Anda di halaman 1dari 4

Tersedia secara online Jurnal of Physcology:

http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/ Teori, Penelitian, dan Pengembangan


EISSN: 2502-471X Volume: Nomor: Bulan-Tahun
DOAJ-SHERPA/RoMEO-Google Scholar-IPI Halaman:…..-…..

Teknik Deep Breathing pada Keseharian Mahasiswa Akhir Semester Sebagai


Alternatif Pencegahan Bunuh Diri

Yordant Ad’ha Alhakim. Muhammad Nurhadi.


1 2

1
Biologi, Universitas Negeri Malang
2
Program Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Universitas Negeri Malang
yordant.adha.220342600@students.um.ac.id

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Abstract: The deep breathing technique is an alternative for students who generally
Riwayat Artikel: have increasing emotional and situational problems, causing helplessness which leads
Diterima: Tgl-Bln-Thn to suicide. The study of deep breathing techniques is supported by the results of
Disetujui: Tgl-Bln-Thn research in several indexed health articles. The deep breathing technique is influential
in intervening in human physiology in various aspects and has been scientifically
proven in various topics which are generally related to treating patients with emotional
stress. It is also commonly used in the medical field as post-operative therapy.
Kata Kunci:
Abstrak: Teknin Deep breating sebagai alternatif untuk mahasiswa akhir semester,
Deep breating, Mahasiswa umumnya memiliki masalah secara emosional dan situasional yang meningkat sehingga
Akhir, Stres, Percoban menimbulkan ketidak berdayaan yang menyebabkan aksi percobaan bunuh diri. Telaah
terkait teknik deep breating didukung dengan hasil penelitian dibeberapa artikel
Bunuh diri. kesehatan yang terindeks. Teknik deep breating berpengaruh dalam mengintervensi
fisiologi manusia diberbagai aspeknya dan telah terbukti secara ilmiah diberbagai topik
yang umumnya terkait penangan pasien yang mengalami tingkat stress emosional, juga
umum digunakan di dunia medis sebagai terapi pasca operasi.

Alamat Korespondensi:
Yordant Ad’ha Alhakim
Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang,
Jalan Semarang No. 5, Malang, Jawa Timur.
E-mail: yordant.adha.220342600@students.um.ac.id

Perguruan tinggi memberikan ijazah setelah mahasiswa menuntaskan kewajibannya sebagai pelajar
terkait ilmu pengetahuan yang ditempuh, namun pada prosesnya meningkatkan stress mahasiswa secara
spesifik di setiap semester dan stres ini umumnya akan memuncak di semester akhir (Hitches, dkk, 2022).
Mahasiwa tingkat akhir dihadapkan dengan tuntutan skripsi sebagai syarat utama kelulusan, tugas skripsi
menuntut mahasiswa untuk melaksanakan serangkain proses secara mandiri seperti mencari topik
permasalahan, membuat judul penelitian, pencarian referensi, sulitnya melakukan bimbingan, dan
keterbatasan waktu (Kencana, dkk, 2022).
Oktaviona, dkk (2023) mengatakan bahwa, mahasiswa yang mengalami stres terjadi dipengaruhi
tingkat optimisme dan prokrastinasi akdemik sehingga tingkat stres yang dimiliki mahasiswa berbeda tiap
individunya. Stres dapat mempengarui kondisi fisik, mental, dan fisiologis mahasiswa secara kimiawi dari
tubuh individu yang dipengaruhi oleh situasi yang menakutkan, mengejutkan, merisaukan, ataupun
membahayakan (Martadinata, 2015). Menurut Struat (2016) terdapa lima respon stress, respon pertama
berupa pengaruh terhadap kognitif, respon kedua berupa efektif stress yang mempengarhui emosional,
respon ketiga berupa pengaruh fisiologi yang mempengaruhi fungsi tubuh, respon keempat berupa
pengaruh terhadap perilaku yang ditandai dengan sebuah aksi, dan respon kelima berupa respon sosial
yang mempengaruhi hubungan antar individu.

1
2 Jurnal of Physcology, Vol..., No..., Bln Thn, Hal....-....

Kebanyakan mahasiswa mengalami stres yang menyebabkan perasaan ketidak berdayaan sehingga
mengacu pada pikiran dan perilaku yang terkait dengan intensi individual untuk mengakhiri hidup mereka
sendiri. Meningkatnya perasaan tidak berdaya terjadi karena pengaruh tekanan emosional selama masa
tertentu dan akan berkurang seiring dengan berkurangnya tekanan (Reinecke & Scott, 2005). Range, dkk
(2000) mengatakan ketidak berdayaan dapat dikategorikan sebagai prediktor yang kuat terhadap perilaku
bunuh diri termasuk ide-ide bunuh diri dan percobaan bunuh diri.
Usaha pencegahan bunuh diri dapat dilalkukan dengan mengenali perasaan ketidak berdayaan yang
digunakan sebagai prediktor yang kuat dengan aktivitas fisiologi alami yang dirangsang secara sadar untuk
menurunkan gejala stres individu. Salah satu terapi non farmakologis yang dapat di paraktikan adalah
dengan memanfaatkan managemenisasi teknik relaksasi pernapasan yang berpengaruh pada terapeutik
(Muttaqin, 2010). Slow Deep Breathing berupa teknik pernapasan yag mengintervensi pengurangan
tekanan gejala yang dirasakan seseorang di berbagai situasi, menurunkan frekuensi denyut jantung dan
tekanan darah serta penurunan ketegangan otot (Potter & Perry, 2010).

Proses Pernaasan Manusia Secara Mekanik Berpengaruh Terhadap Fisiologi Manusia


Bernapas merupakan sebuah tindakan alami yang dilakukan seorang manusia yang berfungsi
secara esensial terhadap fisiologi tubuh individu untuk melangsungkan hidup. Normalnya, manusia
bernapas sebanyak 20 sampai 22/minute (Sellakumar, 2015). Menurut Ganesan & Ganesan (2010)
rangkain proses pernapasan secara normal ada pada rentang 15 rangkain inhalation dan exhalation. Ketika
dalam kondisi emosional, secara fisiologis tubuh akan memicu sistem saraf untuk meningkatkan detak
jantung, tekanan darah, sekresi hormon, palpilation yang menyebabkan gangguan terhadap individu akibat
pengaruh kondisi emosional dan kondisi fisik yang saling berkaitan.

Intervensi Slow Deep Breathing


Melakukan praktik pernafasan Slow Deep Breathing dapat membuat seseorang manusia
mengembangkan kendali atas fungsi otonomnya sehingga reaksi kecemasan yang terkondisi akan
berkurang tahap demi tahap (Abdullah, dkk 2023). Inspirasi yang lambat melalui mulut dan hiduh,
meningkatkan ventilasi basal sebagai akibat dari distribusi gas yang lebih baik di daerah paru-paru
sehingga perfusian di dalam paru-paru menjadi leih besar. Selama inspirasi, aktivitas dapat
dikombinasikan dengan hold indspiratory selama 2-5 detik untuk mempertahankan inspirasi yang
maksimasl sebelum ekspirasi. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kolaps dan menghasilkan gradien
tekanan transpulmonal yang menandai dan mempertahankan gradien di jangka waktu yang tepat
(Abdullah, dkk, 2023).

The Intruction and Frequancy of Deep Breating Exercises


Untuk mencapai kondisi respirasi yang baik, deep breathing dilakukan secara sadar dengan menarik
nafas secara perlahan melalui hidung untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya, menahana nafas untuk
beberapa saat (2-5 detik), lalu dihembuskan secara perlahan melalui mulut agar tersisa beberapa gas di
paru-paru (Ganesan, dkk, 2010).
Petunjuk mengenai frekuensi dan durasi Latihan umumnya bervariasi, dalam kondisi latihan
disarankan sebanyak dua kali dalam sehari. Setiap sesi latihan, biasanya terdiri dari 5-15 napas berturut-
Alhakim, Nurhadi, Teknik Deep Breathing 3

turut dengan repetisi 1-3 kali ulangan (Mutaqin, 2010). Latihan pernafasan dengan repetisi yang lebih
tinggi terbukti lebih berpengaruh dalam meningkatkan oksigenasi dalam jantung sehingga darah terdifusi
secara baik dan hormon-hormon tersekresikan dengan lancan sehingga menyebabkan penuruan stress
secara perlahan (Siska, 2022; Mutaqin, 2010).
Simpulan
Seorang yang menderita stres berat akan mempunyai resiko yang lebih tinggi dalam aksi percobaan bunuh
diri, yang dikaitkan dengan berbagai variable penyebab seperti kondisi mental, fisik, sosial, dan religi.
Tingkat stres yang tinggi akan berpengaruh terhadap kondisi kecemasan suatu invidu, kecemasan sendiri
juga memiliki tingkatan yang dapat dipengaruhi oleh faktor situasional. Teknik deep breating merupakan
teknik terapy non-medis. Akan tetapi, teknik ini berpengaruh dalam mengintervensi fisiologi manusia
dalam aspeknya dan telah terbukti secara ilmiah diberbagai topik yang umumnya terkait penangan pasien
yang mengalami tingkat stress emotional, juga umum digunakan di dunia medis sebagai terapy pasca
operasi.

Reference

Abdullah, R., Thalib, A.H.S., Nurhalisa, S. 2022. Slow Deep Breathing Therapy for Reducing Pain in
Patient with Head Injury. Jurnal Ilmiah Keehatan, 12(1), 73—74.
Ganesan, R., & Ganesan, V. 2010. Brief Techniques in Behaviour Technology. Shyam, I.R., & Khan, R
(eds), Pschology and Health Promotion. Published: Global Vision House.
Hitches, E., Woodcock, S., & Ehrich, J. 2022. Building Self-Efficacy Without Letting Stress Knock It
Down: Stress and Academic Self of University Student. International Journal of Education
Research,3(1),1—11.
Kencana, S.C., & Muzzamil, F. 2022. Pengaruh Optimisme Terhadap Stres Akademik Pada Mahasiswa
Yang Sedang Mengerjakan Skripsi. Jurnal Ilmia Wahana Pendidikan,19(1),353—361.
Martadinata, S. 2015. Hubungan Antara Stresor Akademik dan Prokrastinasi Akademik Terhadap
Keyakinan Diri Siswa Kelas XI SMAN Cicurug. Psiko Edukasi,5(1),118—138.
Muttaqin, A.M. 2010. Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Kariovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.
Oktaviona, T.N.O., Herlina, Sari, T.H.S. 2023. Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Stres Pada
Mahasiswa Akhir. Jurnal Keperawatan Tropis Papua, 6(1), 26—32.
Potter & Perry. 2010. Fundamental Keperawatan, Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika.
Reinecke, M.A.R., & Scott, R.L.F. 2005. Assessment of Suicide: Beck’s Scale For Assessing Mood And
Suicidality. USA: John Wiley & Son Inc.
Struat, G.W., Budi, A.K., Jesika, P. 2016. Prinsip dan Prktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart, 2 nd
Endition. Singapore: Elsevier Pte Ltd.
Sellakumar, G.K.S. 2015. Effect of Slow-Deep Breathing Exercise to Reduce Anxiety Among Adolescent
School Student In a Selected Higher Secondary School In Coimbatore, India. Journal of
Physchology and Educational Research,23(1),54—72.
4 Jurnal of Physcology, Vol..., No..., Bln Thn, Hal....-....

Siska, F. 2022. Pengaruh Pemberian Tindakan Slow Deep Breathing (SDB) Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Bukit Sangkal Palembang. Jurnal Kesehatan dan
Pembangunan, 12(2),5—13.

Anda mungkin juga menyukai