Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Dinamika dan Tantangan Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Dosen Pengampu:

M. Nasyah Agus Saputra, S.H.I. M.E.I.

Disusun Oleh:

Achmad Mustaghfirin (05030223128)

Ulfa Nur Hidayati (05020223069)

HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Segala puji bagi Allah SWT., Tuhan Yang Maha Esa, pada akhirnya makalah yang
penulis susun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Studi Hadits, yang ber judul:
“Dinamika dan Tantangan Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara”,
telah dapat diselesaikan. Makalah ini disusun dengan mengacu pada beberapa sumber bacaan
dan akses internet.

Tulisan yang amat sederhana ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya peran dan bantuan
serta masukan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, sudah semestinya penulis mengucapkan
terimakasih yang tidak terhingga kepada Bapak M. Nasyah Agus Saputra, S.H.I. M.E.I.
Selaku dosen pengampu Mata Kuliah Pancasila Serta pada orang tua dan teman-teman
penulis, yang selalu memberikan motivasi dan beberapa masukan-masukan dalam
penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari sempurna.
Namun, harapan penulis semoga karya yang sederhana ini ada setitik manfaatnya, terutama
untuk penulis pribadi dan teman-teman yang telah membaca makalah ini. Amin ya Rabbal
‘alamin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Surabaya, 3 September 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

MAKALAH...............................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................4
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................8
A. Latar Belakang............................................................................................................................8
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................8
C. Tujuan........................................................................................................................................8
BAB II.....................................................................................................................................................9
PEMBAHASAN........................................................................................................................................9
A. Pengertian dan Sejarah Pancasila..............................................................................................9
B. Nilai dan Asas Pancasila...........................................................................................................10
C. Tantangan Pancasila di Era Kontemporer................................................................................12
BAB III...................................................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................................................13
A. Simpulan..................................................................................................................................13
B. Saran........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................15

iv
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara yang berdiri di atas dasar ideologi Pancasila,


menghadapi berbagai dinamika dan tantangan dalam menjaga keutuhan dan
keberlanjutan ideologi tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila,
sebagai dasar negara dan ideologi nasional, mengandung nilai-nilai universal yang
mencakup keadilan, demokrasi, persatuan, kemanusiaan, dan ketuhanan yang maha
esa. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia dihadapkan pada
berbagai kompleksitas sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang mempengaruhi
implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam konteks ini, penting untuk mengkaji dinamika dan tantangan yang
dihadapi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kajian mendalam
terhadap perubahan sosial, politik, dan budaya yang terjadi di masyarakat Indonesia
akan memberikan gambaran yang jelas mengenai sejauh mana nilai-nilai Pancasila
masih relevan dan dapat diterapkan dalam mengatasi berbagai permasalahan yang
dihadapi oleh bangsa ini. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggali
pemahaman mendalam mengenai dinamika dan tantangan Pancasila dalam konteks
kehidupan berbangsa dan bernegara serta mengeksplorasi strategi pemertahanan dan
penguatan ideologi Pancasila di tengah kompleksitas tantangan zaman modern.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa rumusan masalah seperti


berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan Pancasila?


2. Apa nilai-nilai yang ada dalam Pancasila?
3. Apa relevansi dan implementasi nilai Pancasila di zamana sekarang?
4. Bagaimana tantangan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, terdapat beberapa tujuan yang meliputi:

1. Untuk mengetahui pengertian Pancasila

iv
2. Untuk mengetahui nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila
3. Untuk mengetahui relevansi dan implementasi nilai Pancasila di zaman sekarang
4. Untuk mengetahui tantangan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Sejarah Pancasila

Pancasila adalah ideologi dasar negara Indonesia yang berarti "lima prinsip dasar"
atau "lima asas". Definisi resmi Pancasila tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 Pasal 29
Ayat (1) yang menyatakan, "Negara Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan
Pancasila." Secara harfiah, Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta, di mana "Panca" berarti
lima dan "Sila" berarti prinsip atau asas. Pancasila adalah ideologi nasional yang menjadi
dasar negara, pandangan hidup, serta falsafah hidup bangsa Indonesia.1

Pancasila, sebagai dasar dan ideologi negara Indonesia, merupakan hasil kesepakatan
politik dari para founding fathers ketika negara Indonesia pertama kali didirikan. Namun,
sepanjang sejarah panjang kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila sering mengalami
berbagai bentuk deviasi dalam implementasi nilai-nilainya. Deviasi ini dapat meliputi
penambahan, pengurangan, dan penyimpangan dari makna sejatinya. Seiring dengan itu,
sering kali terjadi upaya untuk memperbaiki deviasi tersebut.

Pancasila sering ditempatkan di tengah-tengah dua ideologi besar dunia yang paling
berpengaruh dan sering dianggap sebagai ideologi yang tidak sepenuhnya mengadopsi salah
satu dari kedua ideologi tersebut. Pancasila bukanlah komunisme, kapitalisme,
individualisme, kolektivisme, teokrasi, atau sekulerisme. Posisi yang ambigu ini membuat
implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan praktis bangsa Indonesia menjadi rumit.
Dinamika dalam penerapan nilai-nilai Pancasila mirip dengan gerakan pendulum yang
bergerak ke kanan dan kiri dengan seimbang tanpa pernah stabil di tengah.

1
I. Wayan Tagel Eddy, “AKTUALISASI NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA,”
Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan 18, no. 1 (May 1, 2018): 116–23,
https://doi.org/10.32795/ds.v1i18.108.

iv
Ketika Indonesia pertama kali merdeka, ideologi Pancasila dan UUD 1945 dijadikan
landasan untuk mengatur negara. Namun, sejak November 1945 hingga sebelum
dikeluarkannya Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959, pemerintah Indonesia mengubah
arah politiknya menuju sistem demokrasi liberal, yang menggeser pendulum ke arah kanan.
Namun, deviasi ini kemudian dikoreksi dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden pada tanggal
5 Juli 1959, yang mengembalikan arah politik ke kiri. Kebijakan ini sangat menguntungkan
bagi kekuatan politik yang bersifat kiri, seperti PKI, yang tampak dalam kebijakan
pemerintah yang anti Barat (kapitalisme) dan pro Kiri dengan membentuk aliansi dengan
negara-negara seperti Tiongkok dan Korea Utara. Peristiwa pemberontakan Gerakan 30
September 1965 menjadi pemicu perubahan pemerintahan dari Orde Lama (Ir. Soekarno) ke
Orde Baru (Jenderal Suharto). Namun, Orde Baru juga dianggap menyimpang dari prinsip-
prinsip Pancasila dan UUD 1945 karena cenderung mengadopsi praktik Liberalisme-
kapitalistik dalam mengelola negara.2

Gerakan reformasi yang dimulai pada tahun 1998 mengakhiri pemerintahan Orde
Baru setelah 32 tahun berkuasa. Meskipun telah terjadi pergantian pemerintahan,
implementasi nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 masih menghadapi berbagai tantangan,
yang seharusnya dapat diperbaiki oleh pemerintahan-pemerintahan yang muncul pasca-
Reformasi hingga saat ini.

B. Nilai dan Asas Pancasila

Moerdiono (1995/1996) menjelaskan bahwa ideologi Pancasila memiliki tiga tataran


nilai. Pertama adalah nilai dasar, yang merupakan nilai abstrak dan tetap, tidak terpengaruh
oleh perubahan waktu. Nilai ini mencakup prinsip-prinsip yang sangat umum dan universal,
terlepas dari batasan waktu dan tempat, dan dianggap sebagai kebenaran aksioma. Nilai dasar
Pancasila berasal dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan serta dari
cita-cita yang ditanamkan dalam agama dan tradisi, yang menggambarkan masyarakat yang
adil dan makmur berdasarkan kebersamaan, persatuan, dan kesatuan seluruh warga
masyarakat.3

Kedua adalah nilai instrumental, yang bersifat kontekstual. Nilai ini adalah penjabaran
dari nilai dasar, yang menunjukkan arah kerjanya untuk jangka waktu dan kondisi tertentu.
2
Idrus Ruslan, “NEGARA MADANI: Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara,”
n.d.
3
Teuku Muharam Rizqullah and Fatma Ulfatun Najicha, “Pengimplementasian Ideologi Pancasila Dalam
Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara,” Jurnal Kewarganegaraan 6, no. 2 (June 30, 2022): 2630–33,
https://doi.org/10.31316/jk.v6i2.3072.

iv
Nilai instrumental ini bisa disesuaikan dengan tuntutan zaman, tetapi harus tetap merujuk
pada nilai dasar yang mendasarinya. Penjabaran ini bisa dilakukan secara kreatif dan dinamis,
dengan menciptakan bentuk baru untuk mewujudkan semangat yang sama, namun tetap
berada dalam batas-batas nilai dasar tersebut. Lembaga negara yang berwenang menyusun
nilai instrumental ini adalah MPR, Presiden, dan DPR.

Ketiga adalah nilai praksis, yang mencakup cara di mana rakyat mengaktualisasikan
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Nilai praksis ini tercermin dalam berbagai
bentuk penerapan nilai-nilai Pancasila, baik yang tercantum secara tertulis maupun tidak
tertulis. Ini termasuk keputusan dari cabang eksekutif, legislatif, dan yudikatif, serta
organisasi kekuatan sosial politik, organisasi kemasyarakatan, badan-badan ekonomi,
pimpinan masyarakat, dan bahkan individu. Nilai praksis adalah arena di mana idealisme
bertemu dengan realitas.4

Kesesuaian antara nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praksis menentukan
keberhasilan ideologi Pancasila. Pancasila harus diaktualisasikan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pentingnya konsistensi dalam menerapkan nilai-
nilai Pancasila dalam praktik hidup sehari-hari menunjukkan bahwa nilai-nilai tersebut harus
dihayati oleh masyarakat, baik sebagai kelompok maupun individu. Ini adalah ujian terakhir
dari keberlakuan ideologi dan nilai-nilai yang dianut. Bagi sebuah ideologi, bukti nyata
pengamalannya dalam kehidupan sosial dan politik adalah hal yang paling penting.
Konsistensi dalam mempertahankan nilai-nilai dasar, instrumental, dan praksis merupakan
tantangan terbesar bagi suatu ideologi, dan jika konsistensi tersebut terjaga, maka ideologi
tersebut akan tetap relevan dan kuat.5

Asas-asas Pancasila:

1. Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila pertama Pancasila menekankan kepercayaan kepada Tuhan Yang


Maha Esa. Ini menggarisbawahi keberagaman keyakinan agama yang ada di
Indonesia dan pentingnya penghormatan terhadap hak-hak keagamaan setiap
warga negara.

2. Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


4
Rizqullah and Najicha.
5
Lutviana Datau, “Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara,”
EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling 4, no. 1 (July 19, 2022): 32–39,
https://doi.org/10.33487/edupsycouns.v4i1.3456.

iv
Sila kedua menuntut perlakuan yang adil dan manusiawi bagi seluruh
rakyat Indonesia. Ini mencakup hak asasi manusia, keadilan sosial, dan
peningkatan kualitas hidup manusia dalam masyarakat yang beradab.

3. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

Sila ketiga menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa


Indonesia, meskipun bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku, agama,
bahasa, dan budaya. Kesatuan ini diperjuangkan untuk membangun negara
yang kokoh dan berdaulat.

4. Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan

Sila keempat menegaskan prinsip demokrasi. Rakyat memiliki hak


untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan melalui musyawarah dan
perwakilan. Keputusan yang diambil harus didasarkan pada hikmat dan
kebijaksanaan.

5. Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Sila kelima menekankan pentingnya distribusi kekayaan dan kesempatan


secara adil kepada seluruh rakyat Indonesia. Hal ini termasuk mengatasi
kesenjangan sosial, ekonomi, dan memberikan perlindungan kepada masyarakat
yang lemah dan membutuhkan.

Pancasila bukan hanya merupakan simbol identitas nasional, tetapi juga menjadi
landasan kokoh dalam membangun negara Indonesia yang adil, demokratis, dan berkeadilan
sosial. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang Pancasila dan aplikasinya dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara sangat penting untuk menjaga keutuhan dan harmoni
masyarakat Indonesia.6

C. Tantangan Pancasila di Era Kontemporer

Globalisasi membawa tantangan serius terhadap nilai-nilai tradisional termasuk


Pancasila. Pancasila mengajarkan persatuan, keadilan sosial, dan keberagaman, namun dalam
era globalisasi, budaya konsumerisme dan dominasi nilai-nilai Barat dapat merongrong nilai-

6
Nurul Fadilah, “TANTANGAN DAN PENGUATAN IDEOLOGI PANCASILA DALAM MENGHADAPI ERA REVOLUSI
INDUSTRI 4.0,” JOURNAL OF DIGITAL EDUCATION, COMMUNICATION, AND ARTS (DECA) 2, no. 02 (October 1,
2019): 66–78, https://doi.org/10.30871/deca.v2i02.1546.

iv
nilai ini. Oleh karena itu, Pancasila dihadapkan pada tantangan untuk menjaga identitas
nasional dan keberagaman budaya di tengah arus globalisasi ekonomi, teknologi, dan media
sosial.

Pancasila menekankan pada toleransi, keberagaman, dan kedamaian. Namun,


radikalisme dan ekstremisme ideologi yang seringkali muncul dari interpretasi agama atau
ideologi politik tertentu dapat menimbulkan konflik internal dan ancaman terhadap stabilitas
negara. Pancasila dihadapkan pada tugas berat untuk menanggapi dan meredam ekstremisme
ini, sambil tetap mempertahankan nilai-nilai pluralisme dan toleransi.

Dalam era teknologi dan media sosial, informasi dan opini tersebar dengan cepat.
Pancasila dihadapkan pada tantangan memerangi penyebaran berita palsu (hoaks) dan
kebencian (hate speech) yang dapat mengancam persatuan dan toleransi. Oleh karena itu,
pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang media literasi sangat penting untuk mendukung
nilai-nilai Pancasila dalam ruang digital.

Pancasila juga menghadapi tantangan terkait penggunaan teknologi seperti kecerdasan


buatan (AI) dan otomatisasi yang dapat menciptakan ketidaksetaraan ekonomi dan sosial.
Pancasila perlu memastikan bahwa kemajuan teknologi digunakan untuk kesejahteraan
bersama dan mengurangi kesenjangan sosial.

Dalam menghadapi tantangan-tantangan ini, penguatan pendidikan dan kesadaran


masyarakat tentang nilai-nilai Pancasila serta kebijakan yang mendukung implementasi nilai-
nilai ini dalam kehidupan sehari-hari sangat penting. Pendekatan inklusif, dialog terbuka, dan
kebijakan yang bijaksana adalah kunci dalam menjaga relevansi dan keberlanjutan nilai-nilai
Pancasila dalam menghadapi dinamika zaman modern.7

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Pancasila, sebagai ideologi dasar negara Indonesia, mengalami perjalanan sejarah


yang kompleks dan dipenuhi dengan tantangan. Meskipun demikian, nilai-nilai dasar seperti

7
Husein Muslimin, “TANTANGAN TERHADAP PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA PASCA
REFORMASI,” Jurnal Cakrawala Hukum 7, no. 1 (June 1, 2016): 30–38,
https://doi.org/10.26905/idjch.v7i1.1791.

iv
ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia tetap menjadi landasan kokoh.

Tantangan yang dihadapi oleh Pancasila di era kontemporer, seperti globalisasi,


radikalisme, teknologi, dan ekonomi, membutuhkan pendekatan yang bijaksana dan
komprehensif. Pendidikan yang memperkuat pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila,
kesadaran masyarakat tentang pentingnya toleransi dan persatuan, serta kebijakan yang
mendukung penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah kunci untuk
menjaga relevansi dan keberlanjutan ideologi ini.

Pancasila memiliki tiga tataran nilai, yaitu nilai dasar, instrumental, dan praksis.
Keselarasan antara ketiganya menentukan keberhasilan implementasi ideologi Pancasila.
Nilai-nilai tersebut harus dihayati oleh masyarakat dan diwujudkan dalam kehidupan sosial
dan politik untuk mempertahankan relevansi dan kekuatan ideologi ini. Dengan menjaga
konsistensi antara nilai dasar, instrumental, dan praksis Pancasila, Indonesia dapat
mempertahankan identitas nasionalnya dan membangun masyarakat yang adil, demokratis,
dan berkeadilan sosial. Dalam menghadapi dinamika zaman modern, Pancasila tetap menjadi
pedoman yang kuat, memandu bangsa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.

B. Saran

Demikian makalah yang telah penulis buat ini, semoga dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca. Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan
dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Menyadari bahwa
penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details
dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang dapat dipertanggung
jawabkan. Penulis juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

iv
Datau, Lutviana. “Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa Dan
Bernegara.” EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling 4, no. 1
(July 19, 2022): 32–39. https://doi.org/10.33487/edupsycouns.v4i1.3456.
Eddy, I. Wayan Tagel. “AKTUALISASI NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN
BERBANGSA DAN BERNEGARA.” Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan
Kebudayaan 18, no. 1 (May 1, 2018): 116–23. https://doi.org/10.32795/ds.v1i18.108.
Fadilah, Nurul. “TANTANGAN DAN PENGUATAN IDEOLOGI PANCASILA DALAM
MENGHADAPI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0.” JOURNAL OF DIGITAL
EDUCATION, COMMUNICATION, AND ARTS (DECA) 2, no. 02 (October 1, 2019):
66–78. https://doi.org/10.30871/deca.v2i02.1546.
Muslimin, Husein. “TANTANGAN TERHADAP PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
DAN DASAR NEGARA PASCA REFORMASI.” Jurnal Cakrawala Hukum 7, no. 1
(June 1, 2016): 30–38. https://doi.org/10.26905/idjch.v7i1.1791.
Rizqullah, Teuku Muharam, and Fatma Ulfatun Najicha. “Pengimplementasian Ideologi
Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara.” Jurnal Kewarganegaraan 6,
no. 2 (June 30, 2022): 2630–33. https://doi.org/10.31316/jk.v6i2.3072.
Ruslan, Idrus. “NEGARA MADANI: Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara,” n.d.

iv

Anda mungkin juga menyukai