Anda di halaman 1dari 8

Volume XVII Nomor 1, April 2022 (halaman 139 - 146) https://ojs.unm.ac.

id/supremasi 139

ANALISIS YURIDIS RATIO DECIDENDI PUTUSAN TERHADAP


PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA PERBANKAN
TERKAIT PERIZINAN
(Studi Putusan Nomor 222/Pid.B/2018/PN Mks)

JURIDICAL ANALYSIS RATIO DECIDENDI OF RULINGS AGAINST


LAW ENFORCEMENT OF BANKING CRIMES
RELATED LICENSING
(Study Verdict No. 222/Pid.B/2018/PN Mks)

Oleh:
Muh. Rizal S1, Bakhtiar2, Andika Wahyudi Gani3
1, 2, 3Universitas Negeri Makassar
1rizalsuyuti@unm.ac.id; 2bakhtiar@unm.ac.id; 3andikawgani@unm.ac.id

ABSTRAK: Penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai ratio decidendi


putusan terhadap penegakan hukum tindak pidana perbankan terkait perizinan (Studi
Putusan Nomor 222/Pid.B/2018/PN Mks). Hasil penelitian sebagai berikut: (1)
Didasarkan pada kronologi kasus tersebut bahwa tindak pidana perbankan khususnya
yang berkaitan dengan perizinan memiliki modus operandi yang cukup kompleks.
Kemajuan teknologi tidak hanya berdampak positif terhadap industri keuangan
melainkan dapat pula berdampak negatif jika dimanfaatkan oleh oknum tertentu. Alih-
alih mendapatkan keuntungan 2% per harinya dengan cara investasi dalam bentuk trading
system yang mengandalkan robotic, kehilangan dana yang disetor justru menjadi
kompensasi atas risiko untuk meraih keuntungan secara instan. (2) Ratio decidendi pada
putusan PN Makassar dalam perkara Nomor 222/Pid.B/2018 meliputi fakta-fakta materil.
Fakta tersebut berupa orang dan korporasi yang melakukan penghimpunan dana di
masyarakat dengan cara menawarkan program aplikasi trading system dengan
keuntungan 2% per harinya. Pelaku terbukti menghimpun dana masyarakat tanpa izin
sebagaimana pertimbangan hakim dalam menafsirkan kegiatan penghimpunan dana
masyarakat yang dilakukan oleh pelaku kemudian dapat dipersamakan sebagaimana
tabungan yang di maksud oleh pasal 46 ayat (1). Hal tersebut merupakan penemuan
hukum oleh hakim karena hakim menafsirkan bahwa meski tindakan menghimpun dana
oleh pelaku bukan merupakan penghimpunan dana yang dilakukan oleh sebagaimana
lembaga perbankan melainkan dapat di persamakan dengan hal itu. Dari sini dilihat
bahwa undang-undang perbankan khususnya pasal 46 masih memiliki sifat futuristik
karena masih dapat menjangkau tindak pidana yang tergolong bersifat futuristik karena
melibatkan teknologi di dalamnya.

KATA KUNCI: Ratio Decidendi, Putusan, Penegakan Hukum, Tindak Pidana

ABSTRACT: The study aims to obtain an overview of the ratio decidendi of judgments
against law enforcement of banking crimes related to licensing (Study Decision Number
222 /Pid.B/2018/PN Mks). The results of the study are as follows: (1) It is based on the
chronology of the case that banking crimes, especially those related to licensing, have a

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
140 Analisis Yuridis Ratio Decidendi Putusan Terhadap Penegakan Hukum Tindak Pidana …, Muh. Rizal S, dkk

fairly complex modus operandi. Technological advances not only have a positive impact
on the financial industry but can also have a negative impact if used by certain individuals.
Instead of getting a profit of 2% per day by investing in a trading system that relies on
robotics, losing deposited funds is actually compensation for the risk to make an instant
profit. (2) The ratio decidendi in the decision of PN Makassar in case No. 222/Pid.B/2018
includes material facts. This fact is in the form of people and corporations that raise funds
in the community by offering a trading system application program with a profit of 2%
per day. The perpetrator is proven to have collected community funds without permission
as considered by the judge in interpreting the community fund collection activities carried
out by the perpetrator can then be equated as savings intended by article 46 paragraph (1).
This was a legal discovery by the judge because the judge interpreted that although the
act of collecting funds by the perpetrator was not a collection of funds carried out by a
banking institution but could be equated with it. From this, it can be seen that banking
laws, especially article 46, still have a futuristic nature because they can still reach
criminal acts that are classified as futuristic because they involve technology in them.

KEYWORDS: Ratio Decidendi, Verdict, Law Enforcement, Criminal Act

PENDAHULUAN Gunarto Suhardi,2 merinci bahwa


lembaga perbankan pada dasarnya
Industri perbankan di tanah air memiliki unsur-unsur yang khas antara
bukan sebuah lembaga keuangan yang lain, Bank sebagai Lembaga Keuangan
masih seumuran jagung. Dalam sejarah karena bank diberi ketentuan mengenai
besar bangsa Indonesia, lembaga kegiatan-kegiatan apa saja yang boleh
perbankan sudah mulai familiar di dilakukan oleh bank sebagaimana yang
masyarakat sejak era bank pertama kali di dimaksud dalam pasal 6 sampai dengan
kenal di Nusantara1 yaitu De Javasche pasal 15 Undang-undang Perbankan3.
Bank, yang diperkirakan eksis sekitar Kedua, Bank diberi izin oleh Penguasa
tahun 1828. Perbankan sebagai industri Moneter, yang dimaksud penguasa
sekaligus lembaga keuangan memiliki moneter dalam hal ini yaitu Bank
peran penting dalam pembangunan Indonesia. Ketiga, Bank dapat
ekonomi nasional karena dapat menjadi mengumpulkan dana dari masyarakat.
perantara antara transaksi keuangan Keempat, bank sebagai lembaga
debitur yang kekurangan dana dan perantara.
kreditur yang kelebihan dana atau dapat Sebagai pihak perantara transaksi
pula menjadi pihak kreditur maupun keuangan maupun intermediasi, bank
debitur dan bank juga memiliki fungsi sangat bergantung pada tingkat
utama sebagai intermediasi, yaitu kepercayaan masyarakat. Untuk
penghimpun dana dari masyarakat dan menciptakan atau mewujudkan
menyalurkannya secara efektif dan perbankan yang memiliki tingkat
efisien pada sektor-sektor riil. kepercayaan yang tinggi maka
1
Nusantara merupakan istilah yang di populerkan wawasan kebangsaan yang banyak beredar saat
kembali oleh Ernest Francois Eugene Douwes ini.
2
Dekker atau Dr. Setiabudi, istilah ini digunakan Gunarto Suhardi, 2003 Usaha Perbankan dalam
untuk merefleksikan tanah air Indonesia pada saat Perspektif Hukum, Kanisius, Yogyakarta, hlm 18-
pra kemerdekaan sekitar tahun 1920. Penjelasan 20.
3
tentang kata nusantara dapat ditemukan di dalam Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang
buku-buku tentang sejarah Indonesia dan perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun
1992 tentang Perbankan.

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume XVII Nomor 1, April 2022 (halaman 139 - 146) https://ojs.unm.ac.id/supremasi 141

dibutuhkan lembaga perbankan yang 20.000.000.000,00 (dua puluh miliar


sehat. Namun seiring berkembangnya rupiah).”
dunia ekonomi, dunia perbankan tanpa Pada dasarnya terdapat ancaman
terkecuali juga ikut berkembang antara pidana bagi siapa saja yang melakukan
lain dapat dilihat dengan banyaknya kegiatan usaha menghimpun dana
bank-bank yang terus bermunculan baik masyarakat tanpa izin otoritas yang
dari swasta maupun pemerintah ataupun berwenang dibidang lembaga keuangan
Bank Perkreditan Rakyat, bersamaan itu perbankan maupun perbankan seperti
pula perbankan dewasa ini, memiliki rupa pada bunyi pasal 46 ayat (1) tersebut. Jika
dan macam-macam jasa yang di diamati dari ketentuan pasal tersebut
tawarkan. maka dapat dilihat bahwa pasal ini juga
Berkembangnya dunia perbankan dapat mengenakan ancaman hukuman
adalah hal yang wajar dan lumrah karena terhadap korporasi dengan menjerat
kegiatan ekonomi baik yang bersifat korporasi dengan adanya frasa “barang
nasional, internasional bahkan regional siapa”. Ketentuan dalam pasal 46 ayat
sekalipun tidak terlepas dengan dunia (1) ini pula tidak semata-mata dapat
perbankan. Namun di sisi lain timbul langsung diterapkan secara zaklek karena
masalah-masalah yang krusial yang dalam pasal-pasal tersebut masih terdapat
sampai saat ini menjadi pekerjaan rumah frasa-frasa yang masih membutuhkan
di industri keuangan khususnya di penafsiran antara lain, pertama, apakah
perbankan, sehingga lembaga perbankan yang di maksud dengan frasa
sering dianggap tidak sehat. Hal ini “menghimpun dana dari masyarakat”.
disebabkan antara lain banyak terjadinya Kedua, apakah yang dimaksud dengan
penyalahgunaan wewenang oknum “bentuk simpanan”, apakah yang
perbankan maupun di luar perbankan dimaksudkan dalam pasal ini simpanan-
yang memanfaatkan eksistensi dan simpanan yang hanya berupa Giro,
berkembangnya dunia perbankan baik itu Tabungan, Deposito, sertifikat deposito
berbentuk tindak pidana perbankan atau adakah bentuk lain yang
maupun tindak pidana di bidang dipersamakan dengan itu.
perbankan. Salah satu di antaranya adalah Untuk menjawab pertanyaan
tindak pidana yang berkaitan dengan tersebut, maka dibutuhkan suatu
perizinan, yang diatur dalam pasal 46 penelitian yang bersifat deskriptif –
Undang-undang Perbankan4 yang secara analitik yang melihat langsung dari sudut
eksplisit menerangkan bahwa : penerapan pasal 46 itu sendiri yaitu
“Barang siapa menghimpun dana dengan mengkaji suatu putusan
dari masyarakat dalam bentuk simpanan pengadilan yang menerapkan pasal
tanpa izin usaha dari Pimpinan Bank tersebut dengan melihat pertimbangan-
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pertimbangan hakim dalam memutus
Pasal 16, diancam dengan pidana suatu perkara atau dengan melihat ratio
penjara sekurang-kurangnya 5 (lima) decidendi dari suatu putusan pengadilan.
tahun dan paling lama 15 (lima belas)
tahun serta denda sekurang-kurangnya METODE
Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah) dan paling banyak Rp. Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian

4
Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang
perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun
1992 tentang Perbankan.

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
142 Analisis Yuridis Ratio Decidendi Putusan Terhadap Penegakan Hukum Tindak Pidana …, Muh. Rizal S, dkk

yuridis normatif, di mana hukum pihak yang terkait dengan pokok perkara.
dikonsepkan sebagai apa yang tertulis Istilah-istilah lain yang sama artinya
dalam peraturan perundang-undangan seperti rasio decidendi adalah legal
(law in books) atau hukum dikonsepkan reasoning dan the ground of reason the
sebagai kaidah atau norma decision.7
yang merupakan patokan berperilaku Pada umumnya, hakim
manusia yang dianggap merupakan organ tertinggi yang memiliki
pantas. Penelitian hukum normatif ini peran penting dalam penegakan hukum.
diadasarkan kepada bahan Menurut Bambang Waluyo, hakim
hukum primer dan sekunder, yaitu adalah organ pengadilan yang dianggap
penelitian yang mengacu memahami hukum, yang dipundaknya
kepada norma-norma yang terdapat telah diletakkan kewajiban dan tanggung
dalam peraturan perundang- jawab agar hukum dan keadilan itu
undangan. ditegakkan, baik tertulis (mengadili suatu
perkara yang diajukan dengan dalih
HASIL DAN PEMBAHASAN bahwa hukum tidak atau kurang jelas)
dan tidak boleh ada satu pun yang
Rasio Decidendi dalam putusan PN bertentangan dengan asas dan sendi
Makassar Nomor 222/Pid.B/2018/PN peradilan berdasarkan Tuhan Yang Maha
Mks Tahun 2018 Esa.
Hakim sebagai corong undang-
Dalam setiap putusan hakim undang yang dianggap memahami hukum
terdapat alasan yang menentukan atau tentunya berkewajiban untuk melihat
inti-inti yang menentukan dalam pemenuhan unsur-unsur terlebih dahulu
pembuatan putusan.5 Salah satu alasan yang dijeratkan kepada terdakwa apakah
menentukan pembuatan putusan dalam terpenuhi atau tidak sehingga dapat
lembaga peradilan ialah adanya Rasio menentukan seseorang tersebut
decidendi atau pertimbangan hukum yang melakukan tindak pidana. Adapun dalam
diambil oleh hakim dalam memutus suatu hal ini hakim menilai bahwa pelaku telah
perkara. Ratio decidendi Hakim dapat memenuhi unsur dari ketentuan pasal 46
diartikan sebagai pikiran hakim yang ayat (1) karena telah menghimpun dana
menentukan seorang Hakim membuat masyarakat dalam bentuk simpanan tanpa
amar putusan.6 Hakim seizin bank Indonesia.
mempertimbangkan landasan filsafat Jika berbicara mengenai
yang mendasar, yang berhubungan ketentuan dalam pasal 46 ayat (1) dapat
dengan dasar peraturan perundang- dilihat bahwa untuk melakukan
undangan yang relevan dengan pokok penghimpunan dana masyarakat dalam
perkara, dan motivasi pada diri Hakim bentuk simpanan disyaratkan untuk
yang jelas untuk menegakkan hukum mendapatkan izin terlebih dahulu oleh
serta memberikan keadilan bagi para pemegang otoritas. Karena simpanan

5
Tim Penyusun Hukum Acara Mahkamah TerhadapPutusan MA Nomor 41 PK/PID/2009
Konstitusi, 2010, Hukum Acara Mahkamah dan Putusan MA Nomor 183 PK/Pid/2010)”,
Konstitusi, Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Artikel Ilmiah, Fakultas Hukum, Universitas
Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat, hlm. 190. Brawijaya, Malang, hlm. 9.
6
Yan Pramadya Puspa, dalam Mochammad Alfi 7
“Peranan Putusan Pengadilan Dalam Program
Muzakki, 2011, “Ratio Decidendi Hakim Ma Deradikalisasi Terorisme di Indonesia”, Vol-
Dalam Menerima Permohonan Peninjauan III/No. 02/AGUSTUS/2010, Jurnal Yudisial,
Kembali Atas Putusan Peninjauan Kembali Komisi Yudisial RI, Jakarta Pusat, hlm. 117-118.
Perkara Pemalsuan Surat (Analisis

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume XVII Nomor 1, April 2022 (halaman 139 - 146) https://ojs.unm.ac.id/supremasi 143

merupakan hak milik yang masih menjadi Perkreditan Rakyat dari pimpinan Bank
hak penyetor simpanan meskipun Indonesia, kecuali apabila kegiatan
sementara di simpan dalam bentuk yang menghimpun dana di masyarakat
berbeda seperti giro/tabungan ataupun dimaksud diatur dengan undang-undang
lainnya.8 Dalam pasal ini pula kegiatan tersendiri.10
penghimpunan dana berbentuk simpanan Adapun dalam pasal 46 ayat (2)
harus memerhatikan pula syarat minimal menerangkan bahwa, jika kegiatan
untuk memperoleh izin sebagaimana di tersebut dilakukan oleh badan hukum
maksud dalam pasal 16 undang-undang yang berbentuk perseroan terbatas (PT),
Republik Indonesia nomor 10 tahun 1998 Yayasan, Perserikatan, atau Koperasi,
tentang perubahan atas undang-undang maka penuntutan dapat dilakukan
nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan: kepada: (a) Pemberi perintah; (b) Atau
(1) Setiap pihak yang melakukan yang bertindak sebagai pimpinan dalam
kegiatan menghimpun dana dari perbuatan itu, atau kedua-duanya.11
masyarakat dalam bentuk simpanan wajib Berdasarkan pendapat Setiyono
terlebih dahulu memperoleh izin usaha yang menyatakan Pasal 46 ayat (2)
sebagai Bank Umum atau Bank tersebut di atas telah mengakui korporasi
Perkreditan Rakyat dari Pimpinan Bank dapat melakukan tindak pidana
Indonesia, kecuali apabila kegiatan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat
menghimpun dana dari masyarakat (1) akan tetapi yang bertanggungjawab
dimaksud diatur dengan Undang-undang bukan korporasinya melainkan mereka
tersendiri. yang memberikan perintah melakukan
(2) Untuk memperoleh izin usaha perbuatan itu atau yang bertindak sebagai
Bank Umum dan Bank Perkreditan pimpinan dalam perbuatan itu atau
Rakyat sebagaimana dimaksud dalam terhadap kedua-duanya. Hal ini berarti
ayat (1), wajib dipenuhi persyaratan Undang- Undang Perbankan ini masih
sekurang-kurangnya tentang: (a) Susunan mengikuti pemikiran bahwa yang dapat
organisasi dan kepengurusan; (b) melakukan tindak pidana itu hanyalah
Permodalan; (c) Kepemilikan; (d) manusia alamiah (natuurlijk persoon).12
Keahlian di bidang Perbankan; (e) Dalam kasus ini hakim membagi
Kelayakan rencana kerja. ketentuan dalam pasal 46 ayat (1)
(3) Persyaratan dan tata cara menjadi dua unsur pokok yang harus
perizinan bank sebagaimana dimaksud terpenuhi yaitu unsur “barang siapa” dan
dalam ayat (2) ditetapkan oleh Bank unsur “menghimpun dana dari
Indonesia." masyarakat dalam bentuk simpanan (giro,
Izin tersebut ditetapkan oleh Bank deposito, sertifikat deposito, tabungan
Indonesia sebagai Bank Sentral.9 Pada atau bentuk lain yang di persamakan),
prinsipnya setiap pihak yang melakukan tanpa izin usaha dai pimpinan bank
kegiatan menghimpun dana dari Indonesia.”
masyarakat dalam bentuk simpanan, Dalam pertimbangannya hakim
wajib terlebih dahulu memperoleh izin menilai bahwa unsur barang siapa telah
usaha sebagai Bank Umum atau Bank terpenuhi karena unsur barang siapa

8 11
Gunarto Suhardi, Op.Cit, hlm. 19. Chainur Arrasjid,, ibid hlm 49
9
Chainur Arrasjid, 2011, “Hukum Pidana 12
Setiyono, 2013, Teori-Teori & Alur Pikir
Perbankan”,Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 48. Penerapan Pertanggungjawaban Pidana
10
Rachmadi Usman, 2001, Aspek-aspek hukum Korporasi, Cet. I. Banyumedia
perbankan di Indonesia, Gramedia Pustaka Publishing, Malang, h. 130
Utama, Jakarta, hlm. 69.

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
144 Analisis Yuridis Ratio Decidendi Putusan Terhadap Penegakan Hukum Tindak Pidana …, Muh. Rizal S, dkk

dalam hal ini menunjuk kepada orang simpanan yang dilakukan oleh anggota
atau manusia sebagai subyek hukum yang Profitwin77 merupakan sebuah investasi
merupakan pemegang hak dan kewajiban yang dapat dipersamakan dengan
dan mampu serta cakap bertanggung karakteristik simpanan berbentuk
jawab atas perbuatannya di hadapan tabungan. Berbicara mengenai tabungan
hukum. Hal ini tentu menerangkan pula maka dapat dilihat dalam pasal 1 angka 9
bahwa pertanggung jawaban pidana oleh UU Perbankan yang secara terang
pelaku sebenarnya bukan sebagai mengatakan bahwa :
naturlijke persoon melainkan “Tabungan adalah simpanan yang
pertanggung jawaban pelaku sebagai penarikannya hanya dapat dilakukan
yang mewakili Koperasi Segitiga menurut syarat tertentu yang disepakati,
Bermuda dalam menghimpun dana tetapi tidak dapat ditarik dengan cek,
masyarakat dalam bentuk simpanan. bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang
Adapun pertimbangan terhadap dipersamakan dengan itu”
unsur kedua yaitu menghimpun dana Pemaknaan tabungan dalam hal
masyarakat, hakim menilai bahwa pelaku ini menurut hemat penulis justru
mengelola profitwin77 sejak awal bulan memiliki sisi kelemahan karena untuk
Mei 2016 dan tidak mempunyai izin dari menentukan persamaan karakteristik
Pimpinan Bank Indonesia dan Koperasi bentuk simpanan sebagaimana yang
Segitiga Bermuda didirikan pada bulan dimaksud dalam ketentuan tersebut
Juli 2016 juga tidak mempunyai status cukup sulit karena karakteristik tabungan
Badan Hukum di mana penawaran itu sendiri berdasarkan pasal 1 angka 9
profitwin77 adalah paket tidak secara gamblang menyebutkan
simpanan/investasi (bronze, silver, gold, karakteristik suatu tabungan. Sedangkan
platinum dan titanium) dengan pengertian simpanan sendiri tertuang di
penawaran keuntungan/profit/imbal hasil dalam pasal 1 angka 5: “Simpanan adalah
sebesar 2% per hari dari nilai produk dana yang dipercayakan oleh masyarakat
simpanan/investasi yang dibeli dapat kepada bank berdasarkan perjanjian
dipersamakan dengan karakteristik penyimpanan dana dalam bentuk Giro,
tabungan karena terdapat penyerahan Deposito, Sertifikat Deposito, Tabungan
dana dari masyarakat dan terdapat unsur dan/atau bentuk lainnya yang
imbalan berupa uang dengan persentase dipersamakan dengan itu;”
tertentu, sehingga atas perbuatan tersebut Adanya frasa “bentuk lainnya
yang menghimpun dana dari masyarakat yang di persamakan dengan itu”
tanpa izin dari Bank Indonesia dan merupakan peluang hakim untuk
Koperasi Segitiga Bermuda yang melakukan penemuan hukum. Karena
didirikan oleh terdakwa tidak berbadan penulis menafsirkan bahwa pembentuk
hukum yang mengakibatkan banyak undang-undang membuat frasa tersebut
anggota atau nasabah profitwin77 yang agar hakim dapat leluasa menerapkan
mengalami kerugian. Dari uraian di atas pasal itu untuk menjerat pelaku tindak
hakim berpendapat bahwa pelaku juga pidana. Namun hakim harus pandai
telah memenuhi unsur kedua tersebut. menilai dan menafsirkan bahwa suatu
Yang menarik dalam kasus ini simpanan dapat di persamakan dengan
ialah terkait dengan pemenuhan unsur apa yang dimaksud dalam ketentuan
yang kedua yaitu terkait dengan bentuk pasal 46 ayat (1). Tindakan menafsirkan
ratio decendi atau pertimbangan hakim oleh hakim pada dasarnya sah untuk
dalam memutuskan bahwa unsur kedua dilakukan menurut hukum namun dalam
telah terpenuhi. Hakim memaknai bahwa kaedah dan batas-batas tertentu. Menurut

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume XVII Nomor 1, April 2022 (halaman 139 - 146) https://ojs.unm.ac.id/supremasi 145

Cst. Kansil dalam bukunya pengantar yang artinya masih mampu menjawab
Ilmu Hukum,13 hukum pidana hanya perkembangan hukum khususnya di
boleh ditafsirkan menurut arti kata dalam bidang perbankan sampai saat ini.
undang-undang itu sendiri, oleh karena
itu dalam hukum pidana dikenal dengan PENUTUP
penafsiran autentik, yaitu penafsiran yang
dilakukan berdasarkan yang telah Berdasarkan hasil dari penelitian
ditentukan oleh pembentuk undang- dan pembahasan yang telah dilakukan
undang. penulis, maka dapat di simpulkan hal-hal
Selain daripada hal tersebut yang sebagai berikut: (1) Didasarkan pada
perlu diperhatikan sifat hukum pidana itu kronologi dari kasus tersebut dapat dilihat
berbeda dengan hukum perdata yang di bahwa tindak pidana perbankan
mana perbedaannya terletak pada dasar khususnya yang berkaitan dengan
keputusan hakim dalam memutus. Dalam perizinan dewasa ini memiliki modus
hukum acara perdata dikenal prinsip Operandi yang cukup kompleks.
putusan hakim itu cukup dengan Kemajuan teknologi tidak hanya
mendasarkan diri kepada kebenaran berdampak positif terhadap industri
formil saja (akta tertulis dan lain-lain), keuangan melainkan dapat pula
berbeda dengan pidana yaitu putusan berdampak negatif jika dimanfaatkan
hakim harus mencari kebenaran materiil oleh oknum tertentu. Alih-alih
(menurut keyakinan, perasaan, dan mendapatkan keuntungan 2% per harinya
perasaan keadilan hakim itu sendiri).14 dengan cara investasi dalam bentuk
Perbedaan prinsip tersebut tentu trading system yang mengandalkan
memberikan peluang untuk hakim dalam robotic, kehilangan dana yang di setor
perkara pidana untuk melakukan justru menjadi kompensasi atas risiko
penilaian terhadap setiap perkara yang untuk meraih keuntungan secara instan.
didasarkan pada keyakinan. (2) Ratio decidendi pada putusan PN
Hakim dalam hal ini meyakini Makassar dalam perkara Nomor
bahwa penghimpunan dana dalam bentuk 222/Pid.B/2018 meliputi fakta-fakta
simpanan yang dilakukan oleh materiil. Fakta tersebut berupa orang dan
Profitwin77 merupakan bentuk simpanan korporasi yang melakukan
sebagaimana yang dimaksud dalam pasal penghimpunan dana di masyarakat
1 angka 5 karena adanya frasa dalam dengan cara menawarkan program
simpanan “bentuk lainnya yang di aplikasi trading system dengan
persamakan dengan itu” . keuntungan 2% per harinya. Pelaku
Dari hal tersebut dapat diketahui terbukti menghimpun dana masyarakat
bahwa penerapan hukum pasal 46 ayat (1) tanpa izin sebagaimana pertimbangan
terkait tindak pidana perbankan terkait hakim dalam menafsirkan kegiatan
dengan perizinan, tidak memiliki sifat penghimpunan dana masyarakat yang
yang rigid dan kaku karena masih dapat dilakukan oleh pelaku kemudian dapat
diperluas cakupannya dengan adanya dipersamakan sebagaimana tabungan
pemaknaan yang luas dari tabungan yang di maksud oleh pasal 46 ayat (1).
ataupun simpanan. Sehingga dari hal ini Hal tersebut merupakan
pula menerangkan bahwa undang-undang penemuan hukum oleh hakim karena
perbankan khususnya pasal 46 masih hakim menafsirkan bahwa meski
dapat diterapkan untuk konteks kekinian tindakan menghimpun dana oleh pelaku

13
Cst Kansil “Pengantar Ilmu Hukum” hlm 29. 14
Ibid, hlm 31

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
146 Analisis Yuridis Ratio Decidendi Putusan Terhadap Penegakan Hukum Tindak Pidana …, Muh. Rizal S, dkk

bukan merupakan penghimpunan dana Tim Penyusun Hukum Acara Mahkamah


yang dilakukan oleh sebagaimana Konstitusi, 2010, Hukum
lembaga perbankan melainkan dapat di Acara Mahkamah Konstitusi,
persamakan dengan hal itu. Dari sini Sekretariat Jenderal dan
dilihat bahwa undang-undang perbankan Kepaniteraan Mahkamah
khususnya pasal 46 masih memiliki sifat Konstitusi, Jakarta Pusat.
futuristik karena masih dapat menjangkau Zainal Asikin, 2016, Pengantar Hukum
tindak pidana yang tergolong bersifat Perbankan Indonesia, Rajawali
futuristik karena melibatkan teknologi di Pers, Jakarta.
dalamnya.
Tindak pidana perbankan di B. Jurnal, Karya Ilmiah
dasari dari berbagai modus operandi yang Komisi Yudisial, “Peranan Putusan
terus berkembang mengikuti Pengadilan Dalam Program
perkembangan zaman, seperti yang telah Deradikalisasi Terorisme di
penulis jelaskan dalam penelitian ini. Indonesia”, Vol-III/No.
Penulis menyarankan sebaiknya 02/AGUSTUS/2010, Jurnal
pengawasan dalam industri keuangan Yudisial, Komisi Yudisial RI,
harus di tingkatkan, pengawas yang Jakarta Pusat, hlm. 117-118.
dimaksud dalam hal ini ialah OJK dan M. Arief Amrullah, Jurnal Ilmiah Politik
Bank Indonesia sebab berbagai modus Hukum Pidana dalam
dalam tindak pidana perbankan yang Perlindungan Korban
terjadi saat ini cukup kompleks. Kejahatan Ekonomi di Bidang
Perbankan.
Yan Pramadya Puspa, dalam
DAFTAR PUSTAKA Mochammad Alfi Muzakki,
2011, “Ratio Decidendi Hakim
A. Buku Ma Dalam Menerima
Chainur Arrasjid, 2011, “Hukum Pidana Permohonan Peninjauan
Perbankan”,Sinar Grafika, Kembali Atas Putusan
Jakarta. Peninjauan Kembali Perkara
Cst Kansil “Pengantar Ilmu Hukum” . Pemalsuan Surat (Analisis
Gunarto Suhardi, 2003 Usaha Perbankan TerhadapPutusan MA Nomor
dalam Perspektif Hukum, 41 PK/PID/2009 dan Putusan
Kanisius, Yogyakarta. MA Nomor 183
Rachmadi Usman, 2001, Aspek-aspek PK/Pid/2010)”, Artikel
hukum perbankan di Ilmiah, Fakultas Hukum,
Indonesia, Gramedia Pustaka Universitas Brawijaya,
Utama, Jakarta. Malang, hlm. 9
Setiyono, 2013, Teori-Teori & Alur Pikir
Penerapan C. Peraturan
Pertanggungjawaban Pidana Undang-undang Nomor 10 tahun 1998
Korporasi, Cet. I. Banyumedia tentang perubahan atas
Publishing, Malang. Undang-undang Nomor 7
Tim Peneliti OJK, Pahami dan Hindari Tahun 1992 tentang
“Buku Memahami dan Perbankan.
Menghindari Tindak Pidana
Perbankan, tanpa penerbit. D. Putusan
Putusan Nomor 222/Pid.B/2018/PN Mks

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369

Anda mungkin juga menyukai