Anda di halaman 1dari 22

PERCOBAAN 2

TRANSFORMATOR SATU FASA

2.1 TUJUAN PERCOBAAN


Setelah melakukan percobaan ini maka setiap mahasiswa dapat :
 Menghitung perbandingan resistansi belitan transformator.
 Menganalisa daya input dan daya output pada saat transformator tidak
berbeban
 Menganalisa daya input dan daya output pada saat transformator hubung
singkat
 Menganalisa daya input dan daya output pada saat transformator berbeban

2.2 TEORI DASAR


Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan
mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang
lain, melalui gandengan magnet berdasarkan pada prinsip elektromagnetik.
Gandengan magnetic, diperoleh dengan cara membuat kumparan-kumparan
pada sisi primer dan sekunder pada suatu inti besi yang berfungsi untuk
menyalurkan fluksi magnetic, sehingga dalam system tenaga listrik
transformator digunakan untuk menaikkan dan menurunkan tegangan
maupun arus.
Menurut Berahim, (1994, 87) penggunaan transformator pada sistem
tenaga dapat dibagi:
a. Trafo penaik tegangan (step up) atau disebut trafo daya. Trafo ini
digunakan untuk menaikkan tegangan pembangkitan menjadi tegangan
transmisi.
b. Trafo penurun tegangan (step down) atau trafo distribusi. Trafo ini
digunakan untuk menurunkan tegangan transmisi menjadi tegangan
distribusi.

1|MUH.NURFITRAH MADHANA (34221019)


c. Trafo instrument digunakan untuk pengukuran yang terdiri dari trafo
tegangan dan arus, dipakai menurunkan tegangan dan arus masuk ke alat
pengukuran.
Tipe – tipe transformator :
a. Tipe cangkang
Tipe ini memiliki inti yang lebih sedikit daripada belitannya.
Digunakan pada jaringan atau system yang berada diatas tanah, biasa
disebut gardu batu.
b. Tipe inti
Tipe ini memiliki belitan yang lebih banyak dibandingkan inti.
Digunakan sebagai trafo distribusi di tiang di lapangan karena lebih
ringan.

Transformator terdiri atas bak trafo, bushing, belitan atau kumparan, inti
besi, minyak trafo sebagai pendingin, dan jok.
Prinsip kerja transformator berdasarkan induksi elektromagnetik, untuk
memahami prinsip tersebut dapat kita lihat gambar dibawah ini:

Gambar 2.1 Transformator ideal

Suatu arus masuk disisi primer transformator dan menghasilkan fluks.


Fluks kemudian menimbulkan garis-garis gaya dan memotong sisi sekunder
tarnsformator. Sehingga terjadi induksi elektromagnetik atau biasa disebut
induksi bersama.

2|MUH.NURFITRAH MADHANA (34221019)


Besarnya tegangan yang dihasilkan pada sisi primer dan sisi sekunder.
1. Sisi primer
E1 = 4,44 x f x Np x Ɵ mm x 10-8 volt
Atau
E1 = 4,44 x f x Np x Ɵ mm x volt
2. Sisi sekunder
E1 = 4,44 x f x Ns x Ɵ mw x 10-8 volt
Atau
E1 = 4,44 x f x Ns x Ɵ mw x volt
Dimana : Np = Jumlah lilitan primer
Ns = Jumlah lilitan sekunder
Ɵ mm = Fluks maksimum dalam satuan Maxwell
Ɵ mw = Fluks maksimum dalam besaran Weber.

1. Percobaan Tanpa Beban


Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui arus beban nol dan
rugi beban nol, dimana pengujian dengan cara mengalirkan arus dari
sumber tegangan sesuai dengan nilai nominalnya pada belitan yang tidak
terhubung dengan beban.
Daya input beban nol (Po) yang terbaca pada wattmeter adalah sebesar:
Wo = V1 . Io cos Ɵo
Iu = Io sin Ɵo ; Iw = Io cos Ɵo
Xo = V1 / Iu ; Ro = V1 / Iw
Arus beban nol (Io) amat kecil jika dibandingkan dengan arus
beban penuh primer, hanya sekitar 2 sampai 3 %. Oleh karena itu rugi
tembaga primer dapat diabaikan. Sehingga secara praktis daya input beban
nol (Wo) dipergunakan untuk mengatasi rugi-rugi pada sisi sekunder.

2. Percobaan Hubung Singkat


Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui arus dan impedansi
belitan pada saat hubung singkat, hal yang diperlukan untuk menentukan

3|MUH.NURFITRAH MADHANA (34221019)


setting over current relay (relay arus lebih) ketika terjadi gangguan pada
transformator, pengujian ini biasanya dilakukan dengan memberikan
tegangan arus bolak balik dengan nilai dibawah 10% dari tegangan
nominalnya.
Dari percobaan hubung singkat diperoleh data Vsc, Isc, dan Psc (rugi
daya tembaga)
Psc = Pcu = Isc2 . Rek
Vsc
Ek1 = = R ek12 + X ek12
Isc

Ek1 = √Z Ek1 2 − R Ek1 2

Vsc = Zek . In
Vn
Isc = Isc .
Vsc

Untuk mengetahui presentase ɛo primer terhadap tegangan nominal


Vnom pada saat terjadi arus hubung singkat yang terjadi bila troafo bekerja
pada tegangan nominal adalah :
Vsc
ɛo = Vnom x 100 %

3. Percobaan Berbeban
Perhatikan transformator yang dibebani oleh tahanan dibawah ini
(Barry Woolard, 46 s/d 47);

Gambar 2.2 Transformator dengan beban resistor

4|MUH.NURFITRAH MADHANA (34221019)


Kalau tahanan yang ditanyakan oleh sirkit primer itu = R 1
Vp
R1 = Ir

Sama dengan cara diatas, total tahanan sekunder RL dinyatakan sebagai :


Vs
RL = Is

Oleh karena itu


V1
R1 I1 Vp Is
= Vs = x = n2
RL Vs Ip
Is

Sehingga tahanan input R1 = n2

a. Beban Resistif (R)


Beban resistif (R) yaitu beban yang terdiri dari komponen tahanan
ohm saja (resistance), seperti elemen pemanas (heating element) dan
lampu pijar. Beban resistif dihasilkan oleh alat-alat listrik yang bersifat
tahanan murni (resistor). Beban jenis ini hanya mengkonsumsi beban
aktif saja dan mempunyai faktor daya sama dengan satu. Tegangan dan
arus sefasa.
P=VI
Dengan:
P = daya aktif yang diserap beban (watt)
V= tegangan yang mencatu beban (volt)
I = arus yang mengalir pada beban (A)

b. Beban Induktif (L)


Beban induktif (L) yaitu beban yang terdiri dari kumparan kawat
yang dililitkan pada suatu inti, seperti coil, transformator, dan
selenoida. Beban ini mengkonsumsi atau menyerap daya aktif dan
daya reaktif. Kumparan pada beban induktif menyebabkan

5|MUH.NURFITRAH MADHANA (34221019)


terhambatnya laju arus, sehingga terjadi pergeseran posisi gelombang
arus menjadi tertinggal (Lagging) dan gelombang tegangan.
Persamaan daya aktif untuk beban induktif adalah:
P = VI Cosφ
Dengan:
P = daya aktif yang diserap beban (watt)
V= tegangan yang mencatu beban (volt)
I = arus yang mengalir pada beban (A)
φ= sudut antara arus dan tegangan

c. Beban Resistif Induktif (RL)


Rangkaian R-L seri, sifat rangkaian seri dari sebuah resistor dan
sebuah induktor yang dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-
balik sinusioda adalah terjadinya pembagian tegangan secara vektoris.
Arus yang mengalir pada hubungan seri adalah sama besar. Tidak
terjadi perbedaan fasa antara tegangan jatuh pada resistor dan arus

d. Beban Resistif Induktif Kapasitor (RLC)


Rangkaian seri RLC pada arus bolak-balik terdiri dari resistor (R),
induktor (L) dan kapasitor (C) yang dihubungkan dengan sumber
tegangan AC dan disusun secara seri. Hambatan yang dihasilkan oleh
resistor disebut resistansi, hambatan yang dihasilkan oleh induktor
disebut reaktansi induktif (X L), dan hambatan yang dihasilkan oleh
kapasitor disebut reaktansi kapasitif (XC). Ketiga besar hambatan
tersebut ketika digabungkan dalam disebut impedansi (Z) atau
hambatan total.

6|MUH.NURFITRAH MADHANA (34221019)


Gambar 2.3 Rangkaian seri RLC
(Sumber: myrihtspot.com)

Ketiga hambatan tersebut (R, XL dan XC) mengalir arus (i) yang
sama sehingga diagram fasor arus diletakkan pada t=0. Tegangan pada
resistor (VR) berada pada fasa yang sama dengan arus, tegangan (V L)
pada reaktansi induktif (XL) mendahului arus sejauh 90º, dan tegangan
(VC) pada reaktansi kapasitif (XC) tertinggal oleh arus sejauh 90º.

2.3 ALAT DAN BAHAN


 Sumber daya AC variabel
 Transformator 1 fasa
 Voltmeter AC
 Amperemeter AC
 Wattmeter AC
 Tahanan variable
 Induktor variabel
 Multimeter
 Kabel
 Papan percobaan

7|MUH.NURFITRAH MADHANA (34221019)


2.4 PROSEDUR PERCOBAAN
Sebelum membuat rangkaian seperti gambar dibawah terlebih
dahulu dilakukan pengukuran resistansi primer dan sekunder pada trafo
yang akan diuji.

A. Percobaan Beban Nol

I0 I2 = 0
L W A

~ AC R1 R2 V2
V1
Variabel

Gambar 2.4 Rangkaian Beban Nol


1. Membuat rangkaian seperti gambar 3.3
2. Memasukkan switch S
3. Menaikkan tegangan secara bertahap
4. Setiap tahap mencatat A1, P1, V1, V2
5. Percobaan di lakukan sampai tegangan mencapai nominal

B. Percobaan Hubung Singkat


Ihs
L W A

~ AC R1 R2 A2
V1
Variabel

Gambar 2.5 Rangkaian Hubung Singkat


1. Membuat rangkaian seperti pada gambar 3.5
2. Memasukkan switch S

8|MUH.NURFITRAH MADHANA (34221019)


3. Menaikkan tegangan secara bertahap
4. Setiap tahap mencacat I1, I2, V1, P1.
5. Melakukan percobaan dari tegangan 5 %– 15% dari tegangan nominal

C. Percobaan Berbeban

L W1 A1 W2
A2
AC R1
~ V1 V2
Variabel R2
RB
N

Gambar 2.6 Rangkaian Berbeban


1. Memuat rangkaian seperti pada gambar 3.5
2. Melakukan percobaan untuk cosф = 0,9
3. Dalam posisi R beban dan X beban maksimum, memasukkan switch S1
4. Menaikkan tegangan dan arus sehingga tegangan dan arus sekunder
mencapai harga pada cosф = 0,9.
IR 9 I 9
Agar cosф = 0,9 maka  atau R 
I 2 10 I I 4,35

9|MUH.NURFITRAH MADHANA (34221019)


2.5 TABEL HASIL PERCOBAAN
a. Tabel 2.1 Pengukuran resistansi belitan

Tahanan Primer (Ω) Tahanan Sekunder (Ω)

2 2

b. Tabel 2.2 Pengukuran beban nol


No. V1 (Volt) I1 (Ampere) V2 (Volt) P (watt)
(1 : 8) I.V1

1 20 0,030 13 0,6

2 25 0,033 16 0,825

3 30 0,035 18 1,05

4 35 0,037 21 1,295

5 40 0,039 24 1,56

6 45 40 26 1,8

10 | M U H . N U R F I T R A H M A D H A N A ( 3 4 2 2 1 0 1 9 )
c. Tabel 2.3 Pengukuran hubung singkat
No. V1 (Volt) I1 (Ampere) I2 (Ampere) P (watt)
I1.V1

1 5 0,475 0,92 2,28

2 6 0,548 1,06 3,88

3 7 0,614 1,18 4,298

4 8 0,695 1,32 5,56

5 9 0,674 1,44 6,876

6 10 0,822 1,54 8,22

d. Tabel 2.4 Pengukuran Berbeban

P1 P2
V1 V2 I1 I2 (Watt)
No. (Watt)
(Volt) (Volt) (Ampere) (Ampere) I2.V2
I1.V1

1 18 9 0,1 0,16 1,8 1,44

2 20 9,8 0,11 0,17 2,2 1,66

3 22 10,6 0,12 0,18 2,64 1,90

4 24 11,8 0,13 0,21 3,12 2,47

5 26 12,8 0,13 0,23 3,38 2,94

6 28 13,8 0,14 0,25 3,92 3,45

11 | M U H . N U R F I T R A H M A D H A N A ( 3 4 2 2 1 0 1 9 )
2.7 ANALISA DATA
1. Percobaan Beban Nol
a. Menghitung Rc (tahanan ini besi), sebagai contoh perhitungan dengan
menggunakan data nomor 5 :
Dik : V1 = 40 V
P = 1,56 Watt
Dit : Rc ...?
Penyelesain :
V21
Rc = P
402 𝑉
Rc =
1,56 W

Rc = 1025,641 Ω

b. Menghitung perbandingan transformasi ( a ) pada rangkaian percobaan


beban nol. Sebagai contoh perhitungan maka diambil data nomor 5.
Dik : V1 = 40 V
V2 = 24 V
P = 1,56 Watt
Dit : a ...?
Penyelesain :
V
a = V1
2

45 V
a = 24 V

a = 1,666667

c. Menghitung faktor daya pada rangkaian percobaan beban nol. Sebagai


contoh perhitungan maka diambil data ke 5.
Dik : P1 = 1,56 Watt
V1 = 40 V
I1 = 0,039 A
Dit : cos ɸ ?
Penyelesain :

12 | M U H . N U R F I T R A H M A D H A N A ( 3 4 2 2 1 0 1 9 )
P1
Cos ɸ = V
1 . I1

1,56 Watt
= 40 V . 0,039 A

=1

2. Percobaan Hubung Singkat


a. Menghitung Zek dan Xek serta rugi-rugi tembaga (Cu), sebagai
perhitungan diambil data no. 5
Dik : V1 = 9 V
I1 = 0,674 A
P = 6,876W
Dit : Zek dan Xek ...?
Penyelesain :
 Rek = P/I12
= 6,876 W / 0,6742 A
= 15,30408 Ω

 Zek = V1/ I1
= 9 V / 0,674 A
= 13,43284 Ω

 Xek = Z ek  Rek
2 2

= √15,30408 2 Ω − 13,432842 Ω
= 7,333054 Ω

b. Menghitung rugi-rugi tembaga, dengan mengambil data no. 5


Rugi-rugi = I12 . R1 + I22 . R2
Dik : I1 = 0,674 A
I2 = 1,44 A
R1 (primer) =2Ω
R2 (sekunder) =2Ω
Penyelesain :

13 | M U H . N U R F I T R A H M A D H A N A ( 3 4 2 2 1 0 1 9 )
Rugi-rugi = I12 . R1 + I22 . R2
= 0,6742 A . 2 Ω + 1,442 A . 2 Ω
= 5,045 W

3. Percobaan Berbeban
a. Mengitung rugi-rugi daya akibat adanya resistansi
Sebagai contoh perhitungan maka diambil data no. 5 percobaan
berbeban
 Rugi-rugi tembaga (Cu)
Dik : I1 = 0,13 A
I2 = 0,23 A
R1 (primer) = 2 Ω
R2 (sekunder) = 2 Ω
Penyelesain :
Rugi-rugi = I12 . R1 + I22 . R2
= 0,132 A . 2 Ω + 0,232 A . 2 Ω
= 0,1396 W
 Berdasarkan tahanan ekuivalen
Rek1 = R1 + a 2R2
2
Rek2 = R2 + R1/ a
Dimana : a = V1/V2
Dik : I1 = 0,13 A
I2 = 0,23 A
R1 (primer) =2Ω
R2 (sekunder) =2Ω
V1 = 26 V
V2 = 12,8 V
Penyelesaian :
Rugi-rugi pada sisi primer = I12 . Rek 1
= 0,132A (2 Ω + (26 V/12,8V)2. 2Ω)
= 0,173W

14 | M U H . N U R F I T R A H M A D H A N A ( 3 4 2 2 1 0 1 9 )
Rugi-rugi pada sisi sekunder = I22 . Rek 2
= 0,232 A (2 Ω + 2 Ω/(26 V/12,8V)2)
= 0,542W

b. Menghitung efisiensi
Sebagai contoh perhitungan maka diambil data no.5 percobaan berbeban
 Efisiensi
V2 I 2
 x 100%
V1 I 1
12,8 V x 0,23 A
η= x 100%
26 V x 0,13 A

η = 87,10 %
2.8 TABEL HASIL ANALISA DATA
Tabel 2.5 Data hasil analisa tahanan inti besi dan perbandingan
transformasi pengukuran beban nol

No V1 (Volt) V2 (Volt) P (Watt) Rc (Ω) a

1 20 13 0,6 666,6667 1,538462

2 25 16 0,82 762,1951 1,5625

3 30 18 1,05 857,1429 1,666667

4 35 21 1,29 949,6124 1,666667

5 40 24 1,56 1025,641 1,666667

6 45 26 1,8 1125 1,730769

15 | M U H . N U R F I T R A H M A D H A N A ( 3 4 2 2 1 0 1 9 )
Tabel 2.6 Data hasil analisa Rek, Zek, Xek, dan rugi-rugi tembaga pada
pengukuran hubung singkat

P Rek Zek ΔPCu


V1 I1 I2
No. (W)
(V) (A) (A) (Ω) (Ω) (W)

1 5 0,47 0,92 2,28 10,32141 10,6383 2,1346

2 6 0,54 1,06 3,88 13,3059 11,11111 2,8304

3 7 0,61 1,18 4,29 11,52916 11,47541 3,529

4 8 0,69 1,32 5,56 11,67822 11,5942 4,437

5 9 0,67 1,44 6,87 15,30408 13,43284 5,045

6 10 0,82 1,54 8,22 12,22487 12,19512 6,088

Tabel 2.7 Data analisa hasil perhitungan rugi-rugi dan efisiensi pada
trafo pada pengukuran berbeban

Rugi-rugi
Efisiensi (η)
Berdasarkan Rekivalen
No ΔPCu (%)
Primer Sekunder
(Watt)
(Watt) (Watt)
1 0,0712 0,1 0,256 80
2 0,082 0,124 0,298 75,72
3 0,0936 0,152 0,343 72,27
4 0,122 0,173 0,453 79,42
5 0,1396 0,173 0,542 87,10
6 0,1642 0,2 0,639 88,01

16 | M U H . N U R F I T R A H M A D H A N A ( 3 4 2 2 1 0 1 9 )
2.10 GRAFIK DAN PEMBAHASAN

Gambar 2.7 Grafik hubungan antaran V1 dan V2 pada


Percobaan Beban Nol
Gambar diatas menjelaskan tentang hubungan antara V1 dan V2
pada percobaan beban nol. Dapat dilihat bahwa trend grafik tersebut
constant. Hubungan V1 dan V2 pada percobaan beban nol yaitu berbanding
lurus, hal ini dapat dilihat pada nilai jika tegangan V1 naik maka nilai
tegangan V2 juga akan naik. Nilai maksimun pada V1 yaitu 45 volt dan V2
yaitu 26 volt sedangkan nilai minimum pada V1 yaitu 20 volt dan V2 yaitu
13 volt.

17 | M U H . N U R F I T R A H M A D H A N A ( 3 4 2 2 1 0 1 9 )
Gambar 2.8 Grafik hubungan antara Daya (P) terhadap Tegangan
Input (V1) pada Percobaan Beban Nol
Gambar diatas menjelaskan tentang grafik hubungan antara daya
terhadap tegangan input pada percobaan beban nol. Trend grafik tersebut
meningkat, sehingga hubungan grafik daya terhadap tegangan input pada
percobaan beban nol yaitu berbanding lurus. Hal ini dapat dilihat pada
nilai tegangan input yang selalu naik dan nilai daya juga semakin naik.
Sehingga semakin tinggi nilai tegangan input maka nilai daya juga
semakin tinggi. Nilai daya maksimun terdapat pada data ke-6 dengan nilai
1,8 watt, sedangkan nilai daya minimum terdapat pada data ke-1 dengan
nilai 0,6 watt.

18 | M U H . N U R F I T R A H M A D H A N A ( 3 4 2 2 1 0 1 9 )
Gambar 2.9 Grafik hubungan antara Daya (P) dengan Arus (I) pada
Percobaan Hubungan Singkat
Gambar diatas menjelaskan tentang hubungan antara daya dan arus
pada percobaan hubung singkat. Trend grafik diatas meningkat, sehingga
hubungan grafiknya yaitu berbanding lurus. Semakin tinggi nilai arus maka
nilai daya juga akan semakin tinggi. Nilai maksimun terdapat pada data ke-
6, dimana daya maksimun sebesar 8,22 watt dan nilai arus maksimun
sebesar 0,82 A Sedangkan nilai minimum terdapat pada data ke-1 dengan
daya minimum sebesar 2,28 watt dan nilai arus minimun sebesar 0,47 A.

19 | M U H . N U R F I T R A H M A D H A N A ( 3 4 2 2 1 0 1 9 )
Percobaan Berbeban
100

80
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 %

60

40

20

0
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 0,16 0,18
∆𝑃𝑐𝑢 (Watt)

Gambar 2.10 Grafik hubungan antara Efisiensi (%) terhadap Rugi-rugi


daya (PCu) pada Percobaan Berbeban
Gambar diatas menjelaskan tentang hubungan antara efisiensi (%)
terhadap rugi-rugi daya (PCu) pada percobaan berbeban. Trend grafik diatas yaitu
naik. Hubungan rugi-rugi daya terhadap efisiensi berbanding terbalik. Hal ini
dapat dilihat pada nilai rugi-rugi daya (PCu) semakin naik sedangkan nilai
efisiensi (%) juga semakin naik. Nilai rugi-rugi daya maksimum 0,164 watt
dengan efisiensi 88 %. Dan nilai rugi-rugi daya minimum 0,071 watt dengan
efisiensi 80 %.

20 | M U H . N U R F I T R A H M A D H A N A ( 3 4 2 2 1 0 1 9 )
2.11 KESIMPULAN
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Tahanan pada sisi sekunder transformator lebih besar dari pada tahanan
pada sisi primer transformator. Hal ini disebabkan karena adanya fluktuasi
medan magnet yang terjadi disekitar kumparan pertama (primer) dan pada
sisi sekunder terjadi pelimpahan daya dari kumparan primer ke kumparan
sekunder.
2. Pada percobaan beban nol menunjukkan nilai V1 (input) lebih besar
daripada V2 (output). Hal ini disebabkan karena transformator yang
digunakan adalah tranformator step-down

21 | M U H . N U R F I T R A H M A D H A N A ( 3 4 2 2 1 0 1 9 )
DAFTAR PUSTAKA

PNUP. 2022. Praktikum Mesin Listrik. Politeknik Negeri Ujung Pandang.


Makassar : tidak diterbitkan.

22 | M U H . N U R F I T R A H M A D H A N A ( 3 4 2 2 1 0 1 9 )

Anda mungkin juga menyukai