian menjadi salah satu produk mie instan terpopuler di Indonesia dan
bahkan di beberapa negara lain.
Seiring dengan berjalannya waktu, Indofood terus berkembang dan melakukan
diversifikasi produk. Saat ini, portofolio produknya mencakup berbagai kategori, seperti
makanan olahan, minuman, produk susu, dan lainnya. Indofood juga memiliki beberapa anak
perusahaan yang bergerak di berbagai bidang, termasuk agribisnis, distribusi, dan pengemasan.
Indofood tidak hanya berfokus pada pasar domestik tetapi juga telah mengekspor
produk-produknya ke berbagai negara di dunia. Mie instan Indomie, misalnya, sangat populer di
beberapa negara Afrika, Timur Tengah, dan Asia lainnya.
Sebagai salah satu perusahaan terbesar di Indonesia, Indofood berkontribusi signifikan
terhadap ekonomi negara. Perusahaan ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja tetapi juga
berperan dalam pengembangan industri pangan dan agribisnis di Indonesia.
Indofood dikenal dengan manajemen dan kepemimpinannya yang kuat. Anthoni Salim,
putra Sudono Salim, saat ini menjabat sebagai CEO dan Presiden Direktur perusahaan. Di bawah
kepemimpinannya, Indofood terus mengalami pertumbuhan dan inovasi.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (Indofood) adalah salah satu perusahaan
makanan dan minuman terkemuka di Indonesia yang berhasil menggunakan analisis lingkungan
pemasaran untuk memperkuat posisi dan strategi bisnisnya di pasar.

2) BUSINESS GROUP
Indofood adalah perusahaan Total Food Solutions yang beroperasi di seluruh tahap
produksi makanan, mulai dari produksi bahan mentah dan pengolahannya, hingga produk
konsumen di pasar. Perusahaan ini terkenal sebagai perusahaan mapan dan pemain terkemuka di
setiap kategori bisnis tempat perusahaan beroperasi.
Dalam operasional bisnisnya, Indofood memanfaatkan skala ekonomi dan model bisnis
yang tangguh dengan empat Grup Usaha Strategis yang saling melengkapi, yaitu:

a) Cunsomer Branded Products (CBP)

14
Consumer Branded Products (CBP) adalah segmen bisnis yang berfokus pada
pengembangan, produksi, dan pemasaran produk-produk makanan dan minuman yang dijual
langsung kepada konsumen akhir dengan merek yang dikenal luas. Bagi PT Indofood Sukses
Makmur Tbk, Consumer Branded Products adalah salah satu pilar utama bisnisnya dan memiliki
beberapa fungsi penting bagi perusahaan serta lingkungan pemasarannya:
1) Pendapatan dan Profitabilitas: Segmen CBP biasanya menyumbang porsi signifikan dari
pendapatan dan keuntungan perusahaan. Produk-produk bermerek seperti mie instan,
susu, snack, dan minuman memberikan margin keuntungan yang relatif tinggi
dibandingkan dengan produk komoditas.
2) Pengenalan Merek: Produk-produk bermerek membantu Indofood membangun dan
memperkuat citra mereknya di pasar. Merek-merek terkenal seperti Indomie, Pop Mie,
dan Chitato menjadi simbol kualitas dan kepercayaan konsumen, yang penting untuk
mempertahankan loyalitas pelanggan.
3) Inovasi Produk: Melalui segmen CBP, Indofood dapat terus berinovasi dengan
mengembangkan produk-produk baru yang sesuai dengan selera dan tren pasar. Inovasi
ini penting untuk menjaga daya saing dan menarik konsumen baru.
4) Diversifikasi Pasar: Produk-produk bermerek memungkinkan Indofood untuk
menjangkau segmen pasar yang beragam, dari anak-anak hingga dewasa, dan dari kelas
ekonomi bawah hingga atas. Diversifikasi ini mengurangi risiko bisnis dan memperluas
peluang pertumbuhan.
5) Pemasaran dan Promosi: Aktivitas pemasaran dan promosi untuk produk-produk
bermerek memainkan peran kunci dalam meningkatkan kesadaran merek dan mendorong
penjualan. Strategi pemasaran yang efektif, seperti iklan, promosi penjualan, dan sponsor,
membantu meningkatkan visibilitas produk di pasar.
6) Loyalitas Pelanggan: Dengan menyediakan produk berkualitas tinggi yang memenuhi
kebutuhan konsumen, segmen CBP membantu membangun dan mempertahankan
loyalitas pelanggan, yang merupakan aset penting bagi kesuksesan jangka panjang
perusahaan.
7) Ekspansi Global: Produk-produk bermerek seperti Indomie telah berhasil menembus
pasar internasional, membantu Indofood memperluas jejak globalnya dan meningkatkan
pengakuan merek di tingkat global.

15
Secara keseluruhan, Consumer Branded Products merupakan komponen kunci dalam
strategi bisnis Indofood, berkontribusi terhadap pertumbuhan pendapatan, memperkuat posisi
merek, dan mendukung ekspansi perusahaan di pasar domestik dan internasional.

b) Bogasari Group
Bogasari Flour Mills, yang sering disebut sebagai Bogasari, adalah salah satu divisi dari
PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Bogasari merupakan produsen tepung terigu terbesar di
Indonesia dan salah satu yang terbesar di dunia.
Sebagai produsen tepung terigu terbesar di Indonesia, Bogasari menyediakan bahan baku
utama untuk berbagai produk Indofood, termasuk mie instan, roti, dan kue. Ketersediaan tepung
terigu yang konsisten dan berkualitas membantu Indofood mempertahankan standar produknya.
Bogasari memungkinkan Indofood untuk mendiversifikasi portofolio produknya dengan
mengembangkan varian tepung terigu yang berbeda untuk keperluan spesifik, seperti tepung
untuk roti, kue, dan pasta. Ini memperluas jangkauan pasar Indofood dan memenuhi kebutuhan
konsumen yang beragam.
Melalui penelitian dan pengembangan di Bogasari, Indofood dapat menginovasi produk
baru dan meningkatkan kualitas produk yang ada. Hal ini penting untuk menjaga daya saing di
pasar yang dinamis.

c) Agribusiness Group
PT Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki divisi bisnis agribisnis yang dikenal sebagai
Indofood Agri Resources Ltd. Divisi agribisnis ini berfokus pada produksi dan pengolahan bahan
baku pertanian, terutama kelapa sawit dan karet. Melalui anak perusahaannya, Indofood Agri
memiliki perkebunan kelapa sawit yang luas serta pabrik pengolahan minyak sawit mentah
(CPO) dan produk turunannya.
Kehadiran divisi agribisnis ini memungkinkan Indofood untuk mengintegrasikan secara
vertikal operasi bisnisnya, mulai dari hulu (produksi bahan baku) hingga hilir (produksi dan
distribusi produk makanan dan minuman). Dengan demikian, Indofood dapat mengendalikan
kualitas dan ketersediaan bahan baku utama seperti minyak sawit, yang digunakan dalam
berbagai produknya.

16
Integrasi vertikal ini juga membantu Indofood mengurangi ketergantungan pada pemasok
eksternal untuk bahan baku tertentu dan meningkatkan efisiensi biaya serta keberlanjutan dalam
rantai pasokannya.

d) Distribution Group
Distribution Group dalam konteks PT Indofood Sukses Makmur Tbk merujuk pada divisi
atau unit bisnis perusahaan yang bertanggung jawab untuk mengelola dan mengoptimalkan
jaringan distribusi produk-produk Indofood. Fungsi Distribution Group ini sangat penting bagi
Indofood dan lingkungan pemasarannya, antara lain:
1) Meningkatkan Ketersediaan Produk: Distribution Group memastikan bahwa
produk-produk Indofood dapat diakses oleh konsumen di berbagai wilayah, baik di dalam
maupun di luar negeri. Hal ini dilakukan melalui jaringan distribusi yang luas, termasuk
gudang, depo, dan agen-agen penjualan.
2) Efisiensi Logistik: Distribution Group bertanggung jawab untuk mengoptimalkan logistik
dan rantai pasokan, sehingga produk dapat didistribusikan dengan efisien, cepat, dan
dengan biaya yang terkontrol. Hal ini mencakup pengelolaan transportasi, pergudangan,
dan manajemen persediaan.
3) Adaptasi dengan Kondisi Pasar: Distribution Group harus mampu beradaptasi dengan
perubahan kondisi pasar, seperti permintaan konsumen yang berfluktuasi, kondisi
geografis yang bervariasi, dan tantangan infrastruktur. Hal ini membutuhkan strategi
distribusi yang fleksibel dan responsif.
4) Mendukung Strategi Pemasaran: Distribusi yang efektif memungkinkan Indofood untuk
mendukung berbagai strategi pemasaran, seperti promosi produk, peluncuran produk
baru, dan kampanye penjualan. Ketersediaan produk yang baik di titik-titik penjualan
mempengaruhi keberhasilan inisiatif pemasaran.
5) Pengembangan Pasar: Distribution Group berperan dalam mengidentifikasi dan
mengembangkan pasar baru, baik domestik maupun internasional. Hal ini melibatkan
penelitian pasar, analisis peluang, dan penyesuaian strategi distribusi untuk memasuki
pasar baru.
6) Manajemen Hubungan Pelanggan: Melalui jaringan distribusi, Indofood dapat
membangun dan memelihara hubungan yang baik dengan para distributor, retailer, dan

17
pelanggan akhir. Hal ini penting untuk memastikan kepuasan pelanggan dan loyalitas
terhadap merek.
Secara keseluruhan, Distribution Group memiliki peran krusial dalam memastikan bahwa
produk-produk Indofood dapat mencapai konsumen secara efektif dan efisien, yang merupakan
faktor penting dalam kesuksesan pemasaran dan pertumbuhan perusahaan.

3) STRATEGI PEMASARAN
Strategi segmentasi, targeting, dan positioning (STP)
Indofood, sebagai salah satu perusahaan makanan dan minuman terbesar di Indonesia,
menggunakan strategi segmentasi, targeting, dan positioning (STP) untuk mengoptimalkan
strategi pemasarannya. Berikut adalah cara Indofood mengidentifikasi segmen pasar,
menentukan target pasar, dan memposisikan produknya:
1. Segmentasi Pasar:
Indofood mensegmentasikan pasar berdasarkan kriteria seperti:
a) Demografi: Usia, jenis kelamin, pendapatan, dan tingkat pendidikan. Misalnya,
produk mi instan direncanakan untuk segmen pasar yang mencakup mahasiswa
dan pekerja muda.
b) Geografis: Wilayah, iklim, dan kepadatan penduduk. Produk-produk tertentu
mungkin lebih populer di daerah tertentu, seperti mie instan dengan rasa khas
daerah.
c) Psikografis: Gaya hidup, nilai, dan kepribadian. Produk-produk kesehatan
mungkin ditujukan untuk konsumen yang sadar kesehatan.
d) Perilaku: Kesetiaan merek, manfaat yang dicari, dan tingkat penggunaan. Produk
kemasan besar mungkin ditujukan untuk keluarga, sedangkan kemasan kecil
untuk konsumen individu.
2. Targeting Pasar:
Setelah mengidentifikasi segmen-segmen pasar, Indofood menentukan target pasar yang
paling potensial berdasarkan analisis kebutuhan konsumen, potensi pertumbuhan, dan
kompetisi pasar. Misalnya:
a) Target Pasar Massal: Produk seperti Indomie, yang ditargetkan untuk konsumen
luas dari berbagai lapisan masyarakat.

18
b) Target Pasar Khusus: Produk kesehatan atau organik yang ditargetkan untuk
segmen pasar yang lebih sadar kesehatan dan bersedia membayar lebih.
3. Positioning Produk:
Indofood memposisikan produk-produknya dengan cara yang membuat mereka menonjol
di benak konsumen, sering kali berdasarkan atribut produk, manfaat, atau nilai yang unik.
Misalnya:
a) Indomie: Diposisikan sebagai mie instan yang lezat, praktis, dan terjangkau,
dengan berbagai rasa yang menyesuaikan selera lokal.
b) Indomilk: Diposisikan sebagai produk susu berkualitas yang mendukung
pertumbuhan dan kesehatan keluarga.
Dengan strategi STP ini, Indofood dapat merancang dan mengimplementasikan strategi
pemasaran yang efektif, memastikan bahwa produknya mencapai segmen pasar yang
tepat dengan pesan yang relevan dan menarik.
B) Bauran Pemasaran (4P)
1. Produk:
a) Portofolio Produk: Indofood memiliki portofolio produk yang luas, termasuk mi instan,
produk olahan susu, makanan ringan, minuman, dan bahan makanan dasar lainnya. Setiap
kategori produk memiliki berbagai varian untuk memenuhi selera dan kebutuhan
konsumen yang beragam.
b) Inovasi Produk: Perusahaan secara terus-menerus berinovasi untuk mengembangkan
produk baru dan meningkatkan kualitas produk yang ada, sesuai dengan tren pasar dan
preferensi konsumen.
2. Harga:
a) Strategi Harga: Indofood menggunakan strategi harga yang kompetitif untuk menarik
berbagai segmen pasar. Perusahaan menawarkan produk dengan rentang harga yang luas,
mulai dari produk harga terjangkau hingga produk premium.
b) Penetapan Harga: Harga produk ditentukan berdasarkan biaya produksi, persaingan pasar,
dan nilai yang dirasakan oleh konsumen.
3. Tempat (Distribusi):

19
a) Jaringan Distribusi: Indofood memiliki jaringan distribusi yang luas, mencakup berbagai
saluran distribusi seperti supermarket, minimarket, toko kelontong, dan e-commerce.
b) Cakupan Geografis: Perusahaan berupaya memastikan ketersediaan produknya di seluruh
Indonesia, termasuk di daerah terpencil, melalui distribusi yang efisien.
4. Promosi:
a) Iklan: Indofood menggunakan berbagai media iklan, termasuk televisi, radio, media
cetak, dan media digital, untuk meningkatkan kesadaran merek dan mempromosikan
produknya.
b) Promosi Penjualan: Perusahaan sering mengadakan promosi penjualan, seperti diskon,
bundling, dan sampling produk, untuk meningkatkan penjualan dan menarik konsumen.
c) Sponsorship dan Event: Indofood juga terlibat dalam kegiatan sponsorship dan event,
seperti festival kuliner, untuk memperkuat citra merek dan berinteraksi langsung dengan
konsumen.
C) Keunggulan Strategi Pemasaran
Indofood sangat mahir dalam merumuskan dan menjalankan strategi-strategi pemasaran
yang efektif, dan diantaranya yang paling unggul adalah:
a) Pemahaman Pasar Dan Pelanggan
Indofood melakukan penelitian pasar secara rutin untuk memahami kebutuhan,
keinginan, dan preferensi konsumen yang berubah-ubah. Hal ini memungkinkan perusahaan
untuk mengembangkan produk yang sesuai dengan selera pasar.
Salah satu contoh nyata dari pemahaman pasar dan pelanggan oleh Indofood adalah
pengembangan varian rasa baru untuk produk mie instan mereka, Indomie.
Contoh: Indomie Rasa Ayam Geprek
1) Latar Belakang: Ayam geprek adalah salah satu makanan populer di Indonesia, terutama
di kalangan generasi muda. Tren ini terlihat dari banyaknya warung dan restoran yang
menawarkan ayam geprek di berbagai kota di Indonesia.
2) Penelitian Pasar: Indofood melakukan survei dan penelitian pasar untuk memahami
popularitas ayam geprek dan preferensi rasa konsumen. Mereka juga menganalisis tren
media sosial dan ulasan kuliner online untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut.

20
3) Pengembangan Produk: Berdasarkan hasil penelitian, Indofood kemudian
mengembangkan Indomie Rasa Ayam Geprek, yang dirancang untuk meniru rasa dan
aroma ayam geprek yang pedas dan gurih.
4) Pemasaran dan Distribusi: Produk baru ini dipromosikan melalui berbagai saluran,
termasuk media sosial, iklan televisi, dan kerja sama dengan influencer kuliner. Indofood
juga memastikan distribusi yang luas agar produk mudah diakses oleh konsumen di
seluruh Indonesia.
5) Respons Pasar: Indomie Rasa Ayam Geprek diterima dengan baik oleh konsumen,
terutama di kalangan generasi muda yang menyukai rasa pedas dan inovasi dalam mie
instan. Kesuksesan produk ini menunjukkan pemahaman yang baik tentang kebutuhan
dan preferensi pasar oleh Indofood.
Contoh ini menunjukkan bagaimana Indofood menggunakan pemahaman pasar dan
pelanggan untuk mengembangkan produk yang sesuai dengan selera dan tren konsumen,
sehingga dapat mempertahankan relevansi dan daya tarik produk mereka di pasar yang
kompetitif.
b) Inovasi Produk
Dengan memantau tren teknologi dan konsumen, Indofood terus berinovasi dalam
pengembangan produk baru atau perbaikan produk yang ada. Contohnya adalah pengembangan
varian rasa baru untuk produk mie instan mereka, yang menyesuaikan dengan selera lokal di
berbagai daerah.
Contoh dari Inovasi Produk oleh Indofood:
Salah satu contoh inovasi produk oleh Indofood adalah pengembangan varian rasa baru
untuk produk mie instan mereka, yaitu Indomie. Indofood terkenal dengan kemampuannya untuk
menyesuaikan produknya dengan selera lokal di berbagai daerah, baik di dalam maupun luar
negeri. Berikut adalah beberapa contoh spesifik:
1) Indomie Rasa Ayam Geprek: Di Indonesia, ayam geprek adalah salah satu makanan
populer yang dikenal dengan rasa pedasnya. Indofood meluncurkan Indomie Rasa Ayam
Geprek untuk menarik konsumen yang menyukai rasa pedas dan ingin mencoba variasi
baru dari mie instan.

21
2) Indomie Mi Goreng Rasa Sambal Matah: Sambal matah adalah sambal khas Bali yang
terkenal dengan rasa segar dan pedasnya. Indofood menghadirkan rasa ini dalam bentuk
mie instan untuk memenuhi selera konsumen yang mencari cita rasa lokal yang autentik.
3) Indomie Mi Goreng Rasa Cabe Ijo: Cabe ijo atau cabai hijau adalah bahan umum dalam
masakan Indonesia. Indofood mengadaptasi rasa ini ke dalam produk mie instan untuk
memberikan variasi rasa pedas yang berbeda bagi konsumen.
4) Indomie Mi Goreng Rasa Rendang: Rendang adalah salah satu masakan khas
Minangkabau yang sangat populer di Indonesia. Indofood menangkap esensi rasa
rendang dalam mie instan, memungkinkan konsumen menikmati rasa rendang yang kaya
dan otentik dengan cara yang praktis.
5) Ekspansi Internasional: Indofood juga menyesuaikan produknya untuk pasar
internasional, seperti meluncurkan varian rasa yang sesuai dengan selera lokal di
negara-negara tertentu. Misalnya, Indomie Mi Goreng Rasa BBQ Chicken yang ditujukan
untuk pasar Australia dan Selandia Baru.
Dengan terus berinovasi dan mengembangkan varian rasa baru, Indofood berhasil
mempertahankan minat konsumen dan memperluas pangsa pasarnya baik di dalam maupun luar
negeri.
c) Strategi Promosi
Indofood menggunakan berbagai strategi promosi yang disesuaikan dengan karakteristik
pasar dan target konsumen. Ini termasuk iklan di media massa, promosi di media sosial, dan
kerja sama dengan influencer untuk menjangkau konsumen muda.
Berikut adalah beberapa contoh spesifik dari strategi promosi yang digunakan oleh
Indofood:
1) Iklan di Media Massa:
Indofood secara rutin mengiklankan produk-produknya di televisi, radio, dan media
cetak. Contohnya, iklan televisi untuk Indomie yang menampilkan jingle yang ikonik dan mudah
diingat, membantu memperkuat citra merek dan meningkatkan penjualan.
2) Promosi di Media Sosial:
Indofood aktif menggunakan platform media sosial seperti Instagram, Facebook, dan
Twitter untuk mempromosikan produk-produknya. Mereka sering mengadakan kontes dan

22
giveaway yang mendorong pengguna untuk berinteraksi dengan merek dan membagikan
pengalaman mereka dengan produk Indofood.
3) Kerja Sama dengan Brand Ambassador
Untuk menjangkau konsumen muda, Indofood bekerja sama dengan artis, influencer dan
selebriti media sosial yang populer. Misalnya, mereka mungkin menggandeng influencer kuliner
untuk membuat konten resep menggunakan produk Indofood, atau influencer gaya hidup untuk
menampilkan produk dalam kegiatan sehari-hari mereka.
4) Sponsorship dan Event Marketing:
Indofood sering mensponsori acara dan festival, seperti acara olahraga atau konser musik,
untuk meningkatkan visibilitas merek. Mereka juga mengadakan event pemasaran seperti
roadshow atau pameran produk untuk mendekatkan produk kepada konsumen.
5) Program Loyalitas dan Promosi Penjualan:
Indofood menawarkan program loyalitas dan promosi penjualan, seperti diskon, bundling
produk, atau hadiah langsung, untuk mendorong pembelian berulang dan meningkatkan volume
penjualan.
6) Kampanye Pemasaran Terpadu:
Indofood sering menggabungkan berbagai strategi promosi dalam kampanye pemasaran
terpadu. Misalnya, mereka mungkin meluncurkan produk baru dengan kampanye yang
mencakup iklan televisi, postingan media sosial, kerja sama dengan influencer, dan promosi di
toko.
Dengan menggunakan strategi promosi yang beragam dan disesuaikan dengan
karakteristik pasar serta target konsumen, Indofood berhasil meningkatkan kesadaran merek,
memperkuat posisi pasar, dan mendorong penjualan produk-produknya.

4) ADAPTASI PERUBAHAN REGULASI POLITIK DAN HUKUM


Indofood memantau dan menyesuaikan strategi bisnisnya dengan peraturan pemerintah
dan standar industri yang berlaku, seperti regulasi keamanan pangan dan standar kesehatan,
untuk memastikan kepatuhan dan menjaga reputasi perusahaan.
Indofood secara aktif memantau dan menyesuaikan operasinya untuk mematuhi peraturan
pemerintah dan standar industri yang berlaku. Berikut adalah beberapa contoh spesifik:
1) Kepatuhan terhadap Standar Keamanan Pangan:

23
Indofood memastikan bahwa semua produknya memenuhi standar keamanan pangan
yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia. Hal ini
termasuk pengujian bahan baku, proses produksi yang higienis, dan pengemasan yang aman
untuk konsumsi.
2) Labelisasi Nutrisi:
Sebagai respons terhadap regulasi tentang labelisasi nutrisi, Indofood menyediakan
informasi nutrisi yang lengkap dan akurat pada kemasan produknya. Hal ini membantu
konsumen membuat pilihan yang lebih sehat dan lebih terinformasi saat membeli produk
makanan.
3) Pengurangan Garam dan Gula:
Mengikuti pedoman kesehatan global dan lokal, Indofood telah mengambil langkah
untuk mengurangi kadar garam dan gula dalam beberapa produknya, sebagai upaya untuk
mendukung konsumsi makanan yang lebih sehat di kalangan masyarakat.
4) Penggunaan Bahan Baku yang Berkelanjutan:
Dalam menghadapi regulasi dan tekanan dari konsumen terkait keberlanjutan, Indofood
berkomitmen untuk menggunakan bahan baku yang bersumber secara bertanggung jawab.
Misalnya, perusahaan telah berupaya untuk menggunakan minyak kelapa sawit yang bersertifikat
berkelanjutan dalam produk-produknya.
5) Pengelolaan Limbah Industri:
Untuk mematuhi regulasi lingkungan, Indofood menerapkan sistem pengelolaan limbah
industri yang efektif, termasuk pengolahan air limbah dan pengurangan emisi gas rumah kaca.
6) Pemantauan Perubahan Regulasi:
Indofood memiliki tim khusus yang bertugas memantau perubahan regulasi dan standar
industri secara terus-menerus. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk segera menyesuaikan
operasi dan strategi bisnisnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Dengan beradaptasi secara proaktif terhadap perubahan regulasi, Indofood dapat
memastikan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku, menjaga reputasi perusahaan, dan
meminimalkan risiko hukum atau denda. Hal ini juga membantu perusahaan mempertahankan
kepercayaan konsumen dan memperkuat posisi pasar mereka.

5) PENGEMBANGAN PASAR INTERNASIONAL

24
Indofood juga memperluas pasar ekspornya dengan memahami lingkungan pemasaran
global, termasuk preferensi konsumen dan regulasi di negara tujuan ekspor. Indofood telah
berhasil memperluas pasar ekspornya dengan memahami dan menyesuaikan strategi mereka
dengan lingkungan pemasaran global.
Berikut adalah beberapa contoh spesifik:
1) Adaptasi Produk untuk Pasar Internasional:
Indofood menyesuaikan produknya agar sesuai dengan selera dan preferensi konsumen di
negara tujuan ekspor. Misalnya, mereka mungkin mengubah tingkat kepedasan atau rasa dari mie
instan Indomie untuk memenuhi selera lokal di negara-negara Timur Tengah atau Afrika.
2) Pemenuhan Standar dan Regulasi Internasional:
Indofood memastikan bahwa produk ekspornya memenuhi standar dan regulasi
internasional, termasuk standar keamanan pangan dan labelisasi. Hal ini penting untuk memasuki
pasar global dan membangun kepercayaan dengan konsumen internasional.
3) Pembangunan Jaringan Distribusi Global:
Indofood telah membangun jaringan distribusi global yang luas, termasuk kemitraan
dengan distributor lokal di negara tujuan ekspor. Hal ini memungkinkan produk mereka tersedia
di berbagai pasar internasional, dari toko Asia di Amerika Utara hingga supermarket di Afrika.
Dalam penelitian Suhairi, et al (2023) yang telah menganalisis kesuksesan strategi PT
Indofood, menyatakan dalam jurnalnya:
“Diketahui pemasaran perusahaannya berhasil menembus pasar luar negeri dengan
memperluas pasar luar negeri melalui pembangunan pabrik langsung. Tidak hanya itu strategi
payung merek juga menjadi salah satu elemen yang membuat manajemen pemasaran di Indofood
berjalan efektif dan efisien karena strategi ini membuat keseimbangan produk yang dihasilkan
perusahaan.”
4) Strategi Pemasaran yang Disesuaikan:
Indofood mengadaptasi strategi pemasarannya untuk pasar internasional, termasuk
kampanye iklan yang disesuaikan dengan budaya lokal dan promosi khusus yang menargetkan
konsumen di negara tujuan ekspor.
5) Partisipasi dalam Pameran Dagang Internasional:

25
Indofood sering berpartisipasi dalam pameran dagang internasional untuk
memperkenalkan produk mereka ke pasar global dan membangun hubungan dengan pembeli
internasional.
6) Ekspansi Melalui Akuisisi:
Dalam beberapa kasus, Indofood juga memperluas kehadiran internasionalnya melalui
akuisisi perusahaan makanan dan minuman di luar negeri, memungkinkan mereka untuk
langsung mengakses pasar baru.
Dengan strategi-strategi ini, Indofood berhasil memperluas pasar ekspornya dan
memperkuat posisi mereka sebagai pemain global di industri makanan dan minuman.
Pengembangan pasar internasional ini juga membantu perusahaan mengurangi ketergantungan
pada pasar domestik dan meningkatkan pertumbuhan dan keberlanjutan jangka panjang.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

26
Dari pembahasan mengenai lingkungan pemasaran dan studi kasus PT Indofood, dapat
disimpulkan bahwa pemahaman yang mendalam terhadap lingkungan pemasaran merupakan
faktor kunci dalam kesuksesan strategi pemasaran suatu perusahaan. Lingkungan pemasaran
yang meliputi faktor internal dan eksternal mempengaruhi keputusan dan kinerja pemasaran. PT
Indofood sebagai salah satu perusahaan makanan dan minuman terbesar di Indonesia telah
menunjukkan kemampuannya dalam merespons dinamika lingkungan pemasaran melalui inovasi
produk, strategi distribusi yang efektif, dan komunikasi pemasaran yang menarik.

Saran

Analisis Lingkungan yang Berkelanjutan: Perusahaan harus terus menerus melakukan analisis
lingkungan pemasaran untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang muncul. Hal ini
memungkinkan perusahaan untuk merespons dengan cepat dan efektif terhadap perubahan yang
terjadi di pasar.

1. Inovasi Produk: Dalam menghadapi persaingan yang ketat, inovasi produk menjadi kunci
untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar. Perusahaan harus terus melakukan
penelitian dan pengembangan untuk menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan
selera konsumen yang terus berubah.

2. Strategi Distribusi yang Efektif: Distribusi merupakan aspek penting dalam pemasaran.
Perusahaan harus memastikan bahwa produknya dapat diakses dengan mudah oleh konsumen
melalui berbagai saluran distribusi.

3. Komunikasi Pemasaran yang Menarik: Strategi komunikasi pemasaran yang kreatif dan
menarik dapat meningkatkan kesadaran merek dan mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen. Perusahaan harus memanfaatkan berbagai media pemasaran, baik tradisional maupun
digital, untuk menjangkau target pasar yang luas.

4. Pengelolaan Hubungan Pelanggan: Membangun dan memelihara hubungan yang baik dengan
pelanggan dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan mendukung pertumbuhan jangka panjang
perusahaan. Perusahaan harus mengimplementasikan strategi CRM (Customer Relationship

27
Management) yang efektif untuk mengelola interaksi dengan pelanggan dan memenuhi
kebutuhan mereka secara personal.

Dengan menerapkan saran-saran tersebut, perusahaan dapat meningkatkan kemampuan


adaptasinya dalam menghadapi perubahan lingkungan pemasaran dan memperkuat posisi
kompetitifnya di pasar.

DAFTAR PUSTAKA
PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (2023). Laporan Tahunan 2023. Diakses dari
https://www.indofood.com/investor-relations/annual-reports

28
Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Badan Pusat Statistik. (2023). Statistik Indonesia 2023. Diakses dari https://www.bps.go.id/
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. (2023). Outlook Industri Makanan dan Minuman
2023. Diakses dari
https://kemenperin.go.id/artikel/22736/Outlook-Industri-Makanan-dan-Minuman-2023
https://ijerfa.afdifaljournal.com/index.php/ijerfa/article/view/26/16
https://www.suarapembaruan.com/article/international/indomie-jadi-makanan-pokok-nigeria-
Academia.edu. Dasar-Dasar Pemasaran. Diakses pada 27 Februari 2024, dari
https://www.academia.edu/24506623/DASAR_DASAR_PEMASARAN
Kotler, P., & Amstrong, G. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Researchgate.net. Menganalisis Lingkungan Pemasaran. (2022). Diakses pada 27 Februari 2024,
dari
https://www.researchgate.net/publication/364096682_MENGANALISIS_LINGKUNGAN_PEM
ASARAN
Huda, Miftahul. (2009). Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Strategi Pemasaran dan Kinerja
Perusahaan Pada Industri Jasa Konstruksi Di Indonesia. DiE Jurnal Ilmu Ekonomi dan Manajemen
5(3).
Novita Wahyu Setyowati. (2015) “Pengaruh Lingkungan Eksternal dan Lingkungan Internal
terhadap Keunggulan Bersaing pada Industri Kecil dan Menengah di Bandung”, Jurnal Bisnis
dan Manajemen, Vol 5 No.1.
Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, Manajemen Pemasaran.
Sendhang Nurseto. (2012) “Analisis Pengaruh Lingkungan Industri terhadap Strategi Pemasaran
dan Dampaknya terhadap Kinerja Pemasaran (Studi pada Usaha Kecil Kerajinan Kulit
Tanggulangin)”, Jurnal Administrasi Bisnis, Vol.1, No.1.
Catur Rismiati dan Bondan Suratno. (2001) Pemasaran Barang dan Jasa, Yogyakarta: Kanisius.
Irawan dan Farid Wijaya. (1999) Pemasaran Prinsip dan Kasus. Yogyakarta: BPFE.
Ardian Bayu Bahtiar, “Pengaruh Faktor Lingkungan Makro terhadap Kinerja Industri Batik di
Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan”, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

29

Anda mungkin juga menyukai