Anda di halaman 1dari 8

DINAMIKA RESISTENSI PERUBAHAN: PEMAHAMAN KONSEP DHARMA

DALAM MENGHADAPI TRANSFORMASI ORGANISASI

Ni Ketut Astiti Widiyanti1), Ida Bagus Hindu Narayana2)


1
Fakultas Ekonomi, Universitas Pendidikan Ganesha

email: astiti.widiyanti.2@undiksha.ac.id
2
Fakultas Ekonomi, Universitas Pendidikan Ganesha
email: bagus.hindu@undiksha.ac.id

Abstract
1. PENDAHULUAN hal yang relevan untuk dieksplorasi. Dharma,
dalam konteks ini, merujuk pada prinsip-prinsip
Transformasi organisasi merupakan moral dan etika yang membimbing individu dan
suatu keharusan dalam menghadapi perubahan organisasi dalam menjalani tugas dan tanggung
zaman yang cepat dan dinamis. Organisasi yang jawabnya. Dharma, yang berasal dari warisan
mampu beradaptasi dengan perubahan akan budaya dan filosofi Hindu, memiliki makna
lebih berkemungkinan untuk bertahan dan yang sangat dalam terkait dengan tata nilai,
berkembang. Namun, proses transformasi etika, dan tanggung jawab dalam menjalani
organisasi seringkali dihadapkan oleh resistensi kehidupan. Pemahaman serta penerapan konsep
internal dari para anggotanya. Resisten Dharma dapat menjadi landasan moral yang
terhadap perubahan dapat berasal dari berbagai kuat dalam menghadapi perubahan, sehingga
faktor, seperti ketidakpastian, ketakutan resistensi dapat diatasi dengan lebih efektif.
kehilangan stabilitas, atau kurangnya
pemahaman terhadap tujuan perubahan Dinamika resistensi perubahan
tersebut. seringkali dipengaruhi oleh budaya organisasi,
Schulze (2017:11) menjelaskan bahwa struktur kekuasaan, dan komunikasi internal.
Organisasi adalah penggabungan dari individu- Oleh karena itu, penting untuk menjelajahi
individu, benda-benda, alat-alat perlengkapan, bagaimana konsep Dharma dapat
ruang kerja, serta segala sesuatu yang memiliki diintegrasikan ke dalam dinamika organisasi
keterkaitan dengannya, yang kemudian guna mengurangi resistensi terhadap
dihimpun dalam hubungan yang teratur dan transformasi. Bagaimana nilai-nilai Dharma
efektif untuk mencapai tujuan yang diinginkan. dapat menjadi panduan moral yang memotivasi
Dengan menerapkan strategi teamwork, suatu anggota organisasi untuk berpartisipasi aktif
organisasi dapat mencapai tujuannya, dan dalam proses perubahan?
perubahan menjadi hal mendasar untuk
mencapai tujuan tersebut, dengan berinovasi Resistensi Perubahan
dan mengembangkan aspek-aspek dalam Dalam proses merealisasikan
organisasi. Dalam organisasi, mengendalikan perubahan organisasi, terdapat beragam
serta mengontrol suatu perubahan menjadi tolak hambatan yang harus dihadapi dan tidak dapat
ukur bagaimana perusahaan atau organisasi dihindari oleh organisasi, salah satu hambatan
tersebut dapat berkembang. Organisasi dituntut tersebut adalah Resistensi yang merujuk pada
untuk memiliki kemampuan menghadapi posisi atau sikap untuk berperilaku bertahan,
perubahan. Oleh karena itu, ilmu mengenai melawan, menentang, atau upaya oposisi yang
manajemen perubahan diperlukan sebagai dasar pada umumnya tindakan tersebut tidak
referensi menghadapi perubahan-perubahan mendasar atau merujuk pada paham yang jelas
yang terjadi. (Laihad, 2019). Resistensi perubahan dapat
diamati dari reaksi atau sikap negatif individu
Dalam konteks transformasi organisasi, atau kelompok dalam suatu organisasi ketika
pemahaman terhadap konsep Dharma menjadi
dihadapkan dengan perubahan organisasional. terkait makna, nilai, dan relevansi Dharma
Perubahan ini dapat berupa perubahan proses, dalam perjalanan spiritual dan moralitas Hindu.
struktur organisasi, teknologi, kebijakan, atau
budaya perusahaan. Resistensi terhadap Dalam agama Hindu, "Dharma"
perubahan dapat muncul karena berbagai alasan memiliki makna yang sangat dalam dan
dan dapat menjadi hambatan serius untuk kompleks. Kata ini dalam Bahasa Sansekerta
mencapai keberhasilan transformasi sulit diterjemahkan menjadi satu kata atau
organisasional. gagasan dalam bahasa lain. Konsep Dharma
Hindu mencakup sejumlah gagasan utama,
Resistensi dikatakan sebagai faktor seperti tanggung jawab sosial, hukum alam,
penghambat dalam organisasi untuk melakukan etika, dan kewajiban moral. Dharma artinya
perubahan, karena sikap resistensi atau sikap acara atau pengatur kehidupan sehari-hari.
untuk berperilaku bertahan ini berlawanan Acara merupakan Dharma tertinggi dan
dengan teori perubahan dalam organisasi untuk merupakan dasar dari tapa atau kesederhanaan.
menuju pada perkembangan organisasi tersebut Ia menuntun menuju kecukupan, keindahan,
(Rifka Amelia, 2019). Resistensi perubahan umur panjang dan kelanjutan dari keturunan.
dapat merugikan organisasi dalam berbagai Perilaku jahat dan tidak bermoral akan
aspek, termasuk produktivitas, inovasi, menuntun menuju kehinaan, kesedihan,
adaptabilitas, dan keberlanjutan. Maka dari itu kesakitan dan kematian sebelum waktunya
sangat penting bagi bagi pemimpin dan semua (Hartaka & Eka Suadnyana, 2018).
pihak yang terlibat dalam organisasi untuk
memahami dinamika resistensi perubahan Faktor Penyebab Resistensi Perubahan
sehingga dapat membantu pemimpin organisasi
dan para pengambil keputusan dalam Resistensi dalam proses perubahan
merancang strategi yang lebih terfokus serta organisasi dapat dipengaruhi oleh berbagai
berkelanjutan. Melibatkan individu, faktor. Beberapa faktor penyebab terjadinya
memberikan informasi yang jelas, dan resistensi perubahan adalah sebagai berikut:
menciptakan lingkungan di mana perubahan
1) Kepentingan pribadi: Resistensi dapat
dianggap sebagai peluang positif dapat
terjadi ketika individu merasa bahwa
membantu mengatasi resistensi perubahan
perubahan tidak akan membantu atau
dalam konteks organisasi.
memberikan manfaat;
Dharma 2) Kesalahpahaman dan kurangnya
kepercayaan: Resistensi dapat terjadi
Sebagai gagasan utama dalam agama dikarenakan individu tidak yakin atau
Hindu, Dharma adalah pedoman moral dan tidak percaya terhadap keberhasilan dari
etika yang mengarahkan orang ke arah perubahan yang dilakukan;
kehidupan yang memuaskan. Dalam tradisi 3) Faktor ekonomi dikarenakan individu
Hindu, Dharma menetapkan dasar tatanan beranggapan bahwa perubahan akan
sosial, spiritual, dan kosmis dengan merangkum menyebabkan biaya atau rasa takut;
nilai-nilai, kewajiban, dan tanggung jawab. 4) Persepsi selektif: Resistensi dapat terjadi
Dengan mengkaji epos seperti Mahabharata dan karena individu hanya fokus pada dampak
Ramayana serta teks filosofis yang mendalam negatif perubahan dan tidak
seperti Bhagavad Gita, seseorang dapat memperhatikan manfaat yang akan
memperoleh pemahaman mendalam tentang dihasilkan;
hakikat kehidupan dan makna eksistensial 5) Kebiasaan: individu yang tidak memiliki
manusia. Hal ini dimungkinkan oleh konsep keinginan untuk terbiasa dengan
Dharma. kita akan menyelami referensi kitab perubahan akan mengalami kesulitan
suci, filosofi, dan ajaran yang membentuk dalam beradaptasi dengan perubahan itu
esensi Dharma, dan mempertimbangkan sendiri;
bagaimana wawasan ini meluas ke dalam 6) Rasa aman: Resistensi terjadi karena
kehidupan sehari-hari, membimbing langkah- individu merasa tidak aman dengan
langkah menuju kehidupan yang bermakna dan perubahan dan mengerti bahwa perubahan
harmonis. Pada artikel kali ini akan didalami akan memberikan dampak buruk bagi
individu tersebut.
Untuk mengatasi resistensi dalam 5) Kehilangan Bakat dan Retensi Karyawan:
proses perubahan organisasi, penting bagi Karyawan yang merasa tidak puas dengan
pemimpin atau agen perubahan untuk perubahan mungkin cenderung mencari
memahami dinamika situasi dan posisi individu peluang di organisasi lain. Resistensi yang
serta kelompok dalam organisasi. Selain itu, tidak terselesaikan dapat menyebabkan
agen perubahan harus mampu menempatkan hilangnya bakat kunci dan masalah retensi
posisinya dalam keadaan bahaya dan mengakui karyawan. (Armenakis, A. A., Harris, S.
resistensi dari arah yang berlawanan. G., & Mossholder, 1993)
Dampak Negatif Resistensi terhadap Mengelola Resistensi Perubahan
Organisasi
Resistensi perubahan dalam
Resistensi terhadap perubahan di dalam perusahaan dapat memiliki dampak negatif jika
suatu organisasi seringkali menjadi tantangan tidak dikelola dengan baik. berdasarkan analisis
yang substansial. Meskipun resistensi itu yang dilakukan oleh Tarsan (2018) terdapat
sendiri merupakan reaksi manusiawi terhadap beberapa cara untuk mengelola resistensi
perubahan, dampak negatif dari resistensi perubahan sehingga resistensi terhadap
tersebut dapat menghambat kemajuan perubahan yang terjadi tidak membahayakan
organisasi. Berikut merupakan dampak negatif perusahaan atau organisasi. Adapun cara-cara
yang ditimbulkan oleh resistensi kepada tersebut adalah:
organisasi:
1) Pendidikan dan komunikasi yang dapat
1) Penurunan Produktivitas: Resistensi dilakukan dengan memberikan
terhadap perubahan dapat menyebabkan pembinaan, bimbingan, pelatihan, serta
penurunan produktivitas dalam organisasi. memberikan informasi tentang pentingnya
Karyawan yang menolak atau enggan melakukan perubahan menjadi sesuatu
mengadopsi perubahan baru mungkin yang sangat urgen dan mendesak;
tidak sepenuhnya berpartisipasi dalam 2) Partisipasi: yang dilakukan dengan
implementasi, sehingga menghambat melibatkan seluruh pihak, memberikan
efisiensi operasional. (Armenakis, A. A., kesempatan untuk berkolaborasi, kerja
& Harris, 2002). sama, serta mobilisasi para bawahan dalam
2) Ketidakpastian dan Kecemasan: Resistensi mengambil keputusan untuk dapat
menciptakan atmosfer hangat di antara menumbuhkan dan mengoptimalkan
anggota organisasi. Rasa cemas terkait komitmen dalam melakukan perubahan;
perubahan dapat menyebabkan penurunan 3) Fasilitasi dan Dukungan: dilakukan
motivasi, peningkatan stres, dan merusak dengan memberikan dukungan dalam
suasana kerja yang sehat. (Ford, J. D., & berbagai bentuk, seperti dana, alat,
Ford, 2001). keterampilan, konseling, terapi, dan
3) Ketidakmampuan Beradaptasi: Organisasi pengetahuan;
yang tidak dapat mengatasi resistensi 4) Negosiasi: digunakan ketika berhadapan
risiko tidak mampu beradaptasi dengan dengan individu atau kelompok yang
lingkungan yang terus berubah. Hilangnya memiliki kuasa. Pada tahap ini pemimpin
kemampuan beradaptasi dapat melakukan upaya mencari kesepakatan
menghambat daya saing dan pertumbuhan bersama agar memenuhi kebutuhan untuk
jangka panjang. (Kotter, J. P., & melakukan perubahan sehingga upaya
Schlesinger, 1979). penolakan diminimalisir;
4) Gaya Kepemimpinan yang Tidak Efektif: 5) Manipulasi dan kooptasi untuk membuat
Resistensi terhadap perubahan dapat lebih menarik, menyimpan informasi yang
menimbulkan tekanan pada gaya tidak diinginkan dan menciptakan gosip
kepemimpinan. Pemimpin yang tidak tidak benar;
mampu mengelola resistensi dengan baik 6) Paksaan: merupakan pilihan terakhir yang
akan terjebak dalam pola komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin ketika para
tidak efektif dan kekurangan dukungan anggota organisasi menghalangi atau
dari tim. (Oreg, 2006). menentang perubahan.
Peran Dharma dalam Mengelola Resistensi kesimpulan dari pengetahuan yang telah
Perubahan tersedia, untuk mengembangkan kerangka teori
terbaru atau sebagai dasar pemecahan masalah.
Dalam konteks manajemen perubahan,
peran Dharma dalam mengelola resistensi 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
perubahan dapat dilihat dari perspektif nilai
etika, harmoni sosial, dan moral. Pemahaman Analisis Perilaku Individu terhadap
konsep Dharma dapat membantu dalam Resistensi Perubahan
mengelola resistensi perubahan dengan cara
sebagai berikut: Dalam melaksanakan perubahan tentu
saja terdapat individu yang menolak untuk ikut
1) Kesadaran Etika: Dharma menekankan serta melakukan perubahan tersebut. Wahyuni
pentingnya etika dalam kehidupan (2022) mengungkapkan terdapat lima penyebab
individu dan organisasi. Dengan individu menolak perubahan, diantaranya
memahami dan menerapkan etika yang adalah:
sesuai, pemimpin dapat membangun
kepercayaan dan mengurangi resistensi 1) Kebiasaan atau habitat yang menyebabkan
perubahan. individu terlanjur nyaman dan terbiasa
2) Harmoni Sosial: Dharma mempromosikan dengan keadaan sebelumnya sehingga
harmoni sosial dan penghargaan satu sama individu tersebut enggan melakukan
lain. Dengan membangun hubungan yang perubahan.
sejahtera dan transparan, pemimpin dapat 2) Faktor ekonomi, perubahan bisa saja
memperoleh dukungan dan kesediaan memberikan dampak ekonomi yang cukup
lebih tinggi dari anggota organisasi. besar sehingga dapat dipastikan resistensi
3) Moral: Dharma menjadwalkan nilai-nilai dari individu juga akan semakin kuat.
moral yang harus diadopsi oleh individu. turunnya penghasilan, peningkatan gaji
Dengan memahami dan menerapkan moral yang tidak sesuai dengan ekspektasi,
yang sesuai, pemimpin dapat naiknya biaya transportasi adalah beberapa
mengevaluasi dampak perubahan dan faktor ekonomi yang menimbulkan
mengambil keputusan yang lebih resistensi.
bersyarat. (Kemenuh, 2017). 3) Keamanan, rasa takut dari individu
menjadi faktor yang sangat berpengaruh
Kemudian Komunikasi Terbuka dapat
terhadap resistensi perubahan. takut
mendukung Dharma dalam menekankan
diberhentikan, atau takut kehilangan
pentingnya komunikasi terbuka dan transparan
jabatan. keamanan menjadi ketakutan bagi
dalam mengatasi resistensi perubahan. Dengan
seseorang dalam melaksanakan
baik mengkomunikasikan tujuan dan manfaat
perubahan.
perubahan, pemimpin dapat memperoleh
4) Khawatir tentang ketidakpastian, misalnya
dukungan dan kesediaan lebih tinggi dari
ketidakpastian akan tercapainya tujuan,
anggota organisasi (Sigit Auliana & Iis
ketidakjelasan peraturan, menjadi
Nuraisah, 2020).
kekhawatiran bagi individu sehingga
memunculkan resistensi perubahan dalam
2. METODE PENELITIAN
organisasi atau perusahaan.
Penelitian ini menggunakan metode
5) Persepsi yang apriori, persepsi ini timbul
literature review atau kajian pustaka. Kajian
pada individu sebelum dilaksanakannya
pustaka digunakan sebagai alat untuk
perubahan. pengetahuan yang ada bahkan
memecahkan problematika berdasarkan
sebelum perubahan terjadi, menimbulkan
penelusuran secara mendalam dan kritis
perspektif yang belum pasti sehingga
terhadap sumber-sumber pustaka yang relevan.
berdampak pada sikap individu yang apatis
Teknik analisis telaah pustaka dilakukan
dan memunculkan resistensi terhadap
dengan mengumpulkan sumber data informasi
perubahan.
dari berbagai acuan pustaka yang diperlukan
sebagai sumber ide agar dapat menggali
pemikiran baru, yang kemudian dapat dijadikan Resistensi individu ini dapat menjadi
sebagai bahan untuk melakukan penarikan penghambat dalam proses perubahan organisasi
atau perusahaan, karena sikap resistensi 4) Komitmen organisasi: Keterlibatan
tersebut berlawanan dengan sikap ingin karyawan juga mempengaruhi komitmen
berubah yang harus dimiliki oleh organisasi organisasi. Misalnya, perubahan
untuk berkembang. Untuk dapat meminimalisir organisasi yang baik dapat meningkatkan
terjadinya resistensi perubahan maka komitmen karyawan terhadap perusahaan
diperlukan pemahaman yang mendalam tentang (Rahmi & Mulyadi, 2018)
karakteristik individu, budaya organisasi, dan
tujuan dari perubahan yang akan dilakukan. Strategi Manajemen untuk Mengatasi
Resistensi
Keterlibatan Karyawan dalam Proses
Perubahan Mengatasi resistensi perubahan
membutuhkan strategi yang tepat. Adapun
Keterlibatan Karyawan atau Employee strategi manajemen yang dapat digunakan
engagement merupakan keadaan psikologis untuk mengatasi resistensi terhadap perubahan
dimana karyawan merasa berkepentingan menurut Laihad, dkk (2019) adalah sebagai
dalam keberhasilan perusahaan dan termotivasi berikut:
untuk meningkatkan kinerja ke tingkat yang
melebihi job requirement yang diminta, 1) Pendidikan dan Komunikasi: Melakukan
Ramadhan dan Sembiring (2014) Dalam sosialisasi dan komunikasi yang efektif
Letsoin & Ratnasari, (2020). Lebih lanjut mengenai alasan, tujuan, serta manfaat
employee engagement dianggap sebagai perubahan kepada semua pihak dalam
sesuatu yang dapat memberikan perubahan organisasi. Hal ini dapat membantu
pada individu, tim, dan perusahaan. Sedangkan mengurangi ketidakpastian dan
Keterlibatan karyawan merupakan suatu proses kekhawatiran yang mungkin muncul
partisipasi kerja yang mempengaruhi kinerja akibat perubahan.
dan kepuasan kerja serta dampak terhadap 2) Partisipasi dan Keterlibatan: Melibatkan
keberhasilan organisasi (Panjaitan, 2018). para anggota organisasi dalam proses
Dalam proses perubahan organisasi, perencanaan dan implementasi perubahan.
keterlibatan karyawan menjadi faktor penting Dengan melibatkan anggota atau
yang perlu diperhatikan oleh manajemen. karyawan, diharapkan dapat menimbulkan
Berikut adalah beberapa dampak dan strategi rasa kepemilikan terhadap perubahan yang
keterlibatan karyawan dalam proses perubahan: ada dan lebih menerima perubahan
tersebut.
1) Pengaruh pada kinerja individu: 3) Dukungan dan Fasilitasi: Memberikan
Keterlibatan dan partisipasi kerja dukungan, bantuan, dan sumber daya yang
karyawan dapat memberikan pengaruh diperlukan pada anggota organisasi untuk
pada kinerja individu karyawan, yang pada dapat beradaptasi dengan perubahan.
akhirnya akan memberikan dampak yang Contohnya adalah dengan mengadakan
sangat besar terhadap keberhasilan suatu pelatihan, bimbingan, atau pengembangan
perusahaan (Panjaitan, 2018). keterampilan baru
2) Kepemimpinan: Kepemimpinan yang baik 4) Negosiasi: Melakukan negosiasi dengan
dapat mempengaruhi keterlibatan pihak yang resisten terhadap perubahan
karyawan, yang pada gilirannya dapat untuk mencapai kesepakatan yang saling
meningkatkan komitmen dan menguntungkan. Hal ini dapat membantu
berpartisipasi karyawan dalam perubahan mengatasi konflik dan memperoleh
organisasi (Susyanto, 2019). dukungan dari para pihak yang resisten
3) Budaya organisasi: Keterlibatan karyawan 5) Kepemimpinan yang Efektif: Memiliki
terkait dengan budaya organisasi, seperti kepemimpinan yang mampu memahami
pola pikir, kebiasaan, sikap, dan dan mengelola resistensi terhadap
kepribadian karyawan. Perubahan perubahan dengan bijaksana.
organisasi yang berhasil akan bergantung Kepemimpinan yang efektif dapat
pada kemampuan manajemen untuk membantu menciptakan lingkungan yang
mengubah budaya organisasi sesuai mendukung perubahan dan menginspirasi
dengan perubahan yang dilakukan (Rahmi
& Mulyadi, 2018).
para anggota organisasi untuk menerima Kata Dharma dalam kamus Sansekerta-
perubahan Indonesia berarti: lembaga, adat kebiasaan,
Dengan menerapkan strategi-strategi di atas, aturan kewajiban, moral yang baik, pekerjaan
diharapkan manajemen dapat mengurangi yang baik, kebenaran, hukum, dan keadilan.
resistensi terhadap perubahan dan Menurut Gelgel (2016) “Dharma” adalah
memperlancar proses perubahan di dalam penjabaran rta ke dalam peraturan yang
organisasi. mengatur tingkah laku manusia dalam rangka
menciptakan ketertiban dan keadilan dalam
Pengertian Konsep Dharma dalam Konteks masyarakat”. Berdasarkan pengertian Dharma
Organisasi dari kamus Sansekerta-Indonesia dan pendapat
Gelgel, maka dapat disimpulkan bahwa
Dharma dalam konteks organisasi Dharma adalah kewajiban yang harus
memiliki akar dari budaya dan filsafat Hindu- dilaksanakan untuk menjamin kesejahteraan
Buddha, khususnya konsep Dharma dalam untuk menciptakan ketertiban dan keadilan.
Hinduisme. Dalam bahasa Sanskerta,
“Dharma” dapat diterjemahkan sebagai tugas Konsep Dharma memiliki akar dalam
moral atau kewajiban yang sesuai dengan budaya dan filsafat Hindu, namun dalam
hukum alam atau tatanan kosmis Konsep konteks transformasi organisasi, konsep
Dharma dalam konteks perubahan organisasi Dharma dapat diartikan lebih luas untuk
mengacu pada kewajiban atau tanggung jawab mencakup prinsip-prinsip etika, tanggung
yang harus dipenuhi oleh setiap anggota jawab, dan tujuan yang mendasari tindakan
organisasi untuk mencapai tujuan bersama. individu dan kelompok dalam sebuah
Dalam literatur "Pengembangan dan Perubahan organisasi. Relevansi konsep Dharma dengan
Organisasi, konsep ini digunakan untuk transformasi organisasi adalah:
mendeskripsikan aktivitas yang terjadi dalam
organisasi dan merupakan bentuk dari 1) Etika dan Moralitas: Pemahaman terhadap
organisasi ketika aktivitas tersebut terjadi Dharma menekankan akan pentingnya
(Guntur Muh & Andi Cudai Nur, 2018). melaksanakan hal-hal yang moral dan etis.
Dalam suatu organisasi, fokus pada
Konsep Dharma menyoroti pentingnya prinsip-prinsip etis dapat berfungsi sebagai
keterlibatan karyawan, kepemimpinan, budaya landasan untuk perilaku dan keputusan
organisasi, dan komitmen organisasi dalam yang bertanggung jawab di seluruh
konteks perubahan organisasi. Kepemimpinan organisasi. Tidak jarang, perubahan
yang baik mempunyai kekuatan untuk budaya yang lebih berfokus pada moralitas
meningkatkan komitmen dan partisipasi dan etika menjadi indikator dari perubahan
karyawan dalam inisiatif perubahan, sementara organisasi yang sukses.
keterlibatan karyawan merupakan komponen 2) Tanggung Jawab Sosial: Dharma juga
penting yang dapat mempengaruhi kinerja dan mengandung konsep tanggung jawab
kesuksesan organisasi. Selain itu, komitmen sosial. Organisasi yang berusaha untuk
pegawai terhadap perubahan organisasi dan bertransformasi dapat menganut prinsip ini
budaya organisasi sangat erat kaitannya dengan dengan mempertimbangkan dampak sosial
konsep Dharma. Dalam konteks perubahan dari keputusan dan tindakan mereka.
organisasi, konsep Dharma menekankan Inisiatif tanggung jawab sosial perusahaan
pentingnya memperhatikan keterlibatan dapat menjadi bagian integral dari
karyawan, mengembangkan budaya transformasi organisasi.
menghargai kontribusi individu, dan 3) Visi dan Tujuan Bersama: Dharma
memadukan fleksibilitas untuk memastikan menekankan pencapaian tujuan hidup
keberhasilan perubahan dan meningkatkan yang lebih besar dan lebih bermakna.
kinerja organisasi Dalam konteks organisasi, ini dapat
diartikan sebagai pembentukan dan
Relevansi Konsep Dharma dengan pemahaman visi dan tujuan bersama yang
Transformasi Organisasi menginspirasi seluruh anggota organisasi.
Transformasi organisasi seringkali
melibatkan penyusunan kembali tujuan
dan visi agar lebih relevan dan berorientasi perubahan tersebut. Serta dengan adanya
ke masa depan. dukungan dan fasilitas pada anggota organisasi
4) Adaptabilitas dan Inovasi: Transformasi untuk dapat beradaptasi dengan perubahan guna
organisasi memerlukan adaptabilitas dan meminimalisir resistensi.
inovasi. Konsep Dharma mengajarkan
keberlanjutan dan perubahan yang Dalam konteks organisasi Dharma
diperlukan untuk mencapai tujuan mengajarkan keberlanjutan dan perubahan yang
tertinggi. Dalam konteks organisasi, ini diperlukan untuk mencapai tujuan
dapat diartikan sebagai kesiapan untuk tertinggi. Hal ini dapat diartikan sebagai
beradaptasi dengan perubahan lingkungan kesiapan untuk beradaptasi dengan perubahan
dan mendorong inovasi sebagai bagian lingkungan dan mendorong inovasi sebagai
dari transformasi. bagian dari transformasi. Untuk menciptakan
5) Pemberdayaan Individu: Dharma perubahan perlu adanya negosiasi dengan pihak
menekankan pemahaman diri dan yang resisten untuk mencapai kesepakatan yang
pemberdayaan individu untuk mencapai saling menguntungkan. Guna membantu
potensi tertinggi mereka. Dalam konteks mengatasi konflik dan memperoleh dukungan
organisasi, pemberdayaan individu dari para pihak yang resisten.
melalui pengembangan keterampilan,
dukungan, dan pengakuan dapat menjadi 4. KESIMPULAN
elemen kunci dalam upaya transformasi. 5. REFERENSI

Implementasi Nilai-nilai Dharma dalam Armenakis, A. A., & Harris, S. G. (2002).


Mengatasi Resistensi No Title. Journal of Organizational
Change Management.
Dharma menekankan akan pentingnya
melaksanakan hal-hal yang moral dan etis. Armenakis, A. A., Harris, S. G., &
Dalam suatu organisasi, fokus pada prinsip- Mossholder, K. W. (1993). Creating
prinsip etis dapat berfungsi sebagai landasan
readiness for organizational change.
untuk perilaku dan keputusan yang bertanggung
jawab di seluruh organisasi. Manusia sebagai In Human Relations.
makhluk sosial dapat mengimplementasikan
jiwa sosialnya untuk berkomunikasi yang Ford, J. D., & Ford, L. W. (2001). Stop
efektif mengenai alasan, tujuan, serta manfaat blaming resistance to change and
perubahan kepada semua pihak dalam start using it. Organizational
organisasi. Selain itu didukung oleh Dynamics, 39.
Kepemimpinan yang efektif menciptakan
lingkungan yang mendukung perubahan dan Gelgel, I. P., & Hadriani, N. L. G. (2016).
menginspirasi para anggota organisasi untuk
Hukum Pidana Hindu. Pascasarjana
menerima perubahan sehingga resistensi dapat
diatasi. Universitas Hindu Indonesia.
Dharma juga mengandung konsep
tanggung jawab sosial. Organisasi yang Guntur Muh, A., & Andi Cudai Nur.
berusaha untuk bertransformasi dapat (2018). Pengembangan dan
menganut prinsip ini dengan Perubahan Organisasi.
mempertimbangkan dampak sosial dari
keputusan dan tindakan mereka. Sejalan dengan Hartaka, I. M., & Eka Suadnyana, I. B. P.
ajaran Dharma yang menekankan pencapaian (2018). Dharma Agama Dan
tujuan hidup yang dikaitkan dengan konteks
Dharma Negara di Era Kekinian.
organisasi, ini dapat diartikan sebagai
pembentukan dan pemahaman visi dan tujuan Pariksa: Jurnal Hukum Agama
bersama. Dengan melibatkan anggota atau Hindu, 2(1), 81–94.
karyawan, diharapkan dapat menimbulkan rasa https://stahnmpukuturan.ac.id/jurnal
kepemilikan dan tanggungjawab terhadap /index.php/pariksa/article/view/652
perubahan yang ada dan lebih menerima
Kemenuh, I. A. A. (2017). Sumber https://archive.org/details/officeadm
Hukum Hindu dalam Manawa inistra00schu Diakses pada tanggal
Dharmasastra. Journal of Chemical 09 Desember 2023.
Information and Modeling, 1(9),
1689–1699. Sigit Auliana, & Iis Nuraisah. (2020).
Penerapan Change Management
Kotter, J. P., & Schlesinger, L. A. (1979). Sistem Informasi di Universitas
Choosing strategies for change. Bina Bangsa. Jurnal Bina Bangsa
Harvard Business Review, 57. Ekonomika, 13(1), 69–84.
https://doi.org/10.46306/jbbe.v13i1.
Laihad, R.A., dkk. (2019). Analisis 32
Faktor-Faktor yang Mnyebabkan
Resistensi dalam Proses Perubahan Susyanto, H. (2019). Pengaruh
Organisasi di Otoritas Jasa kepemimpinan, keterlibatan
Keuangan Sulawesi Utara, karyawan dan kepuasan kerja.
Gorontalo dan Maluku Utara di Jurnal Ekonomi, Bisnis, Dan
Manado. Jurnal EMBA, 7(1), 531- Akuntansi (JEBA), 21(1), 1–20.
540.
Tarsan, V. (2018). Memahami dan
Letsoin, V. R., & Ratnasari, S. L. (2020). Mengelola Resistensi Atas
Pengaruh Keterlibatan Karyawan, Perubahan. Jurnal Inovasi
Loyalitas Kerja Dan Kerjasama Tim Pendidikan Dasar. 2(1), 98-111.
Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal
Dimensi, 9(1), 17–34. Wahyuni, E. (2022). Analisis Resistensi
https://doi.org/10.33373/dms.v9i1.2 Individu Maupun Organisasi
316 Terhadap Perubahan. Jurnal Ilmiah
Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya,
Oreg, S. (2006). Personality, context, and Teknologi, dan Pendidikan. 1(8).
resistance to organizational change. 1363-1370.
European Journal of Work and
Organizational Psychology, 15.

Panjaitan, M. (2018). 271131-Peran-


Keterlibatan-Dan-Partisipasi-
Karya-674080Ea. 4.

Rahmi, A., & Mulyadi. (2018). Pengaruh


Keterlibatan Karyawan, Budaya
Organisasi dan Kepemimpinan
Transformasional terhadap
Komitmen Organisasional
Karyawan pada PT. PLN Banda
Aceh Amelia. Jurnal Ilman, 6(1),
68–76.

Schulze, J. W. 2017. Office


Administration. Edisi Revisi. chap-
1. London. McGrow-Hill Book
Company, Inc.

Anda mungkin juga menyukai