Anda di halaman 1dari 4

JUDUL

PENINGKATAN PERAN MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN BERBASIS

MITIGASI BENCANA

1. Pendahuluan

Dalam laporan ini, akan direview dua paper yang membahas tentang mitigasi bencana banjir

melalui partisipasi masyarakat berbasis konversi lahan dan ketahanan bencana. Paper pertama

berjudul "Flood disaster mitigation modeling through participation community based on the land

conversion and disaster resilience" yang ditulis oleh Irma Lusi Nugraheni, Agus Suyatna, Agus

Setiawan, dan Abdurrahman pada tahun 2022. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan

hubungan antara model mitigasi bencana non-struktural untuk mengurangi dampak banjir dengan

fokus pada partisipasi masyarakat, konversi lahan, dan ketahanan masyarakat. Sampel penelitian

ini melibatkan 1398 kepala keluarga di Lampung. Metode penelitian menggunakan model

struktural persamaan untuk menyelidiki hubungan antara tiga model (CLEAR, CLUE-S, DROP)

sebagai variabel. Hasil penelitian menunjukkan nilai yang berharga bagi pemerintah pusat dan

daerah dalam merumuskan kebijakan yang efektif untuk mengurangi kejadian banjir.

Paper kedua berjudul "Mitigation and community preparedness in anticipating tsunami disasters

in Muara Batu, Aceh" merupakan hasil penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan upaya

mitigasi dan kesiapsiagaan masyarakat di Muara Batu, Aceh, Indonesia, dalam menghadapi

bencana tsunami. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara

mendalam, observasi, kuesioner, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya

mitigasi bencana tsunami di Distrik Muara Batu meliputi pembangunan pemecah ombak oleh
pemerintah dan penanaman pohon kelapa oleh warga sepanjang pantai serta penyuluhan tentang

bencana. Terkait dengan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana tsunami,

disimpulkan bahwa kesiapsiagaan masyarakat tergolong siap dengan pengetahuan dan sikap

masyarakat dalam menghadapi bencana tsunami yang siap serta rencana tanggap darurat

masyarakat yang siap. Sistem peringatan tsunami masih menggunakan tradisi turun-temurun

dengan penggunaan sirene dan pengeras suara di meunasah dan/atau mushola. Tingkat mobilisasi

sumber daya masyarakat masih rendah. Kontribusi dari penelitian ini merekomendasikan

penguatan mitigasi dan kesiapsiagaan dengan pelatihan berkala bagi masyarakat oleh pemerintah

desa atau kabupaten. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan sinergi dan keterkaitan antara

masyarakat, pemerintah desa, dan pemerintah kabupaten dalam menghadapi bencana tsunami.

2. Peran Masyarakat dalam Mitigasi Bencana

Peran masyarakat dalam mitigasi bencana merupakan elemen kunci dalam upaya mengurangi

risiko bencana melalui pengembangan fisik, kesadaran, dan peningkatan kemampuan untuk

menghadapi ancaman bencana. Partisipasi masyarakat adalah kunci utama dalam efektivitas

upaya manajemen banjir. Partisipasi melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan

pengambilan keputusan terkait program-program mitigasi banjir, kontribusi sumber daya,

kerjasama organisasi tertentu, serta evaluasi program-program tersebut. Keterlibatan masyarakat

secara dini merupakan cara terbaik untuk meredakan dampak bencana karena mereka akan

menyadari setiap langkah menuju pengurangan dampak dan lebih siap menghadapi ancaman

tersebut. Oleh karena itu, kemungkinan mereka dapat menyelamatkan diri, pulih, dan

memperbaiki kerusakan dari bencana tersebut lebih besar. Hal ini akan menciptakan masyarakat

yang aman, mandiri, dan tangguh terhadap peristiwa bencana.


Konversi penggunaan lahan merupakan faktor penting dalam modifikasi dan perubahan

penutupan lahan yang sebenarnya melibatkan campur tangan manusia. Konversi lahan pada

umumnya melibatkan perubahan alokasi sumber daya lahan dari satu penggunaan ke penggunaan

lainnya. Hal ini mencegah konversi daerah alami dan pertanian di dataran banjir menjadi tempat

tinggal di tingkat parcel dan menunjukkan bahwa kerugian yang dihindari sebagian besar

mengimbangi peluang pengembangan yang terlewatkan. Efektivitas suatu daerah basah untuk

penahan banjir dapat bervariasi tergantung pada ukuran area, jenis dan kondisi vegetasi,

kemiringan, dan lokasi daerah basah di jalur banjir bersama dengan kejenuhan tanah daerah

basah sebelum banjir. Pohon dan vegetasi daerah basah lainnya membantu melambatkan

kecepatan banjir. Tindakan ini dikombinasikan dengan penyimpanan air sebenarnya dapat

menurunkan ketinggian banjir.

Ketangguhan bencana mencerminkan sejauh mana sistem adaptif kompleks mengatur diri dan

membangun kapasitas untuk belajar dan beradaptasi. Ketangguhan adalah kecenderungan untuk

bertahan hidup dan berkembang. Selain itu, ketangguhan dapat diinterpretasikan sebagai

kapasitas individu atau kelompok untuk mempertahankan, menoleransi, menghasilkan, bahkan

meningkatkan pengalaman suatu peristiwa dengan mengendalikan kondisi di masyarakat.

Dengan demikian, partisipasi masyarakat yang efektif dan optimal serta tindakan konversi

penggunaan lahan yang tepat serta ketangguhan terhadap bencana merupakan komponen penting

dalam upaya mitigasi banjir yang berkelanjutan. Model-model seperti CLEAR, CLUE-S, dan

DROP menjadi landasan penting dalam merancang strategi mitigasi yang efektif untuk

mengurangi dampak bencana banjir. Informasi di atas disusun berdasarkan hasil analisis dari

kedua paper yang telah disediakan terkait mitigasi bencana banjir melalui partisipasi masyarakat

berbasis konversi lahan dan ketahanan bencana serta perannya dalam mengurangi dampak banjir
3. KESIMPULAN

Dari hasil review kedua paper tersebut dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat

memegang peran kunci dalam upaya mengurangi risiko bencana. Melibatkan masyarakat dalam

proses perencanaan, pengambilan keputusan, kontribusi sumber daya, kerjasama organisasi

tertentu, serta evaluasi program-program mitigasi banjir menjadi faktor penting dalam efektivitas

manajemen banjir. Selain itu, konversi penggunaan lahan juga memiliki dampak signifikan

dalam modifikasi penutupan lahan untuk mencegah konversi daerah alami dan pertanian menjadi

tempat tinggal. Tindakan ini dapat membantu melambatkan kecepatan banjir dan menurunkan

ketinggian banjir.

Ketangguhan bencana juga menjadi aspek penting dalam menghadapi bencana. Ketangguhan

mencerminkan sejauh mana sistem adaptif kompleks dapat mengatur diri dan membangun

kapasitas untuk belajar serta beradaptasi. Dengan demikian, partisipasi masyarakat yang efektif,

tindakan konversi penggunaan lahan yang tepat, serta ketangguhan terhadap bencana merupakan

komponen penting dalam upaya mitigasi banjir yang berkelanjutan. Model-model seperti

CLEAR, CLUE-S, dan DROP menjadi landasan penting dalam merancang strategi mitigasi yang

efektif untuk mengurangi dampak bencana banjir.

Dalam konteks mitigasi bencana banjir, informasi dari kedua paper yang telah disediakan

memberikan wawasan yang berharga bagi pemerintah pusat dan daerah dalam merumuskan

kebijakan yang efektif untuk mengurangi kejadian banjir serta meningkatkan kesiapsiagaan

masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana tsunami di wilayah-wilayah terdampak.

Anda mungkin juga menyukai