Anda di halaman 1dari 3

Nama: Lailatul Abidah

Nim: 1223010
Prodi: Hukum Keluarga
Aswaja Aqidah, Aswaja Fiqih, Aswaja Akhlaq
1. Aswaja aqidah/ ilmu kalam
Secara bahasa, aqidah berarti keyakinan atau kepercayaan. Sedangkan secara istilah,
aqidah adalah sesuatu yang menjadi keyakinan dalam diri seseorang dan digunakan
sebagai pedoman dan tuntunan hidup. Sehingga, aqidah dapat mendasari setiap
sikap, tingkah laku, dan segala hal yang dikerjakan oleh seorang Muslim. Dalam
kajian akidah/ilmu kalam istilah Ahlussunnah wal Jama’ah dinisbatkan pada paham
yang diusung oleh Abu Hasan al-Asy’ari dan Abu Mansur al-Maturidi, yang
menentang paham Khawarij dan Jabariyah (yang cenderung tekstual) dan paham
Qadariyah dan Mu’tazilah (yang cenderung liberal). Pada mulanya adalah terkait
dengan perbincangan masalah akidah yang menengahi dua paham yang saling
bertentangan. Ahlussunnah wal Jama’ah dianggap sebagai paham yang moderat
yaitu meyakini ke-Maha Kuasa-an Alloh dan menghargai ikhtiyar (akal) manusia.
Faham aqidah ahlussunnah wal jamaah mulai tersebar dan dikenal di seluruh dunia
setelah 400 tahun hijrah Nabi. Lebih tepatnya, sesudah musyawarah besar umat
Islam. Dari musyawarah tersebut menghasilkan:
a) Aqidah ahlussunnah wal jamaah adalah aqidah yang bisa
dipertanggungjawabkan kebenaran perilaku agamanya kepada alquran dan
hadits
b) Segala hukum yang dipandang harus berdasarkan kepada Alquran dan hadits.
Adapun empat hukum aqidah ahlussunnah wal jamaah diantaranya:

1. Aqidah tauhid yakni salah satu aqidah yang berpangkal pada tafwidh
dan ta’wil yang mu’tabar.

2. Aqidah fiqih didasarkan pada delapan madzahibul arba’ah, yaitu


Hanafi, Maliki, Syafii, Hambali, Sufyan Tsauri, Sufyan bin Uyainah, Abu
Ishak bin Rahawih, dan Auzi.

3. Aqidah negara yaitu keputusan ijma umat yang menitikberatkan


kepada kemaslahatan.

4. Aqidah tasawuf. Tasawuf atau thariqat apapun yang bersumber


kepada Alquran dan hadits sahabat Nabi yang dipandang benar.

Adapun tujuan ilmu aqidah


 Memurnikan niat dan ibadah hanya kepada Allah ta’ala semata.
 Memerdekakan akal dan pikiran, karena ketika seseorang tidak memiliki
aqidah ia akan menyekutukan Allah.
 Menenangkan jiwa dan pikiran.
 Memiliki keteguhan dalam menghadapi setiap masalah.
 Membangun umat yang kuat, sebab umat yang memiliki aqidah kuat akan
selalu menegakkan agamanya bila terjadi suatu hal yang tidak diharapkan.
Dasar-dasar aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah:
a. Alquran
b. Hadits
c. Ijma’
d. Qiyas

2. Aswaja fiqih
Ilmu fiqih menurut bahasa ialah ilmu yang mengetahui hukum Allah yang
berhubungan dengan segala Amaliah mukallaf baik yang wajib sunnah, mubah,
makruh atau haram yang digali dari dalil-dalil yang jelas atau tafshili. Sedangkan
menurut istilah ialah hukum Islam yang diyakini kebenarannya oleh umat Islam
sebagai Ketentuan dan ketetapan dari Allah yang wajib dipatuhi sebagaimana
Semestinya.
Dalam kajian fikih, istilah Ahlussunnah wal Jama’ah dinisbatkan pada paham Sunni
yaitu merujuk pada fikih 4 (empat) madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali)
yang berbeda dengan paham fikih Syi’iy, Dzahiriy, Ja’fariy. Demikian juga dalam
bidang fikih, pendapat-pendapat Imam Syafi’i dan para pengikut/muridnya dianggap
paling moderat yaitu mengabungkan antara dalil naqly (al-Qur’an dan as-Sunnah)
dan aqly (ijtihad : ijma’ dan qiyas).
Adapun pokok ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah dalam bidang fiqih mencakup dua
bagian yakni tentang ubudiyah yaitu yang mengatur tentang hukum Islam dan
mu’amalah yang mengatur tentang hubungan manusia dengan benda. Menurut
Habsyi as siddiqi Fiqih terbagi menjadi 7 bagian yaitu
 Hukum ibadah yang merupakan tuntutan ritual yang mencakup masalah
Thaharah, salat, zakat, puasa, Haji, mengubur jenazah, kurban, aqiqah,
penyembelihan hewan, makan, minum
 Hukum munakahat yaitu himpunan hukum yang mengatur masalah
kehidupan rumah tangga
 Hukum Muamalat yang membahas kode etika bisnis, utang piutang, jual beli
dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah hubungan manusia dengan
kekayaan dan harta benda
 Hukum jinayat yaitu hukum pidana dan perdata yang disyariatkan untuk
memelihara kehidupan manusia melindungi masyarakat, melindungi harta
benda yang menjadi hak seorang memelihara keturunan, akal, jiwa dan
agama
 Hukum murafaat mukhashamad yaitu hukum cara pidana dan perdata yang
mencakup prosedur pengadilan di depan Hakim
 Hukum sulthaniyat yaitu suatu komponen hukum Islam yang khusus
mengatur masalah-masalah kenegaraan dan pemerintahan
 Hukum dauliyat yaitu hukum internasional yang berguna untuk mengatur
hubungan antara negara dengan negara baik pada masa damai maupun pada
masa perang, mengatur soal tawanan perang, gencatan senjata dan
perjanjian antar negara
Dalam menentukan hukum fiqih mazhab Ahlussunnah Wal Jamaah bersumber pada
4 pokok yaitu
a. Alquran
b. Hadis atau as-sunnah
c. Ijma’
d. Qiyas

3. Aswaja akhlaq
Kemudian, pengertian Ahlussunnah wal Jama’ah dalam bidang tashawwuf, NU
mengikuti Imam al-Junaidi al-Bagdadi (w. 297 H/ 910 M) dan Imam al-Ghazali at-
Thusi (w,505 H/ 1111M). Dalam bidang tashawwuf, ajaran-ajaran al-Junaidi dan al-
Ghazali dianggap moderat, yaitu menggabungkan antara syariah/fikih dan
haqiqat/substansi.
Selain dianggap sebagai model berpikir moderat (wasathiyyah) dan ihtiyath (kehati-
hatian/antisapatif) dalam bidang ibadah, alasan NU mengikuti Ahlussunnah wal
Jama’ah juga dikarenakan para sahabat Nabi perlu diikuti, karena merekalah yang
mengetahui dan memahami terhapa semua yang dilakukan oleh Nabi.Oleh karena
itu Nabi mengatakan : ‫ما انا عليه اليوم و أصحابه‬. Bahkan dalam hadis disebutkan bahwa
mereka (para sahabat) dijamin masuk surga.
Terdapat empat faktor mengapa madzhab sufi yang dibangun Imam al Junaid
dijadikan sebagai acuan dan standar dalam konsep tasawuf ahlussunnah waljama’ah.
Diantaranya
(1) konsistensi terhadap Al Quran dan as Sunnah
(2) konsistensi terhadap syari’at
(3) kebersihan dalam akidah
(4) ajaran tasawuf yang moderat.
Tasawuf ini seringkali diartikan sebagai ilmu mengenai tahapan-tahapan menuju
puncak pengenalan diri terhadap Allah SWT. Tahapan-tahapan itu terbagi dalam
bagian Thariqoh, Hakikat, dan Ma’rifat. Tasawuf sendiri merupakan ajaran akhlaq
yang didasarkan pada akhlaqnya Nabi Muhammad SAW. Diantara sikap batin yang
menonjol dibahas dalam tasawuf diantaranya mengenai sikap ikhlas, istiqomah,
zuhud dan Wara’.
Thariqoh sebagai jalan awal menuju Ma’rifatu Allah yang merupakan bagian dari
ilmu tasawuf telah diajarkan Nabi Muhammad SAW melalui sahabatnya seperti
Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Dan Sayyidina Abu Bakar Ash-shiddiq. Diantara
thoriqoh mu’tabaroh (sah) dan musalsal (bersilsilah ilmu hingga ke Nabi
Muhammad) diantaranya Thoriqoh Qadiriyah yang didirikan Syekh Abdul Qodir Al-
Jailaniy, Thoriqoh Syadziliyah yang didirikan Syekh Abul Hasan Ali Assadzili, thoriqoh
Naqsabandiyah yang didirikan Syekh Muhammad Bahaudin An-Naqsabandiy, dan
thoriqoh Tijaniyah yang didirikan Syekh At-Tijaniy. Menurut Habib Luthfi bin Yahya,
Mursyid Thariqoh di Indonesia, Thoriqoh yang mu’tabaroh di Indonesia tercatat
sekitar 48 macam.

Anda mungkin juga menyukai