“bahkan kemerdekaan Indonesia lahir dari desakan pemuda, para mahasiswa, lantas
patutkah mahasiswa berdiam diri saat kemerdekaannya dinodai?”
Kondisi Indonesia jauh memasuki babak reformasi, dalam berbagai harapan dan yang dicita-
citakannya untuk memajukan bangsa ini setelah direnggut kemerdekaan oleh rezim yang
lalim selama 32 tahun pada rezim orde lama. Rezim itu telah runtuh pada tahun 1998 di
tangan Mahasiswa kini digantikan oleh era reformasi. Diangkat kebebasan hak berekspresi
yang sangat kuat. Lalu, Apakah semua yang dicita-citakan itu terwujud berdasarkan semangat
reformasi? Apakah kebebasan berekspresi dan berpendapat di ruang publik benar-benar
terwujud? ternyata tidak kawanku sekalian, mereka yang mengkritik serta mengingatkan
dengan gaya keras lalu kemudian mereka ditangkap oleh antek-antek aparat negara,
dibekukan, bahkan dihilangkan secara paksa. kita akan terus menggelorakan semangat
MELAWAN akan ketidak adilan ini
Kini tonggak kepemimpinan berubah wajah dari pemimpin yang menggunakan gaya militer,
kini beralih pada gaya khasnya masyarakat. Lalu muncul suatu pertanyaan apakah benar
memiliki gaya khas rakyat atau hanya kamuflase bak bunglon yang bisa berubah-ubah sesuai
situasi dan kondisi. Tepat pada pilpres tahun 2014 kita menaruh harapan kepada presiden
terpilih yaitu Jokowi-JK. Dengan slogan revolusi mental, nawacita dan blusukan pemerintah
dengan cepat mendapat simpati masyarakat. Rakyat yang jenuh dan bosan dengan pemimpin
yang kapitalistik seolah mendapat angin segar dari semboyan yang dilakukan. Upaya untuk
mengambil hati masyarakat terus digencarkan oleh pemerintah. Bahkan tak segan-segan
menggandeng media untuk memunculkan sosok kemsyarakatan demi mengambil simpati
masyarakat. Media yang seharusnya independen ternyata kalah juga dengan iming-iming
kapitalistik. Pupus sudah harapan rakyat untuk menuju Negara yang berdaulat adil dan
bermartabat.
Presiden tidak efektif mengelola negara karena kabinet tidak solid, kepentingan transaksional
oligarkis lebih terlihat, bahkan nasionalisme meredup terbukti dengan dipertahankannya
seseorang dengan indikasi dwi-kewarganegaraan di dalam kementerian. Keberpihakan
pemerintahan kepada asing seakan tak terbendung. Revolusi yang digaung – gaungkan telah
gagal dalam pemerintahan. telah gagal total dilaksanakan oleh pemerintah dan partai-partai
pendukungnya dalam satu tahun masa pemerintahan ini.
Kegagalan itu, dapat dibuktikan pada banyak hal. Di bidang hukum, mental korupsi ternyata
masih begitu kuat mengakar di lingkungan parpol pendukung pemerintah. Publik
menyaksikan begitu banyak kader partai pendukung pemerintah yang terjerat kasus korupsi
dan mendapat pengampunan
Tenaga kerja asing mengancam buruh Indonesia dengan membawa investasi, dan memiliki
posisi kuat. Sedangkan posisi buruh kita dibuang dan dianak tirikan ditanahnya sendiri.
Rakyat ingin hidup layak untuk posisi stabil saja sudah kesulitan. Kalau ini tidak tuntas akan
ada PHK, buntutnya ekonomi ambruk, gejolak di mana-mana. Hal ini juga berarti pemerintah
benar-benar telah gagal menegakan nilai pancasila. Padahal menganak tirikan anak bangsa
sama saja telah menjual harga diri bangsa.
1. Implementasikan Revolusi mental dari segala bidang dan semua lini pemerintahan.
2. Junjung tinggi kebijakan yang adil bagi seluruh masyarakat Indonesia.
3. Pemerintah Jokowi JK bersikap tegas dan bijaksana dalam setiap sikap dan keputusan.