Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 2 JOMBANG
Jl. Bupati RAA Soeroadiningrat No. 06 ( (0321) 861770 Ê (0321) 861770
E-mail : smkn2jmb@yahoo.co.id
JOMBANG Kode Pos : 61411

PENILAIAN AKHIR TAHUN Nama : Yesicha Ananda


TAHUN PELAJARAN 2019/2020 Novadila
Kelas : X KC-1
NoAbsn: 28

MATA PELAJARAN : SEJARAH INDONESIA


Tingkat / Program : X / Semua Progli
Hari/Tanggal : Senin, 18 Mei 2020
Waktu : Dikumpulkan Terakhir Jam 16.00

Petunjuk : Jawablah Pertanyaan Dengan Membuat Diskripsi Jawaban Sesuai Peristiwa-


peristiwa Sejarah

ORDE LAMA : SOEKARNO


1945 SD 1965

G 30 PKI
SUPERSEMAR

ORDE BARU : SOEHARTO


1966 SD 1998

KRISIS MULTI DIMENSI


1998

ORDE REFORMASI
1998 Sd Sekarang

Jawaban :

Orde lama( Soekarno 1945-1965)


Soekarno (1901-1970), yang lahir di Surabaya pada masa pemerintahan kolonial Belanda, adalah
pemimpin nasionalis dan pahlawan nasional yang mendedikasikan hidupnya kepada perjuangan
kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1927 Soekarno mendirikan dan menjadi pemimpin sebuah organisasi
politik yang disebut Partai Nasional Indonesia (PNI) yang bertujuan untuk mencapai kemerdekaan penuh
untuk Indonesia. Namun, aktivitas politik subversif ini menyebabkan penangkapan dan juga
pemenjaraannya oleh rezim Pemerintah Kolonial Belanda yang represif di tahun 1929. Bagi orang-orang
Indonesia pada saat itu, pembuangan Soekarno itu malah memperkuat saja citranya sebagai pahlawan
nasional dan pejuang kemerdekaan. Setelah pembebasannya, Soekarno berada dalam konflik yang terus
berkelanjutan dengan pemerintahan kolonial selama tahun 1930an, menyebabkan Soekarno berkali-kali
dipenjara.
Waktu Soekarno bersama Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus
1945, bersama dengan publikasi konstitusi yang pendek dan sementara (UUD 1945), tantangan-tantangan
mereka masih jauh dari berakhir. Nyatanya akan membutuhkan empat tahun revolusi lagi untuk melawan
Belanda yang - setelah dibebaskan dari Jerman di Eropa - kembali untuk mengklaim kembali koloni mereka.
Di bawah tekanan internasional, Belanda akhirnya mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949
(kecuali untuk wilayah barat pulau Papua). Namun, negosiasi dengan Belanda menghasilkan 'Republik
Indonesia Serikat' yang memiliki konstitusi federal yang dianggap terlalu banyak dipengaruhi oleh Belanda.
Oleh karena itu, konstitusi ini segera diganti dengan Undang-Undang Dasar Sementara 1950 (UUDS 1950)
yang kemudian menjadi dasar hukum sistem pemerintahan parlementer, yang menjamin kebebasan
individu dan mengharuskan tentara untuk tunduk kepada supremasi sipil.
Pada bulan Juni 1945, Soekarno menyampaikan pandangannya mengenai kebangsaan Indonesia dengan
memproklamasikan filosofi Pancasila. Pancasila ini adalah lima prinsip yang akan menjadi dasar Negara
Indonesia:
1. Ketuhanan yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Bangsa Indonesia

 Demokrasi parlementer
Demokrasi parlementer di Indonesia pada tahun 1950an ditandai oleh ketidakstabilan. Alasan utamanya
adalah perbedaan sudut pandang mengenai dasar ideologis negara. Situasi ini terlihat dalam pemilihan
umum pertama di Indonesia. Pemilihan umum pertama ini terjadi pada tahun 1955 dan dianggap jujur dan
adil (dan akan membutuhkan waktu lebih dari 40 tahun sebelum Indonesia bisa memiliki contoh lain dari
pemilu yang jujur dan adil). Tak lama kemudian mengggunakan gerakan militer, Dengan menggunakan
kekuatan militer, pemerintah pusat berhasil menghancurkan gerakan-gerakan ini pada awal 1960an.

 Demokrasi Terpimpin Soekarno


Dengan cara ini, ia memiliki lebih banyak kekuasaan untuk melaksanakan rencana-rencananya. Pihak
militer, yang tidak senang dengan perannya yang kecil dalam soal-soal politik hingga saat itu, mendukung
perubahan orientasi ini. Pada tahun 1958, Soekarno telah menyatakan bahwa militer adalah sebuah
'kelompok fungsional' yang berarti mereka juga menjadi aktor dalam proses politik dan pada periode
Demokrasi Terpimpin, perannya tentara dalam politik akan menjadi lebih besar.

 Kudeta Misterius Gerakan 30 September


Pada 30 September 1965, menjadi jelas betapa berbahayanya campuran politis yang telah diciptakan
Soekarno. Pada malam itu, enam jenderal dan satu letnan diculik dan dibunuh oleh perwira-perwira aliran
kiri yang menamakan diri Gerakan 30 September. Berdasarkan tuduhan yang ada, para perwira militer yang
terbunuh ini merencanakan kudeta untuk menjatuhkan Soekarno. Namun, banyak isu mengenai kudeta ini
dan tindakan-tindakan anti-komunis selanjutnya tetap tidak jelas sampai saat ini dan kemungkinan besar
tidak akan diketahui kebenarannya.

G 30 PKI SUPERSEMAR
Sejak era reformasi bergulir, banyak yang menduga ditekennya surat perintah sebelas maret dan peristiwa
G30S/PKI adalah bagian dari skenario melengserkan Presiden Soekarno. Apalagi, kasus tersebut diduga
telah memakan korban jiwa hingga jutaan orang.

Presiden kedua Soeharto mengungkap di balik kejadian mengerikan tersebut. Dia menceritakan seluruh
pengalamannya mulai dari kecurigaan terhadap PKI hingga proses perebutan Radio Republik Indonesia
(RRI).

Cerita tersebut terekam dalam video berdurasi 37 menit 11 detik. Kisahnya dimulai ketika dia menemani
Soekarno berkunjung ke Jawa Tengah. Saat itu Pak Harto masih menjabat sebagai Panglima T&T
IV/Diponegoro dengan pangkat Kolonel.

ORDE BARU(SOEHARTO 1966-1998)


Awal dari masa orde baru sendiri dianggap pada saat dikeluarkannya Supersemar atau yang disebut
dengan surat perintah sebelas maret yang dimana pada saat itu Presiden Soekarno memerintahkan
Presiden Soeharto yang dimana pada saat itu adalah seorang TNI untuk membantu presiden dalam
mengendalikan kondisi Indonesia. Kemudian Presiden Soeharto menjabat. Saat ini pemerintahan
terdapat dualisme TNI yang dimana TNI memiliki kemampuan untuk memerintah di sipil dan TNI. Selain
itu terdapat pengembangan di bidang swasembada pangan yang menjadikan Indonesia menjadi sebuah
negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang sangatlah tinggi pada masanya. Selain itu
pembangunan dilakukan dengan metode sentralisasi. Orde baru runtuh ketika terjadinya reformasi dan
berakhirnya pemerintahan Presiden Soeharto pada tahun 1998.

 KRISIS MULTIDIMENSI 1998


Di tahun 1998, Krisis dimensional dalam bidang ekonomi, kita menghadapi krisis moneter, yang saat
itu Dollar menjadi sangat tinggi, harganya bisa mencapai 15.000 Rupiah, krisis moneter dan langka dan
sangat mahal barang-barang, terutama kebutuhan primer. Di samping itu karena krisis moneter, banyak
sekali pemutusan hubungan kerja (PHK) di masyarakat, sehingga terjadi aksi demonstrasi untuk
memperbaiki sistem ekonomi dan pemerintahan.
Krisis Dimensional dalam bidang politik di tahun 1998 adalah menurunkan Presiden Soeharto, karena
mahasiswa pada masa itu menginginkan reformasi politik, krisis ini menimbukan banyak kerusuhan dan
banyak mahasiswa tertembak mati dalam peristiwa ini, khususnya pada tragedi 12 Mei1998.
Krisis Dimensional dalam bidang sosial adalah terjadinya kerusuhan dimana-mana. Tidak hanya di
Jakarta, namun juga di berbagai kota besar lainnya. Termasuk kecurigaan atas etnis Tionghoa di
Indonesia.
Krisis Dimensional dalam bidang moral, terjadi berbagai aksi penembakan dari kepolisian dan tentara
nasional, banyaknya orang hilang yang dibunuh secara misterius, serta pelecehan seksual, pencurian
barang-barang di mall dan pusat perbelanjaan, karena langka dan mahalnya barang-barang, kasus
pemerkosaan dan penganiayaan perempuan, khususnya perempuan etnis Tionghoa.

ORDE REFORMASI(1998-SEKARANG)
Era reformasi ini sangatlah mengancam dikehidupan rakyat kecil pada saat itu. Namun apa dayanya
seorang rakyat kecil yang hanya bias mengeluh diantara sesame yang mengalami penderitaan rakyat kecil.
Bahan pokok dan bahan pangan maupun sandang melambung tinggi dikarenakan terjadinya inflasi dan
krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998. Walaupun mahasiswa salah satu media paling penting untuk
mewakili aspirasi rakyat kecil untuk memprotes penderitaan rakyat kecil. Namun apa dayanya sekumpulan
mahasiswa mendapatkan respon yang sangat tidak baik yaitu penolakan yang terjadi saat sidang agenda era
reformasi.
Namun mahasiswa tidak tinggal diam pada saat itu, mahasiswa menggelar aksinya secara besar-besaran
dari demo, pembakaran pada gedung-gedung, penjarahan barang-barang di pusat pertokoan. Sebagai
mahasiswa pada saat itu hanya ingin menyampaikan aspirasi semua suara rakyat yang menderita karena
ulah para pejabat. Dan balasannya yaitu yang paling terkejut adalah terjadi aksi saling dorong mendorong,
kejar mengejar, aksi tembakan water kenen dari pihak kepolisian beserta jajarannya. Yang telah melukai
para unjuk rasa hingga menewaskan beberapa mahasiswa yang terkenal dengan nama tragedi Trisakti dan
di Semanggi.
Banyak mahasiswa, serta rakyat Indonesia hingga pada saat itu melakukan aksi untuk memberhentikan
presiden yang menjabat pada tahun 1998 yaitu Soeharto. Dimana pada saat menjabat sebagai presiden
mengalami berbagai Pro dan Kontra sehingga mengalami kekacauan yang sangat amat parah terpuruknya
system pemerintahan pada saat itu. Hingga beberapa kesepakatan kebersamaan dalam keputusan bersama
pihak DPR/MPR serta jajaranya mengambil keputusan tepat untuk mengganti posisi pemerintahan jatuh
ditangan BJ Habibie.
Namun hingga saat itu sebenarnya dengan keputusan yang mantang-mantang presiden Soeharto
menggundurkan dirinya dari jabatan pemerintah yang dijabatnya hingga memutuskan untuk meninggalkan
kekuasaannya. Karena banyak yang menilai sudah tidak pantas lagi di Pemerintahan pada saat itu

Anda mungkin juga menyukai