DAFTAR ISI
Pelindung: Rektor UNLA.
Penasehat: Pembantu Rektor I UNLA, dan
PENGANTAR REDAKSI
Ketua Penelitian dan Pengembangan UNLA.
Penanggung Jawab: Dekan FKIP UNLA.
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK
Tim Asistensi: Pembantu Dekan I, Pembantu
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL
Dekan II, dan Pembantu Dekan III FKIP UNLA.
Oleh: Erliany Syaodih _____________________________________________ 1
Tim Ahli: Prof. H.E.T. Ruseffendi, S.Pd.,
M.Sc., Ph.D.; H. Otoy Sutarman, Drs., M.Pd.;
Dr. Hj. Erliany Syaodih, Dra., M.Pd.; Mumun ASESMEN PORTOFOLIO
Syaban, Drs., M.Si.; Eki Baihaki, Drs.,M.Si. Oleh: H. Erman S.Ar _____________________________________________ 26
Penerbit: Badan Penerbitan FKIP UNLA. PEMBERIAN MOTIVASI GURU DALAM PEMBELAJARAN
Percetakan: C.V. Sarana Cipta Usaha. Uus Manzilatusifa _______________________________________________ 67
Setting dan Layout: 3Nur Studio
MAKNA PERUBAHAN PENDIDIKAN
Oleh: Popon Mariam _____________________________________________ 74
LAMPIRAN
Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 057/O/2007
tenang Penetapan Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Bagi Guru dalam
Jabatan ______________________________________________________ 97
Redaksi menerima tulisan dengan panjang tulisan maksimal 6000 kata dan sudah ditulis dan dikemas dalam disket dengan format
Microsoft Word. Isi tulisan ilmiah populer, hasil penelitian, atau gagasan orisinal pada bidang pendidikan dan budaya. Isi tulisan, secara
yuridis formal menjadi tanggung jawab penulis. Naskah yang dikirim ke Redaksi menjadi milik redaksi Jurnal Educare.
Redaksi
Drs. H. Erman Suherman, M.Pd. adalah dosen tetap pada FPMIPA Universitas
Pendidikan Indonesia di Bandung
Kata Kuncsi: asesmen otentik, asesmen portofilio, proses belajar, hasil belajar.
A. Pendahuluan
Mulai kurikulum 2004, istilah asesmen (assessment) mulai
diperkenalkan dalam konteks pembelajaran di sekolah, di mana sebelumnya
untuk konteks ini digunakan istilah evaluasi (evaluation), penilaian
(judgement), atau pengukuran (measurement). Rasional perubahan itu
dikarenakan konotasi penilaian guru yang berkenaan dengan siswa adalah tes
yang cenderung hanya berkaitan dengan kognitif siswa, padahal aspek afektif
dan psikomotorik yang semestinya juga menjadi perhatian dan bahan penilaian.
Dalam hal ini, penilaian adalah kegiatan guru sesudah pelaksanaan
pembelajaran, jadi orientasinya adalah hasil (product) belajar.
Dengan sempitnya konteks penilaian tersebut, padahal bukan itu yang
dimaksud dalam penilaian pembelajaran karena belum objektif, dikenalkanlah
istilah asesmen dengan maksud agar guru dalam menilai bisa seobjektif
mungkin. Guru bisa menilai siswa tidak hanya berkenaan dengan hasil belajar
siswa, tetapi meliputi proses pembelajaran. Dengan demikian penilaian yang
dilakukan oleh guru tidak hanya melalui tes akan tetapi dengan berbagai cara
Educare Vol 5, No. 1.doc 26
dan aspek penilaian, sehingga hasil penilaian dapat mencerminkan usaha dan
kemampuan siswa sebenarnya, dengan cara yang paling objektif dan otentik
(authentic).
B. Asesmen Otentik
Dari uraian tersebut di atas, asesmen dapat diartikan sebagai penilaian
yang meliputi proses dan hasil belajar siswa, sehingga dengan sistem penilaian
ini berbagai cara penilaian bisa dilaksanakan dan berbagai aspek dari siswa
dapat pula dinilai. Dengan cara ini hasil penilaian menjadi lebih lengkap karena
segala usaha dan kemampuan yang dimiliki siswa (termasuk kognitif, afektif,
dan psikomotorik) dapat terungkap dan bisa dihargai berupa nilai. Hasil
penilaian menjadi sangat objektif sehingga mencerminkan kondisi siswa secara
individu maupun kelompok. Bukankah penilaian dapat diartikan sebagai
penghargaan kepada siswa atas segala usaha yang telah dilakukannya?
Bukankah penilaian dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan motivasi,
partisipasi, kesiapan, aktivitas, dan kesadaran siswa dalam belajar, sehingga
setiap saat terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran yang pada akhirnya
bisa meningkatkan pula hasil belajar ?
Penilaian yang dilaksanakan dengan berbagai macam cara dan berbagai
aspek yang dinilai, menyangkut penilaian proses dan produk pembelajaran,
disebut dengan asesmen otentik. Kata otentik bisa bermakna seobjektif-
objektifnya, senyata-nyatanya, atau sebenar-benarnya sehingga hasil
penilaiannya menjadi sangat akurat. Cara penilaian dengan asesmen otentik ini,
bisa menggunakan tes, angket, wawancara, observasi, rubrik, vignet, jurnal,
catatan lapangan, atau portofolio. Pada kesempatan ini, penulis tidak akan
membahas seluruh jenis penilaian tersebut, karena mungkin pembaca telah
banyak memahaminya, akan tetapi akan fokus pada pembahasan tentang
penilaian portifolio yang saat ini sedang populer dibicarakan oleh para guru di
sekolah, bahkan para praktisi dalam profesi lain. Hal ini juga disebabkan karena
memang judul tulisan ini adalah berkenaan dengan asesmen portofolio. Penulis
JUMLAH
NILAI RATA-RATA
01 Menyenangi pelajaran
02 Fokus perhatian dalam belajar
03 Antusias dalam belajar
04 Penguasaan konsep prasyarat
05 Mengerjakan tugas dengan baik
06 Tekun dan ulet dalam belajar
07 Berusaha berpartipasi aktif dlm belajar
08 Mempelajari materi yang akan disajikan
09 Senang belajar bersama dengan teman
10 Kehadiran dalam belajar
01 Penjumlahan-pengurangan
02 Perkalian-pembagian
03 Perpangkatan-pengakaran-logaritma
04 Algoritma-trick matematik
05 Membuat bentuk matematika
06 Menentukan solusi
07 Pemecahan masalah
08 Menemukan-generalisasi
09 Membuktikan-menunjukkan
10 Menggambar-melukis
JUMLAH SKOR
UNSUR KOMPONEN PORTOFOLIO KOMPONEN UNSUR
1. Kualifikasi Akademik 110 – 525
A 2. Pengalaman Mengajar 40 – 160 300 - 845
3. RPP dan Implementasi 00 - 160
1. Pendidikan dan Latihan 00 – 200
2. Penilaian Kepsek & Pengawas 00 – 50
B 3. Prestasi Akademik 00 – 160 200 – 495
4. Karya Pengembanagn Profesi 00 - 85
1. Partisipasi dlm Forum Ilmiah 00 - 62
C 2. Pengalaman Organ Dik-Sos 00 - 48 001 – 100
3. Penghargaan Relevan 00 - 50
Jumlah Skor PG 850
Selain hal di atas, aspek lain dari aktivitas guru bisa pula dinilai
dengan menggunakan instrumen sebagai berikut ini.
B. Strategi-pndekatan-mdel pmbelajaran
2.5 sesuai dg kompetensi-indikator-tujuan
2.6 sajian runtut
Educare Vol 5, No. 1.doc 32
NO. ASPEK PENILAIAN 1 2 3 4 5
2.7 penguasaan kelas
2.8 kontekstual
2.9 menumbuhkan kebiasaan positif
2.10 sesuai dengan alokasi waktu
C. Pemanfaatan sumber-media
2.11 efisien-efektif
2.12 menarik
2.13 melibatkan siswa
D. Keterlibatan siswa
2.14 partisipasi aktif siswa
2.15 sikap terbuka thd respon siswa
2.16 keceriaan-antusias belajar
F. Penggunaan bahasa
2.19 bahasa lisan –tulis jelas, baik, benar
2.20 pesan dg gaya yang sesuai
03 Penutup
3.1 refleksi-rangkuman melibatkan siswa
3.2 Tindak lanjut-tugas remedi-pengayaan
Skor Total
F. Penutup
Sebagai penutup, uraian pada bagian akhir tulisan ini terbagi menjadi
dua hal, yaitu :
1. Kesimpulan
Sejak kurikulum 2004 digulirkan dan sekarang berlaku kurikulum
2006, sebagai penyempurnaan dari kurikulum 2004, mulai dikenalkan
dengan istilah asesmen dalam sistem penilaian dalam dunia pendidikan. Hal
ini dimaksudkan agar guru dalam menilai siswa tidak hanya tertuju pada
hasil belajar, tetapi juga harus melaksanakan penilaian selama proses
Daftar Pustaka
Dikmenum. (2003). Kurikulum 2004; Pedoman Khusus Pengembangan Silabus
dan Penilaian. Jakarta: Depdiknas.
Erman Suherman (1994) Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Jakarta :
Universitas Terbuka
Erman, S.Ar. (2007). Asesmen Portofolio; Makalah Diklat. Bandung : LPMP Jawa
Barat