Cros Mat Nadira 1
Cros Mat Nadira 1
“CROSSMATCH”
DOSEN PENGAMPU
Yanti Rahayu,S.ST
DISUSUN OLEH
Nim : 2105028
PADANG
2024
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai secara tepat waktu.Makalah ini
kami berijudul “Cross Match”.
Kami selaku penulis merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah
yang kami beri judul “Cross Match”. Dalam makalah ini kami mencoba untuk menjelaskan
tentang segala sesuatu yang harus diketahui seorang sarjana Teknologi Laboratorium
Medik mengenai crossmatch. Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih
belum sepenuhnya sempurna. Maka dari itu kami terbuka terhadap kritik dan saran
yang bisa membangun kemampuan kami, agar pada tugas berikut nya bisa menulis
makalah dengan lebih baik lagi.Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan para
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu pemeriksaan yang sangat penting untuk pelayanan darah terhadap pasien
transfusi adalah Uji Silang Serasi (crossmatch) yang merupakan pemeriksaan utama yang
dilakukan sebelum transfusi dengan memeriksa kecocokan antara darah pasien dan donor
sehingga darah yang diberikan benar- benar cocok (Setyati, 2010). Tujuan lain crossmatch
adalah supaya darah yang ditranfusikan benar-benar bermanfaat bagi kesembuhan
pasien (Amiruddin,2015).
Fungsi dari pemeriksaan crossmatch sendiri adalah untuk mengetahui ada tidaknya
reaksi antara darah donor dan pasien sehingga menjamin kecocokan darah yang akan
ditranfusikan bagi pasien, mendeteksi antibodi yang tidak diharapkan dalam serum pasien
1
yang dapat mengurangi umur eritrosit donor/ menghancurkan eritrosit donor dan cek
akhir setelah uji kecocokan golongan darah ABO (Yuan, 2011).
Pemeriksaaan crossmatch terdiri dari 2 metode yaitu metode gel dan metode tabung.
Sampai saat ini, metode tabung telah menjadi andalan untuk mendeteksi antibodi selama 30
tahun pemeriksaan pretransfusi (Garg, 2017). Dan akhirnya Yves Lampiere dari Perancis
menemukan metode gel dan mengembangkan metode gel di Switzerland pada akhir
1985 sebagai metode standar sederhana yang memberikan reaksi aglutinasi dan dapat
dibaca dengan mudah (Kartika dkk., 2020)
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian crossmatch
Tahapan yang dilakukan pada uji crossmatch antara lain identifikasi sampel darah
maupun pendonor dengan benar, mengecek riwayat pasien sebelumnya, memeriksa golongan
darah pasin dan darah donor, pastikan keduanya sesuai, pemeriksaan. (Situmorang dkk.,
2023)
Memeriksa ada tidaknya aglutinin resipien yang mungkin dapat merusak eritrosit
donor yang masuk pada saat pelaksanaan transfusi
Memeriksa ada tidaknya aglutinin donor yang mungkin dapat merusak eritrosit
resipien. Reaksi ini dianggap kurang penting dibanding reaksi silang mayor, karena
agglutinin donor akan sangat diencerkan oleh plasma di dalam sirkulasi darah
resipien.
a. Mengetahui ada tidaknya reaksi antara darah donor dan darah pasien sehingga
menjamin kecocokan darahyang akan ditransfusikankepada pasien.
b. Mendeteksi antibody yang tidak diharapkan dalam serum pasien yang dapat
mengurangi umur eritrosit donor/ dapat menghancurkan eritrosit donor.
3
c. Cek akhir uji krcocokan golongan darah ABO.(aryani, 2023)
a. Metode gel
Yves Lampierre dari Perancis menemukan metode gel dan mengembangkan metode
gel di Switzerland pada akhir 1985 dan dijadikan sebagai metode standar sederhana
dengan prinsip aglutinasi yang dapat dibaca dengan mudah. Metode ini pertama kali
digunakan pada tahun 1988, dan sekarang telah digunakan oleh lebih dari 80 negara
didunia termasuk diantaranya adalah
Prinsip pemeriksan crossmatch metode gel adalah penambahan suspense sel dengan
serum atau plasma darah yang dimasukkan ke dalam tabung mikro yang berisi gel
dengan penambahan buffer yang kemudian diinkubasi pada suhu 37ºC dalam waktu
15 menit lalu disentrifuge.
4
Gambar 1 Derajat aglutinasi sel darah merah (Weis ED, Chizhevsky V, 2006)
Keterangan Gambar :
A. (++++) : aglutinasi sel darah merah dengan keseluruhan sel darah merah
tertahan dipermukaan gel microtube.
D. (+) : aglutinasi sebagian sel drah merah yang masih masuk melalui pori-pori gel
hingga berada dibawah setengah dari microtube
E. (-) : tanpa aglutinasi, sel darah merah lolos masuk memalui pori-pori gel
hingga kebagian bawah microtub.
Metode gel merupakan metode untuk mendeteksi reaksi sel darah merah dengan antibodi
dengan timbulnya aglutinasi. Metode gel ini memiliki keunggulan lebih cepat dan
mempunyai akurasi yang tinggi dalam mendeteksi aglutinasi bila dibandingkan dengan
metode manual/ tabung. (aryani, 2023)
b. Metode tabung
5
Prinsip pemeriksaan crossmatch metode tabung adalah sel donor dicampur dengan
serum penerima (mayor crossmatch) dan sel penerima dicampur dengan serum donor
(minor crossmatch) dalam bovine albumin 20% akan terjadi aglutinasi atau gumpalan
dan hemolisis bila golongan darah tidak cocok.
c. Metode otomatis
Crossmatch metode otomatis adalah metode pemeriksaan crossmatch menggunajan
reagen gel. Perbedaan keduanyan terletak pada dengan meminimalisir manipulasi oleh
tekhnisi, dimana tekhnisi hanya terlibat pada preparasi sampel kemudian selanjutnya
mesin yang melakukan tahap analitik. Hasil dibaca adanya aglutinasi memberi hasil
positif, dan tidak adnya aglutinasi dinyatakan negative. (aryani, 2023)
Pemeriksaan crossmatch juga dapat memberikan hasil positif (inkompatibel) selain oleh
karena adanya antibody inkomplit juga dapat terjadi karena adanya autoantibodi dalam
serum pasien, dan adanya antibody yang tidak termasuk kedalam sistem golongan
darah.(Wulansari dkk., 2019)
Hasil uji silang serasi perlu dilakukan penanganan degan pemeriksaan ulang golongan
darah dan uji silang serasi pada pasien dan donor. Dengan melakukan pemeriksaan subgroup,
dan menelusuri riwayat transfusi pada pasien dengan pemeriksaan lanjutan screening dan
identifikasi antibody. Hasil pemeriksaan mayor dan minor positif, autocontrol negative perlu
dilakukan penanganan dengan pemeriksaan DCT (Direct Coombs Test) pada donor.
Kemudian lakukan pemeriksaan skrining dan identifikasi antibodi pada serum pasien.
Hasil pemeriksaan mayor negatif, minor dan autocontrol positif pelu dilakukan
penanganan dengan pemeriksan DCT (Direct Coombs Test) pada pasien. Pada hasil
6
pemeriksaan ini darah boleh dikeluarkan apabila derajat positif pada minor sama atau lebih
kecil dibandingkan derajat positif pada autocontrol dan DCT (Direct Coombs Test).
Autocontrol/DCT
Inkompatibel, darah tidak boleh
ditransfusikan
5 + + +
Apabila hasil crossmatch Mayor, Minor dan Autokontrol = negatif artinya darah
pasien kompatibel dengan darah donor maka boleh didonorkan.
Apabila crossmatch Mayor = positif, Minor = negatif, dan Autokontrol = negatif maka
darah donor harus diperiksa kembali golongan darah pasien apakah sudah sama dengan
donor atau belum, apabila darah sudah sama artinya ada irregular antibodi pada serum
pasien. Ganti darah donor, lakukan crossmatch lagi sampai didapat hasil crossmatch negatif
pada mayor dan minor. Apabila tidak ditemukan hasil crossmatch yang kompatibel
7
meskipun darah donor telah diganti maka harus dilakukan screening dan identifikasi antibodi
pada serum pasien, dalam hal ini samel darah dikirim ke UTD Pembina terdekat. (aryani,
2023)
Bila hasil crossmatch Mayor = negatif, Minor = positif, Autokontrol = positif, lakukan
Direct Coombs Test pada pasien (OS). Apabila DCT = positif, hasil positif pada crossmatch
minor dan autokontrol berasal dari autoantibodi. Apabila derajat positif pada minor sama
atau lebih kecil dibandingkan derajat positif Autokontrol / DCT, darah boleh dikeluarkan.
Apabila derajat positif pada Minor lebih besar dibandingkan derajat positif pada Autokontrol
/ DCT, darah tidak boleh dikeluarkan. Ganti darah donor, lakukan crossmatch lagi sampai
ditemukan positif pada Minor sama atau lebih kecil dibanding Autokontrol / DC.
Dan apabila hasil crossmatch menunjukkan hasil Mayor, Minor, Autokontrol = positif,
periksa ulang golongan darah pasien maupun donor, baik dengan cell grouping maupun back
typing, pastikan tidak ada kesalahan golongan darah. Lakukan DCT pada pasien, apabila
positif, bandingkan derajat positif DCT dengan Minor, apabila derajat positif Minor sama
atau lebih rendah dari DCT, maka positif pada Minor dapat diabaikan, Artinya positif
tersebut berasal dari autoantibodi. Sedangkan positif pada Mayor, disebabkan adanya
Irregular Antibodi pada serum pasien, ganti dengan darah donor baru sampai ditemukan hasil
Mayor negative. (Situmorang dkk., 2023)
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Mengetahui ada tidaknya reaksi antara darah donor dan darah pasien sehingga
menjamin kecocokan darahyang akan ditransfusikankepada pasien.
Mendeteksi antibody yang tidak diharapkan dalam serum pasien yang dapat
mengurangi umur eritrosit donor/ dapat menghancurkan eritrosit donor.
Cek akhir uji krcocokan golongan darah ABO.(aryani, 2023)
9
DAFTAR PUSTAKA
Kartika, I. D., Thamrin, H. Y., Muhiddin, R., Arif, M., & Samad, I. A. (2020). Analisis
Antibodi Ireguler pada Reaksi Inkompatibel Darah Transfusi. UMI Medical Journal,
Oktari, A., & Mulyati, L. (2022). PENGARUH WAKTU DAN SUHU PENYIMPANAN
TAHUN 2023. 4.
Wulansari, P., Oktari, A., & Purnama, D. (2019). PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN
10