Dokumen
Dokumen
Bimo Nugroho
Yobel Gabriel
SMPN 01 Filial
Pendahuluan
Sebelum kita membahas tentang Pengaruh Sistem Sewa Tanah marilah kita
mengucap syukur kepada Tuhan Maha Esa.
BAB 2
Penjelasan
Walaupun lebih ringan dari sistem Tanam Paksa, sewa tanah tetap memberatkan
rakyat. Sistem sewa tanah menggambarkan seakan-akan rakyat tidak memiliki
tanah, padahal tanah tersebut adalah milik rakyat. Hasil sewa tanah juga tidak
seluruhnya di gunakan untuk kemakmuran rakyat. Hasil sewa tanah tersebut
sebagian besar digunakan untuk kepentingan penjajah.
Pada masa awal abad XIX meletus perang di Eropa antara Prancis dan Belanda.
Williem V dari negri Belanda berhasil lolos dari serangan Prancis dan melarikan
diri ke Inggris. Williem V kemudian mengeluarkan maklumat yang memerintahkan
para pejabat jajahan Belanda menyerahkan wilayahnya kepada Inggris. Maklumat
ini di maksudkan agar jajahan Belanda tidak jatuh ke tangan Prancis.
Saat Inggris menguasai Indonesia, Gubernur Jenderal Lord Minto membagi daerah
jajahan Hindia Belanda menjadi empat gubernement, yakni Malakah, Sumatra,
Jawa, dan Maluku. Lord Minto selanjutnya menyerahkan tangung jawab
kekuasaan atas seluruh wilayah itu kepada Letnan Gubernur Thomas Stamford
Raffles.
Salah satu kebijakan terkenal pada masa Raffles adalah sistem sewa tanah atau
landrent-system atau landelijk stelsel . Sistem tersebut memiliki ketentuan antara
lain sebagai berikut.
1. Petani harus menyewa tanah meskipun ia adalah pemilik tanah tersebut
2. Harga sewa tanah tergantung kepada kondisi tanah.
3. Pembayaran sewa tanah di lakukan dengan uang tunai.
4. Bagi yang tidak memiliki digunakan pajak kepala.
1. Sulit menentukan besar kecil pajak bagi pemilik tanah karena tidak semua
rakyat memiliki tanah yang sama.
2. Sulit menentukan luas dan tingkat kesuburan tanah petani.
3. Keterbatasan jumlah pegawai.
4. Masyarakat desa belum mengenal sistem uang.