Dengan mengucapkan puji syukur kita pada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya pada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Salawat serta salam tak lupa pula saya haturkan
pada junjungan kita nabi besar Muhammad saw yang telah membawa kita dari
alam kegelapan menuju alam yang penuh dengan cahaya, seperti yang kita
rasakan sekarang.
Kami juga berterima kasih kepada bapak/ibu dosen mata kuliah Tauhid/Ilmu
Kalam yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan, bahkan jauh dari
kesempurnaan untuk itu kami selalu mengharapkan kritik dan saran dari segenap
pembaca pemakainya agar tercipta makalah yang lebih baik dari sebelumnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................3
1.3 Tujuan...............................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4
2.1 Pengertian Jamaah Tabligh...............................................................................................4
2.2 Sejarah Munculnya Jamaah Tabligh................................................................................5
2.3 Tokoh-Tokoh Jamaah Tabligh.........................................................................................7
3.1 Ajaran Dan Faham Jamaah Tabligh.................................................................................9
3.2 (Dalil Al-Qur’an dan Hadis) Aliran jamaah Tabligh………………….........................12
BAB IV PENUTUP................................................................................................................14
3.3 Kesimpulan.....................................................................................................................14
3.4 Saran...............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16
iii
BAB I PENDAHULUAN
1
Jamaah Tabligh dengan warga yang bukan anggota Jamaah Tabligh, ketika
anggota Jamaah Tabligh yang tinggal di tengah-tengah lingkungan warga yang
bukan anggota Jamaah Tabligh, apakah warga setempat yang bukan Jamaah
Tabligh hidup rukun dan harmonis atau malah menimbulkan konflik dan
persaingan dengan warga yang menjadi Jamaah Tabligh di Kelurahan Balai
Gadang dalam kehidupan sehari-hari. apakah hubungan sosial antara warga yang
menjadi Jamaah Tabligh dengan warga yang bukan Jamaah Tabligh dalam
bertetangga berjalan dengan baik atau tidak, dan apakah warga yang menjadi
anggota Jamaah Tabligh mendapatkan penolakan atau justru diterima dengan baik
oleh warga yang bukan anggota Jamaah Tabligh.
Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti pola interaksi sosial yang
terjadi antara warga yang menjadi anggota Jamaah Tabligh dengan warga yang
bukan Jamaah Tabligh di Kelurahan Balai Gadang, ketika anggota Jamaah
Tabligh yang tinggal dengan warga yang bukan Jamaah Tabligh harus saling
berinteraksi, baik itu melalui komunikasi maupun tindakan sosial. Meskipun
warga yang menjadi anggota Jamaah Tabligh memiliki beberapa perbedaan
daripada warga yang bukan Jamaah Tabligh, seperti cara berpakaian maupun
metode dakwah yang dilakukan oleh Jamaah Tabligh.
2
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
3
BAB II PEMBAHASAN
Pada awalnya Jamaah Tabligh ini didirikan oleh Muhammad Ilyas yang
berpusat di Nizammudin, India. Gerakan ini dilatarbelakangi karena kondisi social
yang terjadi dimana umat Islam di India mengalami kerusakan aqidah dan moral
yang parah. Maka dari itu muncullah gerakan dakwah ini guna untuk
mengembalikan seluruh umat Islam yang ada di India kembali kepada syariat
Islam. Seiring berjalannya waktu, gerakan ini menjadi gerakan yang berkembang
secara universal di berbagai negara di dunia termasuk di negara Indonesia.
Amalan yang rutin dilakukan oleh Jamaah Tabligh adalah dakwah, ta’lim
(menuntut ilmu), zikir, dan khuruj. Khuruj merupakan keluarnya seseorang untuk
berdakwah di jalan Allah swt yang dilakukan pada hari-hari tertentu dan tanpa
memandang status didalam masyarakat baik itu kaya ataupun miskin, semua sama
4
karena yang hanya bisa membedakan seorang hamba di mata Allah hanya tingkat
ketaqwaannya ( Abduh, 2008: 8).
amal sholeh kepada manusia serta menghindari segala bentuk gerakan politik. Hal
ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Muhammad Ilyas sendiri
“Pergerakan ini hanya semata-mata untuk memperbaharui dan menyempurnakan
keimanan” (Abduh, 2008: 8). Syaikh Husein Ahmad Madani mengatakan bahwa
“Jamaah Tabligh adalah ketika kita menyebutkan sholat, puasa, Al-Qur’an,
menegakkan agama, mengikuti sunnah, dan menyampaikannya kepada
masyarakat umum maka terlihatlah betapa hal-hal tadi menjadi barang ketaqwaan.
Maka dengan gerakan Jamaah Tabligh ini dapat menghidupkan rasa hormat dan
rasa keagungan terhadap nilai-nilai agama tadi. Inilah usaha untuk
menghidupakan asasnya agar sikap mengagungkan agama dapat menghapuskan
sikap menyepelekan agama yang melanda umat” (Abduh, 2008: 10).
Jamaah Tabligh bukanlah organisasi yang berasal dari Indonesia akan tetapi
sebuah organisasi transnasional yang berasal dari India. Pendiri Jamaah Tabligh
adalah Muhammad Ilyas al-Kandahlawy, lahir pada tahun 1303 H di desa
Kandahlah di kawasan Muzhafar Nagar, Utara Banladesh India. Ia wafat pada
tanggal 11 Rajab 1363 H. Nama lengkap beliau ialah Muhammad Ilyas bin
Muhammad Isma'il Al-Hanafi Ad-Diyubandi Al-Jisyti Al-Kandahlawi kemudian
Ad-Dihlawi. Al-Kandahlawi merupakan asal kata dari Kandahlah, sebuah desa
yang terletak di daerah Sahranfur. Sementara Ad-Dihlawi adalah nama lain dari
Dihli (New Delhi) ibukota India. Di negara inilah markas gerakan Jamaah Tabligh
berada.
5
Adapun Ad-Diyubandi adalah asal kata dari Diyuband yaitu madrasah terbesar
bagi penganut madzhab Hanafi di semenanjung India. Sedangkan Al-Jisyti
dinisbatkan kepada tarekat Al- Jisytisiyah yang didirikan oleh Mu’inuddin Al-
Jisyti.1 Ayahnya bernama Syaikh Ismail dan Ibunya bernama Shafiyah al-
Hafidzah. Dia menerima pendidikan pertamanya di rumah dan menghafal
AlQuran dalam usia yang sangat muda. Dia belajar kepada kakaknya sendiri yaitu
Syeikh Muhammad Yahya, setelah itu melanjutkan belajar di Madhāirul Ulum di
kota Saharanpur.
Maulana Ilyas menyadari bahwa orangorang Islam telah terlena jauh dari
ajaran-ajaran iman. Dia juga merasakan bahwa ilmu agama sudah tidak
dimaksudkan untuk tujuan agama. Dia mengatakan “ilmu-ilmu sudah tidak
berharga karena tujuan dan maksud mereka mendapatkannya telah keluar dari
jalur semestinya dan hasil serta keuntungan dari pengajian-pengajian mereka itu
tidak akan tercapai lagi. Dua hal inilah yang mengganggu pikiranku, maka aku
melakukan usaha ini dengan cara tabligh untuk usaha atas nama iman”.
Selain itu keadaan umat Islam India yang saat itu sedang mengalami
kerusakah akidah, dan kehancuran moral. Umat Islam sangat jarang
mendengarkan syiar-syiar Islam. Di samping itu, juga terjadi pencampuran antara
6
yang baik dan yang buruk, antara iman dan syirik, antara sunnah dan bid’ah.
Bukan hanya itu, mereka juga telah melakukan kemusyrikan dan pemurtadan yang
diawali oleh para misionaris Kristen, di mana Inggris saat itu sedang menjajah
India. Gerakan misionaris ini, didukung Inggris dengan dana yang sangat besar.
Mereka berusaha membolak-balikkan kebenaran Islam, dengan menghujat ajaran-
ajarannya dan menjelek-jelekkan Rasulullah SAW. Muhammad Ilyas berusaha
dan berpikir bagaimana membendung kristenisasi dan mengembalikan kaum
Muslimin yang lepas ke dalam pangkuan Islam. Itulah yang menjadi kegelisahan
Muhammad Ilyas.
7
1. Maulana Muhammad Ilyas. Ia lahir pada tahun 1303 H/1885 M, di Kandhla
India.11 Penggagas pertama berdirinya Jamaah Tabligh sekaligus pemimpin
pertama Jamaah Tabligh.
5. Maulana Manzhur Nu’mani, Seorang tokoh Jamaah Tabligh yang sangat dekat
dengan Maulana Muhammad Ilyas. Beliau ini salah seorang anggota pengurus
Rabithah Alam Islami, sering menyertai Maulana Muhammad Ilyas saat Khurūj Fī
Sabīlillāh. Ia menyusun buku Malfūdhat Hazhrat Maulana Muhammad Ilyas.
Buku sudah diterjemah dalam Bahasa Indonesia dengan judul Mutiara Hikmah
Ulama Ahli Dakwah.
8
6. Abul Hasan Ali Nadwi, sering bersama Maulana Ilyas. Ia mengarang buku
antara lain Riwayat hidup Maulana Muhammad Ilyas. Menurut Manzhur
Nu’mani, Abul Hasan Ali Nadwi mempunyai hubungan khusus dengan Maulana
Muhammad Ilyas, karena ada hubungan yang erat dalam usaha agama dan
dakwah antara keluarga Maulana Ilyas dengan keluarga Abul Hasan Ali Nadwi.
A.Konsep Dasar
Konsep dasar dan pokok ajaran serta istilahnya tentu menjadi pentingdalam
sebuah kelompok. Dalam hal ini adalah Jamaah Tabligh. Berbedadengan gerakan
keagamaan lainnya yang terkadang terlalu ekstrimis ataubahkan sekuler dalam
menerapkan agama di negaranya, maka Jamaah Tabligh memiliki lima enam
konsep dasar yaitu ;
b) Jamaah,
9
c)Masjid
d)Khuruj; Khuruj
e). Jaulah,
f). Chillah
10
c. Kitab Tabligh Nisab
C.Asas-asas berdakwah
Ajaran pokok yang menjadi ideologi gerakan dipahami oleh paraanggota Jamaah
Tabligh adalah dua puluh ushul ad-dakwah(dasar-dasardakwah) yang harus ditaati
seorang juru dakwah dalam melakukan Khuruj. Kedua puluh ushul dapat
dikategorikan menjadi lima kelompok sebagai berikut:
11
Empat hal yang harus dijaga meliputi ; taat kepada pemimpinselama
pemimpin taat kepada Allah dan Rasul, mendahulukan amal ijtima
(kolektif) dari pada amal infiradi (individual), menjunjung tinggi
kehormatan masjid, memiliki perasaan sabardan tahan uji
Empat hal yang harus dikurangi meliputi; masa makan dan minum,masa
tidur dan istirahat, masa keluar masjid, dan masa berbicarasia-sia.
Empat hal yang harus ditinggalkan meliputi ; mengharapkansesuatu selain
dari Allah, meminta sesuatu selain kepada Allah,memakai barang orang
lain tanpa seizin pemiliknya, sertamubadzir dan boros.
Empat hal yang tidak boleh disentuh meliputi; tidak bolehmembicarakan
politik dalam maupun luar negeri, tidak bolehmembicarakan masalah
khilafiyah atau perbedaan pendapat dalammasalah agama, tidak boleh
membicarakan masalah status sosialtetapi yang ada hanya tawakkal, tidak
boleh meminta-minta danadan membicarakan aib masyarakat.
12
tafsir baik itu metodetahli>li>, maud}u>’i, muqaran, dan ijma>li. Adapun bentuk
tafsir yang merupakan salah satu langkah mereka dalam memahami dan
mengamalkan serta mendakwahkan ayat-ayat dakwah dalam al-Qur’an yaitu tafsir
bil- ma’tsurmenghubungkan antara ayat dengan ayat, ayat dengan hadits, dan
beberapa ungkapan para sahabat ra.Contohnya mengenai hubungan antara ayat
dengan ayat
Ayat diatas merupakan salah satu ayat yang menjadi landasan Jama’ah
Tablig untuk berdakwah.142 Dalam ayat tersebut ada ungkapan Katakanlah
Perkataan yang benar adapun maksud daripada perkataan yang benar telah
dijelaskan dalam ayat.
“Dari Abi Sa‟id al-Khudri ra. Berkata saya mendengar Rasulullah saw. bersabda:
“Barang siapa melihat suatu kemungkaran di hadapannya, maka hendaklah ia
mencegah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka hendaklah mencegah
dengan tangannya. Dan jika tidak mampu, maka hendaklah ia mencegah dengan
hatinya. Dan ini adalah selemah-lemahnya iman”
13
“Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda: “Apabila umatku sudah
mengagungkan dunia, maka kehebatan Islam akan tercabut darinya. Dan apabila
umatku meninggalkan amar ma‟ruf nahi munkar, maka diharamkan (atas mereka)
keberkahan wahyu. Dan apabila umatku menghina satu sama lain, maka jatuhlah
mereka dari pandangan Allah.”
3.1 Kesimpulan
14
dakwah yang terdiri dari khuruj fi sabilillah, Jamaah jaulah, dan
menjadikanmasjid sebagai amal maqami basis tempat pergerakan dakwah-
dakwah tersebut.
3.2 Saran
Makalah ini berbicara sekilas tentang salah satu organisasi dakwah yaitu
JamaahTabligh. Makalah ini tentu tidak bisa memberikan gambaran yang
sempurna tentangJamaah Tabligh itu sendiri di karenakan terbatasnya referensi
yang penulis miliki,sehingga penulis menyarankan bagi mereka yang ingin
mengetahui tentang JamaahTabligh lebih dalam lagi diharapkan dapat membaca
buku yang menjelaskan tentangJamaah Tabligh secara terperinci.
Dan penulis juga ingin mengingatkan pada para pembaca untuk tidak
menyikapi perbedaan secara anarkis, apalagi dengan menggunakan kekerasan
fisik karena perbedaan itu merupakan suatu hal yang lumrah dalam hidup manusia
sebagaimana yangditegaskan dalam Al-Qur’an surah Al-Ma’idah [5]: 48
15
DAFTAR PUSTAKA
Ali, H. A. (2011). NU. Diakses Maret 31, 2020, dari Islamisme Jamaah Tabligh:
http://www.nu.or.id/page/id/dinamic_detil/4/32537/Kolom/Jamaah_Tabligh.html
Al-Kandahlawi , M. Y. (2006) .
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5404/1/MUHAMMAD
%20MUKHLIS-FUF.pdf
http://digilib.uinsa.ac.id/5373/60/Bab%202.pdf
Sejarah Dakwah dan Tabligh Maulana Muhammad Ilyas Rah. Bandung: Al-
Hasyimiy.Aziz, S. A. (1996).
16
Tabligh Penyampai. Jakarta: Inti Medina.Ihsan, A. A. (2003). Jamaah Tabligh
(Sufi Gaya Baru). As-Sunnah, 17-22.Jalil, A. (2007).
Meluruskan Kesalahp
Martin Van Bruinessen dan Julia Day Howell, Ed, Urban Sufism, ( Jakarta :
Rajawali Pers,2008), hal.22
Keagamaan, 2011), 147. 2 Abul Hasan An-Nadwi, Sejarah Dakwah dan Tabligh
Maulana Muhammad Ilyas Rah (Bandung: Al Hasyimiy, 2009), 53
An Nadwi, Sejarah Maulana Ilyas Menggerakkan Jamaah Tabligh, 14. 4 Ibid., 20.
17
18