SKRIPSI
(AKUNTANSI AUDIT)
Oleh:
Annisya Nurul Firdaus
NIM. 5552210164
JURUSAN S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2023
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Hung, dan Phuong, 2018). Apabila terjadi keterlambatan, hal itu dapat
keuangan tetap marak terjadi. Menurut portal berita Indopremiere (2018), Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 2 Juli 2018 memberhentikan sementara (suspend)
2017.
1
2
Tabel 1.1
Perusahaan Yang Terlambat Publikasi Laporan Keuangan
Periode 2022-2023
pertambangan yang terkena sanksi dan dihentikan sementara oleh Bursa Efek
keuangan entitas dan lamanya penyelesaian audit atas laporan keuangan (Audit
3
Menurut Dyer dan Mchugh (1975) waktu yang digunakan oleh auditor dalam
sejak tanggal tahun tutup buku per akhir tahun (31 Desember) sampai tanggal yang
pengauditan laporan keuangan, semakin panjang pula Audit report lag. Audit report
lag yang panjang akan memberikan dampak negatif bagi perusahaan, terutama para
pemegang saham.
terhadap Audit report lag telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, hanya saja
profitabilitas dengan Audit report lag. Hasil penelitian Abdillah, Mardijuwono, dan
negatif signifikan. Makna negatif signitikan yakni semakin baik kondisi finansial
suatu perusahaan, maka semakin pendek waktu yang dibutuhkan dalam proses
audit. Didukung oleh hasil penelitian Habib, Bhuiyan, Huang dan Miah (2019)
bahwa profitabilitas dapat mempersingkat Audit report lag. Namun, hasil penelitian
4
Faktor kedua yang berpengaruh terharap Audit report lag adalah audit tenure.
Menurut hasil penelitian Michael dan Rohman (2017) semakin lama masa perikatan
mengenali industri klien. Sebagai akibatnya, masa penyelesaian audit menjadi lebih
singkat dan efektif. Hal ini mendukung laporan keuangan auditan selesai tepat
(2017) menyatakan bahwa semakin lama masa perikatan antara perusahaan dan
KAP, maka Audit report lag cenderung menjadi lebih panjang. Sedangkan, hasil
komite audit memiliki hubungan yang signifikan dengan Audit report lag. Apabila
jumlah rapat komite audit meningkat, maka semakin banyak masalah yang mungkin
terdeteksi, dan hal ini dapat memperpanjang pencarian solusi, yang mempersingkat
audit report lag. Namun, penelitian Fakri dan Taqwa (2019) menyatakan bahwa
keaktifan dan keahlian komite audit tidak berpengaruh terhadap Audit report lag.
Sementara itu, hasil penelitian Sultana, Singh, dan Zanh (2015) tidak menemukan
oleh Abdillah dkk., (2019). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Abdillah
5
dkk., (2019) terdapat pada teori yang dipakai, variable yang digunakan, dan sektor
yang diambil. Teori yang dipakai pada penelitian ini yaitu teori kepatuhan,
Perbedaan variabel yang digunakan ada pada variabel keaktifan komite audit yang
rapat yang diadakan oleh komite audit dalam satu tahun. Variabel lain yang ada
pada penelitian ini adalah profitabilitas dan audit tenure. Profitabilitas diproksikan
dengan return on asset (ROA). Audit tenure diproksikan dengan jumlah tahun
perikatan antara Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan perusahaan. Sektor yang
data yang dikutip dari portal berita CNBC dan Indopremier, perusahaan pada sektor
pertambangan pada tahun 2022-2023 merupakan salah satu sektor yang sering
terlambat dalam penerbitan laporan keuangan. Hal ini menjadi alasan penulis
Berdasarkan latar belakang, fenomena, dan research gap yang sudah dijelaskan
tepat waktu. Penulis menggunakan Audit report lag dalam mengukur tingkat
pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia
6
2. Apakah audit tenure berpengaruh terhadap Audit report lag pada perusahaan
3. Apakah keaktifan komite audit berpengaruh terhadap Audit report lag pada
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memberikan bukti empiris bahwa:
Berdasarkan tujuan penelitian, adapun manfaat yang diharapkan secara teoritis dan
1. Kontribusi teoritis
Penelitian ini berkontribusi pada studi literatur akuntansi audit yang berkaitan
dengan pengaruh dari profitabilitas, audit tenure, dan keaktifan komite audit
7
terhadap Audit report lag. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat
memberikan ide dan gagasan bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan
2. Kontribusi praktis
sebagai berikut:
a. Bagi perusahaan
perusahaan dalam mengkaji praktik bisnis berkaitan dengan Audit report lag
rujukan untuk penelitian selanjutnya, dan juga dapat menjadi dasar awal
Teori kepatuhan yaitu suatu bentuk kedisiplinan dalam melaksanakan tugas atau
perintah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kepatuhan berasal dari
kata patuh, artinya disiplin dan taat akan aturan atau perintah. Teori kepatuhan
(compliance theory) dicetuskan oleh Stanley Milgram (1963). Dalam teori ini,
perintah atau peraturan yang diberikan. Menurut H.C. Kelman yang diungkapkan
patuh yang didorong oleh harapan akan imbalan atau upaya untuk menghindari
patuh, ketaatan, atau ketaatan terhadap aturan, regulasi, atau hukum (Indrayani,
8
9
nilai tertentu yang dikemukakan oleh Gulo (dalam Haryono, 2009) yaitu:
bahwa kepatuhan ini terdapat dalam tiga bentuk yaitu kepatuhan terhadap nilai
atau norma, kepatuhan pada proses tanpa memedulikan norma, dan kepatuhan
pertimbangan-pertimbangan rasional.
Dari empat faktor diatas Gulo (dalam Haryono, 2009) mengungkapkan terdapat
a. Otoritarian, yaitu kepatuhan tanpa reserve atau kepatuhan yang ikut -ikutan.
orang lain
rugi
nilai moral.
perintah atau aturan yang telah ditetapkan. Terdapat dua perspektif dalam literasi
hukum karena hukum tersebut dianggap sebagai suatu kewajiban moral. Dalam hal
ini, individu mematuhi hukum karena mereka melihatnya sebagai tindakan sesuai
dengan nilai-nilai moral yang mereka anut. Mereka merasa bahwa itu adalah suatu
seseorang patuh terhadap peraturan karena otoritas atau legitimasi penyusun hukum
11
tersebut sebagai hak yang sah untuk mengatur perilaku. Dalam konteks ini, individu
tersebut. Individu melihat otoritas tersebut memiliki hak sah untuk mengatur
perilaku, dan karena itu mereka patuh terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh
respon baik publik terhadap perusaaan itu sendiri. Sedangkan untuk perspektif
normatif, seorang individu cenderung mematuhi ketentuan dalam hal ini ketepatan
mendikte perilaku agar melaporkan keuangannya tepat pada waktu yang telah
yang berlaku, sama halnya dengan perusahaan yang berusaha untuk menyampaikan
khususnya perilaku auditor dalam mematuhi standar audit yang berlaku. Kepatuhan
profesionalisme yang dimiliki oleh auditor. Ketika Audit report lag semakin
panjang, ada potensi bahwa reputasi auditor dapat terpengaruh karena pihak
pengguna laporan keuangan mungkin menjadi ragu terkait kualitas informasi yang
disajikan (Abdillah dkk., 2019). Didukung oleh ungkapan Abdillah dkk., (2019)
proses audit dengan tepat waktu agar tidak merugikan para pemangku kepentingan.
Hal ini sesuai dengan konsep teori kepatuhan (compliance theory) yang menjadi
suatu keharusan bagi individu atau organisasi seperti seorang auditor untuk
menyelesaikan audit tepat waktu sesuai peraturan yang berlaku. Peraturan memiliki
Bamber, dkk. (1993) mendefinisikan Audit report lag sebagai periode antara
akhir tahun keuangan perusahaan dan tanggal laporan audit (Ardianti dan Sitorus,
report lag yaitu jangka waktu yang diperlukan oleh auditor untuk menyelesaikan
perusahaan. Lamanya laporan audit ini diukur dengan menghitung jumlah hari
Menurut Dyer dan McHugh (1975) Audit report lag adalah jumlah hari yang
dibutuhkan oleh auditor untuk menyelesaikan proses audit yang dihitung dari
tanggal berakhirnya tahun fiskal perusahaan sampai pada tanggal dimana proses
(Meyliana, 2021). Fodio, dkk (2015) mengutarakan bahwa jangka waktu audit
dikenal sebagai salah satu faktor kualitas atas pelaporan keuangan perusahaan.
mengeluarkan laporan auditnya. Menurut Amirul dan Salleh (2014) dalam banyak
penelitian, penundaan ini disebut dengan audit delay atau dikenal juga dengan nama
memberikan signal negatif bagi pengguna laporan keuangan. Amirul dan Salleh
(2014) menyimpulkan, Audit report lag memiliki hubungan negatif dengan jangka
semakin rendah kualitas jangka waktu laporan keuangan (Ardianti dan Sitorus,
2017).
Dyer & McHugh (1975) membagi keterlambatan atau lag menjadi 3 kriteria
(Meyliana, 2021):
1. Preliminary lag, yaitu interval antara berakhirnya tahun fiskal sampai dengan
2. Auditor’s signature lag, yaitu interval antara berakhirnya tahun fiskal sampai
3. Total lag, yaitu interval antara berakhirnya tahun fiskal sampai dengan tanggal
2.1.3 Profitabilitas
penjualan, total aset, dan modal sendiri. Sementara, Syafri Harahap (2018)
untuk memperoleh keuntungan melalui semua kemampuan dan sumber daya yang
ada seperti aktivitas penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang
oleh isi laporan keuangan. Jika pengumuman laba berisi berita baik maka pihak
manajemen akan cenderung melaporkan tepat waktu (Togasima dkk., 2014). Laba
Perusahaan yang meraih laba cenderung akan lebih tepat waktu dalam pelaporan
Rasio profitabilitas memiliki tujuan dan manfaat tidak hanya bagi pihak
internal, tetapi juga bagi pihak ekternal atau diluar perusahaan, terutama pihak-
1. Mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode
tertentu.
modal sendiri.
periode.
3. Laba bersih
4. Penjualan
5. Total aktiva
6. Aktiva tetap
7. Aktiva lancar
8. Total biaya.
Tabel 2.1
Rasio Pengukuran Profitabilitas
atau ROA.
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑅𝑂𝐴 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
Sumber: Penelitian Adbillah, dkk (2019)
pajak dan bunga terhadap total aset. ROA digunakan untuk melihat sejauh mana
kata lain, nilai ROA yang tinggi akan mencerminkan efektivitas manajemen dalam
Giri (2010) mendefinisikan audit tenure sebagai jangka waktu masa perikatan
kerja antara auditor dengan kliennya (Michael dan Rohman, 2017). Menurut
Wulandari dan Wiratmaja (2017) lamanya masa perikatan kerja auditor dengan
perikatan kerja audit adalah lamanya periode keterlibatan antara auditor dan pihak
yang diaudit yang terkait dengan penggunaan jasa audit yang telah disepakati secara
Lee, dkk (2009) menyatakan bahwa semakin meningkat tenure audit maka
pemahaman auditor atas operasi, risiko bisnis, serta sistem akuntansi perusahaan
akan turut meningkat sehingga menghasilkan proses audit yang lebih efisien.
Menurut Lee, dkk (2009) auditor dapat memperoleh kecermatan, ketepatan dan
keahlian yang semakin meningkat dengan lamanya masa perikatan audit dengan
kliennya. Tenure yang panjang dari suatu KAP dapat meningkatkan pemahaman
bagi auditor tentang bisnis kliennya (Michael dan Rohman, 2017). Sebaliknya, jika
auditor melakukan perikatan audit pada klien baru maka jangka waktu penyelesaian
audit akan lebih panjang. Ashton, dkk (1987) mengatakan auditor memerlukan
waktu lebih lama untuk dapat beradaptasi dengan pencatatan, kegiatan operasional,
20
kendali intern, serta kertas kerja (working paper) periode lalu perusahaan pada awal
dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. Hal ini terkait dengan masalah
rotasi KAP, di mana terdapat rotasi KAP namun secara substansial KAP tetap sama.
Oleh karena itu, audit tenure mengukur masa kerja audit pada penelitian ini hanya
menggunakan rotasi nyata. Hal ini disebabkan oleh pengalaman dan pemahaman
auditor terhadap klien sesuai dengan durasi pemberian jasa audit dalam pengertian
Aturan mengenai rotasi jasa akuntan publik diatur dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015. Pada pasal 11 ayat (1) dijelaskan bahwa
dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a terhadap suatu entitas oleh seorang Akuntan Publik
Pada ayat (2) dijelaskan mengenai entitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas:
2. Bank umum
3. Dana pensiun
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) juga berlaku bagi Akuntan Publik
jasa audit atas informasi keuangan historis terhadap entitas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) setelah 2 (dua) tahun buku berturut-turut tidak memberikan jasa
tersebut.
Indonesia Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No VIII.A.2 point
dikatakan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan klien hanya
dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik paling lama untuk 6 (enam) tahun
buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku
audit kembali untuk klien tersebut setelah satu tahun buku tidak mengaudit klien
tersebut.
1. Tenure Firm, adalah audit tenure yang terdapat pada tingkat Kantor Akuntan
Publik (KAP). Tenure Firm menunjukkan lamanya waktu dari Kantor Akuntan
melaksanakan pekerjaan dihitung dalam ukuran tahun, bulan dan hari. Semakin
lama sebuah KAP untuk bertahan melaksanakan proses audit perusahaan klien,
22
menunjukan kantor akuntan publik tersebut memiliki kinerja yang baik dan
2. Tenure Partner adalah audit tenure yang terdapat pada tingkat partner. Tenure
lama proses tenur partner audit, tentu akan menciptakan kerja sama tim yang
solid dan kuat. Seiring berjalannya waktu, kerja sama tim semakin kuat dan
kepada perusahaan.
komite audit sebagai komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada
dewan komisaris dalam membantu melaksanakan tugas dan fungsi dewan komisaris
bahwa Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab
tugas dan fungsi Dewan Komisaris. Dechow, dkk (1996) menyatakan bahwa
komite audit merupakan bagian integral dari suatu perusahaan yang melakukan
pemantauan tingkat tinggi, sehingga dengan adanya komite audit diharapkan tidak
terjadi kecurangan yang dilakukan oleh pihak perusahaan (Fakri & Taqwa, 2019).
23
Komite Audit, Komite Audit memiliki struktur yaitu (Pembentukan dan Pedoman
1. Komite Audit paling kurang terdiri dari 3 (tiga) orang anggota yang berasal
dari Komisaris Independen dan Pihak dari luar Emiten atau Perusahaan Publik.
tersebut.
24
Komite Audit, Komite Audit memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain
2012):
Emiten atau Perusahaan Publik kepada publik dan/atau pihak otoritas antara
Perusahaan Publik
fee.
dan mengawasi pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan auditor
internal.
25
yang dilakukan oleh Direksi, jika Emiten atau Perusahaan Publik tidak
Publik.
tentang karyawan, dana, aset, dan sumber daya perusahaan yang diperlukan.
Prasat (2014) mengatakan bahwa landasan dari efektifitas kinerja komite audit
kemandirian dalam menyatakan sikap dan pendapat. Komite audit harus bertindak
secara independen dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya (Fakri &
Taqwa, 2019). Ada beberapa hal yang mendukung independensi komite audit
jumlah rapat yang dilaksanakan oleh komite audit dalam satu tahun (Fakri &
Taqwa, 2019).
mengadakan rapat secara berkala minimal 1 (kali) dalam 3 (tiga) bulan atau 4 (kali)
dalam satu tahun. Menon dan Williams (1994) menemukan bahwa efektifitas
komite audit dapat diukur dengan jumlah pertemuan komite audit. Jumlah
Komite yang mengadakan rapat sesuai ketentuan POJK Nomor 55 Tahun 2015,
pelaporan keuangan. Semakin tinggi jumlah rapat atau pertemuan yang diadakan
27
komite audit maka semakin aktif komite audit menjalankan tugas, peran dan
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No Penulis Judul Variabel Tujuan Sampel Tekni Hasil dan
dan k kesimpulan
Populasi analis
is
1. Muham The Audit Untuk Populasi Regre Efektivitas audit
mad Effect of report lag meneliti dan dalam si komite dan
Rifqi Compa (Y) analisis penelitian linear profitabilitas
Abdilla ny faktor yang ini adalah bergan memiliki efek negatif
h, Agus Charact Audit mempengar semua da dan signifikan, lalu
Widodo eristics committee uhi efisiensiperusahaa hipote kondisi finansial
Mardiju and effectivene auditor n sis memiliki efek positif
wono, Auditor ss, dalam manufaktu mengg signifikan, sementara
Dan Charact financial menyelesaik r yang unaka kompleksitas
Habibur eristics condition, an prosess terdaftar di n t-test akuntansi, reputasi
rochma to Audit accounting audit Bursa Efek (partia auditor, audit tenure,
n report complexity diprosikan Indonesia l), dan spesialisasi
lag , dengan pada tahun sampe industri auditor tidak
profitabilit audit report 2014- l memiliki efek
y, auditor lag 2016. mengg signifikan pada audit
reputation, Jumlah unaka report lag.
audit sampel n
tenure and yang purois
auditors diperoleh ive
industry dari 231 sampli
specializat perusahaa ng
ion. n adalah
(X) sebanyak
77.
2. Moham The Audit Untuk Sampel Meng Keahlian dan
ed Extent report lag meneliti dalam gunak keaktifan audit
Ahmed of Audit (Y) mengenai penelitian an komite memiliki
Kaarou report audit report ini terdiri balanc hubungan signifikan
d, lag and Audit lag dan dari 112 ed dengan audit report
Noraini Govern committee hubunganny observasi panel lag, sementara
28
Islamic
bank size
(variabel
kontrol)
3. Ahmed Audit audit delay Penelitian Mengguna Model Temuan dari
Atef committ (Y) ini bertujuan kan data data penelitian ini
Oussii, ee untuk yang panel mengungkapkan
Neila effectiv audit menyelidiki diperoleh denga bahwa proporsi yang
Boulila eness committee hubungan melalui n data lebih tinggi dari
Taktak and independe antara survei seimb direktur dengan
financia nc, audit keterlambat terhadap ang. keahlian keuangan
l committee an audit kepala Regre dalam komite audit,
reportin financial eksternal eksekutif si opini auditor, ukuran
g expertise, dan atribut audit dari linear perusahaan, dan
timeline audit komite audit sampel 54 bergan spesialisasi auditor
ss: The committee yang perusahaa da berhubungan dengan
case of size, audit ditemukan n yang pelaporan keuangan
Tunisia committee dalam terdaftar di yang lebih tepat
n listed diligence penelitian Tunisia waktu dari
compan and audit sebelumnya selama perusahaan-
ies committee yang paling periode perusahaan terdaftar
authority signifikan 2011– di Tunisia. Namun,
(X) memengaru 2013. independensi komite
hi audit, kewenangan,
Firm size, efektivitas frekuensi pertemuan,
log of the komite dan ukuran tidak
entity sales audit. tampak memiliki
(variabel dampak signifikan
kontrol) pada keterlambatan
audit.
29
18. Erin Pengaru Audit untuk Penelitian Analis Hasil uji statistik
Yuliza hefektiv Report Lag menganalisi ini is menunjukkan
Anugra itas (Y) s pengaruh mengguna regresi keterampilan komite
h dan Komite efektivitas kan 235 linear audit, ukuran komite
Herry Audit Independe komite audit sampel bergan audit, frekuensi
Laksito Terhada nsi komite terhadap perusahaa da pertemuan komite
p audit, lead time n non- audit, dan perbedaan
Ketepat keahlian pelaporan keuangan gender komite audit
an komite keuangan yang berpengaruh negatif
Waktu audit, yang terdaftar di dan signifikan
Pelapor ukuran merupakan Indonesi terhadap lead time
an komite proksi dari Bursa Efek pelaporan keuangan,
audit, ketepatan pada tahun sedangkan
frekuensi waktu 2015. independensi komite
rapat pelaporan. audit tidak
komite berpengaruh terhadap
audit, lead time pelaporan
perbedaan keuangan.
gender
komite
audit,
kondisi
keuangan
(X)
19. Ayu Pengaru Audit menguji perusahaa Analis Hasil pengujian
Dewi h report lag pengaruh n is menunjukkan bahwa
Shinta Probabi (Y) probabilitas pertamban regresi probabilitas
dan litas kebangkruta gan yang linear kebangkrutan,
Made Kebang Probabilita n, terdaftar bergan profitabilitas, dan
Dudy krutan, s profitabilita da keaktifan komite
Satyaw Profitab Kebangkru s, komite di bursa audit berpengaruh
an ilitas, tan, audit efek terhadap audit report
Keahlia Profitabilit keahlian, indonesia lag, sedangkan
n as, dan tahun keahlian komite audit
Komite Keahlian keaktifan 2013-2018 tidak berpengaruh
Audit, Komite komite audit terhadap audit report
Dan Audit, Dan dalam lag.
Keaktif Keaktifan laporan
an Komite audit lag.
Komite Audit
Audit (X)
Terhada
p Audit
Report
Lag
37
yang berlaku, sama halnya dengan perusahaan yang berusaha untuk menyampaikan
bermanfaat bagi investor dan para pengguna laporan keuangan. Insentif yang
dengan tepat waktu yaitu respon baik publik terhadap perusahaan itu sendiri. Selain
mematuhi ketentuan yang berlaku yaitu ketentuan mengenai ketepatan waktu dalam
menerbitkan laporan keuangan dan laporan keuangan yang telah diaudit. Ketentuan
waktu adalah sebuah kewajiban, hal ini sesuai dengan konsep teori kepatuhan.
40
audit sesuai dengan regulasi yang relevan guna menghindarkan auditor dari sanksi-
dimiliki. Ketika audit report lag lebih singkat, maka kemungkinan terjadinya
panjang audit report lag, maka akan ada potensi bahwa reputasi auditor dapat
menerbitkan laporan keuangan dan laporan keuangan yang telah diaudit sesuai
Kep/346/BL/2011.
keuangan yang telah diaudit ini berpengaruh terhadap durasi dari audit report lag.
Audit report lag yang panjang akan memberikan dampak negatif bagi perusahaan,
terutama pemegangg saham. Bila ditelusuri lebih lanjut, beberapa faktor yang
mempengaruhi Audit report lag yaitu Profitabilitas, Audit tenure, dan Keaktifan
Komite Audit.
41
dalam mengelola sumber dayanya. Keberadaan kabar baik ini berpengaruh terhadap
citra baik perusahaan. Pengaruh kabar baik mengenai profit mendorong perusahaan
auditor agar segera menyelesaikan proses auditnya. Hal ini dilakukan agar kabar
baik dapat segera disampaikan kepada pemegang saham atau investor. Penyelesaian
laporan keuangan dan proses audit tepat waktu mendorong terjadinya audit report
Audit tenure merupakan jangka waktu masa perikatan kerja antara auditor
dengan perusahaan. Semakin lama masa perikatan kerja, maka pemahaman auditor
atas operasi, risiko bisnis, serta sistem akuntansi perusahaan akan turut meningkat.
Auditor baru akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk memahami bisnis klien,
dalam menyelesaikan proses audit. Proses audit yang lebih cepat akan mendorong
manajemen dan auditor eksternal. Komunikasi yang baik antara manajemen dan
42
dari komite audit dapat dilihat dari keaktifannya. Keaktifan komite audit dapat
pemantauan manajemen dan fungsi pengawasan. Semakin tinggi jumlah rapat atau
pertemuan yang diadakan komite audit, maka semakin aktif komite audit
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Penelitian
43
keuntungan baik dari tingkat penjualan, asset, modal, maupun saham tertentu.
kepatuhan yang diungkapkan oleh Tyler (1990), apabila sebuah perusahaan patuh
dan taat pada aturan dan regulasi, dapat menghindari perusahaan tersebut dari denda
atau sanksi yang merugikan (Abdillah, dkk., 2019). Maka, teori kepatuhan
suatu kabar baik, sehingga penyelesaian audit cenderung lebih singkat. Apabila
laporan keuangan (Arifuddin, dkk., 2017). Dapat disimpulkan dari uraian diatas,
bahwa profitabilitas akan menghasilkan audit report lag yang lebih singkat.
Berpengaruh signifikan yaitu apabila rasio profitabilitas yang didapat tinggi, maka
akan memperpendek audit report lag (Wirayudha & Budiartha, 2022). Rusmin dan
terhadap audit report lag, maka semakin tinggi profit akan semakin singkat waktu
yang dibutuhkan. Demikian pula dengan hasil penelitian Abdillah, dkk., (2019)
maka audit report lag akan lebih singkat. Hal ini dikarenakan perusahaan yang
perusahaan untuk meminta auditor untuk menyelesaikan proses audit agar kabar
baik dapat segera disampaikan kepada pemegang saham atau investor, sehingga
akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Didukung oleh hasil penelitian
Putri dan Silaen (2022) yang menjelaskan apabila sebuah perusahaan mengalami
profit, maka pengauditan akan lebih cepat selesai. Perusahaan tersebut merasa
memiliki keharusan untuk menyampaikan kabar baik ini kepada publik. Serupa
karena merupakan berita baik dan dapat diinformasikan kepada investor atau
mendapatkan citra baik dari investor dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
Profitabilitas ini dapat dipakai sebagai salah satu cara untuk menilai keberhasilan
efektivitas perushaaan yang berkaitan dengan hasil kerja dari berbagai kebijakan
dan keputusan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan. Penelitian yang dilakukan
45
oleh Habib, Bhuiyan, dkk. (2019), juga menunjukan hasil bahwa profitabilitas
mempengaruhi audit report lag. Perusahaan yang profit atau laba tidak akan
menunda penerbitan laporan keuangan, hal ini akan mempersingkat Audit report
perikatan kerja antara auditor dengan kliennya. Semakin lama tenure audit maka
pemahaman auditor atas operasi, risiko bisnis, serta sistem akuntansi perusahaan
akan turut meningkat sehingga menghasilkan proses audit yang lebih efisien
(Michael dan Rohman, 2017). Audit tenure mengukur masa kerja audit hanya
menggunakan rotasi nyata. Hal ini disebabkan oleh pengalaman dan pemahaman
auditor terhadap klien sesuai dengan durasi pemberian jasa audit (Adbillah, dkk,
2019).
Periode keterlibatan antara auditor (Kantor Akuntan Publik atau KAP) dan
pihak yang diaudit terkait dengan penggunaan layanan audit telah disepakati secara
berkelanjutan tanpa ada perubahan dengan auditor lain (Abdillah, dkk., 2019).
terhadap peraturan yang ditetapkan. Hal ini selaras dengan teori kepatuhan, yaitu
46
kondisi di mana seseorang patuh terhadap peraturan atau perintah yang telah
berpengaruh terhadap Audit report lag. Didasari oleh penelitian yang dilakukan
Michael & Rohman, (2017) bahwa semakin panjang periode keterlibatan auditor
dan pihak yang diaudit, maka auditor akan semakin mengenal pihak yang diaudit.
Panjangnya periode keterlibatan auditor dan pihak yang diaudit menyebabkan Audit
report lag lebih singkat. Maka, audit tenure memiliki pengaruh negatif signifikan
terhadap Audit report lag. Alasan mengapa Audit report lag berhubungan negatif
dengan masa jabatan auditor atau audit tenure adalah karena auditor baru
membutuhkan lebih banyak waktu untuk memahami bisnis klien (Durand, 2019).
signifikan antara ARL dan masa jabatan auditor. Arumningtyas dan Ramadhan
negatif terhadap audit report lag. Periode audit tenure yang panjang menyebabkan
audit report lag yang lebih singkat. Audit tenure berpengaruh terhadap pemahaman
auditor atas perusahaan klien, auditor tersebut akan sulit memahami perusahaan
klien pada awal-awal masa perikatan audit. Didukung oleh hasil penelitian Dao dan
Pham (2014) yang menyatakan bahwa perusahaan dengan periode audit tenure
yang singkat terkait dengan audit report lag yang lebih panjang. Auditor
membutuhkan waktu untuk memahami klien dan industrinya pada tahun pertama
masa perikatan audit, hal ini menimbulkan periode audit report lag yang lebih
panjang. Demikian pula dengan hasil penelitian Hussin, Bamahros, Shukeri (2018)
47
yang mengutarakan bahwa perusahaan dapat mempersingkat waktu audit report lag
dengan memperpanjang masa kerja antara auditor dan klien. Tenure berpengaruh
signifikan negatif, hal ini menunjukkan bahwa masa jabatan mitra yang lebih lama
sangat membantu untuk meringankan beban kerja yang berat selama musim puncak
dan untuk klien auditor non-Big 4. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan
mempengaruhi audit report lag. Perusahaan yang memiliki periode audit tenure
lebih panjang akan cenderung menghasilkan Audit report lag yang lebih singkat.
Hal ini dikarenakan auditor berkemungkinan lebih mengenal pihak yang diaudit.
mencegah risiko asimetri informasi (Fakri dan Taqwa, 2019). Menon dan Williams
(1994) menemukan bahwa efektifitas komite audit dapat diukur dengan jumlah
tingkat keaktifan komite audit (Dewinta, 2015). Dalam POJK Nomor 55 Tahun
2015, komite audit harus mengadakan pertemuan secara rutin minimal setiap 3
bulan sekali atau 4 kali dalam setahun. Hal tersebut mendukung hubungan antara
48
keaktifan komite audit dengan teori kepatuhan, yaitu teori kepatuhan menekankan
pentingnya perusahaan untuk mematuhi aturan, peraturan dan standar yang telah
fungsi pengawasan. Semakin tinggi jumlah rapat atau pertemuan yang diadakan
komite audit, maka semakin aktif komite audit menjalankan tugas, peran dan
efektif, maka akan mempengaruhi audit report lag (Abdillah, dkk., 2019). Hasil
penelitian Hassan (2016) mengatakan bahwa keberadaan komite audit yang efektif
berpengaruh signifikan terhadap audit report lag. Hal ini didukung dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Ika dan Ghazali (2012) bahwa komite audit
yang efektif berpengaruh terhadap audit report lag melalui fungsi pemantauan.
efektif juga berperan dalam memperkuat komunikasi antara manajemen dan auditor
dan tingkat pengujian substansial yang dapat mengurangi lamanya audit dan
komite audit dan ketepatan waktu pelaporan juga dapat diartikan sebagai
Hasil penelitian Kaaroud, dkk, (2020) bahwa rapat yang diadakan komite
audit memiliki hubungan yang signifikan dengan audit report lag. Anugrah dan
audit dalam mengadakan rapat maka akan semakin meningkat fungsi pengawasan
audit report lag. Komite audit yang lebih aktif mengadakan rapat akan semakin
menyesatkan yang dapat merugikan principal. Hal ini akan membantu auditor
komite audit mempengaruhi Audit report lag. Semakin sering diadakannya rapat
oleh komite audit perusahaan, maka semakin efektif seubuah komite audit dalam
pengawasan, sehingga menghasilkan Audit report lag yang lebih singkat. Oleh
H3: keaktifan komite audit berpengaruh signifikan terhadap audit report lag.
BAB III
METODE PENELITIAN
digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, analisis data yang
dilakukan memiliki sifat kuantitatif atau statistik serta tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2018). Data yang
digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder berasal dari laporan keuangan
pertambangan periode 2019-2022 yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pemilihan jangka waktu 4 (empat) tahun guna melihat konsistensi pengaruh antar
masing-masing variabel, serta dapat mengetahui kejadian real dalam waktu dekat.
Pada penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah audit repot lag.
dengan Return On Asset (ROA), audit tenure diproksikan dengan jumlah periode
komite audit diproksikan dengan jumlah rapat yang diadakan oleh komite audit
50
51
dipengaruhi oleh variabel bebas atau independen. Dalam penelitian ini, variabel
signature lag yaitu interval antara berakhirnya tahun fiskal sampai dengan tanggal
yang tercantum dalam laporan auditor (Meyliana, 2021). Variabel audit report lag
penyelesaian laporan audit, yaitu antara akhir tahun fiskal dampai tanggal laporan
auditor dikeluarkan. Data mengenai audit report lag diperoleh dari laporan
keuangan perusahaan atau laporan tahunan perusahaan. Variabel audit report lag
variabel audit tenure diproksikan dengan periode perikatan antara Kantor Akuntan
52
Publik (KAP), dan variabel keaktifan komite audit diproksikan dengan jumlah rapat
3.2.2.1 Profitabilitas
Shareholders Equity, Earnings Per Share, Price Earnings Ratio, dan Payout Ratio.
atau ROA. Return on Assets (ROA) merupakan rasio antara pendapatan bersih
setelah pajak dan bunga terhadap total aset. ROA digunakan untuk melihat sejauh
Nilai ROA yang semakin tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan mampu
menghasilkan laba di masa yang akan datang. Hal ini mengindikasikan bahwa
Audit tenure merupakan masa perikatan kerja audit yaitu lamanya periode
keterlibatan antara auditor dan pihak yang diaudit yang terkait dengan penggunaan
jasa audit yang telah disepakati secara berkelanjutan tanpa perubahan dengan
auditor lain (Adbillah, dkk, 2019). Audit tenure juga di jelaskan di Peraturan
Pada pembatasan penugasan audit, dikatakan bahwa pemberian jasa audit umum
atas laporan keuangan klien hanya dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik
Menurut Arens dkk., (2005) salah satu cara menghitung tenure adalah Tenure
Firm. Tenure firm yaitu audit tenure yang terdapat pada tingkat Kantor Akuntan
Publik (KAP). Tenure Firm menunjukkan lamanya waktu dari Kantor Akuntan
54
Publik untuk terus melakukan kegiatan audit. Waktu atau lamanya melaksanakan
pekerjaan dihitung dalam ukuran tahun. Semakin lama sebuah KAP untuk bertahan
tersebut memiliki kinerja yang baik dan sesuai dengan prosedur audit yang berlaku.
Data mengenai audit tenure diperoleh dari laporan keuangan perusahaan atau
komite audit sebagai komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada
dewan komisaris dalam membantu melaksanakan tugas dan fungsi dewan komisaris
rapat yang dilaksanakan oleh komite audit dalam satu tahun (Fakri & Taqwa, 2019).
mengadakan rapat secara berkala minimal 1 (kali) dalam 3 (tiga) bulan atau 4 (kali)
dalam satu tahun. Menon dan Williams (1994) menemukan bahwa efektifitas
komite audit dapat diukur dengan jumlah pertemuan komite audit. Jumlah
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala
1 Audit jumlah hari yang dibutuhkan
Report oleh auditor untuk 𝐴𝑅𝐿
Lag menyelesaikan proses audit = 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐹𝑖𝑠𝑘𝑎𝑙
yang dihitung dari tanggal − 𝑇𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑖𝑡𝑛𝑦𝑎
berakhirnya tahun fiskal 𝐿𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛 𝐴𝑢𝑑𝑖𝑡
perusahaan sampai pada saat (Abdillah dkk., 2019). Rasio
ditanda-tanganinya laporan
audit (Dyer dan Mchugh,
1975. diungkapkan dalam
Meyliana, 2021)
2 Profitabilitas Kemampuan perusahaan 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
untuk menghasilkan laba 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
dalam periode tertentu 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 Rasio
=
sebagaimana diukur oleh 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
keberhasilan perusahaan dan (Abdillah dkk., 2019)
kemampuannya untuk
menggunakan asetnya
secara produktif (Munawir,
2014 diungkapkan oleh
Utami, 2021).
56
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
ini, populasi yang digunakan yaitu perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder
adalah sumber data yang tidak langsung diterima oleh pengumpul data (Sugiyono,
2018). Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari laporan tahunan (annual
pertambangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2022. Data
yang akan digunakan pada penelitian ini diperoleh dari website resmi Bursa Efek
yang dapat dijadikan pegangan dalam penelitian yaitu melalui studi kepustakaan.
58
literatur literatur yang ada seperti buku, jurnal dan hasil simposium yang berkaitan
2. Dokumentasi
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh berasal dari situs Bursa Efek
Indonesia berupa laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangan (financial
Pada penelitian ini, teknik analisis data yaitu menggunakan Software Statistical
Package for Social Science (SPSS) 25.0, software ini memiliki kemampuan analisis
statistik yang cukup akurat dalam manajemen data pada lingkungan grafis
Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis melalui beberapa tahap. Data
akan dianalisis dengan statistik deskriptif dan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik
untuk menguji dipotesis penelitian dan uji hipotesis dengan analisis regresi linear
dari variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Dalam penelitian ini,
hipotesis H1, H2, dan H3 penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda
penelitian yang memiliki lebih dari satu variabel independen. Analisis regresi linear
berganda digunakan untuk menentukan arah dan seberapa besar pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini, analisis regresi linear
berganda digunakan untuk menguji hipotesis H1, H2, dan H3, dimana H1 adalah
pengaruh audit report lag terhadap profitabilitas, H2 adalah pengaruh audit report
lag terhadap audit tenure, dan H3 adalah pengaruh audit report lag terhadap
keaktifan komite audit. Model regresi linear berganda yang dikembangkan untuk
memberikan gambaran atau deskripsi dari suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata
(mean), standar deviasi (st.dev), nilai maksimum (max), nilai minimum (min), sum,
range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi). Pada penelitian ini statistik
dependen yaitu audit report lag serta data dari variabel independen yaitu
Uji asumsi klasik yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan menguji kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam
penelitian ini. Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk memastikan bahwa di dalam
model regresi yang digunakan pada penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas dan
normal (Ghozali, 2018). Beberapa tahapan yang dilalui untuk melakukan uji asumsi
dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen atau keduanya
terdistribusi normal atau tidak. Uji asumsi klasik normalitas yang dimaksud adalah
nilai residual dari regresi itu harus berdistribusi normal. Model regresi yang baik
adalah regresi yang hasilnya terdistribusi normal atau mendekati normal (Ghozali,
2018). Menurut Ghozali (2018) distribusi normal dapat dideteksi dengan analisis
dengan ketentuan:
1. Apabila nilai signifikansi atau Asymp. Sig (2-tailed) lebih dari 0,05 maka data
2. Apabila nilai signifikansi atau Asymp. Sig (2-tailed) kurang dari 0,05 maka data
terdapat korelasi antar variabel independen satu dengan yang lain (Ghozali, 2018).
Ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya Tolerance Value dan
variabel independen lainnya. Nilai VIF saling berkebalikan dengan nilai tolerance.
Apakah VIF tinggi, tolerance akan bernilai rendah, begitupun sebaliknya. Kriteria
pengambilan keputusan dengan nilai tolerance ddan VIF adalah sebagai berikut:
62
1. Apabila nilai Tolerance Value lebih besar atau sama dengan 0,10 dan nilai VIF
lebih kecil atau sama dengan 10, maka tidak terjadi multikolinieritas.
2. Apabila nilai Tolerance Value lebih kecil atau sama dengan 0,10 dan nilai VIF
dalam model regresi yang dipakai. Model regresi yang baik adalah model yang
1. Apabila signifikansi leboh besar dari 0,05 maka tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas.
dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada
karena penelitian yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama yang
lainnya. Uji ini dilakukan dengan meregress variabel pengganggu (residual). Model
regresi yang baik yaitu regresi yang bebas dari autokorelasi. Hasil pengujian ini
63
dengan meliht nial res_2 dari hasil lag (res_1). Apabila nilai res_2 lebih dari nilai
Tabel 3.2
Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl < d < du
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4
Tidak ada korelasi negatif No Decision 4 – du ≤ d ≤ 4 –
dl
Tidak ada autokorelasi positif atau Tidak Ditolak du < d < 4 - du
negatif
Sumber: Ghozali (2018)
pada sampel teramati dengan frekuensi harapan yang diperoleh dari distribusi yang
dependen, dimana nilai tersebut antara 1 dan 0 (0 < R2 < 1). Pengujian ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik di dalam suatu analisis
regresi. Pengujian ini bertujuan untuk menguji tingkat keeratan hubungan antara
terhadap variabel dependen maka model regresi dinyatakan layak sebagai model
penelitian. Pengambilan keputusan dilihat dari nilai F yang terdapat di dalam tabel
1. Apabila nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
2. Apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
konstan. Hasil uji T dilihat melalui tabel coefficients pada kolom sig. Hipotesis nol
(Ho) yang hendak di uji adalah apakah suatu parameter sama dengan nol, artinya
tidak sama dengan nol, artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang
significance level (α) sebesar 5% atau 0,05. Kriteria pengujian yang digunakan
1. Apabila nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak
signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak
3. Membandingkan nilai statistik t dengan titk kritis menurut tabel. Apabila nilai
statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan dengan nilai t tabel, kita
Anugrah, E. Y., & Laksito, H. (2017). Pengaruh Efektivitas Komite Audit Terhadap
Ketepatan Waktu Pelaporan (Studi Empiris Pada Perusahaan Non Keuangan
Terdaftar Di Bei Tahun 2015). Dipenegoro Journal of Accounting,
6(4), 1–13. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting
Arens, A. A., Elder, R. J., & Beasley, M. S. (2005). Auditing and Assurance
Services: An Integrated Approach (14th ed.). Pearson Education.
Fakri, I., & Taqwa, S. (2019). Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Audit
Report Lag. Jurnal Eksplorasi Akuntansi, 1.
http://jea.ppj.unp.ac.id/index.php/jea/issue/view/9
Habib, A., Bhuiyan, M. B. U., Huang, H. J., & Miah, M. S. (2019). Determinants
of audit report lag: A meta-analysis. International Journal of Auditing, 23(1),
20–44. https://doi.org/10.1111/ijau.12136
Ha, H. T. V., Hung, D. N., & Phuong, N. T. T. (2018). The study of factors affecting
the timeliness of financial reports: The experiments on listed companies in
Vietnam. Asian Economic and Financial Review, 8(2), 294–
307. https://doi.org/10.18488/journal.aefr.2018.82.294.307
Handoko, B. L., & Marshella, M. (2020). Analysis of Factors Affecting Audit Lag
Reports in the Consumer Goods Industrial Manufacturing Company.
International Journal of Innovation, Creativity and Change. Www.Ijicc.Net,
12(8). www.ijicc.net
Kaaroud, M. A., Ariffin, N. M., & Ahmad, M. (2020). The extent of audit report
lag and governance mechanisms: Evidence from Islamic banking institutions
in Malaysia. Journal of Islamic Accounting and Business Research, 11(1),
70–89. https://doi.org/10.1108/JIABR-05-2017-0069
Michael, C. J., & Rohman, A. (2017). Pengaruh Audit Tenure dan Ukuran KAP
Terhadap Audit Report Lag Dengan Spesialisasi Industri Auditor Sebagai
Variable Moderasi (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015). 6, 1–12.
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting
Putri, D., & Silaen, K. (2022). Analisis Pengaruh Profitabilitas Dan Financial
Distress Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Pertambangan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2018. Jurnal Ilmiah
Ekonomi Dan Bisnis, 19(2), 133–139.
Rina Ariani, K., & Dwi Bayu Bawono, A. (2018). Dengan Profitabilitas Dan
Solvabilitas Sebagai Variabel Moderating. In Riset Akuntansi dan Keuangan
Indonesia (Vol. 3, Issue 2).
Rusmin, R., & Evans, J. (2017). Audit quality and audit report lag: Case of
Indonesian listed companies. Asian Review of Accounting, 25(2), 191–210.
https://doi.org/10.1108/ARA-06-2015-0062
Sultana, N., Singh, H., & Zahn, J. L. W. M. Van der. (2015). Audit Committee
Characteristics and Audit Report Lag. International Journal of Auditing,
19(2), 72–87. https://doi.org/10.1111/ijau.12033
Togasima, C. N., Yulius, D., & Christiawan, J. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Audit Report Lag Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2012.
Utami, B. F., Suparlinah, I., & Faturokhman, A. (2020). Faktor Internal Dan
Eksternal Yang Mempengaruh Audit Report Lag (Vol. 15, Issue 1).
Utami, F. L. (2021). The Effect of Profitability, Leverage and Company Size on the
Timeliness of Submitting Financial Statements. International Journal of
Management Studies and Social Science Research, 205. www.ijmsssr.org
Wijayanti, L. E., Kristianto, P., Damar, P., & Wawan, S. (2022). Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kepatuhan Terhadap Pengendalian Intern. Jurnal Riset
Akuntansi Dan Auditing, 9(3), 15–28. https://doi.org/10.55963/jraa.v9i3.485