DINAS KESEHATAN
2022
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………. ii
SK Direktur Tentang Panduan Pelayanan Laundry di RSUD Muara Teweh …………………….. iii
BAB I DEFINISI…………………………………………………………………………………. 1
A. Pengertian………………………………………………………………………………….. 1
B. Tujuan……………………………………………………………………………………… 2
BAB II RUANG LINGKUP……………………………………………………………………… 4
A. Ruang Lingkup Pelayanan………………………………………………………………… 4
B. Sumber Daya……………………………………………………………………………… 4
BAB III KEBIJAKAN……………………………………………………………………………. 5
A. Kebijakan Yang Berkaitan Dengan Kebijakan Dan Prosedur…………………………….. 6
B. Kebijakan Yang Berkaitan Dengan Pengembangan Staf Dan Program Pendidikan………. 6
C. Kebijakan Yang Berkaitan Dengan Evaluasi Dan Pengendalian Mutu………………….. 6
BAB IV TATA LAKSANA……………………………………………………………………….. 7
A. Sterilisasi Linen……………………………………………………………………………. 7
B. Penanganan Linen di Ruangan……………………………………………………………… 7
BAB V DOKUMENTASI………………………………………………………………………….. 13
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
MUARA TEWEH
Jalan Yetro Sinseng Nomor 2 (0519) 21051 – 21528 Fax. 21528 MuaraTeweh
Provinsi Kalimantan Tengah – 73812, email : rsudmtw@baritoutarakab.go.id
TENTANG
ii
2020 Tentang Akreditasi Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Muara Teweh Tentang
Panduan Pelayanan Laundry Rumah Sakit Umum Daerah Muara
Teweh.
KEDUA : Panduan Pelayanan Laundry Rumah Sakit Umum Daerah Muara Teweh
sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
iii
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
MUARA TEWEH
Jalan Yetro Sinseng Nomor 2 (0519) 21051 – 21528 Fax. 21528 MuaraTeweh
Provinsi Kalimantan Tengah – 73812, email : rsudmtw@baritoutarakab.go.id
BAB I
DEFINISI
A. PENGERTIAN
Rumah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan pada
masyarakat ,memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit adalah mencegah terjadinya infeksi
di Rumah Sakit adalah penyehatan Laundry dan linen. Penyehatan Laundry dan Linen juga menambah
kenyamanan pasien untuk tinggal dirumah sakit,sebab pasien hampir 24 jam berada ditempat
tidurnya.Selain itu juga dengan tersedianya linen baik dalam arti bebas kuman pathogen ,bersih dan
rapi akan menambah citra rumah sakit menjadi lebih baik.
Untuk menjaga kualitas linen yang baik sangat tergantung pada pengelolaannya dan juga sangat
dipengaruhi oleh sarana prasarana yang ada pada Rumah Sakit. Alur pengelolaan linen cukup
Panjang,membutuhkan pengelolaan khusus dan banyak melibatkan tenaga kesehatan dengan
bermacam-macam klasifikasi.Klasifikasi tersebut terdiri dari ahli managemen,tehnisi,perawat ,tenaga
cuci,penjahit,tenaga setrika,ahli sanitasi,serta ahli kesehatan dan keselamatan kerja. Untuk
mendapatkan kualitas linen yang baik,nyaman dan siap pakai diperlukan perhatian khusus,seperti
kemungkinan terjadinya pencemaran infeksi dan efek penggunaan bahan-bahan kimia. Linen kotor
merupakan sumber kontaminasi yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi nasokomial sangat besar
untuk itu penting di rumah sakit. Penanganan linen rutin waktu membersihkan tempat tidur,setelah
melakukan tindakan invasive,pengangkutan linen kotor sepanjang korodor dan ruang-ruang di rumah
sakit dapat menyebarkan mikroorganisme keseluruh rumah sakit.
1
Laundry menjadi pusat penumpukan linen kotor yang akan menimbulkan gangguan kesehatan
kepada petugas Laundry dan dapat mengkontaminasi linen bersih. Penanganan yang benar akan
mampu mengurangi resiko terjadinya kontaminasi lewat udara akibat linen kotor selama penanganan
dan pengangkutan. Linen kotor yang ada dirumah sakit dikelompokan dalam dua kategori,yaitu linen
kotor infeksius ( linen kotor yang terkena darah,tinja,urine,dan cairan tubuh pasien) dasn linen kotor
non infeksius,dengan tempat dan perlakuan yang berbeda sejak dari unit pemakai. Upaya pencegahan
terjadinya infeksi yang disebabkan oleh linen,maka rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan
pelayanan yang bermutu sesuai dengan standart yang sudah ditetapkan.Upaya peningkatan mutu
pelayanan di rumah sakit,kebijakan linen memiliki peran yang sangat penting. Oleh karena itu Laundry
harus ditingkatkan kemampuannya baik berupa fasilitas peralatan,sarana prasarana dan sumber daya
manusia. Maka dari itu perlu adanya Panduan Pelayanan Laundry di RSUD Muara Teweh.
B. TUJUAN
Tujuan Umum
Sebagai Panduan dalam Pelayanan Pengelolaan Linen di Laundry RSUD Muara Teweh
Tujuan Khusus
a) Dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan management linen di Laundry RSUD Muara
Teweh
b) Mencegah terjadinya HAIs melalui linen yang ada di RSUD Muara Teweh
c) Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi petugas Laundry RSUD Muara Teweh
tentang pengelolaan ,penyediaan serta pemeliharaan linen serta sarana dan prasarana Laundry
d) Dapat meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja bagi petugas
pengelolaan linen di Laundry RSUD Muara Teweh
e) Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
f) Menjaga citra rumah sakit dengan menciptakan kesediaan linen di RSUD Muara Teweh
2
2. Manfaat
a) Dapat mencegah terjadinya infeksi di RSUD Muara Teweh
b) Dapat meningkatkan mutu pelayanan di RSUD Muara Teweh
c) Dapat meningkatkan citra RSUD Muara Teweh
Sasaran :
Rawat inap, rawat jalan,ok,HD,laboratorium dan unit lain yang ada di RSUD Muara Teweh
Pedoman :
3
2. Area bersih
Pengeringan
Penyetrikaan
Pelipatan
Penyimpanan dan distribusi
4
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup Pelayanan kegiatan Unit Laundry di Rumah Sakit Umum Daerah Muara
Teweh ,meliputi :
1 .Lokasi
5
Kegiatan :
B. SUMBER DAYA
Tenaga kerja yang berada diUnit Laundry RSUD Muara Teweh minimal Pendidikan SLTA/sederajat
dan sebagian telah mendapatkan pelatihan dasar laundry yang diperoleh dari pelatihan eksternal.
6
BAB III
KEBIJAKAN
1. Penilaian mutu pelayananLaundry melalui masukan dari pengguna dari ruangan masing-
masing
2. Evaluasi terhadap pelaksanaan SPO
7
BAB IV
TATA LAKSANA
A. SENTRALISASI LINEN
Sentralisasi linen merupakan suatu keharusan yang dimulai proses perencanaan ,pemantauan dan
evaluasi dimana merupakan suatu siklus yang berputar. Sifat linen adalah barang habis pakai.Supaya
terprnuhi persyaratan mutkak yaitu suatu kondisi yang selalu siap baik dari segi kwalitas maupun
kwantitas maka diperlukan pengadaan satu pintu yang sudah terprogram dengan baik.Untuk itu
diperlukan kesepakatan-kesepakatan baku dan merupakan suatu kebijakan yang turun dari pihak top
level manajemen yang kemudian diaplikasikan menjadi suatu standar yang harus dijalankan dan
dilaksanakan dengan SPO dan petunjuk teknis yang selalu dievaluasi
Penanganan linen kotor diruangan sudah harus dilakukan sejak diruang perawatan
8
4. Klasifikasi linen kotor
Linen kotor infeksius adalah linen kotor yang terkontaminasi dengan darah,cairan tubuh
dan feses terutama yang berasal dari TB,Salmonella dan sigella. HIV,HBV serta SARS,
Linen kotor non infeksius adalah linen yang tidak terkontaminasi darah,cairan tubuh,frses
dan linen yang berasal dari pasien ruang perawatan dan unit lain yang tidak terkontaminasi
5. Penanganan linen kotor ternoda
Linen dilakukan penyemprotan pada area yang ternoda dengan air kemudian dilipat
dan dimasukan kedalam kantung plastic dan ikat rapat jangan samapai ada kebocoran
6. Penanganan linen Infeksius
Petugas memakai APD
Segera dimasukan kedalam mesin cuci khusus infensius setelah dilakukan
penimbangan
Petugas memilah berdasarkan kantung plastic
Linen infeksius tidak boleh berceceran atau ditaruh dilantai
7. Pengambilan linen kotor oleh petugas Laundry
Petugas laundry mengambil linen kotor kesemua ruangan
Petugas memakai APD : Sarung tangan,masker,apron,baju kerja
Petugas Laundry dalam pengambilan harus membedakan linen kotor infeksius dan non
infeksius
Petugas melakukan pencatatan jumlah linen dengan petugas ruangan dan keduanya
harus memaraf/tanda tangan pada buku form pemgambilan
8. Penanganan linen di Laundry
Pemilahan anatara linen infeksius dan non infeksius
Penimbangan untuk mengetahui berat Kg linen sesuai kapasitas mesin
Pencucian :setelah ditimbang masukan linen kedalam mesin cuci infeksius dan non
infeksius.pencucian menggunakan chemical yang telah ditentukan atau dipilih,waktu
pencucian berdasarkan SPO mesin cuci yang ada di unit laundry
Proses pengeringan:Periksa linen yang perlu dicuci ulang sebel;um melakukan
pengeringan,pengeringan dilakaukan dengan menggunakan mesin pengering.Proses ini
mikroorganisme yang belum mati atau terjadi kontaminasi ulang diharapkan mati
Sortir linen rusak: Linen yang sudah kering dilakukan penyortiran sebelum disetrika
atau dilipat,apabila ada linen yang rusak atau tidak layak pakai dilakukan pencatatan
asal dan jumlah linen untuk dilakukan koordinasi
9
Proses penyetrikaan:dilakukan dengan setrika manual,pada proses ini petugas harus
dalam keadaan bersih
Proses pelipatan : pada proses ini dilakukan kembali penyortiran kalua ada linen yang
rusak,pelipatan linendisesuaikan aturan.Tempat pelipatan harus bersih dan jauh dari
area kotor agar terhindar dari kontaminasi
Proses penyimpanan : Simpan linen dalam area bersih dan tertutup,simpan linen sesuai
ruangan ,rak /lemari linen harus bersih,suhu 22-27 0
Pendistribusian : Pendistribusian dilakukan oleh petugas laundry,menggunakan troli
khusus linen bersih untuk melindungi linen dari kontaminasi
Pencegahan paparan terhadap penanganan linen kotor:
-petugas harus memakai APD
-Gunakan kantong plastic linen yang berbeda untuk infeksius dan non infeksius
-Jangan menyeret linen dilantai
-Jangan meletakan linen diarea yang lembab
-Tangani linen kotor sesedikit mungkin dan jangan mengibaskan linen kotor untuk
mencegah penyebaran mikroorganisme di sekitarnya
-Jangan memilah atau mencuci linen kotor diarea perawatan
-Kumpulkan linen kotor sesuai prosedur setiap hari atau kalua diperlukan dari kamar
pasien
10
9. Penanganan linen bersih
Penyimpanan linen
- Linen bersih selama dalam pengangkutan dari laundry ketempat unit yang
memerlukan harus dibawa dengan menggunakan troli bersih khusus linen bersh
dan tertutup
- Cuci tangan sebelum memegang linen
- Pastikan semua permukaan dalam keadaan kering dan bersih
- Jangan mencampur linen bersih dan steril
- Linen dalam penyimpanannya hendaknya diberi pelindung/plastic kemas sampai
dengan digunakan pasien
- Jangan meninggalkan linen ekstra dikamar pasien
Menggunakan
- Cuci tangan sebelum memegang linen
- Gunakan linen pertama masuk(fifo first in first out)
- Pastikan semua peralatan dalam keadaan bersih dan kering
- Jangan meletakan linen bersih pada permukaan yang kotor dan berdebu
10. Persyaratan pengelolaan linen
Sesuai dengan permenkes 986/menkes /per/1992 tentang persyaratan kesling RS dan
Kepuutusan Dirjen PPM dan PLP No.00.06.6.44 tentang petunjuk teknis tatacara
pelaksanaan penyehatan lingkungan Rumah Sakit
Tata cara pelaksanaannya sebagai berikut:
-Lokasi tempat pencucian laundry hendaknya pada lokasi yang mudah dijangkau oleh
unit yang memerlukan
-Lantai harus terbuat dari beton yang kuat dan rata tidak licin
-Harus disediakan saluran pembuangan air tertutup dengan ukuran ,bahan dan
kemiringan yang memadai 2-3 %
11
- Disediakan kran air bersih dengan kualitas dan tekanan yang memadai
- Peralatan cuci dipasang permanen dan dibuat saluran pembuangan air kotor
- Apabila memungkinkan laundry dilengkapi dengan perlengkapan desinfeksi lainnya
- Tempat cucian harus selalu dijaga kebersihannya
- Bangunan laundry harus disediakan ruang -ruang yang terpisahg sesuai dengan
kegunaannya :
- Ruang linen kotor
- Ruang linen bersih
- tempat troli kotor dan bersih
- Kamar mandi/wc
- Ruang linen simpan linen bersih
Ruang -ruang dialur penempatannya sehingga perjalanan linen kotor sampai linen
bersih terhindar dari kontaminasi ulang
Hendaknya disediakan mesin cuci yang mencuci jenis-jenis linen yang berbeda yang
dipergunakan RS yaitu mesin cuci infeksius dan mesin cuci non infeksius
Harus disediakan tempat cuci tangan dengan air mengalir atau handscrub bagi petugas
untuk pencegahan dekontaminasi linen
12
11. Jenis linen :
Seprai
Sarung bantal
Selimut
Baju pasien
Duk ok
Pembungkus alat ok yang disterilkan
Tirai/gorden
Gown /jas petugas ok
Baju petugas
12. Bahan linen
Cotton 100 %
Polyester
Rayon
Water Repalent
13. Standarisasi Laundry
Bangunan laundry terpisah dari pengelolaan makanan
Pintu penerimaan linen kotor dan pendistribusian harus terpisah/dibedakan
Mesin pencuci linen infeksius dan non infeksius harus dibedakan
Ruang pengelolaan linen bersih dan kotor harus dibedakan
Tekanan udara pada ruang penatalaksanaan linen kotor harus negative untuk
mencegah sirkulasi udara menuju ruang linen bersih
Ruangan laundry mendapat penerangan cukup,ventilasi atau sirkulasi udara yang baik
Perhatikan kebersihan dan kelembaban ruangan
Pembersihan secara berkala
Lantai ruangan diusahakan selalu kering dan bersih
Jaga linen jangan sampai jatuh kelantai dan linen kotor tidak boleh dikibas-kibaskan
13
14. Petugas menggunakan APD.
14
15. Dilarang memasuki ruang penyimpanan linen bersih kecuali petiugas laundry
16. Linen kotor setiap hari diambil oleh petugas Laundry
17. Mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja
18. Perhatikan kebersihan alat-alat Laundry ,troli untuk transportasi linen.
Pengelolaan linen yang baik dan benar baik diruangan maupun di laundry dapat memutus mata rantai
transmisi kuman sehingga menghasilkan linen bersih yang higienes dan siap pakai serta dapat
memuaskan pelanggan maupun pasien sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan di Rumah.
BAB V
DOKUMENTASI
Undang -undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen menjadi tantangan yang
harus diantisipasi para praktisi pelayanan kesehatan,selain itu dituntut memberikan pelayanan yang
professional dengan diberlakukannya undang-undang tentang praktek kedokteran yang ditujukan bagi
kepastian hukum baik bagi penerima pelayanan kesehatan maupun pemberi pelayanan kesehatan.
Kejadian infeksinasokomial adalah infeksi yang didapat atau timnbul pada waktu pasien dirawat di
Rumah Sakit.Bagi pasien dirumah sakit infeksi nasokomial merupakan persoalan serius yang dapat
menjadi penyebab langsung atau tidak langsung kematiaan pasien. Beberapa kejadian infeksi
nasokomial mungkin tidak menyebabkan kematian pasien namun menyebabkan pasien dirawat lebih
lama di rumah sakit,ini berarti pasien membayar lebih mahal dan dalam kondisi tidak
produktif,disamping juga pihak rumah sakit akan mengeluarkan biaya lebih besar.
Pencegahan dan pengendalian infeksi dirumah sakit merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dan
salah satu factor yang mendukung untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan erat kaitannya dengan
citra rumah sakit. Oleh sebab itu pencegahan dan pengendalian infeksi perlu diperhatikan.
15
Salah satu upaya untuk menekan kejadian infeksi nasokomial adalah dengan memberikan pelayanan
Panduan Laundry yang memadai.Tanggung jawab untuk melakukan semua kegiatan secara aman
dilingkungan pelayanan linen menjadi tanggung jawab petugas pelayanan linen setelah dilakukan
pembekalan terhadap bahaya yang mungkin terjadi dilingkungan Laundry
2. Laporan Harian linen Setiap hari Form laporan penerimaan linen Penanggung jawab unit
kotor /Kg dan jenis linen
Linen infeksius dan non infeksius
16
c) Evaluasi Program
Evaluasi program dibuat dalam bentuk pelaporan setiap tahun yang diserahkan kepada Direktur
RSUD Muara Teweh
d) Penanganan keluhan
Penyampaian keluhan dari Unit kegiatan /ruangan dapat disampaikan langsung ke unit laundry.
Penyampaian keluhan merupakan umpan balik/feedback bagi semua unit kegiatan untuk
dilakukan penyempurnaan dan layanan professional.
e) Pembinaan dan pengawasan
Pembinaan dilakukan secara berjenjang oleh kepala Unit, dalam Pelaksanaan pengawasan dan
pemantauan oleh tim PPI dan IPCN
f) Pelaporan
Untuk mendukung pemantauan dan evaluasi,dilakukan pencatatan dan pelaporan pengelolaan
linen .
17