1. Fifin
2. Elvy
3. Dimas
4. Lylya
Shalat Jama’ dan Qasar
Meng-qashar adalah memperpendek jumlah rakaat dan menjamak adalah mengumpulkan waktunya
shalat. Diperbolehkan bagi seorang musafir, yakni orang yang sedang dalam keadaan berpergian, yaitu
memperpendek shalat yang jumlah rakaatnya empat-empat, bukan yang kurang dari empat, seperti shalat
yang jumlah rakaatnya dua atau tiga. Seseorang telah dinyatakan berpergian terhitung setelah dia melewati :
Dan (diperbolehkan pula) ia mengumpulkan antara dua shalat, yakni Maghrib dan ‘Isya’ dengan cara
jamak tagdim dan (boleh dengan cara) jamak ta’khir,
Syarat-syarat jamak taqdim itu ada 3 (tiga) :
1. Mushalli mulai dengan melakukan shalat Dhuhur sebelum melakukan shalat ‘Ashar, dan (demikian juga)
memulai shalat Maghrib sebelum shalat ‘Isya’.
2. Niat jamak di permulaan mengerjakan shalat yang pertama. Dengan cara, ia membersamakan niat jamak itu
dengan takbiratul ihramnya shalat.
3. Muwalah (susul-menyusul dengan segera) antara mengerjakan shalat yang pertama dengan shalat yang
kedua. Dengan gambaran senggang waktu yang memisah antara shalat yang pertama dan yang kedua itu
tidak begitu lama.
1. Shalat Jum’at diadakan di tempat tinggal yang menetap, yang mana sejumlah orang-orang yang ikut Jum’atan itu
menetap (berdomisili) di situ, baik tempat tinggal itu berupa sebuah kota dan desa yang sudah dibikin sebagai
tempat tinggal (domisili) yang tetap.
2. Jumlah (yang ikut serta) di dalam berjamaah Jum’at itu harus mencapai 40 orang laki-laki, dari ahli Jum’ah, Yaitu
orang-orang yang sudah mukallaf, laki-laki, merdeka (bukan budak) dan bertempat tinggal tetap.
3. Waktu pelaksanaanya masih ada,yaitu waktu dzuhur.maka seluruh bagian shalat jumat harus terlaksana pada waktu
tersebut.
1. Membaca al-Hamdulillah.
2. Membaca shalawat untuk Rasulullah SAW. Kedua bacaan (hamdalah dan shalawat Nabi
tersebut) lafadznya sudah ditentukan.
3. Berwasiat untuk bertaqwa kepada Allah. Dan tentang lafadlnya (ungkapan kata) wasiyat itu
tidak ada ketentuan secara pasti, (demikianlah) menurut pendapat yang shahih.
4. Membaca ayat al-Qur’an di dalam salah satu kedua khutbah tersebut.
5. Membaca do’a buat orang mu’min laki-laki dan perempuan, berada dalam berkhutbah yang
kedua.