Anda di halaman 1dari 57

8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

1 Peserta BPJS yang di rawat inap akan dilakukan tindakan Verifikator melakukan pencatatan kasus ini sebagai bahan Alat Kesehatan
operasi bagian Urologi tanggal 13 pertimbangan pada saat dilakukan recredentialing FKRTL
Agustus 2014, diminta untuk membayar alat
dengan alasan alat tidak disediakan oleh RS
sebesar Rp.8.500.000,-
Pasien tidak jadi dioperasi karena tidak membayar alat
tersebut.
2 Pasien dengan diagnosa appendix dan direncanakan untuk Tindakan atau prosedur yang sudah dilakukan yang di Appendik
tindakan bedah, namun dikarenakan mati listrik sehingga koding (diinput)
tindakan bedah dibatalkan

3 Diagnosa Utama : K359 (Acute Verifikator melakukan cross check kepada laporan operasi Appendik
appendicitis,unspecified)Tindakan : 4709 (Other atau reusme medis, apabila terbukti tidak dilakukan
appendectomy) 9918 (Injection or infusion of electrolytes) operasi, verifikator menyampaikan hal tersebut kepada
9059 (Other microscopic examination of blood) 9396 (Other koder untuk dilakukan koreksi tagihan.
oxygen enrichment)
8952(Electrocardiogram) Group CBGs : K-1-13-I
(Prosedur appendik ringan) Biaya Rp. 4.474.757

4 Pada pasien RITL dengan rencana tindakan biopsi, tidak jadi Verifikator memberikan lembar konfirmasi kepada pasien Biopsi
dilakukan tindakan karena alasan teknis RS (contoh: dokter yang tidak jadi dirawat kepada koder, sehingga pengajuan
tidak berada di tempat), namun tindakan biopsi tetap klaim dapat diubah sesuai kejadian sebenarnya.
ditagihkan ke BPJS.

5 Pada pasien RITL dengan rencana tindakan pemasangan Verifikator memberikan lembar konfirmasi kepada pasien Cimino
cimino, tidak jadi dilakukan tindakan karena dokter tidak yang tidak jadi dirawat kepada koder, sehingga pengajuan
berada di tempat, namun tindakan pemasangan cimino tetap klaim dapat diubah sesuai kejadian sebenarnya.
ditagihkan ke BPJS.

6 Rencana tindakan echo untuk kasus jantung tidak jadi Verifikator menyampaikan isi rekam medis kepada koder Ekokardiografi
dilakukan namun tetap ditagihkan agar dilakukan koreksi tagihan.
7 Pasien masuk RITL tidak dilakukan tindakan marsupialisasi Tindakan yang ditagihkan adalah tindakan yang diberikan Gigi Mulut
namun ditagihkan tindakan marsupialisasi kepada pasien. Jika tidak dilakukan tindakan, maka tidak
dientri. Yang entri hanya diagnosanya saja

8 Diganosa Sekunder : E722 (Disorder of urea Cycle Tindakan yang tidak dilakukan tidak dapat ditagihkan. Ginjal/Hemodialisa
metabilism) Tindakan : 3927 (Arteriovenostomy for renal Klaim tidak dilayakkan.
dialysis)
9 Pasien didaftarkan masuk ke poli kembali karena obat yang Verifikator memastikan kunjungan konsul pasien apakah Obat
diambil saat dia datang beberapa hari sebelumnya tidak dapat ada komplikasi atau penyakit penyerta, apabila tidak ada
diambil karena belum waktunya mengambil obat verifikator melakukan konfirmasi agar kunjungan tsb tidak

ditagihkan (disertai lembar konfirmasi).


10 Pasien RITL atas nama Arifin Seltia Lubis nokp: Pada kasus ini jika pasien sudah mendapatkan surat Persalinan/Kehamilan/Bayi
0001201576072 , masuk tgl 28-07-2014 kondisi pasien dalam perintah rawat inap dan memasuki runag rawat, maka Baru Lahir
ke adaan hamil masuk opname keluhan sakit pingangg tanpa dapat ditagihkan sebagi kasus RITL dengan diagnosa
ada tindakan psn plg O47.9 (False labour/persalinan palsu)
.dua hr kemudian pasien SC

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

11 Mengajukan klaim pasien rajal padahal pasien tersebut batal Pelayanan kesehatan yang tidak jadi dilakukan (batal Rujukan
berobat. dilakukan), tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan

12 Pasien RITL Atas Nama : Ria Tio Silitonga Nokp : Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder dan Telinga
0000014522128 masuk tanggal 07-07-2014 pulang tgl 07-07- melakukan negosiasi dengan FKRTL.
2014 dengan diagnosa OMSK rencana operasi ,tenyata di
batal pasien tdk berani dan hari itu juga pasien pulang

13 pasien masuk RITL dengan diagnosa utama Hernia Inguinalis Pada kasus yang pertama, tindakan heniotomy tidak dapat Tindakan Medik/Operatif
dan direncanakan operasi, namun operasi ditunda setelah ditagihkan krn belum dilakukan.
lebaran atas permintaan keluarga. Pihak Rumah Sakit
menagihkan pelayanan RITL tersebut. Setelah lebaran pasien
masuk RITL kembali untuk melakukan operasi Hernia tersebut
dan pihak Rumah sakit menagihkan kembali. terpisah bukan
sebagai satu periode penyakit

14 Pasien Thalasemia masuk lewat IGD dengan pengantar rawat Verifikator memberikan lembar konfirmasi kepada pasien Transfusi Darah
inap: pro transfusi, diprosedur ditagihkan transfusi,pada saat yang tidak jadi dirawat kepada koder, sehingga pengajuan
verifikasi di konfirmasi kepeserta ternyata pasien tidak jadi klaim dapat diubah sesuai kejadian sebenarnya.
transfusi karena HB nya normal,tidak jadi dirawat tetapi
ditagihkan sebagai tagihan rawat inap

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 1/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

15 Pasien an. Ny. Eka (21 Thn) masuk RITL melalui UGD, pasien Pada kasus ini tidak dapat diterbitkan SEP. kasus tidak Penggunaan kartu
tdk mempunyai kartu BPJS dan bersedia membayar sebagai dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Verifikator
pasien umum. Setelah dipindahkan ke ruang inap, pasien membuat catatan sebagai bahan pertimbangan
disarankan oleh perawat RS untuk menggunakan kartu BPJS recredentialing FKRTL. Verifikator meminta tenaga
milik saudara / tetangga. kesehatan agar menlakukan edukasi kepada pasien untuk
segera melakukan pendaftaran sebagai peserta JKN.

16 Pasien dirawat dikelas 3 ditagihkan di kelas 1 dengan tarif Rp. Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN Permenkes Akomodasi
2192494 28 tahun 2014.

17 Agusman masuk tgl 1-4 juli 2014 dgn dg Sciatica dan arthosis S udah diakomodir pada P MK 28 Tahun 2014 A komodasi
hakkelas peserta di kelas 1 tetapi di rawat di kelas 2 Diagnose
utama M54.3 Diagnose sekunder M19.9 kelas 1 (2.736.744)
Kelas 2 (
2.345.781).

18 Zaimah masuk tanggal 23-27 maret 2014 dg Dispepsia dan S udah diakomodir pada P MK 28 Tahun 2014 A komodasi
Vertigo. Hak kelas di kelas 1 tetapi pasien dirawat dikelas 2.
Diagnosa Utama K30 dan sekunder R42.

19 Pasien yang hak nya kelas 1, diletakkan ke kelas 3 karena S udah diakomodir pada P MK 28 Tahun 2014 A komodasi
penuh tetapi tetap di tagihkan di kelas 1

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

20 Pasien PBI masuk RITL dengan kasus Malaria Verifikator melakukan konfirmasi hak rawat peserta Akomodasi
Tersiana kepada koder untuk ditagihkan dan dibayarkan sesuai
dengan hak dan kelas yang ditempati peserta mengingat
peserta PBI tidak diperbolehkan untuk naik kelas.

21 Pasien masuk RITL dengan diagnosa Demam thyfoid. Pasien Verifikator melakukan customer visit kepada pasien Akomodasi
mendapat kelas perawatan kelas 3. Diajukan diagnosa utama dengan lembar konfirmasi, kemudian melakukan
A01.0 Thyfoid Fever; Namun diajukan sebagai pasien yang konfirmasi kelas rawat yang ditempati oleh pasien kepada
mendapat kelas perawatan kelas 2. koder.

22 Pasien mendapat kelas rawat di bawah hak kelas rawatnya, S udah diakomodir pada P MK 28 Tahun 2014 A komodasi
dengan alasan hak kelas rawatnya penuh namun penagihan
sesuai hak kelas sebanyak 468 kss

23 Kasus persalinan normal dirawat di ruang kebidanan kelas 2 S udah diakomodir pada P MK 28 Tahun 2014 A komodasi
walaupun hak kelas perawatannya kelas 1, klaim ditagihkan
tetap ditagihkan sesuai hak kelas perawatan peserta, yaitu
kelas 1

24 Pasien yang hak kelas rawatnya penuh misalnya kelas S udah diakomodir pada P MK 28 Tahun 2014 A komodasi
1,namun pasien dititipkan dikelas yang lebih rendah tetapi
ditagihkan sesuai dengan hak kelas peserta yaitu kelas 1

25 Pasien RITL dengan dx A09 (diarrhoea) dan anemia. Pasien Pada kasus ini , pengajuan klaim RS sudah sesuai Akomodasi
dirawat 3 hari di VIP, hak kelas seharusnya kelas I. Pasien di ketentuan. Untuk pasien yang naik kelas ke VIP dapat
tagihkan iuran biaya oleh pihak RS, Padahal INAcbg lebih dikenakan selisih biaya. Sedangkan untuk tarif INA CBGs
besar daripada biaya riil rumah sakit. yang lebih tinggi dari tarif riil RS tidak lagi menjadi
permasalahan apabila sesuai dengan kondisi pasien yang
dilayani.

500 REKOMENDASI KODING

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 2/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

26 Pasien RITL dengan diagnosa nausea and vomiting naik kelas Pilihan kenaikan kelas merupakan hak pilih peserta. Akomodasi
perawatan dari kelas 2 ke kelas 1. Pasien membayar selisih Apabila peserta nai k kelas ke kelas II atau kelas I,
tidak sesuai dengan tagihan yang seharusnya verifikator menginformasikan sesuai PMK No. 28 selisih
yang ditagihkan adalah tarif INA CBGs kelas yang dipilih
dikurangi tarif INA CBGs yang mnejadi haknya.
Sedangkan apabila peserta memilih kelas VIP maka
selisih biaya yang dikenakan adalah selisih antara Biaya
Tarif RS dikurangi tarif INA CBGs kelas yang menjadi
haknya.

27 rumah sakit menagihkan sesuai hak kelas rawat pasien Diakomodir PMK No. 28 Akomodasi
sedangkan pasien menempati kelas perawatan yang lebih
rendah lebih dari 3 hari.

28 Pasien masuk dengan kasus uterovaginal prolaps Verifikator melakukan pengecekan hasil groper Akomodasi
, unspecified, pasien naik kelas dari kelas I ke VIP, total CBG’s yang tercantum di dalam billing RS (Rp
tagihan yang di tujukan kepada pasien sebesarRp. 5.640.000. 4.003.665,-) sudah sesuai kelas rawat dan level
Tarif INA Cbg yang tercantum di billing RS Rp. 4.003.665 jd severitynya. Seharusnya tidak ada perbedaan antara hasil
pasien membayar selisih Rp. 1.636.335,- akan tetapi tagihan grouper RS dengan hasil grouper yang ditagihkan kepada
INA Cbg yg RS tagihkan ke BPJS sebesar Rp. 5.676.993 BPJS Kesehatan. Jika hasil tidak sesuai, maka verifikator
melakukan pencatatan dan pelaporan kepada Kanit MPKR
untuk dilakukan pembinaan dan sebagai bahan
recredentialing FKRTL.

29 Px dgn hak kelas 1 dirawat dikelas 3 dan ditagihkan kelas 1 Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN. Permenkes Akomodasi
28 Tahun 2014
30 Pasien RITL dengan hak kelas II dirawat di kelas III karena Verif sesuai dengan Permenkes 28 Tahun 2014. Akomodasi
kelas II penuh, Diagnosa utama: Dyspepsia K30 Biaya Ina
CBGs Rp 3.713.095

31 Pasien RITL hak kelas 1 tinggal di kelas III (turun kelas) Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat dibawah hak Akomodasi
dicoding kelas 1 kelasnya lebih dari 3 hari, seharusnya ditagihkan sesuai
dengan ruang perawatan yang diterima oleh pasien.

32 Pasien RITL masuk dengan diagnosa E115 , ditagihkan biaya Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN Permenkes Diabetes Melitus
kelas 2 28 tahun 2014.

33 Pasien dengan diagnosa dyspepsia dirawat Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN Permenkes Dispepsia

dikelas 3, ditagihkan dengan kelas perawatan kls 2 28 tahun 2014.

34 Pasien dengan diagnosa utama K.808 Cther Cholelithiasis Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN Permenkes Empedu
dikarenakan ruangan rawat sesuai hak peserta kelas 2 nya 28 tahun 2014.
penuh pasien bersedia dirawat dikelas 3(untuk ruang kelas 1
dikonfirmasi juga penuh),akan

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

35 Pasien a/n Mardia Hasan, NOKA : Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat dibawah hak Akomodasi
0001261623069 hak kelas rawat kelas II, MRS kelasnya lebih dari 3 hari, seharusnya ditagihkan sesuai
pada tgl 06/07/2014 Pulang tgl 08/07/2014; No dengan ruang perawatan yang diterima oleh pasien.
SEP 2407R00106140000633. Karena kamar kelas II penuh

maka pasien sampai dengan tgl kepulangan ditempatkan di


kamar kelas III. Pihak RS menangihkan sesuai dengan hak
kelas pasien bukan kelas yang ditempati.

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 3/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

36 Pasien dengan persalinan SC dirawat dikelas 3, ditagihkan Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN Permenkes Persalinan/Kehamilan/Bayi
dengan kelas perawatan kls 2 28 tahun 2014. Baru Lahir

37 Merubah biaya total RS (billing) untuk ditagihkan kepada Verifikator melakukan konfirmasi kepada pihak Manajemen Akomodasi
pasien yang dirawat di VIP RS agar tarif VIP yang ditagihkan sesuai dengan tarif
Perda yang berlaku.

38 Tagihan Klaim CAPD sebesar Verifikasi dilakukan sesuai dengan SE Menkes Nomor Ginjal/Hemodialisa
Rp.6.906.000,/pasien HK/Menkes/31/I/2014 tentang pelaksanaan standar tarif
pelayanan kesehatan pada FKTP dan FKRTL. Tarif
Pelayanan CAPD paket rutin Sebesar Rp
5.940.000,00/bulan

39 klaim obat bukan memakai harga DPHO tapi harga reguler Verifikator memberikan informasi ketentuan klaim obat Obat
Apotik yang harganya lebi h tinggi dari h arga tarif BPJS misal kronis mengacu pada SE Menkes No. 32
lantus harga DPHO Rp.126,800 diklaimkan Rp.212,900

40 klaim obat yang seharusnya sudah include dengan tagihan Tarif INA CBGS tidak membatasi jumlah pemberian obat. Obat
INA-CBGs misal sediaan sirup atau insulin Obat diresepkan sesuai indikasi medis dan mengacu
kepada Formularium Nasional.

500 REKOMENDASI KODING


NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)

41 Pasien a/n Philipus Lusi , NOKA 0000150702456 memperoleh 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada tugas Obat
resep kronis dengan obat Kutoin caps namun pihak apotek Apotek agar dilakukan kore ksi entroan data
pelengkap mengentry 2. Obat yang dibayar adalah obat yang sesuai dengan
dengan sediaan kutoin injeksi. Tagihan obat kutoin diresepkan dan diberikan kepada pasien.
yang seharusnya 11.892,- menjadi Rp 1.325.100,-

42 Pasien yang awalnya umum dan ditengah perawatan S udah diakomodir P MK No. 28 Tahun 2014 P asien B aru
mengurus BPJS,namun di resume medis tanggal pasien
masuk dibuat pada saat dijamin BPJS bukan pada saat pasien
masuk ke rumah sakit dengan biaya umum.Sehingga
verifikator tidak mengetahui bahwa klaim tersebut seharusnya
dibayar proporsional

43 Pasien masuk RITL dengan kasus Cedera sekitar tangan dan Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder. Penanganan Luka
dilakukan eksisi pada luka. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Seharusnya coder melakukan entrian data sesuai dengan
Diagnosa utama: T24,3,Burn third degree hip and apa yang tercantum di dalam resume medis. Diharapkan
lower limb except ankle and foot coder dapat melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait
Tindakan : 869.1 Excision of skin for graft. Biaya Rp dengna diagnosa utama dan tindakan yang dilakukan.
21.678.658 Verifikator melakukan pencatatan untuk dilaporkan kepada
Tim Audit Medis

44 Pasien RITL dengan kasus: Stroke. Diaju kan oleh Untuk kasus ini, klaim tidak dapat dilayakkan karena Penggunaan kartu
RS: pasien terdaftar sebagai peserta JKN setelah pasien
Diagnosa Utama: I63.9 ( Cerebral infarction, unspecified ) keluar dari RS.
Hasil Grouper CBG’s: G-4-14-I Kecederaan pembuluh darah Penjaminan baru JKN yang dalam kondisi sakit
otak dengan infark ringan. Biaya Rp. 2.749.609 dan sedang dalam perawatan pada masa sebelum
diberlakukannya PMK 28 Tahun 2014 (25 Juni 2014),
maka verifikasi dilakukan sesuai dengan surat Diryan No.
406/III.2/0114

45 Pasien RI dengan dx T814 (infection following a procedure, Verifkator melakukan konfirmasi kepada koder sesuai Infeksi
not elsewhere classified), dx.sek N390 kaidah Sistem INA CBGs apabila tidak terdapat infeksi
ISK. Pasien tidak memiliki riwayat operasi kode yang dientrikan cukup N390.
sebelumnya d RS.
46 Pasien masuk RITL dengan kasus riwayat TBC dengan status sesuai kaidah koding maka apabila belum bisa ditegakkan Paru
pengobatan selasai, meninggal di UGD dalam observasi diagnosa yang tepat maka menggunakan kode obsevasi /
kurang dari 6 jam ditagihkan dengan tarif Rp. 4.322.474 suspect/ symptom sebagai kode utama

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 4/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

47 pada pelayanan rawat inap dan rawat jalan masih ditemukan resep verifikator melakukan koordinasi dan sosialisasi terkait dengan Klaim
obat yang dibebankan kepada peserta. pelayanan obat , bahwa ketentuan
pembiayaan obat telah masuk dalam paket biaya INA
CBGs kecuali untuk obat yang termasuk dalam special
CMG mendapatkan top up biaya.

48 Pasien RITL dengan keluahan Nyeri perut kanan diagnosa Verifikator tidak melayakkan pengajuan klaim dengan Appendik
Utama: Appendicitis acute (K35.9), Dilakukan prosedur operasi appendektomi. Verifikator mengkomunukasikan
operasi appendiktomy (47.09). Biaya: 2.880.854 dengan tenaga koder agar mengentri sesuai diagnosa
appendicitis saja.

49 Pasien Masuk RITL dengan kasus cellulitis pada bagian Verifikator menyampaikan kode INA CBGs yang sesuai Cellulitis
jempol kaki kanan, diagnosa yang d iajukan RS sebagai dengan Juknis Sistem INA CBGs, kode yang tepat untuk
berikut : ekstraksi kuku tersebut adalah
L02.8 Cutaneous abscess, furuncle, and 86.23
carbuncle of other sites
tindakan yang diajukan RS adalah :
Prosedur Utama : 86.22 Excisional debridement of wound,
infection, or burn
Prosedur SKunder : 86.89 Other repair and reconstruction of

skin and subcutaneous tissue Group CBGs : L-1-40-I Other


Skin Subcutaneous Tissue And Breast Operations
Biaya : Rp. 4.042.490

50 Pasien Ny.R dirawat dengan diagnosa Utama A15.7 1. Verifikator memastikan diagnosa yang di entrikan oleh Paru
Tuberkolusis, A01.0 Thypoid abdominalis, Gastritis A09 koder kepada DPJD (lembar konfirmasi).
dengan biaya Rp.9,353,143,- 2. Apabila pasien hanya menderita TB Paru
unspecified, dientri dengan kode A 16.9 buka
A15.7

51 Pasien masuk RITL dengan kasus TBC Paru dan 1. Untuk kasus TB dengan pneumothorax, kodenya cukup Paru
pneumothorax dengan tindakan pasang WSD. Diajukan oleh 1 saja, yaitu A16.2 dan kode J93.9 tidak perlu dicantumkan
RS sebagai berikut : Diagnosa Utama : A16.2 Tuberculosis of 2. Kode ICD 9 CM untuk WSD pada kasus TB
lung, without mention of bacteriological or histological adalah 34.04
confirmation, Diagnosa sekunder: J93.9
Pneumothorax, unspecified. Tindakan: 33.1 Other operations
on lung and bronchus. Group CBGs : J-
1-30-II PROSEDUR SISTEM PERNAFASAN MODERAT
KOMPLEKS SEDANG. Biaya Rp
11.689.801,00

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

52 3. Px kontrol hamil di code O 66.0, O 33.4, O 34.2 1. Agar verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP Persalinan/Kehamilan/Bayi

Rp 1.328.996,- terkait dengan kontrol kehamilan pasien, kehamilan Baru Lahir


keberapa dan berisiko atau tidak untuk menentukan Z34
atau Z35
2. Kode O33.4 dapat dijadikan kode utama
apabila kondisi baru pertama kali diketahui pada saat
kontrol. Untuk krontrol selanjutnya dapat digunakan kode
Z34 atau Z35 dengan diagnosa sekunder O33.4

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 5/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

53 Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi
Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.9 menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir
Delivery by caesarean section Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal
Diagnosa sekunder: O410 Oligohydramnions, 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
O662 Obstructed labour due to unussually large fetus, O48 kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika
Prolonged Pregnancy ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa
Tindakan : 74.99 Other caesarean section of unspecified type penyulit seperti O42.0
Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
Pembedahan Caesar Ringan menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka
Biaya Rp 6.361.325 metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.

4. Pada kasus ini, maka O82 yang menjadi kode diagnosa


utama

54 Pasien RJTL dengan kasus pemeriksaan kehamilan normal + Sesuai Kaidah koding dalam ICD-9 untuk USG Kehamilan Persalinan/Kehamilan/Bayi
USG Hamil.Diajukan oleh rumah sakit sebagai berikut : di gunakan Kode 88.78 (Diagnostic ultrasound of gravid Baru Lahir
Diagnosa Utama : Z34.0 Diagnosa sekunder : uterus)
Tindakan : 88.92 (Magnetic resonace imaging of chest and
myocardium) Group CBGs :Z-3-16-o (Prosedur magnetic
resonance imaging) biaya Rp.603.631

55 Pada kasus persalinan normal dengan penyulit ketuban pecah 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi
dini (KPD), pada saat proses coding ditulis kode O42.0 menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir
(ketuban pecah dini Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal
dalam waktu 24 jam) sebagai diagnosis utama dan 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
O80.8 (persalinan bayi tunggal) sebagai diagnosis sekunder. kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika
Tindakan : 73.59 Other manually assisted delivery Grouper : ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa
O-6-13-II Persalinan vaginal sedang penyulit seperti O42.0
dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka
metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

56 Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. 1. Persalinan normal maupun tidak normal tidak Persalinan/Kehamilan/Bayi
Ditagihkan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa utama : O62.0 diperbolehkan menginput high risk pregnancy (Z35.5, Baru Lahir

Primary inadequate contractions Diagnosa sekunder : O98.8 Z35.6, Z35.7, dan Z35.8)
Other maternal infectious and parasitic diseases complicating ke dalam aplikasi INA-CBGs
pregnancy, childbirth and the puerperium, Z35.8 Supervision 2. Jika sudah ada tindakan sc, maka tindakan
of other high-risk pregnancies Tindakan : 75.99 Other 75.99 tidak perlu dientri lagi
obstetric operations, 74.1 Low cervical cesarean section. 3. Kode O82 harus dicantumkan sebagai diagnosa
Group CBGs: W-1 -20-III PROSEDUR PADA RAHIM & sekunder
ADNEKSA BERAT Biaya Rp. 4. Kode outcome delivery nya, Z37.1 single
9.299.104,00 stillbirth (bayi lahir mati)

57 Pasien masuk RITL dengan diagnosa sebagai berikut: 1. Jika akan menggunakan kode A40.3, maka harus ada Sepsis/Septikemia
Diagnosa utama: A41.9 Septicemia, Unspecified hasil kultur yang menunjukkan bahwa bakterinya adalah
Diagnosa sekunder: J18.9 Pneumonia, Unspecified Streptococcus
2. Jika tidak diketahui hasil kulturnya maka dapat
digunakan kode A41.9 dan ditambahkan diagnosa
sekunder J18.9

58 Semua kasus Stroke Infark Batang Otak Pada kasus ini seharusnya kode untuk stoke dengan Stroke
di kode dengan I63.9 (Stroke Infark) dan G46.3 (Syndrome pendarahan batang otak adalah I61.3
Stroke Batang Otak)

59 Pasien RJTL dengan diagnosa Primary Amenorrhoe. Diajukan Penggunaan kode 70.12 tidak tepat karena Inspekulo Tindakan Medik/Operatif
tindakan oleh RS adalah Tindakan : Inspekulo dan petugas bukan merupakan tindakan melainkan termasuk bagian
kode memberikan kode 70.12 Culdotomy dengan biaya Rp. dari pemeriksaan dalam.
565.136

60 8. Kasus RITL Typhoid pd Ibu hamil RS mengkode Pada kasus ini Kode utama harus O98.8 (infeksi lain pada Tiphoid
A 01.0 Group CBGs: A-4-14-I..3.884.254 ibu hamil) dan diagnosa sekundernya adalah A01.0

61 Pasien masuk RITL. Diagnosa Utama: R104 (Other and Jika diagnosa sudah dapat ditegakkan maka simptom Tiphoid
unspecified abdominal pain); Diagnosa sekunder: A010 (R10.4) tidak dapat menjadi kode utama
(Typhoid fever)

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 6/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

62 Pasien masuk dari poli bedah rencana dengan diagnosa 1. Penentuan diagnosa sesuai yang tertera pada resume Tumor/Kanker
bengkak di leher diagnosa utama : C73 (Malignant neoplasm medis
of thyroid gland) 2. terkait dengan diagnosa T88.2 (Shock due to
diagnosa sekunder : C77.0 (Lymph nodes of head, anaesthesia) harus dipastikan tertera di resume medis dan
face, and neck) konfirmasi kepada DPJP.
diagnosa skunder 2: T88.2 (Shock due to anaesthesia) 3. Kode 68.1 merupakan kode prosedur [ada bidang
tindakan 1: 68.1( Hysterotomy) kebidanan sehingga tidak relevan untuk kasus ini.
tindakan 2: 4021( Excision of deep cervical lymph node) verifikator bisa mengembalikan berkas klaim untuk
E-1-20-III PROSEDUR PADA TIROID, PARATIROID DAN konfirmasi.
SALURAN TIROGLOSAL BERAT. Rp 13.941.6 24 4. kode tindakan 40.21 membuat grouping mengarah pada
tyroid sedangkan kode tindakan

41.42 mengarahkan ke prosedur limpa.

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

63 Pasien rawat inap Diagnosa utamanya: C20 - Malignant 1. Pada kasus ini verifikator memastikan apakah Ca recti Tumor/Kanker
neoplasm of rectum Diagnosa sekunder tertera pada rekam medik melakukan konfirmasi kepada
: D649 - Anaemia, unspecified. Tindakan : 99.04 DPJP (lembar konfirmasi). untuk kasus CA bisa dirawat
99.18 89.52 87.44 Biaya Rp 14.966.614 berulang
2. Jika terbukti terdapat diagnosa CA rekti maka
berlaku aturan tentang asterix
3. Dalam ICD 10 ada aturan menganai asterix dan dagger,
dimana dagger harus menjadi diagnosa utama. Untuk
anemi pada neoplasma kodenya adalah D63.0 * (asterix)
maka anemia menjadi diagnosa sekunder

64 Pasien rawat inap Diagnosa utamanya: D069 - Carcinoma in Penggunaan D06.9 sudah tepat sebagai kode utama. Tumor/Kanker
situ cervix, unspecified. Diagnosa sekunder : R633 - Feeding Penggunaan kode D64.9 pada kasus ini kurang tepat,
difficulties and mismanagement.D649 - Anaemia, unspecified seharusnya D63.0 (anemia pada carcinoma).
Tindakan : 99.21 99.04 89.52 87.44 Biaya
11.691387

65 Pasien masuk RITL dengan kasus CRF. Diajukan RS sbb: Diagnosa Verifikator melakukan klarifikasi kepada coder, coder melakukan Ginjal/Hemodialisa
Utama : N180 (End -Stage rnal disease) Diganosa Sekunder : E722 konfirmasi kepada DJP menggunakan lembar konfirmasi. Dalam
(Disorder of urea Cycle metabilism) Tindakan : 3927 hal tetap terjadi dispute, maka verifikator tetap menyetujui
(Arteriovenostomy for renal dialysis) Biaya untuk kls III kasus ini. Selanjutnya verifikator membuat catatan dan
Rp.12.498.845 Biaya untuk Kls II Rp.14.998.614 dokumentasi ketidaksesuaian antara diagnosa sekunder dengan
resume medis. Catatan ini diajukan kepada Tim Audit Medis.

66 Pasien datang dengan keluhan G1P0A0 H 18-19 minggu dengan 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan Persalinan/Kehamilan/Bayi
abortus imminens. Diajukan RS diagnosa utama O26.9 pregnancy kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan Baru Lahir
related condition ,grup INACBG W-4- pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan
16-I Gangguan antepartum ringan biaya RP.2,104,103 perbaikan kode.
2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan
diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan pasien.

67 Pasien dengan hasil resume nyeri abdomen, ditagihkan dengan 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai Gastritis/Dispepsia
diagnosa dyspepsia dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder
terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir

68 Pasien dengan hasil resume chepalgia, ditagihkan dengan diagnosa 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai Gastritis/Dispepsia
dyspepsia dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder
terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

69 Pasien dengan hasil resume VE (luka robek), ditagihkan dengan 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai Trauma Kepala
diagnosa CKR dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder
terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir

70 Pasien RITL masuk dengan diagnosa primer I64 (stroke), sekunder 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai Stroke
I10, J44. 9 sesuai RM , ditagihkan biaya I10 dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
,diagnosa sekunder I64, J449 2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder

terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir


dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 7/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

71 Pasien X masuk tanggal 8/7/2014 dengan kasus persalinan dengan 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Jantung
diagnosa utama ekstraksi forceps dan ibu mengalami komplikasi menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Sectio
pasca melahirkan, didiagnosa acute respiratory distres syndrome, tapi yang keluar groupingnya persalinan normal
anemia, syok hipovolemik, gagal jantung, gagal ginjal akut dan 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode
tindakan intubasi, long ventilator, ETT jadi tidak ada diagnosa untuk O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit
persalinannya dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0
dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan
proses grouper
persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai
diagnosa utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
4. Kode yang tepat untuk ekstraksi forceps adalah O81.3 Other
and unspecified forceps delivery [Extracted from ICD-10 Second
Edition, 2005, Pregnancy, childbirth and the puerperium.]

72 Pasien RITL dengan diagnosa DBD dan menggunakan Infus Pump, RS 1. Sesuai ICD 9, untuk tindakan Infus Pump , kode yang Demam Berdarah/DHF
memasukan kode 88.06 sehingga tagihan RS menjadi besar dan kode digunakan adalah 99.18 (Injection or infusion of electrolytes)
INA-CBG's yang terbentuk adalah : L-1-40-I (Prosedur pada kulit, 2. Sesuai ICD 10 , kode untuk diagnosa DBD adalah
jaringan bawah kulit dan payudara ringan) Dengue haemorrhagic fever
[Extracted from ICD-10 Second Edition,2005, Certain infectious
and parasitic diseases.]
3. Analisa kasus sudah benar

500 REKOMENDASI KODING


NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)

73 Pasien menderita Gangren diabeticum akan dilakukan prosedur 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Diabetes Melitus
amputasi jari kaki I namun dikoding dengan Amputation of through kode diagnosa dan prosedur yang disesuaikan diagnosa akhir dan
foot (84.12) dengan tarif Rp prosedur yang dilakukan terhadap pasien yang tertera pada
12.892.041,00 resume medis untuk dilakukan perbaikan kode dengan
memperhatikan daerah tubuh yang dilakukan
prosedur apakah hanya sebagian atau seluruh jari kaki.
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan
diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien.

74 Keluhan pasien datang demam dengan kejang,hasil CT- Scan 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan Saraf/Kejang
normal,hasil EEG konvulsi,diagnosa awal yang ditagihkan meningitis kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan

pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan


perbaikan kode.
2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan
pasien.

75 Pasien RJTL masuk dengan diagnosa Retens Urine. Diajukan oleh RS 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan Saluran Kemih
dengan tindakan prosedur kateterisasi jantung. Biaya Rp 3.059.817 kode diagnosa dan prosedur yang disesuaikan diagnosa akhir dan
prosedur yang dilakukan kepada pasien yang tertera pada
resume medis untuk dilakukan perbaikan kode.
2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan
pasien.
3. Sesuai dengan ICD 10 , diagnosa yang sesuai untuk retensi
urine adalah R33 Retention of urine [Extracted from ICD-10
Second Edition, 2005, Symptoms, signs and abnormal clinical and
laboratory findings.]
4. Sesuai ICD 9 CM , kode untuk pemasangan kateter urine
adalah 57.94 Insertion of indwelling urinary catheter

76 Pasien RITL, Dx utama: S062 Biaya Rp.3366598 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Klaim
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang tertera
pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap
pasien.

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 8/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

77 Pasien RITL, Dx utama: A169, dx sekunder: K746 Biaya 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Klaim
Rp.5049895 kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap
sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap
pasien.

78 Pasien RITL, Dx utama: I500, dx sekunder: M329 Biaya 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Klaim
Rp.5049664 kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap
sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap
pasien.

79 Pasien RITL, Dx utama: S327, dx sekunder: T093, L89, G822 / 0302 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Klaim
Biaya Rp.24512623 kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap
sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap
pasien.

80 Pasien RITL, Dx utama: S062, dx sekunder: G936, S528 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Klaim
Biaya Rp.3505042 kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap
sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap
pasien.

81 Pasien RITL, Dx utama: H811, dx sekunder:I639 Biaya 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Klaim
Rp.4292377 kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap
sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap
pasien.

82 Pasien RITL, Dx utama: N209, dx sekunder: N136 / 5511 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Klaim
Biaya Rp.13828560 kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap
sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap
pasien.

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

83 Pasien RITL, Dx utama: I259, dx sekunder: R570 Biaya 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Klaim
Rp.3906020 kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap
sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap
pasien.

84 Pasien RITL, Dx utama: S062, dx sekunder:R402 / 0124 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Klaim
Biaya Rp.9733872 kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap
sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap
pasien.

85 Pasien RITL, Dx utama: S2201, dx sekunder: G822 / O309 Biaya 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Klaim
Rp.18186142 kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap
sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap
pasien.

86 Pasien RITL, Dx utama: C710, Dx. Sekunder: G936 Biaya 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Klaim
Rp.6494608 kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap
sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap
pasien.

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 9/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

87 Pasien masuk RITL dengan diagnosa STEMI + COPD + 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan Jantung
Bronchopneumonia + Dyspepsia. Diajukan diagnosa utama H15.8 kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan
Other disorders of sclera; Diagnosa sekunder J44.9 C hronic pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan
obstructive pulmonary disease perbaikan kode.
+ J18.0 Bronchopneumonia + K30 Dyspepsia 2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan
pasien.

88 Group CBGs : GANGGUAN MATA LAIN-LAIN (BERAT) Biaya Rp 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan Mata
5.569.355,00 kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan
pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan
perbaikan kode.
2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan
pasien.

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

89 Group CBGs : SERANGAN KEJANG RINGAN Biaya Rp 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan Saraf/Kejang
1.568.039,00 kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan
pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan
perbaikan kode.
2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan
pasien.

90 Pasien ICU dengan menggunakan ventilator dicoding dengan verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Ventilator
ventilator >96 hour pencantuman penggunaan ventilator dengan lama waktu >96
jam jika keterangan penggunaan ventulator> 96 jam tidak
tertera pada resume medis

91 Pasien RITL masuk dengan diagnosa PPOK dan hipertensi, tetapi 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan Paru
dalam pengcodingan ditukar diagnosanya, diagnosa utama menjadi kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan
hipertensi diagnosa sekunder diisi PPOK, sedangkan DJP nya adalah pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan
dokter paru perbaikan kode.
2. Verifikator dapat melakukan konfirmasi kepada
DPJP tentang mana diagnosa yang menjadi resouces atau
penyulit terbesar.

92 Pasien RITL masuk dengan diagnosa utama Appendicitis acute 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Appendik
(K35.8). Dilakukan tindakan Appendiktomi kode diagnosa dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien
(47.09) dan other lysis of peritoneal adhesion (54.59) dan disesuaikan diagnosa akhir dan tindakan yang tertera pada
Group CBGs : K-1-11-I prosedur adhesiolisis peritoneal ringan. Biaya : resume medis untuk dilakukan perbaikan kode.
Rp. 6.051.528 2. verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
terkait dengan pencantuman kode prosedur 54.59 bila tindakan
tersebut tidak tercantum pada resume medis
2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan
diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan pasien.

93 Pasien RITL dengan diagnosa appendisitis akut dan sepsis 1. Untuk kriteria pasien dengan sepsis dikembalikan pada kriteria Appendik
unspecified, tindakan yang dicoding appendectomy klinis untuk sepsis
2. Penentuan diagnosa utama dan sekunder
didasarkan pada resume medis dan sumber daya yang paling
banyak diserap

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

94 Pasien masuk RITL dengan kasus luka terbuka pasca laparatomi. 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Tindakan Medik/Operatif
Diajukan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa Utama : Z09.0 Follow up kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan
examination after surgery for other conditions pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan
Diagnosa sekunder : T81.3 Disruption of operation perbaikan kode.
wound, not elsewhere classified. 2. Verifikator dapat melakukan konfirmasi kepada
Prosedur : 86.59 ( closure of skin and subcutaneous tissue of other DPJP tentang mana diagnosa yang menjadi resouces atau
sites) Group CBGs : Z-4-12-III ( faktor-faktor yang mempengaruhi penyulit terbesar.
status kesehatan berat)
Biaya : Rp. 4.240.020

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 10/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

95 Kasus Efusi Pleura (J90) + Pneumoni (J18.9), dilakukan punksi pleura, 1. Kode IC9 CM untuk tindakan punksi pleura adalah Paru
dientry tindakan 33.93 (puncture of 34.09 Other incision of pleura,
lung), sehingga trbentuk CBGs J-1-30-III Rp 25.597.212,- Creation of pleural window for drainage2.
2. verifikasi sudah benar
96 kasus bayi dilahirkan sehat ditagihkan sebagai bayi sakit, karena 1. Apabila bayi lahir sehat maka tidak memiliki kode diagnosis Persalinan/Kehamilan/Bayi
kehamilan/persalinan ibu patologis. Biasanya dientri P00.0, P02.7 penyakit (P), hanya perlu kode bahwa ia lahir hidup di lokasi Baru Lahir
persalinan, tunggal atau multiple (Z38.-)
2. Untuk bayi lahir dipengaruhioleh faktor ibunya
yaitu komplikasi saat hamil dan melahirkan dapat digunakan
kode P00-P04 tetapi yang dapat diklaimkan hanya yang
menggunakan kode P03.0 – P03.6

97 Tindakan pemasangan O2 di entry 96.71 (continous mechanical 1. Kode IC9 CM untuk tindakan pemberian O2 adalah Ventilator
ventilation) 93.96 Other oxygen enrichment
2. verifikasi sudah benar
98 Pasien masuk RITL dengan kasus Congestive heart Failure dan 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai Hepatitis
Hepatitis. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa Utama I50.0 ( dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
Congestive heart Failure) dan diagnosa Sekunder K75.9 ( 2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP
Inflammantory liver disease). Grouping CBGs: I-4-12-II. Biaya: Rp. Rp. terkait dengan diagnosa akhir yang merujuk pada sumber daya
7.507.024,00 yang paling banyak digunakan.

99 Bayi lahir SC dirawat di ruang SCN dengan diagnosa P071 (o t h e r 1. verifikator memastikan anak yang lahir masih dalam Persalinan/Kehamilan/Bayi
l o w b i r t h w e i g h t ) dengan berat lahir 2000 gram dan tanggungan ( maks anak ke 3) Baru Lahir
prosedure 9393 (N o n m e c h a n i cal m e t h o d s o f 2.Apabila bayi lahir sehat maka tidak memiliki kode
resuscitation ) diagnosis penyakit (P), hanya perlu kode bahwa ia lahir hidup di
lokasi persalinan, tunggal atau multiple (Z38.-)
3. Untuk bayi lahir dipengaruhioleh faktor ibunya yaitu
komplikasi saat hamil dan melahirkan dapat digunakan kode P00-
P04 tetapi yang dapat diklaimkan hanya yang menggunakan
kode P03.0 – P03.6

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

100 Pada pasien RJTL dengan kasus operasi mata ODS yang dilakukan 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Mata
prosedur SICE, namun ditagihkan prosedur phacoemulsification kode diagnosa dan tindakan yang disesuaikan diagnosa akhir
(special CMG) dengan tarif top up dan tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode.
± Rp.4.000.000,00 2. Verifikator dapat melakukan konfirmasi kepada
DPJP tentang prosedur yang diakukan dan dicocokan dengan
yang tertera pada resume medis.

101 Pasien Ny.Y dirawat dengan diagnosa utama Perdarahan Post 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait dengan Persalinan/Kehamilan/Bayi
Partum O72.0, Perineal laceration during delivery, unspecified O70.9, tindakan/ prosedur yang dilakukan terhadap pasien. Baru Lahir
R57.1 - Hypovolaemic shock dengan tindakan 75.4 sesar bagian jenis 2. tindakan dengan kode 75.4 adalah Manual removal
tertentu lainnya serta tindakan Manual Placenta 75.4 dengan biaya of retained placenta bukan merupakan operasi saecar.
Rp.3.014.533,-

102 Pada pasien RJTL yang dilakukan prosedur CT scan kepala, dilakukan 1. penulisan prosedur sesuai dengan tindakan yang t ertera pada CT Scan
penagihan Other CT scan yang dapat diinput sebagai special CMG resume medis
dengan tarif top up ± Rp. 2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
400.000,- terkait dengan kode diagnosa dan tindakan yang disesuaikan
diagnosa akhir dan tertera pada resume medis untuk dilakukan
perbaikan kode.
3. Kode yang tepat untuk tindakan CT scan kepala adalah
Computerized axial tomography of head ,C.A.T. scan of head
4. Verifikator melaukan pencatatan untuk dilaporkan kepada Tim
Audit Medis.

103 Pasien RITL dengan keluhan gagal ginjal dengan anemia. Diajukan RS 1. verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode Anemia
DU: N18.9 DS: D57.0 Group CBGs N-4-10-III tumor ginjal & saluran diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang t ertera
urin & gagal ginjal berat Rp. pada resume medis.
5.823.769 2. kode yang tepat untuk anemia yang berhubungan
dengan penyakit kronis adalah D63.8* Anaemia in other chronic
diseases classified elsewhere
[Extracted from ICD-10 Second Edition,2005, Diseases of the
blood and blood-forming organs.]

500 REKOMENDASI KODING


NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 11/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

104 Diagnosa Utama : A064 ( Amoebatic liver abscess) Diagnosa 1. Untuk kriteria pasien dengan sepsis dikembalikan pada kriteria Anemia
Sekunder : D649 (Anemia,unspecified) A419 klinis untuk sepsis
(Septicaemia,unspecified) Tindakan : 500 (Hepatotomy) 2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP
9918 (Injection or infusion of electrolytes) 8744 terkait dengan tindakan/ prosedur yang dilakukan tehadap
(Routine chest x-ray, so described) 9059(Other microscopic pasien. Konfirmasi dilakukan melalui lembar konfirmasi dan
examination of blood)9904 (Transfusion of packed cells) 8876 disertai pengecekan pada laporan operasi. jika memang benar
(Diagnostic ultrasound of abdomen and retroperitoneum) dilakukan operasi maka tindakan prosedur tersebut tertera pada
8952(Electrocardiogram) Group CBGs : B-1-10-III (Prosedur hati dan laporan operasi jika tidak maka termasuk prosedur diagnostik.
Pankreas berat) Biaya Rp. 29.131.158

105 Rehab medik utk tindakan traksi spinal dikoding 93.42 (traksi tulang 1. verifikator melakukan konfirmasi dengan bagian rehab medik Fisioterapi/Rehabilitasi
belakang lainnya) padahal hanya menggunakan alat seperti katrol terkait tindakan traksi spinal yang disesuaikan dengan diagnosa Medik
biasa, tanpa prosedur pemasangan gips Rp. 564.742,- akhir yang tertera pada resume medis.
2. verifikator melakukan konfirmasi dengan coder
terkait kode diagnosa dan tindakan yang disesuaikan dengan
diagnosa akhir yang tertera pada resume medis.

106 Kode R509 (demam) sebagai diagnosa utama, padahal diagnosa 1. penulisan kode diagnosa adalah sesuai dengan diagnosa akhir Tiphoid
pasien sudah tegak, misal tiphoid (A90) tertera pada resume medis.
2. Gejala tidak bisa dijadikan sebagai diagnosa utama
jika ada diagnosa lain yang lebih tepat
3. Rule MB 3 : Suatu gejala yang diklasfikasikan dalam Bab XVIII
(R.-), atau suatu masalah yang dapat diklasfikasikan dalam bab
XXI (Z) dicatat sebagai kondisi utama, sedangkan informasi di
rekam medis, terekam kondisi lain yang lebih menggambarkan
diagnosis pasien dan kepada kondisi ini terapi diberikan maka
reseleksi kondisi tersebut sebagai diagnosis utama.

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

107 Semua diagnosa penyakit jantung, dikode R55 (sincope) 1. penulisan kode diagnosa adalah sesuai dengan diagnosa akhir Jantung

tertera pada resume medis.


2. Gejala tidak bisa dijadikan sebagai diagnosa utama
jika ada diagnosa lain yang lebih tepat
3. Rule MB 3 : Suatu gejala yang diklasfikasikan dalam Bab XVIII
(R.-), atau suatu masalah yang dapat diklasfikasikan dalam bab
XXI (Z) dicatat sebagai kondisi utama, sedangkan informasi di
rekam medis, terekam kondisi lain yang lebih menggambarkan
diagnosis pasien dan kepada kondisi ini terapi diberikan maka
reseleksi kondisi tersebut sebagai diagnosis utama.

108 Pasien dengan efusi pleura dengan tindakan punksi dikoding DU TBC, 1. Dasar utama penetapan diagnosa utama dan sekunder adalah Paru
DS penyakit jantung+efusi pleura, dan tindakan PUNKSI --> 35 juta diagnosa yang tertera pada resume medis yang ditentukan oleh
dokter penanggungjawab pasien
2. diagnosa akhir merupakan diagnosa yang menyerap
sumber daya banyak dan sesuai dengan t indakan yang dilakukan.

109 - Dx acute pharingitis +DHF menjadi sl 3, ditambah ambil darah vena 1. verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode Demam Berdarah/DHF
di kode 39.49 membuat tarif jadi tinggi Rp. 50.835.898,- diagnosa dan tindakan yang disesuaikan dengan diagnosa akhir
dan rposedur yang tertera pada resume medis.
2. kode yang tepat untuk pemeriksaan darah adalah
Microscopic examination of blood (parasitology)

110 -Tindakan pemasangan infus dikode Infus pump 86.06, padahal kode yang tepat untuk pemasangan infus adalah 99.18 Infud Pump
seharusnya pemasangan infus pump 99.18 (injeksi/ infus elektrolit) Injection or infusion of electrolytes sedangkan kode
86.06 Insertion of totally implantable infusion pump adalah
untuk pemasangan infus permanen (dalam arti implan)

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 12/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

111 * UGD DAN POLI PADA HARI YANG SAMA DENGAN RAWAT INAP Pelayanan UGD dan RJTL pada hari yang sama dengan RITL UGD/IGD
DITAGIHKAN OLEH RUMAH SAKIT menjadi satu rangkaian episode RITL. (UGD dan RJTL sudah
masuk ke dalam klaim RITL)

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

112 1. adanya diagnosa sekunder yang meningkatkan biaya. Contohnya 1. penulisan kode diagnosa adalah sesuai dengan diagnosa akhir Feeding Difficulties
R633 : Feeding difficulties and mismanagement, E86 : Volume tertera pada resume medis.
depletion, dll 2. Kode R menjadi diagnosa utama 2. Gejala tidak bisa dijadikan sebagai diagnosa utama
jika ada diagnosa lain yang lebih tepat
3. Rule MB 3 : Suatu gejala yang diklasfikasikan dalam Bab XVIII
(R.-), atau suatu masalah yang dapat diklasfikasikan dalam bab
XXI (Z) dicatat sebagai kondisi utama, sedangkan informasi di
rekam medis, terekam kondisi lain yang lebih menggambarkan
diagnosis pasien dan kepada kondisi ini terapi diberikan maka
reseleksi kondisi tersebut sebagai diagnosis utama.

113 Tindakan TACE (Trans arterial Chemo Embolization), menurut koder 1. kode yang tepat untuk tindakan TACE (Trans Jantung
RS dan verifikator bahwa kode untuk prosedur tersebut adalah 99.25 Arterial Chemo Embolization) adalah 99.25 Injection or infusion
(suntikan atau infus zat kanker), namun menurut Dokter yang of cancer chemotherapeutic substance Chemoembolization
mengerjakan tindakan TACE tsb (Spesialis Radiologi) kode tindakan Injection or infusion of antineoplastic agent
TACE adalah 38,80 (oklusi bedah lain kapal, situs tidak ditentukan) 2. verifikator melakukan konfirmasi dengan DPJP terkait
karena menurut Dokter tindakan tersebut merupakan embolisasi tindakan TACE dan mengecek laporan hasil tindakan TACE

114 pada pasien MRS dengan kondisi Hemiparese, stroke, ditagihkan DU Sesuai dengan kaidah koding, diagnosis primer adalah diagnosis Stroke
: HT, dan DS : stroke Rp. 7,333,333,- yang memerlukan resource paling banyak. Dalam hal ini, kondisi
yang menyebabkan pasien memerlukan perawatan/ terapi
adalah stroke, sedangkan hipertensi adalah komorbiditas.

115 bayi dengan infeksi keracunan air ketuban dan ikterus, ditagihkan 1. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait kondisi Persalinan/Kehamilan/Bayi
rumah sakit dengan diagnosa: D.utama:P.59.0 (neonatal jaundice ikterus pada bayi dan disesuaikan dengan yang tertera pada Baru Lahir
associate with preterm delivery d.sekunder: P 39.2 (intra amniotic resume medis.
infection of fetus) kode ina: P-8-17-II TARIF: 4.717.162 2. diagnosis primer adalah diagnosis yang memerlukan
resource paling banyak

116 Pasien Masuk RITL Dengan diagosa utama : Episode depresi sedang, 1. verifikstor memastikan kembali diagnosa akhir yang t ertera Saraf/Kejang
diajukan oleh RS dengan diagnosa: Psichotic epilepi F068. Dengan pada resume medis
biaya Rp. 6.537.362 2. kode yang tepat untuk diagnosa episode depresi

sedang adalah F32.1 Moderate depressive episode [Extracted


from ICD-10 Second Edition, 2005, Mental and behavioural
disorders.]
117 Pasien rawat inap Diagnosa utamanya: D069 - Carcinoma in situ 1. Verifikator melakuakn konfirmasi terkait dengan kode Tumor/Kanker
cervix, unspecified. Diagnosa sekunder : R633 - Feeding difficulties diagnosa yang dicantumkan kemudan disesuikan dengan yang
and mismanagement.D649 - Anaemia, unspecified Tindakan : 99.21 tertera pada resume medis
99.04 89.52 87.44 Biaya 11.691387 2.Diagnosa akhir adalah diagnosa yang menyerap
banyak sumber daya.
3. pada kasus ini jika Ca Cervix nya merupakan riwayat maka
menjadi diagnosa sekunder

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

118 Pasien RITL masuk dengan dengan keluhan sesak. Dikoding dengan Kode i21.9 (Acute myocardial infarction, unspecified) tidak dapat Jantung
Diagnosa Utamanya I21.9; acute myocardial infarction, unspecified. digabung dengan kode I50.0 (Congestive heart failure
Diagnosa sekunder I50.0 CHF (Congestive heart failure) [Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Diseases
of the circulatory system.]) karena merupakan dua kondisi yang
berbeda

119 Pasien masuk RITL dengan kasus DM. Diajukan RS sebagai berikut: 1. verifikator melakukan konfirmasi terkait dengan pencantuman Diabetes Melitus
Diagnosa utama: I63.3 Cerebral infarction due to thrombosis of kode diagnosa E11.7, konfirmasi kepada DPJP tentang multiple
cerebral arteries Diagnosa sekunder: (E11.7 Non-insulin-dependent complication pada pasien kemudian dicocokan dengan yang
diabetes mellitus with multiple complications), (I10 tertera pada resume medis
Essential (primary) hypertention Tindakan : 8703 2. komorbiditi adalah penyakit penyerta sedangkan
computerized axial tomograpy of head, 9059 other microscopic yang dimaksud dengan komplikasi adalah penyakit penyulit.
examination of blood GroupCBGs: G-4-14- II kecederaan pembuluh
darah otak dengan infark sedang Biaya Rp 7.463.208

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 13/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

120 Pasien RITL masuk dengan dengan kasus gangrene yang akan sesuai ICD 10, kode yang tepat untuk diabetes non insulin Diabetes Melitus
didebridement, diajukan RS sebagai berikut: Diagnosa utama E11.7 dengan gangrene
non-insulin dependent diabetes melitus with compc, diagnosa adalah E11.5 (Non-insulin-dependent diabetes mellitus
sekunder A48.0 gas gangrene With peripheral circulatory complications gangrene [Extracted
from ICD-10 Second Edition, 2005, Endocrine, nutritional and
metabolic diseases.]

121 pasien dengan rencana khemoterapi cancer payudara lanjutan, 1. Berdasarkan aturan kaidah ICD 10, untuk pelayanan Tumor/Kanker
diajukan RS sebagai berikut; Diagnosa utamanya C50.8 ; Malignant kemoterapi pada neoplasma menggunakan kode Z51.1 sebagai
neoplasm overlapping lession of breast diagnosa sekunder Z51.1 diagnosa utama jika pasien melakukan kemoterapi
Chemoteraphy session for neoplasm 2. Jika pasien direncakan kemoterapi namun karena
kondisi belum memungkinkan sehingga ditunda maka pasien
dirawat atas indikasi pebaikan keadaan umum maka kode Z51.1
boleh tidak digunakan . untuk diagnosa utama menggunakan
diagnosa sesuai keadaan umum yang ditangani

122 Pasien Masuk dengan fraktur cruris 1/3 tengah tertutup dilakukan 1. verifikator memastikan kembali pada resume medis apakah Tulang/Fraktur/Fraktur
tindakan reposisi tertutup dengan pemasangan gips. Pada penagihan benar dilakukan reposisi reposisi tertutup dengan pemasangan
tindakan ditagihkan sebagai Fiksasi Eksternal gips, jika benar maka kode tindakan yang tepat adalah 93.59
Other immobilization, pressure, and attention to wound

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/

Diagnosa/ Tindakan)
123 Pasien RITL Atas Nama : Aris Basuki sutrisno nokp:0001322657403 1. Sesuai dengan rekam medis paien masuk seharusnya diagnosa Stroke
masuk karena stroke dan hipertensi tetapi di pengkodean diagnosa utama utama adalah I64 karena penyebab pasien masuk rumah
di balik menjadi Hipertensi dan stroke Rp.5.800.000 sakit karena Stoke nya, dan hipertensi adalah riwayat penyakit
terdahulu , verifikator melakukan edukasi kepada koder
2. Sesuai dengan kaidah ICD 10 ,hipertensi masuk
dalam kelompok komorbiditi
3. Seharusnya stroke menjadi diagnosa utama merujuk pada
sumber daya yang digunakan. Diagnosa
hipertensi boleh dijadikan diagnosa sekunder

124 Pasien masuk R.inap dengan diagnosa di resume medik batu uretra 1. Penulisan kode diagnosa dan prosedur disesuaikan dengan Saluran Kemih
proximal bilateral dengan tindakan urs litotripsi dan dinaikan ke yang tertera pada resume medis.
diagnosa utama calculus in urethra (N211) dan di prosedur Release 2. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP dan
of urethral stricture dilihat laporan operasi & laporan anestesi tidak coder terkait dengan diagnosa akhir pasien. Apabila terdapat

ada. Biaya Diajukan Rp.10.931.328 ketidakcocokan, verifikator mencatat kemudian dilaporkan pada
tim audit medis.
3. kode yang tepat untuk batu uretra adalah N21.1
Calculus in urethra
[Extracted from ICD-10 Second Edition,2005, Diseases of the
genitourinary system.]
4. kode yang tepat untuk tindakan URS litotripsi adalah
57.0 Transurethral clearance of bladder, Removal of calculus
from bladder without incision

125 Kasus RITL untuk Vertigo dicode A 88.1 (Epidemic vertigo) Group kode yang tepat untuk vertigo adalah R42 Dizziness and Vertigo
CBGs: G-4-26-I dengan bbiaya Rp.3.267.158 giddiness, Light-headedness
Vertigo NOS
[Extracted from ICD-10 Second Edition,2005, Symptoms, signs
and abnormal clinical and laboratory findings.]

126 Hasil Grouper CBG's: Simple Pneumonia & Whooping verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode Paru
Cough Sedang. Biaya Rp. 5.519.110 diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang t ertera
pada resume medis
127 Hasil Grouper CBG's: Infark myocard akut berat. Biaya verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode Jantung
Rp. 8.388.024 diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang t ertera
pada resume medis
128 Pasien atas nama s.m rawat inap dengan diagnosa malignant penulisan kode berdasarkan pada diagnosa akhir dan prosedur Tumor/Kanker
neoplasm of bladder neck. untuk diagnosa utama pada saat atau tindakan yang tertera pada resume medis
pengkodingan sudah benar tapi pada saat t indakan, untuk tindakan
EKG tidak dilakukan , tapi pada saat pengcodingan tindakan EKG
dimasukkan dalam coding tindakan.

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 14/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

129 Pasien masuk RITL dengan kasus Malignant neoplasm of breast 1. Berdasarkan aturan kaidah ICD 10, untuk pelayanan
(C50.9) untuk dilakukan kemoterapi yang kedua kali.Diajukan oleh RS kemoterapi pada neoplasma menggunakan kode Z51.1 sebagai
sebagai berikut: Diagnosa utama: C50.9, Tindakan: 99.25. Group diagnosa utama jika pasien melakukan kemoterapi
CBGs: l-4-11-I Deskripsi Tumor payudara ringan. Biaya Rp 3.059.821 2. Jika pasien direncakan kemoterapi namun karena
kondisi belum memungkinkan sehingga ditunda maka pasien
dirawat atas indikasi pebaikan keadaan umum maka kode Z51.1
boleh tidak digunakan . untuk diagnosa utama menggunakan
diagnosa sesuai keadaan umum yang ditangani

130 Pasien RITL ditagihkan dengan diagnosa utama dokter O80.0 koding dari RS sudah tepat ditambahkan dengan O99.0 (Anaemia Persalinan/Kehamilan/Bayi
Spontaneus vertex delivery, diagnosa sekunder D64.9 Anaemia, complicating pregnancy, childbirth and the puerperium), kode Baru Lahir
biaya Rp. 2.925.204 D649 Anemia bisa tetap dimasukan sebagai diagnosa sekunder

131 Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. di ajukan 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi
oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.0 Delivery by elective menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Sectio Baru Lahir
caesarean section. Dignosa sekunder: O69.9 Labour and delivery tapi yang keluar groupingnya persalinan normal
complicated by cord complication,unspecified. Tindakan: 74.1 Low 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode
cervical cesarean section. Group CBG's: O-6-10-I / Prosedur operasi O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit
pembedahan caesar ringan. Biaya Rp 4.884.479,00 dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0
dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan
proses grouper
persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai
diagnosa utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.

132 Pasien RITL dengan diagnosa Dyspepsia (pada kasus ibu hamil). verifikasi sudah tepat, untuk diagnosa dyspepsia yang Gastritis/Dispepsia
Diajukan dignosa utama: Dyspepsia K30. Biaya Rp. 2.812.950 berhubungan dengan ibu hamil maka kode yang tepat adalah
O99.6 Diseases of the digestive system complicating pregnancy,
childbirth and the
puerperium
Conditions in K00–K93
[Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Pregnancy,
childbirth and the puerperium.]

133 Pasien RITL dengan Kasus asphyxia. Diajukan Oleh RS : Diagnosa verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait kondisi Paru
Utama : P21.9 (Birth aspyxia, unspecified) Diagnosa Sekunder : P37.4 asfiksia pada bayi kemudian dicocokakan dengan yang t ertera
(Other Conginetal malaria) Kode ina cbg's : P-8-8-08-III pada resume medis.
Biaya : Rp. 10.972.944

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

134 Pasien RITL dengan Kasus Bronchopneumonia, SOPT, Hemoptisis 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan Paru
Diajukan Oleh RS : kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan
Diagnosa Utama : J180 (Bronchopneumonia, unspecified) pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan
Diagnosa sekunder : J449 (Chronic obstructive pulmonary disease, perbaikan kode.
unspecified), R042 (Haemoptysis) Tindakan : 99.18 (Injection or 2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
infusion of electrolytes), dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan
99.21 (Injection of antibiotic), 90.59 (Other microscopic pasien.
examination of blood), 97.44 (Routine chest x-ray, so described)
Group cbg's : J-4-16-II (Simple pneumonia & whooping cough sedang)
Biaya : Rp. 7.791.144

135 Pasien RITL dengan kasus Asphyxia. Diajukan Oleh RS : Diagnosa 1. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait kondisi Paru
Utama : P21.9 (Birth aspyxia, unspecified) Kode ina cbg's : P-8-08-I asfiksia pada bayi kemudian dicocokakan dengan yang t ertera
(Prosedur neonatal, berat badan lahir group 5) pada resume medis.
Biaya : Rp. 3.979.863 2. Klaim disetujui dengan melampirkan lembar
konfirmasi kepada dokter yang merawat. Kemudian kasus
menjadi catatan kepada Tim Audit Medis.

136 Pasien dengan kasus Corpus alenum pecahan logam. Diajukan Oleh 1. verifikator melakukan konfirmasi pada coder terkait diagnosa Corpus Alineum/Benda
RS : akhir sesuai pada resume medis. Asing
Diagnosa Utama : T14.1 (Open woundof unspecified) 2. verifikator melakukan konfirmasi dengan DPJP
Tindakan : 83,02 (Myotomy), 99.18 (Injection or infusion of terkait lokasi organ yang tepat terkait diagnosa tersebut.
electrolytes), 99.21 (Injection of antibiotic),
90.59 (Other microscopic examination of blood), 88.28 (Skeletal x-ray
of ankle and foot) Kode ina cbg's : M-1-
50-I (Prosedur Jaringan Lunak) Biaya : Rp. 7 .771.878

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 15/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

137 Pasien masuk RITL dengan kasus nyeri perut. Diajukan oleh RS 1. penulisan kode diagnosa adalah sesuai dengan diagnosa akhir Gastritis/Dispepsia
sebagai berikut: tertera pada resume medis.
Diagnosa Utama: R10.4 Other and unspecified 2. Gejala tidak bisa dijadikan sebagai diagnosa utama
abdominal pain jika ada diagnosa lain yang lebih tepat
Diagnosa Sekunder : K76.0 Fatty (change of) liver, not elsewhere 3. Rule MB 3 : Suatu gejala yang diklasfikasikan dalam Bab XVIII
classified Hasil Grouper CBG's: Nyeri abdomen & Gastroenteritis (R.-), atau suatu masalah yang dapat diklasfikasikan dalam bab
Lain-lain (sedang). Biaya Rp. XXI (Z) dicatat sebagai kondisi utama, sedangkan informasi di
4.029.409 rekam medis, terekam kondisi lain yang lebih menggambarkan
diagnosis pasien dan kepada kondisi ini terapi diberikan maka
reseleksi kondisi tersebut sebagai diagnosis utama.

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

138 pasien a/n X dirawat inap dengan diagnosa CKD + HT , pada saat verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode Ginjal/Hemodialisa
pengklaiman diajukkan oleh rumah sakit dengan diagnosa sesuai diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang t ertera
resume CKD, HT, Pneumonia dan nilai klaim pada resume medis

139 Pasien masuk RITL dengan kasus Asthma. Diajukan oleh verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode Paru
RS sebagai berikut : diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang t ertera
Diagnosa utama : N180 (End-stage renal disease) Diagnosa sekunder pada resume medis
: Z491 (extracorporeal dialysis), N990 (Postprocedural renal failure)
Biaya : Rp.17.550.411,-

140 Pasien masuk RITL dengan kasus Asthma. Diajukan oleh 1. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP dan Paru
RS sebagai berikut : memastikan kode diagnosa sesuai dengan diagnosa akhir yang
Diagnosa utama : K801 Calculus of gallbladder with other tertera pada resume medis .
cholecystitis Diagnosa sekunder : J459 Asthma, Unspecified 2. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP
Tindakan : 9394 Respiratory medication administered by nebulizer terkait diagnosa yang menyerap sumber daya terbesar
Biaya : Rp.6.020.194,- 3. Prosedur utama biasanya relevan dengan diagnosa utama
sedangkan pada kasus ini tidak relevan

141 Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan SC. Diajukan oleh RS sbb: 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi
diagnosa utama: O82.1 dan diagnosa sekunder O65.4, t indakan : 74.0 menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Sectio Baru Lahir
tapi yang keluar groupingnya persalinan normal
2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode
O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit
dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0
dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan

proses grouper
persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai
diagnosa utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.

142 Pasien Rawat Jalan melakukan prosedur radiologi foto Thorax namun 1. penulisan kode berdasarkan pada diagnosa akhir dan prosedur Radiologi
dientri dengan jenis pemeriksaan Tomography, atau tindakan yang tertera pada resume medis
2, verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP
apakah pasien dilakukan tindakan pemeriksaan tomography jika
tidak maka hanya dimasukan prosedur sesuai yang tertera pada
resume medis

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

143 Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: A91 dilihat kembali DPJP utama yang menangani dan diserahkan Demam Berdarah/DHF
Dengue haemorrhagig fever. Tidak ada dx sekunder tidak ada pada DPJP untuk menentukan diagnosa akhirnya (ranah klinis)
prosedur. Group CBGs: Q-5-41-0Penyakit akut besar lain-lain. Biaya
Rp. 181.351,-

144 Diagnosa utama G510 Bell's Palsy dengan prosedur verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode Saraf/Kejang
89.13 diganti dengan G513 Clonic hemifacial spasm dengan prosedur diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang t ertera
EEG pada resume medis

145 pasien datang ke UGD dengan DIAre (A09) dengan Dehidrasi 1. verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode Diare
sedang(E86) , pada saat pengklaiman dehidrasi dijadikan diagnosa diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang t ertera
primer sedangkan diare sekunder pada resume medis
2. diagnosa akhir adalah diagnosa dengan penggunaan
sumber daya paling banyak.

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 16/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

146 Pasien dengan diagnosa N20 mendapat tindakan ESWL ditagihkan 1. verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode Saluran Kemih
dengan ESWL untuk gallblader yang seharusnya ESWL untuk batu diagnosa dan prosedur yang disesuaikan dengan diagnosa akhir
rennal dan prosedur yang tertera pada resume medis
2, kode yang tepat untuk ESWL pada ginjal adalah
98.51 Extracorporeal shockwave lithotripsy [ESWL] of the kidney,
ureter
and/or bladder, sedangkan untuk gallblader adalah
98.52 Extracorporeal shockwave lithotripsy [ESWL] of the
gallbladder
and/or bile duct

147 Pasien masuk RITL dengan kasus Persalinan SC . Diajukan oleh RS 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi
sebagai berikut: menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Sectio Baru Lahir
Diagnosa utama: O82.1 Delivery by emergency tapi yang keluar groupingnya persalinan normal
caesarean section 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode
Diagnosa sekunder: O83.2 Other manipulation-assisted delivery O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit
Tindakan : 727.1 Vacuum extraction with episiotomy dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0
Biaya Rp 5.681.666 dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan
proses grouper
persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai
diagnosa utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

148 kekeliruan dalam pengkodean diagnosa, dimana diagnosa utama dan 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai Stroke
diagnosa sekunder dikode terbalik. Berdasarkan diagnosa DPJP, dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
diagnosa utama : Stroke dan diagnosa sekunder : Jantung sedangkan 2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
dalam pengkodean Dx utama jantung dan DX sekunder Stroke terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir
menyebabkan tarif Ina CBG's Rp. 6. 898. 267 dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.

149 Pasien RJTL.Diajukan oleh rumah sakit sebagai berikut : Diagnosa 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai Jantung
Utama : J45.9 Diagnosa sekunder : I10 dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
Tindakan : 39.8 (Operation on carotid body and other 2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
vascular bodies) terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir
Group CBGs : I-2-22-0 (prosedur sedang pada pembulu dara) biaya dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.
Rp.1.259.910

150 Pasien RITL masuk dengan kasus Hypertensi Berat, namun ditagihkan 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai Hipertensi

oleh Pihak RS dengan rincian sebagai berikut : Diagnosa utama: I10 dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
Essential Primary Hypertension 2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
Diagnosa Sekunder : I11.0 Hypertensif Heart Disesase terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir
(Congestif )Heart Failure 150.0 Congestive Heart Failure dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.
J18.9 Penumonia, unspesified GroupCBGs: I-4-
17-III HIPERTENSI BERAT Biaya Rp 7.597.333

151 Pasien RJTL dengan kasus kontrol lanjutan pasca persalinan 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai Persalinan/Kehamilan/Bayi
normal.Diajukan oleh rumah sakit sebagai berikut : dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis Baru Lahir
Diagnosa Utama : Z39 2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
Tindakan : 71.71 (Suture of laceration of vulva or perineum) terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir
Group CBGs :W-2-33-0(Prosedur kecil vulvovaginal) dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.
biaya Rp.539.508

152 Pasien a/n Theresia Ajipina, NOKA : 0000860548184 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai Persalinan/Kehamilan/Bayi
MRS tgl 04/07/2014; No SEP : 2407R00107140000341 dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis Baru Lahir
ditagihkan/dientry dengan kode yang tidak sesuai dengan resume 2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
medisnya. Kode INACBGS yang dientry adalah F-4-19-11 sedangkan terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir
pada resume medis lebih mengarah pada gangguan antepartum dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.
yaitu kode INACBGS W-4-16-II

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 17/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

153 KASUS DENGAN DIAGNOSIS UTAMA DYSPNEU (R06.0). DIAGNOSIS 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai Tiphoid
SEKUNDER ASMA (J46), DYSPEPSIA (K30), DEMAM TYPHOID (A01.0), dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
ISPA (J06.8), NYERI KEPALA (R5I) 2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir
dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.

154 KASUS DENGAN DIAGNOSIS UTAMA DYSPEPSIA (K30) DAN 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai Gastritis/Dispepsia
DIAGNOSIS SEKUNDER DIARE (A09) ,SEPTIKEMIA (A41.9) DAN dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
VOMITUS (R11) 2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir
dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.

155 Pasien dengan diganosa diare akut disertai dehidrasi, namun pada 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai Diare
saat verifikasi kode yang digunakan adalah kode A09 (Diare Akut) dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
dan kode D64.9 (Anemia), padahal dalam resume dan status tidak 2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
ada diagnosa anemia. terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir
dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.

156 Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan normal. Ditagihkan oleh 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada Coder terkait kode Persalinan/Kehamilan/Bayi
RS sebagai berikut : Di agnosa utama : O62.0 Primary inadequate diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir pada resume Baru Lahir
contractions Diagnosa sekunder : Z35.8 Supervision of other high-risk medis
pregnancies Tindakan : 73.59 Other manually assisted delivery Group 2. sesuai Permekes 27 Tahun 2014: Persalinan normal
CBGs: W-4-16-III GANGGUAN ANTEPARTUM BERAT Biaya Rp. maupun tidak normal tidak diperbolehkan menginput high risk
3.915.633,00 pregnancy (Z35.5, Z35.6,Z35.7, dan Z35.8)ke dalam aplikasi INA-
CBGs

500 REKOMENDASI KODING


NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)

157 Pasien masuk rumah sakit dengan diagnosa utama CHF (I500) dan verifikasi sudah benar Ginjal/Hemodialisa
diagnosa sekunder Hipertensi (I10)

158 Pasien masuk RITL dengan kasus TB. Diajukan RS : diagnosa utama Permenkes No 27 tahuan 2014Untuk kasus pasien yang datang Paru
A.17.8 Other Tuberculosis of nervous system Group CBG's : G-4-18-I, untuk kontrol ulang dengan diagnosis yang sama seperti
Infeksi tuberkulosa dan bakteri sistem pernafasan ringan. Biaya : Rp. kunjungan sebelumnya dan terapi (rehab medik, kemoterapi,
2.351.101,- radioterapi) di rawat jalan
dapat menggunakan kode “Z” sebagai diagnosis utama
dan kondisi penyakitnya sebagai diagnosis sekunder.
2. indikasi rawat inap adalah sesuai pengertian episode rawat
inap, verifikator memastikan penanganan pasien jika lebih dari 6
jam maka dapat dibayarkan RI tetapi jika dibawah 6 jam maka
dibayarkan rawat jalan.

159 1. pasien RITL off gips dengan riwayat fraktur padahal tindakanny 1. Indikasi rawat inap disesuaikan dengan definisi episode rawat Tulang/Fraktur/Fraktur
dikerjakan di UGD, selama di rawat inap tdk ada tindakan berarti inap, jika kurang dari 6 jam perawatan maka dibayarkan sebagai
dengan tarif RITL Rp. 4.119.069 tagihan rawat jalan.
2. Satu episode rawat jalan adalah satu rangkaian
pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter serta
pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang
diberikan pada hari pelayanan yang sama.

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 18/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

160 Pasien masuk RITL pada pukul 10.30 Wib, dengan kasus Penyakit indikasi rawat inap adalah sesuai pengertian episode rawat inap, Jantung
Jantung, diajukan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa Utama : I50.1 verifikator memastikan penanganan pasien jika lebih dari 6 jam
Left ventricular failure maka dapat dibayarkan RI tetapi jika dibawah 6 jam maka
Diagnosa Skunder : dibayarkan rawat jalan.
J81 Pulmonary edema,
I11.9 Hypertensive renal disease without renal failure E11.9 Non-
insulin-dependent diabetes mellitus Without complications
N20.0 Calculus of kidney
Group CBGs : I-4-12-II Kegagalan Jantung Sedang
Biaya : Rp. 10.541.081

161 Pasien masuk RS untuk mendapatkan pelayanan operasi mata SEP diterbitkan pada hari pasien mendapatkan pelayanan bukan Katarak
(katarak), pasien/ keluarga pasien di anjurkan untuk mendaftar sebelumnya.
pelayanan rawat inap pada pagi/ siang hari, namun pada
kenyataannya pada saat keluarga/ pasien memdaftarkan diri dalam
pelayanan rawat inap pasien belum masuk RS (masuk RS sore/
malam hari).

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

162 Pasien masuk RITL pada pukul 10.30 Wib, dengan kasus Penyakit indikasi rawat inap adalah sesuai pengertian episode rawat inap, Jantung
Jantung, diajukan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa Utama : I50.1 verifikator memastikan penanganan pasien jika lebih dari 6 jam
Left ventricular failure maka dapat dibayarkan RI tetapi jika dibawah 6 jam maka
Diagnosa Skunder : dibayarkan rawat jalan.
J81 Pulmonary edema,
I11.9 Hypertensive renal disease without renal failure E11.9 Non-
insulin-dependent diabetes mellitus Without complications
N20.0 Calculus of kidney
Group CBGs : I-4-12-II Kegagalan Jantung Sedang
Biaya : Rp. 10.541.081

163 Pasien RJTL dengan diagnosa kista endometriosis diberikan injeksi Indikasi rawat inap disesuaikan dengan definisi episode rawat Tumor/Kanker
endrolin (tapros). Klaim ditagihkan dengan jenis pelayanan RITL, inap, jika kurang dari 6 jam perawatan maka dibayarkan sebagai
dimana seharusnya termasuk dalam jenis pelayanan RJTL karena tagihan rawat jalan.
pasien hanya 3 jam berada di Rumah Sakit dan tidak mendapatkan
fasilitas rawat inap.

164 Pasien RITL di RS Jiwa sebenarnya sudah pulang, tetapi secara 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Akomodasi
administrasi di surat pulang dan rekam medis pasien belum pulang/ tanggal masuk dan keluar dan melakukan pengecekan pada
masih dirawat sampai LOS melewati fase sub akut (43hari) sehingga resume medis . Apabila kasus jiwa atau kusta yang hari rawatnya
RS mendapatkan top up dari perhitungan ADL. Biaya : Rp. sudah lebih dari 43 hari, memang harus dibuatkan SEP baru dan
3.745.402 menjadi episode RITL yang baru. Apabila kasus yang diajukan
bukan kasus jiwa dan kusta, setelah pasien pulang dan kembali
masuk ke RS, dibuatkan SEP baru dan menjasi episode RITL yang
baru.
2. Verifikator membuat catatan readmisi kasus RITL
dengan diagnosa yang sama untuk dilaporkan kepada
Tim audit medis.

165 Pasien Ny.A dirawat dengan Illeus paralitik masuk tanggal 15 1. Indikasi rawat inap disesuaikan dengan definisi episode rawat Akomodasi
Februari dan keluar tanggal 15 Februari inap, jika kurang dari 6 jam perawatan maka dibayarkan sebagai
2014. Dan tanggal 15 Februari 2014kembali masuk tagihan rawat jalan.
Rawat inap dengan diagnosa yang sama dan keluar tanggal 21 2. verifikator melalukan crosscheck dengan riwayat
Februari 2014 dengan Tarif Rp.10.903.462,- pulang pada perawatan sebelumnya, jika pasien telah
dipulangkan dalam keadaan pulang paksa maka episode rawat
pada readmisi merupakan kelanjutan dari pembiayaan penyakit
yang sama.

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 19/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

166 Pasien dilakukan operasi Pterygium dengan kondisi pasien hanya analisa kasus sudah tepat , indikasi rawat inap disesuaikan Akomodasi
dirawat selama 3 Jam, tetapi oleh pihak RS menagihkan sebagai dengan definisi episode rawat inap, jika kurang dari 6 jam di
kasus RITL bayarkan sebagai rawat jalan

167 pasien masuk UGD dengan keluhan kecelakaan lalu lintas Pelayanan kesehatan yang atas permintaan sendiri tanpa Penanganan Luka
kesadaran baik, tidak mual, tidak muntah, tidak pusing tidak adanya indikasi medis tidak dapat dijamin oleh BPJS
menderita luka robek atau terbuka dan didiagnosa oleh dokter Kesehatan.
Cedera Kepala Ringan dan diarahkan rawat inap

168 Pasien X dirawat di RS X dengan diagnosa utama glaukoma Verifikator membuat catatan kasus seperti ini untuk Glaukoma
masuk tanggal 26/6/2014 pulang tanggal 01/7/2014 tanpa dijadikan bahan pertimbangan rekredensialing FKRTL
dilakukan tindakan dikarenakan TIO masih tinggi kemudian
masuk di RS X kembali tanggal 14/7/2014 pulang tgl
16/7/2014 juga tidak dilakukan tindakan kemudian
keesokan harinya masuk ke RS Y tgl 17/7/2014 dan dilakukan
operasi trabeculectomy di RS Y.

169 Kasus Infertilitas dengan Biaya untuk kls III Rp.12.498.845 Sesuai dengan Perpres 111 Tahun 2013, salah satu Infertilitas
Biaya untuk Kls II Rp.14.998.614 pelayanan kesehatan yang tidak dijamin JKN adalah
infertilitas.
170 hampir semua bayi yang lahir secara SC Klaim disetujui dengan melampirkan lembar konfirmasi Persalinan/Kehamilan/Bayi
ditagihkan dengan diagnosa yang hampir sama kepada dokter yang merawat. Kemudian kasus menjadi Baru Lahir
catatan kepada Tim Audit Medis.

171 Pasien MRS dari IGD dengan kesadaran menurun dan Penggunaan ventilator digunakan sesuai rekomendasi Ventilator
Respiratory distress suspect ec sepsis. Dilakukan tindakan DPJP. Penggunaan ventilator96.71 juga dapat dilakukan

invasif pemasangan ventilasi (intubasi endotracheal) pada kasus tersebut. Verifikator sebaiknya melakukan
konfirmasi kepada DPJP dengan lembar konfirmasi.

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

172 Pasien RJTL datang ke RS hanya minta rujukan tanpa Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder, apakah Rujukan
pemeriksaan maupun tindakan. pasien mendapatkan konsultasi dokter spesialis atau tidak.
Jika iya, maka konsultasi pasien kepada Dokter spesialis
dapat menjadi satu episode RJTL. Pelayanan kesehatan
diberikan atas indikasi medis mengikuti rujukan berjenjang.

173 Pasien berobat jalan dari poli dan mendapat rujukan dari Tagihan ambulan tidak dapat disetujui, sesuai PMK 71 Ambulan
dokter, kemudian dimasukkan kembali pada catatan laporan Tahun 2013, pelayanan ambulan ditagihkan untuk
masuk pasien IGD di hari yang sama agar biaya ambulance ambulan yang digunakan antar faskes bukan pada faskes
dapat yang sama.
ditagihkan. Biaya Rp 2.226.000
174 Pasien masuk RITL dengan kasus appendikitis akut. Diajukan Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder. Appendik
oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: K35.9 Acute Seharusnya coder melakukan entrian data sesuai dengan
Appendicitis apa yang tercantum di dalam resume medis. Diharapkan
Diagnosa sekunder: K65.9 peritonitis, unpecsified coder dapat melakukan konfirmasi kepada DPJP.
Tindakan : 47.09 other appendictomy. 54.59 other lysis of Verifikator melakukan pencatatan untuk
peritonial adhesion dengan tarif grouper Rp. 6.139.390 dilaporkan kepada Tim Audit Medis

175 bayi dengan diagnosa Asphixia ( 9 kasus ) Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder dan Asfiksia
diharapkan coder dapat melakukan konfirmasi kepada
DPJP. Verifikator melakukan pencatatan untuk dilaporkan
kepada Tim Audit Medis

176 Pasien RJTL masuk dengan diagnosa osteomeylitis hanya Verifikasi melakukan konfirmasi kepada coder, jika hasil Fisioterapi/Rehabilitasi
konsul, tp ditagihkan biaya Fisiotherapy konfirmasi tidak dilakukan fisioterapi maka coder Medik
memperbaiki hasil coding dan entrian INA CBG’s.

177 Pasien RJTL masuk dengan heamodoalisa status masih Tindakan HD RITL sudah termasuk dalam satu episode Ginjal/Hemodialisa
dalam periode rawat inap(masih dirawat) RITL nya sehingga tidak dapat ditagihkan terpisah

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 20/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

178 Pasien dirawat inap 2X dalam 5 hari dengan diagnosa yang Verifikator memastikan lama jam perawatan pasien pada Hipertensi
sama. No. SEP tanggal 25 Juli 2014, apabila pasien dirawat kurang dari 6
0610R00107140000083 tgl masuk 21 Juli 2014 jam, klaim diajukan sebagai tagihan ra wat jalan.
tgl pulang 23 Juli 2014 dengan diagnosa Hipertensi sedang,
biaya grouping Rp. 6.096.614 kemudian masuk lagi tgl 25 Juli
2014 dan pulang tgl 25 Juli 2014 dengan diagnosa Hipertensi
Sedang, biaya grouping Rp. 6.096.614 total tagihan Rp.
12.193.228,-

179 Pasien RITL dengan keluhan: Nyeri dada (+), sesak napas Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder dan Jantung
(+). Diajukan oleh RS: diharapkan coder dapat melakukan konfirmasi kepada

Diagnosa Utama: I21.0 ( Acute transmural DPJP terkait dengan diagnosa Pulmonary oedema.
Myocardial infraction of anterior wall.) Diagnosa Sekunder : Verifikator melakukan pencatatan kasus ini untuk
J81 Pulmonary oedema dilaporkan kepada
Tim Audit Medis
500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

180 peserta datang untuk periksa visus mata pada rumah sakit, 1. Pasa kasus ini klaim tidak dilayakkan karena tidak Mata
namun pihak poli mata mengarahkan pasien untuk melakukan konsultasi dan tindakan yang dilakukan kepada pasien
pemeriksaan visus di optik yang bekerjasama dengan BPJS 2. Pelayanan kacamata pada kota/kab yang tidak
Kesehatan. Kemudian hasil pemeriksaan visus dibawa ke poli ada Dokter Spesialis Mata dilakukan sesuai dengan Surat
mata pada hari yang berbeda dan SEP yang berbeda untuk Diryan Nomor 4020/III.2/0514
dilakukan pengkaliam pelayanan pemeriksaan mata oleh poli
mata

181 Pasien RITL masuk dengan diagnosa melena, ditagihkan Diagnosa masuk tidak menjadi dasar verifikasi. Diagnosa Melena
biaya diagnosa primer dyspepsia dan diagnosa sekunder utama adalah diagnosa yang ditentukan pada saat akhir
anemia episode perawatan. Agar dilakukan cross check dengan
resume medis.

182 Pasien RITL masuk dengan diagnosa Perdarahan Vaginal ec Verifikator meminta kelengkapan pengajuan klaim apabila Mioma Uteri
Myoma Uteri Intramural + Anemia, tidak dilakukan operasi terdapat tindakan medis operatif yang terindikasi tidak
ataupun transfusi namun ditagihkan prosedur operasi (75.99 dilakukan.
Other obstetric operations) dan ISK (tidak ada data)

183 Pasien RITL masuk pada tanggal 20 Agustus Sesuai SE Menkes No. 32 Tahun 2014, Obat Thalassemia Obat
2014, diberikan obat Ferriprox sebanyak 30 tablet untuk 10 dapat ditagihkan diluar tarif INA CBGs pada
hari. Keluarga pasien datang kembali tanggal 3 September apotek/Instalasi Farmasi yang bekerja sama.
2014 ke RSUD Depati Hamzah untuk mengambil sisa obat 20
hari

184 Pasien masuk RITL dengan kasus O820 Sectio Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder. Resume Persalinan/Kehamilan/Bayi
Caesarea. medis yang kosong tidak dapat dijadikan dasar pengajuan Baru Lahir

Biaya : Rp.4,477,439,- klaim. Diharapkan coder dapat menyampaikan kepada


DJP untuk segera
mengisi resume medis yang sesuai.

185 Pasien masuk RITL dengan Kasus: Nyeri ulu hati, BAB Hitam Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder. Diganosa Paru
dan riwayat DM. yang dientri harus sesuai dengan apa yang tertulis di
Diagnosa Utama: K27.4 Peptic Ulcer, Crhonic or dalam resume medis. Diharapkan coder dapat melakukan
unspecified with haemmorhage konfirmasi ulang kepada DPJP.
Diagnosa sekunder : J18.9 Pneumonia, E10.8
Insulin-dependent diabetes mellitus With unspecified
complications, N28.9 Disorder of kidney and ureter,
unspecified Hasil Grouper CBG’s: Gastritis dan ulkus
peptikum berat. Biaya Rp. 4.190.660

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

186 Pasien a/n Antonius Lorang, NOKA : 1. Seharusnya pemasangan kateter di PKM Pemasangan Kateter
0000150821019 berkunjung ke poli bedah (RJTL) sudah termasuk dalam komponen paket kapitasi.
pada tgl 10/06/2014; No SEP 2. Pada kasus ini, tindakan pemasangan kateter tidak
2407R00106140000633 untuk memperoleh dapat dientri karena tidak dilakukan. Tagihan yang
kateter sedangkan pemasangan akan dilakukan di diajukan adalah episode RJTL dengan konsultasi dokter
Puskesmas. Namun pihak RS menanggihkan dengan spesialis.
prosedur pemasangan kateter sehingga biaya yang ditagihkan 3. Verifikator melakukan pencatatan hal ini dan
menjadi lebih besar. melaporkan kepada kanit MPKR sebagai bahan pada
forum kemitraan dengan DinKes dan RS.

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 21/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

187 Pasien dengan diagnosa abortus inkomplit disertai tindakan 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder. Persalinan/Kehamilan/Bayi
kuretase, namun pada saat verifikasi kode diagnosa yang 2. Coder melakukan konfirmasi kepada DPJP Baru Lahir
digunakan adalah kode O03.9(Abortus inkomplit) dan kode 3. Tindakan yang dientri harus sesuai dengan resume
tindakan 74.4 (operasi caesar), padahal dalam resume dan medis. Resume medis harus menggambarkan tindakan
bukti tindakan tidak ada tindakan operasi caesar tetapi yang benar-benar diberikan kepada pasien.
kuretase.

188 Pelayanan oleh dokter spesialis namun di poli tidak ada Verifikator memberikan informasi tersebut kepada atasan Rujukan
dokter yang merawat hanya perawat (bedah), menulis perintah (Kanit) agar didiskusikan dalam forum kemitraan sehingga
untuk pemeriksaan penunjang, bahkan menulis resume rawat dapat dilakukan pembinaan kepada dokter/RS tersebut.
jalan dan merujuk pasien denga n berkas yang sebelumnya
sudah ditandatangani oleh dokter

189 Pasien Rawat Inap belum dilakukan operasi tetapi sudah ada Laporan operasi yang dipakai adalah laporan operasi yang Tindakan Medik/Operatif
laporan operasinya yang lengkap dari dokter “X” dibuat setelah tindakan operasi dilakukan. Verifikator
melaporkan hal ini kepada Manajemen RS dan Tim audit
medis.
190 Pasien X dirawat inap tanggal 13/8/2014 dituliskan di resume Untuk kasus ini tidak menambah biaya INA CBG’s. Kode Tonsil
medis tindakan Tonsilectomy dan eksisi lesi di faring, hasil grouping INA CBG’s tetap U.1.20.I
sedangkan berdasarkan laporan operasi tindakan yang
dilakukan hanya tonsilectomy.

191 Px dgn dx Close fraktur pd laporan pre-op tertulis fixasi dan Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder ttg Tulang/Fraktur/Fraktur
mobilisasi dientry tindakan Orif dan Long- arm cast tindakan yang dilakukan. Laporan operasi yang digunakan
adalah laporan operasi post-op, bukan pre-op.

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

192 Pasien RJTL dengan Diagnosa Paint in joint. Dilakukan Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder. Apabila Tulang/Fraktur/Fraktur
Tindakan Gentle Massage dan petugas kode memberikan tidak ada tindakan yang menggunakan alat (hanya
kode 93.63 Osteopathic manipulative treatment using low- massage saja) seharusnya kode IC9
velocity, high amplitude forces. Biaya : Rp. 457.525 CM nya adalah 93.16 atau 93.27

193 Pasien RJTL diagnosa benjolan pada punggung yang pada 1) Untuk kasus ini, perintah Pemeriksaan penunjang dasar Tumor/Kanker
pemeriksaan awal agar dilakukan prosedur pemeriksaan (lab dan radiologi) tidak dibuatkan SEP baru

radiologi dan darah,akan tetapi dianjurkan dari pihak RS agar (menggunakan No. SEP lama), pemeriksaan penunjang
pemeriksaan tersebut dilakukan pada 2 hari yang akan datang tersebut menjadi satu rangkaian episode RTJL dengan
dengan menggunakan berkas klaim yang baru. konsultasi dokter sebelumnya. 2) Untuk kasus penyakit
kronis yang memerlukan evaluasi pemeriksaan penunjang
kembali, misal: HDL dan LDL, HBA1C (sebelum konsultasi
dengan dokter), maka diterbitkan SEP baru dan
pemeriksaan penunjang ini menjadi satu rangkaian dengan
konsultasi dokter selanjutnya pada saat konsultasi hasil
pemeriksaan penunjang.

194 Pasien masuk dengan Dx. Ca Rectum, klaim ditagihkan Tidakan operasi tidak dapat ditagihkan. Verifikator Tumor/Kanker
dilakukan tindakan operasi. Setelah ditelusuri dalam Rekam membuat catatan medis untuk dilaporkan kepada Tim
Medik tidak ada tindakan operasi. Audit Medis.

195 Pasien Rawat Inap dengan diagnosa Appendicitis selalu dilakukan verifikator melakukan konfirmasi dengan DPJP terkait tindakan Appendik
tindakan bedah explorasi laparatomi prosedur yang dilakukan kepada pasien dan dilakuka
pengecekan terhadap laporan operasi kemudian disesuaikan
dengan yang tertera pada resume medis

196 Pasien sudah ditegakkan diagnosa “ malignant” oleh dokter tanpa verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP mengenai dasar Tumor/Kanker
dilakukan pemeriksaan Penunjang patologi Anatomi (PA) penetapan diagnosa akhir tersebut melalui lembar konfirmasi

197 Pasien RITL dengan kasus Appendicitis with peritonitis. Diajukan pada kasus ini tindakan laparatomy merupakan salah satu Tindakan Medik/Operatif
Oleh RS : rangkaian dalam tindakan Appendectomy maka tidak dikode
Diagnosa Utama : k35.0 (Appendicitis with peritonitis.) tersendiri.
Tindakan : 54.19 (Other laparatomy), 47.09 (Other Appendectomy),
92.21 (Injection of antibiotic), 96.59 (Other irrigation of wound),
90.59 (Other microscopic, examination of blood) Kode ina cbg's : K-1-
40-I (Prosedur Sistem Pencernaan Lain-Lain (Ringan))
Biaya : Rp. 8.609.878

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 22/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

198 Pasien RITL dengan kasus Gangren dijari I pedis dextra + DM type II. 1. analisa kasus sudah benar , tindakan pembersihan luka sudah Tindakan Medik/Operatif
Tindakan : Debridement + Amputasi jari I pedis d. Diajukan Oleh RS : termasuk dalam tindakan utamanya ( amputasi dan diartikulasi)
Diagnosa Utama : M86.9 (Osteomyelitis, unspecified), 2. verifikator melakuka konfirmasi kepada coder
Diagnosa Sekunder : E10.5 (Insulin-dependent diabetes melitus with terkait pencantuman kode tindakan 86.28 (Nonexcisional
peripheral circulatory complications) Tindakan : 84.01 (Amputation debridement of wound,infection or burn)
and disarticulation of finger), 86.28 (Nonexcisional debridement of
wound, infection or burn), 99.18 (Injection or infusion of
electrolytes), 99.17 (Injection of insulin), 99.21
(Injection of antibiotic), 89.53 (Vectorcardiogram (with ECG)) Group
cbg's : M-1-80-II (Prosedur Anggota TubuhAtas Sedang)
Biaya : Rp. 21.155.348

199 Pasien dengan kasus Abses mamae sinistra, Hypertensi 1. verifikator melakukan konfirmasi dengan DPJP terkait dengan Tindakan Medik/Operatif
Diajukan Oleh RS : tindakan prosedur yang dilakukan kemudian dicocokan dengan
Diagnosa Utama : N61 (Inflammatory disorder of breastI yang tertera pada resume medis.
Diagnosa Sekunder : I10 (Essential (primary) 2. verifikator melakukan pengecekan dengan laporan
hypertension) tindakan dan dan laporan operasi jika memang dilakukan
Tindakan : (Nonexcisional debridement of wound,infection or burn), tindakan mastotomy ( dicek apakah ada penggunaan ruang
850 (Mastotomy), Kode Ina cbg's : L- operasi dan anestesi umum)
1-50-I (Prosedur Pada Payudara) Biaya : Rp. 6.693.822

200 Pasien RITL dengan jumlah LOS lama mis 143 Verifikator memastikan kembali kasus ini. Apabila kasus Akomodasi
hari,dipulangkan karena kondisi pasien sudah stabil,hanya jiwa atau kusta yang hari rawatnya sudah le bih dari 143
selang beberapa hari kemudian pasien masuk kembali RITL hari, memang harus dibuatkan SEP baru dan menjadi
episode RITL yang baru. Apabila kasus yang diajukan
bukan kasus jiwa dan kusta, setelah pasien pulang dan
kembali masuk ke RS, dibuatkan SEP baru dan menjasi
episode RITL yang baru. Verifikator membuat catatan
readmisi kasus RITL dengan diagnosa yang sama untuk
dilaporkan kepada Tim audit medis.

201 Pasien baru pulang rawat inap kemudian datang lagi selang 1 Verifikator memastikan kasus yang ditangani pada episode Akomodasi
hari dan ditagihkan menjadi 2 episode rawat inap rawat sebelumnya, apabila sebelumnya merupakan kasus
kronis yang dapat dirawat kembali klaim disetujui. Yang
diperhatikan adalah pada kasus akut, kasus akut idealnya
dapat diselesaikan terapinya hingga tuntas, untuk kasus
ini klaim disetujui namun menjadi laporan kepada Tim

Kendali Mutu RS & Tim Monev KMK- BPJS Kes.

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

202 Peserta dirawat inap tgl 10/03-2014, kemudian diberikan Episode adalah jangka waktu perawatan pasien mulai dari Akomodasi
keterangan untuk pulang. Selanjutnya diminta dibuatkan SEP pasien masuk sampai pasien keluar rumah sakit, termasuk
kembali tgl 27/03-2014 dgn alasan peserta masuk RS konsultasi dan pemeriksaan dokter, pemeriksaan
kembali, sementara peserta masih dalam perawatan di Rumah penunjang maupun pemeriksaan lainnya. Pada kasus ini
Sakit karena pasien masih dalam masa perawatan, maka masih
dalam satu episode perawatan.

203 Pasienmasuk RITL dengan diagnose utama Verifikator memastikan ada tidaknya surat Pulang Paksa
:Sincope and collapse (R55), LOS pasien selama perintah rawat dari DJP dan apakah pasien sudah masuk
1 hari. Pasien meminta pulang paksa. Biaya: Rp ke ruang rawat. Jika telah sesuai maka dapat ditagihkan
6.424.375,- sebagai kasus RITL dengan diagnosa utama sesuai
dengan diagnosa pada saat pulang paksa.

204 Pasien dirawat di ruangan ICU dari tgl 17/02/2014 sampai tgl Verifikator memastikan kasus yang ditangani pada episode rawat Stroke
03/05/2014, dengan diagnosa masuk I63.9 sebelumnya, apabila sebelumnya merupakan kasus kronis yang
Cerebral Infarction, unspecified. Pasien dipulangkan dapat dirawat kembali klaim disetujui. Yang diperhatikan adalah
secara administrasi sebanyak 3 kali pada: (1). tgl pada kasus akut, kasus akut idealnya dapat diselesaikan
17/02/2014 - 02/03/2014, (2). Tgl 06/03/2014 - terapinya hingga tuntas, untuk kasus ini klaim disetujui namun
15/03/2014, (3). tgl 20/03/2014 - 30/03/2014, (4). tgl menjadi laporan kepada Tim Kendali Mutu RS & Tim Monev KMK-
07/04/2014 - 25/04/2014, (5). tgl 03/05/2014 - meninggal BPJS Kes.

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 23/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

205 Pasien masuk RITL dengan kasus hemofili diajukan RS diagnosa verifikator memastikan penanganan pasien jika lebih dari 6 jam Hemofili
utama : D66 Hereditary factor VIII deficiency GroupCBG's : D-4-11-I maka dapat dibayarkan RI tetapi jika dibawah 6 jam maka
Gangguan Pembekuan Darah Ringan Biaya : Rp. 2.931.775,00 dibayarkan rawat jalan.

206 RJTL yang seharusnya satu episode rawat jalan karena pemeriksaan Pada kasus ini hanya dibayarkan 1 episode RJTL karena Klaim
belum selesai , akhirnya oleh pihak RS dibuat kunjungan beberapa konsultasi dengan pemeriksaan diagnostik seharusnya masuk
kali dengan SEP yang berbeda. dalam 1 rangkaian walaupun dilakukan pada hari yang berbeda.
Verifikator membuat catatan sebagai bahan pertimbangan
recredentialing FKRTL.

207 Pasien berobat jalan dari poli dan mendapat rujukan dari dokter, 1. pelayanan ambulance pada pelayanan rawat jalan diberikan UGD/IGD
kemudian dimasukkan kembali pada catatan laporan masuk pasien jika dlam kondisi gawat darurat dan antar faskes BPJS Kesehatan
IGD di hari yang sama agar biaya ambulance dapat ditagihkan. Biaya 2. biaya ambulance dapat ditagihkan ke BPJS
Rp kesehatan melalui biaya klaim diluar paket INA CBGs dengan
2.226.000 besaran sesuai tarif PERDA dan ditagihkan melalui Aplikasi LUPIS

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

208 M. Azka Pratama masuk tanggal 14/8 sampai 16/8 dengan diagnosis Verifikator memastikan kasus yang ditangani pada episode rawat Diare
KDS (R50) dan disertai dengan dx skunder GEAD , kemudian pasien sebelumnya, apabila sebelumnya merupakan kasus kronis yang
mask kembali dengan diagnosis yang sama pada tanggal 17/8 dapat dirawat kembali klaim disetujui. Yang diperhatikan adalah
dengan dx utam GEAD (A09) dan dx skunder KDS (R50). pada kasus akut, kasus akut idealnya dapat diselesaikan
terapinya hingga tuntas, untuk kasus ini klaim disetujui namun
menjadi laporan kepada Tim Kendali Mutu RS & Tim
Monev KMK-BPJS Kes.

209 M.yamin masuk tgl 21-23(pukul 11.00) juli dg acute tubul-interstitial Verifikator memastikan kasus yang ditangani pada episode rawat Ginjal/Hemodialisa
nepritis dan gastrooesopageal dan masuk kembali tgl 23 (pukul sebelumnya, apabila sebelumnya merupakan kasus kronis yang
22.30) -27 juli masukdengan acute tubul-interstitial nepritis,calculus dapat dirawat kembali klaim disetujui. Yang diperhatikan adalah
of kidney, hydronefrosis dan gastrooesopagea setelah pada kasus akut, kasus akut idealnya dapat diselesaikan
dicekdirekammedik resume medis ada,klaim tgl 27 di layakan terapinya hingga tuntas, untuk kasus ini klaim disetujui namun
menjadi laporan kepada Tim Kendali Mutu RS & Tim Monev KMK-
BPJS Kes.

210 pada pelayanan rawat inap tingkat lanjutan sering ditemukan pasien analisa kasus sudah benar Akomodasi
kronis seperti (hipertensi, GGK, Asma, DM, dll) yang masuk berulang
(readmisi).

211 Pasien RITL dengan kasus ISPA, Malaria, Dyspepsia 1. pelayanan kesehatan yang dijamin adalah pelayanan Infeksi
Diajukan oleh RS : kesehayann yang sesuai dengan prosedur pelayanan.
Diagnosa utama : J06.9 (Acute upper respiratory, unspecified) 2. Pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui
Diagnosa sekunder : B54 (Unspecified malaria), K30 (Dyspepsia) prosedur
Group cbg's : U-4-13-II (Peradangan Epiglotis, Telinga Tengah, ISPA sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku.
dan lain-lain)
Biaya : Rp. 2.775.304

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 24/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

212 Pasien RITL keluar, kemudian pada hari yang sama pasien tersebut 1. Episode rawat Inap adalah satu rangkaian pelayanan jika Akomodasi
kembali masuk dengan diagnosa yang sama pasien mendapatkan perawatan > 6 jam di rumah sakit atau jika
pasien telah mendapatkan fasilitas rawat inap (bangsal/ruang
rawat inap dan/atau ruang perawatan intensif) walaupun lama
perawatan kurang dari 6 jam, dan secara administrasi telah
menjadi
pasien rawat inap.
2. Perhatikan Readmisi untuk diagnosa penyakit yang sama, jika
pasien masuk dengan diagnosa yang sama lakukan cross check
dengan riwayat pulang rawat pada episode yang lalu, apakah
pada episode rawat yang
lalu pasien pulang dalam keadaan sembuh atau pulang dalam
keadaan pulang paksa, ataupun dirujuk. Jika pasien t elah
dipulangkan dalam keadaan pulang
paksa maka episode rawat pada readmisi merupakan kelanjutan
dari pembiayaan penyakit yang sama.

213 Pasien dirawat di ruangan ICU dari tgl 17/02/2014 sampai tgl 1. Episode rawat Inap adalah satu rangkaian pelayanan jika ICU
03/05/2014, dengan diagnosa masuk I63.9 pasien mendapatkan perawatan > 6 jam di rumah sakit atau jika
Cerebral Infarction, unspecified. Pasien dipulangkan pasien telah mendapatkan fasilitas rawat inap (bangsal/ruang
secara administrasi sebanyak 3 kali pada: (1). tgl rawat inap dan/atau ruang perawatan intensif) walaupun lama
17/02/2014 - 02/03/2014, (2). Tgl 06/03/2014 - perawatan kurang dari 6 jam, dan secara administrasi telah
15/03/2014, (3). tgl 20/03/2014 - 30/03/2014, (4). tgl menjadi
07/04/2014 - 25/04/2014, (5). tgl 03/05/2014 - meninggal pasien rawat inap.
2. Perhatikan Readmisi untuk diagnosa penyakit yang sama, jika
pasien masuk dengan diagnosa yang sama lakukan cross check
dengan riwayat pulang rawat pada episode yang lalu, apakah
pada episode rawat yang
lalu pasien pulang dalam keadaan sembuh atau pulang dalam
keadaan pulang paksa, ataupun dirujuk. Jika pasien t elah
dipulangkan dalam keadaan pulang
paksa maka episode rawat pada readmisi merupakan kelanjutan
dari pembiayaan penyakit yang sama.

214 Menagihkan RJTL (UGD dan poli), padahal pasien Apabila pasien di Rawat inap setelah pemeriksaan di UGD Akomodasi
mendapatkan surat perintah rawat inap dari dokter maupun Poli RJ pada hari yang sama, penagihannya
merupakan paket dengan tagihan rawat inap

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

215 Pasien menjalani 2 jenis perawatan RJTL dan RITL pada hari Apabila pasien di Rawat inap setelah pemeriksaan di UGD Akomodasi
yang sama. Pihak RS menagihkan untuk kedua kasus maupun Poli RJ pada hari yang sama, penagihannya
tersebut. Untuk Kasus RJTL; Kode INA-CBG’s Q-5-23-0 Tarif merupakan paket dengan tagihan rawat inap
INA-CBG’s : Rp.131.371,-. Untuk Kasus RITL; Kode INA-
CBG’s O-6-12-II Tarif INA-CBG’s : Rp. 2.395.662,-

216 Pasien Haemodialisa yang membutuhkan obat kronis selama Verifikator memastikan apakah saat dilakukan HD pasien Ginjal/Hemodialisa
30 hari tidak diberikan resep pada saat pasien dilakukan mendapatkan konsultasi dari Dokter Spesialis. Jika pasien
Haemodialisa, akan tetapi pasien tersebut harus kembali ke mendapatkan konsultasi dari Dokter pd saat dilakukan HD
Poli Internis pada keesokan harinya, dan diberikan obat untuk maka obat
kebutuhan 15 hari kronis seharusnya dapat diberikan resep pada

saat haemodialisa. Jika pasien tidak mendapatkan


konsultasi dari Dokter pd saat dilakukan HD, maka obat
diberikan oleh Dokter Spesialis di poliklinik untuk
kebutuhan 30 hari.

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 25/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

217 Pasien gagal ginjal yang dirawat inap dan akan melakukan Tindakan HD RITL sudah termasuk dalam satu episode Ginjal/Hemodialisa
melakukan HD, maka HD nya diklaimkan ulang secara RITL nya sehingga tidak dapat ditagihkan terpisah
terpisah rawat jalan
218 Pasien datang tanggal 24/07/2014 untuk operasi , Verifikator melakukan pencatatan untuk dilaporkan kepada Infeksi
dipulangkan oleh dokter pada tanggal 30/07/2014. kemudian Tim Audit Medis.
pasien masuk rumah sakit lagi melalui UGD pada tanggal
31/07/2014 karena infeksi luka operasi

219 Pasien RJTL dengan diagnosa CHF diberikan tindakan Pada kasus ini pemeriksaan Echocardiografi merupakan Jantung
echocardiografi, dilakukan 1 kali tindakan, ditagihkan pada 2 satu episode RJTL dengan konsultasi Dokter sebelumnya.
tanggal yang berbeda

220 Pasien RJTL dengan mendapatkan pelayanan pada bulan Klaim bulan Agustus tidak dilayakan. Klaim
Juli. Tetapi diajukan kembali klaim pelayanan bulan Agustus
2014. Biaya : Rp.
156.234
500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

221 Pasien masuk RITL dengan kasus malaria. Diajukan oleh RS Sesuai dengan regulasi, kasus pada RS TNI tingkat IV Malaria
sebagai berikut: perujuk dan Tingkat IV yang menerima rujukan, dapat
Diagnosa Utama: B51.( (Plasmodium vivax dilakukan pembayaran. Agar verifikator melakukan
malaria without complication )Hasil Grouper pencatatan hal ini untuk dilaporkan kepada Tim Audit
CBG’s: Penyakit infeksi bakteri dan parasit lain-lain ringan. Medis terkait kompetensi RS TNI IV perujuk.
Biaya Rp. 2.613.044

222 tagihan obat yang melebihi peresepan maksimal. Contohnya, Verifikator memberikan informasi ketentuan klaim obat Obat
valsartan, candesartan, novo mix dll. kronis mengacu pada SE Menkes No. 32

223 Mengajukan klaim rawat jalan yang langsung rawat inap RJTL pada hari yang sama dengan RITL menjadi satu Rujukan
rangkaian episode RITL. (RJTL sudah
masuk ke dalam klaim RITL)

224 Pasien a/n I wayan sudarma tanggal 12/08/2014 datang dan Apabila pasien di Rawat inap setelah pemeriksaan di UGD Tindakan Medik/Operatif
beorbat ke poliklinik , pasien akan dilakukan tindkan operasi maupun Poli RJ pada hari yang sama, penagihannya
sehingga harus di rawat inap , rumah sakit melakukan 2 merupakan paket dengan tagihan rawat inap
pengklaiman rjtl dan ritl

225 Pasien RITL tanggal 31/08/2014 sampai Verifikator melaporkan kasus yang terjadi kepada atasan Hiperplasia Prostat
04/08/2014 dengan diagnosa Hyperplasia of prostate (N40) langsung (Kanit) agar dilakukan credensialing ulang
dengan dr.IJ sebelumnya pasien di RI di RSUD tanggal terhadap faskes yang merujuk.
21/07/2014 sd 25/07/2014 dengan dr yang sama dan dx yang
sama yaitu prostate.

226 Pasien diarahkan untuk membeli plester obat pada poli 1. Sesuai dengan pasal 24 Permenkes 71 Tahun Obat
kandungan dengan alasan plester tersebut memiliki kualitas 2014, disebutkan bahwa Pelayanan obat, Alat Kesehatan,
yang lebih baik dan bahan medis habis pakai pada Fasilitas Kesehatan
rujukan tingkat lanjutan merupakan salah satu komponen
yang dibayarkan dalam paket Indonesian Case Based
Groups (INA-CBGs).
2. Verifikator melakukan pendekatan kepada Manajemen
RS, agar tidak terulang kasus yang sama dikemudian hari.
3. Verifikator melakukan pencatatan sebagai bahan
pertimbangan pada saat dilakukan re- credentialing FKRTL

227 Pasien dengan diagnosis DM dirujuk dari RS tipe Agar verifikator melaporkan ha l ini kepada Kanit MPKR Rujukan
C ke tipe B untuk dilakukan pembinaan FKRTL dan didiskusikan
dalam forum kegiatan kemitraan daerah.

228 adanya bidan klinik swasta yang membawa pasien untuk di Verifikator melaporkan kasus yang terjadi kepada atasan Rujukan
lakukan tindakan SC tanpa indikasi medis langsung (Kanit) agar dilakukan credensialing ulang
terhadap bidan klinik swasta yang merujuk.

229 Pasien masuk dengan kasus rencana akan di operasi tetapi Verifikator memberikan informasi tersebut kepada atasan Rujukan
dokter tidak mau mengoperasi di RS tersebut karena jasa (Kanit) agar didiskusikan dalam forum kemitraan sehingga
operasi yang didapatkan sedikit sehingga pasien dirujuk ke dapat dilakukan pembinaan kepada dokter/RS tersebut.
RS swasta dimana dokter juga bekerja di RS swasta tersebut

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

230 Klinik dokterku sering merujuk px ke Rs (kasus yg harusnya Verifikator melaporkan kasus ini kepada kanit MPKR untuk Rujukan
bisa ditangani diklinik),ex:nebulizer dikoodinasikan dengan kanit MPKP. Sebaiknya dilakukan
recredentialing FKTP da FKRTL yang masih dalam satu
yayasan.

231 meningkatnya rujukan dari dokter keluarga yang merupakan Verifikator melaporkan kasus ini kepada kanit MPKR untuk Rujukan
Direktur RS (RS tanpa petugas BPJS Center) dikoodinasikan dengan kanit MPKP. Sebaiknya dilakukan
recredentialing FKTP dan FKRTL yang dapat
menimbulakn potensi self referal. Pada dasarnya rujukan
ke FKRTL dilakukan sesuai dengan indikasi medis.

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 26/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

232 Pasien masuk RJTL membutuhkan konsul intern tidak dilayani Pada kasus ini tetap dibayarkan 2 episode RJTLkarena Obat
pada hari yang sama, karena pembatasan jumlah pasien konsultasi dengan Dokter Spesialis dilakukan pada hari
berobat. yang berbeda. Verifikator membuat catatan sebagai bahan
pertimbangan recredentialing FKRTL.

233 Pasien Nn.A dirawat dengan diagnosa Tonsilitis kronis J35.1, Pada kasus ini yang menaikan tagihan adalah diagnosa Tonsil
Headche R51, A41 Septicemia. Dengan tindakan 28,2 septicemia. Untuk prosedur yang ditetapkan lebih dari 1
amandel tanpa adenoidectomy dan 28,7 kontrol perdarahan tidak terlalu mempengaruhi tarif INA CBGs. Hendaknya
setelah tosillectomy dan adenoidectomy, 28.5 eksisi tonsil verifikator
lingual dengan biaya Rp.10.561.160,- memastikan diagnosa septikemia kepada DPJP
dengan lembar konfirmasi.

234 Pasien dengan diagnosa utama :H110 Pterygium dengan diagnosa penulisan kode berdasarkan pada diagnosa akhir dan prosedur Mata
sekundernya :H269 Cataract diajukan dengan tindakan 1139 Other atau tindakan yang tertera pada resume medis
excision of Pterygium dan
1371 Insertion of intracular lens prothesis at time of
catarct exctraction ,one stage

235 Pasien melakukan pemeriksaan RJTL setalah dilakukan pemeriksaan analisa sudah tepat Akomodasi
dokter menganjurkan untuk dilakukakan Rawat inap. RS mengajukan
2 episode yaitu RJTL dan RITL.

236 Tagihan rawat jalan dan tagihan rawat inap ditagihkan bersamaan Sesuai kaidah koding, pasien yang dilayani pada hari yang sama Klaim
untuk diagnosa yang berhubungan atau tidak berhubungan
ditagihkan 1 episode

237 Pasien X dengan Diagnosa Thalasemia Mayor mendapatkan resep analisa kasus sudah benar Thalasemia
obat Thalasemia di pelayanan RJTL untuk 30 hari, Pemberian obat
tersebut dipecah untuk kebutuhan 1 minggu dan setiap tagihan
dilakukan top
up sehingga dalam satu bulan ada tagihan rawat inap 4x
yang di top up.

238 Pasien RJTL yang periksa ke poli dengan dokter spesialis, dan Pada kasus ini hanya dibayarkan 1 episode RJTL karena Radiologi
membutuhkan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan konsultasi dengan pemeriksaan diagnostik seharusnya masuk
laboratorium atau radiologi dilakukan di hari selanjutnya dalam 1 rangkaian walaupun dilakukan pada hari yang berbeda.
Verifikator membuat catatan sebagai bahan pertimbangan
recredentialing FKRTL.

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

239 pasien rawat inap yang seharusnya satu episode rawat inap.Masuk Verifikator memastikan kasus yang ditangani pada episode rawat Akomodasi
rawat inap kembali dengan diagnosa dan keluhan yang sama seperti sebelumnya, apabila sebelumnya merupakan kasus kronis yang
perawatan sebelumnya. Dengan jarak pulang perawatan dengan dapat dirawat kembali klaim disetujui. Yang diperhatikan adalah
masuk kembali kurang dari 3 hari. Dit agihkan beda episode. pada kasus akut, kasus akut idealnya dapat diselesaikan
terapinya hingga tuntas, untuk kasus ini klaim disetujui namun
menjadi laporan kepada Tim Kendali Mutu RS & Tim Monev KMK-
BPJS Kes.

240 Tn Junaedi kelas II dirawat tanggal 25/8 didiagnosis analisa kasus sudah tepat Jantung
HHD dengan CHF. Dientrikan sbb: diagnosis primer
I11.9 Hypertensive heart disease without (conges) heart failure dan
diagnosis sekunder I50.0 - Congestive heart failure. GroupCBGs: I-4-
17-III Hipertensi berat. Biaya Rp
6,342,285

241 Menagihkan tindakan kontap di luar prosedur SC, tindakan penulisan kode berdasarkan pada diagnosa akhir dan prosedur Persalinan/Kehamilan/Bayi
debridemen terpisah dengan tindakan ortopedi lainnya,tindakan atau tindakan yang tertera pada resume medis Baru Lahir
appendictomy terpisah dengan laparatomy

Pasien RJTL dengan diagnosa DM type I, dilakukan pemeriksaan Lab Pada kasus ini hanya dibayarkan 1 episode RJTL karena
242 Diabetes Melitus
DLL konsultasi dengan pemeriksaan diagnostik seharusnya masuk
dalam 1 rangkaian walaupun dilakukan pada hari yang berbeda.
Verifikator membuat catatan sebagai bahan pertimbangan
recredentialing FKRTL.

243 Pasien masuk dengan gejala kejang demam, dan setelah dinyatakan Verifikator memastikan kasus yang ditangani pada episode rawat Saraf/Kejang
pulih oleh dokter, pasien diizinkan pulang.Diajukan diagnosa utama sebelumnya, apabila sebelumnya merupakan kasus kronis yang
R56.0 Febrile convulsion. Lalu esoknya, pasien masuk lagi RS dengan dapat dirawat kembali klaim disetujui. Yang diperhatikan adalah
gejala kejang demam. Dan diajukan kembali diagnosa utama sebagai pada kasus akut, kasus akut idealnya dapat diselesaikan
R56.0 Febrile convulsion terapinya hingga tuntas, untuk kasus ini klaim disetujui namun
menjadi laporan kepada Tim Kendali Mutu RS & Tim Monev KMK-
BPJS Kes.

244 Memecah pemeriksaan penunjang sebagai kunjungan episode RJTL Sesuai Permenkes 27 th. 2014: Satu episode rawat jalan adalah Klaim
baru sebanyak 312 KSS satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter
serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat

yang diberikan pada


hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan
penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka
tidak dihitung sebagai episode baru.

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 27/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

245 Pasien RITL masuk dengan diagnosa Post KLL closed fracture tulang penulisan kode berdasarkan pada diagnosa akhir dan prosedur Tulang/Fraktur/Fraktur
iga dan luka di kepala (GCS 15) dan dirawat dengan thoracotomy dan atau tindakan yang tertera pada resume medis
drainase intercostal melalui kateter. Diajukan oleh RS sebagai
berikut: Diagnosa utama: S06.9 Intracranial injury, unspecified, with
open intracranial wound
Diagnosa sekunder: S29.7 Multiple injuries of t horax ;
S22.40 Multiple fractures of ribs, closed dan S27.2
Traumatic haemopneumothorax, with open wound into thoracic
cavity
Tindakan : 34.02 Exploratory thoracotomy ; 34.04
Insertion of intercostal catheter for drainage ; 99.03
Other transfusion of whole blood ; 87.42 + 87.02 +
90.59 (X-Ray & Lab)
Group CBGs: J-1-30-III PROSEDUR SISTEM PERNAFASAN MODERAT
KOMPLEKS BERAT
Biaya Rp 36.266.130,-

246 Pasien RITL masuk dengan diagnosa Post KLL dan dilakukan penulisan kode berdasarkan pada diagnosa akhir dan prosedur Trauma Kepala
Amputasi Lower Leg. Diajukan oleh RS sebagai berikut: atau tindakan yang tertera pada resume medis
Diagnosa utama: S98.3 Traumatic amputation of other
parts of foot
Diagnosa sekunder: S88.9 Traumatic amputation of lower leg, level
unspecified
Tindakan : 84.12 Amputation through foot ; 99.03
Other transfusion of whole blood ; 90.59 Other microscopic
examination of blood
Group CBGs: M-1-02-III PROSEDUR AMPUTASI BERAT Biaya Rp
21.724.302,-

247 Pasien RJTL masuk dengan diagnosa katarak dilakukan pemeriksaan Sesuai Permenkes 27 th. 2014: Satu episode rawat jalan adalah Katarak
laboratorium 3 hari sebelum dilakukan operasi satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter
serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat
yang diberikan pada
hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan
penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka
tidak dihitung sebagai episode baru.

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

248 Pasien RJTL berobat dengan diagnosa tonsilitis dan akan dilakukan 1. sesuai Permenkes 27 Tahun 2014jika Pasien yang masuk ke Infeksi
tindakan operasi, dan pemeriksaan penunjang ditagihkan terpisah rawat inap sebagai kelanjutan dari proses perawatan di rawat
dari RITL, RITLnya disuruh datang 3 hari lagi. jalan atau gawat darurat, maka kasus tersebut termasuk satu
episode rawat inap, dimana pelayanan yang telah dilakukan di
rawat jalan atau gawat darurat sudah termasuk didalamnya.
2. Jika konsultasi dan pemeriksaan penunjang
dilakukan pada hari yang sama maka merupakan 1 episode RJ

249 Pasien hemodialisa melakukan tindakan HD pada tanggal 02 1. Sesuai Permenkes 27 th. 2014: Satu episode rawat jalan Ginjal/Hemodialisa
September 2014, keesokan harinya pasien datang kembali ke RSUD adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan
untuk mengambil obat. Hari sebelumnya pada saat melakukan dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan
tindakan HD pasien tidak diberikan obat obat yang diberikan pada
hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan
penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka
tidak dihitung sebagai episode baru.
2. pada kasus ini untuk pengambilan obat pada esoknya tidak
dibuatkan SEP baru.

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 28/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

250 Bayi baru lahir dgn kasus BBLR+RDS, langsung dirujuk, namun Episode rawat Inap adalah satu rangkaian pelayanan jika pasien Persalinan/Kehamilan/Bayi
ditagihkan biaya rawat inap sebagai bayi sakit, dan dirawat oleh mendapatkan perawatan > 6 jam di rumah sakit atau jika pasien Baru Lahir
dokter umum telah mendapatkan fasilitas rawat inap (bangsal/ruang rawat
inap dan/atau ruang perawatan intensif) walaupun lama
perawatan kurang dari 6 jam, dan secara administrasi telah
menjadi
pasien rawat inap.

251 Pasien RJTL dengan indikasi pemeriksaan labor oleh dokter untuk kasus ini masih digolongkan dalam 1 episode walaupun Laboratorium
dikonsulkan kembali 3 hari kemudian untuk pemeriksaan labor pemeriksaan penunjang dilakukan beda hari
tersebut
252 Pasien RJTL dengan indikasi untuk dilakukan pemeriksaan penunjang 1. Episode rawat Inap adalah satu rangkaian pelayanan jika Akomodasi
ex : USG abdomen, pasien di rawat inapkan dengan alasan budget pasien mendapatkan perawatan > 6 jam di rumah sakit atau jika
RJTL tidak sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilakukan. pasien telah mendapatkan fasilitas rawat inap (bangsal/ruang
rawat inap dan/atau ruang perawatan intensif) walaupun lama
perawatan kurang dari 6 jam, dan secara administrasi telah
menjadi
pasien rawat inap.
2. verifikator mencatat kasus ini untuk dilaporka pada tim audit
medis

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

253 Pasien RJTL dengan diagnosa observasi TB Paru, dengan Sesuai Permenkes 27 th. 2014: Satu episode rawat jalan adalah Paru
pemeriksaan penunjang seperti laboratorium, rontgen thorax dan satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter
tes mantoux yang seharusnya masuk dalam satu episode RJTL serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat
dijadikan dua episode RJTL, sehingga pasien datang hanya untuk yang diberikan pada
baca hasil labor 2 hari kemudian dijadikan sebagai episode baru. hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan
penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka
tidak dihitung sebagai episode baru.

254 Pasien Ny.W dirawat dengan Diagnosa Akut Peritonitis dengan kode tindakan laparatomi eksplorasi dan tindakan small to small Tindakan Medik/Operatif
k65.0 dan Akut Vaskuler Disorder of intestine dengan kode k55.0. intestin dapat dilakukan dalam 1 aktivitas sehingga kode yang
Serta tindakan yang dilakukan adalah Laparatomi explorasi dengan digunakan adalah 54.11
kode Laparatomy exsplorasi.
54.11 dan small to small intestin dengan kode 45.91
LOS 5 Hari dengan biaya Inacbg Rp.30.781.182,-

255 Pasien Ny.S dirawat dengan Diagnosa Appendicitis Infiltrat masuk 1. pada kasus ini Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP Appendik
tanggal 9 Maret 2014dan pulang tanggal 18 Maret 2014dengan apakah pasien dilakukan operasi untuk kondisi Appendicitis
biaya Rp.9.204.542,-. Dan kembali masuk tanggal 20 Maret 2014 Infiltrat kemudian mengecek apakah pasien pulang sembuh atau

dengan diagnosa Peritonitis difuse dan keluar tanggal 25Maret pulang paksa
2014 dengan tarif Rp.9.204.542,- 2. Sesuai panduan tehnis verifikasi klaim Jika pasien
telah dipulangkan dalam keadaan pulangpaksa maka episode
rawat pada readmisi merupakan
kelanjutan dari pembiayaan penyakit yang sama.

256 Pasien RJTL dengan pemeriksaan dokter dan pemeriksaan Sesuai Permenkes 27 th. 2014: Satu episode rawat jalan adalah Laboratorium
laboratorium atau radiologi. Diajukan RS: pemeriksaan dokter satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter
sendiri, untuk laboratorium dan radiologi dilakukan selang beberapa serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat
hari berikutnya, dan billing pelayanan ada pemeriksaan dokter. yang diberikan pada
hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan penunjang
tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung
sebagai episode baru.

257 penunjang diagnostik (radiologi/laboratorium) dalam satu episode Sesuai Permenkes 27 th. 2014: Satu episode rawat jalan adalah Laboratorium
ditagihkan secara terpisah dikarenakan RSUD membuat kebijakan satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter
SEP berlaku 3 hari. serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat
yang diberikan pada
hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan
penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka
tidak dihitung sebagai episode baru.

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

258 -Top up thalassemi diberikan pada px yang dapat obat deferiprone, 1. Pada kasus special drug, verifikator pastikan kesesuaian Thalasemia
deferoxamine, deferasirox namun ada bbrp klaim thalassemi yang di antara tagihan dengan resume medis, billing dan
top up kan hanya diberikan obat tdk sampai 1 bulan. Shg mereka regimen (jadual dan rencana pemberian obat).
mengentry 2 episode. 2. top up obat thalasemia diberikan 1 kali per episode rawat
jalan.

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 29/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

259 Bayi baru lahir infeksi, di MRS kan, setelah KRS bayi kontrol 3 hari 1.pada kasus ini bisa dikategorikan 2 episode karena keadaan Persalinan/Kehamilan/Bayi
kemudian diMRSkan lagi dengan dx hiperbilirubin (banyak kasus) bilirubin naik pda hari ke 3 Baru Lahir
2. verifikator memastikan bayi tersebut merupakan
anak dalam tanggungan yang masiih mendapatkan penjaminan,
kecuali bayi dari PBI maka dipastikan sudah terdaftar dalam
master file.

260 Dari poli Rawat jalan, diberikan pengantar RITL untuk 1- 1. Sesuai Permenkes 27 th. 2014: Satu episode rawat jalan Klaim
3 hari ke depan, dengan alasan harus konsul ke poli anastesi dulu, adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan
sehingga ditagihkan 2 episode dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan
obat yang diberikan pada
hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan
penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka
tidak dihitung sebagai episode baru.
2. pasien yang menjalani rawat jalan dan dilanjutkan dengan
rawat inap pada hari yang sama hanya bisa ditagihkan
sebagai satu episode rawat inap.

261 Kasus pasien Ca, yang memerlukan kemoterapi dan transfusi dipecah Sesuai Permenkes 27 th. 2014: Satu episode rawat jalan adalah Tumor/Kanker
menjadi 2 episode, misal hari ini kemoterapi, 2 hari kemudian datang satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter
lagi untuk transfusi serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat
yang diberikan pada
hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan
penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka
tidak dihitung sebagai episode baru.

Psien dengan dx Jantung dan dx Paru dengan 2 DPJP, pasien setelah pada kasus ini seharusnya terapi pengobatan kedua penyakit (
262 Jantung
terapi jantung dan dipulangkan, esoknya di MRS kan lagi untuk terapi jantung dan paru) bisa dilakukan bersamaan sehingga masuk
Paru dalam 1 episode kecuali ada kondisi lain yang menyebabkan
pengobatan ntidak bisa bersamaan.

263 Kasus rawat jalan : Px di poli dilakukan Sesuai PMK 27 tahun 2014 , pemeriksaan penunjang masih Laboratorium
pemeriksaan penunjang (laboratorium) akan tetapi pada saat itu masuk jadi satu dengan episode rawat jalan
pasien tidak dapat melakukan pemeriksaan laborat karena pasien
belum puasa. Keesokan hari pasien daftar lagi untuk melakukan
pemeriksaan laborat.

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

264 Kasus rawat jalan : pemeriksaan laborat diundur satu minggu Sesuai PMK 27 tahun 2014 , pemeriksaan penunjang masih Laboratorium

berikutnya. masuk jadi satu dengan episode rawat jalan

265 Pasien dengan chalazion dilakukan excision of chalazion dirawat 1. Episode rawat Inap adalah satu rangkaian pelayanan jika Mata
inapkan 1 hari pasien mendapatkan perawatan > 6 jam di rumah sakit atau jika
pasien telah mendapatkan fasilitas rawat inap (bangsal/ruang
rawat inap dan/atau ruang perawatan intensif) walaupun lama
perawatan kurang dari 6 jam, dan secara administrasi telah
menjadi
pasien rawat inap.
2. verifikator mencatat kasus ini untuk dilaporka pada tim audit
medis

266 Klaim RITL pada pasien kelas 1 dengan : Diagnosa utama : H0.01 1. pada kasus ini , verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP Mata
chalazion Tindakann : 08.21 excision of chalazion Group CBGs : H-1- perihal SOP RS untuk penanganan chalazion, apakah dapat
20-I prosedur ektraokuler dan mata ringan Tarif INA CBGs : Rp dilakukan pada pelayanan tingkat RJ atau RI
13.568.530 2. Verifikator mencatat kasus ini dan melaporkan pada
tim audit medis

267 Atas Nama : Supriadi Nokp : 0001263209084, masuk tanggal 27-07- penulisan kode berdasarkan pada diagnosa akhir dan prosedur Diare
2014 Dengan keluhan mual dan muntah atau tindakan yang tertera pada resume medis
.diagnosa belum tegak tapi coder sudah menentukan
diagnosa yang begitu banyaknya dan ternyata dokter belum visite
pasien sudah di pulangkan Rp.11.375.000

268 T indakan Oesophagografi Biaya t indakan atau prosedur sudah t ermasuk dalam nilai
penggantian paket INA CBGs dan tidak ditagihkan terpisah
maupun ditagihkan kepada peserta. Kecuali untuk beberapa
tindakan yang termasuk dalam special CMG mendapatkan top up

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 30/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

269 Penagihan Alat Kesehatan Dalam Paket 1. Biaya tindakan atau prosedur sudah termasuk dalam nilai Alat Kesehatan
penggantian paket INA CBGs dan tidak ditagihkan terpisah
maupun ditagihkan kepada peserta. Kecuali untuk beberapa
tindakan yang termasuk dalam special CMG mendapatkan top up
2. untuk alat kesehatan yang tidak disebutkan secara
tersendiri dibayar diluar paket INA C BGS ( Permenkes
59 tahun 2014) maka dibayarkan satu paket dalam INA CBGS

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

270 Pelayanan IGD dgn terapi O2, sedangkan O2 ditagihkan sendiri dgn Sesuai Permenkes 27 th. 2014: Satu episode rawat jalan adalah UGD/IGD
code 93.96 satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter
serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat
yang diberikan pada
hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan
penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka
tidak dihitung sebagai episode baru.

271 Px 26/8/14 pagi melalui IGD-MRS dx retention urine,sore KRS. Sesuai Permenkes 27 th. 2014: Satu episode rawat jalan adalah Saluran Kemih
26/8/14 malam IGD-MRS dx hematuri satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter
serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat
yang diberikan pada
hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan
penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka
tidak dihitung sebagai episode baru.

272 Bayi lahir dengan Apgar Score 6-9 ditagihkan dgn diagnosa P21.0 1. Resume medis yang ditulis harus sesuai dengan keadaan Persalinan/Kehamilan/Bayi
pemeriksaan pasien yang sebenarnya. Baru Lahir
2. Verifikator melaporkan hal ini kepada Tim Audit
Medis.

273 Pasien untuk kasus gigi ditindaki dihari yang berbeda untuk diagnosa Sesuai Permenkes 27 th. 2014: Satu episode rawat jalan adalah Gigi Mulut
yang sama sehingga pasien dibuatkan SEP (tagihan ) yang baru satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter
serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat
yang diberikan pada
hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan
penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka
tidak dihitung sebagai episode baru.

274 Pasien masuk RITL dengan diagnosa sebagai berikut: Diagnosa 1. untuk kasus ini sesuai dengan kaidah sistem Ina CBGs , yang Tiphoid
utama: R50.9 Fever, Unspecified menggunakan sumber daya besar adalah Typoid fever
Diagnosa sekunder: A01.0 Typoid fever 2. Gejala tidak dapat menjadi diagnosa utama apabila
ada diagnosa lebih spesifik yang s udah ditegakkan.

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

275 Pasien dengan kasus Vulnus Ictum Regio Thoraks, Abdominal Sinistra. verifikator melakukan konfirmasi terkait dengan pencantuman Tindakan Medik/Operatif
Diajukan Oleh RS : kode diagnosa T14.1, konfirmasi kepada DPJP tentangOpen
Diagnosa Utama : T14.1 (Open wound of unspecified body region) wound of unspecified body region pada pasien kemudian
Tindakan : 86.28 (Nonexcisional debridement of wound,infection or dicocokan dengan yang tertera pada resume medis
burn), 54.0 (Incision of abdominal wall), 99.18 (Inject ion or infusion
of electrolytes), 99.21 (Injection of antibiotic), 90.59 (Other
microscopic examaination of blood)Kode ina cbg's : K-1-30-I
(Prosedur duodenum, esofagus & Lambung non komplikasi)
Biaya : Rp. 9.356.917

276 Pasien dengan diagnosa End Stage renal disease dalam perawatan Tindakan HD RITL sudah termasuk dalam satu episode Ginjal/Hemodialisa
rawat inap dengan total gruping senilai Rp. RITL nya sehingga tidak dapat ditagihkan terpisah
10.027.304,-
Namun tindakan pasien extracorporal dialysis ditagihkan terpisah
pada rawat jalan senilai Rp.
994.441,-

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 31/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

277 pasien a/n Yohanes De Brito tanggal 18/08/2014 datang ke rumah pda kasus ini masih merupakan 1 episode maka dibayarkan Laboratorium
sakit hanya untuk melanjutkan pemeriksaan hari sebelumnya hanya pelayanan sebelumnya
tanggal 16/08/2014 (laboratorium) , ditagihkan oleh rumah sakit
sebagai klaim

278 Pasien a/n I wayan sudarma tanggal 12/08/2014 datang dan beorbat Sesuai Permenkes 27 th. 2014: SPasien yang masuk ke rawat Klaim
ke poliklinik , pasien akan dilakukan inap sebagai kelanjutan dari proses perawatan di rawat jalan
tindkan operasi sehingga harus di rawat inap , rumah atau gawat darurat, maka kasus tersebut termasuk satu episode
sakit melakukan 2 pengklaiman rjtl dan ritl rawat inap, dimana pelayanan yang telah dilakukan di rawat
jalan atau gawat darurat sudah termasuk didalamnya.

279 Bayi yang lahir dari persalinan SC, oleh RS di tagihkan tersendiri 1. bayi yang lahir sehat tagihannya menadi satu dengan Persalinan/Kehamilan/Bayi
perawatan ibunya Baru Lahir
2. Apabila bayi lahir sehat maka tidak memiliki kode
diagnosis penyakit (P), hanya perlu kode bahwa ia lahir hidup di
lokasi persalinan, tunggal atau multiple (Z38.-)
3. Untuk bayi lahir dipengaruhioleh faktor ibunya yaitu
komplikasi saat hamil dan melahirkan dapat digunakan kode P00-
P04 tetapi yang dapat diklaimkan hanya yang menggunakan
kode P03.0 – P03.6

500 REKOMENDASI KODING

K eyw ord
NO KASUS REKOMENDASI NCC (PeTindakan)
Diagnosa/ rihal/ Organ/

280 Pasien RITL dengan kasus: Hiperemesis. Diajukan oleh 1. Episode rawat Inap adalah satu rangkaian pelayanan jika Persalinan/Kehamilan/Bayi
RS: pasien mendapatkan perawatan > 6 jam di rumah sakit atau jika Baru Lahir
Diagnosa Utama: O21.0 ( Mild hyperemesis gravidarum pasien telah mendapatkan fasilitas rawat inap (bangsal/ruang
) Hasil Grouper CBG's: W-4-16-I Gangguan antepartum ringan. Biaya rawat inap dan/atau ruang perawatan intensif) walaupun lama
Rp. 2.749.609 perawatan kurang dari 6 jam, dan secara administrasi telah
menjadi
pasien rawat inap.
2. Perhatikan Readmisi untuk diagnosa penyakit yang sama, jika
pasien masuk dengan diagnosa yang sama lakukan cross check
dengan riwayat pulang rawat pada episode yang lalu, apakah
pada episode rawat yang
lalu pasien pulang dalam keadaan sembuh atau pulang dalam
keadaan pulang paksa, ataupun dirujuk. Jika pasien t elah
dipulangkan dalam keadaan pulang
paksa maka episode rawat pada readmisi merupakan kelanjutan

dari pembiayaan penyakit yang sama.

281 Pasien MRS tanggal 12/4 pulang tanggal 17/4. Pada tanggal 16/4 ada 1. Episode adalah jangka waktu perawatan pasien mulai dari Akomodasi
tagihan rawat jalan atas nama pasien tersebut di RS lain. pasien masuk sampai pasien keluar rumah sakit, termasuk
konsultasi dan pemeriksaan dokter, pemeriksaan penunjang
maupun pemeriksaan lainnya.
2. Perhatikan Readmisi untuk diagnosa penyakit yang
sama, jika pasien masuk dengan diagnosa yang sama lakukan
cross check dengan riwayat pulang rawat pada episode yang lalu,
apakah pada episode rawat yang
lalu pasien pulang dalam keadaan sembuh atau pulang dalam
keadaan pulang paksa, ataupun dirujuk. Jika pasien t elah
dipulangkan dalam keadaan pulang
paksa maka episode rawat pada readmisi merupakan kelanjutan
dari pembiayaan penyakit yang sama.
3. pada kasus ini tagihan RJ tidak dibayarkan karna pasien masih
dalam status perawatan di RS tersebut

282 Pasien dirawat inap post kecelakaan lalu lintas dengan Diagnosa 1. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP melalui lembar Tulang/Fraktur/Fraktur
primer S52.11 Open Fracture of upper end of radius. Diangnosa konfirmasi terkait dengan tindakan yang dilakukan kepada
sekunder S53.3 Open fracture ulna Traumatic of Ulnar Ligament, pasien.
I77.2 Ruptur artery, 2. tindakan untuk patah t ulang dengan penyambungan
A41.2 Septicemia. Dilakukan tindakan operasi 79.32 erteri merupakan 2 tindakan yang tidak berhubungan maka
Open Reduction with Internal Fixation, 39.31 Suture of Artery , 86,65 dapat dikode berbeda
Heterograft to skin, 83.49 Other Excision of soft tissue dan 79.62
Debridement.

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 32/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

283 pasien RJTL pada hari I, hanya dilakukan pemeriksaan oleh dokter 1. Sesuai Permenkes 27 th. 2014: Satu episode rawat jalan Laboratorium
dan diberikan pengantar ke laboratorium namun belum dilakukan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan
pemeriksaan lab dikarenakan waktu jam pelayanan sudah selesai. dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan
pada hari berikutnya dilakukan pemeriksaan laboratorium, dan obat yang diberikan pada
ditagihkan sebagai 2 kasus yang berbeda hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan
penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka
tidak dihitung sebagai episode baru.
2. pada kasus ini hanya diterbitkan 1 SEP

284 Pasien RITL masuk dengan Diagnosa Batu Saluran Kencing. Pihak RS 1. diagnosa akhir merupakan diagnosa yang menyerap banyak Saluran Kemih
menagihkan sebagai berikut : Diagnosa Utama : R33 Retensio Urin sumber daya
Diagnosa Sekunder : N21.1 Calculus in Urethra 2. verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
Group CBGs: N-4-15-II Gejala, Tanda-tanda pada Ginjal dan Saluran terkait kode diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir
Urin Sedang yang tertera pada resume medis
Biaya Rp 3.245.580

285 peserta yang datang ke Rumah sakit untuk mendapatkan 1. Sesuai Permenkes 27 th. 2014: Satu episode rawat jalan Mata
pemeriksaan mata dan diagnosa oleh dokter sebagai kat arak adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan
kemudian dilakukan pemeriksaan laboratorium guna persiapan dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan
operasi katarak, selang 2 hari pasien datang kembali ke poli mata obat yang diberikan pada
dengan membawa hasil laboratorium dan keesokan harinya pasien hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan
menjalani operasi katarak penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka
tidak dihitung sebagai episode baru.
2. pada kasus ini hanya diterbitkan 2 SEP, untuk pelayanan
konsultasi dan pemeriksaan penunjang serta operasi kataraknya

286 Pasien lahir di RSUD. Ende tgl 04/06/2014 dan menggunakan SEP no. 1. perawatan bayi masih menjadi satu dengan perawatan Ibunya Persalinan/Kehamilan/Bayi
kartu ibu dengan diagnosa BBLR dan Gangguan napas sedang. Hari sepanjang bayi belum pulang dan mejadi satu episode dengan Baru Lahir
ini hari perawatan ke ibunya
7 dan dibuatkan nota dari ruang perinatal agar 2. pada kasus ini hanya diterbitkan 1 SEP
dibuatkan jaminan atas nama pasien, dengan menggunakan
TANGGAL MASUK 11/06/2014, Keterangan dari keluarga pasien
bahwa pasien dari lahir hingga hari ini masih dirawat dan belum
pernah pulang dari RSUD Ende.

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

287 Pada pasien dengan diagnosa open fraktur multiple os tibia et fibula, 1. sesuai permenkes 7 tahun 2014: Kode kondisi multiple : Pada Tulang/Fraktur/Fraktur
coder RS menggunakan diagnosa T14.2 (fracture of unspesified body suatu episode perawatan dengan kondisi multiple (injury,
region) sebagai diagnosa utama dan S82.2 (fracture of shaft tibia) sequelae, HIV), kondisi yang nyata lebih berat dan membutuhkan
sebagai diagnosa kedua. Padahal diagnosa open fraktur multiple os resources lebih dari yang lain harus dicatat sebagai kondisi
tibia et fibula dapat digambarkan hanya dengan satu kode diagnosa, utama. Bila terdapat kondisi “Multiple ….” dan tidak ada kondisi
yaitu S82.71(multiple fractures of lower leg, open). tunggal yang menonjol, diberi kode “multiple……..”
dan kode sekunder dapat ditambahkan untuk daftar kondisi
individu Kode ini diterapkan terutama pada yang berhubungan
dengan penyakit HIV, Cedera dan Sequelae
2. diagnosa akhir adalah diagnosa yang menyerap banyak
sumber daya , pada kasus ini verifikator melakukan konfirmasi
kepada DPJP terkait dengan kode diagnosa T14.2 yang
menyebutkan bagian tubuh yang belum spesifik

288 Pasien RITL masuk dengan kasus fraktur terbuka dan harus Tarif INA CBGs sudah memeperhitungkan biaya tindakan Alat Kesehatan
segera dilakukan tindakan operasi oleh dokter spesialis bedah dan alkes yang digunakan kecuali untuk alkes diluar tarif
tulang, pasien dikenakan iur biaya untuk pemasangan alat INA CBGs seperti :…. RS harus menyediakan alkes
kesehatan pen, karena RS belum bersedia menyediakan alat tersebut tanpa iur biaya. Verifikator melakukan sosialisasi
tersebut. Jadi setiap pasien orthopedi ditawarkan oleh dokter kepada koder agar mengikuti ketentuan yang berlaku.
spesialis apakah setuju dengan iur biaya tersebut. (disertai lembar konfirmasi).

289 Pasien RITL hak kelas rawatan kelas III tetapi pasien di Pilihan kenaikan kelas merupakan hak pilih peserta. Akomodasi
informasikan oleh pihak RS bahwa jika pasien mengambil Apabila peserta nai k kelas ke kelas II atau kelas I,
kelas sesuai dengan hak rawatan didalam ruangan terdapat verifikator menginformasikan sesuai PMK No. 28 selisih
banyak pasien dan obat-obat BPJS tidak sama dengan obat yang ditagihkan adalah tarif INA CBGs kelas yang dipilih
RS, karena obat RS menggunakan obat paten. Pasien yang dikurangi tarif INA CBGs yang mnejadi haknya.
tidak tau mengenai obat naik ke kelas II setelah didedukasi Sedangkan apabila peserta memilih kelas VIP maka
oleh pihak RS. selisih biaya yang dikenakan adalah selisih antara Biaya

Tarif RS dikurangi tarif INA CBGs kelas yang menjadi


haknya.

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 33/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

290 Pada pasien RJTL dengan rencana tindakan injeksi di poli RJ, Verifikator mengkonfirmasikan laporan pasien kepada Bahan Medis
dilakukan penagihan Bahan Medis Habis Pakai (spuit) oleh koder.
pihak RS.

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

291 pada pelayanan RJTL dan RITL ketika pasien harus dilakukan Memberikan sosialisasi kepada koder bahwa pelayanan ct CT Scan
CT SCAN sesuai indikasi medis masih dilakukan iur biaya. scan sudah termasuk kedalam tarif INA CBGs untuk RITL

dan kedalam Top Up CBGs untuk RJTL.

292 Pasien dengan Dx. Endometriosis, diberikan obat Endrolin Verif sesuai dengan SE Diryan No. 38 tahun 2014 dan Endometriosis
3,75 mg dan ditagihkan sebagai Fee For Service surat Diryan No. 2170/III.2/0314 tanggal 25
Maret 2014. Obat Endrolin untuk kasus
endometriosis sudah termasuk dalam paket INA CBG’s.

293 tindakan operasi katarak yang disertai Sudah diakomodir pada PMK 59 Tahun 2014 sehingga Katarak
pemasangan IOL. Untuk alat kesehatan IOL masih tidak diperbolehkan iur biaya atas penggunaan IOL.
dibebankan kepada peserta.

294 Pasien X mendapatkan permintaan tindakan kolonoskopi di Agar dilakukan verifi kasi sesuai dengan juknis veri fikasi. Kolonoskopi
RJTL tanggal 07/8/2014, namun pasien dirawat inapkan untuk Selama ada surat perintah RITL dari DJP maka dibayarkan
melakukan tindakan tsb pada tanggal 12/8/2014 menjadi episode RITL

295 MRI DENGAN KONTRAS, BIAYA KONTRAS DITAGIHKAN Verifikator melakukan sosialisasi kepada Manajemen RS, MRI
PESERTA bahwa MRI bisa dilakukan pada episode RJTL dan biaya
menjadi Top Up INA CBG’s (MRI).

296 Bayi RITL dengan dx.utama neonatal jaundice, dan procedure Prosedur ultraviolet light terapy sudah sesuai dengan Neonatal Jaundice
ultraviolet light theraphy diagnosa pasien. Ultra light therapy merupakan terapi
rawat bayi kuning bukan merupakan pemeriksaan

penunjang. Tarif dijamin sesuai tarif INA CBGs yang


berlaku.
297 pasien tetap ditarik iur biaya apabila obat yang diberikan Verifikator meng-infirmasikan berdasarkan PMK No. 28 Obat
diluar fornas Tahun 2014 penggunaan obat diluar fornas di FKTL hanya
dimungkinkan dapat direkomendasikan dari ketua komite
medik farmasi dan terapi dengan persetujuan komite medik
atau Kepala/Direktur yang biayanya sudah termasuk
dalam tarif INC CBGs dan tidak boleh dibebankan kepada
peserta

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

298 Untuk pasien leukemia menggunakan obat kemo vincristin Kemoterapi bisa dilakukan di Rawat inap maupun rawat Obat
saja yang bisa dilakukan dirawat jalan,namun dijadikan rawat jalan tergantung dari kebutuhan medis pasien. Untuk
inap,dimana hari I pasien pemeriksaan labor,hari II baru kasus ini idealnya dilakukan pada rawat jalan. Namun agar
dilakukan kemoterapi (diinapkan di hari I tanpa indikasi medis) dilihat kesiapan RS untuk menangani pasien kemo di
rawat jalan. Verifikator juga melakukan konfirmasi indikasi
rawat pasien kepada DPJP.

299 Pasien masuk RITL rujukan dari RS Arifin Achmad dengan sesuai PMK No. 28 Tahun 2014 Penggunaan obat di luar Obat
kasus GBS(Guillain Barre Syndrome). Selama di rawat di ICU Formularium nasional di FKRTL hanya dimungkinkan
dikenakan biaya untuk membeli obat gammaras + Rp setelah mendapat rekomendasi dari
41.700.000. karena obat tidak ada di pekanbaru dan obat Ketua Komite Farmasi dan Terapi dengan
harus dipesan ke distribusi langsung persetujuan Komite
Medik atau Kepala/Direktur Rumah Sakit yang biayanya
sudah termasuk dalam tarif INA CBGs dan tidak boleh
dibebankan kepada peserta.

300 Pasien seringkali diresepkan obat untuk beli di luar Verifikator melakukan edukasi kepada peserta bahwa obat Obat
RS seperti albumin, citicholin, yang dijamin sudah termasuk kedalam biaya INA CBGs.

Verifikator
manajemenmenyampaikan
dengan lembarkeluhan pasien
kronologis kepada
pasien.

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 34/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

301 Pasien mendapatkan obat Exjade 250 mg dan ditagihkan Exjade 250 mg termasuk dalam obat terapi kelasi besi. Obat
sebagai Fee For Service Jika obat ini diberikan untuk pasien Thalassemia mayor
pada kasus RJTL (diagnosa utama) maka kasus diinput
sebagai kasus RITL ditambahkan dengan Top Up Special
CMG’s.

302 Untuk operasi besar spt SC pihak RS menjelaskan kepada Pilihan kenaikan kelas merupakan hak pilih peserta. Persalinan/Kehamilan/Bayi
pasien dapat dilakukan apabila pasien bersedia naik kelas Apabila peserta nai k kelas ke kelas II atau kelas I, Baru Lahir
dengan alasan biaya yang ditanggung pihak BPJS Kesehatan verifikator menginformasikan sesuai PMK No. 28 selisih
kecil yang ditagihkan adalah tarif INA CBGs kelas yang dipilih
dikurangi tarif INA CBGs yang mnejadi haknya.

Sedangkan apabila peserta memilih kelas VIP maka


selisih biaya yang dikenakan adalah selisih antara Biaya
Tarif RS dikurangi tarif INA CBGs kelas yang menjadi
haknya.

303 Mengajukan klaim rawat inap dengan diagnose hypertiroid Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder untuk Tiroid
tetapi tidak ada hasil laboratium yang menunjang (T3,T4) penegakkan diagnosa hipertiroid. Penetapan diagnosa
layanan tanggal 14-15 juli hipertiroid menjadi kewenangan dan tanggung jawab DJP.
2014

304 Untuk transfusi darah Trombosit pasien disuruh membeli Verifikator menginformasikan kepada manajemen keluhan Transfusi Darah
sendiri seharga 3,5 juta perkantong dengan alasan tidak ada pasien tersebut (sertai surat kronologis pasien) dan
kerjasama dengan PMI menyampaikan kepada peserta bahwa pemenuhan
kebutuhan kantong darah merupakan tanggung jawab RS
yang biayanya sudah masuk kedalam tarif INA CBGs.

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

305 Pasien di rawat inap di ruang perawatan kelas 2 dengan Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat dibawah hak Akomodasi
status hak kelas peserta ruang perawatan kelas 1, tetapi pihak kelasnya lebih dari 3 hari, seharusnya ditagihkan sesuai
RS menagihkan dengan hak kelas dari pasien dengan ruang perawatan yang diterima oleh pasien.

306 Pasien Rawat inap dengan kasus GEA. Dan dirawat di kelas Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat dibawah hak Akomodasi
II. Hak kelas perawatan pasien di kelas I. Diajukan oleh RS : kelasnya lebih dari 3 hari, seharusnya ditagihkan sesuai
Perawatan dikelas I (satu) Biaya : Rp. 4.019.428 dengan ruang perawatan yang diterima oleh pasien.

307 Pasien dengan hak perawatan kelas 1 namun di rawat kelas Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat dibawah hak Akomodasi
perawatan kelas 3 kemudian kelasnya lebih dari 3 hari, seharusnya ditagihkan sesuai
ditagihkan kelas 1. Gruping dengan diagnosa yang dengan ruang perawatan yang diterima oleh pasien.
sama pada hak kelas perawatan kelas 1 sebesar Rp.
8,314,961,- dan gruping pada hak perawatan kelas 3 yaitu Rp.
5,939,258,-

308 Pasien dengan hak perawatan kelas 1 namun di rawat kelas Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat dibawah hak Akomodasi
perawatan kelas 2 kemudian kelasnya lebih dari 3 hari, seharusnya ditagihkan sesuai
ditagihkan kelas 1. Gruping dengan diagnosa yang dengan ruang perawatan yang diterima oleh pasien.
sama pada hak kelas perawatan kelas 1 sebesar Rp.
9,257,182,- dan gruping pada hak perawatan kelas 2 yaitu Rp.
7,9343728,-

309 pasien masuk RITL dan dirawat dikelas 2, Hak perawatan Klaim tidak dilayakan. Verifikator melakukan konfirmasi Akomodasi
kelas 2 tetapi di entri oleh coder di kelas 1 kepada coder agar coder memperbaiki hari entrian.
Penagihan kelas perawatan sesuai dengan Permenkes 28
Tahun 2014.

310 Pasien Rawat inap dengan kasus Partus Spontan. Dan 1. Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat dibawah Persalinan/Kehamilan/Bayi
dirawat di kelas II. Hak kelas perawatan pasien di kelas I. hak kelasnya lebih dari 3 hari, seharusnya ditagihkan Baru Lahir
Diajukan oleh RS : Perawatan dikelas I (satu) sesuai dengan ruang perawatan yang diterima oleh pasien.
Biaya : Rp. 3.212.628

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 35/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

311 Pasien RITL dengan kasus persalinan secara sectio. Dan 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder perihal Persalinan/Kehamilan/Bayi
dirawat dikelas II (Dua) penyulit nya. Jika diagnosis penyulit menjadi diagnosa Baru Lahir
Diajukan oleh RS : utama dan SC menjadi diag sekunder, maka hasil grouper
Diagnosa utama : O82.0 (Delivery by elective caesarean akan menjadi persalinan vaginal maka SC diubah menjadi
section) dignosa utama.
Tindakan : (Other cesarean section of unspecified type) 2. Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat dibawah
Dientri kelas perawatan kelas I (Sesuai hak kelas peserta) hak kelasnya lebih dari 3 hari, seharusnya ditagihkan
Kode ina cbg’s : O-6-10-I (Prosedur Operasi Pembedahan sesuai dengan ruang perawatan yang diterima oleh pasien.
Caesar Ringan)
Biaya : Rp. 6.417.072

312 Pasien Tn.S dirawat di dengan diagnosa utama S688 - Pada kasus ini yang menaikan tagihan adalah diagnosa Amputasi
Traumatic amputation of other parts of wrist and hand, A419 - septicemia. Untuk prosedur yang ditetapkan lebih dari 1
Septicaemia dengan tindakan tidak terlalu mempengaruhi tarif INA CBGs. Hendaknya
84.01 amputasi dan disarticulation jari, 86,69 graft verifikator
kulit lainnya ke situs lain dengan biaya memastikan diagnosa septikemia kepada DPJP
Rp.17,955,613.- dengan lembar konfirmasi.

313 Tindakan CT-Scan,FNAB,dan operasi catarac dilakukan RITL Verifikator melakukan konfirmasi indikasi rawat pasien CT Scan
padahal tidak ada indikasi dan hanya dirawat 1 hari tersebut. Apabila dokter yang merawat merekomendasikan
rawat klaim disetujui.

314 pasien a/n suhartawan tanggal 17/7/2014 disarankan untuk ct- Rawat inap dilakukan sesuai dengan indikasi medis. CT Scan
scan , pihak rumah sakit merawatinapkan pasien Seharusnya CT Scan dapat dilakukan pada episode RJTL
dan untuk selain CT Scan kepala, RS mendapatkan top up
INA CBG’s. Verifikator melaukan pencatatan untuk
dilaporkan kepada Tim Audit Medis.

315 Pasien dengan keluhan dispepsia dirawat inap untuk Verifikator melakukan konfirmasi kepada dokter yang Dispepsia
dilakukan endoscopy merawat untuk mengetahui indikasi rawat pasien.

316 Diagnosa Utama : N809 (Endometriosis, unspecified) Verifikator melakukan konfirmasi indikasi rawat pasien Endometriosis
Tindakan : 8192 (Injection of theraupetic substance into joint tersebut. Apabila dokter yang merawat merekomendasikan
or ligament) INA- CBG : W-4-12-I ( Gangguan menstruasi dan rawat klaim disetujui. Kasusu tersebut dicatat dan
sistem reproduksi wanita) Tarif : Rp. 2.351.358 dilaporkan kepada tim audit medis.

317 REHAB DILAKUKAN BERULANG ULANG TANPA EVALUASI Verifikator mengarahkan pasien untuk konsultasi terlebih Fisioterapi/Rehabilitasi
YANG BERARTI DARI DOKTER SPESIALIS REHAB dahulu kepada DPJP setelah 1 periode terapi rehab medik Medik
selesai.
318 Pasien RJTL dengan diagnosa gastritis , di entri tindakan Untuk kasus ini, apabila tidak ada hasil USG Gastritis/Dispepsia
USG dan Diagnosa Kolik Abdomen dikonfirmasikan kepada koder, kemudian disepakati sesuai
dengan diagnosa akhir pasien.

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

319 Pasien masuk dengan diagnosa Hearth Failure. Diajukan oleh Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder ttg Jantung
RS sebagai berikut: Diagnosa utama: I10.9 I50.9(Hearth diagnosa sekunder DM. Jika pasien menderita
failure, unspecified) Diagnosa sekunder: E 14.5 (Unspecified DM namun dengan kondisi terkontrol dan tidak
diabetes mellitus with peripheral circulatory complications) kondisi gangren, maka diagnosa sekundernya seharusnya
Group CBGs: I-4-12-II ( Kegagalan Jantung Sedang ) Biaya: E14.9 (DM tanpa komplikasi); Jika pasien memang tidak
Rp 7.440.063,- : Biaya real RS Rp menderita DM maka verifikator membuat catatan untuk
3.215.315,- dilaporkan kepada Tim audit medis.

320 tindakan IVP, CT-scan, dan colonoscopy dirawat- inapkan Verifikator menyampaikan isi rekam medis kepada koder Kolonoskopi
agar dilakukan koreksi tagihan menjadi tagihan rawat jalan.

321 Pasien bayi sehat (di resume tertulis diagnosa utama Pada kasus ini diagnosa utama seharusnya adalah Neonatal Jaundice
NA,SMK) tapi ditagihkan dengan diagnosa lain Jaundice pada Bayi sesuai pada resume. Verifikator
(jaundice/infection) pada BBL (diresume tertulis sebagai melengkapi bukti pelayanan pasien untuk terapi jaundice
diagnosa sekunder) biaya : Rp.2.155.562-Rp.2.384.581 kepada koder.

322 PENDERITA TB BERKUNJUNG KE POLI PARU LEBIH DARI Verifikator memastikan kunjungan konsul pasien apakah Obat
DUA KALI DALAM SEBULAN PADAHAL SUDAH ada komplikasi atau penyakit penyerta, apabila tidak ada
MENDAPATKAN JATAH OBAT KRONIS DARI BPJS verifikator melakukan konfirmasi agar kunjungan tsb tidak
KESEHATAN ditagihkan (disertai lembar konfirmasi).

323 Odontektomi dirawatinapkan, padahal sebelum berlaku tarif Pada kasus ini umumnya odontektomi yang dirawat adalah Odontektomi
INA-CBG’s sebelumnya tarif Askes, cukup di Rawat Jalan impacted odontektomi. Apabila manajemen RS telah
mengeluarkan SK untuk rawat inap bagi seluruh kasus
odontektomi, verifikator dapat meminta salinan SK tersebut
untuk disampaikan kepada atasan (Kanit) dan tim audit
medis.

324 Pasien RITL dengan kasus diagnosa utama J18.0 Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder. Paru
bronchopenumonia diagnosa sekunder I10; essential Selanjutnya verifikator melakukan pencatatan untuk
hypertensi, I51.7; cardiomegali, J01.8; other acute sinusitis dilaporkan kepada Tim audit medis.
dan kode tindakan 874.4 routine chest x-ray, so described

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 36/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

325 Pasien RITL dengan keluhan: Batuk ± 1 minggu, Panas ± 1 Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait Paru
minggu, sesak napas (+) dengan diagnosa Malaria dan Gallstobe illeus. Verifikator
Diagnosa Utama: J18.0 Bronchopneumonia melakukan pencatatan kasus ini untuk dilaporkan kepada
Diagnosa Sekunder : B50.9 Plasmodium Falciparum Malaria, Tim Audit Medis
Unspecified, K56.3 Gallstone Ileus

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

326 Pasien Tn.A dirawat dengan diagnosa T303 - Burn of third Untuk diagnosa Burn of Third Degree memang Penanganan Luka
degree, body region unspecified, M245 - Contracture of joint dimungkinkan dilakukan Graft kulit seperti pada koding
dengan tindakan 86,22 RS, sepanjang pada laporan operasi memang dilakukan.
Excisional debridement luka, infeksi atau Verifikator dapat memastikan kembali tindakan tersebut
membakar, 86,69 graft kulit lainnya ke situs lain, dari laporan operasi dan konfirmasi DPJP. Pada kasus ini
80,4 pembagian kapsul sendi dengan biaya tarif yang mendukung peningkatan biaya adalah graft kulit.
Rp.21.678.658,-

327 RAWAT LUKA POST OP DILAKUKAN BERULANG ULANG Verifikator MELIHAT STATUS REKAM MEDIK APAKAH Penanganan Luka
DI POLI BEDAH MELEBIHI STANDAR (DALAM SEBULAN 8 RAWAT LUKA ITU BENAR BENAR DILAKUKAN DAN
KALI) DIBUTUHKAN OLEH PASIEN DITINJAU DARI KEADAAN
LUKA POST OP-NYA (ADA KOMPLIKASI ATAU TIDAK)

328 Pasien RJTL dengan diagnosa infeksi bekas luka operasi SC Verifikator meminta konfirmasi hasil pemeriksaan USG dari Persalinan/Kehamilan/Bayi
dilakukan pemeriksaan penunjang USG dan ganti perban di setiap kunjungan kepada koder. Apabila terdapat catatan Baru Lahir
poli. Selang dua hari pasien datang hanya untuk ganti perban. dan atau hasil pemeriksaan
Namun RS menginput prosedur USG tanpa indikasi (pasien USG, klaim disetujui.
datang ke poli selang dua atau tiga hari selama lima kali
dengan prosedur yang sama).

329 Bayi baru lahir dari persalianan normal dengan PB/BB = 47 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder. Persalinan/Kehamilan/Bayi
cm/3000 gram, bayi lahir langsung menangis, Apgar Score = 2. Coder melakukan konfirmasi kepada DPJP Baru Lahir
8/9 menit, Diagnosa utama : P28.2 Cyanotic attacks of 3. Verifkator mencatat kasus ini untuk dilaporkan kepada
newborn Diagnosa sekunder : P21.9 Birth asphyxia, Tim Audit Medis
unspecified; P02.7 Fetus and newborn affected by
chorioamnionitis Group CBGs: J-4-21-III GEJALA, TANDA
DAN DIAGNOSIS SISTEM
PERNAFASAN LAIN-LAIN (BERAT) Biaya Rp.
4.607.347,00

330 Pasien an Hendrikus Keo (0000151200988) dilakukan 1. Diagnosa utama adalah diagnosa yang menghabiskan Rheumatoid/Arthritis
pemeriksaan yang mengarah pada penyakit asam urat, namun sumber daya paling banyak
dalam penegakkan diagnosa bukan merupakan diagnosa 2. Jika penyakit yang menghabiskan resources
asam urat melainkan diagnosa penyakit terdahulunya (riwayat terbanyak adalah penyakit yang terdahulu maka code
penyakit) diagnosa utama adalah Z85 - Z88
3. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder dan
diharapkan coder dapat melakukan konfirmasi ulang
kepada DPJP

331 Tindakan transfusi darah dilakukan untuk menegakkan Klaim disetujui karena sudah dilakukan transfusi. Namun Transfusi Darah
diagnosa anemia,namun berdasar khan hasil lab HB nya verifikator mencatat untuk didiskusikan kepada tim audit
normal medis.
332 Pasien Rawat Inap dengan diagnosA Limpoma, dilakukan Verifikator melakukan konfirmasi kepada Tumor/Kanker
tindakan pembedahan : radical exsisi dan skin graft coder/manajemen RS sesuai dengan hasil customer visit.
Verifiaktor dapat melakukan pengecekan pada laporan
operasi. Kasus dibayar sesuai dengan tindakan yang
dilakukan.

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

333 Pasien masuk RITL. Diagnosa Utama D332 (Benign neoplasm Verifikator mensosialisasikan tentang rujukan parsial. Tumor/Kanker
of brain, unspecified) Prosedur: Ketentuan sesuai dengan Pemenkes 28 tahun 2014
8703 (Computerized axial tomography of head)

334 Pasien a/n Saharudin, NOKA : 0000150865187 Verifikasi sesuai dengan Permenkes 27 Tahun Akomodasi
MRS melalui UGD pada tgl 23/07/2014; pasien pasien 2014 terkait dengan definisi episode.
menjalani perawatan di UGD selama kurang dari 6 jam dan
pulang pada hari yang sama ; No SEP
2407R00107140001600. Ditagihkan oleh pihak RS dengan
biaya RITL.

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 37/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

335 Pasien masuk RITL dengan kasus CRF. Diajukan RS sbb: Verifikator melakukan klarifikasi kepada coder, coder Anemia
Diagnosa Utama : N180 (End -Stage rnal disease) diagnosa melakukan konfirmasi kepada DJP menggunakan lembar
sekunder : anemia konfirmasi. Dalam hal tetap terjadi dispute, maka
Tindakan : 3927 (Arteriovenostomy for renal verifikator tetap menyetujui kasus ini. Selanjutnya
dialysis) Biaya untuk kls III Rp.12.498.845 Biaya untuk Kls II verifikator membuat
Rp.14.998.614 catatan dan dokumentasi ketidaksesuaian antara
diagnosa sekunder dengan resume medis. Catatan ini
diajukan kepada Tim Audit Medis.

336 Pasien masuk RITL dengan kasus Anemia dengan riwayat Kode utama C11.9 sudah sesuai. Namun apabila kondisi Anemia
cancer nasopharynx. Diajukan oleh RS sebagai berikut: pasien benar anemia pada kasus kanker, maka anemianya

Diagnosautama: C11.9 dikoding D63.0 sebagai diagnosa sekunder.


(Malignant neoplasm of nasopharynx, unspecified)
Diagnosasekunder: D 64.9 (Anemia) Tindakan :
99.04 (Tranfusion of packed cells)Group CBGs: U-
4-10-II (Tumor kerongkongan, mulut, hidung dan telinga
sedang ) Biaya: Rp 11.291.276,- : Biaya real RS Rp
1.310.820,-

337 Pasien RITL dengan kasus ITP, Anemia gravis, Malaria. 1. Secara kaidah ID 10, tidak ada atauran yang melarang Anemia
Diajukan oleh RS : penambahan anemia pada kasus ITP
Diagnosa Utama : D69.3 (idiopathic 2. Pada kasus ini, melihat hasil HB normal, maka
thrombocytopenic purpura)Diagnsoa Sekunder : D64.9 verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP dan coder.
(Anemia, unspecified), B50 (Plasmodium falciparum, HB normal tidak menunjukkan kondisi anemia.
unspecified)
Tindakan : 99.18 (Injection or infusion of electrolytes), 99.21
(Injection of antibiotic), 99.04 (Transpusion of packed cells),
90.59 (Other microscopic examination of blood, 87.44
(Routine chest x-ray, so described), 87.24 (Other x-ray of
lumbosacral spine) Kode ina cbg’s : D-4-11-II (Gangguan
Pembekuan Darah Sedang)
Biaya : Rp. 5.094.124

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

338 Pasien Masuk poli bedah dengan K/U dengan dx susp APP Jika diresume medis atau di penunjang lainnya ( misal : Appendik
rencana oprasi hari jumat tgl 27/6/2014 foto appendik) tertera ada perlengketan di intestinal maka
DX UTAMA : K351 (Acute appendicitis with diagnosa K565 (Other and unspecified intestinal
peritoneal abscess) obstruction) sesuai.
dx skunder K565 (Other and unspecified intestinal obstruction)
tindakan 1: 5411 (Exploratory laparotomy)
tindakan 2 : 5459(Other lysis of peritoneal

339 Pasien RITL masuk dengan appendicitis akut tanpa gejala Verifikator melihat pada laporan operasi dan resume medis Appendik
penyulit dan komplikasi dan kemudian dilakukan operasi
appendectomy ditagihkan dengan tindakan 45.79 (other
partial excision of large intestine). Biaya Rp.13.219.681

340 Pasien dengan diagnosa Appendicitis acute dilakukan 1. Verifikator memeriksa kembali pada resume medis Appendik
tindakan Appendiktomi dan di laporan operasi dengan apakah ada indikasi dilakukan lysis of peritoneal adhesion,
prosedur di entrykan other lysis of peritoneal adhesion jika tidak ada maka tidak dikode
2. Untuk kasus ini tidak sinkro antara diagnosa
dengan prosedur
3. kode yang tepat untuk tindakan Appendictomy adalah
47.09

341 Pasien masuk RITL dengan kasus appendiksitis akut + Analisa kasus sudah tepat apabi la memang kode K35.9 Appendik
gastritis. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: digunakan sebagai diagnosis primer jika ada tindakan
K29.7 g a s t r i t i s u n s p e c i f i e d Diag nosa sekunder: K359 47.09
acute appendicitis unspecified
Tindakan : 88.76 ( d i a g n o st i c u l t r a s o u n d o f
a b d o m e n a n d r e t r o p e r i to n e u m ) . 47.09 (o t h e r
appendect o my )
Group CBGs: K-1-13-II prosedur appendik sedang
Biaya Rp 6.050.999

342 Pasien masuk RITL dengan kasus Appendicitis akut dengan 1. Sesuai kaidah koding ICD 10 kode K65.0 acute Appendik
diagnosa komplikasi peritonitis diffus. Diajukan oleh RS peritonitis dipergunakan untuk kasus peritonitis akut tetapi
sebagai berikut : Diagnosa Utama : K35.1 Acute appendicitis tidak dapat dipergunakan untuk peritonitis dengan atau
with peritoneal abscess. Diagnosa sekunder: K65.0 Acute diikuti oleh appendicitis
peritonitis,. Tindakan: 54.19 Other laparotomy. Group CBGs 2. kode untuk kasus appendicitis peritonitis cukup
:K-1-40-III PROSEDUR SISTEM PENCERNAAN LAIN-LAIN K35.0
(BERAT). Biaya Rp
14.211.748,00

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 38/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

343 Pasien RITL masuk dengan kasus Appendicitis Akut, namun 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder, Appendik
ditagihkan oleh Pihak RS se bagai Appendicitis + Peritonitis memastikan apakah ada kondisi peritonitis
dengan rincian sebagai berikut : Diagnosa utama: K35.0 2. Jika memang ada kondisi peritonitis maka bisa
Acute Appendicitis with general ized peritonitis ditambahkan tindakan laparatomy eksplorasi jika memang
Tindakan : 54.11 Exploratory Laparotomy dilakukan.
Group CBGs: K-1-40-I Prosedur Sistem
Pencernaan Lain-lain Ringan
Biaya Rp 6.627.467

344 Pasien bayi dengan kasus asfiksia yang diajukan oleh RS 1. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP melalui Asfiksia

sebagai berikut: Diagnosa utama: asfiksia sedang (P21.1) lembar konfirmasi dan melihat pada resume medis apakah
Diagnosa sekunder: newborn affected by chorioamnioniti memang benar tertera diagnosa sekunder newborn
(P02.7) . CBG P-8-08- III Rp 7.294.521,- affected by chorioamnioniti
2. Pada kasus ini, kode P02.7 bisa digunakan
sebagai diagnosa sekunder karena bayi ada kelainan

345 Pasien datang post KLL dengan CKS dengan keluhan sakit berdasarkan hasil CT scan maka kodefikasi yang tepat CT Scan
kepala dan pusing (berputar), hasil pemeriksaan CT Scan adalah
ditemukan perdarahan pidural temporal sinistra dan DU : S06.4 ( Epidural haemorage)
perdarahan intracerebral lobus frontalis serta odema cerebri. menurut ICD 10, kode untuk Traumatic
Diagnosa utama : Vertigo of central origin (H814). Diagnosa Intracranial Haemoragre adalah S06
sekunder : Other specified injuries of head (S089), intracranial
haemoragie (I629). Biaya
: Rp. 3.576.981

346 Pasien RITL dengan diagnosa yang tertulis pada resume 1. Penentuan diagnosa didasarkan pada diagnosa yang Dengue Hemorrhagic
medis dyspepsia + DHF, diajukan oleh pihak RS : D. utama tertera di resume medis Fever
dyspepsia (K30), d. sekunder Dengue Haemorrhage fever 2. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP
(A91). Group CBGs : K-4-18-III, Diagnosis sistem terkait diagnosa yang menyerap sumber daya terbesar
Pencernaan lain-lain (berat), tarif 7.224.796

347 - diare+vol depletion+DHF thypoid fever+DHF : sl 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait Dengue Hemorrhagic
3, sering hanya demam dan mual saja sudah disebut Tiphoid dengan diagnosa DHF thypoid dan melihat kembali pada Fever
Fever tanpa hasil lab/ pemeriksaan penunjang. rekam medis apakah diagnosa tersebut tercantum, jika
tercantum maka bisa dimasukan kodenya.
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP
terkait dengan diagnosa yang menyerap sumber daya
banyak, maka diagnosa tersebut yang dijadikan diagnosa
utama.
3. Diagnosa akhir ditegakkan pada akhir perawatan pasien

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

348 - DHF+HHD langsung meningkat tajam levelnya Pada kasus ini diagnosa HHD dikode I11.9 sebagai Dengue Hemorrhagic
diagnosa sekunder tidak meningkatkan severity level. Fever

349 9. Kasus RITL dgn kasus typhoid (A01.0) dan komplikasi DHF Diagnosa utama adalah diagnosa yang tertera pada Dengue Hemorrhagic
(A91)/diare(A09)/trombositopeni oleh RS dx primer typhoid resume medis dan menghabiskan sumber daya terbesar Fever
sehingga meningkatkan derajat keparahan saverity lavel III
Group CBGs: A-
4-14-III..5.724.394

350 Pasien masuk RITL dengan vomitus mepunyai rawayat DM Merujuk pada ICD 10 maka , verifikasi sudah benar namun Diabetes Melitus
dan Efusi Fleura diajukan Rs sbb: Dignosa utama : E116 (Non- diagnosa sekundernya adalah
Insulin-dependent- melitus with other spesified complications) E14.9 karena tidak disebutkan secara spesifik DM
Diganosa sekunder : J90 (pleura Effusion,not elsewhewr tipe apa.
claasified) Tindakan : 3393 (puncture of lung) Biaya
Rp.41.881.755

351 Pasien masuk dengan sesak 2 hari, DM dan TB. Diagnosa 1. Merujuk pada hasil resume medis , maka diagnosa akhir Diabetes Melitus
yang diajukan RS : adalah CAD (I25.1
DU :I219 acute myocardial infraction. Atheroscelerotic Heart Disease termasuk
DS : E149 unspec diabetes melitus without complications coronary (artery) : Atheroma, Atherosclerosis, disease,
B909 Sequele of respiratory and unspec TB, Biaya RP sclerosis)
4.407.824 TB paru kecuali dinyatakan lain dikoding dengan
A16.2 dan DM (E14.9)
2. untuk penetapan I21.9 acute myocardial infraction harus
ditelusuri dasar penetapannya.

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 39/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

352 Pasien masuk RITL dengan kasus Diajukan oleh 1. dilihat kembali apakah pasien adalah pasien Diabetes Melitus
RS sebagai berikut: DM IDDM atau NIDDM
Diagnosa utama: E102 Insulin -dependent diabetes melitus 2. jika pasien terbukti IDDM maka koding menjadi
with renal complication+B1 E10.9
Diagnosa sekunder: N189 (Chronic Renal Failure) 3. diagnosa sekundernya adalah N18.9

353 Pasien datang dengan hiperglikemia dengan gds 1. Dilihat kembali pada diagnosa mana yang menyerap Diabetes Melitus
312 grDl. Dengan koplikasi selama perawatan HT, ISPA, banyak sumber daya selama episode perawatan.
Arhritis, GE dan mendapatkan terapi injeksi i nsulin. Pada
kasus ini diberlakukan pengkodean diagnosa utama I10

(Hipertensi) dengan sekunder E138 (DM Komplikasi), Vertigo


(H814), Ispa (J00), Arthritis (M1399) dan GE (A09) dengan
kode prosedur injeksi insulin ( 9917). Biaya yang timbul
6.096.614,-

354 Pasien masuk RITL dengan kasus Gangren diabeticum 1. Analisa kasus verifikator sudah sesuai , apabila ada 2/ 3 Diabetes Melitus
ditagihkan oleh RS dengan kode : Diabetes melitus type II kondisi yang berhubungan bisa dijadikan satu
dengan komplikasi lain (E11.6) sebagai diagnosa utama dan 2. pada kasus ini kode yang tepat adalah IE11.5
Gangren (R02) sebagai diagnosa sekunder dengan tarif Rp.
6.000.438

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

355 Pasien dengan diagnosa Gangrene dan DM ditagihkan 1. Analisa kasus verifikator sudah sesuai , apabila ada 2/ 3 Diabetes Melitus
dengan kode R02 (Gangrene, not elsewhere classified) kondisi yang berhubungan bisa dijadikan satu
sebagai diagnosa utama dan E11.8 (Non-insulin-dependent 2. pada kasus ini kode yang tepat adalah IE11.5
diabetes mellitus With unspecified complications) sebagai
diagnosa kedua dengan tarif Rp. 4.449.092

356 pasien DM dengan ulkus dikoding Du : DM dan Ds Pada kasus ini verifikasi sudah tepat, bahwa untuk Diabetes Melitus
: ulcer seharusnya cukup 1 kode DM dengan poin diagnosa DM dengan komplikasi ulcer dikode dengan
5 misal Du : E14.5 ; DS:L97 tarif INA-CBGs E14.5
Rp.6,228,729
357 Pasien RITL dengan kasus DM gangrene. Diajukan RS Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait Diabetes Melitus
sebagai berikut: DU: E11.5 DS: A41.9 Tindakan: 84.15 Group kondisi sepsis berdasarkan hasil laboraorium , apakah
CBGs: M-1-02-III Prosedur amputasi berat Biaya Rp. mengarah ke sepsis atau hanya infeksi
29.330.807

358 Pasien RITL dengan kasus Kesadaran menurun, 1. Kode R40.2 (coma) tidak bisa digunakan terpisah jika Diabetes Melitus

Hypoglycaemia ec DM tipe II, Electrolyte imbalance ec pasien menderita DM tipe II. Seharusnya kodenya adalah
hypokalemia, NHS Thrid Attack. Diajukan Oleh RS : E11.0 sebagai diagnosa utama.
Diagnosa Utama : R40.2 (Coma, unspecified) 2. Jika DM dengan hipoglikemia, maka kodenya
Diagnosa Sekunder : E16.2 (Hypoglicaemia, unspecified), tetap E11.0 sebagai diagnosa utama
E87.8 (Other disorder of electrolyte and fluid balance, not
elsewhere classified), I64 (Stroke, not specified as
haemorrhage or infarction), E11.9 (Non-insulin-dependent
diabetes mellitus whitout complications)

359 Pasien anak masuk RITL dengan diagnosa keluar diare. Oleh 1. Malnutrisi atau kurang gizi harus ditentukan sesuai Diare
RS coding dengan code diare + kurang gizi dengan standar atau kriteria malnutrisi yang ditetapkan
oleh RS dan kondisi ini harus dicantumkan di dalam
resume medis

360 Pasien masuk RITL dengan kasus Dyspepsia. Diajukan oleh Agar verifikator melakukan konfirmasi kepa da Coder, Dispepsia
RS sebagai berikut: Diagnosa utama: K30 Dyspepsia . memastikan kembali resources RS yang digunakan paling
Diagnosa sekunder: B51.9 Plasmodium vivax malaria without banyak. Diagnosa utama disepakati sebagai diagnosa
complication. Tindakan :99.18 Injection or infusion of yang paling banyak menghabiskan resources.
electrolytes. Group CBGs: K-4-18-II DIAGNOSIS SISTEM
PENCERNAAN LAIN-LAIN (SEDANG) biaya: Rp 6 .047.172

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

361 Pasien masuk RITL dengan kasus Dyspepsia. Diajukan oleh Agar verifikator melakukan konfirmasi kepa da Coder, Dispepsia
RS sebagai berikut: Diagnosa utama: K30 Dyspepsia . memastikan kembali resources RS yang digunakan paling
Diagnosa sekunder: B51.9 Plasmodium vivax malaria without banyak. Diagnosa utama disepakati sebagai diagnosa
complication. Tindakan :99.18 Injection or infusion of yang paling banyak menghabiskan resources.
electrolytes. Group CBGs: K-4-18-II DIAGNOSIS SISTEM
PENCERNAAN LAIN-LAIN (SEDANG) biaya: Rp 6 .047.172

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 40/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

362 Pasien masuk RITL dengan kasus Diajukan oleh Hepatomegaly merupakan gejala sehingga tidak bisa Dispepsia
RS sebagai berikut: Diagnosa Utama K30 dijadikan sebagai diagnosa utama kalo ada diagnosa lain
Dyspepsia dan Diagnosa Sekunder: R160 yang lebih tepat(pada ICD 10 gejala masuk dalam
Hepatomegaly kelompok kodefikasi R)

363 Pasien masuk RITL dengan kasus dyspepsia. Diajukan oleh 1. Untuk kriteria pasien dengan kondisi malnutrisi berat Dispepsia
oleh RS sbb: Diagnosa utama: K92.0 Haematemesis. dilihat pada kriteria klinis malnutrisi.
Diagnosa sekunder: D64.9 2. untuk penegakan diagnosa Malnutrition-related
Anaemia, unspecified, K30 Dyspepsia, E11.9 Non- diabetes mellitus with unspecified complications adalah
insulin-dependent diabetes mellitus without complications, kewenangan DPJP

E43 Unspecified severe protein- energy malnutrition.Group


CBGs: K-4-18-III DIAGNOSIS SISTEM PENCERNAAN LAIN-
LAIN (BERAT), Biaya: Rp. 7.418.126

364 Pasien masuk RITL dengan keluhan panas dingin menggigil, Verifikator memastikan kembali pada kepada DPJP, Dispepsia
pusing, demam, riwayat malaria. Diajukan oleh RS sebagai diagnosa manakah yang menyerap lebih banyak sumber
berikut: daya
Diagnosa utama: K30 Dyspepsia
Diagnosa sekunder: B51.9 Plasmodium Vivax Malaria Without
Complication. J45.0 Predominantly Allergic Asthma
Tindakan : -
Group CBGs: K-4-18-II Diagnosis Sistem
Pencernaan Lain - Lain (Sedang) Biaya Rp 3.926.735

365 Pasien masuk RITL dengan kasus Hepatitis A akut 1. Verifikator konfirmasi kepada DPJP terkait diagnosa Dispepsia
+ Dispepsia. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa mana yang menyerap banyak sumber daya
utama: K30 (dyspepsia) 2. hasil verifikasi sudah tepat
Diagnosa sekunder: B159(Hepatitis A without hepatic coma)
Group CBGs: K-4-18-II diagnosis sistem pencernaan lain-lain
(sedang)
Biaya Rp 5.048.206

366 Pasien RITL dirawat 3 hari dengan dx D y s p e p s i a ( K 3 0 ) 1. Pada kasus ini verifikator melihat kembali diagnosa Dispepsia
, Hypertensive heart disease with congestive akhir yang tertera pada resume medis dan melakukan
h e a r t f a i l u r e ( I 1 1 0 ) , c a r d i o m e g al y ( I 5 1 7 ) . konfirmasi kepada DPJP
2. pada kasus ini seharusnya yang menjadi
diagnosa utama adalah diagnosa yang menyerap banyak
sumber daya

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

367 Pasien RITL , diajukan diajukan o/RS : DU : K30 (dyspepsia) 1. Pada kasus ini verifikator melihat kembali diagnosa Dispepsia
DS : J06.9 (acute upper respiratory infection) Tind : 90.59 akhir yang tertera pada resume medis dan melakukan
(other microscopic examination of blood 99.18 (injection or konfirmasi kepada DPJP
infusion of electrolytes) INA-CBG : K-4-18-I (diag sist 2. pada kasus ini seharusnya yang menjadi
pencernaan lain2) Tarif : 3.057.555 diagnosa utama adalah diagnosa yang menyerap banyak
sumber daya

368 Pasien RITL dengan kasus Dyspepsia, Leukesitosis Diagnosa sekunder D72.8 tidak dapat ditambahkan jika Dispepsia
Diagnosa Utama : K30 (Dyspepsia) hasil WBC nya normal.
Diagnosa Sekunder : D72.8 (Other specified disorders of
white blood cells)
Tindakan : 99.18 (Injection or infusion of electrolytes), 90.59
(Other microscopic examination of blood)

369 Pasien masuk RITL dengan kasus dyspepsia. Diajukan oleh 1. Diagnosa utama: K92.0 Dispepsia
oleh RS sbb: Diagnosa utama: K92.0 Haematemesis. 2. Diagnosa sekunder:
Diagnosa sekunder: D64.9 a. Anemia dengan kode: D53.9 b. Dispepsia kode K30
Anaemia, unspecified, K30 Dyspepsia, E11.9 Non- 3. Dua kondisi atau kondisi utama dan sekunder yang
insulin-dependent diabetes mellitus without complications, berkaitan dapat digambarkan dengan satu kode adalah
E43 Unspecified severe protein- energy malnutrition.Group kondisi DM nya, E11.9 dengan E43 dapat digabung
CBGs: K-4-18-III DIAGNOSIS SISTEM PENCERNAAN LAIN- menjadi E12.8
LAIN (BERAT), Biaya: Rp. 7.418.126 Hasil akhir Gruper adalah K-4-18-II

370 Pasien RITL masuk dengan tindakan aff DJ stent ditagihkan tindakan 55.98 (Removal of mechanical kidney) tidak tepat DJ Stent
dengan tindakan 55.98 (Removal of mechanical kidney). Biaya karena untuk pengangkatan DJ Stent tindakannya 97.64
Rp.13.188.528

371 Pasien masuk RITL dengan kasus Verifikator melakukan klarifikasi kepada coder, coder Empedu
Cholecystitis.diajukan oleh RS sbb: melakukan konfirmasi kepada DJP menggunakan lembar
Diagnosa Utama : K819 (Cholecystitis,Unspesifed) Diagnosa konfirmasi. Dalam hal tetap terjadi dispute, maka
sekunder : K808 (other cholelithiasis) D648 (other specified verifikator tetap menyetujui kasus ini. Selanjutnya
anemias) verifikator membuat
Tindakan : 5122(Cholecystektomy) 5411 (Exploratory catatan dan dokumentasi ketidaksesuaian antara diagnosa
lapatomy) sekunder dengan resume medis. Catatan ini diajukan
Biaya Rp. 20.439.767. kepada Tim Audit Medis.

372 4. Px fisioterapi prosedur streching dikode excersice (93.19) Code streching otot dan tendon yang tepat adalah Fisioterapi/Rehabilitasi
Rp 247.098,- 93.27 Medik

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 41/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

373 Pasien RITL masuk dengan kasus gastritis dan ada hipertensi Disesuaikan dengan diagnosa yang tercantum pada Gastritis/Dispepsia
sebagai dx utama hipertensi I159 dan sekunder gastritis K297 resume medik
biaya Rp 4.497.228

374 Pasien masuk RITL dengan kasus cholic abdomen dan Dasar penentuan kode diagnosa harus sesuai dengan Gastritis/Dispepsia
anemia, diagnosa akhir oleh DPJP adalah gastritis (K29.7). diagnosa akhir yang tertera pada resume medis yang
Diajukan oleh RS adalah sebagai berikut: diagnosa utama dibuat oleh DPJP.
K29.0 ( Acute Haemorrhagic Gastritis) dan diagnosa sekunder
D62 (acute posthaemorrhagie anemia) Group CBGs K-4-11-II
Gastritis dan Ulkus Peptikum Sedang. Biaya 4.457.773,00

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

375 Pasien RITL dengan diagnosa chronic gastritis 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP dan Gastritis/Dispepsia
dan prosedur gastroscopy. Prosedur gastroscopy dikode melihat pada resume medis terkait tindakan yang dilakukan
dengan 4411 (transabdominal gastroscopy), dimana 2. Kode tindakan disesuaikan dengan prosedur
seharusnya kode yang digunakan adalah 4413 (other yang tertera pada resume medik
gastroscopy).

376 Pasien masuk RITL. Diagnosa utama K295 (Chronic gastritis, Diagnosa utama adalah diagnosa yang tertera pada Gastritis/Dispepsia
unspecified); Diagnosa sekunder: J029 (Acute pharyngitis, resume medis dan menghabiskan sumber daya terbesar
unspecified), A419 (Septicaemia, unspecified)

377 KASUS GIGI PRE DAN POST OPERASI DITAGIHKAN 1. Koding dilakukan pada kasus/ tindakan yang sudah Gigi Mulut
SEBAGAI KASUS OPERASI GIGI dilakukan
2. Untuk kasus post operasi maka kodenya Z09.8
(Follow-up examination after other treatment for other
conditions
[Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Factors
influencing health status and contact with health services.])

378 Pasien rutih HD stage IV mengalami penurunan kesadaran Kodefikasi RS sudah benar dengan memperhatikan bahwa Ginjal/Hemodialisa
dikoding diagnosa utama Hypoglicaemia (E162), End stage yang paling banyak menyerap sumber daya adalah
renal (N180), dengan prosedur tindakan ETT (9604). Pasien Hypoglicaemia sedangkan End stage renal sebagai
meninggal. Biaya : Rp. 10.752.829,- penyerta

379 Pasien masuk RITL dengan kasus gagal ginjal. Ditagihkan RS untuk diagnosa septicemia disesuai dengan kriterai Ginjal/Hemodialisa
: diagnosa utama N.18.9 Chronic renal failure, unspecified. septicamia dan merupakan kewenangan dokter
Diagnosa sekunder : A.41.9 Septicaemia, unspecified. Group
CBG’s : N-
4-10-III Tumor Ginjal & Saluran Urin & Gagal Ginjal
Berat. Biaya : Rp. 4.368.389,00

380 Pasien haemodialisa yang membutuhkan transfusi darah Pasien haemodialisa yang membutuhkan transfusi darah Ginjal/Hemodialisa
dijadikan pasien rawat inap yang dirawatinapkan maka harus sesuai dengan indikasi
rawat inap
381 pasien RITL dengan diagnosa GGK dengan pemasangan AV 1. Pada kasus ini verifikator melihat kembali diagnosa Ginjal/Hemodialisa
SHUNT ditambahkan DS ; HT dan ANEMIA akhir dan tindakan yang tertera pada resume medis
kemudian mencocokkan dengan kode diagnosa dan
melakukan konfirmasi kepada DPJP
2. Jika hanya terbukti diagnosa adalah gagal
ginjal kronik dengan hipertensi maka kode diagnosa yang
tepat adalah I12.0 (Hypertensive renal disease with renal
failure
[Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Diseases of
the circulatory system.] ) dengan tindakan pemasangan AV
SHUNT kode yang tepat adalah 39.27-arteriovenostomy
for renal dialiys (Cimino)

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

382 Pasien masuk dgn diagnosa utama CKD ( N18.0), Diagnosa dan tindakan yang ditagihkan harus sesuai Ginjal/Hemodialisa
Ds:hyperkalaemia ( E875), anaemia ( D649), pneumonia dengan yang tertera di dalam resume medis.
(J189) dgn CBGs N-4-10-III biaya Rp 8.492.917,00

383 Pasien rawat inap dengan Diagnosa utama N18.0 (end stage 1. Diagnosa dan tindakan yang dientri harus sesuai Ginjal/Hemodialisa
renal disease) dan diagnosa skundernya N20.0 (calculus of dengan yang tertera di dalam resume medis dan benar2
kidney) sedangkan di RM R10.4 (colic abdomen) sebagai diberikan kepada pasien.
diagnosa sekundernya.

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 42/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

384 * P OLI G IZI DITAG IHKA N S ENDIRI 1. V erifikasi melakukan konfirmasi kepada DPJP apakah Gizi
konsultasi Gizi dilakukan pada 1 hari bersamaan dengan
konsultasi pada poli lain
2. konsulatasi ke poli gizi yang dilakukan pada
hari yang berbeda dapat dikode Z71.3 Dietary counselling
and surveillance
Dietary counselling and surveillance (for):
• NOS
• colitis
• diabetes mellitus
• food allergies or intolerance

• gastritis
• hypercholesterolaemia
• obesity
[Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Factors
influencing health status and contact with health services.]

385 Pasienmasuk RITL dengankasus GBS (Guillain Barre 1. Dalam kaidah koding tidak larangan penambahan kode Guillain Barre Syndrom
Syndrom). Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosautama: G82.3 pada kode G61.0
G 61.0 (Guillain Barre Syndrome) Diagnosasekunder: G 82.3
(Flaccid tetraplegia) Group CBGs: G-4-19-III (Infeksi Non
BakteriSistemPersarafan ) Biaya: Rp 6.717.789,- : Biaya real
RS Rp 869.137,-

386 Pasien RITL masuk dengan kasus hipertensi I159 sbg dx seharusnya stroke menjadi diagnosa utama merujuk pada Hipertensi
uatama dan stroke sebagai dx sekunder sumber daya yang digunakan.
I64 biaya Rp 5.285.238

387 Pasien RITL masuk dengan kasus N200 sbg dx utama dan HT dilihat kembali DPJP utama yang menangani dan Hipertensi
sebagai dx sekunder dan pulmonary odem j81 dx sekunder diserahkan pada DPJP untuk menentukan diagnosa
biaya Rp akhirnya
8.129.532
500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

388 Pasien RITL masuk dengan dx I10 Hipertensi sbg dx primer seharusnya stroke menjadi diagnosa utama merujuk pada Hipertensi
gastritis dx sekunder dan stroke I64 dx sekunder kedua biaya sumber daya yang digunakan. Diagnosa hipertensi boleh
Rp 5.285.238 dijadikan diagnosa sekunder

389 Pasien masuk dengan keluhan tidak dapat menggerakkan 1. analisa verifikator sudah tepat, verifikator melakukan Hipertensi
anggota tubuh , diagnosa utama I10 Essential (primary) edukasi kepada koder
hypertension dan diagnosa Sekunder I64Stroke, not specified 2. sesuai dengan kaidah ICD 10 ,hipertensi
as hemorrhage or infarction kode inacbgs I-4-17-III ( masuk dalam kelompok komorbiditi

HIPERTENSI BERAT ) dengan biaya RP. 7.421.333

390 pasien RITL dengan riwayat Hipertensi, di resume tertera td 1. Pada kasus ini verifikator melihat kembali diagnosa Hipertensi
140/90 tapi di ajukan dengan diagnosa HHF (hipertensi heart akhir yang tertera pada resume medis kemudian
failur) drngan tarif RP. mencocokkan dengan kode diagnosa dan melakukan
10.416.088 konfirmasi kepada DPJP
2. Jika hanya terbukti hanya diagnosa hipertensi
maka kode yang tepat adalah I10

391 Pasien masuk RITL. Diagnosa Utama: G819 (Hemiplegi, Pada kasus ini, yang menjadi resouces terbesar adalah Hipertensi
unspecified); Diagnosa sekunder: I64 (Stroke, not specified as stoke maka yang menjadi diagnosa utama. Hemiplegi,
aemorrhage or infarction), I10 (Essential hypertention), E785 hipertensi dan hiperlipidemia menjadi diagnosa sekunder
(Hyperlipidemia, unspecified)

392 Bayi yang lahir dirumah sakit dengan air ketuban hijau dan 1. Semua penyakit yang diderita oleh bayi ybs harus Infeksi
afgar score 8/9 dokter mendiagnosa I n f e c te d b a b y tertera di dalam resume medis
dengan alasan air ketuban hijau merupakan faktor 2. Jika terdapt ketidaksesuaian antara resume

predisposisi
catatan medis atau resiko
rumah terjadinya
sakit Infected
tidak ada baby.yang
keterangan Namun pada medis dengan
melakukan catatn medis
konfirmasi yang
kepada lain, maka verifikator
DPJP.
menyatakan bahwa bayi tersebut mengalami air ketuban hijau 3. Verifikator dapat mecatat kasus ini dan melaporkan
atau K o r i o a m n i o n n i t i s tetapi pihak Rumah Sakit kepada Tim Audit Medis.
menagihkan klaim tersebut sebagai Infected baby.

393 Pasien masuk RITL dengan kasus HHD, CRF dan Merujuk pada ICD 10 maka sebagai kode utama : I13.2 Jantung
Hyperuricemia. Diajukan oleh RS dengan DU : i500 (CHF) dan dan kode sekunder E79.0 (analisa kasus sudah benar)
DS : N19(CRF) , E790(Hyperuricemia). Biaya : 10.509.833

394 Pasien masuk dengan keluhan chest pain diagnosa RS : 1. Kodifikasi mengacu pada resume medis ( Jantung
diagnosa utama I210 Acute transmural myocardial verifikasi sudah tepat)
infraction of anterioi wall. 2. hasil EKG sinus aritmia merupakan pembuktian dari
Diagnosa sekunder D64.9 anemia diagnosa Old myocardial infraction
N29 late syphilis kidney.
Grup INACBG I-4-10-II Infark myokard sedang. Biaya :
Rp.6,385,485

500 REKOMENDASI KODING

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 43/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

395 Pasien masuk dengan nyeri dada , riwayat darah tinggi, nyeri Dasar utama penetapan diagnosa utama dan sekunder Jantung
ulu hati, RS mengajukan adalah diagnosa yang tertera pada resume medis kecuali
diagnosa utama I10 Essential primary jika ditemukan kejanggalan maka dapat dil ihat pada hasil
hipertension, pemeriksaan penunjang.
diagnosa sekunder A160 Tuberculosis of lung, K30 Dyspepsia.
Grup INACBG I-4-17-II Hipertensi sedang dengan biaya RP.
4,354,725

396 Pasien Menderita Hipertensi, CHF dan Gagal Ginjal Kronik. 1. Analisa kasus verifikator sudah sesuai , apabila ada 2/ 3 Jantung
Diagnosa dikoding secara terpisah, dengan diagnosa utama kondisi yang berhubungan bisa dijadikan satu
CHf (I50.0), Hipertensi (I11.9), dan GGK (N18.9) sebagai 2. pada kasus ini kode yang tepat adalah I13.0
diagnosa sekunder dengan tarif Rp. 10.541.081

397 Peserta RJTL TGL 05/08/2014 Kontrol ulang dengan dx CHf Analisa kasus sudah tepat apabi la memang pasien kontrol Jantung
di entri dengan koding I500 (chf) bukan kode Z 099 (follow up ulang dengan diagnosa yang sama
examination after unspecitied tretment for other conditions
)dengan biaya Rp. 326.927

398 Pasien masuk RITL dengan rencana tindakan kateterisasi 1. Penentuan diagnosa didasarkan pada diagnosa yang Jantung
jantung. Diajukan oleh RS sebagai be rikut: tertera di resume medis
Diagnosa utama: I10 (essential primary 2. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP
hypertension) terkait diagnosa yang menyerap sumber daya terbesar
Diagnosa sekunder: I21.1 (acute transmural myocardial infarc
inferior wall); E78.2 (mixed hyperlipidemia)
Tindakan : 88.55 (coronary angiography using single catheter)
Group CBGs:I-1-15-III Prosedur kateterisasi jantung berat
Biaya Rp 25.594.219,00

399 Pasien masuk RITL Pada kasus ini verifikator melihat kembali diagnosa akhir Jantung
Diagnosa utama: I2.19 - Acute myocardial infarction, yang tertera pada resume medis kemudian mencocokkan
unspecified Diagnosa sekunder : A09 - Diarrhoea and dengan kode diagnosa dan melakukan konfirmasi kepada
gastroenteritis of presumed infectious origin K808 E114 - Non- DPJP
insulin- dependent diabetes mellitus with neuro comps J189 -
Pneumonia, unspecified D649 - Anaemia, unspecified
Tindakan 87.44 89.52 49.51 39.95
93.96 88.76
Biaya Rp 15.947.874

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

400 Pasien dirawat inap dengan diagnosa CHF dirawat selama 6 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP dan Jantung
hari, hasil laboratorium ureum, creatinin, Natrium, kalium, melihat pada resume medis terkait diagnosa dan tindakan
clorida normal, pada INA CBG’s dientry pemeriksaan EKG dan yang dilakukan (lembar konfirmasi)
RO ditagihkan dengan kode diagnosa hasil grouping I-4-12-III 2. Kode tindakan disesuaikan dengan prosedur
biaya Rp. 7.518.759 yang tertera pada resume medik

401 Pasien Ny.Y dirawat dengan Angina pectoris I20.9, hipertensi 1. penyakit jantung yang bisa digabung adalah penyakit Jantung
I10, dan Diabetes Militus tipe 2 E11.9 dengan Los 5 hari biaya gagal jantung dengan komplikasi hipertensi sedangkan
inacbgs Rp.4.549.724,- pada kasus ini berbeda konteks
2. Kode dari RS sudah tepat

402 1. Px jantung diajukan RS dengan dx utama : DC/Heart 1. Sesuai dengan aturan koding, tidak larangan Jantung
diasease (dx tidak spesifik sbg dx primer) (I 51.9), dx penambahan I48 pada kasus dengan diagnosa I51.9
sekunder AF (I 48) grouper I-4- 2. Kode I48 harus dibuktikan dengan hasil
24-II RS tipe C Rp 8.809.931,- sedangkan riil Rp pemeriksaan EKG
3.712.000,-

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 44/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

403 5. Px fisioterapi prosedur manipulasi (reposisi) Code manipulasi (traksi manual dan mekanik) Jantung
dikode cardiac retraining (93.36) Rp 247.098,- yang lebih tepat untuk adalah 93.21
404 Peserta dijadwalkan atau direncanakan dilakukan 1. Pemeriksaan Echo bisa dilakukan pada RJTL Jantung
pemeriksaan penunjang diagnostik Echokardiografi. Peserta 2. Rawat inap dilakukan atas indikasi medis
merupakan pasien kontrol RS. Tetapi oleh pihak RS, peserta
diberikan pengantar untuk rawat inap

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

405 1. Pasien RITL dengan Kasus CVA Infark dengan DS 1. Severity level ditentukan oleh hemiplegi dan hipertensi Jantung
Hemiplegia menaikkan severity level Diajukan oleh RS untuk diagnosa sekunder.
sebagai berikut = Diagnosa Utama : I633 (Cerebral Infarction 2. Penambahan diagnosa hemiplegi sebagai dx
due to thrombosis of cerebral arteries Diagnosa Sekunder : sekunder sepanjang tertera dalam resume medis
G819 (Hemiplegia, unspecified) I11.9 (Hypertensive heart
disease without (congestive) heart failure)Tindakan : 8703
(Computerized axial tomography of head) 9918 (Injection or
infusion of electrolytes) 8744 (Routine chest x-ray, so
described) 9059 (Other
microscopic examination of blood) Group CBGs : G-4-14-II
(Kecederaan Pembuluh darah otak dengan infark sedang)
Biaya Rp. 7.996.295

406 Pasien masuk RITL. Diagnosa Utama I519 (Heart Disease, Diagnosa yang ditagihkan harus sesuai dengan yang Jantung
unspecified) dengan Diagnosa sekunder J81 (Pulmonary tertera di dalam resume medis.
oedema)
407 Pasien dilakukan operasi mata katarak di RS, tetapi oleh 1. Verifikator memastikan kesesuaian diagnosis dan Katarak
pihak RS menagihkan dengan operasi pterygium prosedur sesuai dengan pelayanan yang telah diberikan
oleh fasilitas kesehatan.

2. Untuk kasus mata, pasien mencantumkan identitas


lengkap termasuk alamat dan no hp pada saat pembuatan
SEP, agar pasien mudah untuk dikonfirmasi tentang
perawatan yang telah diterima oleh pasien.

3. Verifikator melakukan konfirmasi langsung terhadap


pasien melalui telepon

408 Pasien masuk RS untuk mendapatkan pelayanan operasi Sebenarnya INA CBG’s sudah menyediakan Top up di Katarak
mata (katarak), untuk mendapatkan pelayanan pasien di RJTL untuk kasus operasi katarak. Tujuannya agar pasien
anjurkan untuk mendaftar pelayanan rawat inap sehingga yang memerlukan operasi katarak tidak perlu dirawat inap.
pasien diarahkan untuk mendapatkan pelayanan rawat inap, Namun hal ini perlu diperhatikan SPM Rumah Sakit untuk
namun pada kenyataannya pada pasien tidak menginap dan kasus katarak.

kembali pada esok pagi hari untuk dilakukan operasi,


kemudian pasien diijinkan pulang

409 Pasien RITL masuk dengan dx I500 dan dx sekunder k759 dilihat kembali DPJP utama yang menangani dan Klaim
biaya Rp 6.005.618 diserahkan pada DPJP untuk menentukan diagnosa
akhirnya serta dilihat sumber daya yang paling banyak
digunakan
410 Pasien RITL , diajukan diajukan o/RS : DU : L91.0 (keloid 1. Pada kasus ini verifikator melihat kembali tindakan yang Kulit
scar) Tind : 86.4 (radical excision of skin lesion) INA-CBG : M- tertera pada resume medis dan melakukan konfirmasi
1-50-I (prod jaringan lunak ringan) Tarif : 6.430.126 kepada DPJP
2. Jika tindakan nya terbukti hanya insisi maka
kode yang tepat adalah 86.05
500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

411 Pasien RITL dengan kasus Hypotensi, kandidasis, malaise 1. Verifikator melakukan konfirmasi mengenai diagnosa Kulit
Diajukan Oleh RS : sekunder candidiasis.
Diagnosa Utama : I95.9 (Hypotension, unspecified) 2. Diagnosa sekunder R53 tidak perlu
Diagnosa Sekunder : B37.0 (Candidal stomatitis), R53 ditambahkan, namun jika ditambahkan tidak
(Malaise and fatigue) Kode ina cbg’s : I-4-24-II (Diagnosis mempengaruhi severity level.
Sistem Pembuluh Darah Lain-Lain (Sedang)) 3. Verifikator melaporkan kepada Tim Audit medis
Biaya : Rp. 11.408.861 mengenai penetapan candidiasi pada pasien

412 Pasien Masuk dengan kasus leukemia akut diajukan RS : diagnosa utama sudah tepat , namun untuk diagnosa Leukemia
diagnosa primer : Acute Myeloid Leukaemia sekundernya anemia menggunakan kodefikasi D63.0
(C92.0) (anemia in neoplastic disease)
diagnosa sekunder anemia (D649) dengan biaya
Rp. 8.457.537,-

413 Sering dx sekunder ditambah leucositosis D72.8 utk du yang 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait Leukositosis
memiliki potensi meningkatkan leuco. dengan diagnosa leucositosis dan melihat kembali pada

rekam medis
tercantum apakah
maka bisa diagnosa
dikode tersebut tercantum, jika
2. Diagnosa ini dapat diajukan ke perhimpunan melalui
Dewan Pertimbangan Medik untuk ditanyakan kriteria
leucositosis

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 45/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

414 Pasien masuk RITL dengan kasus malaria dan gizi buruk. 1. Verifikator melakukan konfirmasi terkait penetapan Malaria
Diajukan oleh RS sebagai berikut: kondisi malnutrisi
Diagnosa Utama: B50.9 Plasmodium falciparum 2. Disarankan agar RS menetapkan SPM untuk
malaria, unspecified menentukan kondisi malnutrisi.
Diagnosa Sekunder : E46 Unspecified protein- energy 3. Penetapan kondisi malnutrisi harus sesuai dengan
malnutrition Hasil Grouper CBG’s: A-4-14- III Penyakit Infeksi kriteria atau SPM yang ditetapkan RS
Bakteri dan parasit lain-lain berat. Biaya Rp. 4.621.146

415 Pasien RITL ditagihkan RS : diagnosa utama : P.59.9 1. Diagnosa sepsi dilihat kembali pada kriteria klinis Neonatal Jaundice
Neonatal jaundice, unspecified diagnosa sekunder : A.41.9 2. kode sepsis pada bayi adalah P36.9

Septicaemia, unspecified Group CBG’s : P-8-17-III Neonatal,


BBL Group-5 Tanpa Prosedur Mayor Berat Biaya : Rp.
5.316.929,00

416 diagnosa akhir dokter menuliskan Bronchopneumonia dan Dasar utama penetapan diagnosa utama dan sekunder Paru
efusi pleura. RS mengajukan J180 Bronchopneumonia adalah diagnosa yang tertera pada resume medis yang
diagnosa sekunder j90 pleural effusion Kode INACBG J-4- ditentukan oleh dokter penanggungjawab pasien
16-III Simple pneumonia &whooping cough berat.
Biaya RP. 9,786,379

417 Pasien RITL masuk RS dengan serangan asma (J45.9) Verifikator melakukan konfirmasi terkait diagnosa kepada Paru
dirawat 3 hari, setelah 2 hari MRS lagi dengan keluhan lemas, DPJP dan memastikan di resume medis tertera.
nyeri ulu hati. Tetapi diagnosa akhir MRS kedua ditambahkan
TB Paru (A16.2) + Infark Miocard (I21.9) tanpa ada data
terlampir + K30 Dyspepsia

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

418 Pasien masuk RITL, ditagihkan RS diagnosa utama : J.18.9 Sesuai kaidah koding maka kodefikasi yang tepat adalah : Paru
Pneumonia, unspecified diagnosa sekunder : A.15.0 diagnosa utama : A15.0
Tuberculosis of lung, confirmed by sputum microscopy with or diagnosa sekunder J90,
without culture dan J.90 Pleural effusion. Group CBG’s : J-4- kode J18 sudah termasuk dalam kode A15.0
16-III Simple Penumonia & Whooping Cough Berat. Biaya : Rp Tuberculosis of lung, confirmed by sputum microscopy with
8.155.316,00. or without culture Tuberculous:
• bronchiectasis
• fibrosis of lung } confirmed by sputum
microscopy with or without culture
• pneumonia
• pneumothorax
[Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Certain
infectious and parasitic diseases.]

419 Kasus Code Creep: Pasien RITL dengan keluhan batuk 1. untuk kasus ini sesuai dengan kaidah sistem Ina CBGs , Paru
darah, memiliki riwayat TB (sembuh). Dengan pengajuan sbb: yang menggunakan sumber daya besar adalah COPD
Diagnosa Utama :R042 (haemoptysis) dan Diagnosa 2. Gejala tidak dapat menjadi diagnosa utama
Sekunder: J449 (COPD, unspecified). Biaya Rp. apabila ada diagnosa lebih spesifik yang sudah
4.440.815,- ditegakkan. (batuk darah dicirikan dengan kode R)

420 Penambahan DS isolation pada setiap pasien morbili dan TBC 1. Pada ICD 10 Isolasi dikode Z29.0 (Need for other Paru
prophylactic measures
[Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005,
Factors influencing health status and contact with health
services.]). Jika dilihat sub Blok nya , kode Z29 adalah
untuk Prosedur tindakan prophylacsis.
2. Pada Kode Z29.0 terdapat keterangan tambahan pasien
ditangani diisolasi dengan tujuan untuk pencegahan agar
tidak tertular penyakit setelah kontak dengan penyakit
infeksi.
3. Untuk kasus menular dan infeksi seperti campak, TB,
pasien datang untuk pengobatan penyakit tersebut bukan
untuk pencegahan. pasien dipisahkan ruangannya supaya
tidak menularkan ke pasien lain. maka untuk kondisi ini
kode Z29.0 tidak tepat.

421 - DU: effusi pleura, Ds: pneumoni.Pembuktian pneumoni Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait Paru
sering ditulis efusi+pneumoni. Di rontgen tdk tertulis itu dengan diagnosa pneumoni dan melihat kembali pada
pneumoni cuman suspect rekam medis apakah diagnosa tersebut tercantum, jika
TB tetapi dokter sdh ttd itu kasus pneumoni. biaya: tercantum maka bisa dimasukan kodenya.
Rp 8,5 juta

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 46/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

422 Pasien RITL dengan kasus Bronchopneumonia, CHF. 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder dan Paru
Diajukan Oleh RS : DPJP mengenai diagnosa sekunder CHF.
Diagnosa Utama : J18.0 (Bronchopneumonia, 2. Verifikator melaporkan hal ini kepdaa Tim Audit
unspecified) Medis
Diagnosa Sekunder : I50.0 ( Congestive heart failure)
Tindakan : 99.18 (Injection or infusion of electrolytes), 99.21
(Injection of antibiotic), 93.96 (Other oxygen enrichment),
90.59 (Other microscopic examination of blood), 87.44
(Routine chest x-ray, so described), 89.53
(vectorcardiogram (with ECG)) Kode ina cbg’s : J-4
16-II (Simple Pneumonia & whooping cough

Sedang)
Biaya : Rp. 5.565.103

423 Pasien masuk ke RS dengan kasus open wound of head. 1. Untuk Injury mengacu ke kode S Penanganan Luka
Diajukan oleh RS sbb : diagnosa utama : S01,9 open wound 2. Pada kasus ini ,diagnosa sekunder yang tepat adalah
of head, part unspecified, S06.1 (Traumatic cerebral oedema [Extracted from ICD-10
DS : G93.6 cerebral oedema, Second Edition, 2005, Injury, poisoning and certain other
H11.3 conjunctival haemorrhage tindakan : 86.69 other skin consequences of external causes.]) , oedema cerebral
graft to other sites disebabkan oleh cedera.
INA-CBG L-1-30-II prosedur pemindahan kulit tanpa luka 3. Cedera pada konjuctiva mata kode yang tepat adalah
bakar sedang, S05.0 ( Injury of conjunctiva and corneal abrasion without
biaya : 12.686.741 mention of foreign body [Extracted from ICD-10 Second
Edition, 2005, Injury, poisoning and certain other
consequences of external causes.)

424 Pasien masuk dengan keluhan luka di telapak kaki sebelah pada kasus ini verifikator memastikan apakah tindakan Penanganan Luka
kanan di alami pasien lebih kurang 4 hari yang lalu awalnya Fasciotomy tertera di resume medis , jika tidak tertera
os mengaku kakinya tertusuk paku , jempul kaki kanan juga dilakukan konfirmasi ke DPJP (lembar konfirmasi)
luka akibat tertusuk paku lebih kurang seminggu yang lalu .
Riwayat sebelumnya sudah amputasi pada interphalang
(3/3/2014) diagnosa utama : E145 (With peripheral circulatory
complications)
Dx skunder : A418(Other septicemia) tindakan 1:
86.22( Excisional debridement of wound, infection, or burn
Removal by excision of)
tindakan 2: 83.14 (Fasciotomy)
M-1-50-III PROSEDUR JARINGAN LUNAK BERAT Rp.
21.211.082

425 Pasien masuk dgn diagnosa utama S67.0 (crushing injury pada kasus ini koding RS sudah lebih spesifik dan dapat Penanganan Luka

finger) dilakukan
grouper tindakan debridment dgn koding 79.64
CBGs M-1- dikodingfraktur
dengan 79.64 terbuka
karena debridement dilakukan pada jari
80-1 biaya Rp 12.485.355,00
500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

426 Pasien diagnosa luka dibagian jempol kuku kaki diarahkan 1. Rawat inap dilakukan atas indikasi medis Penanganan Luka
oleh dokter untuk mendapatkan pelayanan rawat inap 2. Verifikator dapat melaporkan kasus ini kepada
Tim Audit Medis
427 Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi
Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama:Delivery menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir
by emergency caesarean section Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal
Diagnosa sekunder: prematur ruptur membrane 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode O80-
Tindakan : cesarean section O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada
Biaya Rp 5,356,999 penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit
seperti O42.0
dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka
metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.

428 Pasien masuk RS dengan keluhan: os datang pukul 05.00 wib kodefikasi dari verifikasi sudah tepat. P ersalinan/Kehamilan/Bayi
dengan keluhan keluar air sejak pukul 01.00wib,ku sedang, Baru Lahir
TD 153/108mmhg, H
80x/mnt, RR 20x/menit TFU 3 jari, djj 135x/menit,
HIS 3x/10menit lamanya <20dtk,VT 2cm, ketuban (-).th iufd
D5:RL =2:1+induksin 1amp.Diagnosa akhir P1A0 sc a/i KPD
24 jam +PEB. koder mengentri kan : diagnosa utama : O 82.1
(delivery by emergency caesarean section) Diagnosa
sekunder : O42.1 (Premature rupture of membranes :onset of
labour after 24 hours) Diagnosa Sekunder : O14.1 (Severe Pre
Eclamsia) Biaya : Rp. 5.374.020

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 47/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

429 Pasien RITL masuk dengan dx primer O429 prematur ruptur 1. koding dari verifikasi sudah tepat ditambahkan dengan Persalinan/Kehamilan/Bayi
membran dan dx sekunder D649 O99.0 (Anaemia complicating pregnancy, childbirth and Baru Lahir
Anemia dengan tindakan 744 se sar dan 6699 the puerperium), kode D649
biaya Rp 10.516.281 Anemia bisa tetap dimasukan sebagai di agnosa
sekunder

430 Pasien X dirawat inap pada tanggal 06/08/2014 masuk sesuai kaidah koding maka pasien dengan kondisi partus Persalinan/Kehamilan/Bayi
dengan diagnosa G2P1A0 Hamil 33 minggu blm inpartu prematurus iminen (PPI) maka kode nya adalah O60 Baru Lahir
dengan partus prematurus iminen (PPI), dengan diagnosa (Onset (spontaneous) of delivery before 37 completed
utama O46.9 (Perdarahan ante partum), di cek di resume tidak weeks of gestation)

ada pendarahan. Semua pasien PPI dikode perdarahan ante


partum

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

431 Pasien masuk RITL dengan kasus Abortus incomplit. Diajukan 1. Koding dari pihak RS sudah benar sesuai dengan Persalinan/Kehamilan/Bayi
oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O03.6 . Diagnosa aturan kaidah ICD 10 Baru Lahir
sekunder: O08.1 Delayed or excessive haemorrhage 2. Kode O008 tidak digunakan sebagai kode
following abortion and ectopic and molar pregnancy. Tindakan pilihan untuk "kondisi utama", kecuali episode baru dari
: 69.02 Dilation and curettage following delivery or abortion. perawatan semata-mata untuk pengobatan komplikasi,
Group misalnya komplikasi saat aborsi sebelumnya. Ini dapat
CBGs: W-1-11- III PROSEDUR DILATASI, KURET, digunakan sebagai kode tambahan opsional dengan
INTRAUTERIN & SERVIK BERAT biaya: Rp. kategori O00- O02 untuk mengidentifikasi komplikasi
10.480.452 terkait dan dengan kategori O03-O07 untuk memberikan
rincian lengkap dari komplikasi.
[Dikutip dari ICD-10 Second Edition, 2005, 4. Aturan dan
pedoman untuk mortalitas dan morbiditas coding.]

432 Pasien masuk RITL dengan kasus bayi dari persalinan SC. 1. kode P00-P04 tidak tepat menjadi diagnosis utama bila Persalinan/Kehamilan/Bayi
Ditagihkan RS : diagnosa utama P.03.4 Fetus and newborn ada kode diagnosis P lainnya Baru Lahir
affected by caesarean delivery. Diagnosa sekunder : P.22.0 2. berdasarkan pada kaidah koding maka kode
Respiratory distress syndrome of newborn. Group CBG’s : P-8- yang tepat adalah Diagnosa utama P22.0 dan diagnosa
17-III Neonatal, BBL grup-5 tanpa prosedur mayor sekundernya P03.4
berat. Biaya : Rp. 9.895.470,00

433 Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi
Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.1 menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir
Delivery by emergency caesarean section Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal
Diagnosa sekunder: D64.9 Anaemia, unspecified 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
Tindakan : 74.1 Low cervical caesarean section Group CBGs: kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika
0-6-10-II Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Sedang ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa

Biaya Rp 4.478.350,- penyulit seperti O42.0


dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka
metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
4.Koding dari verifikasi sudah tepat ditambahkan dengan
O99.0 (Anaemia complicating pregnancy, childbirth and
the puerperium), kode D649
Anemia bisa tetap dimasukan sebagai di agnosa sekunder

434 Pasien masuk ke RS dengan kasus premature ruptur of 1. Denervasi bisa dilakukan untuk pereda rasa nyeri tapi Persalinan/Kehamilan/Bayi
membran. Diajukan oleh RS sbb : diagnosa utama : O42.2 belum menggambarkan prosedur untku menangani Baru Lahir
premature rupture of membranes, labour delayed by therapy, premature ruptur of membran.
Tindakan : 69.3 paracervical uterine denervation , 2. verifikator harus memastikan /konfirmasi
INA-CBG :W-1-20-I prosedur pada rahim dan adneksa ringan, kepada DPJP prosedur utama yang dilakukan pada
Biaya :5.336.052 premature ruptur of membran

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 48/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

435 Pasien masuk ke RS dengan kasus abortus. Diajukan oleh RS 1. Kode O008 tidak digunakan sebagai kode pilihan untuk Persalinan/Kehamilan/Bayi
sbb : Diagnosa utama : O06.1 unspesified abortion, "kondisi utama", kecuali episode baru dari perawatan Baru Lahir
incomplete, complicated by delayed or excessive haemoragic, semata-mata untuk pengobatan komplikasi, misalnya
Diagnosa sekunder : komplikasi saat aborsi sebelumnya. Ini dapat digunakan
R57.1 hypovolemic shock, sebagai kode tambahan opsional dengan kategori O00-
O08.3 shock following abortion and ectopic and molar O02 untuk mengidentifikasi komplikasi terkait dan dengan
pregnancy, kategori O03-O07 untuk memberikan rincian lengkap dari
N93.9 abnormal uterine and vaginal bledding, komplikasi.
unspesified, [Dikutip dari ICD-10 Second Edition, 2005, 4. Aturan dan
Tindakan : 69.09 other dilation and curettage group CBG : W- pedoman untuk mortalitas dan morbiditas coding.]
1-11-III, prosedure dilatasi, kuret, intraurine dan servik berat 2. berdasarkan kaidah koding maka kodefikasi yang tepat

biaya : 10.2374.661,00 adalah diagnosa utama : O06.1 unspesified abortion,


incomplete, complicated by delayed or excessive
haemoragic , diagnosa sekundernya : O08.3 shock
following abortion and ectopic and molar pregnancy.
3. Kondisi shock pasca abors , kode yang tepat O.08.3
bukan R57.1 sedangkan perdarahan paca aborsi kode
yang tepat adalah O06.1 bukan
N93.9

436 Pasien masuk ke RS dengan kasus cesarian section. Diajukan 1. Tidak ada regulasi dalam ICD 10 untuk menghilangkan Persalinan/Kehamilan/Bayi
oleh RS sbb: diagnosa utama : O82.8 other single delivery by diagnosa dengan kode N pada kasus persalinan hanya Baru Lahir
caesarean section, diagnosa sekunder : N76.8 other specified perlu ditambahkan kode O99.8 (Other specified diseases
inflamation of vagina and vulva, O42.1 premature ruptur of and conditions complicating pregnancy, childbirth and the
membranes, onset of labour after 24 hours, puerperium
N39.3 stress incontinence, [Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Pregnancy,
N31.1 reflux neuropathic bladder, not elsewhere classified, childbirth and the puerperium.]) untuk menjelaskan kondisi
O25 malnutrition in precnency, O14,1 severe pre eclampsia, dengan kode N
Tindakan : cesarean section of other specified type, INA CBG 2. Untuk pembuktian pemeriksaan penunjang disesuaikan
: O-6-10-II prosedure operasi pembedahan caesar sedang, dengan kriteria klinis ( bisa didapatkan dari perhimpunan
biaya : 4.491.665 /organisasi profesi atau DPJP)

437 Pasien RITL masuk diagnosa Persalinan Normal dan dalam Verifikator melakukan konfirmasi terkait infeksi saluran Persalinan/Kehamilan/Bayi
Resume Medis dituliskan diagnosa akhir O23.5 Infections of kencing kepada DPJP dan memastikan di resume medis Baru Lahir
the genital tract in pregnancy + O80.0 dan tindakan 73.4 + tertera.
73.6 +
75.7 + 70.71 dengan kode inacbg W-1-30-II dan
tarif Rp. 5.289.299
500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

438 Pasien masuk ke RS dengan kasus cesarian section. Diajukan 1. Tidak ada regulasi dalam ICD 10 untuk menghilangkan Persalinan/Kehamilan/Bayi
oleh RS sbb: diagnosa utama : O82.8 other single delivery by diagnosa dengan kode N pada kasus persalinan hanya Baru Lahir
caesarean section, diagnosa sekunder : O68.9 labour and perlu ditambahkan kode O99.8 (Other specified diseases
delivery complicated by fetal distress, unspesified, and conditions complicating pregnancy, childbirth and the
N31.9 neuromuscular dysfungtion of bladder puerperium
O48 prolonged pregnancy, O36.8 maternal care , for other [Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Pregnancy,
specified fetal problems, childbirth and the puerperium.]) untuk menjelaskan kondisi
O62,4 hypertonic, incoordinate, and prolonged dengan kode N
uterine contractions, 2. Untuk pembuktian pemeriksaan penunjang disesuaikan
tindakan : cesarean section of other specified type INA CBG : dengan kriteria klinis ( bisa didapatkan dari perhimpunan
O-6-10-II prosedure operasi pembedahan caesar sedang /organisasi profesi atau DPJP)
,biaya : 4.491.665

439 Pasien RITL melahirkan dengan vakum ekstraksi, tanda vital 1. pada kasus ini verifikator melihat kembali pada resume Persalinan/Kehamilan/Bayi
baik, tidak ada tanda dan gejala syok hipovolemik, namun medis, dan riwayat perjalanan penyakit pasien selama Baru Lahir
ditagihkan RS dengan kode R57.1 (hypovolaemic shock) perawatan, apakah syok hipovolemik tertera
sebagai diagnosa sekunder. Biaya Rp.3.055.736 2. kode untuk gejala syok hipovolemik pada
kebidanan yang tepat adalah O 75.1 (Shock during or
following labour and delivery [Extracted from ICD-10
Second Edition, 2005, Pregnancy, childbirth and the
puerperium.])
3. Sedangkan kode R57.1 mengarah pada kondisi shock
umum, dan kondisi shock umum tersebut ada pembatasan
luar (exclude) dalam arti dikaitkan pada kondisi spesifik
tertentu ( lihat ketentuan exclude pada kode R57)

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 49/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

440 Ny. Della kelas II dirawat tanggal 6/8 dengan diagnosis 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi
G1PoAo hamil posterm inpartu kala II JTH preskep. Diajukan menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir
oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.1 Delivery by Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal
emergency caesarean section 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
Diagnosa sekunder: O48 Prolonged Pregnancy kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika
Tindakan : 74.1 Low cervical cesarean section Group CBGs: 0- ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa
6-10-I Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Ringan penyulit seperti O42.0
Biaya Rp4,869,999 dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka
metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

441 Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi
Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.1 menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir
Delivery by emergency caesarean section Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal
Diagnosa sekunder: O64.8 Obstructed labour due 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
to other malposition and malpresentation Tindakan : 74.0 kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika
Classical cesarean section Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa
Operasi Pembedahan Caesar Ringan penyulit seperti O42.0
Biaya Rp 5.452.565 dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka
metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.

442 Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi
Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.8 menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir
Delivery by emergency caesarean section Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal
Diagnosa sekunder: O63.0 Prolonged first stage 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
(of labour) dan O32.8 Maternal care for other malpresentation kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika
of fetus (tidak ada data malpresentasi) ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa
Tindakan : 74.4 Cesarean section of other specified type dan penyulit seperti O42.0
88.78 Diagnostic ultrasound of gravid uterus dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka
Pembedahan Caesar Ringan metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.
Biaya Rp 5.698.559,- 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.

443 Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi
Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.8 menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir
Delivery by emergency caesarean section Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal
Diagnosa sekunder: O63.9 Long labour, unspecified dan 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode O80-
O32.3 Maternal care for face, brow and chin presentation O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada
(seharusnya tidak ditulis, karena presentasi kepala dbn) penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit
Tindakan : 74.4 Cesarean section of other seperti O42.0
specified type dan 88.78 Diagnostic ultrasound of gravid uterus dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka
Pembedahan Caesar Ringan metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.
Biaya Rp 4.070.399,- 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.

444 bayi baru lahir dengan ibu HbS Ag (+) dengan kode DU P399 : 1. Verifikator melakukan konfiemasi kepada DPJP untuk Persalinan/Kehamilan/Bayi
infection specific to the perinatal period, unspecified. DS P002 memperjelas dasar infeksi pada bayi (lembar konfirmasi) Baru Lahir
: Fetus and newborn affected by maternal infectious and 2. Apabila sudah tegak keadaan infeksi pada
paracitic disease dan Z380 : singleton, born in hospital. Biaya bayi, jika sudah dihunakan kode P 399, maka kode P00.2
: Rp. 5.112.280 tidak diperlukan lagi
3. Buat catatan untuk audit medis

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 50/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

445 Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi
Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.8 menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir
Delivery by emergency caesarean section Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal
Diagnosa sekunder: O66.2 Obstructed labour due 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
to unusually large fetus dan O99.0 Anaemia complicating kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika
pregnancy, childbirth and the puerperium ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa
Tindakan : 74.4 Cesarean section of other specified type ; penyulit seperti O42.0
88.78 Diagnostic ultrasound of gravid uterus dan 90.59 Other dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
microscopic examination of blood menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka
Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.
Pembedahan Caesar Ringan 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.

Biaya Rp 4.884.479,-

446 Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi
Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.8 menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir
Delivery by emergency caesarean section Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal
Diagnosa sekunder: O64.8 Obstructed labour due 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
to other malposition and malpresentation Tindakan : 74.4 kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika
Cesarean section of other specified type dan 90.59 Other ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa
microscopic examination of blood penyulit seperti O42.0
Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
Pembedahan Caesar Ringan menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka
Biaya Rp 4.884.479,- metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.

447 Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi
Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.8 menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir
Delivery by emergency caesarean section Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal
Diagnosa sekunder: O63.1 Prolonged second 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
stage (of labour) kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika
Tindakan : 74.4 Cesarean section of other specified type ; ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa
88.78 Diagnostic ultrasound of gravid uterus dan 90.59 Other penyulit seperti O42.0
microscopic examination of blood dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka
Pembedahan Caesar Ringan metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.
Biaya Rp 4.884.479,- 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

448 Pasien RJTL dengan diagnosa P070 (e x t r e m e l y l o w 1. Pada kasus ini tidak dapat dikode karena antara Persalinan/Kehamilan/Bayi
b i r t h w e i g h t ) dengan berat badan 3000 gr informasi berat badan dengan diagnosa tidak sesuai Baru Lahir
namun sebelumnya dipastikan berat badan bayi
2. Jika bayi datang untuk kontrol pasca perawatan
atau lahir dan hasil kontrolnya menyatakan sehata maka
kode yang tepat adalah Z09.8 (Follow-up examination
after other treatment for other conditions
[Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Factors
influencing health status and contact with health services.])
3. Jika bayi datang untuk kontrol ( kondisi sehat ketika
lahir) maka kode yangtepat adalah Z00.1(Routine child
health examination [Extracted from ICD-10 Second Edition,
2005,
Factors influencing health status and contact with health
services.])

449 Pasien RITL dengan kasus Persalinan, sesuai kaidah koding 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi
bahwa penyulit hrs dientrikan sbg DU, namun oleh RS untuk menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir
SC penyulit tidak dientrikan sbgai DU krn menurunkan tarif. Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal
Sedangkan untuk persalinan normal, penyulit sbgai DU dapat 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
meningkatkan tarif sehingga tetap dientri oleh pihak RS. kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika
Diajukan oleh RS sebagai berikut = Diagnosa Utama : O829 ( ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa
Delivery by caesarean section , unspecified) Diagnosa penyulit seperti O42.0
Sekunder : O689 (Labour and delivery complicated by fetal dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
stress, unspecified) O418 (Other specified disorders of menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka
amniotic fluid and membranes) Tindakan : 744 (Caesarean metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.
section of other specified type) Group CBGs : O-6-10-I 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
(Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Ringan) Biaya Rp.
6.194.085

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 51/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

450 Pasien RITL dengan SC dan komplikasi kala I aktif. Diajukan 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi
RS sebagai berikut: DU: O82.1 DS: O63.0 Tindakan: 74.1. menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir
Group CBGs: O-6-10-I Prosedur operasi pembedahan Caesar Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal
ringan Rp. 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
5.600.000,- kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika
ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa
penyulit seperti O42.0
dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka
metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

451 Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi
Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.1 menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir
Delivery by emergency caesarean section Diagnosa sekunder: Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal
(O46.9 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
Antepartum haemorrhage, unspecIfied), (O44.1 kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika
Placenta praevia with haemorrhage), (O64.9 ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa
Obstructed labour due to other malposition and penyulit seperti O42.0
malpresentation, unspecIfied) Tindakan : 74.4 dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
Cesarean section of other specified type Group menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka
CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi Pembedahan metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.
Caesar Ringan Biaya Rp 4.022.133,00 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
4. berdasarkan PMK 27 tahun 2014 apabila SC bersama
dengan sterilisasi maka tindakan sterilisasi tidak perlu di
input

452 Pasien masuk dgn diagnosa utama O46.9 (Antepartum Jika kondisi pasien memang mengalami anemia, maka Persalinan/Kehamilan/Bayi
haemorrhage, unspecified) diagnosa sekunder ditambahkan D Diagnosa sekunder anemia pada kasus kehamilan dapat Baru Lahir
64.9 (Anaemia, unspecified) dilakukan tindakan sectio caesar ditambahkan dengan kode O99.0 dan D64.9
dgn koding 74.4 biaya Rp 4.034.912 kondisi medis post
sectio caecar selalu dengan kadar Hb < 10 mmHg dan
merupakan manifestasi klinis dan pasien tidak diberikan
tranfusi darah hanya dengan terapi asam folat dan zat besi.
Hal ini terjadi pada 15-17 kasus

453 7. Proses persalinan dgn dx primer Persalinan penyulit PEB 1. Penyulit dalam persalinan bisa sebelum persalinan atau Persalinan/Kehamilan/Bayi
(O 14.1), dx sekunder kala II (O 63.1) dan persalinan normal pada saat persalinan. PEB adalah penyulit sebelum Baru Lahir
(O 80.9), tindakan Persalinan Normal (73.59) grouper W-4-16- persalinan, dan pada kasus ini bisa dijadikan diagnosa
II (Prepartum diasease) kls I Rp 3.939.274,- utama.
2. Verifikator dapat melakukan konfirmasi kepada
DPJP tentang mana diagnosa yang menjadi resouces atau
penyulit terbesar.
454 Pasien RITL masuk dengan kasus dx primer p034 dan dx 1. Untuk kriteria pasien dengan sepsis dikembalikan pada Sepsis/Septikemia
sekunder p128 dan sekunder kedua p369 atau sepsis biaya kriteria klinis untuk sepsis
Rp 4.362.982 Kasus ke 2 dx primernya P034 dx sekundernya 2. Penentuan diagnosa utama dan sekunder
sepsis biaya Rp didasarkan pada resume medis dan sumber daya yang
6.108.175 paling banyak diserap
3. kode P00-P04 tidak tepat menjadi diagnosis utama bila
ada kode diagnosis P lainnya

455 Pemberian injeksi risperidal cons 37,5 mg pada penderita verifikator melakukan konfirmasi dengan DPJP terkait SPM Psikis
schizofrenia (F200) selalu masuk ruang perawatan (tidak ada pemberian injeksi risperidal cons 37,5 mg pada penderita
obat lain atau tindakan lain) Rp. 6.058.171 (kls 1) schizofrenia , jika memang termasuk pada kategori rawat
inap maka tindakan bisa dikode 99.18 dengan diagnosa
utama F20.0

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 52/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

456 10. Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi
sectio. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir
O82.1 Delivery by emergency caesarean section. Diagnosa Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal
sekunder: O64.8 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
Obstructed labour due to other malposition and kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika
malpresentation. Tindakan: 74.0 Classical cesarean section ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa
Group CBGs: O-6-10-I Prosedur Operasi Pembedahan penyulit seperti O42.0
Caesar Ringan Biaya Rp. dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
5.452.565 menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka
metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.

4. Pada kasus ini, maka O82 yang menjadi kode diagnosa


utama

457 Pasien hamil mendapatkan pelayanan rawat inap dan 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi
disarankan untuk dilakukan operasi cesar, prosedur tindakan menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir
di tagihkan secara terpisah (1) low cervical cesarean section, Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal
2) injection of anesthetic into spinal canal for analgesia, 3) 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode O80-
other oxygen enrichment, 4) aplikasi of other wound dressing). O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada
penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit
seperti O42.0
dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka
metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.

458 Bayi yang lahir dirumah sakit dengan air ketuban jernih, 1. Resume medis yang ditulis harus sesuai dengan Persalinan/Kehamilan/Bayi
R e s p i r a t o r y R a t e ( R R ) : 3 6 x / m e n i t dan A p s g a r keadaan pemeriksaan pasien yang sebenarnya. Baru Lahir
S c o r e 8 /9 dokter mendiagnosa asfiksia ringan, setelah 2. Verifikator melaporkan hal ini kepada Tim Audit
dikonfirmasi berdasarkan kriteria asfiksia menurut I C D 10, Medis.
dokter penanggung jawab langsung mengganti nilai A s p g a r
S c o r e yang ada di dalam resume klaim maupun catatan
medik RS, tetapi pihak Rumah Sakit menagihkan klaim
tersebut sebagai asfiksia ringan dengan alasan salah tulis
nilai Ap s g a r S c o r e .

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

459 Pasien masuk RITL dengan kasus Abortus incomplit. Diajukan 1. Koding dari pihak RS sudah benar sesuai dengan Persalinan/Kehamilan/Bayi
oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O03.6 . Diagnosa aturan kaidah ICD 10 Baru Lahir
sekunder: O08.1 Delayed or excessive haemorrhage 2. Kode O008 tidak digunakan sebagai kode
following abortion and ectopic and molar pregnancy. Tindakan pilihan untuk "kondisi utama", kecuali episode baru dari
: 69.02 Dilation and curettage following delivery or abortion. perawatan semata-mata untuk pengobatan komplikasi,
Group misalnya komplikasi saat aborsi sebelumnya. Ini dapat
CBGs: W-1-11- III PROSEDUR DILATASI, KURET, digunakan sebagai kode tambahan opsional dengan
INTRAUTERIN & SERVIK BERAT biaya: Rp. kategori O00- O02 untuk mengidentifikasi komplikasi
10.480.452 terkait dan dengan kategori O03-O07 untuk memberikan
rincian lengkap dari komplikasi.
[Dikutip dari ICD-10 Second Edition, 2005, 4. Aturan dan
pedoman untuk mortalitas dan morbiditas coding.]

460 Pasien MRS dengan diagnosa hematemesis (K92.0) dan Verifikator melihat kembali ke rekam medis apakah Psikis
mengalami gangguan cemas ditagihkan dengan anxiety diagnosa anxiety (F41.9) tertera, jika tertera maka boleh
(F41.9) sebagai diagnosa utama biaya : Rp.6.655.429 dikode

461 pasien schizofren, dengan berat badan di bawah normal di Pada kasus ini verifikator melihat kembali diagnosa akhir Psikis
diagnosa malnutrisi D.utama: F20.x (schizophrenia) D. yang tertera pada resume medis kemudian mencocokkan
Sekunder: E44.0(moderate protein energi malnutrition) kode dengan kode diagnosa dan melakukan konfirmasi kepada
Ina: F-4-10-III Tarif ina: 9.233.857 (RS tipe A kelas 3 DPJP

462 Pasien RITL masuk dengan dx primer N12 dan dx sekunder Untuk kriteria pasien dengan sepsis dikembalikan pada Sepsis/Septikemia
septicemia A419 biaya Rp 3.625.258 kriteria klinis untuk sepsis

463 Pasien RITL dengan leukositosis tanpa ada gejala lain yang untuk diagnosa septicemia disesuai dengan kriteria Sepsis/Septikemia
menunjukkan tanda-tanda sepsis tetapi ditagihkan A41.9 septicamia dan merupakan kewenangan dokter
(Septicaemia) sebagai diagnosa sekunder. Biaya Rp.

9.512.654

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 53/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

464 Pasien Masuk RITL dengan kasus Retensio urine ec stricture Kode R33 tidak mempengaruhi hasil grouping. Bisa Sepsis/Septikemia
uretra. Diajukan oleh RS : ditambahkan atau tidak.
Diagnosa Utama : N35.9 (Urethral stricture,
unspecified)
Diagnosa Sekunder : R33 (Retension of urine) Tindakan : 58.0
(Urethrotomy)
465 Pasien dengan keluhan penurunan kesadaran, masuk dengan hasil koding verifikasi sudah tepat Stroke
diagnosis stroke. Pada penagihan, kode yang diajukan
menjadi hipertensi + stroke, severity level III.

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

466 Semua Kasus Stroke di coding dengan stroke infark (I63.9) Harus dipastikan adanya pendarah atau tidak, sampai Stroke
dimana pendarahannya intra cerebral atau cerebral saja.

467 2. Px dgn dx primer HT ( I 10) dan dx sekunder stroke (I 63.9) Pada kasus ini seharunya stroke menjadi diagnosa utama Stroke
grouper I-4-17-III Rp 7.333.333,- karena menajadi resouces terbesar

468 Pasien masuk RITL dengan kasus thalasemia diajukan oleh 1.Dilihat dari hasil pemeriksaan penunjang yang berkaitan Thalasemia
RS sebagai berikut Dx utama: D561 beta thalasemia dx dengan diagnosa sekunder tersebut.
Sekunder : E831 disorders of iron metabolism tindakan: 9903 2. Sesuai kaidah ICD 10 bahwa kode E83.1
other tranfusion of whole blood Biaya: Rp. 2,966,413 memang diperkenankan untuk digunakan sebagai
diagnosa sekunder (perhatikan exclude)
3. Ketika tanda atau gejala dari suatu penyakit dijadikan
diagnosa sekunder maka harus dikonfirmasi ke
perhimpunan profesi , sumber daya apa yang digunakan
dan penetapan diagnosa berdasarkan kaidah klinis

469 Pasien masuk dengan ruptur uretra dilakukan operasi 1. verifikasi sudah sesuai , berdasarkan kode untuk Tindakan Medik/Operatif
cystotomy. Diajukan RS sebagai berikut : diagnosa utama cystotomy pada ICD 9 CM adalah 57.19
N368 Other spec disorder of urethra, procedure 5674 2. kode 56.74 digunakan untuk replacement of
ureteroneocystostomy grup INACBG N-1-20-I prosedure ureter with bladder flap atau ureterovesical anastomosis

saluran urin atas ringan. Biaya Rp.10,181,363

470 Pasien RITL masuk dengan kasus operasi laparatomi dengan 1. dipastikan kembali apakah pasien pasca operasi Tindakan Medik/Operatif
dx primer Z489 dan dx sekunder peritonitis K659 dan ada dx laparatomi atau pasien menjalani operasi laparatomi
sekunder lagi septicemia A419 biaya Rp 10.903.462 2. jika pasien kondisi pasien adalah post operasi
maka kodenya di kodefikasi kelainan post prosedural
3. untuk diagnosa septicemia merupakan kewenangan
dokter

471 Pasien RITL masuk dengan dx primer K659 peritonitis dengan Kodefikasi yang tepat adalah Tindakan Medik/Operatif
tindakan op 5411 Laparatomy dan app 4709 biaya Rp dx primer K659 peritonitis dengan tindakan op
15.264.846 dan ksus yang ke 2 biaya 10.903.462 5411 Laparatomy

472 Pasien RITL masuk dengan hernia inguinalis tanpa gejala pada kasus ini , untuk tindakan hernioraphy dengan Tindakan Medik/Operatif
penyulit dan komplikasi dan kemudian dilakukan operasi pemasangan mesh , kode yang tepat adalah 53.03 (Other
hernioraphy ditagihkan dengan tindakan 46.93 (revision of and open repair of indirect inguinal hernia with graft or
anastomosis of small intestine). Biaya Rp.13.219.681 prosthesis)

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

473 Pasien RITL dengan post kecelakaan lalu lintas tanpa adanya Verifikator melihat pada laporan operasi dan keadaan Tindakan Medik/Operatif
kehilangan kulit kemudian dilakukan debridement, ditagihkan klinis pasien serta riwayat perjalanan pasien selama
RS dengan tindakan rawatan
86.70 (Pedicle or flap graft). Biaya Rp.6.970.860

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 54/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

474 Pasien yang awalnya status umum, setelah di lakukan 1. Terkait dengan pemberlakukan kartu sesuai pada Tindakan Medik/Operatif
tindakan operasi baru mengurus BPJS, berubah status BPJS Permenkes No. 28 tahun 2014 2. Terkait koding
di pertengahan rawat setelah menyelesaikan biaya umum. disesuaikan dengan diagnosa akhir yang tertera pada
Pada tagihan klaim tindakan operasi tetap dimasukkan di resume medis
prosedur

475 Pasien masuk RITL dengan kasus Acute peritonitis. Diajukan 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder, Tindakan Medik/Operatif
oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: K65.0,Acute memastikan apakah ada kondisi peritonitis
peritonitis 2. Jika memang ada kondisi peritonitis maka bisa
Diagnosa sekunder: K63.1 Perforation of intestine ditambahkan tindakan laparatomy eksplorasi jika memang
(nontraumatic) dilakukan.
Tindakan : 541.1 Exploratory laparotomy dan 3. Pada kasus ini tindakan reseksi tidak tepat karena
460.4 Resection of exteriorized segment of large intestine. sudah termasuk dalam tindakan laparatomy eksplorasi
Biaya Rp 21.986.558

476 Pasien RITL masuk dengan dx primer typoid A010 dengan dilihat kembali DPJP utama yang menangani dan Tiphoid

biaya Rp 3.359.324 diserahkan pada DPJP untuk menentukan diagnosa


akhirnya (ranah klinis)

477 Pasien RITL masuk dengan dx primer K802 dan dx sekunder dilihat kembali DPJP utama yang menangani dan Tiphoid
E835 dan dx sekunder kedua A010 dengan biaya Rp4.384.253 diserahkan pada DPJP untuk menentukan diagnosa
akhirnya (ranah klinis)

478 Pasien RITL masuk dengan dx primer J189 dan sekunder dilihat kembali pada resumen medis Tiphoid
A010 Biaya Rp 8.155.316

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

479 Pasien RITL masuk dengan diagnosa Post KLL dengan GCS Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP dan Trauma Kepala
15 namun diagnosa inacbg dimasukkan S09.8 Other specified meliihat pada resume medis terkait kondisi pasien (
injuries of head apakah memang lukanya dikepala atau dijari tangan)
+ S29.8 Other specified injuries of thorax dan
ditagihkan dengan kode inacbg M-1-50-III dengan tarif Rp.
21.211.082,-

480 Pasien RITL masuk dengan diagnosa Post KLL dengan luka 1. pada kasus ini , diagnosa yang menyerap sumber daya Trauma Kepala
di kepala, wajah dan kaki. Diajukan oleh RS sebagai berikut: banyak adalah cederanya bukan DM
Diagnosa utama: E11.9 Non-insulin-dependent 2. analisa verifikator sudah tepat
diabetes mellitus without complications Diagnosa sekunder:
S02.81 Fractures of other skull and facial bones, open dan
Z98.8 Other specified postsurgical states
Tindakan : 84.12 Amputation through foot dan
79.67 Debridement of open fracture of tarsals and metatarsals
Group CBGs: M-1-02-III PROSEDUR AMPUTASI BERAT
Biaya Rp 21.724.302,-

481 Pasien Nn.N dirawat dengan Diagnosa Cedera Kepala S09,9 1. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP dan Trauma Kepala
Unspecified injury of head, Luka Bakar grade III T21.2 Burn of memastikan kode diagnosa sesuai dengan diagnosa akhir
second degree of trunk, VL frontalis T14,1 - Open wound of yang tertera pada resume medis .
unspecified body region. Dengan tindakan debridemand 86,22 2. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP
dan repair luka 78.29 dengan biaya inacbg Rp.26.014.384,- terkait diagnosa yang menyerap sumber daya terbesar
3. Prosedur utama biasanya relevan dengan diagnosa
utama sedangkan pada kasus ini tidka relevan

482 DHF ditambah dx sekunder trombocytopenia 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait Trombositopeni
dengan diagnosa trombocytopenia dan melihat kembali
pada rekam medis apakah diagnosa tersebut tercantum,
jika tercantum
maka bisa dikode
2. Diagnosa ini dapat diajukan ke perhimpunan melalui
Dewan Pertimbangan Medik untuk ditanyakan kriteria
trombocytopenia

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 55/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

483 Pasien datang dengan osteomyelitis dengan riwayat Koding hasil verifikasi sudah benar ditambahkan dengan Tulang/Fraktur/Fraktur
pengobatan TB dengan hasil rontgen gambaran fraktur radius diagnosa sekunder : Z 86.1 Personal history of infectious
dan ulna patologis sinistra and parasitic diseases
1/3 distal, pasien dirujuk dengan kasus ortopedi.
dikoding diagnosa utama : Osteomyelitis dengan diagnosa
sekunder TB paru (A161). Biaya yang timbul Rp. 5.707.282,-

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

484 Pasien RITL dengan DPJP Spesialis Bedah dan diagnosa Dikonfirmasi kembali kepada DPJP perial diagnosa Tulang/Fraktur/Fraktur
Utama Fracture seringkali diikuti dengan diagnosa sekunder tersebut terkait dasar penentuan Bronchopneumonia
Bronchpneumonia padahal dari hasil tindakan penunjang tidak sebagai diagnosa (lembar konfirmasi) bila memang
ada hasil Bronchopneumonia diagnosa tersebut tercantum dalam resume medis

485 Pasien masuk RS dengan kasus fracture involving multiple 1. Tidak ada regulasi dalam ICD 10 batasan tentang Tulang/Fraktur/Fraktur
regions of one upper limb,open. Diajukan oleh RS sbb : deskripsi kode S09.9
diagnosa utama : T02.21 fractures involving multiple regions 2. Sehubungan dengan diagnosa utama fractures
of one upper limb, open, diagnosa sekunder : S09.9 involving multiple regions of one upper limb, open.
Unspesified injury of head, verifikator mengkonfirmasi kepada DPJP terkait multiple
tindakan : application of external fixation device, region yang dimaksud.
radius and ulna, 3. jika tidak terbukti ada multiple region maka
INA-CBG : M-1-80-II prosedur anggota tubuh atas sedang, ditentukankode untuk fracture yang tepat berdasarkan
biaya : 8.293.281 resume medis

486 Pasien masuk RITL dengan kasus fraktur patella, diajukan verifikator memastikan kembali pada resume medis Tulang/Fraktur/Fraktur
oleh RS sebagai berikut : apakah benar dilakukan reposisi pada fraktur patela, jika
Diagnosa Utama : S82.0 Fracture Of Patella benar maka kode tindakan yang tepat adalah 78.16
Prosedur utama : 79.66 Debridement of open fracture of tibia
and fibula
Prosedur skunder : 93.53 Application of other cast Group
CBGs : M-1-70-I Prosedur Lutut Dan Tungkai Bawah Selain
Kaki
Biaya : Rp. 22.227.105

487 Pasien masuk RITL dengan kasus ca. Diajukan oleh RS 1. verifikator melihat pada riwayat sebelumnya apakah Tumor/Kanker
sebagai berikut: dx. Utama : Ca Nasofaring dx. Sekunder : memang ada diagnosa tersebut.
Non Hodgkin Limfoma hasil PA Non Hodgkin Limfoma Rp. 2. penetapan kasus CA didasarkan pada hasil
15.950.057 pemeriksaan penunjang ( verifikasi sudah benar)

488 Pasien masuk RITL dengan kasus Diajukan oleh Disesuaikan dengan diagnosa yang tercantum pada Tumor/Kanker
RS sebagai berikut: Diagnosa Utama: C76.2 resume medik
Malignant neoplasm of abdomen
489 Kasus kemoterapi pada rawat inap di entry Dx Utama : C50.9 1. Berdasarkan aturan kaidah ICD 10, untuk pelayanan Tumor/Kanker
(Ca Mammae). dengan tindakan Kemoterapi 99.25 L-4-11-I kemoterapi pada neoplasma menggunakan kode Z51.1
Rp 2.506.671 sebagai diagnosa utama jika pasien melakukan kemoterapi
2. Jika pasien direncakan kemoterapi namun
karena kondisi belum memungkinkan sehingga ditunda
maka pasien dirawat atas indikasi pebaikan keadaan
umum maka kode Z51.1 boleh tidak digunakan . untuk
diagnosa utama menggunakan diagnosa sesuai keadaan
umum yang ditangani

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

490 Pasien masuk RITL dengan K/U Nyeri pada buah zakar yang 1. terkait dengan diagnosa other septicemia , verifikator Tumor/Kanker
dialami lebih kurang 10 tahun sebesar bola tenis, keras + memastikan kembali standar pelayanan medis yang
benjolan tidak dapat dimasukkan kembali berlaku di RS tersebut terkait dengan kriteria septicemia. (
Dx utama : K404 (Unilateral or unspecified inguinal dengan lembar konfirmasi)
hernia, with gangrene) 2.Prosedur pada tindakan pertama 45.93
Dx sekunder : A418 (Other septicemia) tindakan (intestinal anastomosis = merupakan tindakan
1: 4593 (Other small-to-large intestinal anastomosis) penyambungan usus halus) tidak spesifik untuk
tindakan 2: 5303 (Other and open repair of direct inguinal penanganan hernia inguinalis sedangkan diagnosa
hernia with graft or prosthesis ) utamanya adalah hernia , maka verifikator melakukan
K-1-20-III ( PROSEDUR INTESTINAL KOMPLEKS (BERAT) konfirmasi kepada coder perihal ketidak sesuai tersebut
Rp 22.051.929,- (lembar konfirmasi).

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 56/57
8/19/2019 500 Rekomendasi Koding_minus Analisa Verifikator

491 Pasien masuk RITL dengan kasus myelofibrosis. Diajukan 1. Pada kasus ini diagnosa utama nya adalah D47.1 dan Tumor/Kanker
oleh RS sebagai berikut: Diagnosa Utama D47.9 (Neoplasm sebagai diagnosa sekundernya dalah D63.0
of uncertain or unknown 2. Pada kasus ini, jika hanya tertulis myelofibrosis
behaviour of lymphoid, haematopoieitic and related pada resume medis maka kode yang tepat adalah D47.1
tissue, unspecified) dan diagnosa sekunder D 64.9 (anaemia, (Chronic myeloproliferative disease Myelofibrosis (with
unspecified). tindakan 9904 ( myeloid metaplasia)
transfusion of packed cells), Grouping CBG’s C-4- [Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Neoplasms.]
14-II. biaya: 5.023.376,00 3. Pada kasus ini, diagnosa anemia pada kasus
neoplasma menggunakan kode D63.0 (Anaemia in
neoplastic disease
[Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Diseases of

the blood and blood-forming organs.])

492 DU Ca nasopharing , DS anemi, dng HB rendah dan Dalam ICD 10 ada aturan menganai asterix dan dagger, Tumor/Kanker
memerlukan transfusi. Pasien hanya diterapi untuk dimana dagger harus menjadi diagnosa utama. Untuk
anemianya, sedang tidak ada terapi kankernya anemi pada neoplasma kodenya adalah D63.0 * (asterix)
maka anemia menjadi diagnosa sekunder dan Ca
Nasoparing menjadi diagnosa utama

493 Pasien RITL dengan pasca operasi Ca mammae luka operasi 1. koding hasil verifikasi dan hasil analisa kasus sudah Tumor/Kanker
tidak baik. Diajukan RS sebagai berikut: DU: C50.9 DS: T81.3 tepat
Tindakan: 86.69 2. diagnosa akhir adalah diagnosa yang
Group CGBs: L-1-30-III Prosedur pemindahan kulit menyerap sumberdaya banyak
tanpa luka bakar berat Biaya Rp. 26.057.105

494 pasien RITL dengan kasus susp kanker abdomen, diajukan Sesuai dengan aturan koding, suspect carcinoma dikoding Tumor/Kanker
RS sebagai berikut; diagnosa utamanya K30; dyspepsia, dengan Z03.1
R19.0; intra abdominal and pelvic swelling mass and lump,
M43.0; spondilosis

500 REKOMENDASI KODING

NO KASUS REKOMENDASI NCC K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/


Diagnosa/ Tindakan)

495 Pasien masuk RITL dengan kasus ada benjolan di telinga Pada kasus ini hipertensi merupakan kasus yang sudah Tumor/Kanker
yang dirasa terus menerus nyeri Diajukan oleh RS sebagai ada sebelumnya maka kedudukannya sebagai diagnosa
berikut: sekunder sehingga diagnosa utama adalah M72.8 namun
Diagnosa utama: I10 Essential (primary) dengan konfirmasi kepada DPJP
hypertension
Diagnosa sekunder: M72.8 - Other fibroblastic disorders.-
E149 - Unspecified diabetes mellitus without complications
Tindakan : 87.44 Routine chest x-ray, so described, 18.12

Biopsy of external ear

Biaya Rp 3.502.018

496 Pasien di diagnosa tumor jinak kemudian dilakukan Customer 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder atau Tumor/Kanker
Visit dan didapatkan hasil bahwa pasien hanya dilakukan DPJP dengan berpedoman pada Pemenkes nomor 27
anastesi lokal dan pasien dipulangkan pada hari yg sama.oleh tahun 2014 tentang definisi episode
RS ditagihkan sebagai pasien RITL dengan tindakan biopsi

497 * USG HAMIL DITAGIHKAN USG ABDOMEN Pada kasus persalinan , Usg Gravid uterus dapat dikode USG
dengan 88.78 (Diagnostic ultrasound Of Gravid Uterus

498 Pasien masuk RS dengan keluhan badan panas hari ketiga tetap merujuk diagnosa akhir yang tertulis di resume Virus
sebelum masuk RS keluhan disertai kejang 1x,BAB cair medis, kodefikasi dari RS sudah tepat.
<3x,batuk dan pilek .keadaan umum sakit sedang ,kesadaran
CM, BB 7.2 kg. T
38.5 C.Terapi yang diberikan : IVFD DS 1/4 NS gtt
X tpm (mikro),Inj Ceftriakson
300mg/12jam/iv,Sanmol 4x3,Zink kid syr 1xcth
1pc. Diagnosa akhir : Febris ec morbili Diagnosa utama
:B05.9(measles without Complication).
biaya Rp. 2.352.535.

499 Pasien X mendapatkan permintaan BNO-IVP di rawat jalan Agar dilakukan verifi kasi sesuai dengan juknis veri fikasi. BNO
tanggal 20/8/2014. Namun dirawat inapkan untuk melakukan Selama ada surat perintah RITL dari DJP maka dibayarkan
tindakan tsb tanggal menjadi episode RITL. Jika tidak ada indikasi medis untuk
21/8/2014 dilakukan RITL, maka verifikator melakukan pencatatan
untuk dilaporkan kepada Tim audit medis.

500 Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan normal. Sesuai dengan PMK 27 tahun 2014, bahwa code Z35.8 Persalinan/Kehamilan/Bayi

http://slidepdf.com/reader/full/500-rekomendasi-kodingminus-analisa-verifikator 57/57

Anda mungkin juga menyukai