Anda di halaman 1dari 2

Nama: Herlina Aprilia

NIM: 237010050

Resume Kajian ESA


Persiapan Menuju Ramadhan

Ramadan (Arab: ‫ )َر َمَض اُن‬adalah bulan kesembilan dalam kalender Hijriah. Pada bulan ini,
umat Muslim di seluruh dunia melakukan ibadah puasa (saum) dan memperingati wahyu
pertama yang turun kepada Nabi Muhammad menurut keyakinan umat Muslim.
Lalu apasih puasa itu?
Secara bahasa, puasa berarti menahan. Adapun secara istilah, puasa merupakan ibadah yang
dilakukan dengan menahan diri dari makan, minum, dan segala hal yang membatalkan puasa
dari terbit matahari sampai tenggelam matahari.
Puasa adalah bentuk taqwa kepada Allah, ketika ingin mencapai keadaan tertentu harus
dikejar dan di usahakan dengan serius. Caranya; (1). Meningkatkan shalat, meningkatkan
shalat kita dengan shalat sunnah. (2). Memperbanyak interaksi dengan Al-Qur’an. (3). Infaq
atau sedekah.
Hikmah puasa diantaranya adalah untuk mengingatkan umat Islam agar bersyukur atas
nikmat yang telah diberikan oleh Allah Ta’ala. Selain itu, dengan berpuasa kita dituntut untuk
dapat mengendalikan diri kita dari perkataan dan perbuatan. Oleh karena itu, seorang muslim
akan berusaha untuk menahan emosinya dan berpikiran jernih saat menjalani hari-harinya.
Ibadah puasa memiliki keistimewaan di mana Allah mengkhususkan puasa untuk diri-Nya
dan Allah Ta’ala sendiri yang akan membalas pahalanya.
Terdapat 3 amalan pokok di bulan Ramadhan diantaranya;
(1). Infaq dan sedekah
(2). Banyak berinteraksi dengan Al-Qu’an
(3). Meningkatkan shalat
Dalam syariat Islam, selain puasa wajib, ada pula ibadah puasa yang juga dianjurkan atau
bersifat ibadah sunnah. Berikut ini penjelasan tentang puasa wajib dan puasa sunnah.
1. Puasa Wajib
Puasa yang bersifat wajib dalam syariat Islam adalah puasa di bulan Ramadan. Setiap orang
yang beriman diwajibkan puasa agar mereka menjadi pribadi yang bertakwa. Puasa wajib
dilakukan bagi umat muslim yang sudah baligh dan sehat akalnya.
Kewajiban berpuasa bagi umat muslim termaktub di dalam firman Allah dalam Surat Al-
Baqarah Ayat 183;
‫َٰٓي َأُّيَه ا ٱَّلِذيَن َء اَم ُن و۟ا ُك ِتَب َع َلْي ُك ُم ٱلِّص َي اُم َك َم ا ُك ِتَب َع َلى ٱَّلِذيَن ِمن َقْبِلُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َّتُقوَن‬
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 183).
2. Puasa Sunnah
Puasa sunah adalah puasa yang apabila dilakukan akan mendapat pahala, dan jika tidak
dilakukan juga tidak dihukumi dosa. Puasa sunah sendiri dibagi menjadi dua yaitu:
- Puasa sunnah mutlak (bebas), yaitu puasa sunnah yang diperintahkan di dalam dalil-
dalil dari Al-Qur’an dan Sunnah, tidak terikat waktu tertentu, kecuali dilakukan di
waktu-waktu yang dilarang untuk berpuasa. Misalnya kita dilarang berpuasa pada dua
hari raya dan hari-hari Tasyrik (11-13 Dzulhijjah).
- Puasa sunnah muqayyad (terikat), terikat oleh waktu tertentu seperti puasa di hari
Senin dan Kamis, puasa Arafah, dan puasa ayyamul bidh di tanggal 13-15 setiap
bulan. Di antara contoh puasa sunah muqayyad yaitu puasa Syawal. Dilakukan pada
bulan Syawal sebanyak 6 hari setelah sebulan penuh umat muslim menjalankan puasa
Ramadan.
Berbuka puasa bersama itu baik untuk memanjangkan silaturahim, tapi terkadang kita
melupakan esensi bulan Ramadhan yang penuh berkah dimana kita harus berlomba-lomba
dalam beribadah dan kebaikan.
Kita sudah pasti menghabiskan waktu yang tidak sebentar saat buka bersama sehingga
terkadang seringkali melewatkan shalat dan terawih. Semakin hari juga semakin maju shaf di
masjid karena berkurangnya jama’at shalat. Maka dari itu kita harus berfokus dalam berpuasa
apalagi 10 hari terakhir dalam Ramadhan.

Anda mungkin juga menyukai