com/news-room/seputar-energi/pemanfaatan-fasilitas-pengujian-
tangki-ukur-mobil-pertamina/
http://diskumdagdki.jakarta.go.id/component/content/article/165 27-5-16
TERA DAN TERA ULANG METER TERA DAN TERA ULANG METER GAS
kWh RUMAHTANGGA
TERA DAN TERA ULANG SIDANG TERA ULANG TIMBANGAN DI
TIMBANGAN JEMBATAN PD. PASAR JAYA
TERA DAN TERA ULANG POMPA TERA DAN TERA ULANGPOMPA UKUR
UKUR BBM BBG
INSTALASI METER AIR KAPS. BESAR INSTALASI METER AIR KAPS. KECIL
.................................................................................................................................................
..................................
KALIBRASI TANGKI
KALIBRASI TANGKI TEGAK KALIBRASI TANGKI UKUR BOLA
.................................................................................................................................................
..................................
LABORATORIUM KALIBRASI BALAI METROLOGI
1. UPT Metrologi
1) Kepala Balai
Gambar 8 : Layout Prasasti Gedung Kantor dan Laboratorium UPTD Metrologi Legal
c) Ruang gedung kantor dan laboratorium
1. terdapat 1 (satu) ruang tempat tera dan tera ulang dengan luas minimum 60 m2
dengan kondisi sebagai berikut:
a. Ruang tempat tera dan tera ulang harus dapat memberikan kenyamanan kepada
petugas untuk melakukan pengujian UTTP.
b. Ruang tempat tera dan tera ulang harus dapat dikondisikan agar kondisi
lingkungan di luar ruangan tidak dapat mempengaruhi hasil pengujian.
2. Sekurang-kurangnya terdapat 1 (satu) ruang penyimpanan standar dengan luas
minimum 25 m2, dengan kondisi sebagai berikut:
a. Ruang penyimpanan standar harus tertutup dan dapat dikondisikan agar kondisi
di dalam ruangan tetap terjaga.
b. Penataan ruangan harus sedemikian rupa, sehingga standar dapat tersimpan
dengan baik dan mudah untuk diambil dalam hal diperlukan untuk melakukan
pengujian.
3. Terdapat 1 (satu) ruang kepala UPTD dan 1 (satu) ruang pejabat di bawahnya
(Kepala Sub Bagian Tata Usaha)
4. Terdapat 2 (dua) ruang kerja pegawai yang terdiri dari 1 (satu) ruang kerja pegawai
administrasi dan 1 (satu) ruang kerja pegawai fungsional.
3) Ruang tempat tera dan tera ulang serta ruang penyimpanan standar harus
dilengkapi dengan peralatan pengkondisian sebagaimana terlampir pada Lampiran
1.4 Petunjuk Teknis ini.
4) Desain gedung kantor dan laboratorium harus sesuai dengan Gambar 9 dan
spesifikasi gedung sebagaimana terlampir pada Lampiran 1.4 Petunjuk Teknis ini.
5) Dalam hal peresmian gedung dilakukan oleh Menteri Perdagangan, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Penerima DAK diharapkan dapat berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan c.q Direktorat
Metrologi.
Metrologi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
https://id.wikipedia.org/wiki/Metrologi 22-5-16 21.09 WIB
Bidang-bidang Metrologi
Metrologi Ilmiah dibagi oleh BIPM (Bereau International des Poids et Measures), Biro
Internasional Timbangan dan Takaran menjadi 9 bidang teknis:
panjang
kelistrikan
massa dan besaran terkait
waktu dan frekuensi
suhu
radiasi pengion dan radioaktivitas
fotometri dan radiometri
akustik
jumlah zat
Daftar isi
1 Sejarah Metrologi di Indonesia
2 Pentingnya Metrologi
3 Dampak Metrologi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
4 Referensi
Sesuai dengan amanat UUML tersebut, maka ditetapkanlah Peraturan Pemerintah (PP)
No. 2 Tahun 1989 tentang Standar Nasional untuk Satuan Ukuran (SNSU) yang
menjabarkan perihal penetapan, pengurusan, pemeliharaan dan pemakaian SNSU sebagai
acuan tertinggi pengukuran yang berlaku di Indonesia. Sejumlah lembaga pemerintahpun
telah menjalankan peranan ini, diantaranya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)
dan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Penelitian dan pengembangan metrologi di
LIPI telah dirintis sejak tahun 1960an di sejumlah bidang oleh para peneliti yang berada
di berbagai unit/ satuan kerja di bawahnya. Khusus metrologi di bidang fisika, penelitian
dan pengembangan metrologi ini dilakukan oleh para peneliti di Lembaga Instrumentasi
Nasional, yang kemudian berubah namanya menjadi satuan kerja Pusat Penelitian dan
Pengembangan (Puslitbang) Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi (KIM) LIPI pada
tahun 1984. PPOMN dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah sejak
tahun 1990 berperan sebagai laboratorium rujukan tingkat nasional dan produsen CRM di
bidang pengujian obat dan makanan. Selain itu, Balai Besar Pengolahan dan
Pengembangan Hasil Perikanan (BBP2HP)–Kementrian Kelautan dan Perikanan serta
Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan (PUSARPEDAL)-Kementrian
Lingkungan Hidup juga berperan sebagai laboratorium rujukan masing-masing untuk
produk perikanan dan lingkungan.
Meski demikian, semua SNSU yang diperlihara dan disediakan oleh Puslit KIM LIPI
merupakan standar tertinggi di Indonesia untuk pengukuran fisika saja, seperti panjang,
waktu, massa dan besaran terkait, kelistrikan, suhu, radiometri dan fotometri, serta
akustik dan getaran. Puslit KIM LIPI tidak memiliki standar acuan atau Certified
Reference Material (CRM) untuk pengukuran kimia dan tidak memelihara SNSU untuk
pengukuran dalam bidang radiasi nuklir karena kedua bidang pengukuran ini tidak
termasuk dalam lingkup kompetensinya. Sehingga dapat dikatakan bahwa fungsi NMI
Puslit Metrologi baru terbatas pada bidang fisika. Padahal, lebih dari 70% pengujian yang
dilakukan di Indonesia adalah pengujian kimia.
Untuk melengkapi kekurangan ini, pada tahun 2007 LIPI memberi mandat kepada Pusat
Penelitian (Puslit) Kimia sebagai Pengelola Teknis Ilmiah Standar Nasional untuk Satuan
Ukuran di bidang Metrologi Kimia. Hal ini sesuai kompetensi penelitian dan
pengembangan bahan acuan yang telah dikembangkan sejak lama di Puslit Kimia.
Mandat ini tertuang secara resmi dalam keputusan Kepala LIPI nomor 237/M/2007 dan
semakin diperkuat dengan diterimanya Puslit Kimia LIPI secara internasional sebagai DI
(Designated Institute) untuk bidang metrologi kimia melalui sidang General Assembly
oleh organisasi metrologi Asia Pasifik (Asia Pacific Metrology Program, APMP) di Kuala
Lumpur pada bulan Desember 2009. Pengakuan ini melengkapi penandatanganan CIPM-
MRA (International Committee for Weight and Measures – Mutual Recognition
Arrangement) yaitu perjanjian saling pengakuan untuk standar ukur, sertifikat kalibrasi
dan pengukuran yang dilakukan oleh Puslit KIM-LIPI. Dengan demikian keberadaan
metrologi kimia ini semakin meneguhkan peranan LIPI dalam pengembangan metrologi
di Indonesia.
Pengembangan metrologi ini akan terus diperluas di berbagai bidang secara terpadu dan
berkelanjutan. Dalam rapat KSNSU yang digelar BSN pada tahun 2010, telah
diagendakan secara bertahap untuk menyatukan pihak-pihak yang terlibat dalam SNSU
menjadi suatu lembaga metrologi nasional. Tugas dari NMI adalah mendiseminasikan
kemamputelusuran pengukuran yang diakui secara internasional kepada laboratorium
kalibrasi terakreditasi, produsen CRM terakreditasi, laboratorium rujukan terakreditasi,
penyelenggara uji profisiensi teregistrasi dan laboratorium penguji terakreditasi.
Pentingnya Metrologi
Salah satu faktor penting untuk kemajuan suatu negara adalah pertumbuhan ekonominya.
Perdagangan internasional amat diperlukan dalam memacu pertumbuhan ekonomi.
Namun terdapat penghambat yang besar untuk peningkatan perdagangan antar negara,
salah satunya adalah Technical Barrier to Trade (TBT) atau hambatan teknis
perdagangan. Disamping itu persaingan antar negara yang semakin meningkat dalam era
perdagangan bebas sekarang ini menuntut kualitas yang tinggi bagi produk-produk yang
dipasarkan, artinya kualitas yang dapat diterima oleh pasar yaitu kualitas produk yang
memenuhi regulasi dan standar internasional. Kualitas suatu produk dinyatakan dalam
sertifikat pengujian produk tersebut. Disini diperlukan data yang valid yang berarti hasil
uji di negara pengekspor komparabel (tidak berbeda) dengan di negara pengimpor. Tanpa
pengujian yang valid tidak ada jaminan bahwa kualitas produk memenuhi
regulasi/standar internasional dan hal ini dapat menghambat ekspor.
Lembaga Metrologi Nasional, NMI yang kompeten sangat dibutuhkan sebagai landasan
terbentuknya infrastruktur metrologi nasional yang kuat dan kokoh. Dengan adanya
infrastruktur metrologi yang kuat dan kokoh, maka masalah-masalah nasional yang
bermuara dari tidak akuratnya data hasil pengujian dapat diatasi. Selain itu, segala
hambatan perdagangan (TBT) dapat ditanggulangi sehingga akan meningkatkan
perekonomian nasional.
Proyek MetroTrade telah membuktikan beberapa kasus dimana penerapan metrologi yang
tepat dapat memecahkan permasalahan perdagangan yang ada dan mencegah timbulnya
masalah perdagangan karena hambatan teknis perdagangan. Satu contoh yang menarik
adalah perbedaan regulasi dan persyaratan antara ASTM (American Society for Testing
and Materials) dan ISO (International Organization for Standardization) tidak
memberikan pengaruh pada perdagangan antara dua negara yang mengaplikasikan
metoda tersebut karena hasil pengukuran dari kedua negara tersebut menunjukkan hasil
yang sama, sebab masing-masing negara telah menerapkan metrologi dengan benar.
NMI Jerman atau yang dikenal dengan nama PTB (Physikalish-Technische Bundesanstal)
telah melakukan penelitian untuk melihat dampak langsung hasil pengukuran
laboratorium terhadap ekonomi Jerman. Didapatkan bahwa pada impor gas alam pada
tahun 1998, kesalahan sebesar 10% dari hasil pengukuran laboratorium (dengan
menggunakan alat kromatografi gas) akan memberikan kesalahan jumlah gas alam
sebesar 1% dan hal tersebut setara dengan kesalahan 0,1% dari energi yang dihasilkan.
Bila harga gas alam adalah 20 miliar DM pertahunnya, maka kesalahan 0,1% ini akan
dapat memberikan perbedaan harga sebesar 20 juta DM. Dari penelitian ini juga
didapatkan data bahwa pada tahun 1994 duplikasi pengujian yang harus dilakukan karena
adanya masalah TBT telah merugikan negara sebesar 3 miliar DM, yang berarti sama
dengan 0,1% dari jumlah GNP (Gross National Product) Jerman.
NMI Korea Selatan yang dikenal dengan nama KRISS (Korean Research Institute of
Standards and Sciences) melaporkan bahwa penerapan metrologi dengan benar di Korea
Selatan pada tahun 2003 telah memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi Korea
Selatan sebesar 8,1 miliar USD dengan persen BCR (Benefit to Cost Ratio) sebesar
12,76%.
Beberapa studi yang dilakukan terpisah di beberapa NMI seperti Amerika Serikat (NIST),
Inggris (NPL), dan Canada (NRC), semuanya menunjukkan bahwa modal yang
dihabiskan pemerintah dari negara-negara tersebut untuk membangun NMI ternyata telah
memberikan hasil yang jauh lebih tinggi, atau dapat dikatakan bahwa keuntungan secara
ekonomi adalah jauh melebihi modal. Bahkan untuk Uni Eropa, studi terpisah
menunjukkan BCR sebesar 3:1 hanya untuk kegiatan pengukuran saja, di mana setiap 1
Eu yang diinvestasikan akan menghasilkan 3 Eu. Keuntungan di bidang sosial seperti
kesehatan dan lingkungan masih belum diperhitungkan.
Dari beberapa contoh yang disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan
pengukuran atau metrologi dengan benar akan memberikan dampak yang nyata pada
pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Referensi
Wikimedia Commons memiliki galeri mengenai:
Metrologi
(Inggris) de Silva, GMS (2002). Basic Metrology for ISO 9000 Certification,
Butterworth Heinemann ISBN 0-7506-5165-2
(Indonesia) Drijarkara, A. P, Ghufron Z., (2005), Metrologi: Sebuah Pengantar,
Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi, dan Metrologi (Puslit KIM–LIPI)
(Inggris) Howarth, P., Fiona R. (2008), Metrology in Short 3rd Ed. EURAMET,
UK
(Inggris) Howarth, P., MetroTrade-Metrological Support for International Trade,
NPL-EUROMET, http://www.metrotrade.dk/
(Inggris) Kaarls, R. (2006), Metrology in Chemistry: Rapid Developments in The
Global Metrological Infrastructure, the CIPM MRA and its economic and social
impact”, Accred Qual Assur 11, PP. 162-171
(Inggris) Kim, J.S. (2008), National Policy and Infrastructure in Korea, presented
at APMP Workshop on Metrology in Chemistry for Industrial Competitiveness
and High Quality of Life, Jakarta, 30-31 Oktober 2008
(Inggris) Morris, Alan S. (2001), Measurement and Instrumentation Principles,
Butterworth Heinemann, ISBN 0-7506-5081-8
(Indonesia) Sumardi, Djulia K., (2010), Metrologi Kimia, Warta Kimia Analitik
Nomor 18 Tahun XV, Pusat Penelitian Kimia-LIPI
(Inggris) Quinn, T., J. Kovalevsky, (2005), The Development of Modern
Metrology and Its Role Today, Phil Trans R Soc A 363 (2005) 2307-2327
Unit Pelaksana Teknis Jl. Jend. Ahmad Yani no. 128 (0761) 23902,
6 Riau
Metrologi Pekanbaru Pekanbaru 28127 857105
Unit Pelaksana Teknis Jl. Palapa No. 3 Oebobo, Nusa (0380) 821306,
47 NTT
Metrologi Wilayah Kupang Tenggara Timur (NTT) 824058, 821054
Kalau meteran listrik di rumah penduduk, meteran itu milik PLN yang mengkalibrasi
adalah PLN sendiri, sedangkan meteran PAM juga berlaku hal yang sama
beberapa waktu lalu, gedung perkantoran tempat gw bekerja di datangi oleh petugas
Balai Metrologi yang melihat apakah meteran listrik dan air di dalam gedung sudah di
kalibrasi oleh instansi yang spesialis mengurusi masalah tera di lapangan, begitu juga
POM bensin yang gw sering isi bensin gw liat juga telah kalibrasi setiap tahun untuk
menjaga kualitas takaran yang berkaitan dengan sektor pelayanan publik, semua yang
dikalibrasi sudah disegel oleh balai ini, kalau terjadi pengrusakan segel akan didenda
sesuai ketentuan yang berlaku
tambahan.. selain menera POM Bensin, menera timbangan emas ( agar timbangannya pas
dan tidak ada kecurangan dari pihak penjual ),balai metrologi juga sering menera argo
taksi, agar argo taksi tersebut sesuai dengan jarak tempuh penumpang..