Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nurnila lutfiyah

Jurusan/kelas : PPG PRAJAB Pendidikan Biologi / A

MK : Filosofi Pendidikan Indonesia

1. Apa itu belajar?


Jawab:
Belajar merupakan suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu untuk
mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi yang telah
dipelajari.
2. Bagaimana belajar dilihat dari beberapa sudut pandang teori belajar (behaviorism, social-
cognitivism, construvtivism)
Jawab:
 Menurut (Nahar, 2016) Teori belajar behavioristik sangat menekankan pada hasil
belajar, yaitu adanya perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara
konkret. Hasil belajar diperoleh dari proses penguatan atas respons yang muncul
terhadap lingkungan belajar, baik yang internal maupun eksternal. Belajar berarti
penguatan ikatan, asosiasi, sifat, dan kecenderungan untuk merubah perilaku.Teori
belajar behavioristik dalam pembelajaran merupakan upaya membentuk tingkah laku
yang diinginkan. Pembelajaran behavioristik sering disebut juga dengan pembelajaran
stimulus respons.
 Teori kognitif sosial adalah teori yang menonjolkan gagasan bahwa sebagian besar
pembelajaran manusia terjadi dalam sebuah lingkungan sosial. Dengan mengamati
orang lain, manusia memperoleh pengetahuan, aturan-aturan, keterampilan-
keterampilan, strategi- strategi, keyakinan-keyakinan, dan sikap-sikap.
 Teori belajar konstruktivistik mengakui bahwa peserta didik akan dapat
menginterpretasi-kan informasi ke dalam pikirannya, hanya pada konteks pengalaman
dan pengetahuan mereka sendiri, pada kebutuhan, latar belakang dan minatnya. Di
dalam teori konstruktivisme, pembelajaran bukanlah sebuah proses mentransfer ilmu,
tapi perlu dibangun atau constructed sendiri oleh peserta didiknya. Dengan begitu,
pusat pembelajaran harus bisa dilakukan secara mandiri oleh para peserta didik. Guru
ataupun pendidik yang ada di dalam teori konstruktivisme hanya berperan sebagai
fasilitator saja. Hal inilah yang menyebabkan teori belajar ini melahirkan banyak
sekali pendekatan, model, dan juga metode pembelajaran yang berbasis student-
centered atau berpusat pada peserta didik.
3. Motivasi belajar (berdasarkan kebutuhan, tujuan, emotional-interest, keterampilan
regulasi diri)
Jawab:
Motivasi dipengaruhi oleh kebutuhan manusia yang membentuk suatu hierarki, yaitu:
a. Kebutuhan-kebutuhan yang bersifat fisiologis (physiological needs) Kebutuhan yang
paling dasar dan kuat diantara kebutuhan manusia adalah kebutuhan mempertahankan
hidupnya secara fisik, seperti makanan, minuman, tempat berteduh, seks, tidur dan
oksigen.
b. Kebutuhan akan rasa aman (safety needs) Meliputi kebutuhan perlindungan
keamanan, hukum, kebebasan dari rasa takut dan kecemasan.
c. Kebutuhan cinta dan memiliki-dimiliki (belongingness and love needs) Setiap manusia
memiliki kebutuhan diingini dan diterima oleh orang lain.
d. Kebutuhan penghargaan (esteem needs) Kebutuhan penghargaan dibagi dalam dua
jenis, pertama penghargaan yang didasarkan pada respek terhadap kemampuan,
kemandirian dan perwujudan diri, kedua penghargaan yang didasarkan atas penilaian
orang lain.
e. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs) Kebutuhan aktualisasi diri
terpenuhi pada individu jika kebutuhan- kebutuhan lainnya terpenuhi.
Berdasarkan uraian tersebut diketahui bahwa faktor-faktor yang memengaruhi
motivasi belajar adalah faktor intrinsik, meliputi regulasi diri, persepsi, thought atau
pemikiran, atribusi, affect atau perasaan, kebutuhan- kebutuhan yang bersifat fisiologis
(physiological needs), kebutuhan akan rasa aman (safety needs), kebutuhan cinta dan
memiliki-dimiliki (belongingness and love needs), kebutuhan penghargaan (esteem
needs), serta kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs) dan faktor ekstrinsik,
meliputi lingkungan. Faktor yang akan digali lebih mendalam kaitannya dengan motivasi
belajar siswa adalah faktor intrinsik, yaitu regulasi diri.

4. Paradigma personal peserta didik (growth mindset and fixed mindset)


Jawab:
Pola pikir (mindset) seseorang sangat berpengaruh dalam tindakannya. Ada dua
tipe pola pikir yang telah diketahui pada umumnya yaitu Fixed mindset dan Growth
mindset. Keduannya memiliki ciri-ciri yang berbeda. Profesor Psikologi dari Stanford
University bernama Carol S. Dweck adalah orang yang membuat dua kategori mindset di
atas. Menurutnya, pola pikir seseorang dapat dilihat dari kebiasaanya, terutama dari
reaksinya pada kegagalan.

 growth mindset atau yang bisa diartikan sebagai pola pikir tetap, merupakan sebuah
penggambaran tentang orang-orang yang percaya bahwa kualitas, kecerdasan, atau bakat
mereka merupakan sifat yang sudah tetap, tidak dapat berubah. Mereka percaya bahwa
kecerdasan serta bakat pada diri mereka tidak perlu dikembangkan lagi untuk menuju
pada kesuksesan. Jika Anda memiliki pola pikir yang demikian, hal tersebut akan
menahan Anda untuk melakukan hal-hal besar yang mengarah pada perubahan positif
dalam diri Anda.

 Sementara orang yang memiliki growth mindset, berkeyakinan dasar bahwa kecerdasan
mereka dapat terus berkembang seiring dengan waktu, usaha, serta ketekunan. Mereka
dapat terus menambah dan mengembangkan kemampuan lainnya disamping kemampuan
dasar yang mereka miliki, yang mereka anggap hanyalah titik awal dari potensi mereka.

Anda mungkin juga menyukai