Anda di halaman 1dari 22

http://www.pertamina.

com/news-room/seputar-energi/pemanfaatan-fasilitas-pengujian-
tangki-ukur-mobil-pertamina/

http://diskumdagdki.jakarta.go.id/component/content/article/165 27-5-16

TERA & TERA ULANG

TERA DAN TERA ULANG


TIMBANGAN DI TERA DAN TERA ULANG METER TAKSI
INSTALASI TERA / TERA ULANG
TIMBANGAN

TERA DAN TERA ULANG METER ARUS


INSTALASI UJI TANGKI UKUR MOBIL
BBM

TERA DAN TERA ULANG METER TERA DAN TERA ULANG METER GAS
kWh RUMAHTANGGA
TERA DAN TERA ULANG SIDANG TERA ULANG TIMBANGAN DI
TIMBANGAN JEMBATAN PD. PASAR JAYA

TERA DAN TERA ULANG POMPA TERA DAN TERA ULANGPOMPA UKUR
UKUR BBM BBG

INSTALASI METER AIR KAPS. BESAR INSTALASI METER AIR KAPS. KECIL
.................................................................................................................................................
..................................
KALIBRASI TANGKI
KALIBRASI TANGKI TEGAK KALIBRASI TANGKI UKUR BOLA

KALIBRASI TANGKI TIMBUN SPBU KALIBRASI TANGKI ELPIJI

KALIBRASI TANGKI TONGKANG


.................................................................................................................................................
..................................
PENGUJIAN BDKT
.................................................................................................................................................
..................................
PELAYANAN POS UKUR ULANG

.................................................................................................................................................
..................................
LABORATORIUM KALIBRASI BALAI METROLOGI

LABORATORIUM MASSA LABORATORIUM DIMENSI


LABORATORIUM VOLUME

1. UPT Metrologi

http://diskumdagdki.jakarta.go.id/tentang-kami/struktur-organisasi 24-5-16 17.42 WIB

Struktur organisasi unit ini adalah sebagai berikut:

1) Kepala Balai

2) Subbagian Tata Usaha

3) Seksi Pengujian dan Peneraan

4) Seksi Kalibrasi dan Pengendalian Mutu

5) Subkelompok Jabatan Fungsional


BALAI METROLOGI JAKARTA
http://static.panoramio.com/photos/large/89515049.jpg
Peningkatan Sarana Metrologi legal
1) Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan Peningkatan Sarana Metrologi Legal yaitu pembangunan gedung
kantor dan laboratorium UPTD metrologi legal dan/atau peralatan standar
minimum untuk mendukung pelaksanaan pelayanan tera dan tera ulang UTTP di
kabupaten/kota.
Gedung kantor dan laboratorium UPTD Metrologi Legal yang akan dibangun
hendaknya memperhatikan prinsip pelayanan prima, sistem mutu, dan
standardisasi yaitu:

a) Pelayanan prima berarti infrastruktur dan fasilitas yang tersedia di UPTD


Metrologi Legal harus dapat memberikan pelayanan sesuai dengan standar
pelayanan yang telah ditetapkan sehingga masyarakat/pemilik UTTP yang
b) menggunakan jasa pelayanan tera dan tera ulang yang dilaksanakan di kantor
merasa puas dan nyaman.
c) b) Sistem mutu berarti infrastruktur pelayanan tera dan tera ulang harus sesuai
dengan ruang lingkup pelayanan minimum dan memenuhi persyaratan mutu
yang sudah ditetapkan sehingga pengujian terhadap UTTP dapat dilakukan
dengan baik dan menghasilkan hasil pengujian yang handal dan dapat
diakui/diterima oleh masyarakat/pemilik UTTP.
d) Standardisasi berarti infrastruktur gedung kantor dan laboratorium
diharapkan memiliki karakteristik yang seragam antar daerah sehingga dapat
menjadi ciri khas UPTD Metrologi Legal secara nasional.
Untuk mewujudkan prinsip-prinsip tersebut, Petunjuk Teknis ini memberikan
pedoman dalam merencanakan pembangunan gedung kantor dan laboratorium
UPTD Metrologi Legal dan pengadaan peralatan kemetrologian, sebagai berikut:
1) Penentuan lokasi. Gedung kantor dan laboratorium hendaknya dibangun di atas
lahan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) luas lahan sekurang-kurangnya 750 m2.
b) lahan harus merupakan milik/aset pemerintah daerah kabupaten/kota penerima
DAK dan tidak dalam keadaan sengketa.
c) lahan merupakan lahan matang, siap bangun dan tidak memerlukan pengurugan
tanah.
d) sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota.
e) ketersediaan akses jalan yang mudah dilalui.
2) Gedung kantor dan laboratorium hendaknya ditata sesuai dengan ketentuan
sebagai berikut:
a) Kontruksi bangunan
i. Kerangka bangunan gedung kantor dan laboratorium harus kokoh guna menjaga
keamananan dan keselamatan pegawai serta mengacu pada standar bangunan
yang ada.
ii. Gedung kantor dan laboratorium terdiri dari 2 lantai dengan lantai 1 untuk ruang
pelayanan dan lantai 2 untuk ruang kerja.
iii. Dinding bangunan harus kokoh.
iv. Atap bangunan harus terbuat dari bahan yang kuat dan tidak bocor.
v. Lantai gedung khususnya ruang tempat sidang tera dan tera ulang harus terbuat
dari bahan yang kuat untuk menahan berat UTTP dan standar kerja.
b) Prasasti gedung kantor dan laboratorium UPTD Metrologi Legal
i. Prasasti berbentuk segi empat dengan ukuran minimal 90 x 60 cm.
ii. Bahan terbuat dari marmer atau granit dengan warna Hitam.
iii. Warna huruf dan logo berwarna Kuning Emas, sedangkan warna Logo Garuda :
Menyesuaikan warna aslinya (full color).
iv.Ukuran Huruf untuk nama Kementerian Perdagangan R.I. dan nama kegiatan yang
diresmikan hurufnya lebih besar dari yang lain
v. Prasasti harus ditempatkan di depan akses masuk atau di dalam lobi di tempat
yang mudah dilihat oleh orang.
vi. Design prasasti sebagaimana tercantum pada Gambar 8.

Gambar 8 : Layout Prasasti Gedung Kantor dan Laboratorium UPTD Metrologi Legal
c) Ruang gedung kantor dan laboratorium
1. terdapat 1 (satu) ruang tempat tera dan tera ulang dengan luas minimum 60 m2
dengan kondisi sebagai berikut:
a. Ruang tempat tera dan tera ulang harus dapat memberikan kenyamanan kepada
petugas untuk melakukan pengujian UTTP.
b. Ruang tempat tera dan tera ulang harus dapat dikondisikan agar kondisi
lingkungan di luar ruangan tidak dapat mempengaruhi hasil pengujian.
2. Sekurang-kurangnya terdapat 1 (satu) ruang penyimpanan standar dengan luas
minimum 25 m2, dengan kondisi sebagai berikut:
a. Ruang penyimpanan standar harus tertutup dan dapat dikondisikan agar kondisi
di dalam ruangan tetap terjaga.
b. Penataan ruangan harus sedemikian rupa, sehingga standar dapat tersimpan
dengan baik dan mudah untuk diambil dalam hal diperlukan untuk melakukan
pengujian.
3. Terdapat 1 (satu) ruang kepala UPTD dan 1 (satu) ruang pejabat di bawahnya
(Kepala Sub Bagian Tata Usaha)
4. Terdapat 2 (dua) ruang kerja pegawai yang terdiri dari 1 (satu) ruang kerja pegawai
administrasi dan 1 (satu) ruang kerja pegawai fungsional.
3) Ruang tempat tera dan tera ulang serta ruang penyimpanan standar harus
dilengkapi dengan peralatan pengkondisian sebagaimana terlampir pada Lampiran
1.4 Petunjuk Teknis ini.
4) Desain gedung kantor dan laboratorium harus sesuai dengan Gambar 9 dan
spesifikasi gedung sebagaimana terlampir pada Lampiran 1.4 Petunjuk Teknis ini.

5) Dalam hal peresmian gedung dilakukan oleh Menteri Perdagangan, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Penerima DAK diharapkan dapat berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan c.q Direktorat
Metrologi.

Metrologi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
https://id.wikipedia.org/wiki/Metrologi 22-5-16 21.09 WIB

Alat pengukur dengan presisi sampai seperjuta dari 1/3600 derajad

Metrologi (ilmu pengukuran) adalah disiplin ilmu yang mempelajari cara-cara


pengukuran, kalibrasi dan akurasi di bidang industri, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Metrologi mencakup tiga hal utama:

1. Penetapan definisi satuan-satuan ukuran yang diterima secara internasional


(misalnya meter)
2. Perwujudan satuan-satuan ukuran berdasarkan metode ilmiah (misalnya
perwujudan nilai meter menggunakan sinar laser)
3. Penetapan rantai ketertelusuran dengan menentukan dan merekam nilai dan
akurasi suatu pengukuran dan menyebarluaskan pengetahuan itu (misalnya
hubungan antara nilai ukur suatu mikrometer ulir di bengkel dan standar panjang
di laboratorium standar)
Metrologi dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama dengan tingkat kerumitan dan
akurasi yang berbeda-beda:

1. Metrologi Ilmiah: berhubungan dengan pengaturan dan pengembangan standar-


standar pengukuran dan pemeliharaannya.
2. Metrologi Industri: bertujuan untuk memastikan bahwa sistem pengukuran dan
alat-alat ukur di industri berfungsi dengan akurasi yang memadai, baik dalam
proses persiapan, produksi, maupun pengujiannya.
3. Metrologi Legal: berkaitan dengan pengukuran yang berdampak pada transaksi
ekonomi, kesehatan, dan keselamatan.

Bidang-bidang Metrologi

Metrologi Ilmiah dibagi oleh BIPM (Bereau International des Poids et Measures), Biro
Internasional Timbangan dan Takaran menjadi 9 bidang teknis:

 panjang
 kelistrikan
 massa dan besaran terkait
 waktu dan frekuensi
 suhu
 radiasi pengion dan radioaktivitas
 fotometri dan radiometri
 akustik
 jumlah zat

Daftar isi
 1 Sejarah Metrologi di Indonesia
 2 Pentingnya Metrologi
 3 Dampak Metrologi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
 4 Referensi

Sejarah Metrologi di Indonesia


Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia sebagai pengelola teknis ilmiah SNSU di
Indonesia

Legalitas metrologi di Indonesia berpijak pada Undang-undang Republik Indonesia No. 2


Tahun 1981 tentang Metrologi Legal (UUML) yang mengatur hal-hal mengenai
pembuatan, pengedaran, penjualan, pemakaian, dan pemeriksaan alat-alat ukur, takar,
timbang dan perlengkapannya.

Sesuai dengan amanat UUML tersebut, maka ditetapkanlah Peraturan Pemerintah (PP)
No. 2 Tahun 1989 tentang Standar Nasional untuk Satuan Ukuran (SNSU) yang
menjabarkan perihal penetapan, pengurusan, pemeliharaan dan pemakaian SNSU sebagai
acuan tertinggi pengukuran yang berlaku di Indonesia. Sejumlah lembaga pemerintahpun
telah menjalankan peranan ini, diantaranya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)
dan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Penelitian dan pengembangan metrologi di
LIPI telah dirintis sejak tahun 1960an di sejumlah bidang oleh para peneliti yang berada
di berbagai unit/ satuan kerja di bawahnya. Khusus metrologi di bidang fisika, penelitian
dan pengembangan metrologi ini dilakukan oleh para peneliti di Lembaga Instrumentasi
Nasional, yang kemudian berubah namanya menjadi satuan kerja Pusat Penelitian dan
Pengembangan (Puslitbang) Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi (KIM) LIPI pada
tahun 1984. PPOMN dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah sejak
tahun 1990 berperan sebagai laboratorium rujukan tingkat nasional dan produsen CRM di
bidang pengujian obat dan makanan. Selain itu, Balai Besar Pengolahan dan
Pengembangan Hasil Perikanan (BBP2HP)–Kementrian Kelautan dan Perikanan serta
Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan (PUSARPEDAL)-Kementrian
Lingkungan Hidup juga berperan sebagai laboratorium rujukan masing-masing untuk
produk perikanan dan lingkungan.

Seiring dengan meningkatnya peranan metrologi, Pemerintah menetapkan Keppres No.


79 tahun 2001 tentang Komite Standar Nasional untuk Satuan Ukuran (KSNSU) sebagai
penjabaran UUML yang mengharuskan adanya lembaga yang membina standar nasional.
Keppres ini memandatkan pembentukan organisasi KSNSU yang dikoordinasi oleh
Badan Standardisasi Nasional (BSN). Untuk mendukung BSN, maka pengelolaan teknis
ilmiah SNSU diserahkan kepada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Lebih
jauh, Keppres ini secara gamblang menjelaskan bahwa pelaksana pengelola SNSU adalah
unit kerja di LIPI yang memiliki kompetensi di bidang metrologi. Pada saat itu, Puslit
KIM-LIPI adalah unit organisasi di bawah LIPI yang bidang kegiatannya paling berkaitan
dengan pengelolaan standar nasional. Sehingga, dapat dikatakan bahwa Puslit KIM–LIPI
merupakan instansi pemerintah yang menjalankan fungsi sebagai Lembaga Metrologi
Nasional atau National Metrology Institute (NMI) di Indonesia. Hal ini semakin
diperkuat dengan berubahnya nama Puslit KIM menjadi Puslit Metrologi pada tahun
2014, yang menunjukan semakin fokusnya LIPI pada pengembangan metrologi.

Meski demikian, semua SNSU yang diperlihara dan disediakan oleh Puslit KIM LIPI
merupakan standar tertinggi di Indonesia untuk pengukuran fisika saja, seperti panjang,
waktu, massa dan besaran terkait, kelistrikan, suhu, radiometri dan fotometri, serta
akustik dan getaran. Puslit KIM LIPI tidak memiliki standar acuan atau Certified
Reference Material (CRM) untuk pengukuran kimia dan tidak memelihara SNSU untuk
pengukuran dalam bidang radiasi nuklir karena kedua bidang pengukuran ini tidak
termasuk dalam lingkup kompetensinya. Sehingga dapat dikatakan bahwa fungsi NMI
Puslit Metrologi baru terbatas pada bidang fisika. Padahal, lebih dari 70% pengujian yang
dilakukan di Indonesia adalah pengujian kimia.

Untuk melengkapi kekurangan ini, pada tahun 2007 LIPI memberi mandat kepada Pusat
Penelitian (Puslit) Kimia sebagai Pengelola Teknis Ilmiah Standar Nasional untuk Satuan
Ukuran di bidang Metrologi Kimia. Hal ini sesuai kompetensi penelitian dan
pengembangan bahan acuan yang telah dikembangkan sejak lama di Puslit Kimia.
Mandat ini tertuang secara resmi dalam keputusan Kepala LIPI nomor 237/M/2007 dan
semakin diperkuat dengan diterimanya Puslit Kimia LIPI secara internasional sebagai DI
(Designated Institute) untuk bidang metrologi kimia melalui sidang General Assembly
oleh organisasi metrologi Asia Pasifik (Asia Pacific Metrology Program, APMP) di Kuala
Lumpur pada bulan Desember 2009. Pengakuan ini melengkapi penandatanganan CIPM-
MRA (International Committee for Weight and Measures – Mutual Recognition
Arrangement) yaitu perjanjian saling pengakuan untuk standar ukur, sertifikat kalibrasi
dan pengukuran yang dilakukan oleh Puslit KIM-LIPI. Dengan demikian keberadaan
metrologi kimia ini semakin meneguhkan peranan LIPI dalam pengembangan metrologi
di Indonesia.

Pengembangan metrologi ini akan terus diperluas di berbagai bidang secara terpadu dan
berkelanjutan. Dalam rapat KSNSU yang digelar BSN pada tahun 2010, telah
diagendakan secara bertahap untuk menyatukan pihak-pihak yang terlibat dalam SNSU
menjadi suatu lembaga metrologi nasional. Tugas dari NMI adalah mendiseminasikan
kemamputelusuran pengukuran yang diakui secara internasional kepada laboratorium
kalibrasi terakreditasi, produsen CRM terakreditasi, laboratorium rujukan terakreditasi,
penyelenggara uji profisiensi teregistrasi dan laboratorium penguji terakreditasi.

Pentingnya Metrologi
Salah satu faktor penting untuk kemajuan suatu negara adalah pertumbuhan ekonominya.
Perdagangan internasional amat diperlukan dalam memacu pertumbuhan ekonomi.
Namun terdapat penghambat yang besar untuk peningkatan perdagangan antar negara,
salah satunya adalah Technical Barrier to Trade (TBT) atau hambatan teknis
perdagangan. Disamping itu persaingan antar negara yang semakin meningkat dalam era
perdagangan bebas sekarang ini menuntut kualitas yang tinggi bagi produk-produk yang
dipasarkan, artinya kualitas yang dapat diterima oleh pasar yaitu kualitas produk yang
memenuhi regulasi dan standar internasional. Kualitas suatu produk dinyatakan dalam
sertifikat pengujian produk tersebut. Disini diperlukan data yang valid yang berarti hasil
uji di negara pengekspor komparabel (tidak berbeda) dengan di negara pengimpor. Tanpa
pengujian yang valid tidak ada jaminan bahwa kualitas produk memenuhi
regulasi/standar internasional dan hal ini dapat menghambat ekspor.

Lemahnya infrastruktur metrologi yang diakui internasional merupakan akar penyebab


hambatan teknis seperti diuraikan diatas, yang juga berarti menghambat perkembangan
ekonomi negara. Dalam hal ini negara-negara berkembang merupakan kelompok yang
paling dirugikan oleh adanya TBT, termasuk diantaranya Indonesia. Dilain pihak,
membanjirnya produk manufacturing impor saat ini sudah mengancam kelangsungan
hidup sebagian industri dalam negeri. Hal ini terjadi karena SNI (Standar Nasional
Indonesia) untuk produk terkait belum tersedia, yang artinya infrastruktur laboratorium
pengujian untuk produk tersebut juga belum ada. SNI diperlukan untuk
menangkal/membatasi masuknya produk-produk non standar berkualitas rendah yang
merugikan konsumen, merusak pasaran dan mematikan industri lokal.

Lembaga Metrologi Nasional, NMI yang kompeten sangat dibutuhkan sebagai landasan
terbentuknya infrastruktur metrologi nasional yang kuat dan kokoh. Dengan adanya
infrastruktur metrologi yang kuat dan kokoh, maka masalah-masalah nasional yang
bermuara dari tidak akuratnya data hasil pengujian dapat diatasi. Selain itu, segala
hambatan perdagangan (TBT) dapat ditanggulangi sehingga akan meningkatkan
perekonomian nasional.

Dampak Metrologi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

GDP real growth rates, 1990–1998 and 1990–2006, in selected countries.

Proyek MetroTrade telah membuktikan beberapa kasus dimana penerapan metrologi yang
tepat dapat memecahkan permasalahan perdagangan yang ada dan mencegah timbulnya
masalah perdagangan karena hambatan teknis perdagangan. Satu contoh yang menarik
adalah perbedaan regulasi dan persyaratan antara ASTM (American Society for Testing
and Materials) dan ISO (International Organization for Standardization) tidak
memberikan pengaruh pada perdagangan antara dua negara yang mengaplikasikan
metoda tersebut karena hasil pengukuran dari kedua negara tersebut menunjukkan hasil
yang sama, sebab masing-masing negara telah menerapkan metrologi dengan benar.

NMI Jerman atau yang dikenal dengan nama PTB (Physikalish-Technische Bundesanstal)
telah melakukan penelitian untuk melihat dampak langsung hasil pengukuran
laboratorium terhadap ekonomi Jerman. Didapatkan bahwa pada impor gas alam pada
tahun 1998, kesalahan sebesar 10% dari hasil pengukuran laboratorium (dengan
menggunakan alat kromatografi gas) akan memberikan kesalahan jumlah gas alam
sebesar 1% dan hal tersebut setara dengan kesalahan 0,1% dari energi yang dihasilkan.
Bila harga gas alam adalah 20 miliar DM pertahunnya, maka kesalahan 0,1% ini akan
dapat memberikan perbedaan harga sebesar 20 juta DM. Dari penelitian ini juga
didapatkan data bahwa pada tahun 1994 duplikasi pengujian yang harus dilakukan karena
adanya masalah TBT telah merugikan negara sebesar 3 miliar DM, yang berarti sama
dengan 0,1% dari jumlah GNP (Gross National Product) Jerman.

NMI Korea Selatan yang dikenal dengan nama KRISS (Korean Research Institute of
Standards and Sciences) melaporkan bahwa penerapan metrologi dengan benar di Korea
Selatan pada tahun 2003 telah memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi Korea
Selatan sebesar 8,1 miliar USD dengan persen BCR (Benefit to Cost Ratio) sebesar
12,76%.

Beberapa studi yang dilakukan terpisah di beberapa NMI seperti Amerika Serikat (NIST),
Inggris (NPL), dan Canada (NRC), semuanya menunjukkan bahwa modal yang
dihabiskan pemerintah dari negara-negara tersebut untuk membangun NMI ternyata telah
memberikan hasil yang jauh lebih tinggi, atau dapat dikatakan bahwa keuntungan secara
ekonomi adalah jauh melebihi modal. Bahkan untuk Uni Eropa, studi terpisah
menunjukkan BCR sebesar 3:1 hanya untuk kegiatan pengukuran saja, di mana setiap 1
Eu yang diinvestasikan akan menghasilkan 3 Eu. Keuntungan di bidang sosial seperti
kesehatan dan lingkungan masih belum diperhitungkan.

Dari beberapa contoh yang disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan
pengukuran atau metrologi dengan benar akan memberikan dampak yang nyata pada
pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Referensi
Wikimedia Commons memiliki galeri mengenai:
Metrologi
 (Inggris) de Silva, GMS (2002). Basic Metrology for ISO 9000 Certification,
Butterworth Heinemann ISBN 0-7506-5165-2
 (Indonesia) Drijarkara, A. P, Ghufron Z., (2005), Metrologi: Sebuah Pengantar,
Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi, dan Metrologi (Puslit KIM–LIPI)
 (Inggris) Howarth, P., Fiona R. (2008), Metrology in Short 3rd Ed. EURAMET,
UK
 (Inggris) Howarth, P., MetroTrade-Metrological Support for International Trade,
NPL-EUROMET, http://www.metrotrade.dk/
 (Inggris) Kaarls, R. (2006), Metrology in Chemistry: Rapid Developments in The
Global Metrological Infrastructure, the CIPM MRA and its economic and social
impact”, Accred Qual Assur 11, PP. 162-171
 (Inggris) Kim, J.S. (2008), National Policy and Infrastructure in Korea, presented
at APMP Workshop on Metrology in Chemistry for Industrial Competitiveness
and High Quality of Life, Jakarta, 30-31 Oktober 2008
 (Inggris) Morris, Alan S. (2001), Measurement and Instrumentation Principles,
Butterworth Heinemann, ISBN 0-7506-5081-8
 (Indonesia) Sumardi, Djulia K., (2010), Metrologi Kimia, Warta Kimia Analitik
Nomor 18 Tahun XV, Pusat Penelitian Kimia-LIPI
 (Inggris) Quinn, T., J. Kovalevsky, (2005), The Development of Modern
Metrology and Its Role Today, Phil Trans R Soc A 363 (2005) 2307-2327

DATA UPT METROLOGI LEGAL DI INDONESIA


http://www.metrologi.org/2012/12/data-upt-dan-uptd-metrologi-legal-di.html 22-5-16 21.27 WIB

No Nama Unit Metrologi Provinsi Alamat No Telepon

Jl. Pasteur No. 27 Bandung


1 Balai Pengujian UTTP Jawa Barat (022) 4203597
40171

Jl. Pasteur No. 27 Bandung


2 Balai Pengelolaan SNSU Jawa Barat (022) 4203597
40171
Balai Standardisasi Jl. Bunga Terompet No. 100 M,
Sumatera
3 Metrologi Legal Regional I Kel. Sempakata, Kec. Medan (061)8369802
Utara
Medan Selayang, Medan 20132
Balai Standardisasi
DI. Jl. Ring Road Barat Tamantirto (0274) 4469580,
4 Metrologi Legal Regional
Yogyakarta Kasihan Bantul Yogyakarta 4469583, 4469581
II Yogyakarta
Balai Standardisasi Jl. A. Yani km. 21 RT. 04 RW.
Kalimantan (0511) 4707535,
5 Metrologi Legal Regional 02, Landasan Ulin Banjarbaru
Selatan 4707533, 4707534
III Banjarmasin Kalimantan Selatan
Balai Standardisasi Jl. Tumanurung Raya, (0411) 8211687,
Sulawesi
6 Metrologi Legal Regional Sungguminasa, Kab. Gowa Kode 8211689, 887077,
Selatan
IV Makassar Pos. 02111 880325

DATA UPTD METROLOGI LEGAL DI INDONESIA

No Nama Unit Metrologi Provinsi Alamat No Telepon

Unit Pelaksana Teknis


Jl. Twk. Hasyim Banta Muda 16 (0651) 22805,
1 Daerah Metrologi Banda NAD
Banda Aceh 23123 22521
Aceh
Unit Pelaksana Teknis Sumatera Jl. Persatuan No. 3 STM
2 (061) 7864461
Metrologi Medan Utara Kampung Baru Medan 20219
Unit Pelaksana Teknis
Sumatera Jl. Singosari No. 5 Pematang
3 Daerah Balai Metrologi (0622) 21140
Utara Siantar 21111
Pematang Siantar
Unit Pelaksana Teknis
Sumatera Jl. Meranti No. 13 Mekar Baru (0623) 44807,
4 Daerah Balai Metrologi
Utara Kisaran Rantau Prapat 21216 7864461, 7881853
Rantau Prapat
Unit Pelaksana Teknis Sumatera Jl. Com. Yos Sudarso No. 10
5 (0631) 21721
Metrologi Sibolga Utara Sibolga

Unit Pelaksana Teknis Jl. Jend. Ahmad Yani no. 128 (0761) 23902,
6 Riau
Metrologi Pekanbaru Pekanbaru 28127 857105

Unit Pelaksana Teknis Kepulauan Jl. Pemuda no. 12 A Tanjung


7 (0771) 314677
Metrologi Tanjung Pinang Riau Pinang 29124 (Kep. Riau)
Unit Pelayanan Teknis
Sumatera
8 Daerah Metrologi Legal Jl. Aur No. 1 Padang 25113 (0751) 22296
Barat
Padang
Unit Pelayanan Teknis
Jl. H. Zainir Haviz No. 7 Kota
9 Daerah Balai Pelayanan Jambi (0741) 40940
Baru Jambi 35128
Kemetrologian Jambi
UPTD Balai Pelayanan Sumatera Jl. Demang lebar daun No. 2610
10 (0711) 446695
Kemetrologian Palembang Selatan Palembang
Jl. Pulau Bangka, Kel. Air Itam,
Unit Pelaksana Teknis
Bangka Komp. Perkantoran pemerintah
11 Daerah Balai Metrologi (0717) 434586
Belitung prov kepulauan babel,Pangkal
Pangkal Pinang
Pinang
Jl. Beringin No. 36 Bengkulu
12 Balai Metrologi Bengkulu Bengkulu (0736) 21181
38227
Unit Pelaksana Teknis Jl. Basuki Rahmat No. 29
13 Daerah Balai Metrologi Lampung Telukbetung Bandar lampung (0721) 483325
Bandar Lampung 35215
Balai Pengelola
Jl. Raya Jakarta Km. 4,5 (0254) 282482,
14 Laboratorium Metrologi Banten
Pakaupatan Serang 42124 201655, 201102
Banten
Jl. Perintis Kemerdekaan/BGR I
15 Balai Metrologi Jakarta DKI Jakarta No.1 Kelapa Gading Jakarta (021) 4534314
Utara - 14240
Balai Kemetrologian Jl. Raya Cinunuk No. 204 kab (022) 7830258,
16 Jawa Barat
Bandung Bandung 40393 7814480, 7830346

Balai Kemetrologian Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo no. (0231) 200622,


17 Jawa Barat
Cirebon 14 Cirebon 45122 209155 (indag)

Balai Kemetrologian Jl. Perintis Kemerdekaan km 5 (0265) 2353905,


18 Jawa Barat
Tasikmalaya No. 3 tasikmalaya 46182 333034

UPT Dinas Balai Jl. Pangkal Perjuangan Km. 2,5


19 Jawa Barat (0267) 411848
Kemetrologian Karawang Tanjung Pura Karawang 41316

UPT Dinas Balai (0251) 8333852,


20 Jawa Barat Jl. Raya tajur no 52 kota bogor
Kemetrologian Bogor 8334568

Balai Metrologi Wilayah Jl. Imam Bonjol No. 110


21 Jawa Tengah (024) 3544946
Semarang Semarang 50139

Balai Metrologi Wilayah Jl. Kol Sugiono No. 23 Tegal


22 Jawa Tengah (0283) 356426
Tegal 52113

Balai Metrologi Wilayah Jl. DI. Panjaitan no. 222


23 Jawa Tengah (0281) 636846
Banyumas Purwokerto

Balai Metrologi Wilayah Jl. Jend Sudirman no. 285


24 Jawa Tengah (0293) 364876
Magelang Magelang 56101

Balai Metrologi Wilayah Jl. Brigjen. Slamet Riyadi No


25 Jawa Tengah (0271) 717609
Surakarta 368 Surakarta 57141

Balai Metrologi Wilayah


26 Jawa Tengah Jl. P Sudirman km 3 Pati 59163 (0295) 381077
Pati
Balai Metrologi Daerah Jl. Sisingamangaraja No. 21 (0274) 375062,
27 DIY
Istimewa Yogyakarta Yogyakarta 377303, 514207

Unit Pelaksana Teknis Jl. Siwalankerto Utara


28 Jawa Timur (031) 8470227
Kemetrologian Surabaya II/42Surabaya - 60236
Jl. Mayjen DI. Panjaitan Gang
Unit Pelaksana Teknis
29 Jawa Timur Bengawan Solo No. 5 Madiun (0351) 463415
Kemetrologian Madiun
63133
Unit Pelaksana Teknis Jl. Raya Kapas No. 39
30 Jawa Timur (0353) 881089
Kemetrologian Bojonegoro Bojonegoro 62181

Unit Pelaksana Teknis Jl. Sudanco Supriadi No. 3 (0354) 772030,


31 Jawa Timur
Kemetrologian Kediri Kediri 64114 689563

Unit Pelaksana Teknis Jl. Aries Munandar No. 24


32 Jawa Timur (0341) 362956
Kemetrologian Malang Malang - 65119

Unit Pelaksana Teknis Jl. Trunojoyo No. 36 Jember


33 Jawa Timur (0331) 485790
Kemetrologian Jember 68137

Unit Pelaksana Teknis Jl. Stadion No. 98 Pamekasan -


34 Jawa Timur (0324) 322878
Kemetrologian Pamekasan 69323

Unit Pelayanan Kalimantan Jl. Gusti Sulung Lelanang No. 1


35 (0561) 732205
Kemetrologian Pontianak Barat Pontianak 78117
Unit Pelayanan
Kalimantan Jl. Firdaus H Rais no 28
36 Kemetrologian (0562) 631748
Barat Singkawang 79123
Singkawang
Unit Pelaksana Teknis
Kalimantan Jl. RTA Milano No. 7 (0536) 3229819,
37 Daerah Balai Metrologi
Tengah Palangkaraya 3221663, 52494
Palangkaraya
Unit Pelayanan
Kalimantan Jl. Barito Hilir (Trisakti)
38 Kemetrologian (0511) 3354428
Selatan Banjarmasin 70119
Banjarmasin
Unit Pelayanan Teknis
Kalimantan
39 Daerah Metrologi Jl. Dahlia no. 6 Samarinda 75121 (0541) 743229
Timur
Samarinda
Unit Pelayanan Teknis
Jl. Tina Loga No. 4 Ds. Toto
40 Daerah Balai Metrologi Gorontalo (0435) 8700848
Utara Kec Tilong Kabila
Gorontalo
Unit Pelayanan Teknis Sulawesi Jl. Sam Ratulangi No. 12 A (0431) 851756,
41
Daerah Metrologi Manado Utara Manado- 95111 862469
Sulawesi
42 Bidang Metrologi Palu Jl. RA. Kartini no 41 Palu (0451) 421531
Tengah

Sulawesi Jl. Drs. H. Abdullah Silondae


43 Balai Metrologi Kendari (0401) 3123637
Tenggara No.116 Kendari - 93111

Sulawesi Jl. Balaikota no 17 Makassar - (0411) 323535,


44 Balai Metrologi Makassar
Selatan 90111 323689

Unit Pelaksana Teknis Jl. Raya Puputan Komp. Niti


45 Bali (0361) 265153
Metrologi Denpasar Mandala Renon Denpasar 80235

Jl. Tgh Faisal No. 7 Mataram


46 Balai Metrologi Mataram NTB (0370) 671653
83236

Unit Pelaksana Teknis Jl. Palapa No. 3 Oebobo, Nusa (0380) 821306,
47 NTT
Metrologi Wilayah Kupang Tenggara Timur (NTT) 824058, 821054

Unit Pelaksana Teknis Maluku Jl. Jati Kecil no. 59 Ternate


48 (0921) 3122461
Daerah Metrologi Ternate Utara 97716
Balai Pengelola
49 Laboratorium Metrologi Maluku Jl. Rijali No. 32 Ambon (0911) 352391
Ambon
Unit Pelaksana Teknis
50 Daerah Balai Papua Jl. Matahari No. 25 (0967) 531435
Kemetrologian Jayapura
Unit Pelaksana Teknis
(0951) 323025,
51 Daerah Balai Metrologi Papua Barat Jl. Raya Klamono KM 14 Sorong
321231, 3100166
Sorong

Balai Metrologi adalah instansi yang mengkalibrasi/tera semua yang berhubungan


dengan ukuran/takaran pada pelayanan umum seperti POM bensin, timbangan, meteran
listrik dan Air di dalam gedung perkantoran/apartemen dll.

Kalau meteran listrik di rumah penduduk, meteran itu milik PLN yang mengkalibrasi
adalah PLN sendiri, sedangkan meteran PAM juga berlaku hal yang sama

beberapa waktu lalu, gedung perkantoran tempat gw bekerja di datangi oleh petugas
Balai Metrologi yang melihat apakah meteran listrik dan air di dalam gedung sudah di
kalibrasi oleh instansi yang spesialis mengurusi masalah tera di lapangan, begitu juga
POM bensin yang gw sering isi bensin gw liat juga telah kalibrasi setiap tahun untuk
menjaga kualitas takaran yang berkaitan dengan sektor pelayanan publik, semua yang
dikalibrasi sudah disegel oleh balai ini, kalau terjadi pengrusakan segel akan didenda
sesuai ketentuan yang berlaku

tambahan.. selain menera POM Bensin, menera timbangan emas ( agar timbangannya pas
dan tidak ada kecurangan dari pihak penjual ),balai metrologi juga sering menera argo
taksi, agar argo taksi tersebut sesuai dengan jarak tempuh penumpang..

Anda mungkin juga menyukai