Berbagai Keadaan
Anggota:
1. Nanda Aprilia
2. Nisa Nabila
3. Muhammad Tegar
4. Muhammad Rasyid
Materi Ibadah
Kelompok 7
1
Shalat Qashar
Shalat qashar artinya Shalat yang rakaatnya dipendekkan.
Contoh: Shalat fardhu yang empat rakaat dipendekkan menjadi dua rakaat. Shalat fardhu yang
boleh diqashar itu ialah Shalat Zuhur, Ashar dan Isya. Shalat Maghrib dan Subuh tetap seperti biasa
dan tidak boleh diqashar.
Shalat qashar dapat dilakukan jika dalam keadaan musafir (orang yang melakukan perjalanan jauh),
berdasarkan firman Allah SWT dalam surah An-Nisa ayat 101:
Dan apabila kamu berpergian dimuka bumi, maka tidaklah mengapa men-qashar sembahyangmu,
jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang
nyata bagimu.
Syarat-syarat yang boleh
selanjutnya meng-qashar shalat:
1. Musafir itu tidak untuk maksiat. Artinya, jika
seseorang yang berpergian (musafir) untuk
Jika ada musafir (orang yang berbuat maksiat, tidak boleh meng-qashar
melakukan perjalanan jauh) shalatnya
yang tidak mengqashar
2. Jarak tempuh perjalanan itu tertentu. Ukuran
shalatnya maka shalatnya jarak tempuh yang ditetapkan ulama masa
tetap sah, hanya saja kurang klasik sepertinya untuk zaman sekarang tidak
sesuai dengan sunnah, karena sesuai lagi sebab jarak tempuh yang jauh
Nabi Saw senantiasa dapat ditempuh secara singkat dengan
menggunakan alat-alat canggih seperti mobil
menjama’ dan mengqashar
dan pesawat terbang. Jadi ukuran yang tepat
shalatnya saat melakukan sekarang adalah ada atau tidaknya
safar (perjalanan) ’masyaqqah’ (kesulitan) yang dialami
seseorang dalam musafir tersebut.
Shalat Jama’
Pengertian Syarat-syarat Jama’
Shalat jama’ artinya shalat yang 1. Hendaklah dimulai dengan shalat yang
dikumpulkan yaitu mengumpulkan dua pertama sesuai dengan waktu men-
jama’ Shalat (Zhuhur sebelum Ashar)
shalat yang dikerjakan pada satu
jika jama’ taqdim dan Ahsar sebelum
waktu. Shalat yang boleh di-jama’
Zhuhur jika jama’ ta’khīr.
ialah shalat Zhuhur dengan Ashar dan 2. Berniat men-jama’.
shalat Maghrib dengan Isya. 3. Berturut-turut. Artinya, kedua salat
Kesemuanya itu jika dikerjakan pada yang di-jama’ itu tidak boleh berselang
waktu Zhuhur atau Maghrib disebut lama, yaitu selesai Shalat yang
jama’ taqdim. Kemudian, apabila pertama langsung diikuti Shalat yang
shalat Zhuhur dengan Ashar dikerjakan kedua.
pada waktu Ashar atau shalat Maghrib 4. Apabila jama’ ta’khir , hendaklah ia
dengan shalat Isya dikerjakan di berniat di waktu yang pertama bahwa
waktu Isya disebut dengan jama’ ia akan melaksanakan shalat sebelum
ta’khīr. di waktu yang kedua.
Kegiatan menjama’ shalat dapat dilakukan
dalam beberapa hal:
1) Berada di Arafah dan Mudzdalifah. Para ulama sepakat bahwa menjama’
taqdim antara shalat Zhuhur dengan Ashar ketika berada di ‘Arafah dan men-
jama’ ta’khīr antara shalat Maghrib dengan Isya di Mudzdalifah adalah sunat
berdasarkan perbuatan Rasūlullāh SAW.
2) Musāfir. Men-jama’ dua shalat ketika musāfir baik dengan jama’ taqdīm
maupun jama’ ta’khīr menurut sebagian besar para ahli, hukumnya boleh
berdasarkan hadis yang diterima dari Mu’āz.
3) Keadaan hujan. Men-jama’ shalat disebabkan hari hujan lebat boleh
dilakukan.
4). Sebab ada keperluan. Beberapa imām membolehkan jama’ bagi orang tidak
musāfir jika ada kepentingan asal saja itu tidak dijadikan kebiasaan.
Kesimpulan: