Disusun untuk memenuhi tugas makalah tentang ‘’Hak Waris dalam Islam’’
Disusun oleh:
AHMAD SOBARI
(XII MIPA 5)
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
‘’Hak Waris dalam Islam’’ secara tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Kami berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan bagi pembaca tentang Hak Waris dalam Islam. Begitu pula atas limpahan kesehatan
dan kesempatan yang Allah SWT karuniai pada kepada kami sehingga makalah ini dapat kami
susun melalui beberapa sumber yakni kajian pustaka maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada
kedua orang tua kami, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kami,
Ibu Halwa, S.Pd., dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam
berbagai hal. Harapan kami, informasi yang terdapat pada makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia ini, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha
Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan
makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini saya buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf.
Kami menerima kritik dan saran dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang
lebih baik pada kesempatan berikutnya. Akhir kata, kami ucapkan terimakasih.
Pemakalah
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL......................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Masyarakat Arab Pra-Islam..................................................................................3
B. Dakwah Nabi Periode Makkah.............................................................................4
C. Masyarakat Madinah Pra-Islam............................................................................6
D. Dakwah Nabi Periode Madinah............................................................................8
E. Perbedaan Peran Nabi pada Periode Makkah dan Madinah.................................10
BAB III. PENUTUP...........................................................................................................12
A. Kesimpulan...........................................................................................................12
B. Saran......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................13
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian Warisan, adalah berpindahnya hak dan kewajiban atas segala sesuatu baik harta
maupun tanggungan dari orang yang telah meninggal dunia kepada keluarganya yang masih
hidup. "Dan untuk masing-masing (laki-laki dan perempuan) Kami telah menetapkan para
ahli waris atas apa vang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya dan kanb kerabatnya. Dan
orang-orang yang kamu telah bersumpah setia dengan mereka, maka berikanlah kepada
mereka bagiannya. Sungguh, Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu." (QS. 4/An-Nisa': 33)
Syariat islam telah meletakkan aturan kewarisan dan hukum mengenai harta benda dengan
sebaik-baiknya dan seadil-adilnya Hukum kewarisan merupakan bagian dari hukum keluarga
yang memegang peranan sangat penting bahkan menentukan dan mencerminkan sistem dan
bentuk hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat. Hal ini disebabkan karena hukum waris
itu sangat erat kaitannya dengan ruang lingkup kehidupan manusia Setiap manusia pasti akan
mengalami peristiwa, yang merupakan peristiwa hukum yaitu disebut meninggal dunia.
Apabila terjadi suatu peristiwa meninggalnya seseorang, hal ini merupakan peristiwa hukum
yang sekaligus menimbulkan akibat hukum, yaitu tentang bagaimana pengurusan dan
kelanjutan hak-hak dan kewajiban seseorang yang meninggal dunia itu. Penyelesaian hak-hak
dan kewajiban seseorang tersebut diatur oleh hukum. Jadi, warisan itu dapat dikatakan
ketentuan yang mengatur cara penerusan dan peralihan harta kekayaan (berwujud atau tidak
berwujud) dari pewaris kepada para warisnya. Secara etimologis Mawaris adalah bentuk
jamak dari kata miras )وارتII مyang merupakan mashdar (infinitif) dari luata warasa
yarisuirsanmirasan. Maknanya menurut bahasa adalah; berpindahnya sesuatu dari seseorang
kepada orang lain, atau dari suatu kaum kepada kaum lain.
Sedangkan maknanya menurut istilah yang dikenal para ulama ialah, berpindahnya hak
kepemilikan dari orang yang meninggal kepada ahli warisnya yang masih hidup, baik yang
ditinggalkan itu berupa harta (uang), tanah, atau apa saja yang berupa hak milik yang legal
secara syar'iJadi yang dimaksudkan dengan mawaris dalam hukum Islam adalah pemindahan
hak milik dari seseorang yang telah meninggal kepada ahli waris yang masih hidup sesuai
dengan ketentuan dalam al-Quran dan al-Hadis.
2
Masyarakat Arab pra-Islam dikenal dengan Jahiliyyah karena khas dengan pemujaan terhadap
berhala (syirik), praktik ekonomi ribawi, buta huruf, dan lain- lain. Tetapi tidak berarti semua
masyarakat terkenal akan kebodohan dan kesyirikannya. Hal ini ditandai dengan adanya
karya sastra, syair-syair yang "menghiasi" kota Makkah.
Kemudian Allah mengutus Nabi Muhammad yang bertujuan untuk meluruskan hal-hal yang
salah, kesyirikan yang terjadi pada masyarakat tersebut. Namun, gejolak demi gejolak
dihadapi nabi namun nabi tidak gentar dan menyerah. Di periode Makkah, ada tiga fase
dakwah nabi, di antaranya adalah fase dakwah sembunyi-sembunyi, dakwah terang-terangan,
dan fase dakwah meluas ke luar kota Makkah.
Di Yatsrib (sekarang Madinah), masyarakat lebih berkembang karena adanya kontak budaya
lintas negara yang membuat peradaban lebih maju. Hal ini pun menjadikan agama Islam
mudah diterima di samping peran nabi berdakwah yang baik.
Dakwah Nabi di Madinah terbilang lebih banyak daripada di Makkah. Nabi melakukan
tindakan-tindakan di mana membuat masyarakat percaya kepada beliau. Membangun masjid
sampai membangun negara yang mengusung perdamaian dan kemurnian aqidah dan ajaran
Islam sehingga menjadi negara maju.
Pembentukan negara di Madinah dimulai dari suatu perjanjian antar agama di sana sehingga
Rasulullah dipercaya dapat berlaku adil dan mengayomi semua lapisan masyarakat selama
taat kepada perjanjian, diberlakukannya hukum Islam, dan lain sebagainya. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa kondisi keadaan Masyarakat mungkin yang menjadi faktor utama lebih
pesatnya perkembangan Islam di Madinah daripada di Kota Mekkah.
Perbedaan metode dakwah serta pencapaian-pencapaian yang dicapai oleh Nabi pada
masanya terjadi juga karena aspek kemasyarakatan kota Madinah yang lebih maju ketimbang
Mekkah. Akan tetapi perlu digaris bawahi juga, bahwa pencapaian yang baik di kota
Madinah terjadi karena Nabi Muhammad pertama kali diturunkan di kota Makkah, sehingga
kedatangannya dianggap mengganggu oleh masyarakat kota Mekkah. Lain halnya dengan
Madinah, ketika nabi hijrah ke Madinah, masyarakat Madinah telah mengetahui bahwa telah
diutus seseorang untuk menjadi Nabi di kota Makkah. Sehingga waktu mereka untuk berpikir
menerima Nabi Muhammad lebih terbuka.
B. Saran
Untuk memahami sebuah sejarah diperlukan literatur terpercaya sehingga sejarah dapat
dipercaya kebenarannya. Begitu pula dengan sejarah perjuangan Rasulullah, banyak literatur
baik dari ulama salaf (terdahulu) maupun ulama khalaf (kontemporer) yang menuliskan
dengan baik sejarah Rasulullah dan sangat kami rekomendasikan untuk dibaca dan dikaji
lebih dalam.
13
DAFTAR PUSTAKA
Masyarakat Arab Pra-Islam:
https://news.detik.com/berita/d-5699736/kondisi-masyarakat-arab-sebelum-kedatangan-
islam-ada-di-masa-jahiliah
Dakwah Nabi Muhammad saw Pada Periode Makkah:
https://jurnaliainpontianak.or.id./index.php/alhikmah/article/download/75/69
Masyarakat Madinah Pra-Islam:
https://www.gurusiana.id/read/saifulrokib/article/kondisi-masyarakat-madinah-sebelum-
islam-tagur-ke-100-1460952#
Dakwah Nabi Periode Madinah:
https://jurnaliainpontianak.or.id./index.php/alhikmah/article/download/75/69
Perbedaan Peran Nabi pada Periode Makkah dan Madinah:
https://www.academia.edu/35283809/Dakwah_Nabi_Muhammad_SAW_Periode_Makkah_d
an_Madinah