Laporan Tranformator (KLP.C)
Laporan Tranformator (KLP.C)
Transformator terdiri atas bak trafo, bushing, belitan atau kumparan, inti
besi, minyak trafo sebagai pendingin, dan jok.
Prinsip kerja transformator berdasarkan induksi elektromagnetik, untuk
memahami prinsip tersebut dapat kita lihat gambar dibawah ini:
Vsc = Zek . In
Vn
Isc = Isc .
Vsc
3. Percobaan Berbeban
Perhatikan transformator yang dibebani oleh tahanan dibawah ini
(Barry Woolard, 46 s/d 47);
Ketiga hambatan tersebut (R, XL dan XC) mengalir arus (i) yang
sama sehingga diagram fasor arus diletakkan pada t=0. Tegangan pada
resistor (VR) berada pada fasa yang sama dengan arus, tegangan (V L)
pada reaktansi induktif (XL) mendahului arus sejauh 90º, dan tegangan
(VC) pada reaktansi kapasitif (XC) tertinggal oleh arus sejauh 90º.
I0 I2 = 0
L W A
~ AC R1 R2 V2
V1
Variabel
~ AC R1 R2 A2
V1
Variabel
C. Percobaan Berbeban
L W1 A1 W2
A2
AC R1
~ V1 V2
Variabel R2
RB
N
2 2
1 20 0,030 13 0,6
2 25 0,033 16 0,825
3 30 0,035 18 1,05
4 35 0,037 21 1,295
5 40 0,039 24 1,56
6 45 40 26 1,8
10 | M U H . N U R F I T R A H M A D H A N A ( 3 4 2 2 1 0 1 9 )
c. Tabel 2.3 Pengukuran hubung singkat
No. V1 (Volt) I1 (Ampere) I2 (Ampere) P (watt)
I1.V1
P1 P2
V1 V2 I1 I2 (Watt)
No. (Watt)
(Volt) (Volt) (Ampere) (Ampere) I2.V2
I1.V1
11 | M U H . N U R F I T R A H M A D H A N A ( 3 4 2 2 1 0 1 9 )
2.7 ANALISA DATA
1. Percobaan Beban Nol
a. Menghitung Rc (tahanan ini besi), sebagai contoh perhitungan dengan
menggunakan data nomor 5 :
Dik : V1 = 40 V
P = 1,56 Watt
Dit : Rc ...?
Penyelesain :
V21
Rc = P
402 𝑉
Rc =
1,56 W
Rc = 1025,641 Ω
45 V
a = 24 V
a = 1,666667
12 | M U H . N U R F I T R A H M A D H A N A ( 3 4 2 2 1 0 1 9 )
P1
Cos ɸ = V
1 . I1
1,56 Watt
= 40 V . 0,039 A
=1
Zek = V1/ I1
= 9 V / 0,674 A
= 13,43284 Ω
Xek = Z ek Rek
2 2
= √15,30408 2 Ω − 13,432842 Ω
= 7,333054 Ω
13 | M U H . N U R F I T R A H M A D H A N A ( 3 4 2 2 1 0 1 9 )
Rugi-rugi = I12 . R1 + I22 . R2
= 0,6742 A . 2 Ω + 1,442 A . 2 Ω
= 5,045 W
3. Percobaan Berbeban
a. Mengitung rugi-rugi daya akibat adanya resistansi
Sebagai contoh perhitungan maka diambil data no. 5 percobaan
berbeban
Rugi-rugi tembaga (Cu)
Dik : I1 = 0,13 A
I2 = 0,23 A
R1 (primer) = 2 Ω
R2 (sekunder) = 2 Ω
Penyelesain :
Rugi-rugi = I12 . R1 + I22 . R2
= 0,132 A . 2 Ω + 0,232 A . 2 Ω
= 0,1396 W
Berdasarkan tahanan ekuivalen
Rek1 = R1 + a 2R2
2
Rek2 = R2 + R1/ a
Dimana : a = V1/V2
Dik : I1 = 0,13 A
I2 = 0,23 A
R1 (primer) =2Ω
R2 (sekunder) =2Ω
V1 = 26 V
V2 = 12,8 V
Penyelesaian :
Rugi-rugi pada sisi primer = I12 . Rek 1
= 0,132A (2 Ω + (26 V/12,8V)2. 2Ω)
= 0,173W
14 | M U H . N U R F I T R A H M A D H A N A ( 3 4 2 2 1 0 1 9 )
Rugi-rugi pada sisi sekunder = I22 . Rek 2
= 0,232 A (2 Ω + 2 Ω/(26 V/12,8V)2)
= 0,542W
b. Menghitung efisiensi
Sebagai contoh perhitungan maka diambil data no.5 percobaan berbeban
Efisiensi
V2 I 2
x 100%
V1 I 1
12,8 V x 0,23 A
η= x 100%
26 V x 0,13 A
η = 87,10 %
2.8 TABEL HASIL ANALISA DATA
Tabel 2.5 Data hasil analisa tahanan inti besi dan perbandingan
transformasi pengukuran beban nol
15 | M U H . N U R F I T R A H M A D H A N A ( 3 4 2 2 1 0 1 9 )
Tabel 2.6 Data hasil analisa Rek, Zek, Xek, dan rugi-rugi tembaga pada
pengukuran hubung singkat
Tabel 2.7 Data analisa hasil perhitungan rugi-rugi dan efisiensi pada
trafo pada pengukuran berbeban
Rugi-rugi
Efisiensi (η)
Berdasarkan Rekivalen
No ΔPCu (%)
Primer Sekunder
(Watt)
(Watt) (Watt)
1 0,0712 0,1 0,256 80
2 0,082 0,124 0,298 75,72
3 0,0936 0,152 0,343 72,27
4 0,122 0,173 0,453 79,42
5 0,1396 0,173 0,542 87,10
6 0,1642 0,2 0,639 88,01
16 | M U H . N U R F I T R A H M A D H A N A ( 3 4 2 2 1 0 1 9 )
2.10 GRAFIK DAN PEMBAHASAN
17 | M U H . N U R F I T R A H M A D H A N A ( 3 4 2 2 1 0 1 9 )
Gambar 2.8 Grafik hubungan antara Daya (P) terhadap Tegangan
Input (V1) pada Percobaan Beban Nol
Gambar diatas menjelaskan tentang grafik hubungan antara daya
terhadap tegangan input pada percobaan beban nol. Trend grafik tersebut
meningkat, sehingga hubungan grafik daya terhadap tegangan input pada
percobaan beban nol yaitu berbanding lurus. Hal ini dapat dilihat pada
nilai tegangan input yang selalu naik dan nilai daya juga semakin naik.
Sehingga semakin tinggi nilai tegangan input maka nilai daya juga
semakin tinggi. Nilai daya maksimun terdapat pada data ke-6 dengan nilai
1,8 watt, sedangkan nilai daya minimum terdapat pada data ke-1 dengan
nilai 0,6 watt.
18 | M U H . N U R F I T R A H M A D H A N A ( 3 4 2 2 1 0 1 9 )
Gambar 2.9 Grafik hubungan antara Daya (P) dengan Arus (I) pada
Percobaan Hubungan Singkat
Gambar diatas menjelaskan tentang hubungan antara daya dan arus
pada percobaan hubung singkat. Trend grafik diatas meningkat, sehingga
hubungan grafiknya yaitu berbanding lurus. Semakin tinggi nilai arus maka
nilai daya juga akan semakin tinggi. Nilai maksimun terdapat pada data ke-
6, dimana daya maksimun sebesar 8,22 watt dan nilai arus maksimun
sebesar 0,82 A Sedangkan nilai minimum terdapat pada data ke-1 dengan
daya minimum sebesar 2,28 watt dan nilai arus minimun sebesar 0,47 A.
19 | M U H . N U R F I T R A H M A D H A N A ( 3 4 2 2 1 0 1 9 )
Percobaan Berbeban
100
80
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 %
60
40
20
0
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 0,16 0,18
∆𝑃𝑐𝑢 (Watt)
20 | M U H . N U R F I T R A H M A D H A N A ( 3 4 2 2 1 0 1 9 )
2.11 KESIMPULAN
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Tahanan pada sisi sekunder transformator lebih besar dari pada tahanan
pada sisi primer transformator. Hal ini disebabkan karena adanya fluktuasi
medan magnet yang terjadi disekitar kumparan pertama (primer) dan pada
sisi sekunder terjadi pelimpahan daya dari kumparan primer ke kumparan
sekunder.
2. Pada percobaan beban nol menunjukkan nilai V1 (input) lebih besar
daripada V2 (output). Hal ini disebabkan karena transformator yang
digunakan adalah tranformator step-down
21 | M U H . N U R F I T R A H M A D H A N A ( 3 4 2 2 1 0 1 9 )
DAFTAR PUSTAKA
22 | M U H . N U R F I T R A H M A D H A N A ( 3 4 2 2 1 0 1 9 )