Anda di halaman 1dari 6

Implementasi Pembelajaran Project Based Learning pada Materi Udara Bersih di Kelas V

SDN 1 Kempek

Asri Maryam Sani1, Dinah Sholikhah2, Fitri Linda Lufitasari3, Herry Johandi4, Husnul Khotimah5,
Khaeriyah6, Paulus Hartono7, Siti Indah Nurhamiddiyanti8, Susi Yuliati9
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan1,2,3,.., Universitas Muhammadiyah Cirebon1,2,3,...
Email : ashrimahsan@gmail, dinahsholikhah@gmail, fitrilinda@gmail, herryjohandi@gmail,
husnul.crb@gmail.com, riaaisyah@gmail, gsm.paulus88@gmail, indahnur00096@gmail, susi@gmail

Abstract
Project Based Learning (PjBL) is an educational process that is carried out by working on a
project that aims to solve problems that occur in the environment, and the project can become a
medium or means for student learning at school. This research was conducted on fifth grade
students at SDN 1 Kempek using a case study approach. This observation aims to analyze
students abilities in solving problems that occur in the surrounding environment. The material
used in this study is about “clean air for health”. Students are guided to make projects in solving
problems or preventing pollution in the environment. And the research results obtained that
there are three groups with different project ideas. The first group created a mini park which
aims to allow people to breathe fresh air and get their oxygen needs so it can be fulfilled. The
second group made posters about the dangers of air pollution, thus inviting the public to
preserve nature. And the last group made compost from leaf waste and other materials, aiming
to reduce the waste burning process and this process into more useful products.

Key Words : Study, project, school

Abstrak
Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) merupakan proses pembelajaran yang dilakukan
dengan mengerjakan sebuah proyek yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di
lingkungan masyarakat serta proyek tersebut dapat menjadi media atau sarana untuk
pembelajaran siswa di sekolah. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V di SDN 1 Kempek
menggunakan pendekatan studi kasus. Pengamatan ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan
siswa dalam penyelesaian masalah yang terjadi di lingkungan sekitar. Materi yang digunakan
dalam pembelajaran yaitu mengenai udara bersih bagi kesehatan. Siswa dibimbing untuk
membuat proyek dalam memecahkan masalah atau mencegah terjadinya polusi udara di
lingkungan. Dan hasil penelitian yang diperoleh yaitu terdapat tiga kelompok dengan ide proyek
yang berbeda-beda. Kelompok pertama membuat taman mini yang bertujuan supaya masyarakat
dapat menghirup udara yang segar dan kebutuhan oksigen tetap terpenuhi. Kelompok kedua
membuat poster tentang bahaya polusi di udara, sehingga mengajak masyarakat untuk tetap
menjaga kelestarian alam. Dan kelompok tiga membuat kompos dari sampah dedaunan dan
bahan lainnya, bertujuan supaya mengurangi proses pembakaran sampah dan mengolah sampah
menjadi produk yang lebih bermanfaat.

Kata Kunci : Pembelajaran, proyek, sekolah


PENDAHULUAN
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan berasal dari kata dasar didik
(mendidik), yaitu : memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian : proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik. Ki Hajar Dewantara mengartikan
pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar
dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan
alam dan masyarakatnya.
Pendidikan terbagi menjadi dua macam, yakni ada pendidikan formal dan non-formal.
Unsur yang terpenting dalam pendidikan adalah adanya proses belajar untuk tercapainya
perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Hasil dari
proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Kegiatan pembelajaran dengan
mempertimbangkan kemampuan berpikir kreatif dapat melahirkan sesuatu yang baru, baik
berupa gagasan maupun karya nyata dalam pembelajaran tematik terpadu.
Tematik terpadu ini menjabarkan proses pembelajran yang akan membantu siswa
mencapai setiap kompetensi yang diharapkan melalui pembelajaran aktif, kreatif menantang dan
bermakna serta mendorong mereka untuk berfikir kritis berlandaskan kepada nilai-nilai luhur.
Penguasaan berpikir kreatif tidak cukup dijadikan sebagai tujuan pendidikan semata,
tetapi juga sebagai proses fundamental yang memungkinkan siswa untuk mengatasi berbagai
permasalahan yang akan mendatang dilingkungannya. Alternatif pembelajaran yang diharapkan
dapat membantu siswa agar memiliki kemampuan berpikir kreatif dalam pembelajaran Tema 2
tentang Udara Bersih bagi Kesehatan adalah menggunakan metode Project Based Learning.
Pembelajaran Project Based Learning adalah proses pembelajaran yang mengerjakan
sebuah proyek yang bermanfaat untuk penyelesaian masalah masyarakat atau lingkungan serta
proyek tersebut sebagai media atau sarana untuk pembelajaran (Sani, 2014). Pembelajaran
berbasis proyek dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif melalui pelibatan
siswa dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi pembelajar yang otonom dan
mandiri. Siswa mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya dengan memenuhi aspek
berpikir kreatif seperti berpikir lancar (fluency) dalam menyelesaikan masalah, berpikir
luwes (flexibility)untuk menghasilkan gagasan penyelesaian masalah, berpikir orisinal
(originality) untuk memberikan gagasan yang berbeda dan berpikir terperinci (elaboration) untuk
mengembangkan gagasanya (Munandar, 2009).
Berdasarkan uraian diatas, peneliti dan tim mencoba memaparkan tentang model
pembelajaran Project Based Learning serta implikasinya terhadap peningkatan kemampuan
berfikir kreatif siswa kelas V di SDN 1 Kempek.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Sugiyono
(2008:107) bahan “metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
diinginkan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain melalui kondisi yang
terkendali dan terkontrol”. Pada pelaksanaanya penelitian melibatkan tiga kelompok yaitu
kelompok-kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan metode pembelajaran project
based learning. Peneliti dan tim juga mengobservasi langsung hasil belajar siswa berupa produk
proyek kelompok yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam materi yang sudah
dipaparkan di kelas. Peniliti dan tim mengamati bagaimana cara perfikir kelompok-kelompok
siswa tersebut terhadap pojek (masalah) yang ditemukan dalam materi yang sudah diajarkan di
kelas.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Model pengajaran project based learning seringkali disebut dengan metode pengajaran
yang menggunakan persoalan masalah dalam sistemnya dengan tujuan mempermudah siswa
dalam proses pemahaman serta penyerapan teori yang diberikan. Model tersebut menggunakan
pendekatan kontekstual serta menumbuhkan keahlian siswa dalam berpikir kritis. Sehingga
mampu mempertimbangkan keputusan paling baik yang diambil sebagai solusi penyelesaian
dalam permasalahan yang diterima.(Anggraini & Wulandari, 2020).
(nanti mau ada tambahan ngutip dari buku pembelajaran tematik, lumayan buat tambahan
daftar pusataka)
Dari pengertian tersebut, peneliti dan tim mencoba mengimplementasikannya di kelas V
SDN 1 Kempek. Kegiatan implementasi ini dibagi dalam 3 tahap:
1. Tahap Persiapan dan Perencanaan
Pada tahap ini, peniliti dan tim menyiapkan beberapa perangkat pembelajaran dan
peralatan yang dibutuhkan saat proses implementasi PJBL di sekolah. Persiapan yang
dilakukan diantaranya adalah:
- Menganalisis masalah dikaitkan materi ajar di SD
Peniliti dan tim mencari masalah apa yang apa yang akan dijadikan projek dalam
implementasi project based learning ini di sekolah. Peneliti dan tim memilih materi
Udara Bersih untuk Kesehatan Tema 2 Kelas V. Setelah memutuskan materi yang
ingin disampaikan, peneliti dan tim mulai mencari materi pembelajaran dari buku tema
yang diunduh dari internet dan dari buku pegangan siswa di sekolah. Dari materi ini,
peneliti dan tim memutuskan untuk memberikan proyek kepada peserta didik berupa
mencari solusi agar udara di sekitar lingkungan sekolah tetap bersih. Namun,
sebelumnya akan disediakan media stimulasi yang memaparkan materi tentang udara
bersih dan udara tidak bersih serta penyebab-penyebabnya melalui sebuah video audio-
visual.
- Membuat media stimulasi
Setelah memutuskan materi yang akan diimplementasikan di sekolah, peniliti dan
tim mulai mencari dan merancang sebuah video stimulasi yang akan dipakai. Media
stimulasi ini didapat dari berbagai sumber online yang digabungkan menjadi sebuah
video stimulasi, yang berisi video pengenalan organ-organ pernafasan pada manusia,
pengetahuan tentang udara bersih dan udara kotor yang mungkin saja terhirup masuk ke
dalam organ pernafasan manusia. Dalam video ini juga, peniliti menuntun peserta didik
untuk mencari solusi akan masalah yang dimunculkan melalui pertanyaan pemantik
(pertanyaan pemancing) yang akan merangsang peserta didik untuk berfikir kritis dan
kreatif atas masaalah yang muncul tersebut. Berikut penggalan gambar dari video
stimulasi yang sudah dibuat oleh peneliti dan tim:

Gambar 1: (video stimulasi)

- Merancang konsep pembelajaran


Setelah membuat video stimulasi, peniliti dan tim kemudian menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan pedoman dalam proses
implementasi PJBL di sekolah yang dituju. Karena yang diambil adalah materi kelas V,
maka RPP dipakai adalah RPP model kurtilas, yang menyertakan tahapan PJBL yang
akan diterapkan di sekolah. Berikut contoh cuplikan RPP kurtilas yang dipakai saat
implementasi di SDN 1 Kempek:

Gambar 2: RPP Kurtilas dengan PJBL


- Menentukan penilaian
Setelah Menyusun RPP yang akan dipakai saat implementasi, selanjutnya peneliti
dan tim menentukan penilaian yang akan diterapkan saat proses implementasi di sekolah.
Penilaian yang dipakai oleh penilti dan tim adalah penilaian hasil produk dari masing-
masing kelompok peserta didik yang merupakan solusi atas proyek yang diberikan
peniliti dan tim di sekolah.

2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, peneliti dan tim menyiapkan peralatan dan perangkat yang
dibutuhkan.
3. Tahap Penilaian

Salah satu model pembelajaran yang dapat diaplikasikan di sekolah adalah model
pembelajaran Project Based Learning. Adaptasi struktur Project Based Learning dalam kelas-
kelas dilakukan dengan menjamin penerapan beberapa komponen penting dari sains. lima
penerapan esensial dari Project Based Learning adalah seperti diurutkan dalam Gallagher et.al
(2000) adalah:
1) Orientasi siswa pada masalah
Pada saat mulai pembelajaran, guru menyampaikan tujuan pembelajaran secara jelas,
menumbuhkan sikap positif terhadap pelajaran. Guru menyampaikan bahwa perlu adanya
elaborasi tentang hal-hal sebagai berikut:
1) Tujuan utama dari pembelajaran adalah tidak untuk mempelajari sejumlah informasi
baru, namun lebih kepada bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan
bagaimana menjadikan pembelajar yang mandiri,
2) Permasalahan yang diselidiki tidak memiliki jawaban mutlak ”benar”. Sebuah
penyelesaian yang kompleks memiliki banyak penyelesaian yang terkadang bertentangan,
3) Selama tahap penyelidikan dalam pembelajaran, siswa didorong untuk mengajukan
pertanyaan dan mencari informasi dengan bimbingan guru, dan
4) Pada tahap analisis dan penyelesaian masalah siswa didorong untuk menyampaikan
idenya secara terbuka.
2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar Problem Based Learning membutuhkan
keterampilan kolaborasi diantara siswa menurut mereka untuk menyelidiki masalah
secara bersama. Oleh karena itu mereka juga membutuhkan bantuan untuk merencanakan
penyelidikan dan tugas-tugas belajarnya. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-
kelompok belajar kooperatif juga berlaku untuk mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok Problem Based Learning. Intinya di sini adalah guru membantu siswa
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah
yang akan dipecahkan.
3) Membantu penyelidikan siswa Pada tahap ini guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan data-data atau melaksanakan eksperimen sampai mereka betul-betul
memahami dimensi dari masalah tersebut. Tujuannya agar siswa mengumpulkan cukup
informasi untuk membangun ide mereka sendiri. Siswa akan membutuhkan untuk
diajarkan bagaimana menjadi penyelidik yang aktif dan bagaimana menggunakan metode
yang sesuai untuk masalah yang sedang dipelajari.
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Pada tahap ini guru membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang akan disajikan. Masing-masing
kelompok menyajikan hasil pemecahan masalah yang diperoleh dalam suatu diskusi.
Penyajian hasil karya ini dapat berupa laporan, poster maupun media-media yang lain.
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Tahap akhir ini meliputi
aktivitas yang dimaksudkan untuk membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi
proses berpikir mereka sendiri dan disamping itu juga mengevaluasi keterampilan
penyelidikan dan keterampilan intelektual yang telah mereka gunakan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran
Problem Based Learning didapatkan hasil sebagai berikut : Dalam proses pembelajaran
yang dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing kelompok memecahkan masalah
dengan hasil karya yang berbeda-beda.
a. Kelompok 1
Kelompok 1 yang berjumlah 7 anak menyajikan hasil karyanya dengan membuat
taman mini.
b. Kelompok 2
Kelompok 2 yang berjumlah 6 anak menyajikan hasil karyanya dengan membuat
poster
c. Kelompok

SIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, P. D., & Wulandari, S. S. (2020). Analisis Penggunaan Model Pembelajaran Project
Based Learning Dalam Peningkatan Keaktifan Siswa. Jurnal Pendidikan Administrasi
Perkantoran (JPAP), 9(2), 292–299. https://doi.org/10.26740/jpap.v9n2.p292-299

Anda mungkin juga menyukai