Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

Pengaruh Sistem Sewa Tanah

Guru Pengampung : Mesri Uli Panjaitan

Mata Pelajaran : IPS

Di susun oleh kelompok 3

Ketua kelompok : Jean Anggelina Ruben

Notulen : Muhammad Ali Makhrus

Anggota : Raya Safitri

Bimo Nugroho

Yobel Gabriel

SMPN 01 Filial

PT Ketapang Agro Lestari

Program Studi IPS


BAB 1

Pendahuluan

Sebelum kita membahas tentang Pengaruh Sistem Sewa Tanah marilah kita
mengucap syukur kepada Tuhan Maha Esa.
BAB 2

Penjelasan

Menurut Teori Domein. Dalam melaksanakan sistem sewa tanah, Gubernur


Jendral Raffles menggunakan Teori Domein. Rafles berpendapat bahwa tanah
yang di miliki petani pada dasarnya adalah tanah para raja. Karena kekuasaan para
raja telah berpindah dari pemerintah Inggris, maka sebagai akibat hukumnya hak-
hak pemilikan atas tanah tersebut dengan sendirtinya beralih pula kepada raja
Inggris. Oleh karena itu, tanah-tanah yang di kuasai dan digunakan oleh rakyat itu
bukan miliknya, melainkan milik raja Inggris, sehingga mereka wajib memberikan
sesuatu kepada raja Inggris sebagai mana sebelumnya di berikan kepada raja-raja
mereka sendiri. Hal yang menjadi kewajiban untuk di berikan tersebut dikenal
dengan istilah landrente Raffles.

Walaupun lebih ringan dari sistem Tanam Paksa, sewa tanah tetap memberatkan
rakyat. Sistem sewa tanah menggambarkan seakan-akan rakyat tidak memiliki
tanah, padahal tanah tersebut adalah milik rakyat. Hasil sewa tanah juga tidak
seluruhnya di gunakan untuk kemakmuran rakyat. Hasil sewa tanah tersebut
sebagian besar digunakan untuk kepentingan penjajah.

Pada masa awal abad XIX meletus perang di Eropa antara Prancis dan Belanda.
Williem V dari negri Belanda berhasil lolos dari serangan Prancis dan melarikan
diri ke Inggris. Williem V kemudian mengeluarkan maklumat yang memerintahkan
para pejabat jajahan Belanda menyerahkan wilayahnya kepada Inggris. Maklumat
ini di maksudkan agar jajahan Belanda tidak jatuh ke tangan Prancis.

Saat Inggris menguasai Indonesia, Gubernur Jenderal Lord Minto membagi daerah
jajahan Hindia Belanda menjadi empat gubernement, yakni Malakah, Sumatra,
Jawa, dan Maluku. Lord Minto selanjutnya menyerahkan tangung jawab
kekuasaan atas seluruh wilayah itu kepada Letnan Gubernur Thomas Stamford
Raffles.

Salah satu kebijakan terkenal pada masa Raffles adalah sistem sewa tanah atau
landrent-system atau landelijk stelsel . Sistem tersebut memiliki ketentuan antara
lain sebagai berikut.
1. Petani harus menyewa tanah meskipun ia adalah pemilik tanah tersebut
2. Harga sewa tanah tergantung kepada kondisi tanah.
3. Pembayaran sewa tanah di lakukan dengan uang tunai.
4. Bagi yang tidak memiliki digunakan pajak kepala.

Pelaksanaan sistem sewa tanah tersebut dianggap memiliki banyak kelemahan


sehingga gagal di terapkan di Indonesia. Beberapa penyebab kegagalan
pelaksanaan sistem sewa tanah adalah sebagai berikut

1. Sulit menentukan besar kecil pajak bagi pemilik tanah karena tidak semua
rakyat memiliki tanah yang sama.
2. Sulit menentukan luas dan tingkat kesuburan tanah petani.
3. Keterbatasan jumlah pegawai.
4. Masyarakat desa belum mengenal sistem uang.

Sistem sewa tanah di perlakukan terhadap daerah-daerah di pulau Jawa, kecuali


daerah-daerah Batavia dan parahyangan. Daerah-daerah Batavia umumnya telah
menjadi milik swasta dan daerah-daerah Parahyangan merupakan

Anda mungkin juga menyukai