Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

PENGELOLAAN SUMBER BELAJAR

Dosen Pengampu :

Dr.Dwi Yulianti, M.Pd

Disusun Oleh :

DIANA NOVIANTI SOFYAN


NPM : 2323011004

PROGRAM PASCASARJANA MEGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2024
Tugas :

1. Mengapa di unit pengembangan harus ada pelayanan dan kosultan ?


2. Mengapa dalam tipe A hanya ada 3 unit pengembangan media ?
3. Mengapa hanya ada cetak dan no cetak di perpustakaan ?
4. Bagaimana menjalankan pengelolaan ini ?

Jawab :

1. Diunit pengembangan memerlukan pelayanan dan konsultan karena ada beberapa alasan
penting:
a. Keahlian dan Pengalaman:
Konsultan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang mendalam dalam bidang
pengembangan. Mereka dapat memberikan wawasan dan pandangan yang berharga
yang mungkin tidak dimiliki oleh tim internal.
b. Perspektif Luar:
Konsultan seringkali membawa perspektif yang baru dan berbeda. Mereka tidak
terlalu terikat pada dinamika internal perusahaan dan dapat memberikan sudut
pandang yang objektif.
c. Sumber Daya Tambahan:
Pelayanan dan konsultan dapat menyediakan sumber daya tambahan yang mungkin
tidak tersedia di dalam organisasi. Mereka dapat membantu dalam hal tenaga kerja,
teknologi, atau infrastruktur yang diperlukan untuk proyek pengembangan.
d. Efisiensi dan Kualitas:
Dengan menggunakan pelayanan dan konsultan yang berkualitas, organisasi dapat
meningkatkan efisiensi dan kualitas pengembangan. Konsultan yang ahli dapat
membantu mengidentifikasi dan memperbaiki masalah dengan cepat, yang pada
gilirannya meningkatkan hasil akhir proyek.
e. Pembaruan dan Inovasi:
Konsultan sering terpapar pada berbagai industri dan teknologi terbaru. Mereka dapat
membawa ide-ide inovatif dan pembaruan terbaru ke dalam proyek pengembangan,
memastikan bahwa produk atau layanan yang dihasilkan tetap relevan dan kompetitif.
f. Manajemen Risiko:
Pelayanan dan konsultan dapat membantu dalam manajemen risiko. Mereka dapat
membantu mengidentifikasi potensi risiko proyek dan merancang strategi untuk
mengurangi atau mengelola risiko tersebut.

Dengan memiliki pelayanan dan konsultan yang tepat, unit pengembangan dapat
meningkatkan kemampuannya untuk menghasilkan produk atau layanan yang
inovatif, berkualitas tinggi, dan relevan dengan kebutuhan pasar.
2. Keterbatasan jumlah unit pengembangan media dalam tipe A untuk pengelolaan sumber
belajar dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk:
a. Spesialisasi dan Fokus:
Dalam beberapa kasus, perusahaan atau lembaga pendidikan mungkin lebih memilih
untuk fokus pada beberapa unit pengembangan media yang memiliki spesialisasi
tertentu dalam pengelolaan sumber belajar. Ini dapat membantu mereka untuk lebih
efisien dalam pengembangan dan pengelolaan sumber daya belajar.
b. Sumber Daya Terbatas:
Mungkin ada keterbatasan sumber daya, baik itu dalam hal finansial, personel, atau
infrastruktur, yang membuat perusahaan hanya mampu mendukung tiga unit
pengembangan media untuk pengelolaan sumber belajar. Penambahan unit lebih
banyak mungkin tidak dianggap ekonomis atau praktis dalam konteks ini.
c. Strategi Bisnis:
Kebijakan atau strategi bisnis perusahaan mungkin memandang bahwa tiga unit
pengembangan media sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan pengelolaan sumber
belajar mereka. Mereka mungkin telah melakukan analisis pasar atau evaluasi internal
yang menunjukkan bahwa jumlah ini sudah sesuai dengan permintaan atau kebutuhan
pengguna mereka.
d. Kualitas Lebih Daripada Kuantitas:
Fokus perusahaan atau lembaga pendidikan mungkin lebih pada kualitas
pengembangan media daripada jumlahnya. Dengan membatasi jumlah unit, mereka
dapat memberikan perhatian dan sumber daya yang cukup untuk memastikan bahwa
setiap unit dapat beroperasi secara efektif dan menghasilkan sumber belajar yang
berkualitas tinggi.
e. Kecukupan Ketersediaan Sumber Belajar:
Mungkin perusahaan atau lembaga pendidikan sudah memiliki cukup banyak sumber
belajar yang tersedia melalui tiga unit pengembangan media yang ada. Dalam hal ini,
penambahan unit pengembangan media mungkin dianggap tidak perlu karena sumber
belajar yang tersedia sudah memenuhi kebutuhan pengguna.
f. Pengalaman dan Keberhasilan Sebelumnya:
Mungkin ada pengalaman atau keberhasilan sebelumnya dengan model bisnis atau
pendekatan yang melibatkan tiga unit pengembangan media untuk pengelolaan
sumber belajar. Hal ini dapat menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan untuk
tetap pada jumlah unit yang ada.

Jumlah unit pengembangan media yang optimal untuk pengelolaan sumber belajar
juga dapat bervariasi tergantung pada skala, tujuan, dan konteks organisasi atau
lembaga pendidikan tersebut.Cetak dan non-cetak adalah dua jenis sumber daya yang
umumnya tersedia di perpustakaan untuk memberikan akses kepada berbagai jenis
informasi.
3. Berikut adalah beberapa alasan mengapa kedua jenis sumber daya ini penting dalam
konteks perpustakaan:
a. Ketersediaan Informasi yang Luas:
Dengan menyediakan akses baik ke sumber daya cetak maupun non-cetak,
perpustakaan dapat menjangkau berbagai jenis informasi yang mungkin tidak tersedia
secara eksklusif dalam satu format saja. Ini memungkinkan pengguna perpustakaan
untuk mengakses berbagai materi, mulai dari buku dan jurnal cetak hingga database
online, e-book, dan sumber daya digital lainnya.
b. Kebutuhan Pengguna yang Beragam:
Pengguna perpustakaan memiliki preferensi yang berbeda-beda dalam hal cara
mengakses informasi. Beberapa mungkin lebih suka membaca buku cetak sementara
yang lain lebih memilih mencari informasi secara digital. Dengan menyediakan kedua
jenis sumber daya ini, perpustakaan dapat memenuhi berbagai kebutuhan pengguna
dengan lebih baik.
c. Fleksibilitas dan Aksesibilitas:
Sumber daya non-cetak seperti database online dan e-book sering kali lebih fleksibel
dan mudah diakses daripada sumber daya cetak. Mereka dapat diakses dari mana saja
dengan koneksi internet, sehingga memungkinkan pengguna untuk mengakses
informasi secara lebih mudah dan cepat.
d. Kemajuan Teknologi:
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah cara kita
mengakses dan menggunakan informasi. Sumber daya non-cetak seperti sumber daya
digital dan daring menjadi semakin penting dalam mengakses informasi yang
mutakhir dan terkini.
e. Pemeliharaan dan Penghematan Ruang:
Sumber daya non-cetak, seperti e-book dan jurnal elektronik, memungkinkan
perpustakaan untuk menghemat ruang penyimpanan karena tidak memerlukan rak
dan ruang penyimpanan fisik yang besar seperti koleksi cetak. Hal ini juga
memungkinkan perpustakaan untuk menyediakan akses ke koleksi yang lebih luas
tanpa harus memperluas bangunan fisik mereka.

Dengan menyediakan akses baik ke sumber daya cetak maupun non-cetak,


perpustakaan dapat memenuhi berbagai kebutuhan informasi pengguna mereka
dengan lebih baik, serta memastikan bahwa mereka tetap relevan dan berdaya saing
dalam era informasi digital.
4. Bagaimana menjalankan pengelolaan ini ?
Untuk menjalankan pengelolaan tipe A, langkah-langkah berikut dapat diambil:
a. Pemahaman tentang Tipe A:
Pertama-tama, penting untuk sepenuhnya memahami karakteristik dan prinsip-prinsip
pengelolaan tipe A. Ini termasuk memahami fokus pada inovasi, kecepatan, dan
adaptabilitas dalam pengembangan produk atau layanan.
b. Pemilihan Tim dan Sumber Daya:
Bentuk tim yang sesuai dengan kebutuhan proyek. Tim harus terdiri dari individu
yang memiliki keahlian yang relevan dan dapat bekerja secara kolaboratif untuk
mencapai tujuan pengembangan.
c. Perencanaan Strategis:
Lakukan perencanaan strategis untuk proyek pengembangan, termasuk penetapan
tujuan jangka pendek dan jangka panjang, identifikasi risiko, alokasi sumber daya,
dan penjadwalan kegiatan.
d. Pengembangan Produk atau Layanan:
Mulailah dengan proses pengembangan produk atau layanan sesuai dengan prinsip
tipe A. Ini mungkin melibatkan tahap seperti desain, pengujian, iterasi, dan
penyesuaian cepat berdasarkan umpan balik.
e. Komitmen terhadap Inovasi:
Dorong tim untuk berkomitmen pada inovasi dan eksperimen. Berikan kebebasan
untuk mencoba pendekatan baru dan berani mengambil risiko yang terkendali dalam
rangka mencapai kemajuan.
f. Komunikasi dan Kolaborasi:
Pastikan komunikasi yang efektif antara anggota tim dan pemangku kepentingan
lainnya. Kolaborasi yang baik antara berbagai departemen dan tim dapat
meningkatkan kreativitas dan efisiensi.
g. Evaluasi dan Penyesuaian:
Lakukan evaluasi teratur terhadap kemajuan proyek dan hasil yang telah dicapai.
Berdasarkan hasil evaluasi, lakukan penyesuaian dan perubahan yang diperlukan
untuk meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan yang ditetapkan.
h. Komitmen terhadap Pembelajaran Berkelanjutan:
Promosikan budaya pembelajaran berkelanjutan di dalam organisasi. Lakukan
refleksi atas keberhasilan dan kegagalan, dan gunakan pengalaman tersebut untuk
terus meningkatkan praktik pengelolaan tipe A di masa mendatang.
i. Fleksibilitas dan Responsivitas:
Jadilah fleksibel dan responsif terhadap perubahan dalam lingkungan internal dan
eksternal. Kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat dan mengubah arah jika
diperlukan adalah kunci kesuksesan dalam pengelolaan tipe A.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini dan memegang teguh prinsip-prinsip pengelolaan
tipe A, organisasi dapat mencapai kesuksesan dalam mengembangkan produk atau
layanan yang inovatif dan relevan dengan cepat dan efektif.

Anda mungkin juga menyukai