Anda di halaman 1dari 5

LATIHAN SOAL MANAJEMEN KEUANGAN

Dosen Pengampu : Dr. Fifi Swandari, SE, M.Si

Anggota Kelompok 2 : 1. A. Maulana 2110312110012

2.Abdul Karim Amrullah 2110312210026

3. Atma Hasanah 2110312220013

4.Della Rahma Safitri 2110312120005

5. Eka Puji Lestari 2110312120001

6.Erni Risnawati 2110312220009

7. Nur Salsabila 2110312120004

8. Rahmat Wiranda 2010312310051

9. Riansyah Mandala 2110312310023

10. Putri Agustina 2110312220022

Jawaban
Jawaban Soal No. 1

Kas dapat diartikan sebagai nilai yang kontan yang ada pada perusahaan baik itu uang tunai
yang ada ditangan perusahaan (cash in hand) atau di bank seperti money order, cek ,dll.

Kas penting dslam menjaga likuiditas perusahaan, banyak kelemahan dan keunggulan
memang untuk kas sendiri harus diatur tidak terlalu berllebihan dan tidak terlalu kekurangan.

Jumlah kas yang berlebihan akan menyerap dana modal kerja yang mahal sehingga
menaikkan beban tetap perusahaan, bahkan mengakibatkan pemanfaatan kas kurang efisien
karena kas tersebut menganggur jadi jika semakin banyak kas yang dimiliki oleh perusahaan akhirnya
kas tertimbun dan tidak menghasilkan keuntungan bagi perusahaan atau rendahnya keuntungan
yang didapat bisa menjadi perusahaan itu kurang produktif seperti :

 Jika saldo kas banyak maka, ada masalah produktivitas.


 Jika kas terlalu banyak maka, perusahaan melakukan investasi pada surat berharga
yang berjangka pendek.

Jawaban Soal No. 2

Diketahui :

Penggunaan pertahun 200.000 unit ( 1 Tahun = 50 Minggu)

Biaya Simpan : Rp. 40 Per unit

Biaya pesan : Rp. 10,000/ pesan

Safety Stock : 2.500 Unit

Waktu Kirim : 1 Minggu


Jawab :

EOQ =
√2 SO
C

=
√2 x 10.000 x 200.000
40
= 100.000.000

=10.000

Total Biaya = Biaya pesan + Biaya Simpan

SQ CQ
= +
Q 2
10.000 x 200.000 40 x 10.000
= +
10.000 2
= 200.000 + 200.000

= 400.000

Perusahaan memesan 20 kali dalam setahun. Periode perputaran 360 hari/ 20 kali =18 hari, jadi
periode perputaran 18 hari.

ROP = (LT x AU) + SS

= 1 x 200.000/ 50 Minggu + 2500

= 4000 + 2500

= 6500

Jawaban No. 3

Bagian A

Bunga = 200.000.000 x 9%/360 x180

= 200.000.000 x 0,045

= 9.000.000
360
900.000.000 180
TBE =1+ −1
20 0 .000 .000
= (1+0,045)2−1

= (1,045)2−1

= 0,092025

= 9,2%

Jadi tingkat bunga efektif adalah 9,2%


Bagian B

Bunga efektif adalah suku bunga yang diperhitungkan dari sisa jumlah pokok pinjaman setiap
bulan seiring dengan menyusutnya utang yang sudah dibayarkan oleh debitur. Maka dari itu,
semakin sedikit pokok pinjaman, semakin sedikit juga suku bunga yang harus dibayarkan. Suku
bunga efektif dianggap lebih adil bagi nasabah dibandingkan dengan menggunakan suku bunga flat.
Dalam metode pembayarannya, jumlah uang yang Anda akan setorkan akan berbeda jumlah tiap
bulannya. Namun yang berbeda adalah jumlah setoran bunganya, untuk angsuran akan tetap sama
setiap bulannya.

Tingkat suku bunga efektif mencakup semua biaya yang terkait dengan pinjaman. Suku bunga yang
diperhitungkan dari sisa jumlah pokok pinjaman setiap bulan seiring dengan menyusutnya utang
yang sudah dibayarkan oleh debitur. Maka dari itu, semakin sedikit pokok pinjaman, semakin sedikit
juga suku bunga yang harus dibayarkan.

Bagian C

Pengertian Bank Syariah :

Berdasarkan Undang Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, bank syariah
merupakan bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah atau prinsip hukum
islam. Prinsip syariah Islam yang dimaksud mencakup dengan prinsip keadilan dan keseimbangan
('adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah), universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung
gharar, maysir, riba, zalim dan obyek yang haram, sebagaimana yang diatur dalam fatwa Majelis
Ulama Indonesia.

Penanggung Jawab Bank Syariah :

Dalam pelaksanaan fungsi pengaturan dan pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tetap
menerapkan tata kelola yang sama dengan bank konvensional, yaitu dengan menjalankan prinsip
kehati-hatian dan juga memastikan tata kelola berjalan dengan baik. Meskipun begitu, tata kelola
dan pengawasan tetap mendapatkan penyesuaian dengan prinsip-prinsip yang jadi pedoman oleh
sistem perbankan syariah.

Secara hakikatnya, bank syariah merupakan lembaga yang menawarkan produk perbankan
sesuai dengan prinsip syariah Islam. Lembaga perbankan syariah harus mematuhi pada prinsip
syariah Islam yang sudah ditetapkan. Pasalnya, prinsip syariah dalam lembaga perbankan ini jadi hal
yang cukup fundamental, mengingat eksistensi dari bank syariah sendiri didasari oleh prinsip syariah
Islam tersebut.

Jenis Bank Syariah :

Perlu diketahui bahwa secara umum terdapat dua bentuk usaha dari bank syariah itu sendiri.
Pertama adalah bank umum syariah dan yang kedua adalah bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS).
Kedua jenis usaha bank syariah tersebut memiliki fungsi dasar yang sama dalam menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat. Namun ada perbedaan dalam sistem operasi yang ditawarkan
kepada nasabah.

1. Fungsi sosial

Fungsi sosial merupakan aspek pertama yang memperlihatkan perbedaan antara bank
umum syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah secara signifikan. Dalam pelaksanaan aktivitas
perbankan syariah, bank umum syariah dapat menjalankan fungsi sosial sebagai lembaga baitul mal.
Dalam hal ini adalah penerimaan dana yang bersumber dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana
sosial lainnya. Dana yang diterima tersebut nantinya bisa disalurkan kepada organisasi pengelola
zakat untuk keperluan sosial. Sedangkan bank pembiayaan rakyat syariah tidak memiliki fungsi sosial
tersebut.

2. Penghimpunan dana

Dalam sistem penghimpunan dana, bank umum syariah diperbolehkan untuk menghimpun
dana sosial yang berasal dari wakaf berbentuk uang. Wakaf uang yang diterima tersebut akan
disalurkan kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).
Sedangkan untuk bank pembiayaan rakyat syariah, bank hanya bisa melakukan penghimpunan dana
nasabah melalui rekening bank pembiayaan rakyat syariah.

3. Penyaluran dana

Bank pembiayaan rakyat syariah hanya bisa menyalurkan dana masyarakat dalam bentuk
pembiayaan bagi hasil dan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak berjgerak kepada
nasabah yang didasari oleh akad ijarah. Selain itu pembiayaan yang boleh dilakukan oleh bank
pembiayaan rakyat syariah juga bisa dilakukan dengan cara sewa beli serta pengambil alihan utang
berdasarkan akad hawalah.

Dalam memperoleh keuntungan, prinsip bagi hasil ( mudharabah ) pada bank syariah
berbeda dengan sistem bunga pada bank konvensional. Akad Mudharabah adalah sistem pinjaman
syariah dimana pihak pemberi pinjaman akan memberikan sejumlah modal kepada nasabah yang
memiliki usaha. Di akhir nanti, terdapat pembagian keuntungan dengan besaran sesuai kesepakatan.
Akad ini biasanya dilakukan bank syariah saat memberikan bantuan dana pada pelaku usaha. Bank
syariah yang memiliki prinsip bagi hasil juga dapat disebut dengan profit and loss sharing yang
berarti adanya pembagian hasil apabila memperoleh keuntungan dan tanggung jawab bersama
apabila mengalami kerugian. Pada sistem bagi hasil, pengembalian ( return ) dapat diketahui setelah
pembiayaan berlangsung meskipun jumlah bagi hasil sudah tertulis di kontrak. Sedangkan, dalam
sistem bunga pada bank konvensional atau disebut dengan interest based system, pengembalian
( return) kerugiannya bersifat tetap sesuai dengan yang tertulis di kontrak sehingga tidak melihat
apakah nasabah mengalami keuntungan atau kerugian. Nasabah wajib untuk melunasi pinjaman
sebesar nilai pokok ditambah dengan bunganya. Proses transaksi itulah yang tergolong riba Qardh
dimana adanya kelebihan yang diminta oleh pihak pemberi pinjaman terhadap pihak peminjam pada
saat mengembalikannya.
Jadi kami tidak menyarankan perusahaan akan meminjam pada bank syariah, tidak karena
dalam bank syariah ada yang namanya akad Mudharabah dimana akhir nanti ada pembagian
keuntungan sedangkan perusahaan hanya melakukan pendaan jangka pendek yaitu jangka waktu 6
bulan, apa lagi dilihat dari total biaya perusahaan yang sekitar Rp 18.500.000 sehingga diperkirakan
akan mengurangi laba perusahaan apabila perusahaan menggunakan peminjaman
pada bank syariah.

Anda mungkin juga menyukai