ABSTRAK
Organisasi yang sukses adalah yang bisa menguasai lingkungannya dengan menemukan kesesuaian
optimal antara karakteristik organisasional, kekuatan lingkungan, dan apa yang ingin dicapai. Dalam
setiap perubahan organisasi akan selalu ada resistensi atau penolakan terhadap perubahan tersebut.
Tulisan ini mencoba menguraikan tentang apa itu resistensi dari sudut pandang perubahan organisasi
dan cara mengatasi resistensi sebagaimana dikemukakan para ahli. Kotter mengajukan empat
penyebab resistensi dalam sebuah perubahan organisasi: (1) Kepentingan pribadi parochial (2)
Kesalahpahaman dan kekurangan kepercayaan, (3) Perhitungan konsekuensi yang berbeda, (4)
Toleransi yang rendah pada perubahan. Terdapat delapan factor yang diajukan untuk implementasi
perubahan organisasi, dimana didalamnya terdapat cara-cara yang ditempuh untuk mengatasi
resistensi.
Abstrac
Successful organizations are able to master the environment by finding the optimum fit between
organizational characteristics, environmental forces, and what is to be achieved. In any organization
there will always be changes in resistance or resistance to these changes. This paper attempts to
elaborate on what was resistance from the standpoint of organizational change and how to overcome
resistance as suggested by experts. Kotter submitted four causes of resistance in an organizational
change: (1) personal interest Parochial (2) Misconceptions and lack of trust, (3) The calculation of the
different consequences, (4) low tolerance to change. There are eight factors proposed for the
implementation of organizational change, in which there are ways in which to overcome the resistance.
1
Andini, Keenganan / Resistensi dari perubahan
2
Andini, Keenganan / Resistensi dari perubahan
karena eksekutif dan pekerja melihat perubahan adalah adanya sebuah penolakan terhadapat
dari sudut pandang yang berbeda. Bagi manajer perubahan tersebut. namun penolakan tidak
senior, perubahan berarti peluang, baik untuk selalu negatif, karena dengan adanya
bisnis maupun dirinya sendiri. Akan tetapi bagi penolakan tersebut dapat membuat perubahan
banyak pekerja, perubahan dilihat sebagai tidak dilakukan
kekacauan dan gangguan.
secara sembarangan. Penolakan yang terjadi
Resistensi terhadap perubahan bersifat bisa secara eksplisit seperti mengajukan protes,
tiga dimensi menyangkut komponen affective, mengancam mogok, demonstrasi, dan lain
behavioral dan cognitive. Komponen affective sebagainya atau secara implisit seperti loyalitas
adalah bagaimana orang merasa tentang pada organisasi berkurang, motivasi kerja
perubahan. Komponen cognitive adalah menurun, kesalahan kerja meningkat, dan lain
bagaimana orang berfikir tentang perubahan. sebagainya.
Komponen behavioral adalah apa yang
1. Individual Sources of Resitance (Sumber
dilakukan orang dalam perubahan. Respon
Indvidual)
behavioral dapat mempunyai respon aktif
a. Habits (kebiasaan). Pola tingkah laku yang
maupun pasif. Gejala resistensi aktif,
kita tampilkan secara berulangulang
diindikasikan sebagai: bersifat kritis,
sepanjang hidup kita.
menemukan kesalahan, ejekan, menunjukkan
Kita lakukan itu, karena kita merasa nyaman,
ketakutan, menggunakan fakta secara selektif,
menyenangkan. Jika perubahan berpengaruh
kesalahan atau tuduhan, sabotase, intimidasi,
besar terhadap pola kehidupan tadi maka
manipulasi, mengubah fakta, menghambat,
muncul mekanisme diri, yaitu penolakan.
merusak, memulai gosip dan membantah. Gejala
b. Safety (keamanan). Jika kondisi sekarang
retensi pasif adalah menyetujui secara verbal,
sudah memberikan rasa aman, dan kita
namun tidak ditindaklanjuti, gagal
memiliki kebutuhan akan rasa aman relatif
melaksanakan perubahan, menangguhkan atau
tinggi, maka potensi menolak perubahan pun
menahan, berpura-pura mengabaikan, menahan
besar. Mengubah cara kerja padat karya ke
informasi, saran, membantu atau mendukung,
padat modal memunculkan rasa tidak aman
menunggu, dan membiarkan perubahan gagal.
bagi para pegawai.
3
Andini, Keenganan / Resistensi dari perubahan
4
Andini, Keenganan / Resistensi dari perubahan
5
Andini, Keenganan / Resistensi dari perubahan
6
Andini, Keenganan / Resistensi dari perubahan
sendiri jika menjalani perubahan apakah akan harus diimbangi dengan semangat yang
terasa tidak nyaman, dan jika memang demikian tinggi untuk belajar melihat perubahan
kondisinya, alangkah lebih baik melihat kembali sebagai teman. Teman yang memberikan
konsekuensi dari kegagalan dan begitu banyak peluang untuk perbaikan dan
menyesuaikannya kepada orang-orang Anda. pertumbuhan.
‘human systems seek homeostasis and diprediksi ini. Kita harus membangun
equilibrium’. Begitupun hukum Newton yang sebesar mungkin derajat fleksibilitas dalam
hampir senada mengatakan bahwa ‘a body at rest organisasi, karena fleksibilitas sangat
tends to stay at rest’. Jadi memang pada dasarnya dibutuhkan demi kelangsungan hidup
manusia cenderung lebih menyenangi dunia (survival) kita. Charles Darwin yang sangat
yang stabil dan terprediksi. Sifat ini cukup terkenal dengan teorinya tentang evolusi
Namun kenyataan yang kita hadapi strongest nor most intelligent of the species
adalah bahwa dunia ini ternyata tidaklah that survive; it is the one most adaptable to
Kunci pertama dalam menghadapi hirarki lama yang penuh birokrasi dan
perubahan tidak akan berhenti. Kadangkala memboroskan energi dan kapabilitas yang
perubahan lingkungan, persaingan atau pasar dan lakukan aliansi-aliansi yang memang
global) tidak ada presedennya. Maka kita sangat dibutuhkan saat ini
7
Andini, Keenganan / Resistensi dari perubahan
DAFTAR PUSTAKA
https://swa.co.id/swa/trends/management/b
egini-cara-blue-bird-hadapi
perubahanbisnis
8
9