Anda di halaman 1dari 10

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

JURNAL SKRIPSI

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DAN INOVATIF


TERHADAP HASIL BELAJAR ELEMEN GERAK KAKI RENANG GAYA DADA
PADA SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 1 KARTASURA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Oleh :
Marsono
K5610047

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Desember 2014
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DAN INOVATIF

TERHADAP HASIL BELAJAR ELEMEN GERAK KAKI RENANG GAYA DADA

PADA SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 1 KARTASURA

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Marsono
Pembimbing 1 : Fadilah Umar, S.Pd., M.Or
Pembimbing 2 : Haris Nugroho, S.Pd., M.Or

Program studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga


Jurusan Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Desember 2014

Alamat : Ngreso Rt. 01 Rw. 06 Nglebak Tawangmangu Karanganyar


Email : marsonopokuns@yahoo.com No. HP. 085879217342

ABSTRAK

Marsono. PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DAN


INOVATIF TERHADAP HASIL BELAJAR ELEMEN GERAK KAKI RENANG GAYA DADA PADA
SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Skripsi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitass Sebelas Maret Surakarta. Oktober 2014.
Tujuan penelitian untuk mengetahui : (1) Perbedaan pengaruh model pembelajaran konvensional dan
inovatif terhadap peningkatan hasil belajar elemen gerak kaki renang gaya dada pada Siswa Putra Kelas X SMA
Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2014/2015, (2) Model pembelajaran yang lebih baik pengaruhnya antara
model pembelajaran konvensional dan inovatif terhadap peningkatan hasil belajar elemen gerak kaki renang
gaya dada pada Siswa Putra Kelas X SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2014/2015.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa putra kelas X SMA Negeri 1 Kartasura tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 102 orang, teknik
sampling yang digunakan adalah judgeman atau Purposive sampling., kemudian didapatkan sampel sejumlah 30
orang. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini berupa data kemampuan elemen gerak kaki renang gaya dada.
Tes dan pengukuran yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes kemampuan elemen gerak kaki
renang gaya dada. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji perbedaan (uji–t) dengan
melalui uji persyaratan terlebih dahulu seperti uji reliabilitas, uji normalitas, dan uji homogenitas.
Setelah melakukan penelitian, diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh model
pembelajaran konvensional dan inovatif terhadap hasil belajar elemen gerak kaki renang gaya dada pada siswa
putra kelas X SMA N 1 Kartasura tahun pelajaran 2014/2015, dengan thitung = 7,240> ttabel = 2,145, (2) Model
pembelajaran inovatif memiliki pengaruh yang lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional terhadap
hasil belajar elemen gerak kaki renang gaya dada pada siswa putra kelas X SMAN 1 Kartasura tahun pelajaran
2014/2015, dengan peningkatan model pembelajaran inovatif = 43,007% > model pembelajaran konvensional =
33,679%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh model
pembelajaran konvensional dan inovatif terhadap hasil belajar elemen gerak kaki renang gaya dada pada siswa
putra kelas X SMA N 1 Kartasura tahun pelajaran 2014/2015, (2) Model pembelajaran inovatif memiliki
pengaruh yang lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar elemen gerak kaki
renang gaya dada pada siswa putra kelas X SMAN 1 Kartasura tahun pelajaran 2014/2015.

Kata kunci: kemampuan elemen gerak kaki renang gaya dada, model pembelajaran konvensional, model
pebelajaran inovatif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENDAHULUAN pada siswa yang masih duduk di kelas X,


Pendidikan jasmani merupakan dan tes kemampuan renang ini dilakukan
suatu aktivitas jasmani yang di desain di akhir semester kelas X. Kegiatan renang
untuk meningkatkan kebugaran jasmani tersebut dilaksanakan di kolam renang
yang disalurkan melalui suatu proses Tirta Birawa Komando Pasukan Khusus
pembelajaran, dengan mengembangkan (KOPASSUS) Kandangan menjangan,
keterampilan motorik, pengetahuan, Kartasura pada hari senin, selasa, rabu
perilaku hidup sehat, aktif, sikap sportif, untuk kelas X dan hari jum’at untuk kelas
dan kecerdasan emosi. Tujuan yang ingin XI dan XII.
dicapai melalui pendidikan jasmani Berdasarkan observasi yang
mencakup pendidikan jasmani secara dilakukan peneliti pada kelas X SMA N 1
menyeluruh antara lain aspek kognitif, Kartasura, siswa-siswi di kelas tersebut
afektif, psikomotor, mental, emosional, masih banyak yang mengalami kesulitan
sosial dan spiritual. Tujuan ini akan dalam menerima materi renang gaya dada,
dicapai melalui penyediaan pengalaman dengan model pembelajaran yang sudah
langsung dan nyata berupa aktifitas diterapkan selama ini. Mengingat olahraga
jasmani, oleh karena itu pendidikan renang diwajibkan bagi siswa-siswi, maka
jasmani telah diajarkan dari tingkat pada kersempatan kali ini peneliti ingin
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah mencoba memberi solusi terhadap masalah
Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas yang ada dengan cara menginovasi
(SMA), bahkan di Perguruan Tinggi. kegiatan belajar mengajar olahraga renang
Pelaksanaan pendidikan jasmani gaya dada yang ada. Karena kegiatan
di dalamnya diajarkan beberapa macam belajar mengajar merupakan bagian pokok
cabang olahraga yang terdapat dalam atau inti dari proses pendidikan, dalam
kurikulum pendidikan jasmani. Salah satu proses tersebut terjadi interaksi antara guru
cabang olahraga yang diajarkan dalam sebagai penyampai inti pembelajaran dan
pendidikan jasmani yaitu renang. Olahraga anak didik sebagai obyek yang menjadi
renang mempunyai banyak fungsi, yaitu sasaran pengajaran. Guru dan anak didik
untuk prestasi, rekreasi, olahraga merupakan komponen inti dalam proses
kesehatan, alat pendidikan, dan tidak kalah belajar mengajar, sehingga dalam KBM
pentingnya sebagai media penyembuhan. (kegiatan belajar mengajar) harus
Pokok bahasan renang merupakan bagian mempunyai atau menerapkan cara
dari pokok bahasan aktivitas akuatik dalam mengajar atau model pembelajaran yang
mata pelajaran Pendidikan Jasmani tepat dan sesuai dengan kondisi
Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) lingkungan dan tujuan yang di maksud.
yang diajarkan di Sekolah-sekolah pada Kondisi yang dimaksud meliputi kondisi
umumnya. Begitu juga pada SMA Negeri siswa, prasarana, sarana, media, dan segala
1 Kartasura materi renang sudah diajarkan sesuatu yang berhubungan langsung
oleh guru mata pelajaran penjasorkes maupun tidak langsung dengan proses
mulai dari kelas X (sepuluh), XI (sebelas), kegiatan belajar mengajar yang
XII (duabelas). berpengaruh pada tujuan kurikulum yang
Olahraga renang di SMA Negeri telah ditetapkan.
1 Kartasura menjadi salah satu program Dalam hal ini peneliti ingin
unggulan dan dijadikan cirikhas tersendiri memberikan solusi dengan cara
bagi lulusan yang dihasilkan, karena dari membandingkan model pembelajaran yang
pihak sekolah mewajibkan siswa-siswi sudah ada sebelumnya, kemudian
SMA Negeri 1 Kartasura untuk bisa dan dibandingkan dengan model pembelajaran
inovatif yang sudah terancang. Secara
menguasai satu gaya renang dari beberapacommit to user besar model pembelajaran yang
garis
gaya yang ada dalam olahraga renang.
Pelaksananan wajib renang ini diterapkan sudah ada sebelumnya adalah model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pembelajaran konvensional, yaitu model kegiatan percobaan yang diawali dengan


pembelajajaran tradisional yangmemberikan perlakuan kepada subyek
mengandalkan ceramah, interaksi tanya yang diakhiri dengan suatu bentuk tes guna
jawab, penugasan, dan diskusi yang mengetahui pengaruh perlakuan yang telah
dilakukan dalam satu kelompok besar. diberikan. Sedangkan rancangan yang
Sedangkan model pembelajaran yang digunakan yaitu Pretest-Posttest Design.
direncanakan peneliti adalah model Pembagian kelompok eksperimen
pembelajaran inovatif, yaitu model yang didasarkan pada hasil tes awal kemampuan
mengandalkan media audio visual sebagai elemen gerak kaki renang gaya dada.
alat penhantar informasi materi
Selanjutnya hasil tes awal dirangking,
pembelajaran, didalam pelaksanaan dibagi kemudian subjek yang memiliki
menjadi beberapa kelompok kecil, dan kemampuan setara dipasang-pasangkan ke
dalam kelompok terdapat kegiatan diskusi, dalam kelompok 1 (K1) mendapat
interaksi tanya jawab antar siswa dan guruperlakuan model pembelajaran
berperan sebagai pendamping dan konvensional dan kelompok 2 (K2)
pengawas dalam kegiatan belajar
mendapat perlakuan model pembelajaran
mengajar. inovatif. Dengan demikian kedua
Ditinjau dari keseluruhan teknikkelompok tersebut sebelum diberi
dasar renang gaya dada menurut Ermat perlakuan merupakan kelompok yang
Suryatna dan Adang Suherman (2004: sama. Apabila pada akhirnya terdapat
104) bahwa, “Dari keseluruhan teknik perbedaaan, maka hal ini disebabkan oleh
gerakan renang gaya dada dapat dibagi pengaruh perlakuan yang diberikan.
menjadi 5 bagian yaitu: 1) Posisi tubuh 2)Pembagian kelompok dalam penelitian ini
Gerakan tungkai 3) Gerakan lengan 4) dengan cara ordinal pairing.
Gerakan ambil napas 5) Gerak koordinasi Populasi yang digunakan dalam
keseluruhan”. Karena banyaknya elemen penelitian ini adalah Siswa Putra Kelas X
tenik dasar, waktu yang cukub singkat dan SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran
jumlah sampel atau siswa yang dihadapi 2014/2015 yang berjumlah 102 siswa.
banyak, maka dalam penelitian ini peneliti Pengambilan Sampel. Sampel
mengambil salah satu elemen dari lima adalah bagian atau wakil populasi yang
elemen teknik dasar renang yang ada yaitu diteliti. Teknik pengambilan sampel
gerakan tungkai atau kaki. sehingga menggunakan teknik judgeman atau
penelitian lebih fokus, terarah, dan hasilPurposive sampling. Zainal Arifin (2012:
lebih jelas dan akurat. 121). Sampel yang digunakan dalam
Berdasarkan latar belakang yang penelitian berdasarkan pertimbangan dan
dikemukakan diatas dan untuk dapat ciri-ciri sebagai berikut: (1) Siswa bersedia
mengetahui pengaruh model pembelajaran mejadi sampel dan mau melaksanakan
yang lebih baik. Maka akan diadakan tugas dari peneliti. (2) Sampel pemula
penelitian dengan judul “Perbedaan yaitu siswa yang sudah berani berenang
Pengaruh Model Pembelajaran
melainkan dengan teknik yang salah.
Konvensional dan Inovatif Terhadap Hasil Sampel yang digunakan sebanyak 30 atlet.
Belajar Elemen Gerak Kaki Renang Gaya Teknik Pengumpulan Data. Untuk
Dada Pada Siswa Putra Kelas X SMA mengukur hasil belajar elemen gerak kaki
Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran renang gaya dada digunakan tes
2014/2015”. kemampuan elemen gerak kaki renang
gaya dada dengan cara menghitung berapa
METODE PENELITIAN kali testee melakukan gerak kaki renang
Jenis penelitian yang digunakan gaya dada dalam jarak 25 meter.
adalah penelitian eksperimen. Dasarcommit to user
penggunaan penelitian eksperimen yaitu HASIL PENELITIAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

A. Deskripsi Data analisisnya.Pengujian persyaratan analisis


Data yang dikumpulkan terdiri yang dilakukan yaitu dengan uji
dari tes awal secara keseluruhan, kemudian reliabilitas, uji normalitas, dan uji
dikelompokkan menjadi dua kelompok, homogenitas.
yaitu kelompok 1 dengan perlakuan model
pembelajaran konvensional dan kelompok 1. Uji Reliabilitas
2 dengan perlakuan model pembelajaran Untuk mengetahui tingkat
inovatif, serta data tes akhir masing- keajegan hasil tes pada hasil belajar
masing kelompok. Data tersebut kemudian elemen gerak kaki renang gaya dada,
dianalisis dengan statistik t-test seperti dilakukan uji reliabilitas. Hasil uji
terlihat pada lampiran. Rangkuman hasil reliabilitas tes awal dan tes akhir yang
analisis data secara keseluruhan disajikan dilakukan dalam penelitian ini adalah
dalam bentuk tabel sebagai berikut: sebagai berikut:
Tabel 2. Deskripsi Data Hasil Kemampuan Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas
Elemen Gerak Kaki Renang Gaya Dada Tes Awal dan Tes Akhir
pada Kelompok 1 dan Kelompok 2
Hasil Hasil Penin
Tes Reliabilitas Kategori
Kelomp Te Me S
N Tere Terti gkata
ok s an D
ndah nggi n Awal 0,965 Excellent
44, 9,
Aw 1
60 30 93 83 Akhir 0,974 Excellent
al 5
3 0
33,679
Kelompo
29, 6,
% Dalam mengkategorikan koefisien
k 1 (K1) Ak 1
hir 5
42 21 80 86 hasil uji reliabilitas, menggunakan tabel
0 8
koefisien Strand & Wilson 1993 dari
Aw 1
44, 9, Mulyono B (2010: 49) sebagai berikut:
61 30 80 89
al 5
0 4 Tabel 4. Standar untuk Menginterpretasi
43,007
Kelompo %
Koefisien Reliabilitas
25, 6,
k 2 (K2) Ak 1
36 18 53 06
hir 5
3 9
Koefisien Reliabilitas

.95-.99 Excellent
Dari tabel 2. Dapat diketahui .90-.94 Very good
bahwa sebelum diberikan perlakuan
kelompok 1 (K1) memiliki rata-rata .80-.89 Acceptable
kemampuan elemen gerak kaki sebesar
44,933 sedangkan setelah mendapatkan .70-.79 Poor
perlakuan memiliki rata-rata kemampuan
elemen gerak kaki sebesar 29,800. Adapun .60-.69 Questionable
rata-rata nilai kemampuan elemen gerak
kaki pada kelompok 2 (K2) sebelum diberi 2. Uji Normalitas
perlakuan adalah sebesar 44,800 Sebelum dilakukan analisis data,
sedangkan setelah mendapatkan perlakuan perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji
memiliki rata-rata nilai kemampuan normalitas data pada penelitian ini
elemen gerak kaki sebesar 25,533. digunakan metode Lilliefors. Hasil uji
normalitas data yang dilakukan pada tiap
B. Uji Persyaratan Analisis kelompok adalah sebagai berikut:
Sebelum dianalisis, data perlucommit to user5. Hasil Uji Normalitas
Tabel
diuji terlebih dahulu mengenai persyaratan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kelomp Lhitu Ltab Kesimp akhir kedua kelompok juga diuji


Tes
ok ng el ulan perbedaannya. Berikut adalah hasilnya:
Aw 0.15 Tabel 7. Hasil Uji Beda Sebelum dan
Normal Sesudah Diberi Perlakuan
al 36
1
Akh 0.13 Kelo Me thit ttab Kesim
Normal
ir 28 0,22 mpok Tes an ung el pulan
Aw 0.14 0 44,
Normal 1
al 97 933 Tidak
2 Sebe 0,4
Akh 0.15 Berbed
Normal lum 44, 87
ir 19 a
2 800
2.1
3. Uji Homogenitas
29, 45
Uji homogenitas bertujuan 1 800
untuk mengetahui kesamaan varians dari Sesu 7,2 Berbed
kedua kelompok. Uji homogenitas dah 25, 40 a
dilakukan untuk membandingkan hasil 2 533
tes awal pada kelompok 1 dan 2. Jika
kedua kelompok tersebut memiliki
kesamaan varians, kedua kelompok Dapat dilihat bahwa pada hasil tes
dipastikan berawal dari titik yang sama awal, tidak terjadi perbedaan yang
maka apabila nantinya kedua kelompok signifikan antara kelompok 1 dan
memiliki perbedaan pada tes akhir, maka kelompok 2. Sedangkan pada tes akhir,
perbedaan tersebut disebabkan oleh terjadi perbedaan yang signifikan antara
pemberian perlakuan yang berbeda pada kelompok 1 dan kelompok 2.
masing-masing kelompok. Hasil uji
homogenitas data antara kelompok 1 2. Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes
(K1) dan kelompok 2 (K2) sebagai Akhir pada Kelompok 1 dan
berikut: Kelompok 2
Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas Tabel 8. Hasil Uji Beda Tes Awal dan
Tes Akhir Kelompok 1 dan 2
Tes Fhitung Ftabel Kesimpulan Kelo Te Me thitu ttab Kesim
mpok s an ng el pulan
Awal 1,013 2.48 Homogen Aw 44,
al 933 16, 2,1 Signifik
1
C. Hasil Analisis Data
Ak 29, 735 45 an
1. Uji Perbedaan Sebelum dan Sesudah hir 800
diberi Perlakuan pada Kelompok 1
dan Kelompok 2 Aw 44,
Sebelum diberi perlakuan yang al 800 17, 2,1 Signifik
berbeda, kelompok yang dibentuk dalam 2
penelitian ini diuji perbedaannya terlebih Ak 25, 487 45 an
dahulu. Hal ini bertujuan untuk hir 533
mengetahui perbedaan pada kedua Dapat dilihat bahwa pada
kelompok tersebut, selama diberi kelompok 1 terjadi peningkatan yang
perlakuan berangkat dari keadaan yang signifikan, dan pada kelompok 2 juga
sama atau tidak. Setelah diberikan terjadi peningkatan yang signifikan.
perlakuan yang berbeda, kedua kelompok
diberikan tes akhir, kemudian hasil tescommit topada
user
Adapun peningkatan lebih besar terjadi
kelompok 2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Uji Perbedaan Persentase perbedaan yang signifikan antara hasil


Peningkatan tes awal dan tes akhir pada kelompok I.
Untuk mengetahui besaran Nilai t antara tes awal dan tes akhir pada
persentase peningkatan pada kelompok 1 kelompok II = 17,487 sedangkan t tabel =
dan kelompok 2, dilakukan penghitungan 2,145. Berarti hipotesis nol ditolak,
pada masing-masing kelompok. Berikut dengan demikian dapat disimpulkan
adalah tabelnya: bahwa terdapat perbedaan yang
Tabel 9. Hasil Uji Perbedaan Persentase signifikan antara hasil tes awal dan tes
Peningkatan akhir pada kelompok II.
Mea Mea Dari hasil uji perbedaan yang
Kelom n n Peningk Persen dilakukan terhadap hasil tes akhir pada
pok Aw Akh atan tase kelompok I dan kelompok II, diperoleh
al ir nilai t hitung = 7,240, sedangkan t tabel =
44,9 29,8 33,679 2,145. Berarti hipotesis nol ditolak,
1 15,133
33 00 % dengan demikian dapat disimpulkan
44,8 25,5 43,007 bahwa setelah diberikan perlakuan,
2 19,267 terdapat perbedaan yang signifikan antara
00 33 %
hasil tes akhir pada kelompok I dan
Kelompok 2 memiliki persentase kelompok II. Karena sebelum diberi
peningkatan yang lebih besar perlakuan kedua kelompok berangkat
dibandingkan dengan kelompok 1. dari titik tolak yang sama, maka
perbedaan tersebut terjadi karena
D. Pengujian Hipotesis perbedaan perlakuan yang diberikan.
1. Ada perbedaan pengaruh model Dengan demikian hipotesis
pembelajaran konvensional dan inovatif yang menyatakan “ada perbedaan
terhadap hasil belajar elemen gerak pengaruh model pembelajaran
kaki renang gaya dada pada siswa konvensional dan inovatif terhadap
putra kelas X SMA N 1 Kartasura hasil belajar elemen gerak kaki renang
tahun pelajaran 2014/2015 gaya dada pada siswa putra kelas X
SMA N 1 Kartasura tahun pelajaran
Dari data yang diperoleh 2014/2015” dapat diterima.
sebelum diberikan perlakuan, setelah
dianalisis diperoleh nilai t antara tes awal 2. Model pembelajaran inovatif lebih
pada kelompok I dan tes awal kelompok baik pengaruhnya dibanding dengan
II = 0,487, sedangkan t tabel = 2,145. model pembelajaran konvensional
Berarti tidak terdapat perbedaan yang terhadap hasil belajar elemen gerak
signifikan. Dengan demikian kelompok I kaki renang gaya dada pada siswa putra
dan kelompok II sebelum diberi kelas X SMA N 1 Kartasura tahun
perlakuan dalam keadaan seimbang. pelajaran 2014/2015.
Antara kelompok I dan kelompok II
berangkat dari titik tolak yang sama, Kelompok I yang diberikan
yang berarti apabila setelah diberi perlakuan model pembelajaran
perlakuan terdapat perbedaan, hal itu konvensional memiliki nilai persentase
terjadi karena adanya perbedaan peningkatan sebesar 33,679%.
perlakuan yang diberikan. Sedangkan pada kelompok II yang
Nilai t antara tes awal dan tes diberikan perlakuan model pembelajaran
akhir pada kelompok I = 16,735 inovatif memiliki nilai persentase
sedangkan t tabel = 2,145, berarti peningkatan sebesar 43,007%. Dengan
commit todemikian
user hipotesis yang menyatakan
hipotesis nol ditolak, dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa terdapat bahwa “Model pembelajaran inovatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

lebih baik pengaruhnya dibanding b. Bagi siswa yang tertib, aktif, dan
dengan model pembelajaran mempunyai nilai psikomotor tinggi
konvensional terhadap hasil belajar lebih menyukai model ini karena
elemen gerak kaki renang gaya dada pada model pembelajaran ini lebih
siswa putra kelas X SMA N 1 Kartasura mengarah pada peran pro aktif siswa,
tahun pelajaran 2014/2015” dapat yaitu dengan cara belajar kelompok
diterima. yang baik dan penerapan multi
Hal ini dikarenakan setiap media yang bisa menyajikan contoh
metode pembelajaran tentu memiliki gambaran yang jelas dan mendetail,
efektifitas yang berbeda-beda terhadap sehingga siswa dapat bebas untuk
tujuan yang diinginkan. Dilihat dari mengekspresikan kemampuan akal
pelaksanaan model pembelajaran dan gerak dari hasil diskusi
konvensional terhadap hasil belajar kelompok dan hasil analisis setelah
elemen gerak kaki renang gaya dada melihat contoh gerakan melalui vidio
memiliki beberapa kelebihan dan yang sudah disiapkan.
kekurangan yaitu: c. Melihat pelaksanaan pembelajaran di
a. Siswa yang mudah diatur dan suka tempat yang terbuka dan umum
dengan intruksi akan dapat pembelajaran model inovatif ini
menguasai gerakan elemen gerak sangat efektif, karena sang pendidik
kaki secara benar, karena siswa hanya mendampingi dan mengawasi
mendapatkan program pembelajaran jalannya pembelajaran, tanpa
yang terencana, tersusun, dan mengatur atau mengomando satu
terkonsep dengan satu instruksi. persatu kegiatan siswa. Dan
Secara bertahab dari sederhana ke pelaksanaan komando pun tidak
yang kompleks. berjalan sesuai dengan yang
b. Bagi siswa yang tidak suka diinginkan karena luas dam
diintruksi, tergolong siswa yang umumnya tempat pembelajaran.
kurang aktif atau senang mencoba,
dan mudah bosan dengan kegitan SIMPULAN, IMPLIKASI DAN
yang monoton atau sama, maka akan SARAN
lama bahkan sulit untuk dapat A. Simpulan
menguasai teknik yang diajarkan Berdasarkan hasil penelitian yang
melalui model pembelajaran telah dilakukan, dapat diperoleh simpulan
konvensional ini. Karena sang siswa sebagai berikut:
tidak fokus pada pebelajaran yang 1. Ada perbedaan pengaruh model
berlangsung melainkan terbawa pembelajaran konvensional dan inovatif
pengaruh suasana di lingkungan terhadap hasil belajar elemen gerak kaki
kolam renang, sebab pelaksanaan renang gaya dada pada siswa putra
perbelajaran ini di lakukan di area kelas X SMA N 1 Kartasura tahun
umum. pelajaran 2014/2015, dengan thitung =
Sedangkan dalam pelaksanaan 7,240> ttabel = 2,145.
model pembelajaran inovatif terhadap hasil 2. Model pembelajaran inovatif memiliki
belajar elemen gerak kaki renang gaya pengaruh yang lebih baik dari pada model
dada mempunyai kelebihan dan pembelajaran konvensional terhadap hasil
kekurangan yaitu: belajar elemen gerak kaki renang gaya
a. Cara pembelajarannya lebih dada pada siswa putra kelas X SMAN 1
menyenangkan (rekreatif) sehingga Kartasura tahun pelajaran 2014/2015,
siswa lebih berantusias untuk dengan peningkatan model pembelajaran
mengikuti. commit to user = 43,007% > model pembelajaran
inovatif
konvensional = 33,679%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Implikasi dapat dijadikan pedoman dalam


Dari penelitian ini dapat diketahui menentukan dan memilih model
bahwa pada kelompok yang menggunakan pembelajaran untuk meningkatkan
model pembelajaran konvensional maupun kemampuan elemen gerak kaki renang
pada kelompok yang menggunakan model gaya dada.
pembelajaran inovatif keduanya dapat 2. Kepada siswa SMA N 1 Kartasura
meningkatkan hasil belajar elemen gerak disarankan, dalam meningkatkan
kaki renang gaya dada. Namun besarnya kemampuan elemen gerak kaki renang
peningkatan dari masing-masing model gaya dada, hendaknya dapat
pembelajaran tersebut berbeda, hal ini menggunakan model pembelajaran
dipengaruhi oleh karakteristik model inovatif dalam proses pembelajaran
pembelajaran yang diberikan. Karakteristik atau latihannya, peningkatan
model pembelajaran yang berbeda kemampuan elemen gerak kaki renang
menimbulkan efek pada kemempuan gaya dada dengan menggunakan
psikomotorik yang berbeda, sehingga model pembelajaran inovatif telah
terjadilah perbedaan hasil. Setiap jenis terbukti dapat meningkatkan
model pembelajaran memiliki tipe kerja kemampuan elemen gerak kaki renang
yang berbeda, perbedaan tipe kerja gaya dada.
berpengaruh terhadap hasil belajar elemen 3. Kepada sekolah SMA N 1 Kartasura
gerak kaki renang gaya dada. disarankan, pembelajaran
Implikasi yang diberikan bahwa menggunakan model pembelajaran
hasil belajar elemen gerak kaki renang inovatif dapat diterapkan pada
gaya dada dapat meningkat melalui model olahraga yang lain.
pembelajaran yang diberikan, baik
menggunakan model pembelajaran DAFTAR PUSTAKA
konvensional dan model pembelajaran
inovatif. Dalam pembelajaran elemen Arifin, Z. (2012). Konsep Dan Model
gerak kaki renang gaya dada, siswa atau Pengembangan Kurikulum.
pembina harus memilih suatu bentuk Bandung: PT Remaja
model pembelajaran yang sesuai, dilihat Rosdakarya.
dari kemampuan masing-masing siswa,
dan yang paling penting kegunannya. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian
Model pembelajaran mana yang paling Suatu Pendekatan Praktik.
baik pengaruh terhadap hasil belajar Jakarta: RinekaCipta.
elemen gerak kaki renang gaya dada,
dilihat dari daya tangkap dan pemahaman Atmojo, M.B. (2010). Tes dan Pengukuran
materi yang menyesuaikan dengan kondisi Dalam Pendidikan Jasmani
siswa. Dalam penelitian ini, ternyata Olahraga. Surakarta: Universitas
pembelajaran dengan menggunakan model Sebelas Maret Press
inovatif lebih bagus untuk meningkatkan
Audio visual, Teknik Gerak Renang Gaya
hasil belajar elemen gerak kaki renang
Dada. Diperoleh 28 maret 2014
gaya dada.
dari http://www.youtube.com.
C. Saran
Aunurrahman. (2012). Belajar dan
Berhubungan dengan simpulan
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
yang telah diambil dan implikasi yang
ditimbulkan, maka disarankan hal-hal Dimyati & Mudjiono. (2010). Belajar dan
sebagai berikut: Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
1. Kepada guru SMA N 1 Kartasuracommit to user Cipta.
disarankan, dari hasil penelitian ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Djamarah. (1996). Strategi Belajar


Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana. (2002). Metode Statistika.
Bandung: Tarsito
Dumadi & Dwijowinoto, K. (1992).
Renang ( Materi, Metode, Sugiyanto. (1994). Penelitian Pendidikan.
Penilaian ). Ditjen Dikdasmen, Surakarta: UNS Press
Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan. Sugiyanto dan Supriyanto, A. (2004).
Mekanika Renang, Start dan
Echols, J. M. & Hassan, S. (2000). Kamus Pembalikan. Yogyakarta: FIK
Inggris-Indonesia. Jakarta: PT UNY.
Gramedia Pustaka Utama.
Suharno, H.P. (1993). Metodologi
FINA hand book, 2009-2013. Peraturan Kepelatihan. Yogyakarta:
perlombaan renang. Diperoleh 28 Yayasan Sekolah Tinggi
maret Olahraga.
2014darihttp://www.fina.org/H2O
/dos/rules/FINAgeneralrules Suprihatiningrum, J. (2013). Strategi
20132017.pdf Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
FKIP UNS. (2012). Pedoman Penulisan
Skripsi. Surakarta: UNS Press Supriyanto, A. (2007). Metode Melatih
Harsono. 1988. Coaching Dan Aspek- Fisik Renang. Yogyakarta:
Aspek Psikologis Dalam Coaching. Perpustakaan UNY.
Jakarta: Ditjen Dikti.
Suyatna, E. dan Suherman, A. (2004).
Hadi, S. (1995). Metodologi Research Jilid Renang Kompetitif. Jakarta:
IV. Yogyakarta: Andi Offset depdiknas. Direktorat Jenderal
Olahraga.
Luttgens, K. & Hamilton, N. (2008).
Kinesiology Scientific Basic of Suyatno. (2009). Menjelajah
Human Motion. Dubuque, lowa: A Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo:
Times Mirror Company. Masmedia Buana Pustaka.
Lutan, R. & Suherman, A. (2000).
Utomo, T. A. (2010). Sejarah dan teknik
Perencanaan Pembelajaran
berenang. Surakarta: UNS Press
Penjas. Jakarta: Depdikbud.
Direktorat Jendral Pendidikan Waluyo. (2011). Metodologi Pendidikan
Dasar Dan Menengah. Bagian dalam Penjas. Surakarta: UNS Press
Proyek Penataran Guru SLTP
Setara D-III. Wibawa, B. & Mukti, F. (2001). Media
Pengajaran. Bandung: CV.
M. Sajoto. (1995). Peningkatan dan Maulana
Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik
Dalam Olahraga. Semarang: Dahara
Prize

Pusat Bahasa. Departemen Pendidikan


Nasional. 2008. Kamus Besar
Bahasa Indonesia: Edisi kelima.commit to user
Jakarta: Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai