Anda di halaman 1dari 8

Contoh KASUS GERD

Ibu KR (48 tahun) ke RS dengan keluhan utama nyeri ulu hati yang disertai rasa terbakar
hingga ke leher dan punggung. Nyeri tersebut dirasakan sejak 2 bulan yang lalu dan semakin
memburuk sejak 14 hari terakhir, terutama saat malam hari saat pasien berbaring. Sedikitnya
pasien merasakan gejala tersebut 4x seminggu. Gejala ini membuat pasien sulit tidur
sehingga pada siang hari pasien merasakan kelelahan. Pasien juga melaporkan terkadang
mengalami regurgitasi setelah pasien makan yang disertai rasa pahit di mulut dan terkadang
pasien merasakan sesak nafas. Pasien sudah mencoba mengkonsumsi antasida 3x sehari
sebelum makan selama 2 minggu terakhir, namun gejala hanya membaik sementara. Berikut
adalah data pasien:

a. Pasien mengaku tidak memiliki riwayat gangguan saluran cerna

b. Pekerjaan pasien: karyawan swasta

c. Riwayat penyakit pasien: diabetes tipe 2 selama 2 tahun terakhir

d. Riwayat pengobatan sebelumnya : 1. Antasida saat nyeri ulu hati 3x/hari sejak 2
minggu lalu 2. Metformin 500 mg 3x1 dan glibenklamid 5 mg 1x1 selama 1 tahun
terakhir (pasien masih memiliki obat dari control 1 minggu yang lalu)

e. Pasien mengaku tidak mengkonsumsi NSAID

f. Berat badan pasien 70 kg, tinggi badan 150 cm

g. Pasien mengaku tidak terdapat darah pada feses

h. Dokter mendiagnosa pasien mengalami GERD dengan gejala moderate

i. Obat yang diresepkan dokter saat ini :

R/ Antasid tablet No. XXX

S 3 dd 1

R/ Ranitidin 150 mg No.XX

S 2 dd 1
R/ Metoklopramid 10 mg No.X

S 1 dd 1
FORMULIR PELAYANAN KEFARMASIAN

I. DATA BASE

Nama Ibu KR

Umur, BB, TB 48 tahun, 70 Kg, 150 cm

Alamat -

Riwayat penyakit - Diabetes tipe II, selama 2 tahun terakhir


- Tidak memiliki riwayat gangguan saluran cerna

Riwayat pengobatan 1. Antasida saat nyeri ulu hati 3x/hari sejak 2 minggu
lalu

2. Metformin 500 mg 3x1

3. Glibenklamid 5 mg 1x1 selama 1 tahun terakhir

Riwayat alergi -

II. LEMBAR CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi)

1. Data subyektif :

- Nyeri dirasakan sejak 2 bulan yang lalu dan semakin memburuk sejak
14 hari terakhir, terutama saat malam hari saat pasien berbaring (gejala
dirasakan 4x seminggu).
- Pasien mengaku tidak terdapat darah pada feses
- Pasien mengeluhkan nyeri ulu hati yang disertai rasa terbakar hingga
ke leher dan punggung
- Pasien sulit tidur sehingga pada siang hari pasien merasakan kelelahan
- Pasien terkadang mengalami regurgitasi setelah pasien makan yang
disertai rasa pahit di mulut dan terkadang pasien merasakan sesak
nafas

Data obyektif :

- Diagnosis dokter mengalami GERD dengan gejala moderate

2. Assessment :

● Pasien mendapatkan terapi saat ini: antasida, ranitidine,


metoclopramide, glibenklamid, metformin
● Interaksi obat
1. apakah semua macam obat memang dibutuhkan ? (terapi saat ini)
- Antasid: menetralkan asam lambung (dibutuhkan)
- Ranitidin: memblok reseptor H2 yang berperan dalam sekresi asam
lambung (dibutuhkan)
- Metoklopramid: sebagai antiemetik (dibutuhkan) memiliki keluhan
mual muntah)
2. apakah ada duplikasi ? tidak ada duplikasi
3. apakah obat tsb merupakan pilihan obat yg tepat (drug of choice)
bagi kondisi pasien? (ada risiko diabetes)
4. apakah bentuk sediaan dan cara pemberiannya benar?

Kurang tepat, karena pasien mengeluhkan regurgitasi

5. apakah jadwal pemberian sudah benar?


- antasid 3x1
- Ranitidine 150 mg 2x1 : benar
- Metoklopramid 10 mg 1x1
6. apakah durasi penggunaan obat sudah tepat ? Sudah

Rekomendasi :
Terapi (obat) diminum sampai habiet. Jika tidak membaik → kontrol ke dokter
meskipun obat belum habis. Lakukan kie cara minum obat.

3. Planning :

● Antasida digunakan dengan cara dikunyah. Dalam waktu 2 minggu,


apabila pemberian antasida tidak memberikan pengurangan gejala,
maka tidak diperlukan pengulangan pemberian antasida dan diganti
dengan penggunaan H2 blocker, yaitu ranitidine 2x sehari sebelum
makan
● Perlu dilakukan penghentian untuk glibenklamid dikarenakan memiliki
efek samping menyebabkan kembung dan regurgitasi, sehingga
ditakutkan akan memperburuk refluks yang terjadi, namun penggunaan
metformin tetap dilanjutkan
● Dilakukan pemberian KIE kepada pasien seperti cara minum obat,
jadwal minum obat, memposisikan kepala lebih tinggi dari badan saat
tidur, posisi berbaring, dan tidak boleh makan makanan yang tinggi
lemak
○ Antasida diminum 2 jam setelah makan
○ Ranitidine dapat diminum jam 10 pagi dan 10 malam
● 3 hari setelah pengonsumsian obat, dilakukan asesmen untuk evaluasi
efek yang dirasakan pasien

4. Evaluasi dan Monitoring :

Evaluasi : kondisi klinis pasien terkait data subjektif pasien

Monitoring :

- Antasida, monitoring toksisitas


- : kadar kalsium dan fosfat , karena antasida mengandung aluminium
dan kalsium yang dapat mengganggu pasien gagal ginjal, namun di
kasus pasien tidak mengalami gagal ginjal tetapi diabetes 2 yang
berpotensi dapat menyebabkan kerusakan ginjal, selain itu aluminium
pada antasida dapat berikatan dengan usus dan menyebabkan
demineralisasi tulang

Ranitidine

Monitoring gejala (regurgitasi, nyeri ulu hati disertai rasa terbakar)

Parameter monitoring : efek SPP (terutama pada lansia) , vitamin B,


konsentrasi serum terutama yang menjalani terapi panjang, dan menggunakan
dosis yang tinggi

III. LEMBAR EVALUASI

a. Apa tujuan terapi pada pasien tersebut ?

● Antasida: menetralkan asam lambung


● Ranitidin: H-2 blocker, digunakan untuk menghambat sekresi asam lambung
pada dinding lambung sehingga volume asam lambung secara keseluruhan
menurun. Namun, asam lambung tetap dapat diproduksi di GI. Selain itu,
ranitidine juga dapat mengurangi heartburn
● Metoklopramid: meningkatkan pengosongan lambung, menekan LES (Lower
Esophageal Sphincter)

b. Apakah pasien memerlukan terapi pemeliharaan ? Jika iya, sebutkan (obat,


dosis, serta durasinya) ! Iya, pasien memerlukan terapi obat untuk mengontrol
gejala GERD. Terapi obat yang direkomendasikan adalah H2 blocker secara rutin.

c. Bagaimana rencana monitoring terapi pada pasien ?

- Dicek terapi untuk DM (interaksi antara terapi GERD dengan glibenklamid)


- Pengamatan hasil pengobatan: efek samping yang timbul dan efek terapi yang
dirasakan melalui gejala pasien
- Pemantauan kontrol gula darah karena pasien memiliki riwayat diabetes tipe 2
d. Sebutkan tatalaksana non farmakologi untuk kasus tersebut !

- Menurunkan berat badan


- Elevasi posisi kepala di kasur
- Mengkonsumsi makan porsi kecil dan sering
- Jangan mengonsumsi makanan pedas dan berlemak
- Tidak makan 2 jam sebelum tidur
- Hindari makanan yang memiliki efek iritasi langsung pada mukosa esofagus
(makanan pedas, jus jeruk, jus tomat, kopi)
- Konsumsi makanan tinggi protein untuk meningkatkan tekanan sfingter
esofagus bagian bawah
- Hindari makanan yang dapat menurunkan tekanan lower esophageal sphincter
(makanan tinggi lemak, cokelat, alkohol, peppermint & spearmint)
- Melakukan olahraga ringan (jalan kaki)
- Memanage stres dengan melakukan meditasi
- Posisi tidur menghadap ke kiri

e. Jelaskan perbedaan GERD dan Ulkus !

Gerd adalah dimana kondisi asam lambung naik ke kerongkongan secara


teratur, menyebabkan gejala seperti heartburn (sensasi terbakar di dada) dan
regurgitasi asam.

Penyebab GERD :

- Paparan asam lambung berulang ke esofagus atau kerongkongan yang


mengakibatkan erosi pada mukosa esofagus sehingga asam lambung yang
seharusnya tidak bisa ke atas jadi bisa naik melewati katup esofagus dan
mengiritasi dinding esofagus.
- Hernia hiatus dan peningkatan tekanan intra abdomen pada pasien obesitas.
- Tidak tentu ada luka

Tukak lambung/ulkus merupakan peradangan pada lambung disebabkan


adanya luka terbuka atau ulkus pada lapisan dinding lambung.

Penyebab ulkus :
- Infeksi bakteri Helicobacter Pylori
- Penggunaan obat NSAID
- Kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol secara berlebihan dalam
jangka waktu panjang
- Sudah terjadi luka

f. Apakah alarm symptoms yang mengindikasi adanya komplikasi GERD ?

- Nyeri ulu hati yang disertai rasa terbakar hingga ke leher dan punggung
- Penurunan berat badan tanpa sebab

Anda mungkin juga menyukai