Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYULUHAN KESEHATAN
“KEPATUHAN MINUM OBAT”

Pembimbing Akademik:
Ns. Titi Astuti, M.Kep.,Sp.Mat.
Pembimbing Lahan:
Ns. Marlia Rantawati, S. Kep.
Disusun Oleh:
Kelompok 3

1. Sila Restu Ria (2314901069)


2. Tasya Dwinta (2314901081)
3. Yuza Haura (2314901089)
4. Syari Mutiara (2314901078)
5. Augy Alfandito (2314901010)
6. Serli Era Tania (2314901099)
7. Marisa Yusro Asri (2314901039)
8. Gandez Zahra (2314901026)
9. Nica Maharani (2314901050)
10. Dhimas Oktavian (2314901015)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
PRODI PROFESI NERS
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Pembahasan : Kepatuhan minum obat


Sasaran : Lansia di RT 03 Dusun Induk Pemanggilan Natar
Hari/Tanggal : Rabu, 21 Januari 2024
Jam /Waktu : 13.00 WIB
Tempat : Mushola Nurul Huda
Penyuluh : Mahasiswa Profesi Ners Kelompok 3 Reguler 2

A. Analisa Situasi
Tingginya angka tekanan darah yang telah diukur secara berulang
merupakan salah satu masalah yang disebut dengan hipertensi. Hipertensi
dapat diderita oleh siapa saja, dan banyak dari lansia menderita hal ini. WHO
menyebutkan terdapat jumlah penderita hipertensi terus bertambah seiring
dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah tahun 2025 yang akan
datang. Prediksi data menunjukkan ada 1,5 Miliar orang yang terkena
hipertensi. Dari angka tersebut sekitar 9,4 juta orang akan meninggal akibat
hipertensi dan komplikasinya. Department of Health and Human Service
menyebutkan data hipertensi terbanyak terjadi pada populasi dengan usia di
atas 65 tahun (60-70%). Mayoritas lansia menderita jenis hipertensi isolated
systolic hypertension (ISH). Kasus ini terjadi dengan tanda tekanan sistolik
yang tinggi (diatas 140 mmHg), dengan tekanan diastolik normal (di bawah
90 mmHg).
Masalah hipertensi yang terjadi pada lansia diakibatkan oleh kekakuan
pada daerah arteri sehingga tekanan darah meningkat. Perubahan lain usia
lanjut juga terjadi penurunan keelastisitasan pembuluh darah perifer yang
dapat meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer sehingga
meningkatkan terjadinya hipertensi sistolik. Perubahan fisiologis yang dapat
terjadi pada beberapa organ tubuh terutama pada system peredaran darah
akan mengakibatkan kekakuan pada arteri sehingga tekanan darah cenderung
meningkat. Hal ini akan berdampak pada kesehatan mental seperti
kemampuan berpikir misalnya mengingat atau mulai menurun dan
berpengaruh pada hal kepatuhan minum obat lansia dibandingkan dengan usia
muda (Massa et al., 2021).Hasil dari riset kesehatan dasar menyatakan bahwa
prevalensi hipertensi penduduk Indonesia yang minum obat hanya sebanyak
8.8% dari hasil pengukuran tekanan darah sebanyak 34.1%. Target capaian
pengobatan hipertensi di Indonesia belum mencapai 100%, hanya ada 54,4%
dan sisanya tidak rutin minum obat (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
Hipertensi di Indonesia yang mencapai angka tinggi terlihat adanya
angka prevalensi tertinggi berada di Kalimantan Selatan sebesar 44,3 persen.
Hipertensi menduduki peringkat pertama untuk jenis penyakit tidak menular
(Kemenkes RI, 2020). Hipertensi yang diderita lansia menunjukkan adanya
penurunan kesehatan yang merupakan manifestasi adanya masalah atau
penyakit yang sedang dialami (Agustina et al., 2023). Masalah Kesehatan
yang kurang mendapatkan perhatian serius maka akan berkembang menjadi
penyakit dengan komplikasi. Salah satu penyebab terjadinya komplikasi
penyakit yaitu adanya ketidakpatuhan minum obat. Masalah kepatuhan
terhadap pengobatan selalu menjadi masalah di kalangan pasien lansia.
Lansia adalah kelompok yang rentan terhadap penyakit penyerta, mereka
berisiko lebih tinggi terkena polifarmasi, dibandingkan dengan populasi yang
lebih muda.
Ketidapkpatuhan minum obat antihipertensi pada lansia
mengakibatkan berkurangnya manfaat terapeutik bagi pasien, seringnya
kunjungan ke rumah sakit dan dokter karena memburuknya kondisi medis,
meningkatnya pengeluaran layanan kesehatan, dan bahkan pengobatan suatu
kondisi yang berlebihan. Serta menjadi factor pemicu proporsi prevalensi
hipertensi pada lansia berada pada angka tertinggi berdasarkan kelompok
umur (Husen, et al 2022). Penanganan pasien hipertensi dapat ditempuh
dengan cara pelaksanaan pola hidup sehat dan patuh terhadap minum obat
antihipertensi. Kepatuhan konsumsi obat dilakukan dengan cara konsumsi
obat antihipertensi yang diresepkan dokter serta dosis yang tepat. Tindakan
ini jika dilakukan dengan sesuai maka akan terlaksana pengobatan yang
efektif. (Suyamto et al, 2023).
Kepatuhan lansia dalam konsumsi obat antihipertensi menjadi penentu
dalam mengontrol tekanan darah. Kepatuhan terkait pengobatan dijelaskan
sebagai perilaku seorang pasien ketika mentaati aturan serta nasihat yang
diberikan oleh petugas kesehatan selama proses menjalani pengobatan.
Anjuran dalam mengikuti aturan mengkonsumsi obat hipertensi secara teratur
dapat bermanfaat untuk mengendalikan tekanan darah, sehingga
membutuhkan kepatuhan dalam hal mengkonsumsi obat hipertensi. Lamanya
pengobatan memberikan efek rasa bosan, jenuh terhadap pengobatan yang
dijalani, sehingga apabila semakin lama menjalani pengobatan hipertensi
akan menimbulkan ketidakpatuhan dalam menjalani pengobatan (Afina,
2020). Penyebab dari ketidakpatuhan pada lansia dalam minum obat
hipertensi disebabkan karena kesibukan dalam bekerja, menurunnya daya
ingat ketika waktu pemberian obat dan dosis obat yang benar, efek samping
dari pengobatan yaitu mengantuk, pusing, rasa mual ketika mengkonsumsi
obat hipertensi, menghentikan pengobatan waktu keadaan membaik menjadi
penyebab kurang patuh terhadap pengobatan hipertensi. Penggunaan
konsumsi obat hipertensi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan stres,
serta kurangnya dukungan dan perawatan selama pengobatan hipertensi.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional umum.
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan mengenai kepatuhan minum
obat selama 30 menit, dapat memahami mengenai kepatuhan minum
obat.
2. Tujuan Instruksional Khusus.
Setelah diberikan tindakan penyuluhan kesehatan mengenai diit
penderita hipertensi, masyarakat mampu mengetahui tentang:
1. Warga dapat mengetahui pengertian kepatuhan
2. Warga dapat mengetahui jenis-jenis kepatuhan
3. Warga dapat mengetahui manfaat kepatuhan minum obat
4. Warga dapat mengetahui dan menyebutkan 8 prinsip pemberian
obat
5. Warga dapat mengetahui dampak tidak patuh minum obat
6. Warga dapat mengetahui pentingnya minum obat hipertensi

C. Isi materi terlampir


1. Pengertian kepatuhan
2. Jenis-jenis kepatuhan
3. Mnfaat kepatuhan minum obat
4. 6 prinsip pemberian obat
5. Dampak tidak patuh minum obat
6. Pentingnya minum obat hipertensi

D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi

E. Media
1. PPT
2. Leaflet.
3. Laptop
4. Proyektor
5. Sound System
6. Mic

F. Kegiatan pembelajaran
Tahap Kegiatan Metode / Media
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Petugas
Kegiatan Sasaran Penyuluhan
1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
Moderator
3. Menyampaikan tujuan dan menyimak
Ceramah /
1 Pembukaan 10 menit pokok materi 3. Bertanya jika ada
Lisan Dokumen-
4. Menyampaikan pokok yang kurang
tator
pembahasan jelas
5. Kontrak waktu
2 Penyajian 25 enit 1. Pengertian kepatuhan 1. Mendengarkan Ceramah Penyuluh
Materi 2. Jenis-jenis kepatuhan dan menyimak Power Point,
3. Mnfaat kepatuhan 2. Mendengarkan Laptop Moderator
minum obat dan menyimak Sound system
4. 6 prinsip pemberian Fasilitator
obat 3. Mendengarkan
5. Dampak tidak patuh dan menyimak
minum obat
6. Pentingnya minum obat4. Mendengarkan Dokumen-
hipertensi dan menyimak tator
5. Mendengarkan
dan menyimak
1. Mengadakan tanya 1. Bertanya/
jawab untuk mengetahui menjawab
seberapa jauh pertanyaan
Moderator
pemahaman peserta 2. Mendengarkan
mengenai materi yang dan menyimak
Narasumber
telah disampaikan 3. Menjawab salam Diskusi
3 Penutup 10 menit 2. Menyimpulkan hasil 4. Menerima leaflet Tanya Jawab /
Fasilitator
penyuluhan 5. Mengikuti foto Lisan
3. Mengucapkan bersama
Dokumen-
terimakasih dan salam
tator
penutup
4. Membagikan leaflet
5. Foto bersama

G. Evaluasi
Evaluasi Hasil
1. 80% sasaran mampu menjelaskan kembali materi kepatuhan minum
obat
2. Mampu menjelaskan kembali 3 dari 5 pertanyaan materi diit penderita
hipertensi
3. Mampu menyebutkan 3 dari 5 pertanyaan materi diit penderita
hipertensi
4. Prosedur : game (memberika pertanyaan secara lisan dan dijawab benar
salah menggunakan alat benar salah)
No. Pertanyaan Benar Salah
1. Kepatuhan dalam pengobatan menurut
Slamet (2007) merupakan tingkat ketaatan
pasien melaksanakan cara pengobatan dan
perilaku yang disarankan oleh dokter atau √
orang lain yang diberikan dalam bentuk
terapi apapun yang ditentukan, baik diet,
latihan, pengobatan atau menepati janji
pertemuan dengan dokter.
Jawaban: Benar
2. Jenis-jenis kepatuhan
1. Kepatuhan Total (Total
Complience)
Pada keadaan ini penderita tidak
hanya berobat secara teratur sesuai √
batas waktu yang ditetapkan
melainkan juga patuh memakai.
2. Kepatuhan Tidak Total (Non
Complience)
Penderita yang putus obat atau
tidak menggunakan obat sama
sekali.
Jawaban: Benar
3. Manfaat kepatuhan minum obat:
a. Tidak bisa istirahat
b. Gelisah √
c. Malas
Jawaban: Salah
4. Berikut adalah 6 benar obat:
1. Benar obat
2. Benar dosis √
3. Benar cara/rute : pemberian
(PO, IM, IV, SC, Supositoria,
Tetes hidung, tetes telinga)
4. Benar waktu
5. Benar orang yang menerima
6. Benar pendokumentasinya
Jawaban: Salah
5. Tips pengobatan hipertensi yang dapat
penderita jalani diantaranya:
1. Ketahui apa obat hipertensi yang
dimiliki, tanyakan pada dokter √
obat apa yang diberikan, dosis,
dan komplikasinya.
2. Jadikan minum obat sebagai
suatu kebiasaan. Buat reminder di
tempat yang sering dilihat,
hubungkan jadwal minum obat
dengan kebiasaan tertentu, seperti
misalnya sikat gigi atau sarapan
pagi.
3. Ketahui kapan obat akan habis,
tandai tanggal tersebut di
kalender. Apabila akan bepergian,
pastikan untuk membawa stok
obat yang cukup.
4. Meminta bantuan kepada
keluarga atau teman untuk
mengingatkan jadwal minum
obat.
Jawaban: Benar
KEPATUHAN MINUM OBAT

A. Pengertian Kepatuhan
Kepatuhan merupakan tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan
perilaku yang disarankan dokter atau yang lain. Kepatuhan adalah suatu
bentuk perilaku yang timbul akibat adanya interaksi antara petugas keschatan
dan pasien schingga mengerti rencana dengan segala konsekuensinya dan
menyetujui rencana tersebut serta melaksanakannya (Kemenkes RI, 2011)
Kepatuhan dalam pengobatan menurut Slamet (2007) merupakan tingkat
ketaatan pasien melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan
oleh dokter atau orang lain yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang
ditentukan, baik diet, latihan, pengobatan atau menepati janji pertemuan
dengan dokter.

B. Jenis-jenis Kepatuhan
Kepatuhan terhadap pengobatan adalah sejauh upaya dan perilaku seorang
individu menunjukkan kesesuaian dengan peraturan atau anjuran yang
diberikan oleh profesional kesehatan untuk menunjang kesembuhannya.
Menurut Cramer (2007), jenis-jenis kepatuhan diantaranya terbagi dua, yaitu:
1. Kepatuhan Total (Total Complience)
Pada keadaan ini penderita tidak hanya berobat secara teratur sesuai batas
waktu yang ditetapkan melainkan juga patuh memakai.
3. Kepatuhan Tidak Total (Non Complience)
Penderita yang putus obat atau tidak menggunakan obat sama sekali.

C. Manfaat Kepatuhan Minum Obat


Ada beberapa manfaat yang bdari kepatuhan minum obat, diantaranya:
a. Membantu Istirahat
d. Membantu mengendalikan emosi
e. Membantu mengendalikan perilaku
f. Membantu proses pikir (konsentrasi)
g. Membantu pasien dalam berinteraksi dengan orang lain

D. Prinsip 6 Benar Pemberian Obat


7. Benar obat: cek nama obat sesuaikan dengan resep atau program
dokter serta obat tidak kadaluarsa
8. Benar dosis : lihat jumlah dan satuan (microgram, miligram, gram)
9. Benar cara/rute : pemberian (PO, IM, IV, SC, Supositoria, Tetes
hidung, tetes telinga)
10. Benar waktu : lihat frekuensi pemberian (pagi, siang, sore dan
malam)
11. Benar orang yang menerima : pastikan identitas (nama pasien, dan
tanggal lahir)
12. Benar pendokumentasinya : dilakukan pencatatan yang meliputi
tanggal dan jam pemberian, nama obat, dosis dan rute, serta
berikan tanda ceklist pada daftar terapi obat dan paraf pada kolom
yang tersedia

E. Dampak Tidak Minum Obat


Salah satu dampak yang dapat timbul akibat tidak minum obat secara
teratur pada pasien yaitu kekambuhan. Kekambuhan adalah suatu keadaan
dimana timbulnya kembali suatu penyakit yang sudah sembuh dan
disebabkan oleh berbagai macam faktor penyebab.

F. Pentingnya Minum Obat Hipertensi


Beberapa pasien hipertensi diharuskan mengkonsumsi obat penurun
tekanan darah seumur hidupnya. Pengobatan yang tidak teratur dapat
menyebabkan tekanan darah kembali naik. Tekanan darah yang naik turun ini
dapat menimbulkan efek yang buruk bagi kesehatan.
Beberapa akibat jika penderita hipertensi tidak patuh dan rutin minum
obat, diantaranya terkena penyakit jantung dan penurunan fungsi mental.
Pengobatan yang teratur dapat menjaga tekanan darah tetap stabil dan
mencegah timbulnya komplikasi, tips pengobatan hipertensi yang dapat
penderita jalani diantaranya:
1. Ketahui apa obat hipertensi yang dimiliki, tanyakan pada dokter obat
apa yang diberikan, dosis, dan komplikasinya.
5. Jadikan minum obat sebagai suatu kebiasaan. Buat reminder di tempat
yang sering dilihat, hubungkan jadwal minum obat dengan kebiasaan
tertentu, seperti misalnya sikat gigi atau sarapan pagi.
6. Ketahui kapan obat akan habis, tandai tanggal tersebut di kalender.
Apabila akan bepergian, pastikan untuk membawa stok obat yang
cukup.
7. Meminta bantuan kepada keluarga atau teman untuk mengingatkan
jadwal minum obat.
DAFTAR PUSTAKA

Afina, Azmi., (2018). Gambaran Kepatuhan Minum Obat Antihipertensi Pada


Lansia Hipertensi di Posbindu Sumber Sehat Desa Kangkung Mranggen.
Sarjana Terapan Thesis, Universitas Muhammadiyah Semarang
Agustina, M., Endang, Y. (2018). Modul Pembelajaran Keperawatan Gerontik.
STIKes Insan Cendekia Medika, Jombang.
Husen, L., dkk (2022) Pendampingan Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Dengan Program Tonasi (Tanaman Obat Tradisional Hipertensi) Di Dusun
Pidada Sintung. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol.02, No.01,
Januari, 2022, pp. 1017-1022 ]
Massa, K., Manafe, L., (2022). Kepatuhan Minum Obat Hipertensi Pada Lansia.
Journal of Public Health Volume 2 Nomor 2, September 2021. Manado
Suyamto., Astuti, A., (2023). Budayakan Minum Obat Anti Hipertensi (Bumi
Baper) Pada Lansia. Jurnal Peduli Masyarakat, Volume 5 No 2, Juni 2023.
Global Health Science Group

Anda mungkin juga menyukai