Anda di halaman 1dari 5

7/2/23

A. PENGANTAR
ž Persatuan bukan persatean (Muh Hatta)

PANCASILA NILAI ž
ž
Mengangkat tema kebangsaan (Ir. Soekarno)
Kesadaran Persatuan muncul karena

FILOSOFIS ž
ž
kolonialisme dan imperialisme
Dua konsep yg berbeda dalam pemahaman filsafat
Barat dan filsafat Timur mengenai konsep realitas
SILA KE-3 hidup manusia
— Filsafat barat: semua orang dilahirkan merdeka;
https://id.wikipedia.org/wiki/Mo — Filsafat Timur: semua orang dilahirkan dalam
hammad_Hatta
kebersamaan
ž Persatuan dapat dikatakan sebagai
— sebuah komunalitas
— sekaligus sebagai kreasi individu.

1 2

B. PENGERTIAN ž Nasionalisme: Suatu prinsip politik, yg


menyatakan politik dan unit nasional
harus selaras
ž Persatuan (KBBI):
1. Gabungan (ikatan, kumpulan,
dsb) ž Menurut Benedict Anderson:
ž bangsa adalah suatu komunitas politis dan
2. Perserikatan, serikat dibayangkan sbg sesuatu yg bersifat terbatas
secara kodrati dan sekaligus berkedaulatan
ž Konteks pemikiran Barat: (imagined community)
— memunculkan cikal bakal https://www.nytimes.com/2015/12/15/world/asia ž Sukarno:
ž Persatuan dari berbagai golongan (bangsawan,
https://www.kompasiana.com/balawadayu/5dd0c8540 imperialisme&kolonialisme cendekiawan, pedagang, rakyat jelata dan
97f3648774a4be2/perkembangan-umum-filsafat- terhadap bangsa&negara lain pejuang).
barat?page=all
ž Konteks pemikiran Timur:
ž Hatta:
ž persatuan itu menuju ž Bangsa menuju kepada pemerdekaan rakyat.
harmonisasi. Membangun kebangsaan adalah membangun
kemanusiaan. Jadi, nasionalisme itu upaya
ž Persatuan yg mengarah ke membangun bangsa yang berperikemanusiaan.
horizontal dan juga vertikal.
ž Sjahrir:
ž Kesadaran akan persatuan ž Proyeksi kejiwaan dari semangat rendah diri dalam
ž memperkuat nasionalisme sikap kolonial antara penjajah dan kaum terjajah

ž sebaliknya rasa nasionalisme


https://tirto.id/m/sutan-
menguatkan persatuan.
syahrir-ir

3 4

1
7/2/23

ž Dari pendapat para founding ž Pengertian Negara dari beberapa


pendapat para ahli:
fathers ž Roger H. Soltau:
— Bangsa adalah suatu kelompok ž negara adalah agen/kewenangan yg
masyarakat bila anggota2nya scr mengatur persoalan-persoalan bersama
atas nama masyarakat
tegas saling mengakui hak dan
kewajiban karena keanggotaan ž Harold J Laski:
mereka yg sama https://www.britannica.com/biograph
y/Harold-Joseph-Laski
ž negara adalah masyarakat yg
diintegrasikan karena mempunyai
ž 2 ciri nasionalisme menurut John B. wewenang yg bersifat memaksa dan yg
Cobb Jr: secara sah lebih berkuasa daripada
https://www.wikiwand.c individu/kelompok yg merupakan bagian
om/id/John_B._Cobb
— 1. Memilih tataran tertentu dari hierarki dari masyarakat
organisasi politik dan memberi
kedaulatan penuh padanya; ž Max Weber:
ž negara adalah suatu masyarakat yg punya
— 2. Berusaha meletakan semua monopoli dalam penggunaan kekerasan
fisik secara sah dalam suatu wilayah
kelompok sosial lain dan berusaha
agar mereka loyal pada bangsa https://en.wikipedia.org/wiki/Max_W
eber

5 6

ž Robert M. Maclever:
ž Konsep Indonesia:
— Negara adalah asosiasi yg
menyelenggarakan penertiban di dalam ž Sejak tahun 1918 nama Indonesia dipakai
suatu masyarakat dalam suatu wilayah untuk menyebutkan tanah air kita. Nama =
dengan berdasarkan sistem hukum yg pertanda kepribadian kita
dilaksanakan oleh suatu pemerintah yg ž Max Weber dalam karyanya Wirtschaft und
untuk maksud tersebut diberi
Gesselschaft yang terbit sebagai jilid III dari
https://www.jalanwisata.id/2020/
kekuasaan memaksa
08/pengertian-negara-menurut-
robert-mac.html Grundriss der sozialëkonomik, halaman 624
ž Miriam Budiardjo:
menyebut nama Indonesien.
— negara adalah suatu daerah teritorial
yg rakyatnya diperintah oleh sejumlah ž Nama Indonesia dipakai oleh Bastian etnolog
pejabat dan yg berhasil menuntut dari Jerman dalam karyanya Indonesien oder die
warga negaranya ketaatan pada Inseln des Malayischen Archipels yang terbit
peraturan perundang-undangannya tahun 1884. Yang dimaksudkan dengan
melalui penguasaan monolitis terhadap Indonesia adalah “Kepulauan Nusantara”.
https://id.wikipedia.org/wiki/Miriam kekuasaan yg sah.
_Budiardjo

7 8

2
7/2/23

ž (1884) Bastian dalam bukunya Indonesien oder ž Menurut Hatta:


die Inseln des Malayischen Archipels. — konsep ini sudah digunakan sebelumnya oleh
ž Yang dimaksudkan dengan Indonesia adalah “Kepulauan seorang ilmuwan Inggris yaitu G.W. Earl yang
Nusantara”. mempergunakan istilah-istilah Indu-nesian dan
ž Pandangan ini Kemudian direvisi karena ternyata Malayunesians sebagai penunjuk untuk penduduk
nama Indonesia telah dipakai sebelumnya. kepulauan ini
ž Penemuan Kreemer, yang kemudian dimuat dalam ž Nama Indonesia secara politis sudah dipakai
Kolonial Weekblad tanggal 3 Februari 1927, dengan konsekuen oleh perhimpunan
bahwa penamaan-penamaan tersebut telah Indonesia sejak tahun 1922, untuk
dipakai oleh ilmuwan berkebangsaan Inggris J.R. menggantikan nama Hindia Belanda
Logan dalam Journal of the Indian Archipelago ž 1926: Nama Indonesia diterima secara resmi
and Eastern Asia, yang berjudul The Ethnology of
oleh Gerakan Perdamaian Internasional Sipil
the Indian Archipelago dari tahun 1850

9 10

ž Arti dan Tujuan Nama Indonesia: Menurut C. DINAMIKA PERSATUAN INDONESIA


Hatta, nama Indonesia mempunyai arti politik ž nasionalisme Indonesia lahir karena imperialisme,
dan tujuan politik. kolonialisme, atau penjajahan
ž Dalam arti politik karena mengandung tuntutan ž melahirkan perlawanan yang awalnya masih
kemerdekaan bukan kemerdekaan Hindia- terkotak dalam wilayah dan kelompok tertentu
Belanda, melainkan kemerdekaan Indonesia saja.
dari Indonesia (Indonesisch Indonesie). ž Ciri khas perlawanan pada abad 19 adalah
ž Nama Indonesia dengan demikian menyatakan berdasarkan etno-religius. Agama dan etnisitas
suatu tujuan politik menjadi alat pemersatu kelompok-kelompok
ž dia melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah
seperti:
air pada masa depan dan ž Perang Cirebon (1802-1806), Perang Jawa atau perang
ž untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia akan
Diponegoro (1825-1830), Perang Paderi di Sumatera
Barat (1821-1838), Perang Banjarmasin atau Perang
berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya
Antasari (1859-1862), Jihad di Cilegon (9-30 Juli 1888),
dan Perang Aceh (1873-1903)

11 12

3
7/2/23

ž Peran kelompok Tani: ž “Persatuan Indonesia”:


ž dalam sejarah perjuangan bangsa ini kelompok tani Menurut Teks Sumpah Pemuda:
seringkali tidak begitu ditonjolkan dalam kesadaran PERTAMA.
akan nasionalisme, KAMI PUTERA DAN PUTERI INDONESIA
ž namun bagi seorang Indonesianis kenamaan MENGAKU
George McTurnan Kahin, protes petani kepada BERTUMPAH DARAH YANG SATU, TANAH
Belanda 1890 merupakan hal penting yang tidak INDONESIA
bisa diabaikan dalam sejarah kesadaran terhadap
KEDUA.
nasionalisme.
KAMI PUTERA DAN PUTERI INDONESIA
ž Bagi Kahin, kesadaran ini telah ada dan hanya MENGAKU
menunggu timbulnya golongan terpelajar untuk
semakin menggemakan semangat ini. BERBANGSA YANG SATU, BANGSA INDONESIA
ž Kahin menyimpulkan bahwa tanpa sokongan
KETIGA.
kelompok tani, gerakan nasionalisme Indonesia KAMI PUTERA DAN PUTERI INDONESIA
tidak mempunyai harapan besar untuk bisa MENJUNJUNG
melawan Pemerintahan Belanda BAHASA PERSATUAN, BAHASA INDONESIA

13 14

1. Menuju Negara Bangsa (Nation-State):


ž Perspektif modernist memandang bangsa merupakan
ž konsep negara-bangsa mengisyaratkan keserasian — buah dari modernisasi atau rasionalisasi dengan munculnya
ž (congruency) antara “unit kultural” (bangsa) dengan unit birokrasi, ekonomi industri, sekularisasi
politik (negara). ž Perspektif primordialis (Clifford Geertz-1963)
ž Inti persoalannya adalah bagaimana menemukan bangun — memandang bangsa sebagai sebuah pemeberian historis yg terus
dan jiwa kenegaraan yang cocok dengan karakter hadir dlm sejarah manusia dan
— memperlihatkan kekuatan inheren pada masa lalu dan generasi
kebangsaan.
masa kini
ž Sejarah kesadaran negara bangsa Eropa berbeda ž Persepektif perenialis (Andrian Hasting - 1997)
dengan sejarah kesadaran negara bangsa Indonesia — bangsa bisa ditemukan dalam pelbagai zaman sebelum zaman
ž Indonesia memiliki konsepsi kebangsaan yg khas yaitu: modern
ž Perpaduan antara perspektif modern (modernist) dengan ž Perspektif etnosimbolis (John Amstrong-1982 & Anthony
perspektif primordial (primordialist) Smith-1986):
— merupakan perpaduan dari perspektif modernis, perenialis, dan
primordialis.
— Memandang bahwa kelahiran bangsa pasca abad 18 merupakan
sesuatu yg baru dari kelompok etnis yg pemebentukanny a harus
dimenferti dalam jangka panjang.

15 16

4
7/2/23

ž Perspektif etnosimbolis lebih mendekati konsep kebangsaan 2. TANTANGAN GLOBAL


Indonesia bila sejarah bangsa ini dibaca, dimana para pendiri ž Globaliasi
bangsa mencari titik temu dari realitas yg berbeda — Unsur dan praksis kehidupan yg tidak bisa dielakan dalam berbagai
ž Alan Touraine (1992) menyatakan diskursus kehidupan dewasa ini
— Pengembangan sebuah bangsa itu diarahkan pada hukum berdasarkan ž Thomas L. Friedman membuat periodesasi globalisasi dalam
prinsip akal budi. tiga kurun pertama:
— Bangsa mengandaikan memudarnya bentuk2 ikatan primordial dan 1. Masa pelayaran Christopher Colombus (1492) disebut globalisasi 1.0.
menekankan pada rasionalitas — pada tahap globalisasi ini menyusutkan dunia dari ukuran besar menjadi
sedang
— Digerakan oleh negara&otot

2. Kurun waktu 1800-2000 disebut sebagai globalisai 2.0


— Pelaku utama perubahan adalah perusahaan2 multinasional

3. Sekitar tahun 2000 dimana dunia memasuki globalisasi tahap 3.0


— Pelaku utamanya individu&kelompok kecil yg menjadi global dengan
sebutan “tatanan dunia datar” (flat world platform)

17 18

ž Tantangan terbesar globalisasi terhadap nasionalisme:


penghilangan teritori bangsa/negara
ž Globalisasi menghembuskan paham baru yi, deteritorialisasi
(Joe Arun):
— deteritorialisasi merupakan cara baru memahami globalisasi,
menggantikan pemahaman usang tentang globalisasi seputar
internasionalisasi, liberalisasi, dan universalisasi atau westernisasi
ž Langkah-langkah yg harus dilakukan bangsa Indonesia dalam
menghadapi globalisasi:
— Pertama: kembali pada cita2 kemerdekaan negara ini dalam Pembukaan
UUD 1945. salah satunya menciptakan kesejahteraan rakyat: biaya
kebutuhan hidup yg stabil dan adanya penghasilan yg layak
— Kedua: membangun kesadaran kemanusiaan yg sejati. Nasionalisme
harus menjadi pengalaman yg mistik
— Ketiga: persatuan akan kuat&utuh bila masyarakat-warga (civil society)
yg membangun kebersamaan sebagai bangsa dalam semangat
penghormatan yg tinggi terhadap kebebasan&keberagaman

19

Anda mungkin juga menyukai