Oleh :
Kelompok 1
Kelas AB
1. Elisabeth Naroline N (115230001)
2. Annisa Rachma (115230002)
3. Rhira Nadia Azizah (115230003)
4. M. Naufal Aufaa H. (115230004)
5. Uswatun Chasanah (115230006)
6. M. Rifki Ananda P. (115230007)
7. Marni Kasibulan (115230008)
8. Reynaldi Ahmad F. (115230009)
9. Raditya Bimareta (115230010)
i
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan memiliki populasi
yang cukup besar, memiliki peran vital dalam konteks persaingan di kancah
internasional. Posisi strategis, sumber daya alam melimpah, dan budaya yang
beragam telah menjadikan Indonesia sebagai pemain kunci dalam geopolitik global.
Dalam menghadapi tantangan dan peluang yang berkembang di panggung dunia,
pemimpin bangsa Indonesia telah memainkan peran penting membentuk citra dan
pengaruh negara ini di mata komunitas internasional.
Indonesia sebagai negara merdeka memiliki banyak cerita sukses dalam
diplomasi dan pengaruh internasional. Salah satu pemimpin besar Indonesia adalah Ir.
Soekarno, presiden pertama negara Indonesia, yang memimpin perjuangan
kemerdekaan Indonesia dari kolonialisme Belanda dan memainkan peran penting
dalam pergerakan non-blok selama Perang Dingin.
Dilanjutkan oleh Presiden Soeharto, yang memerintah Indonesia lebih dari
tiga dekade, membawa stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang pesat.
Meskipun terdapat kontroversial dalam beberapa aspek, pemerintahan Soeharto
berhasil mengangkat Indonesia sebagai kekuatan regional yang dihormati. Pada
pemerintahannya, Indonesia menjadi anggota aktif dalam berbagai forum
internasional dan memainkan peran penting dalam isu-isu seperti perdamaian Timor
Timur dan perdagangan global.
Pada era reformasi, Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri
melanjutkan upaya diplomatik Indonesia di tingkat internasional. Indonesia menjadi
anggota aktif dalam ASEAN dan berperan dalam penyelesaian konflik di kawasan
Asia Tenggara. Sementara itu, era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) menghadirkan Indonesia sebagai negara demokratis yang stabil dengan
pertumbuhan ekonomi yang kuat.
Pemimpin saat ini, yang menjabat pada saat penulisan artikel ini, juga
memiliki peran besar dalam persaingan internasional. Mereka harus menghadapi
tantangan global seperti perubahan iklim, perdagangan internasional, dan ketegangan
geopolitik. Kemampuan pemimpin Indonesia dalam mengelola hubungan dengan
negara-negara lain, mewujudkan kepentingan nasional, dan mendukung kerja sama
regional sangat menentukan posisi Indonesia di panggung internasional.
Dengan demikian, profil pemimpin bangsa Indonesia dalam persaingan di
rancah internasional adalah topik yang relevan dan penting. Artikel ini akan mengulas
peran dan pencapaian pemimpin-pemimpin Indonesia dalam membentuk identitas
dan pengaruh Indonesia di mata dunia, serta tantangan dan peluang yang dihadapi
dalam menjaga posisi yang semakin meningkat di panggung internasional.
ii
PEMBAHASAN
A. PRESTASI KEPEMIMPINAN PRESIDEN-PRESIDEN INDONESIA PADA
KANCAH INTERNASIONAL
iii
Soekarno juga berhasil menyelanggarakan Asian Games 1962, sebuah pesta
olaraga terbesar di Asia. Dalam ajang tersebut, ada 17 negara peserta dengan
1.545 atlet dan 501 ofisial. Untuk mepersiapkan pesta olaraga 4 tahun itu,
Bung Karno mendirikan patung Selamat Datang di Bundaran Hotel Indonesia.
Patung tersebut khusus disediakan untuk menyambut para tamu negara yang
hadir pada Asian Games 1962.
Patung yag menjadi salah satu ikon Jakarta di desain oleh Henk Ngantung dan
dibuat oleh seniman patung asal Yogyakart, Edhi Sunarso. Selain patung
selamat dating, fasilitas lain yang juga disiapkan adalah Hotel Indonesia,
jembatan semanggi dan Glora Bungkarno.
2. Kepemimpinan Soeharto
3. Kepemimpinan BJ Habibie
BJ. Habibie. Masa Bakti 1998 -1999. Dikenal sebagai Bapak Tekhnologi
dengan keberhasilannya membuat Pesawat Terbang CN 235 dan membuat Rumus
Keretakan pada Sayap Pesawat. Rumus ini dipakai pada Maskapai yang ada di dunia.
Berikut ini Prestasi dari BJ. Habibie:
1. Membuat Pesawat;
2. Menjabat Presiden Direktur PT IPTN;
3. Menjabat Menteri Riset dan Teknologi;
iv
Gus Dur adalah salah satu tokoh Indonesia yang memiliki prestasi di kancah
internasional. Gus Dur menjadi Presiden keempat Indonesia dari tahun 1999 hingga
2001. Ia adalah presiden pertama yang dipilih secara demokratis oleh rakyat
Indonesia melalui pemilu langsung. Gus Dur juga dikenal sebagai presiden yang
berani melakukan reformasi politik, ekonomi, dan sosial di Indonesia. Ia menghapus
larangan terhadap partai-partai politik yang berbasis etnis atau agama, menghapus
diskriminasi terhadap minoritas, dan memperbaiki hubungan Indonesia dengan
negara-negara tetangga dan dunia internasional Gus Dur juga merupakan tokoh Islam
yang moderat dan toleran. Ia adalah pendiri dan ketua umum Nahdlatul Ulama (NU),
organisasi Islam terbesar di Indonesia. Ia juga menjadi anggota Dewan Penasihat
Dunia untuk Dialog Antaragama dan Perdamaian (World Council of Religious
Leaders for Interfaith Dialogue and Peace). Ia aktif berdialog dengan tokoh-tokoh
agama lain, seperti Paus Yohanes Paulus II, Dalai Lama, dan Rabi Israel Singer. Ia
juga mendukung hak-hak perempuan, hak asasi manusia, dan demokrasi dalam Islam.
5. Kepemimpinan Megawati
v
6. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Masa Bakti 2004-2014. Sebagai Presiden pertama yang dipilih langsung oleh
rakyat dan dipilih kembali pada periode yang kedua. Prestasi Presiden SBY
diantaranya:
vi
B. KARAKTERISTIK PEMIMPIN INDONESIA UNTUK INDONESIA EMAS
TAHUN 2045
Kriteria seorang pemimpin adalah sifat, karakter, atau cara seseorang dalam
upaya membina dan mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar mau
bekerjasama, komitmen, dan setia untuk melaksanakan semua kegiatan sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi. Beberapa
teori mengenai kriteria pemimpin yang baik antara lain adalah:
1. Teori sifat, yang berpandangan bahwa pemimpin adalah seseorang yang
memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang membedakan dengan yang
bukan pemimpin, seperti percaya diri, berkeinginan kuat, ketegasan,
karismatik, antusias, dan keberanian.
2. Teori perilaku, yang berpandangan bahwa perilaku pemimpin secara
langsung memengaruhi efektivitas kelompok. Pemimpin dapat menyesuaikan
gaya kepemimpinannya untuk memengaruhi orang lain dengan efektif.
3. Teori kontinjensi, yang berpandangan bahwa efektivitas gaya perilaku
pemimpin tertentu tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi.
Pemimpin harus dapat menyesuaikan diri dengan faktor-faktor seperti
karakteristik bawahan, tuntutan tugas, dan lingkungan organisasi.
vii
Gaya kepemimpinan adalah cara atau metode yang digunakan oleh seorang
pemimpin untuk mempengaruhi, mengarahkan, dan membimbing bawahan atau
anggota kelompoknya dalam mencapai tujuan bersama. Ada berbagai macam gaya
kepemimpinan yang dikemukakan oleh para ahli, seperti gaya kepemimpinan otoriter,
demokratis, laissez-faire, karismatik, transformasional, transaksional, dan sebagainya.
Setiap gaya kepemimpinan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, serta
berbeda-beda dalam hal efektivitasnya tergantung pada situasi dan kondisi organisasi.
Terdapat 8 (delapan) karakteristik kepemimpinan yang ideal, yaitu: jujur, cerdas,
bertanggung jawab, visioner, adil, perilaku disiplin, inisiatif dan lugas.
Karakter merupakan kunci keberhasilan suatu organisasi. Suatu organisasi
akan maju atau mundur tergantung dari pemimpinnya. Kepemimpinan merupakan
suatu seni untuk menciptakan kesesuaian paham, suatu bentuk persuasi dan inspirasi,
suatu kepribadian yang mempunyai pengaruh, tindakan dan perilaku, titik sentral
proses kegiatan kelompok (Sapto Harmoko, 2017). Seseorang akan dipilih sebagai
seorang pemimpin oleh anggota kelompok apabila dirinya dipandang mampu dan
dianggap memiliki berbagai kriteria jiwa kepemimpinan, seperti kewibawaan,
kebijaksanaan, kepandaian atau keilmuan, keadilan, dan sebagainya.
Salah satu cara seorang pemimpin menyelesaikan permasalahan kelompoknya
adalah dengan menggunakan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan
karakteristik anggota kelompok. Gaya kepemimpinan yang sering disarankan adalah
servant leadership atau kepemimpinan yang mengayomi dan melayani. Gaya
kepemimpinan ini menekankan pada sikap pemimpin yang berorientasi pada
kepentingan dan kebutuhan anggota kelompok, serta memberikan dukungan,
bimbingan, dan motivasi kepada mereka. Pemimpin yang menerapkan gaya ini
diharapkan dapat meningkatkan penyesuaian sosial, kinerja, dan loyalitas anggota
kelompok.
viii
Banyaknya permasalahan yang harus diatasi suatu bangsa terutama pemimpin
Indonesia yang transformative maka diperlukan visi, misi, kompetensi, dan integritas
yang saling berkaitan untuk menunjang pencapaian Indonesia Emas 2045. Pemimpin
Indonesia yang baik juga memerlukan kemampuan yang baik dalam berkolaborasi
dengan berbagai pihak sehingga tujuan utama suatu negara dapat tercapai sesuai
dengan seyogyanya rencana pembangunan tersebut dilakukan. Maka dengan adanya
pemimpin yang mampu mengantisipasi dampak-dampak negatif berdasar factor
eksternal di atas diharapkan Indonesia dapat mencapai Indonesia Emas 2045 dengan
maksimal.
ix
PENUTUP
Sebagai negara yang berpenduduk besar dan memiliki potensi sumber daya
yang melimpah, pemimpin Indonesia harus dapat memanfaatkan semua potensi ini
untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam persaingan rancah
internasional. Keberhasilan pemimpin dalam mengembangkan diplomasi yang
efektif, mengatasi tantangan internal, dan mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan akan menjadi kunci kesuksesan dalam menghadapi kompetisi global.
Penutup ini juga mencerminkan harapan untuk pemimpin masa depan
Indonesia yang akan memimpin dengan visi, integritas, dan komitmen untuk
mengangkat martabat bangsa dalam konteks global. Dengan pemimpin yang
berkualitas, Indonesia dapat memainkan peran yang lebih signifikan dalam
merancang masa depan dunia.
x
DAFTAR PUSTAKA
Adi, A. (2019). Kepemimpinan Pancasila: Pemimpin Bangsa yang Dibutuhkan
Indonesia. Kompasiana.
Administrator. (2022, November 22). Peran Indonesia di Kancah Internasional Kian
Nyata. Indonesia.go.id. [Peran Indonesia di Kancah Internasional Kian
Nyata]
Aji, R. (2020). Kriteria Pemimpin Bangsa yang Baik Menurut Ahli Hukum Tata
Negara. IDN Times.
Anwar, M. A., & Suryani, N. (2019). Perubahan Demografi dan Tantangan Pemimpin
Masa Depan Indonesia.
Arifin, Z., & Suharso, P. (2018). Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Karakter
Pancasila untuk Mewujudkan Generasi Emas Indonesia 2045. Jurnal
Pendidikan Kewarganegaraan, 6(2), 131-140.
Enceng, D., & Aslichati, L. (2010). Konsep Dasar Kepemimpinan. Jakarta:
Universitas Terbuka2.
Kadiyono, A. L., & Gunawan, G. (2020). Profil Pemimpin Publik: Studi Deskriptif
mengenai Kepemimpinan pada Generasi Milenial. Psympathic: Jurnal
Ilmiah Psikologi, 7(1), 31-38.
Lesminadi, G., Hardjono, & Agustin, R. W. (2019). Servant leadership: Sebuah gaya
kepemimpinan yang mengayomi dan melayani, ditinjau dari
penyesuaian sosial. Candrajiwa: Jurnal Psikologi Universitas Sebelas
Maret Surakarta, 8(2), 1-102
Santoso, C. B. (2018). Exploration of Asia Leadership Theory: Looking for an Asian
Role in the Field of Leadership Theory. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, 22(1), 1-14.
Sapto Harmoko. (2017). Gaya Kepemimpinan Transformasional (Studi Kasus pada
Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta). Unilib: Jurnal Perpustakaan,
9(2), 1-113.
Sari, U. T. (2019). The Effect of Ethical Leadership on Voice Behavior: The Role of
Mediators Organizational Identification and Moderating Self-Efficacy
for Voice. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 21(2), 97-105.
xi