Anda di halaman 1dari 2

NOVEL DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI

Nama : Fahri Dwi Kurnia

Kelas : X-6

Pencipta novel : Ahmad Tohari

Penerbit novel : Gramedia Pustaka Utama

Diterbitkan pada thn : 2003

Harga : 88k

Sinopsis

Srinthil adalah bocah berusia 11 tahun yang berprofesi sebagai ronggeng. Dia dianggap
keturunan Ki Secamenggala yang diyakini dapat mengembalikan citra pedukuhan. Masyarakat
setempat meyakini kehadiran Srinthil menjadi pelengkap. Mereka meyakini kelengkapan dukuh
terdiri dari keramat Ki Secamenggala, seloroh cabul, sumpah serapah, dan ronggeng bersama
perangkat calungnya.

Srinthil adalah anak yatim piatu. Kedua orang tuanya meninggal bersama 16 penduduk lain yang
mengalami keracunan tempe bongkrek. Kedua orang tua Srinthil merupakan pembuat tempe itu.
Srinthil yang kala itu masih bayi, lalu dirawat kakek-neneknya. Kakeknya meyakini Srinthil sudah
kerasukan indang ronggeng dan dilahirkan sebagai ronggeng dengan restu arwah Ki Secamenggala.
Karena anggapan seperti itulah, Srinthil digembleng menjadi ronggeng.

Kartareja, sang dukun ronggeng, mengajak Srinthil mengikuti tahapan sebagai ronggeng
sesungguhnya. Sebagai awalan, Srinthil mandi kembang di depan cungkup makam Ki
Secamenggala. Tahapan lain yang dilalui Srinthil adalah buka kelambu. Dirinya tidak tidak bisa
memungut bayaran saat berpentas jika belum melalui tahapan ini.

Di lain sisi, ada Rasus yang keberatan jika Srinthil harus melalui semua syarat tersebut. Dia
adalah teman main Srinthil sejak kecil. Rasus merasa sakit hati dan cemburu karena Srinthil
menjadi ronggeng. Profesi ronggeng artinya Srinthil menjadi milik umum. Kegadisan Srinthil
disayembarakan. Rasus makin marah saat dirinya yang berusia 14 tahun itu tidak bisa berbuat
banyak pada gadis yang dicintainya. Hingga suatu hari, terjadi pertengkaran antara Dower dan
Sulam di emper samping rumah Kertareja untuk memperebutkan keperawanan Srinthil. Rasus
yang juga berada di sisi lain rumah tersebut, tidak bisa melakukan apa pun. Kartareja menyaratkan
seringgit uang emas untuk nilai keperawanan Srinthil.

Tapi, Srinthil mendadak muncul dari belakang rumah Kartareja dan mendatangi Rasus. Dia
meminta Rasus untuk menggaulinya. Srinthil lebih suka kehilangan keperawanan karena Rasus,
ketimbang dengan dua orang yang sedang memperebutkannya. Rasus mengiyakan permintaan
Srinthil. Setelah itu, giliran Dower dan Sulam. Sementara Kartareja menikmati hasil menjadi
mucikari berupa seringgit uang emas dari Sulam, lalu seekor kerbau dan dua keping perak dari
Dower.

Meski bisa mendapatkan keperawanan Srinthil, Rasus justru makin benci padanya karena
pekerjaan ronggeng itu. Rasus pergi meninggalkan Dukuh Paruk dan meninggalkan sosok Srinthil
sebagai bayang-bayang ibunya yang telah pergi entah ke mana. Srinthil sempat menawarkan
dirinya pada Rasus untuk dinikahi. Namun, Rasus sudah yakin dengan keputusan untuk
menolaknya.

Kelebihan novel

Banyak nilai moral yang akan kita dapatkan ketika membaca Novel Ronggeng Dukuh Paruk. Salah
satunya nilai moral untuk menghormati perempuan.

Novel ini juga memberikan gambaran mengenai hitamnya dunia perempuan pada masa itu. Yang
mana perempuan hanya dituntut untuk memuaskan nafsu laki-laki dan mengesampingkan
kebahagiannya sendiri. Keunggulan lainnya terletak pada kisahnya yang apik dan sangat unik.

Kekurangan novel

Novel ini memiliki alur cerita yang bertele-tele serta adanya alur yang melompat sehingga
membuat beberapa pembaca kebingungan. Selain itu, ada beberapa kata-kata kasar yang seronok
sehingga kurang pas dijadikan sebagai bahan bacaan edukasi.

Pesan moral

Banyak nilai moral yang akan kita dapatkan ketika membaca Novel Ronggeng Dukuh Paruk. Salah
satunya nilai moral untuk menghormati perempuan.

Novel ini juga memberikan gambaran mengenai hitamnya dunia perempuan pada masa itu. Yang
mana perempuan hanya dituntut untuk memuaskan nafsu laki-laki dan mengesampingkan
kebahagiannya sendiri. Keunggulan lainnya terletak pada kisahnya yang apik dan sangat unik.

Anda mungkin juga menyukai