Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sigit Dwi Nugroho

Kelas : PGSD 004

Konsep Ajaran- Ajaran Tamansiswa :


1. Kodrat Alam
Sebagai perwujudan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa mengandung arti: bahwa
pada hakikatnya manusia sebagai makhluk Tuhan adalah menjadi satu dengan
alam semesta ini, karena itu manusia tidak dapat lepas kehendak hukum kedra.
alam, bahkan manusia akan mengalami kebahagiaan jika dapat menyelaraskan
diri dengan kodrat alam yang mengandung segala hukam kemajuan.
2. Sistem Among
Sebagai realisasi dan asas kemerdekaan diri tertib damainya masyarakat, atau
demokrasi dan pimpinan kebijaksanaan dengan laku "Tut Wuri Handayani".
Among (mengemong), berarti memberi kebebasan pada anak didik dan panong
akan bertindak bila anak didik berbuat/melakukan tindakan yang membahayakan
keselamatan. Dalam keadaan biasa pimpinan harus tegas, anggota/anak didik
harus tunduk pada pimpinan yang berlaku. Sistem Among ialah cara pendidikan
yang dilakukan Tamansiswa, yang mewajibkan para pamong aga nengikuti dan
mementingkan kodrat pribadi anak didik dengan tidak melupakan pengaruh
pengaruh yang melingkunginya.
3. Ing, Ing, Tut
 Ing Ngarsa Sung Tulada
Dalam bahasa Jawa ing berarti "di", ngarsa berarti 'depan', sung berarti 'jadi',
dan tulada berarti 'contoh' atau 'panutan'.
Arti semboyan ing ngarsa sung tulada bisa diartikan bahwa seorang guru atau
pendidik harus menjadi panutan atau memberikan contoh.
 Ing Madya Mangun Karsa
istilah ing berarti 'di'. Sementara istilah lainnya, yakni madya berarti 'tengah,
mangun berarti 'membangun' atau 'memberikan', dan karsa berarti 'semangat'
atau bisa juga diartikan sebagai 'niat'.
Rangkaian semboyan ing madya mangun karsa berarti di tengah membangun
atau memberikan semangat, kemauan, atau niat.
 tut wuri handayani.
Tut wuri berarti 'di belakang' atau 'mengikuti dari belakang' dan handayani
berarti 'memberi semangat'.
Maka, tut wuri handayani berarti di belakang atau dari belakang memberikan
semangat atau dorongan.
4. 3A (asah, asih, asuh).
Asah yang berarti mendidik, mendidik berarti tidak hanya menyampaikan materi
pembelajaran, tapi bisa membentuk anak menjadi berkarakter. Asih artinya
mencintai, yang berarti antara guru dan anak didik harus ada rasa sayang
menyanyangi, antar anak didik juga. Sedangkan Asuh artinya membina, yang
berarti Guru sebagai fasilitator harus bisa membimbing anak kearah yang lebih
baik. Guru harus bisa memberi suri tauladan kepada anak ke dalam hal kebaikan.
Ketiga tiganya ini bisa tercapai apabila KBM dilaksanakan dengan
cara tatap muka.

5. Tringa: Ngerti, Ngrasa, Nglakoni


Ngerti berarti mengerti atan mengetahui, Ngrasa berarti merasakan, menghayati.
memahami. Nglakoni berarti melaksanakan mengerjakan Mergingatkan ista agar
terhadap segala ajaran hidup atau cita-cita kita di perlukan pengertian, kesadaran,
dan kesungguhan dalam pelaksanaannya, tahu dan mengerti saja tidak cukup
kalau tidak menyaları dar tidak ada artinya kalau tidak dilaksanakan dan
memperjuangkannya. Ilmu tanpa amal adalah kosong dan amal tanpa ilmu adalah
dusta (pincang).

6. Ngandel-kendel-bandel-kandel
Ngandel atau percaya ialah yakin pada Tuhan dan kekuatan kita sendiri, kendel
ialah berani, yaitu diri dari rasa takut dan wasangka, bandel atau tahu tawakal
inlah hatinya kuat menderita.
Kandel atau tebal yaitu meskipun menderita tapi kuat badannya. Keempat sifat
tabiat tersebut saling berhubungan, yaitu barang siapa dapat percaya (ngandel),
tentu ia akan berani (kendel), sehingga mudahlah ia akan tawakal (bandel)
dengan sendirinya ia akan tebal (kandel berisi) tubuhnya.

7. Tri N
Tri N terdiri atas níteni, nirokake, dan nambahi menyatakan bahwa untuk
mempelajari segala sesuatu bisa ditempuh dengan cara "mengenali dan
mengingat sesuatu yang dipelajari (niteni), menirukan sesuatu yang dipelajari
tirokake), serta mengembangkan sesuatu yang dipelajari (nambahi).

8. Tetep-Mantep - Antep
Tetep lahirnya: Mantep batinnya, dan Antep berbobot Untuk mencapai apa yang
kita kehendaki, kita harus tetap fokus pada pekerjaan kita, jangan selalu
menengok ke kanan dan ke kiri. Kita harus terus berjalan dengan tertib dan maju,
setia dan taat terhadap segala asas-asas kita. Demikian pula kita harus selalu
berbesar hati (mantep), agar tak ada kekuatan lain yang dapat menahan
perjalanan dan membelokkan niat kita. Setelah kita dapat tetep dalam laku lahir
dan mantep, yakni berat berbobot. Dengan demikian, kita tidak akan dengan
mudah ditahan, direbut atau dilawan oleh perbuatan orang lain

Anda mungkin juga menyukai