Anda di halaman 1dari 91

500 REKOMENDASI KODING

Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
1 Cancelled Peserta BPJS yang di rawat inap akan dilakukan Peserta melaporkan ke BPJS Kesehatan Tidak adanya pengawasan dan sangsi Verifikator melakukan pencatatan kasus ini Alat Kesehatan
Service tindakan operasi bagian Urologi tanggal 13 Center di RS pada oknum yang menagihkan biaya sebagai bahan pertimbangan pada saat dilakukan
Agustus 2014, diminta untuk membayar alat pelayanan kesehatan yang tidak wajar recredentialing FKRTL
dengan alasan alat tidak disediakan oleh RS terhadap peserta
sebesar Rp.8.500.000,-
Pasien tidak jadi dioperasi karena tidak membayar
alat tersebut.
2 Cancelled Pasien dengan diagnosa appendix dan Pasien hanya dibayarkan tindakan konsultasi Penagihan klaim untuk pasien yang Tindakan atau prosedur yang sudah dilakukan Appendik
Service direncanakan untuk tindakan bedah, namun dan diagnosanya saja, untuk tagihan bedah mendapatkan tindakan bedah selalu ada yang di koding (diinput)
dikarenakan mati listrik sehingga tindakan bedah tidak dibayarkan laporan operasi
dibatalkan
3 Cancelled Diagnosa Utama : K359 (Acute Diagnosa Utama : K359 (Acute Pada saat verifikasi tidak ada tindakan Verifikator melakukan cross check kepada Appendik
Service appendicitis,unspecified)Tindakan : 4709 (Other appendicitis,unspecified) Tindakan : 9918 appendiktomi pada billing biaya RS laporan operasi atau reusme medis, apabila
appendectomy) 9918 (Injection or infusion of (Injection or infusion of electrolytes) 9059 maka dilakukan penelusuran pada terbukti tidak dilakukan operasi, verifikator
electrolytes) 9059 (Other microscopic examination (Other microscopic examination of blood) Rekam Medis dan ternyata pasien tidak menyampaikan hal tersebut kepada koder untuk
of blood) 9396 (Other oxygen enrichment) 9396 (Other oxygen enrichment) jadi operasi dikarenakan pasien dilakukan koreksi tagihan.
8952(Electrocardiogram) Group CBGs : K-1-13-I 8952(Electrocardiogram)Group CBGs : K-4- kondisinya lemah jadi operasi ditunda
(Prosedur appendik ringan) Biaya Rp. 4.474.757 18-I (Diagnosis Sistem Pencernaan lain-lain Jadi tindakan appendiktomi tidak boleh
(ringan) Biaya Rp. 3.669.066 dientrykan

4 Cancelled Pada pasien RITL dengan rencana tindakan Klaim tidak layak Tidak terdapat biaya tindakan biopsi Verifikator memberikan lembar konfirmasi kepada Biopsi
Service biopsi, tidak jadi dilakukan tindakan karena alasan pada billing RS, setelah dikonfirmasi ke pasien yang tidak jadi dirawat kepada koder,
teknis RS (contoh: dokter tidak berada di tempat), rekam medis pasien, terdapat sehingga pengajuan klaim dapat diubah sesuai
namun tindakan biopsi tetap ditagihkan ke BPJS. keterangan penundaan tindakan oleh kejadian sebenarnya.
dokter.
5 Cancelled Pada pasien RITL dengan rencana tindakan Klaim tidak layak Tidak terdapat biaya tindakan Verifikator memberikan lembar konfirmasi kepada Cimino
Service pemasangan cimino, tidak jadi dilakukan tindakan pemasangan cimino pada billing RS, pasien yang tidak jadi dirawat kepada koder,
karena dokter tidak berada di tempat, namun setelah dikonfirmasi ke rekam medis sehingga pengajuan klaim dapat diubah sesuai
tindakan pemasangan cimino tetap ditagihkan ke pasien, terdapat keterangan penundaan kejadian sebenarnya.
BPJS. tindakan oleh dokter.
6 Cancelled Rencana tindakan echo untuk kasus jantung tidak diturunkan menjadi kontrol biasa Terlihat di perincian biaya tidak ada Verifikator menyampaikan isi rekam medis Ekokardiografi
Service jadi dilakukan namun tetap ditagihkan tindakan echo kepada koder agar dilakukan koreksi tagihan.
7 Cancelled Pasien masuk RITL tidak dilakukan tindakan Di status pasien hanya ditulis pro laparatomi Tindakan operasi harus melaporkan Tindakan yang ditagihkan adalah tindakan yang Gigi Mulut
Service marsupialisasi namun ditagihkan tindakan untuk dilakukan tindakan marsupialisasi, bukti laporan operasi pasien diberikan kepada pasien. Jika tidak dilakukan
marsupialisasi tetapi tindakan tidak jadi dilakukan karena tindakan, maka tidak dientri. Yang entri hanya
kondisi kesehatan pasien tidak diagnosanya saja
memungkinkan
8 Cancelled Diganosa Sekunder : E722 (Disorder of urea Cycle Tidak layak klaim Pasien tidak HD Tindakan yang tidak dilakukan tidak dapat Ginjal/Hemodialisa
Service metabilism) Tindakan : 3927 (Arteriovenostomy for ditagihkan. Klaim tidak dilayakkan.
renal dialysis)
9 Cancelled Pasien didaftarkan masuk ke poli kembali karena SEP dibatalkan, hanya dicetakan SEP Terlihat dari tools riwayat pelayanan di
Verifikator memastikan kunjungan konsul pasien Obat
Service obat yang diambil saat dia datang beberapa hari sebelumnya dan di ACC oleh petugas BPJS aplikasi pembuatan SEP apakah ada komplikasi atau penyakit penyerta,
sebelumnya tidak dapat diambil karena belum Kesehatan apabila tidak ada verifikator melakukan konfirmasi
waktunya mengambil obat agar kunjungan tsb tidak ditagihkan (disertai
lembar konfirmasi).
10 Cancelled Pasien RITL atas nama Arifin Seltia Lubis nokp: RITL tidak di layakkan karena tidak indikasi pada tanggal 30 -07-2014 pasien masuk Pada kasus ini jika pasien sudah mendapatkan Persalinan/Kehamilan/Bayi
Service 0001201576072 , masuk tgl 28-07-2014 kondisi utk pasien Rawat Inap kembali dengan di lakukan tindakan SC. surat perintah rawat inap dan memasuki runag Baru Lahir
pasien dalam ke adaan hamil masuk opname Sehingga kasus yg sebelumnya tdk rawat, maka dapat ditagihkan sebagi kasus RITL
keluhan sakit pingangg tanpa ada tindakan psn plg menjadi kasus yg utama dan tidak dengan diagnosa O47.9 (False labour/persalinan
.dua hr kemudian pasien SC menjadi beban biaya palsu)

1
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
11 Cancelled Mengajukan klaim pasien rajal padahal pasien Melihat billing hanya tertulis konsultasi dokter Setelah di cek status, ternyata pasien Pelayanan kesehatan yang tidak jadi dilakukan Rujukan
Service tersebut batal berobat. saja. batal berobat. Ada sekitar 3 kasus (batal dilakukan), tidak dijamin oleh BPJS
Kesehatan
12 Cancelled Pasien RITL Atas Nama : Ria Tio Silitonga Nokp : Pasien Hanya dibayarkan biaya konsultasi Di kembalikan untuk di koreksi dan di Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder Telinga
Service 0000014522128 masuk tanggal 07-07-2014 saja di RJTL ACC hanya rawat jalan biasa tanpa dan melakukan negosiasi dengan FKRTL.
pulang tgl 07-07-2014 dengan diagnosa OMSK tindakan
rencana operasi ,tenyata di batal pasien tdk berani
dan hari itu juga pasien pulang

13 Cancelled pasien masuk RITL dengan diagnosa utama Melihat dari resume medis pasien yang Sesuai petunjuk teknis Verifikasi Pasien Pada kasus yang pertama, tindakan heniotomy Tindakan Medik/Operatif
Service Hernia Inguinalis dan direncanakan operasi, mencamtumkan keterangan operasi ditunda yang masuk ke rawat inap sebagai tidak dapat ditagihkan krn belum dilakukan.
namun operasi ditunda setelah lebaran atas pada bulan depan atas permintaan dari kelanjutan dari proses perawatan di
permintaan keluarga. Pihak Rumah Sakit pasien rawat jalan atau gawat darurat, maka
menagihkan pelayanan RITL tersebut. Setelah kasus tersebut termasuk satu episode
lebaran pasien masuk RITL kembali untuk rawat inap, dimana pelayanan yang telah
melakukan operasi Hernia tersebut dan pihak dilakukan di rawat jalan atau gawat
Rumah sakit menagihkan kembali. terpisah bukan darurat sudah termasuk didalamnya
sebagai satu periode penyakit
14 Cancelled Pasien Thalasemia masuk lewat IGD dengan Tagihan yang dibayarkan hanya tagihan rawat Di billing rumah sakit tidak ada tercantum Verifikator memberikan lembar konfirmasi kepada Transfusi Darah
Service pengantar rawat inap: pro transfusi, diprosedur jalan saja karena pasien tidak jadi di rawat tagihan darah (PMI) sehingga verifikator pasien yang tidak jadi dirawat kepada koder,
ditagihkan transfusi,pada saat verifikasi di inap melakukan konfirmasi langsung ke sehingga pengajuan klaim dapat diubah sesuai
konfirmasi kepeserta ternyata pasien tidak jadi pasien kejadian sebenarnya.
transfusi karena HB nya normal,tidak jadi dirawat
tetapi ditagihkan sebagai tagihan rawat inap

15 Clonning Pasien an. Ny. Eka (21 Thn) masuk RITL melalui pada rekam medik pasien terdapat Sesuai dengan ketentuan: Pelayanan Pada kasus ini tidak dapat diterbitkan SEP. kasus Penggunaan kartu
UGD, pasien tdk mempunyai kartu BPJS dan perbedaan data identitas peserta, dimana kesehatan yang dilakukan tanpa melalui tidak dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
bersedia membayar sebagai pasien umum. saat di UGD menggunakan nama Ny. Eka, prosedur sebagaimana yang diatur Verifikator membuat catatan sebagai bahan
Setelah dipindahkan ke ruang inap, pasien dan di ruang inap menggunakan nama Ny. dalam peraturan yang berlaku maka pertimbangan recredentialing FKRTL. Verifikator
disarankan oleh perawat RS untuk menggunakan Nurhaeni (Peserta mandiri / 46 thn) pelayanan kesehatan tersebut tidak meminta tenaga kesehatan agar menlakukan
kartu BPJS milik saudara / tetangga. dijamin oleh BPJS Kesehatan. Dalam edukasi kepada pasien untuk segera melakukan
hal ini peserta tsb menggunakan kartu pendaftaran sebagai peserta JKN.
BPJS milik orang lain.

16 Correct charge Pasien dirawat dikelas 3 ditagihkan di kelas 1 pasien dirawat di kelas sesuai dengan kelas kelas rawat terlihat pada billing sistem Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN Permenkes Akomodasi
for room type dengan tarif Rp. 2192494 yang digunakan bukan hak kelas yang tertera RS sehingga terliahat jelas kelas 28 tahun 2014.
pada SEP sehingga sesuai kelas perawatan perawatan yang digunakan oleh pasien
pasien dibayarkan dengan tarif 1.566.068

17 Correct charge Agusman masuk tgl 1-4 juli 2014 dgn dg Sciatica Pasien tetap ditagihkan di akelas perawatan Dikarenakan Rs Siti Aisyah kelas rawat 1 Sudah diakomodir pada PMK 28 Tahun 2014 Akomodasi
for room type dan arthosis hakkelas peserta di kelas 1 tetapi di yang didapat tidak terlalu memadai sehingga sering
rawat di kelas 2 Diagnose utama M54.3 Diagnose peserta kelas 1 ditempatkan di kelas 2
sekunder M19.9 kelas 1 (2.736.744) Kelas 2 ( dan kejadian ini sering terjadi setiap
2.345.781). bulan sampai 25 kasus setiap bulannya

18 Correct charge Zaimah masuk tanggal 23-27 maret 2014 dg pasien tetap ditagihkan di kelas perawatan rsud lahat ruang kelas 1 sedikit sehingga Sudah diakomodir pada PMK 28 Tahun 2014 Akomodasi
for room type Dispepsia dan Vertigo. Hak kelas di kelas 1 tetapi yang didapat beberapa peserta mendapat perawatan
pasien dirawat dikelas 2. Diagnosa Utama K30 kelas di bawah hak nya
dan sekunder R42.
19 Correct charge Pasien yang hak nya kelas 1, diletakkan ke kelas 3 Klaiman tetap dibayarkan sesuai haknya Berdasarkan keluhan pasien Sudah diakomodir pada PMK 28 Tahun 2014 Akomodasi
for room type karena penuh tetapi tetap di tagihkan di kelas 1 padahal pasien diletakkan tidak sesuai hak
rawatan nya

2
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
20 Correct charge Pasien PBI masuk RITL dengan kasus Malaria Sesuai dengan hak peserta kelas III, tetapi di setelah di lakukan penelusuran data Verifikator melakukan konfirmasi hak rawat Akomodasi
for room type Tersiana entri kelas II, sehingga layak di byr kelas III tersebut, berhubung data base blm peserta kepada koder untuk ditagihkan dan
online (VPN), penerbitan SEP dipilih dibayarkan sesuai dengan hak dan kelas yang
dengan kelas rawat II ditempati peserta mengingat peserta PBI tidak
diperbolehkan untuk naik kelas.
21 Correct charge Pasien masuk RITL dengan diagnosa Demam Melakukan perubahan kelas pengajuan Dilakukan pengecekan terhadap pasien Verifikator melakukan customer visit kepada Akomodasi
for room type thyfoid. Pasien mendapat kelas perawatan kelas 3. sesuai dengan pasien mendapat pelayanan. yang ternyata benar dirawat di ruang pasien dengan lembar konfirmasi, kemudian
Diajukan diagnosa utama A01.0 Thyfoid Fever; Diagnosa utama A01.0 Thyfoid Fever perawatan kelas 3. Jadi penagihan klaim melakukan konfirmasi kelas rawat yang ditempati
Namun diajukan sebagai pasien yang mendapat dilakukan sesuai dengan kelas oleh pasien kepada koder.
kelas perawatan kelas 2. perawatan pasien

22 Correct charge Pasien mendapat kelas rawat di bawah hak kelas BPJS membayar sesuai dengan kelas Sesuai dengan Permenkes No 28 Sudah diakomodir pada PMK 28 Tahun 2014 Akomodasi
for room type rawatnya, dengan alasan hak kelas rawatnya dimana pasien dirawat tahuan 2014 Dalam hal ruang rawat inap
penuh namun penagihan sesuai hak kelas yang penuh peserta dapat dirawat di
sebanyak 468 kss kelas perawatan satu tingkat lebih tinggi
paling lama ( tiga) hari. Dan apabila
dirawat dikelas yang lebih rendah maka
BPJS membayar sesuai dengan kelas
dimana dirawat.

23 Correct charge Kasus persalinan normal dirawat di ruang Klaim dibayar sesuai dengan ruang Seharusnya apabila pasien dirawat di Sudah diakomodir pada PMK 28 Tahun 2014 Akomodasi
for room type kebidanan kelas 2 walaupun hak kelas perawatan yang ditempatkan pasien, yaitu kelas lebih rendah dari kelas
perawatannya kelas 1, klaim ditagihkan tetap kelas 2. Biaya persalinan normal kelas 1 Rp perawatannya, maka dibayar sesuai
ditagihkan sesuai hak kelas perawatan peserta, 2.655.065, kelas 2 ; Rp 2.275.770. biaya dengan kelas yang ditempatinya.
yaitu kelas 1 persalinan SC kelas 1 Rp 5.303.366, kelas 2
Rp 4.545.742

24 Correct charge Pasien yang hak kelas rawatnya penuh misalnya Tagihan yang dibayarkan adalah sesuai Di billing rumah sakit tercantum bahwa Sudah diakomodir pada PMK 28 Tahun 2014 Akomodasi
for room type kelas 1,namun pasien dititipkan dikelas yang lebih dengan kelas rawat yang ditempati peserta pasien ditempatkan di kelas yang lebih
rendah tetapi ditagihkan sesuai dengan hak kelas rendah
peserta yaitu kelas 1

25 Correct charge Pasien RITL dengan dx A09 (diarrhoea) dan Sesuai dengan pembayaran INACbgs Pasien ditagihkan oleh pihak RS selisih Pada kasus ini , pengajuan klaim RS sudah Akomodasi
for room type anemia. Pasien dirawat 3 hari di VIP, hak kelas Rp.5.036.307, biaya riil RS Rp.3.272.900 bayaran. RS memasukkan tarif INACbgs sesuai ketentuan. Untuk pasien yang naik kelas
seharusnya kelas I. Pasien di tagihkan iuran biaya ke dalam rincian biaya perawatan yang ke VIP dapat dikenakan selisih biaya. Sedangkan
oleh pihak RS, Padahal INAcbg lebih besar tidak sesuai dengan yang seharusnya untuk tarif INA CBGs yang lebih tinggi dari tarif riil
daripada biaya riil rumah sakit. ditagihan ke BPJS. Sehingga tarif RS tidak lagi menjadi permasalahan apabila
INACbg lebih kecil dari biaya riil RS sesuai dengan kondisi pasien yang dilayani.
(keluhan pasien)

3
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
26 Correct charge Pasien RITL dengan diagnosa nausea and Tarif INA-CBG kelas 1 = Rp 3.558.794 Tarif Berdasarkan PMK No. 28 tentang Pilihan kenaikan kelas merupakan hak pilih Akomodasi
for room type vomiting naik kelas perawatan dari kelas 2 ke INA-CBG kelas 2 = Rp 3.050.396 Pasien Pedoman Pelaksanaan Program JKN peserta. Apabila peserta naik kelas ke kelas II
kelas 1. Pasien membayar selisih tidak sesuai membayar selisih biaya perawatan sebesar bahwa peningkatan kelas perawatan atau kelas I, verifikator menginformasikan sesuai
dengan tagihan yang seharusnya Rp 1.020.004, dimana seharusnya selisih sampai dengan kelas 1, maka PMK No. 28 selisih yang ditagihkan adalah tarif
yang dibayar oleh pasien sebesar Rp diberlakukan urun biaya selisih tarif INA- INA CBGs kelas yang dipilih dikurangi tarif INA
508.398. CBGs kelas ruang perawatan yang CBGs yang mnejadi haknya. Sedangkan apabila
dipilih dengan tarif INA-CBGs yang peserta memilih kelas VIP maka selisih biaya
menjadi haknya. yang dikenakan adalah selisih antara Biaya Tarif
RS dikurangi tarif INA CBGs kelas yang menjadi
haknya.
27 Correct charge rumah sakit menagihkan sesuai hak kelas rawat dijamin sesuai kelas perawatan yang pasien seharusnya menempati kelas Diakomodir PMK No. 28 Akomodasi
for room type pasien sedangkan pasien menempati kelas ditempati pasien. perawatan sesuai dengan haknya.
perawatan yang lebih rendah lebih dari 3 hari. Apabila ruangan penuh dan ditempatkan
lebih rendah dari hak kelas perawatan
pasien. Seharusnya RS menagihkan
sesuai dengan kelas perawatan yang
ditempati oleh pasien.

28 Correct charge Pasien masuk dengan kasus uterovaginal prolaps pasien tidak perlu membayar selisih biaya Adanya perbedaan tarif Ina Cbg yang Verifikator melakukan pengecekan hasil groper Akomodasi
for room type , unspecified, pasien naik kelas dari kelas I ke VIP, karena tarif INA CBg masih cukup. tercantum di billing RS dengan tarif Ina CBG's yang tercantum di dalam billing RS (Rp
total tagihan yang di tujukan kepada pasien Cbg keluaran aplikasi. Rumah sakit 4.003.665,-) sudah sesuai kelas rawat dan level
sebesarRp. 5.640.000. Tarif INA Cbg yang menuliskan lebih rendah dari yang severitynya. Seharusnya tidak ada perbedaan
tercantum di billing RS Rp. 4.003.665 jd pasien sebenarnya. antara hasil grouper RS dengan hasil grouper
membayar selisih Rp. 1.636.335,- akan tetapi yang ditagihkan kepada BPJS Kesehatan. Jika
tagihan INA Cbg yg RS tagihkan ke BPJS sebesar hasil tidak sesuai, maka verifikator melakukan
Rp. 5.676.993 pencatatan dan pelaporan kepada Kanit MPKR
untuk dilakukan pembinaan dan sebagai bahan
recredentialing FKRTL.

29 Correct charge Px dgn hak kelas 1 dirawat dikelas 3 dan Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN. Permenkes Akomodasi
for room type ditagihkan kelas 1 28 Tahun 2014
30 Correct charge Pasien RITL dengan hak kelas II dirawat di kelas Tagihan berdasarkan pelayanan yang Verifikasi berdasarkan pelayanan yang Verif sesuai dengan Permenkes 28 Tahun 2014. Akomodasi
for room type III karena kelas II penuh, Diagnosa utama: diberikan kepada peserta, yaitu perawatan diterima pasien. Berdasarkan
Dyspepsia K30 Biaya Ina CBGs Rp 3.713.095 kelas III. Biaya Rp. 3.094.246 Permenkes no 71 pasal 22, apabila hak
kelas perawatan penuh,peserta dapat
dirawat di kelas 1 tingkat lebih tinggi
maks 3 hari
31 Correct charge Pasien RITL hak kelas 1 tinggal di kelas III (turun Sesuai PMK 28, tagihan klaim dibayar sesuai Cek keseuaian billing RS antara hak Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat Akomodasi
for room type kelas) dicoding kelas 1 kelas dimana pasien dirawat kelas dan kelas dimana pasien dirawat dibawah hak kelasnya lebih dari 3 hari,
seharusnya ditagihkan sesuai dengan ruang
perawatan yang diterima oleh pasien.
32 Correct charge Pasien RITL masuk dengan diagnosa E115 , pasien drawat dan mendapatkan hak rawat mendeteksi dengan cara pemeriksan Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN Permenkes Diabetes Melitus
for room type ditagihkan biaya kelas 2 kelas 3 Rp 3,758,620 lebih rinci ke resume medis dan buku 28 tahun 2014.
pasien masuk yang di ruangan
33 Correct charge Pasien dengan diagnosa dyspepsia dirawat Seharusnya yang ditagihkan sesuai dengan Menyesuaikan data-data dengan MR Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN Permenkes Dispepsia
for room type dikelas 3, ditagihkan dengan kelas perawatan kls 2 ruangan yang ditempati pasien saat dirawat pasien 28 tahun 2014.

34 Correct charge Pasien dengan diagnosa utama K.808 Cther sesuai dengan berkas klaim diverifikasi diverifikasi berkas klaim dilihat dari ruang Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN Permenkes Empedu
for room type Cholelithiasis dikarenakan ruangan rawat sesuai pasien dirawat di ruang kelas 3 rawat dan MR pasien 28 tahun 2014.
hak peserta kelas 2 nya penuh pasien bersedia
dirawat dikelas 3(untuk ruang kelas 1 dikonfirmasi
juga penuh),akan

4
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
35 Correct charge Pasien a/n Mardia Hasan, NOKA : Pada saat verifikasi, tagihan yang disetujui Sesuai dengan hak kelas rawat pasien Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat Akomodasi
for room type 0001261623069 hak kelas rawat kelas II, MRS adalah sesuai dengan tarif INACBG'S kelas seharusnya dirawat di kamar perawatan dibawah hak kelasnya lebih dari 3 hari,
pada tgl 06/07/2014 Pulang tgl 08/07/2014; No yang ditempati (tarif kelas III) bukan yang kelas II. Namun dikarenakan kamar seharusnya ditagihkan sesuai dengan ruang
SEP 2407R00106140000633. Karena kamar kelas menjadi haknya( tarif Kelas II).Adapun tarif sesuai dengan hak kelas pasien penuh perawatan yang diterima oleh pasien.
II penuh maka pasien sampai dengan tgl yang disetujui adalah sebesar Rp 1.994.726,- dan kamar satu tingkat diatas kelas
kepulangan ditempatkan di kamar kelas III. Pihak rawat pasien juga penuh, maka pasien
RS menangihkan sesuai dengan hak kelas pasien dirawat di kamar satu tingkat dibawah
bukan kelas yang ditempati. hak kelasnya yaitu kamar kelas III
sampai dengan kamar sesuai hak kelas
rawatnya tersedia. Dikarenakan kamar
sesuai dengan hak kelas pasien belum
tersedia sampai dengan pasien pulang
RS maka selama pasien menjalani
perawatan pasien sepenuhnya dirawat di
kamar kelas III. Diketahui bahwa pihak
RS menagihkan biaya perawatan sesuai
dengan hak kelas rawat pasien yaitu
kelas II yaitu sebesar Rp. 2.393.672,-
padahal pasien menjalani perawatan di
kelas III. Maka pada saat dilakukan
proses verifikasi yang disetujui adalah
biaya perawatan sesuai dengan kelas
yang ditempati yaitu kelas III.

36 Correct charge Pasien dengan persalinan SC dirawat dikelas 3, Seharusnya yang ditagihkan sesuai dengan Menyesuaikan data-data dengan MR Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN Permenkes Persalinan/Kehamilan/Bayi
for room type ditagihkan dengan kelas perawatan kls 2 ruangan yang ditempati pasien saat dirawat pasien 28 tahun 2014. Baru Lahir

37 Inflated Bill Merubah biaya total RS (billing) untuk ditagihkan Pasien dimintai selisih yang cukup besar Hal tersebut terjadi karena belum Verifikator melakukan konfirmasi kepada pihak Akomodasi
kepada pasien yang dirawat di VIP adanya bridging antara SEP dan billing Manajemen RS agar tarif VIP yang ditagihkan
RS sehingga perawat ruangan membuat sesuai dengan tarif Perda yang berlaku.
tagihan sendiri. Sudah ditindaklanjuti
dengan pendekatan kepada manajemen
untuk menegur perawat di ruangan dan
membuat daftar tarif VIP sesuai Perda.

38 Inflated Bill Tagihan Klaim CAPD sebesar Biaya pemesanan CAPD kepada PT. Enseval Berdasarkan Surat Edaran Menteri Verifikasi dilakukan sesuai dengan SE Menkes Ginjal/Hemodialisa
Rp.6.906.000,/pasien sebesar Rp. 5.822.000,-. RS menagihkan Kesehatan RI Nomor Nomor HK/Menkes/31/I/2014 tentang
menggunakan tarif yang ada pada PERDA HK/Menkes/31/I/2014, Menetapkan Tarif pelaksanaan standar tarif pelayanan kesehatan
Pelayanan CAPD Sebesar Rp pada FKTP dan FKRTL. Tarif Pelayanan CAPD
5.940.000,00/bulan untuk Setiap Pasien. paket rutin Sebesar Rp 5.940.000,00/bulan

39 inflated bill klaim obat bukan memakai harga DPHO tapi Sesuai dengan aturan BPJS harga obat mencocokkan harga obat dengan harga Verifikator memberikan informasi ketentuan klaim Obat
harga reguler Apotik yang harganya lebih tinggi mengacu pada Ecat atau DPHO yg tertera di ecat dan DPHO obat kronis mengacu pada SE Menkes No. 32
dari harga tarif BPJS misal lantus harga DPHO
Rp.126,800 diklaimkan Rp.212,900
40 inflated bill klaim obat yang seharusnya sudah include dengan Sesuai aturan sediaan sirup,insulin,spray melihat signa pemberian dosis obat yang Tarif INA CBGS tidak membatasi jumlah Obat
tagihan INA-CBGs misal sediaan sirup atau insulin sekurang-kurangnya 1 botol/buah masuk dlm diberikan ke pasien pemberian obat. Obat diresepkan sesuai indikasi
tarif paket INA-CBGs medis dan mengacu kepada Formularium
Nasional.

5
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
41 Inflated Bill Pasien a/n Philipus Lusi , NOKA 0000150702456 Sesuai dengan sediaan yang diminta pada Pada resep ditulis permintaan obat 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada tugas Obat
memperoleh resep kronis dengan obat Kutoin resep yaitu sediaan kutoin kapsul maka kutoin kaspul sebanyak 46 kapsul Apotek agar dilakukan koreksi entroan data
caps namun pihak apotek pelengkap mengentry disetuji sebesar Rp. 11.892,- dengan aturan pakai 2x1 kapsul, namun 2. Obat yang dibayar adalah obat yang sesuai
dengan sediaan kutoin injeksi. Tagihan obat kutoin pihak apotek mengentry dengan sediaan dengan diresepkan dan diberikan kepada pasien.
yang seharusnya 11.892,- menjadi Rp 1.325.100,- injeksi sebanyak jumlah yang diminta
pada resep. Hal ini menyebabkan
kenaikan biaya yang ditagihkan. Pada
saat dilakukan proses verifikasi disetujui
biaya dengan sediaan kaspul bukan
injeksi.
42 Inflated Bill Pasien yang awalnya umum dan ditengah Tagihan rawat inap dibayarkan secara Keluhan dari pasien Sudah diakomodir PMK No. 28 Tahun 2014 Pasien Baru
perawatan mengurus BPJS,namun di resume proporsional
medis tanggal pasien masuk dibuat pada saat
dijamin BPJS bukan pada saat pasien masuk ke
rumah sakit dengan biaya umum.Sehingga
verifikator tidak mengetahui bahwa klaim tersebut
seharusnya dibayar proporsional
43 Inflated Bill Pasien masuk RITL dengan kasus Cedera sekitar Sesuai kaidah koding setelah dilakukan crosscheck pada Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder. Penanganan Luka
tangan dan dilakukan eksisi pada luka. Diajukan Pasien masuk RITL dengan kasus Cedera data RM tidak ditemukan tindakan Seharusnya coder melakukan entrian data sesuai
oleh RS sebagai berikut: sekitar tangan dan dilakukan eksisi pada luka. T24,3,Burn third degree hip and lower dengan apa yang tercantum di dalam resume
Diagnosa utama: T24,3,Burn third degree hip and Diajukan oleh RS Seharusnya : limb except ankle and foot medis. Diharapkan coder dapat melakukan
lower limb except ankle and foot Diagnosa utama: T23.4 Corrosion of Tindakan : 869.1 Excision of skin for konfirmasi kepada DPJP terkait dengna diagnosa
Tindakan : 869.1 Excision of skin for graft. unspecified degree of wrist and hand graft. utama dan tindakan yang dilakukan.
Biaya Rp 21.678.658 Tindakan :862.2 Excisional debridement of Verifikator melakukan pencatatan untuk
wound, infection, or burn dilaporkan kepada Tim Audit Medis
Biaya Rp 4.915.149

44 Inflated Bill Pasien RITL dengan kasus: Stroke. Diajukan oleh Tidak layak klaim Penagihan klaim untuk pasien (peserta Untuk kasus ini, klaim tidak dapat dilayakkan Penggunaan kartu
RS: mandiri) yang terlambat mengurus kartu. karena pasien terdaftar sebagai peserta JKN
Diagnosa Utama: I63.9 ( Cerebral infarction, Pasien masuk RS dari tgl 8/4/14 sd setelah pasien keluar dari RS.
unspecified ) Hasil Grouper CBG's: G-4-14-I 10/4/14 tetapi kartunya terbit pada Penjaminan baru JKN yang dalam kondisi sakit
Kecederaan pembuluh darah otak dengan infark tanggal 22/4/14 dan sedang dalam perawatan pada masa
ringan. Biaya Rp. 2.749.609 sebelum diberlakukannya PMK 28 Tahun 2014
(25 Juni 2014), maka verifikasi dilakukan sesuai
dengan surat Diryan No. 406/III.2/0114

45 Keystroke Pasien RI dengan dx T814 (infection following a Tagihan RITL dengan tarif INAcbgs Rp Diresume medis tidak dijelaskan oleh Verifkator melakukan konfirmasi kepada koder Infeksi
Mistake procedure, not elsewhere classified), dx.sek N390 7.892.512 tarif riil RS Rp 3.897.600 DPJP, DPJP hanya menuliskan di sesuai kaidah Sistem INA CBGs apabila tidak
ISK. Pasien tidak memiliki riwayat operasi resume infection post operasi. terdapat infeksi kode yang dientrikan cukup N390.
sebelumnya d RS.
46 Keystroke Pasien masuk RITL dengan kasus riwayat TBC pasien meningal sebelum mendapatkan Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD- sesuai kaidah koding maka apabila belum bisa Paru
Mistake dengan status pengobatan selasai, meninggal di pelayanan penunjang diagnosa sehingga 10 kode Z ditegakkan diagnosa yang tepat maka
UGD dalam observasi kurang dari 6 jam diberikan diagnosa utamanya observasi menggunakan kode obsevasi / suspect/ symptom
ditagihkan dengan tarif Rp. 4.322.474 dengan tarif Rp. 1.176.647 sebagai kode utama

6
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
47 Iur Biaya pada pelayanan rawat inap dan rawat jalan masih melakukan diskusi dengan pihak RS : " belum verifikator melakukan koordinasi dan sosialisasi terkait Klaim
ditemukan resep obat yang dibebankan kepada sinergi antara dokter dan manajemen RS dengan pelayanan obat , bahwa ketentuan
peserta. terkait penggunaan obat-obatan yang pembiayaan obat telah masuk dalam paket biaya INA
diperlukan pasien. sehingga masalah yang CBGs kecuali untuk obat yang termasuk dalam special
sering terjadi dokter menginginkan obat- CMG mendapatkan top up biaya.
obat paten yang harganya mahal, sedangkan
kemampuan RS ingin menyediakan yang
generik atau obat-obat sejenis yang
harganya lebih murah dan akhirnya
menyebabakan pasien yang terbebani untuk
membeli obat.

48 Keystroke Pasien RITL dengan keluahan Nyeri perut kanan Ketika pemeriksaaan (verif) tidak ditemukan Dilakukan konfirmasi kepada pihak Verifikator tidak melayakkan pengajuan klaim Appendik
Mistake diagnosa Utama: Appendicitis acute (K35.9), SIO, persetujuan Anastesi dan Laporan koder apakah hanya konservatif dan dengan operasi appendektomi. Verifikator
Dilakukan prosedur operasi appendiktomy (47.09). Operasi. Pada lembar foll.up memang tidak ada dilakukan prosedur operasi mengkomunukasikan dengan tenaga koder agar
Biaya: 2.880.854 direncanankan untuk dilakukan tindakan atau terjadi kesalahan dalam menyusun mengentri sesuai diagnosa appendicitis saja.
operasi. Pada Resume medis DPJP menulis berkas (SIO tertinggal) dan Ternyata
prosedur appendectomy padahal tidak jadi memang tidak dilakukan operasi.
dilakukan. Biaya: 2.812.950

49 Keystroke Pasien Masuk RITL dengan kasus cellulitis pada Pasien masuk RITL dengan celulitis kuku sesuai kaidah coding kode diagnosa Verifikator menyampaikan kode INA CBGs yang Cellulitis
Mistake bagian jempol kaki kanan, diagnosa yang diajukan dibagian jari jempol kanan, berdasarkan celulitis pada kuku adalah L60.0 sesuai dengan Juknis Sistem INA CBGs, kode
RS sebagai berikut : costumer visit pada pasien tindakan yang Ingrowing nail yang tepat untuk ekstraksi kuku tersebut adalah
L02.8 Cutaneous abscess, furuncle, and dilakukan adalah ekstraksi kuku dengan local Prosedur pencabutan/ektraksi kuku di 86.23
carbuncle of other sites anastesi Kode tindakan : 86.23 (Removal yang dilakukan diberikan kode tindakan :
tindakan yang diajukan RS adalah : Nail) 86.23 (Removal Nail) dan debridement
Prosedur Utama : 86.22 Excisional debridement of Biaya : Rp. 2.284.903 merupakan tindakan yang dihitung satu
wound, infection, or burn dengan tindakan ekstraksi
Prosedur SKunder : 86.89 Other repair and
reconstruction of skin and subcutaneous tissue
Group CBGs : L-1-40-I Other Skin Subcutaneous
Tissue And Breast Operations
Biaya : Rp. 4.042.490

50 Keystroke Pasien Ny.R dirawat dengan diagnosa Utama Sesuai dengan Petunjuk Teknis Verifikasi dan Dalam penulisan diagnosa harus 1. Verifikator memastikan diagnosa yang di Paru
Mistake A15.7 Tuberkolusis, A01.0 Thypoid abdominalis, Kaidah Koding yang menjadi Diagnosa dilengkapi dengan bukti pendukung yang entrikan oleh koder kepada DPJD (lembar
Gastritis A09 dengan biaya Rp.9,353,143,- Utama adalah A15.7 dan Diagnosa Sekunder cukup serta pasien mendapatkan terapi konfirmasi).
Gastritis K29.7 dari diagnosa yang ditegakkan. 2. Apabila pasien hanya menderita TB Paru
unspecified, dientri dengan kode A 16.9 buka
A15.7
51 Keystroke Pasien masuk RITL dengan kasus TBC Paru dan Sesuai kaidah koding Diagnosa Utama : Pada tindakan pasang WSD sesuai 1. Untuk kasus TB dengan pneumothorax, Paru
Mistake pneumothorax dengan tindakan pasang WSD. A16.2 Tuberculosis of lung, without mention of kaidah koding ICD 9 CM bukan kodenya cukup 1 saja, yaitu A16.2 dan kode
Diajukan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa bacteriological or histological confirmation, merupakan tindakan insisi paru tetapi J93.9 tidak perlu dicantumkan
Utama : A16.2 Tuberculosis of lung, without Diagnosa sekunder: J93.9 Pneumothorax, merupakan tindakan insertion of 2. Kode ICD 9 CM untuk WSD pada kasus TB
mention of bacteriological or histological unspecified. Tindakan: 34.04 Insertion of intercostal catheter for drainage adalah 34.04
confirmation, Diagnosa sekunder: J93.9 intercostal catheter for drainage. Group CBGs
Pneumothorax, unspecified. Tindakan: 33.1 Other : J-4-15-II PERADANGAN DAN INFEKSI
operations on lung and bronchus. Group CBGs : J- PERNAFASAN SEDANG. biaya Rp
1-30-II PROSEDUR SISTEM PERNAFASAN 5.530.442,00
MODERAT KOMPLEKS SEDANG. Biaya Rp
11.689.801,00

7
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
52 Keystroke 3. Px kontrol hamil di code O 66.0, O 33.4, O 34.2 sesuai kaidah koding diagnosa utama Z.35.9 1. Agar verifikator melakukan konfirmasi kepada Persalinan/Kehamilan/Bayi
Mistake Rp 1.328.996,- atau Z 34.9 dan diagnosa sekunder O33.4 DPJP terkait dengan kontrol kehamilan pasien, Baru Lahir
grouper Q-5-23-0 Rp 132.586,- kehamilan keberapa dan berisiko atau tidak untuk
menentukan Z34 atau Z35
2. Kode O33.4 dapat dijadikan kode utama
apabila kondisi baru pertama kali diketahui pada
saat kontrol. Untuk krontrol selanjutnya dapat
digunakan kode Z34 atau Z35 dengan diagnosa
sekunder O33.4

53 Keystroke Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan Sesuai kaidah koding Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD- 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi
Mistake secara sectio. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O41.0 Oligohydramnion 10 kode O80-O84 digunakan sebagai yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi, Baru Lahir
Diagnosa utama: O82.9 Delivery by caesarean Diagnosa sekunder: O82.9 Delivery by diagnosis sekunder jika ada penyulit contoh pasien Sectio tapi yang keluar
section caesarean section dalam persalinan, kecuali jika groupingnya persalinan normal
Diagnosa sekunder: O410 Oligohydramnions, Tindakan : 74.99 Other cesarean section penyulitnya kode O42.0 dan O42.1 maka 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
O662 Obstructed labour due to unussually large Group CBGs: O-6-13-I Persalinan Vaginal O80-O84 digunakan sebagai diagnosis kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis
fetus, O48 Prolonged Pregnancy Ringan utama. sekunder jika ada penyulit dalam persalinan,
Tindakan : 74.99 Other caesarean section of Biaya: Rp 3.184.720 namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0
unspecified type dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi menghasilkan proses grouper persalinan vaginal,
Pembedahan Caesar Ringan maka metode SC digunakan sebagai diagnosa
Biaya Rp 6.361.325 utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
4. Pada kasus ini, maka O82 yang menjadi kode
diagnosa utama

54 Keystroke Pasien RJTL dengan kasus pemeriksaan Pasien RJTL dengan kasus pemeriksaan Sesuai Kaida koding dalam ICD-9 untuk Sesuai Kaidah koding dalam ICD-9 untuk USG Persalinan/Kehamilan/Bayi
Mistake kehamilan normal + USG Hamil.Diajukan oleh kehamilan normal + USG Hamil.sesuai USG Kehamilan di gunakan Kode 88.78 Kehamilan di gunakan Kode 88.78 (Diagnostic Baru Lahir
rumah sakit sebagai berikut : dengan Kaidah koding : (Diagnostic ultrasound of gravid uterus) ultrasound of gravid uterus)
Diagnosa Utama : Z34.0 Diagnosa sekunder : Diagnosa Utama : Z34.0
Tindakan : 88.92 (Magnetic resonace imaging of Diagnosa sekunder :
chest and myocardium) Group CBGs :Z-3-16-o Tindakan : 88.78 (Diagnostic ultrasound of
(Prosedur magnetic resonance imaging) biaya gravid uterus))
Rp.603.631 Group CBGs :Z-3.25-0 (Prosedur ultrasound
Ginekologi) biaya Rp.169.791
55 Keystroke Pada kasus persalinan normal dengan penyulit Sesuai kaidah koding Diagnosis utama Berdasarkan kaidah coding dalam ICD X 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi
Mistake ketuban pecah dini (KPD), pada saat proses :O80.8 Diagnosis sekunder O42.0 Tindakan : kode O80 s/d O84 digunakan sebagai yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi, Baru Lahir
coding ditulis kode O42.0 (ketuban pecah dini 73.59 Grouper : O-6-13-I persalinan vaginal diagnosis sekunder jika ada penyulit contoh pasien Sectio tapi yang keluar
dalam waktu 24 jam) sebagai diagnosis utama dan ringan dalam persalinan, kecuali jika groupingnya persalinan normal
O80.8 (persalinan bayi tunggal) sebagai diagnosis penyulitnya kode O42.0 dan O42.1 maka 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
sekunder. Tindakan : 73.59 Other manually O80 s/d O84 digunakan sebagai kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis
assisted delivery Grouper : O-6-13-II Persalinan diagnosis utama. sekunder jika ada penyulit dalam persalinan,
vaginal sedang namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0
dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
menghasilkan proses grouper persalinan vaginal,
maka metode SC digunakan sebagai diagnosa
utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.

8
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
56 Keystroke Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan Persalinan normal maupun tidak normal 1. Persalinan normal maupun tidak normal tidak Persalinan/Kehamilan/Bayi
Mistake secara sectio. Ditagihkan oleh RS sebagai berikut : secara sectio. Ditagihkan oleh RS sebagai tidak diperbolehkan menginput high risk diperbolehkan menginput high risk pregnancy Baru Lahir
Diagnosa utama : O62.0 Primary inadequate berikut : Diagnosa utama : O62.0 Primary pregnancy (Z35.5, Z35.6, Z35.7, dan (Z35.5, Z35.6, Z35.7, dan Z35.8)
contractions Diagnosa sekunder : O98.8 Other inadequate contractions Diagnosa sekunder : Z35.8) ke dalam aplikasi INA-CBGs
maternal infectious and parasitic diseases O36.4 Maternal care for intrauterine death, ke dalam aplikasi INA-CBGs 2. Jika sudah ada tindakan sc, maka tindakan
complicating pregnancy, childbirth and the O42.9 Premature rupture of membranes 75.99 tidak perlu dientri lagi
puerperium, Z35.8 Supervision of other high-risk unspecified Tindakan : 75.99 Other obstetric 3. Kode O82 harus dicantumkan sebagai
pregnancies Tindakan : 75.99 Other obstetric operations, 74.1 Low cervical cesarean diagnosa sekunder
operations, 74.1 Low cervical cesarean section. section. Group CBGs: W-1-20-I PROSEDUR 4. Kode outcome delivery nya, Z37.1 single
Group CBGs: W-1-20-III PROSEDUR PADA PADA RAHIM & ADNEKSA RINGAN Biaya stillbirth (bayi lahir mati)
RAHIM & ADNEKSA BERAT Biaya Rp. Rp. 5.462.599,00
9.299.104,00
57 Keystroke Pasien masuk RITL dengan diagnosa sebagai Sesuai kaidah koding Sesuai dengan kaidah koding ada 1. Jika akan menggunakan kode A40.3, maka Sepsis/Septikemia
Mistake berikut: Diagnosa utama: A40.3 Septicemia due to kategori tertentu dimana dua kondisi harus ada hasil kultur yang menunjukkan bahwa
Diagnosa utama: A41.9 Septicemia, Unspecified Streptococcus pneumoniae atau kondisi utama dan sekunder yang bakterinya adalah Streptococcus
Diagnosa sekunder: J18.9 Pneumonia, berkaitan dapat digambarkan dengan 2. Jika tidak diketahui hasil kulturnya maka dapat
Unspecified satu kode digunakan kode A41.9 dan ditambahkan
diagnosa sekunder J18.9

58 Keystroke Semua kasus Stroke Infark Batang Otak Stroke Infark batang otak cukup di kode Penambahan kode G46.3 meningkatkan Pada kasus ini seharusnya kode untuk stoke Stroke
Mistake di kode dengan I63.9 (Stroke Infark) dan G46.3 dengan I63.9 severity level menjadi SL 3. RS tidak dengan pendarahan batang otak adalah I61.3
(Syndrome Stroke Batang Otak) mau untuk mengubah kode menjadi
I63.9 saja. (dalam 1 bln rata2 ada 10
kasus)

59 Keystroke Pasien RJTL dengan diagnosa Primary Tindakan Inspekulo kode 96.16 Other Vaginal Tindakan Inspekulo hanya tindakan Penggunaan kode 70.12 tidak tepat karena Tindakan Medik/Operatif
Mistake Amenorrhoe. Diajukan tindakan oleh RS adalah Dilation Biaya : Rp. 173. 071 pelebaran vagina dengan kode ICD 9 : Inspekulo bukan merupakan tindakan melainkan
Tindakan : Inspekulo dan petugas kode 96.16 termasuk bagian dari pemeriksaan dalam.
memberikan kode 70.12 Culdotomy dengan biaya
Rp. 565.136
60 Keystroke 8. Kasus RITL Typhoid pd Ibu hamil RS mengkode ICD-10 Typhoid pd Ibu hamil O 98.8 Group Pada kasus ini Kode utama harus O98.8 (infeksi Tiphoid
Mistake A 01.0 Group CBGs: A-4-14-I..3.884.254 CBGs: W-4-16-I…...2.919.470 lain pada ibu hamil) dan diagnosa sekundernya
adalah A01.0
61 Keystroke Pasien masuk RITL. Diagnosa Utama: R104 Diagnosa utama tidak signifikan dibandingkan Seharusnya A010 (Typhoid Fever) yang Jika diagnosa sudah dapat ditegakkan maka Tiphoid
Mistake (Other and unspecified abdominal pain); Diagnosa dengan diagnosa sekunder menjadi diagnosa utama simptom (R10.4) tidak dapat menjadi kode utama
sekunder: A010 (Typhoid fever)
62 Keystroke Pasien masuk dari poli bedah rencana dengan dx utama : C73(Malignant neoplasm of thyroid Sesuai dengan resume mesis 1. Penentuan diagnosa sesuai yang tertera pada Tumor/Kanker
Mistake diagnosa bengkak di leher diagnosa utama : C73 gland) seharusnya diagnosa Utama resume medis
(Malignant neoplasm of thyroid gland) Dx Skunder : L048 (Lympadenitis ) prosedur seharusnya C73 dan dignosa Sekunder 2. terkait dengan diagnosa T88.2 (Shock due to
diagnosa sekunder : C77.0 (Lymph nodes of head, tindakan 1: 06.52 (tyroidectomy) Tindakan 2: L048 (Lympadenitis) sesuai dengan anaesthesia) harus dipastikan tertera di resume
face, and neck) 41.42(eksisi lesi jaringan limfa) resume medis. Prosedur 1 seharusnya medis dan konfirmasi kepada DPJP.
diagnosa skunder 2: T88.2 (Shock due to kode inacngs D-1-11-I ( Prosedur Limfa 0652 (tyroidectomy) dan prosedur ke 2: 3. Kode 68.1 merupakan kode prosedur [ada
anaesthesia) Ringan) dengan biaya Rp. 4. 646.595 4142 (eksisi lesi jaringan limfa) karena di bidang kebidanan sehingga tidak relevan untuk
tindakan 1: 68.1( Hysterotomy) resume di tulis diseksi kelenjar limfa kasus ini. verifikator bisa mengembalikan berkas
tindakan 2: 4021( Excision of deep cervical lymph kode inacbgs D-1-11-I (Prosedur Limfa klaim untuk konfirmasi.
node) Ringan ) dengan Biaya Rp 4.646.595 4. kode tindakan 40.21 membuat grouping
E-1-20-III PROSEDUR PADA TIROID, mengarah pada tyroid sedangkan kode tindakan
PARATIROID DAN SALURAN TIROGLOSAL 41.42 mengarahkan ke prosedur limpa.
BERAT. Rp 13.941.624

9
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
63 Keystroke Pasien rawat inap Diagnosa utamanya: C20 - Pasien rawat inap Diagnosa utamanya: D3.75 Berdasarkan resume medis tidak 1. Pada kasus ini verifikator memastikan apakah Tumor/Kanker
Mistake Malignant neoplasm of rectum Diagnosa sekunder - Neoplasm unc/unk, rectum Diagnosa ditemukan adanya penjelasan ca rekti Ca recti tertera pada rekam medik melakukan
: D649 - Anaemia, unspecified. Tindakan : 99.04 sekunder : D649 Anaemia, unspecified. (PA, terapi obat yang diberikan) dalam 1 konfirmasi kepada DPJP (lembar konfirmasi).
99.18 89.52 87.44 Biaya Rp 14.966.614 Tindakan : 99.04 99.18 89.52 87.44 Biaya Rp episode perawatan. Ditemukan massa di untuk kasus CA bisa dirawat berulang
5.503.494 recti susp malaignan. 2. Jika terbukti terdapat diagnosa CA rekti maka
berlaku aturan tentang asterix
3. Dalam ICD 10 ada aturan menganai asterix
dan dagger, dimana dagger harus menjadi
diagnosa utama. Untuk anemi pada neoplasma
kodenya adalah D63.0 * (asterix) maka anemia
menjadi diagnosa sekunder

64 Keystroke Pasien rawat inap Diagnosa utamanya: D069 - Pasien rawat inap Diagnosa utamanya: J1.89 Berdasarkan resume medis tidak Penggunaan D06.9 sudah tepat sebagai kode Tumor/Kanker
Mistake Carcinoma in situ cervix, unspecified. Diagnosa - Pneumonia, unspecified Diagnosa sekunder ditemukan adanya biaya paling besar utama. Penggunaan kode D64.9 pada kasus ini
sekunder : R633 - Feeding difficulties and : R633R633 - Feeding difficulties and dikarenakan ca cervixnya. Melainkan kurang tepat, seharusnya D63.0 (anemia pada
mismanagement.D649 - Anaemia, unspecified mismanagement.D649 - Anaemia, pasien sudah diketahui riwayat ca cervix. carcinoma).
Tindakan : 99.21 99.04 89.52 87.44 Biaya unspecified Tindakan : 99.21 99.04 89.52
11.691387 87.44 Biaya 7.520.409

65 Keystroke Pasien masuk RITL dengan kasus CRF. Diajukan RS sbb: Sesuai kaidah koding Cek Resume Medis Pasien tidak dilakukan Verifikator melakukan klarifikasi kepada coder, coder Ginjal/Hemodialisa
Mistake Diagnosa Utama : N180 (End -Stage rnal disease) pemeriksaan lab/ bukti pendukung tidak ada melakukan konfirmasi kepada DJP menggunakan
Diganosa Sekunder : E722 (Disorder of urea Cycle Diagnosa sekunder: Diagnosa Anemia dibuktikan lembar konfirmasi. Dalam hal tetap terjadi dispute,
metabilism) Tindakan : 3927 (Arteriovenostomy for dengan hasil Pemeriksaan lab maka verifikator tetap menyetujui kasus ini.
renal dialysis) Biaya untuk kls III Rp.12.498.845 Biaya Selanjutnya verifikator membuat catatan dan
untuk Kls II Rp.14.998.614 dokumentasi ketidaksesuaian antara diagnosa
sekunder dengan resume medis. Catatan ini diajukan
kepada Tim Audit Medis.

66 Keystroke Pasien datang dengan keluhan G1P0A0 H 18-19 minggu sesuai kaidah koding diagnosa O20. 9 sesuai resume medis pasien masuk dgn 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder Persalinan/Kehamilan/Bayi
Mistake dengan abortus imminens. Diajukan RS diagnosa utama haemorraghe in eraly pregnancy Grup InaCBG W- keluar darah dari kemaluan diagnosa dokter terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan Baru Lahir
O26.9 pregnancy related condition ,grup INACBG W-4- 4-14-I abortus mengancam ringan, biaya G1P0A0 H18-19 minggu dgn AB imminens, diagnosa akhir dan keluhan pasien yang tertera pada
16-I Gangguan antepartum ringan biaya RP.2,104,103 RP.1,410,429 diagnosa yang diajukan RS belum spesifik resume medis untuk dilakukan perbaikan kode.
belum mengarah pada keluhan pasien 2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
masuk dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran
keluhan pasien.

67 Keystroke Pasien dengan hasil resume nyeri abdomen, ditagihkan seharusnya ditagihkan sesuai dengan resume Menyesuaikan data-data dengan MR pasien 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur Gastritis/Dispepsia
Mistake dengan diagnosa dyspepsia haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera
pada resume medis
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder
terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
diagnosa akhir
68 Keystroke Pasien dengan hasil resume chepalgia, ditagihkan seharusnya ditagihkan sesuai dengan resume Menyesuaikan data-data dengan MR pasien 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur Gastritis/Dispepsia
Mistake dengan diagnosa dyspepsia haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera
pada resume medis
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder
terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
diagnosa akhir

10
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
69 Keystroke Pasien dengan hasil resume VE (luka robek), ditagihkan seharusnya ditagihkan sesuai dengan resume Menyesuaikan data-data dengan MR pasien 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur Trauma Kepala
Mistake dengan diagnosa CKR haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera
pada resume medis
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder
terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
diagnosa akhir
70 Keystroke Pasien RITL masuk dengan diagnosa primer I64 (stroke), Pasien dengan diagnosa primer I64, sekunder I10, mendeteksi dengan cara pemeriksaan lebih 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur Stroke
Mistake sekunder I10, J44. 9 sesuai RM , ditagihkan biaya I10 J449 sesuai RM Rp, 3.969.344 rinci ke resume medis haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera
,diagnosa sekunder I64, J449 pada resume medis
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
diagnosa akhir dan merujuk pada sumber daya yang
paling banyak digunakan.
71 Keystroke Pasien X masuk tanggal 8/7/2014 dengan kasus Hasil Konfirmasi kepada coder bahwa untuk kasus Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD-10 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Jantung
Mistake persalinan dengan diagnosa utama ekstraksi forceps tersebut menggunakan kode J80 (Acute kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh
dan ibu mengalami komplikasi pasca melahirkan, respiratory distres syndrome) sebagai diagnosa sekunder jika ada penyulit dalam persalinan, pasien Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan
didiagnosa acute respiratory distres syndrome, anemia, utama, Diagnosa Sekunder D63.8 (Anemia), R57.1 kecuali jika penyulitnya kode O42.0 dan normal 2. Sesuai
syok hipovolemik, gagal jantung, gagal ginjal akut dan (Syok Hipovolemik), I50.0 (Gagal Jantung), N17.9 O42.1 maka O80-O84 digunakan sebagai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode O80-O84
tindakan intubasi, long ventilator, ETT jadi tidak ada (Gagal Ginjal Akut) Namun tidak ada kode untuk diagnosis utama. digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada
diagnosa untuk persalinannya persalinan dengan forceps. penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa
penyulit seperti O42.0 dan O42.1 dengan tindakan
Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper
persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai
diagnosa utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
4. Kode yang tepat untuk ekstraksi forceps adalah
O81.3 Other and unspecified forceps delivery
[Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005,
Pregnancy, childbirth and the puerperium.]

72 Keystroke Pasien RITL dengan diagnosa DBD dan menggunakan Sesuai kaidah koding kode ICD 9 Infus Pump Sesuai dengan kaidah koding INA-CBG's 1. Sesuai ICD 9, untuk tindakan Infus Pump , kode Demam Berdarah/DHF
Mistake Infus Pump, RS memasukan kode 88.06 sehingga adalah 98.18 untuk kode ICD 9 Infus Pump yang yang digunakan adalah 99.18 (Injection or infusion of
tagihan RS menjadi besar dan kode INA-CBG's yang digunakan adalah 99.18 (Injection or electrolytes)
terbentuk adalah : L-1-40-I (Prosedur pada kulit, infusion of electrolytes) sehingga kode INA- 2. Sesuai ICD 10 , kode untuk diagnosa DBD adalah
jaringan bawah kulit dan payudara ringan) CBG's yang terbentuk untuk diagnosa DBD Dengue haemorrhagic fever
dan penggunaan Infus Pump adalah A-4-13-I [Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Certain
(Infeksi Bakteri Ringan) infectious and parasitic diseases.]
3. Analisa kasus sudah benar

11
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
73 Keystroke Pasien menderita Gangren diabeticum akan dilakukan Seharusnya untuk Prosedur amputasi jari kaki di Sesuai PerMenKes No.27 dan Kaidah 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder Diabetes Melitus
Mistake prosedur amputasi jari kaki I namun dikoding dengan koding dengan amputation of toe (84.11) dengan Koding,termaksud dalam kode creep terkait dengan kode diagnosa dan prosedur yang
Amputation of through foot (84.12) dengan tarif Rp tarif Rp. 12.546.807,00 seharusnya dikode mejadi satu disesuaikan diagnosa akhir dan prosedur yang
12.892.041,00 dilakukan terhadap pasien yang tertera pada resume
medis untuk dilakukan perbaikan kode dengan
memperhatikan daerah tubuh yang dilakukan
prosedur apakah hanya sebagian atau seluruh jari kaki.
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan
terhadap pasien.

74 Keystroke Keluhan pasien datang demam dengan kejang,hasil CT- mengembalikan status ke koder untuk di perbaiki melihat dari status dan catatan dokter visite 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder Saraf/Kejang
Mistake Scan normal,hasil EEG konvulsi,diagnosa awal yang terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
ditagihkan meningitis diagnosa akhir dan keluhan pasien yang tertera pada
resume medis untuk dilakukan perbaikan kode.
2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran
keluhan pasien.

75 Keystroke Pasien RJTL masuk dengan diagnosa Retens Urine. Pasien yang sebenarnya layak dibayar Rp 166.251 Sesuai dengan hasil verifikasi bahwa 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder Saluran Kemih
Mistake Diajukan oleh RS dengan tindakan prosedur kateterisasi tindakan yang di berikan tidak sesuai, yang terkait dengan kode diagnosa dan prosedur yang
jantung. Biaya Rp 3.059.817 seharusnya di berikan adalah pemasangan disesuaikan diagnosa akhir dan prosedur yang
kateter urine dilakukan kepada pasien yang tertera pada resume
medis untuk dilakukan perbaikan kode.
2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran
keluhan pasien.
3. Sesuai dengan ICD 10 , diagnosa yang sesuai untuk
retensi urine adalah R33 Retention of urine [Extracted
from ICD-10 Second Edition, 2005, Symptoms, signs
and abnormal clinical and laboratory findings.]
4. Sesuai ICD 9 CM , kode untuk pemasangan kateter
urine adalah 57.94 Insertion of indwelling urinary
catheter

76 Keystroke Pasien RITL, Dx utama: S062 Biaya Rp.3366598 Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder Klaim
Mistake koding maka Dx utama: S060 Biaya Rp. terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
1791026 diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan
terhadap pasien.

12
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
77 Keystroke Pasien RITL, Dx utama: A169, dx sekunder: K746 Biaya Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder Klaim
Mistake Rp.5049895 koding maka Dx utama: K746, Dx sekunder: terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
A169 Biaya Rp. 2824319 diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling
banyak dan tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan
terhadap pasien.

78 Keystroke Pasien RITL, Dx utama: I500, dx sekunder: M329 Biaya Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder Klaim
Mistake Rp.5049664 koding maka Dx utama: M329, Dx sekunder: terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
I500 Biaya Rp. 3764393 diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling
banyak dan tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan
terhadap pasien.

79 Keystroke Pasien RITL, Dx utama: S327, dx sekunder: T093, L89, Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder Klaim
Mistake G822 / 0302 Biaya Rp.24512623 koding maka Dx utama: S327, Dx sekunder: terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
L89, prosedur: 0309, 8100 Biaya Rp. diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling
19606639 banyak dan tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan
terhadap pasien.

80 Keystroke Pasien RITL, Dx utama: S062, dx sekunder: G936, S528 Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder Klaim
Mistake Biaya Rp.3505042 koding maka Dx utama: G936, Dx sekunder: terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
S528 Biaya Rp. 1592418 diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling
banyak dan tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan
terhadap pasien.

81 Keystroke Pasien RITL, Dx utama: H811, dx sekunder:I639 Biaya Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder Klaim
Mistake Rp.4292377 koding maka Dx utama: I811, Dx sekunder: terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
I694 Biaya Rp. 1875136 diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling
banyak dan tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan
terhadap pasien.

82 Keystroke Pasien RITL, Dx utama: N209, dx sekunder: N136 / 5511 Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder Klaim
Mistake Biaya Rp.13828560 koding maka Dx utama: N136, prosedur: terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
5511 Biaya Rp. 12217635 diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling
banyak dan tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan
terhadap pasien.

13
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
83 Keystroke Pasien RITL, Dx utama: I259, dx sekunder: R570 Biaya Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder Klaim
Mistake Rp.3906020 koding maka Dx utama: I259 Biaya Rp. terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
2352566 diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling
banyak dan tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan
terhadap pasien.

84 Keystroke Pasien RITL, Dx utama: S062, dx sekunder:R402 / 0124 Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder Klaim
Mistake Biaya Rp.9733872 koding maka Dx utama: S065, prosedur: terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
0124 Biaya Rp. 6898145 diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling
banyak dan tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan
terhadap pasien.

85 Keystroke Pasien RITL, Dx utama: S2201, dx sekunder: G822 / Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder Klaim
Mistake O309 Biaya Rp.18186142 koding maka Dx utama: S2201, prosedur: terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
0309 Biaya Rp. 7061132 diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling
banyak dan tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan
terhadap pasien.

86 Keystroke Pasien RITL, Dx utama: C710, Dx. Sekunder: G936 Biaya Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder Klaim
Mistake Rp.6494608 koding maka Dx utama: D430 Biaya Rp. terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
2825625 diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling
banyak dan tertera pada resume medis
2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan
terhadap pasien.

87 Keystroke Pasien masuk RITL dengan diagnosa STEMI + COPD + Melakukan konfirmasi ulang untuk memperbaiki Dilakukan pengubahan kode untuk diagnosa 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder Jantung
Mistake Bronchopneumonia + Dyspepsia. Diajukan diagnosa kode untuk diganosa utama yang salah dikode. utama agar sesuai dengan diagnosa pasien terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
utama H15.8 Other disorders of sclera; Diagnosa Diagnosa utama I25.2 Old myocard infarction; selama dirawat diagnosa akhir dan keluhan pasien yang tertera pada
sekunder J44.9 Chronic obstructive pulmonary disease Diagnosa sekunder J44.9 Chronic obstructive resume medis untuk dilakukan perbaikan kode.
+ J18.0 Bronchopneumonia + K30 Dyspepsia pulmonary disease + J18.0 Bronchopneumonia + 2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
K30 Dyspepsia dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran
keluhan pasien.

88 Keystroke Group CBGs : GANGGUAN MATA LAIN-LAIN (BERAT) Group CBGs : ATHEROSKLEROSIS BERAT Biaya Rp 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder Mata
Mistake Biaya Rp 5.569.355,00 3.917.633,00 terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
diagnosa akhir dan keluhan pasien yang tertera pada
resume medis untuk dilakukan perbaikan kode.
2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran
keluhan pasien.

14
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
89 Keystroke Group CBGs : SERANGAN KEJANG RINGAN Biaya Rp Group CBGs : SERANGAN KEJANG RINGAN Biaya 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder Saraf/Kejang
Mistake 1.568.039,00 Rp 1.568.039,00 terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
diagnosa akhir dan keluhan pasien yang tertera pada
resume medis untuk dilakukan perbaikan kode.
2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran
keluhan pasien.

90 Keystroke Pasien ICU dengan menggunakan ventilator dicoding Coding perawatan dengan diagnosa utama trauma Verifikasi dengan menggunakan ventilator verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait Ventilator
Mistake dengan ventilator >96 hour kepala untuk kelas I, tindakan ventilator dicoding tanpa waktu penggunaan jam dengan pencantuman penggunaan ventilator dengan
ventilator >96 hari dengan biaya Rp 12.720.481, lama waktu >96 jam jika keterangan penggunaan
sedangkan untuk ventilator tidak menggunakan ventulator> 96 jam tidak tertera pada resume medis
waktu (96.70) biaya Rp 8.355.628

91 Keystroke Pasien RITL masuk dengan diagnosa PPOK dan Verifikasi dengan diagnosa utama Hipertensi dan Berdasarkan rekam medis pasien masuk 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder Paru
Mistake hipertensi, tetapi dalam pengcodingan ditukar sekundernya PPOK biaya menjadi Rp 6.259.754 dengan diagnosa PPOK dan mempunyai terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
diagnosanya, diagnosa utama menjadi hipertensi untuk kelas I, tetapi jika dibalik diagnosanya, biaya riwayat hipertensi. Kaidah kodingnya sesuai diagnosa akhir dan keluhan pasien yang tertera pada
diagnosa sekunder diisi PPOK, sedangkan DJP nya menjadi Rp 3.478.707 resume medis yaitu PPOK diagnosa primer resume medis untuk dilakukan perbaikan kode.
adalah dokter paru dan diagnosa sekunder hipertensi. 2. Verifikator dapat melakukan konfirmasi kepada
DPJP tentang mana diagnosa yang menjadi resouces
atau penyulit terbesar.

92 Keystroke Pasien RITL masuk dengan diagnosa utama Appendicitis Sesuai kaidah koding, dengan diagnosa utama Seharusnya untuk kasus appendik acute 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder Appendik
Mistake acute (K35.8). Dilakukan tindakan Appendiktomi Appendicitis acute ( k35.8) tanpa perlengketan tanpa perlengketan tidak harus disertakan terkait dengan kode diagnosa dan prosedur yang
(47.09) dan other lysis of peritoneal adhesion (54.59) maka tindakan yang dimasukkan hanya dengan prosedure peritoneal adhesion yang dilakukan terhadap pasien dan disesuaikan diagnosa
Group CBGs : K-1-11-I prosedur adhesiolisis peritoneal appendiktomi( 47.09) saja, other lysis of dapat membuat biaya menjadi lebih tinggi akhir dan tindakan yang tertera pada resume medis
ringan. Biaya : Rp. 6.051.528 peritoneal adhesionnya (54.59) tidak perlu untuk dilakukan perbaikan kode.
dimasukkan. Group CBGs : K-1-13-I Prosedur 2. verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
Appendiktomi Ringan. Biaya : Rp. 3.539.010,- terkait dengan pencantuman kode prosedur 54.59 bila
tindakan tersebut tidak tercantum pada resume medis
2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran
keluhan pasien.

93 Keystroke Pasien RITL dengan diagnosa appendisitis akut dan Kasus appendiksitis selalu diikuti dengan sepsis Ketika melakukan verifikasi, bisa 1. Untuk kriteria pasien dengan sepsis dikembalikan Appendik
Mistake sepsis unspecified, tindakan yang dicoding unspecified dengan tindakan appendectomy untuk dikategorikan sepsis apabila ada pada kriteria klinis untuk sepsis
appendectomy kelas II dengan biaya Rp 5,102,869 jika tidak ada perkembangan yang dramatis ditandai 2. Penentuan diagnosa utama dan sekunder
diagnosa sepsis biaya menjadi Rp 2,728,937 dengan simptom dan tanda-tanda lain didasarkan pada resume medis dan sumber daya yang
seperti panas tinggi, nadi cepat, pernapasan paling banyak diserap
cepat, menggigil. Pasien tampak sakit berat
sekali. Keadaan ini cepat disusul dengan
menurunkan kesadaran atau bicara ngacau,
timbul bintik merah pada kulit, shock,
oliguria atau anuria

15
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
94 Keystroke Pasien masuk RITL dengan kasus luka terbuka pasca Sesuai kaidah koding, seharusnya Diagnosa Utama sesuai dengan kaidah koding apabila ada 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder Tindakan Medik/Operatif
Mistake laparatomi. Diajukan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa : T81.3 (disruption of operation wound, not diagnosa pasti yang sudah ditegakkan ( terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
Utama : Z09.0 Follow up examination after surgery for elsewhere classified) Diagnosa Sekunder : Z09.0 ( T81.3) maka itu yg dijadikan diagnosa utama, diagnosa akhir dan keluhan pasien yang tertera pada
other conditions follow up examination after surgery for aother sedangkan kode Z09.0 sebagai diagnosa resume medis untuk dilakukan perbaikan kode.
Diagnosa sekunder : T81.3 Disruption of operation conditions) Prosedur : 86.59 ( closure of skin and sekunder. 2. Verifikator dapat melakukan konfirmasi kepada
wound, not elsewhere classified. subcutaneous tissue of other sites) Group CBGs : S- DPJP tentang mana diagnosa yang menjadi resouces
Prosedur : 86.59 ( closure of skin and subcutaneous 4-13-I (komplikasi dari penatalaksanaan pasien atau penyulit terbesar.
tissue of other sites) Group CBGs : Z-4-12-III ( faktor- ringan) Biaya : 1.608.297
faktor yang mempengaruhi status kesehatan berat)
Biaya : Rp. 4.240.020
95 Keystroke Kasus Efusi Pleura (J90) + Pneumoni (J18.9), dilakukan punksi pleura seharusnya dientry 34.09 (other Kamus ICD 9CM 1. Kode IC9 CM untuk tindakan punksi pleura adalah Paru
Mistake punksi pleura, dientry tindakan 33.93 (puncture of incision of pleura) krn yang dipunksi cairan di area 34.09 Other incision of pleura,
lung), sehingga trbentuk CBGs J-1-30-III Rp 25.597.212,- pleura, bukan di jaringan paru nya --> grouper J-4- Creation of pleural window for drainage2.
20-III Rp 6.116.883 2. verifikasi sudah benar
96 Keystroke kasus bayi dilahirkan sehat ditagihkan sebagai bayi ruang perawatan di rawat gabung dengan bayi Permenkes 27 tahun 2014 : Untuk bayi lahir 1. Apabila bayi lahir sehat maka tidak memiliki kode Persalinan/Kehamilan/Bayi
Mistake sakit, karena kehamilan/persalinan ibu patologis. lainnya, billing tagihan hanya perawatan bayi dipengaruhi oleh faktor ibunya yaitu diagnosis penyakit (P), hanya perlu kode bahwa ia lahir Baru Lahir
Biasanya dientri P00.0, P02.7 tanpa diberikan terapi apapun komplikasi saat hamil dan melahirkan dapat hidup di lokasi persalinan, tunggal atau multiple (Z38.-)
digunakan kode P00-P04 tetapi yang dapat 2. Untuk bayi lahir dipengaruhi oleh faktor ibunya
diklaimkan hanya yang menggunakan kode yaitu komplikasi saat hamil dan melahirkan dapat
P03.0 – P03.6 digunakan kode P00-P04 tetapi yang dapat diklaimkan
hanya yang menggunakan kode P03.0 – P03.6

97 Keystroke Tindakan pemasangan O2 di entry 96.71 (continous kode pemberian O2 diganti 93.96 (Other oxygen perawatan tidak di ruang intensif, diagnosa 1. Kode IC9 CM untuk tindakan pemberian O2 adalah Ventilator
Mistake mechanical ventilation) enrichment) tidak mendukung 93.96 Other oxygen enrichment
2. verifikasi sudah benar
98 Keystroke Pasien masuk RITL dengan kasus Congestive heart Sesuai dengan kaidah koding, Diagnosa Utama: sesuai dengan kaidah, koding harus sesuai 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur Hepatitis
Mistake Failure dan Hepatitis. Diajukan oleh RS sebagai berikut: I15.0 (Congestive Heart Failure dan Diagnosa dengan resume medis. haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera
Diagnosa Utama I50.0 ( Congestive heart Failure) dan Sekunder K73.9 ( Chronic Hepatitis, Unspecified), pada resume medis
diagnosa Sekunder K75.9 ( Inflammantory liver biaya Rp. 5.260.066,00 2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP
disease). Grouping CBGs: I-4-12-II. Biaya: Rp. Rp. terkait dengan diagnosa akhir yang merujuk pada
7.507.024,00 sumber daya yang paling banyak digunakan.

99 Keystroke Bayi lahir SC dirawat di ruang SCN dengan diagnosa Tagihan yang dibayarkan untuk bayi adalah satu Setelah di verifikasi kembali berkas Ibu, 1. verifikator memastikan anak yang lahir masih dalam Persalinan/Kehamilan/Bayi
Mistake P071 (other low birth weight ) dengan berat lahir 2000 paket dengan tagihan ibu ternyata Ibu partus normal. Ibu melahirkan tanggungan ( maks anak ke 3) Baru Lahir
gram dan prosedure 9393 (Nonmechanical methods of anak kembar. Tetapi Rumah sakit 2.Apabila bayi lahir sehat maka tidak memiliki kode
resuscitation ) menagihkan kedua bayinya dengan diagnosa diagnosis penyakit (P), hanya perlu kode bahwa ia lahir
bayi lahir SC dan tanpa indikasi. hidup di lokasi persalinan, tunggal atau multiple (Z38.-)
3. Untuk bayi lahir dipengaruhi oleh faktor ibunya
yaitu komplikasi saat hamil dan melahirkan dapat
digunakan kode P00-P04 tetapi yang dapat diklaimkan
hanya yang menggunakan kode P03.0 – P03.6

16
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
100 Keystroke Pada pasien RJTL dengan kasus operasi mata ODS yang Reseleksi klaim Tidak terdapatnya prosedur 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder Mata
Mistake dilakukan prosedur SICE, namun ditagihkan prosedur phacoemulsification pada resume medis, terkait dengan kode diagnosa dan tindakan yang
phacoemulsification (special CMG) dengan tarif top up laporan operasi dan billing RS. Setelah disesuaikan diagnosa akhir dan tertera pada resume
± Rp.4.000.000,00 dikonfirmasi, prosedur yang dilakukan medis untuk dilakukan perbaikan kode.
adalah SICE. 2. Verifikator dapat melakukan konfirmasi kepada
DPJP tentang prosedur yang diakukan dan dicocokan
dengan yang tertera pada resume medis.

101 Keystroke Pasien Ny.Y dirawat dengan diagnosa utama Sesuai Petunjuk Teknis dan Kaidah Koding yang Tindakan manual placenta tidak bisa 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP Persalinan/Kehamilan/Bayi
Mistake Perdarahan Post Partum O72.0, Perineal laceration menjadi Prosedur utama adalah 75.7 Manual diklasifikasikan ketindakan sesar. Sedangkan terkait dengan tindakan/ prosedur yang dilakukan Baru Lahir
during delivery, unspecified O70.9, R57.1 - explorasi rongga rahim pasien langsung dirujuk ke Faskes tingkat terhadap pasien.
Hypovolaemic shock dengan tindakan 75.4 sesar lanjutan. 2. tindakan dengan kode 75.4 adalah Manual removal
bagian jenis tertentu lainnya serta tindakan Manual of retained placenta bukan merupakan operasi saecar.
Placenta 75.4 dengan biaya Rp.3.014.533,-

102 Keystroke Pada pasien RJTL yang dilakukan prosedur CT scan Reseleksi klaim Reseleksi klaim menjadi prosedur CT scan 1. penulisan prosedur sesuai dengan tindakan yang CT Scan
Mistake kepala, dilakukan penagihan Other CT scan yang dapat kepala sesuai dengan resume medis pasien tertera pada resume medis
diinput sebagai special CMG dengan tarif top up ± Rp. dan billing RS. 2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
400.000,- terkait dengan kode diagnosa dan tindakan yang
disesuaikan diagnosa akhir dan tertera pada resume
medis untuk dilakukan perbaikan kode.
3. Kode yang tepat untuk tindakan CT scan kepala
adalah Computerized axial tomography of head ,C.A.T.
scan of head
4. Verifikator melaukan pencatatan untuk dilaporkan
kepada Tim Audit Medis.

103 Keystroke Pasien RITL dengan keluhan gagal ginjal dengan anemia. Sesuai kode ICD-X kode D57.0 deskripsinya sickle- 1. verifikator melakukan konfirmasi dengan coder Anemia
Mistake Diajukan RS DU: N18.9 DS: D57.0 Group CBGs N-4-10-III cell anemia with crisis. D63.8 deskripsinya anemia terkait kode diagnosa yang disesuaikan dengan
tumor ginjal & saluran urin & gagal ginjal berat Rp. in other cronic disease classified elsewhere. Shg diagnosa akhir yang tertera pada resume medis.
5.823.769 lbh tepat DU: N18.9 DS: D63.8 Group CBGs N-4-19- 2. kode yang tepat untuk anemia yang berhubungan
II Rp. 3.638.884 dengan penyakit kronis adalah D63.8* Anaemia in
other chronic diseases classified elsewhere
[Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Diseases
of the blood and blood-forming organs.]

17
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
104 Keystroke Diagnosa Utama : A064 ( Amoebatic liver abscess) Diagnosa Utama : A064 ( Amoebatic liver abscess) Tindakan yang dilakukan adalah drainase 1. Untuk kriteria pasien dengan sepsis dikembalikan Anemia
Mistake Diagnosa Sekunder : D649 (Anemia,unspecified) A419 Diagnosa Sekunder : D649 (Anemia,unspecified) abses pada liver yang diajukan RS dikode pada kriteria klinis untuk sepsis
(Septicaemia,unspecified) Tindakan : 500 (Hepatotomy) A419 (Septicaemia,unspecified) Tindakan : 5019 500 (Hepatotomy) diganti 5019 (Other 2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP
9918 (Injection or infusion of electrolytes) 8744 (Other diagnostic prosedur on liver) 9918 diagnostic prosedur on liver) terkait dengan tindakan/ prosedur yang dilakukan
(Routine chest x-ray, so described) 9059 (Other (Injection or infusion of electrolytes) 8744 tehadap pasien. Konfirmasi dilakukan melalui lembar
microscopic examination of blood) 9904 (Transfusion of (Routine chest x-ray, so described) 9059 (Other konfirmasi dan disertai pengecekan pada laporan
packed cells) 8876 (Diagnostic ultrasound of abdomen microscopic examination of blood) 9904 operasi. jika memang benar dilakukan operasi maka
and retroperitoneum) 8952(Electrocardiogram) Group (Transfusion of packed cells) 8876 (Diagnostic tindakan prosedur tersebut tertera pada laporan
CBGs : B-1-10-III (Prosedur hati dan Pankreas berat) ultrasound of abdomen and retroperitoneum) operasi jika tidak maka termasuk prosedur diagnostik.
Biaya Rp. 29.131.158 8952(Electrocardiogram) Group CBGs : B-1-13-III
(Prosedur Prankeas dan Hepatobilliari lain-
lain)Biaya Rp. 15.644.553

105 Keystroke Rehab medik utk tindakan traksi spinal dikoding 93.42 Disetujui kode 93,21 (Manual dan mekanis traksi) Pengentrian kode 93,42 menghasilkan 1. verifikator melakukan konfirmasi dengan bagian Fisioterapi/Rehabilitasi
Mistake (traksi tulang belakang lainnya) padahal hanya Rp. 156.000,- deskripsi INA CBG's biopsi sehingga kurang rehab medik terkait tindakan traksi spinal yang Medik
menggunakan alat seperti katrol biasa, tanpa prosedur tepat. Analisa kedua, biaya INA-CBG's (Rp. disesuaikan dengan diagnosa akhir yang tertera pada
pemasangan gips Rp. 564.742,- 564.742) jauh diatas biaya riil RS (Rp. resume medis.
130.000,-). Analisa ketiga pengertian spinal 2. verifikator melakukan konfirmasi dengan coder
traksi di literatur adalah dengan prosedur terkait kode diagnosa dan tindakan yang disesuaikan
pemsangan gips, sedangkan tindakan yang dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume
dilakukan hany menggunakan alat katrol medis.
biasa. Sehingga setelah konfirmasi dengan
Spesialis Rehab Medik disepakati bahwa
tindakan 93,21 lebih tepat

106 Keystroke Kode R509 (demam) sebagai diagnosa utama, padahal sesuai aturan koding NCC kode diagnosa R Melakukan koorodinasi dan konfirmasi 1. penulisan kode diagnosa adalah sesuai dengan Tiphoid
Mistake diagnosa pasien sudah tegak, misal tiphoid (A90) merupakan Symptom atau gejala sehingga tidak dengan manajemen RS dan dokter diagnosa akhir tertera pada resume medis.
bisa dijadikan DU penanggung kjawab agar tindakan yang 2. Gejala tidak bisa dijadikan sebagai diagnosa utama
dilakukan dengan rekam medis disesuaikan jika ada diagnosa lain yang lebih tepat
koding nya. 3. Rule MB 3 : Suatu gejala yang diklasfikasikan dalam
Bab XVIII (R.-), atau suatu masalah yang dapat
diklasfikasikan dalam bab XXI (Z) dicatat sebagai
kondisi utama, sedangkan informasi di rekam medis,
terekam kondisi lain yang lebih menggambarkan
diagnosis pasien dan kepada kondisi ini terapi
diberikan maka reseleksi kondisi tersebut sebagai
diagnosis utama.

18
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
107 Keystroke Semua diagnosa penyakit jantung, dikode R55 (sincope) Sesuai aturan koding NCC syncope dengan kode R adanya indikasi meningkatkan tarif pada 1. penulisan kode diagnosa adalah sesuai dengan Jantung
Mistake merupakan symptom tidak bisa dijadikan kasus jantung dengan penambahan diagnosa diagnosa akhir tertera pada resume medis.
Diagnosa utama syncope 2. Gejala tidak bisa dijadikan sebagai diagnosa utama
jika ada diagnosa lain yang lebih tepat
3. Rule MB 3 : Suatu gejala yang diklasfikasikan dalam
Bab XVIII (R.-), atau suatu masalah yang dapat
diklasfikasikan dalam bab XXI (Z) dicatat sebagai
kondisi utama, sedangkan informasi di rekam medis,
terekam kondisi lain yang lebih menggambarkan
diagnosis pasien dan kepada kondisi ini terapi
diberikan maka reseleksi kondisi tersebut sebagai
diagnosis utama.

108 Keystroke Pasien dengan efusi pleura dengan tindakan punksi DU efusi pleura , dengan DS TBC, Peny. Jantung , ada indikasi memberikan kode DU yang 1. Dasar utama penetapan diagnosa utama dan Paru
Mistake dikoding DU TBC, DS penyakit jantung+efusi pleura, dan Tindakan Punksi dapat meningkatkan tarif. Seharusnya sekunder adalah diagnosa yang tertera pada resume
tindakan PUNKSI --> 35 juta pemilihan Diagnosa Utama juga disesuaikan medis yang ditentukan oleh dokter penanggungjawab
dengan adanya terapi/ tindakan yang pasien
diberikan. Tarif yang diajukan jauh lebih 2. diagnosa akhir merupakan diagnosa yang menyerap
tinggi dari biaya riil RS dikarenakan terapi sumber daya banyak dan sesuai dengan tindakan yang
yang diberikan memang untuk efusi pleura, dilakukan.
sehingga lebih tepat dikoding DU efusi
pleura
109 Keystroke - Dx acute pharingitis +DHF menjadi sl 3, ditambah Kode untuk pemeriksaan darah seharusnya 90.5 - Tentang penambahan pemeriksaan darah 1. verifikator melakukan konfirmasi dengan coder Demam Berdarah/DHF
Mistake ambil darah vena di kode 39.49 membuat tarif jadi vena yang menyebabkan tarif sampai 50 terkait kode diagnosa dan tindakan yang disesuaikan
tinggi Rp. 50.835.898,- juta. Sebenarnya itu karena salah kode saja. dengan diagnosa akhir dan rposedur yang tertera pada
Karena kalau pemeriksaan darah biasa resume medis.
seharusnya 90.5. Kalau 39.49 itu kode untuk 2. kode yang tepat untuk pemeriksaan darah adalah
pemeriksaan bedah vaskuler dgn sejenisnya Microscopic examination of blood (parasitology)
misal kasus penggantian av shunt. Juga
pemakaian 38.21 pihak RS memasukkan
kode tsb sebagai kode pemeriksaan darah
lengkap biasa, shg menyebabkan sl 3.

110 Keystroke -Tindakan pemasangan infus dikode Infus pump 86.06, Adanya kesalahan persepsi pemberian kode untuk Deskripsi kode 86,06 adalah Penyisipan kode yang tepat untuk pemasangan infus adalah 99.18 Infud Pump
Mistake padahal seharusnya pemasangan infus pump 99.18 tindakan pemasangan infus, seharusnya 99,18 implant pompa infus Injection or infusion of electrolytes sedangkan kode
(injeksi/ infus elektrolit) 86.06 Insertion of totally implantable infusion pump
adalah untuk pemasangan infus permanen (dalam arti
implan)

111 Keystroke * UGD DAN POLI PADA HARI YANG SAMA DENGAN MENGHAPUS TINDAKAN DAN SEP RAWAT JALAN TERLIHAT DARI TOOLS RIWAYAT PELAYANAN Pelayanan UGD dan RJTL pada hari yang sama dengan UGD/IGD
Mistake RAWAT INAP DITAGIHKAN OLEH RUMAH SAKIT DI APLIKASI PEMBUATAN SEP RITL menjadi satu rangkaian episode RITL. (UGD dan
RJTL sudah masuk ke dalam klaim RITL)

19
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
112 Keystroke 1. adanya diagnosa sekunder yang meningkatkan biaya. Kode R tidak bisa sebagai DU 1. penulisan kode diagnosa adalah sesuai dengan Feeding Difficulties
Mistake Contohnya R633 : Feeding difficulties and diagnosa akhir tertera pada resume medis.
mismanagement, E86 : Volume depletion, dll 2. Kode R 2. Gejala tidak bisa dijadikan sebagai diagnosa utama
menjadi diagnosa utama jika ada diagnosa lain yang lebih tepat
3. Rule MB 3 : Suatu gejala yang diklasfikasikan dalam
Bab XVIII (R.-), atau suatu masalah yang dapat
diklasfikasikan dalam bab XXI (Z) dicatat sebagai
kondisi utama, sedangkan informasi di rekam medis,
terekam kondisi lain yang lebih menggambarkan
diagnosis pasien dan kepada kondisi ini terapi
diberikan maka reseleksi kondisi tersebut sebagai
diagnosis utama.

113 Keystroke Tindakan TACE (Trans arterial Chemo Embolization), masih disetujui kode 99,25 untuk prosedur TACE kata kunci untuk tindakan tace adalah 1. kode yang tepat untuk tindakan TACE (Trans Jantung
Mistake menurut koder RS dan verifikator bahwa kode untuk kemoterapi, sehingga lebih tepat Arterial Chemo Embolization) adalah 99.25 Injection or
prosedur tersebut adalah 99.25 (suntikan atau infus zat memasukkan kode 99,25 (suntikan atau infusion of cancer chemotherapeutic substance
kanker), namun menurut Dokter yang mengerjakan infus zat kanker) Chemoembolization
tindakan TACE tsb (Spesialis Radiologi) kode tindakan Injection or infusion of antineoplastic agent
TACE adalah 38,80 (oklusi bedah lain kapal, situs tidak 2. verifikator melakukan konfirmasi dengan DPJP
ditentukan) karena menurut Dokter tindakan tersebut terkait tindakan TACE dan mengecek laporan hasil
merupakan embolisasi tindakan TACE

114 Keystroke pada pasien MRS dengan kondisi Hemiparese, stroke, DU : stroke, DS : HT Rp. 3,296,124 dikarenakan terapi dan pemeriksaan Sesuai dengan kaidah koding, diagnosis primer adalah Stroke
Mistake ditagihkan DU : HT, dan DS : stroke Rp. 7,333,333,- terbanyak dilakukan untuk stroke, maka diagnosis yang memerlukan resource paling banyak.
seharusnya DU stroke Dalam hal ini, kondisi yang menyebabkan pasien
memerlukan perawatan/ terapi adalah stroke,
sedangkan hipertensi adalah komorbiditas.

115 Keystroke bayi dengan infeksi keracunan air ketuban dan ikterus, DS : P.59.0 (neonatal jaundice associate with ikterus baru muncul setelah hari ke 3 1. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP Persalinan/Kehamilan/Bayi
Mistake ditagihkan rumah sakit dengan diagnosa: preterm delivery DU : P 39.2 (intra amniotic terkait kondisi ikterus pada bayi dan disesuaikan Baru Lahir
D.utama:P.59.0 (neonatal jaundice associate with infection of fetus) KODE INA:P-8-16-II dengan yang tertera pada resume medis.
preterm delivery d.sekunder: P 39.2 (intra amniotic TARIF:2.385.929 2. diagnosis primer adalah diagnosis yang memerlukan
infection of fetus) kode ina: P-8-17-II TARIF: 4.717.162 resource paling banyak

116 Keystroke Pasien Masuk RITL Dengan diagosa utama : Episode Sesuai dengan kaidah koding diagnosa episode Sesuai dengan ICD 10 untuk diagnosa 1. verifikstor memastikan kembali diagnosa akhir yang Saraf/Kejang
Mistake depresi sedang, diajukan oleh RS dengan diagnosa: depresi sedang kode diagnosanya F32.1. Biaya episode depresi sedang kode F32.1 tertera pada resume medis
Psichotic epilepi F068. Dengan biaya Rp. 6.537.362 Rp.4.516.856 2. kode yang tepat untuk diagnosa episode depresi
sedang adalah F32.1 Moderate depressive episode
[Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Mental
and behavioural disorders.]
117 Keystroke Pasien rawat inap Diagnosa utamanya: D069 - Pasien rawat inap Diagnosa utamanya: J1.89 - Berdasarkan resume medis tidak ditemukan 1. Verifikator melakuakn konfirmasi terkait dengan Tumor/Kanker
Mistake Carcinoma in situ cervix, unspecified. Diagnosa Pneumonia, unspecified Diagnosa sekunder : adanya biaya paling besar dikarenakan ca kode diagnosa yang dicantumkan kemudan disesuikan
sekunder : R633 - Feeding difficulties and R633R633 - Feeding difficulties and cervixnya. Melainkan pasien sudah diketahui dengan yang tertera pada resume medis
mismanagement.D649 - Anaemia, unspecified mismanagement.D649 - Anaemia, unspecified riwayat ca cervix. 2.Diagnosa akhir adalah diagnosa yang menyerap
Tindakan : 99.21 99.04 89.52 87.44 Biaya 11.691387 Tindakan : 99.21 99.04 89.52 87.44 Biaya banyak sumber daya.
7.520.409 3. pada kasus ini jika Ca Cervix nya merupakan riwayat
maka menjadi diagnosa sekunder

20
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
118 Keystroke Pasien RITL masuk dengan dengan keluhan sesak. sesuai kaidah koding diagnosa yang benar adalah sesuai dengan kaidah koding dan ICD-10 Kode i21.9 (Acute myocardial infarction, unspecified) Jantung
Mistake Dikoding dengan Diagnosa Utamanya I21.9; acute dengan diagnosa utama I50.9; Heart Failure Volume 1 dijelaskan jika ada diagnosa tidak dapat digabung dengan kode I50.0 (Congestive
myocardial infarction, unspecified. Diagnosa sekunder myocardial dengan CHF baiknya digabung heart failure
I50.0 CHF (Congestive heart failure) dengan kode I50.9 sebagai diagnosa [Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Diseases
utamanya of the circulatory system.]) karena merupakan dua
kondisi yang berbeda

119 Keystroke Pasien masuk RITL dengan kasus DM. Diajukan RS Sesuai kaidah koding, Diagnosa utama: I63.3 di CPO terdapat pemberian insulin novorapid 1. verifikator melakukan konfirmasi terkait dengan Diabetes Melitus
Mistake sebagai berikut: Diagnosa utama: I63.3 Cerebral Cerebral infarction due to thrombosis of cerebral dan levemir pencantuman kode diagnosa E11.7, konfirmasi kepada
infarction due to thrombosis of cerebral arteries arteries Diagnosa sekunder: (E10.9 Insulin- DPJP tentang multiple complication pada pasien
Diagnosa sekunder: (E11.7 Non-insulin-dependent dependent diabetes mellitus without kemudian dicocokan dengan yang tertera pada resume
diabetes mellitus with multiple complications), (I10 complications), (I10 Essential (primary) medis
Essential (primary) hypertention Tindakan : 8703 hypertention Tindakan : 8703 computerized axial 2. komorbiditi adalah penyakit penyerta sedangkan
computerized axial tomograpy of head, 9059 other tomograpy of head, 9059 other microscopic yang dimaksud dengan komplikasi adalah penyakit
microscopic examination of blood Group CBGs: G-4-14- examination of blood Group CBGs: G-4-14-I penyulit.
II kecederaan pembuluh darah otak dengan infark kecederaan pembuluh darah otak dengan infark
sedang Biaya Rp 7.463.208 ringan Biaya: Rp 4.101.846

120 Keystroke Pasien RITL masuk dengan dengan kasus gangrene yang sesuai kaidah koding diagnosa yang benar adalah sesuai dengan kaidah koding dan ICD-10 sesuai ICD 10, kode yang tepat untuk diabetes non Diabetes Melitus
Mistake akan didebridement, diajukan RS sebagai berikut: dengan diagnosa utama E11.5; Non insulin Volume 1 dijelaskan jika ada diagnosa insulin dengan gangrene
Diagnosa utama E11.7 non-insulin dependent diabetes dependent diabetes melitus with periph circ comp diabetes melitus dengan gangrene maka adalah E11.5 (Non-insulin-dependent diabetes mellitus
melitus with compc, diagnosa sekunder A48.0 gas koding nya menjadi E11.5 With peripheral circulatory complications gangrene
gangrene [Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005,
Endocrine, nutritional and metabolic diseases.]

121 Keystroke pasien dengan rencana khemoterapi cancer payudara sesuai dengan kaidah koding diagnosa yang benar sesuai dengan kaidah koding dan ICD-10 1. Berdasarkan aturan kaidah ICD 10, untuk pelayanan Tumor/Kanker
Mistake lanjutan, diajukan RS sebagai berikut; Diagnosa adalah diagnosa utamanya Z51.1 diagnosa diagnosa yang benar adalah diagnosa kemoterapi pada neoplasma menggunakan kode Z51.1
utamanya C50.8 ; Malignant neoplasm overlapping sekundernya C50.8 utamanya Z51.1 diagnosa sekundernya sebagai diagnosa utama jika pasien melakukan
lession of breast diagnosa sekunder Z51.1 C50.8 kemoterapi
Chemoteraphy session for neoplasm 2. Jika pasien direncakan kemoterapi namun karena
kondisi belum memungkinkan sehingga ditunda maka
pasien dirawat atas indikasi pebaikan keadaan umum
maka kode Z51.1 boleh tidak digunakan . untuk
diagnosa utama menggunakan diagnosa sesuai
keadaan umum yang ditangani

122 Keystroke Pasien Masuk dengan fraktur cruris 1/3 tengah tertutup Seharusnya yang ditagihkan adalah tindakan Tindakan Fiksasi Eksternal, merupakan 1. verifikator memastikan kembali pada resume medis Tulang/Fraktur/Fraktur
Mistake dilakukan tindakan reposisi tertutup dengan pemasangan gips tindakan yang dilakukan dengan apakah benar dilakukan reposisi reposisi tertutup
pemasangan gips. Pada penagihan tindakan ditagihkan pemasangan alat. Dilaporan operasi yang dengan pemasangan gips, jika benar maka kode
sebagai Fiksasi Eksternal disertakan jelas tertulis pemasangan gipsona tindakan yang tepat adalah 93.59 Other
immobilization, pressure, and attention to wound

21
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
123 Keystroke Pasien RITL Atas Nama : Aris Basuki sutrisno Seharusnya sesuai kaidah coding diagnosa primer Coder membalikkan diagnosa sehingga 1. Sesuai dengan rekam medis paien masuk Stroke
Mistake nokp:0001322657403 masuk karena stroke dan stroke dan diagnosa skunder Hipertensi berpotensi menaikkan biaya seharusnya diagnosa utama utama adalah I64 karena
hipertensi tetapi di pengkodean diagnosa di balik Rp.2.900.000 penyebab pasien masuk rumah sakit karena Stoke nya,
menjadi Hipertensi dan stroke Rp.5.800.000 dan hipertensi adalah riwayat penyakit terdahulu ,
verifikator melakukan edukasi kepada koder
2. Sesuai dengan kaidah ICD 10 ,hipertensi masuk
dalam kelompok komorbiditi
3. Seharusnya stroke menjadi diagnosa utama merujuk
pada sumber daya yang digunakan. Diagnosa
hipertensi boleh dijadikan diagnosa sekunder

124 Keystroke Pasien masuk R.inap dengan diagnosa di resume medik sesuai kaidah koding kalau tidak ada hasil operasi Kalau tidak ada laporan operasi dan laporan 1. Penulisan kode diagnosa dan prosedur disesuaikan Saluran Kemih
Mistake batu uretra proximal bilateral dengan tindakan urs dan laporan Anestesi berarti tidak bisa dinaikkan anestesi tidak bisa dinaikkan ke prosedur dengan yang tertera pada resume medis.
litotripsi dan dinaikan ke diagnosa utama calculus in ke prosedur. berarti os pulang tanpa operasi 2. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP dan
urethra (N211) dan di prosedur Release of urethral Rp.4.045.096 coder terkait dengan diagnosa akhir pasien. Apabila
stricture dilihat laporan operasi & laporan anestesi terdapat ketidakcocokan, verifikator mencatat
tidak ada. Biaya Diajukan Rp.10.931.328 kemudian dilaporkan pada tim audit medis.
3. kode yang tepat untuk batu uretra adalah N21.1
Calculus in urethra
[Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Diseases
of the genitourinary system.]
4. kode yang tepat untuk tindakan URS litotripsi adalah
57.0 Transurethral clearance of bladder, Removal of
calculus from bladder without incision

125 Keystroke Kasus RITL untuk Vertigo dicode A 88.1 (Epidemic Code dx Vertigo seharusnya menggunakan code R kode yang tepat untuk vertigo adalah R42 Dizziness Vertigo
Mistake vertigo) Group CBGs: G-4-26-I dengan bbiaya 42/H 81.4 Group CBGs:U-4-11-I dengan biaya and giddiness, Light-headedness
Rp.3.267.158 Rp.2.168.146 Vertigo NOS
[Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005,
Symptoms, signs and abnormal clinical and laboratory
findings.]

126 Keystroke Hasil Grouper CBG's: Simple Pneumonia & Whooping Hasil Grouper CBG's: Simple Pneumonia & verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait Paru
Mistake Cough Sedang. Biaya Rp. 5.519.110 Whooping Cough Ringan. Biaya Rp. 3.927.457 kode diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir
yang tertera pada resume medis
127 Keystroke Hasil Grouper CBG's: Infark myocard akut berat. Biaya Hasil Grouper CBG's: Infark myocard akut ringan. verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait Jantung
Mistake Rp. 8.388.024 Biaya Rp. 3.676.767 kode diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir
yang tertera pada resume medis
128 Keystroke Pasien atas nama s.m rawat inap dengan diagnosa Berkas rawat inap dan resume medis terlihat tidak Pada saat di coding oleh coder rumah sakit, penulisan kode berdasarkan pada diagnosa akhir dan Tumor/Kanker
Mistake malignant neoplasm of bladder neck. untuk diagnosa sesuai dengan follow up dan tulisan pada berkas kadang coder suka menambahan diagnosa prosedur atau tindakan yang tertera pada resume
utama pada saat pengkodingan sudah benar tapi pada rekam medis maupun tindakan di dalam resume medis medis
saat tindakan, untuk tindakan EKG tidak dilakukan , tapi pasien, sehingga terjadi beda tulisan dan
pada saat pengcodingan tindakan EKG dimasukkan juga disaksikan oleh petugas BPJS sendiri
dalam coding tindakan.

22
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
129 Keystroke Pasien masuk RITL dengan kasus Malignant neoplasm Sesuai kaidah koding Diagnosa utama: Z51.1, Kaidah koding: Kasus kemoterapi 1. Berdasarkan aturan kaidah ICD 10, untuk pelayanan
Mistake of breast (C50.9) untuk dilakukan kemoterapi yang Diagnosa sekunder: C50.9, Tindakan: 99.25. menggunakan kode "Z" sebagai diagnosis kemoterapi pada neoplasma menggunakan kode Z51.1
kedua kali.Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa Group C-4-13-I. Deskripsi Kemoterapi ringan. utama sebagai diagnosa utama jika pasien melakukan
utama: C50.9, Tindakan: 99.25. Group CBGs: l-4-11-I Biaya Rp 1.976.853 kemoterapi
Deskripsi Tumor payudara ringan. Biaya Rp 3.059.821 2. Jika pasien direncakan kemoterapi namun karena
kondisi belum memungkinkan sehingga ditunda maka
pasien dirawat atas indikasi pebaikan keadaan umum
maka kode Z51.1 boleh tidak digunakan . untuk
diagnosa utama menggunakan diagnosa sesuai
keadaan umum yang ditangani

130 Keystroke Pasien RITL ditagihkan dengan diagnosa utama dokter Kode diagnosa untuk anemia pada ibu hamil harus Terdapat kode pada ICD 10 untuk kasus koding dari RS sudah tepat ditambahkan dengan O99.0 Persalinan/Kehamilan/Bayi
Mistake O80.0 Spontaneus vertex delivery, diagnosa sekunder menggunakan kode ICD 10 O99.0 Anaemia anemia pada ibu hamil yaitu O99.0 Anaemia (Anaemia complicating pregnancy, childbirth and the Baru Lahir
D64.9 Anaemia, biaya Rp. 2.925.204 complicating pregnancy. Sehingga Diagnosa utama complicating pregnancy bukan puerperium), kode D649 Anemia bisa tetap dimasukan
adALAH O99.0. Biaya Rp. 2.435.645 menggunakan kode terpisah untuk diagnosa sebagai diagnosa sekunder
kehamilan dan anemia

131 Keystroke Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara Sesuai kaidah koding. Diagnosa utama: O69.9 Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD-10 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi
Mistake sectio. di ajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa Delivery by elective caesarean section. Diagnosa kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh Baru Lahir
utama: O82.0 Delivery by elective caesarean section. sekunder: O82.0 Delivery by elective caesarean sekunder jika ada penyulit dalam persalinan pasien Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan
Dignosa sekunder: O69.9 Labour and delivery section. Tindakan: 74.1 Low cervical casarean normal 2. Sesuai
complicated by cord complication, unspecified. section. Group CBG's: O-6-10-I / Prosedur operasi dengan kaidah koding dalam ICD X, kode O80-O84
Tindakan: 74.1 Low cervical cesarean section. Group pembedahan caesar ringan . Biaya Rp 2.966.096 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada
CBG's: O-6-10-I / Prosedur operasi pembedahan caesar penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa
ringan. Biaya Rp 4.884.479,00 penyulit seperti O42.0 dan O42.1 dengan tindakan
Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper
persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai
diagnosa utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.

132 Keystroke Pasien RITL dengan diagnosa Dyspepsia (pada kasus ibu Sesuai kaidah koding diagnosa dyspepsia pada ibu Sesuai ICD 10 diagnosa penyakit sistem verifikasi sudah tepat, untuk diagnosa dyspepsia yang Gastritis/Dispepsia
Mistake hamil). Diajukan dignosa utama: Dyspepsia K30. Biaya hamil menggunakan kode O99.6. Biaya Rp. pencernaan yang mempersulit KMN: kondisi berhubungan dengan ibu hamil maka kode yang tepat
Rp. 2.812.950 2.110.359 pada K00-K93 menggunakan kode diagnosa adalah O99.6 Diseases of the digestive system
O99.6 complicating pregnancy, childbirth and the
puerperium
Conditions in K00–K93
[Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005,
Pregnancy, childbirth and the puerperium.]

133 Keystroke Pasien RITL dengan Kasus asphyxia. Diajukan Oleh RS : Diagnosa Utama : P21.1 (Mild n Moderate birth Disetujui Mild n Moderate birth asphyxia verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait Paru
Mistake Diagnosa Utama : P21.9 (Birth aspyxia, unspecified) asphyxia) karena pada follow up dokter bayi sesak kondisi asfiksia pada bayi kemudian dicocokakan
Diagnosa Sekunder : P37.4 (Other Conginetal malaria) Diagnosa Sekunder : P37.4 (Other Conginetal sesaat dan dengan sianosis sesaat. dengan yang tertera pada resume medis.
Kode ina cbg's : P-8-8-08-III malaria) Kode ina cbg's : P-8-8-08-III
Biaya : Rp. 10.972.944 Biaya : Rp. 10.972.944

23
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
134 Keystroke Pasien RITL dengan Kasus Bronchopneumonia, SOPT, Diagnosa Utama : J180 (Bronchopneumonia, Berdasarkan pada rekam medik pasien 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder Paru
Mistake Hemoptisis unspecified) riwayat perjalanan penyakit pasien terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
Diajukan Oleh RS : Diagnosa sekunder : B90.9 (Sequelae of merupakan Riwayat OAT 2003 dengan diagnosa akhir dan keluhan pasien yang tertera pada
Diagnosa Utama : J180 (Bronchopneumonia, respiratory and unspecified, tuberculosis), R04.2 sekarang pasien masuk dengan diagnosa resume medis untuk dilakukan perbaikan kode.
unspecified) (Haemoptysis) sekunder SOPT dimana berdasarkan hasil 2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
Diagnosa sekunder : J449 (Chronic obstructive Tindakan : 99.18 (Injection or infusion of konfirmasi dengan dr. spesialis paru pasien dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran
pulmonary disease, unspecified), R042 (Haemoptysis) electrolytes), 99.21 (Injection of antibiotic), 90.59 mengalami kekambuhan penyakit keluhan pasien.
Tindakan : 99.18 (Injection or infusion of electrolytes), (Other microscopic examination of blood), 97.44 sebelumnya yaitu TBC sehingga didiagnosa
99.21 (Injection of antibiotic), 90.59 (Other microscopic (Routine chest x-ray, so described) Group cbg's : J- SOPT
examination of blood), 97.44 (Routine chest x-ray, so 4-16-II (Simple pneumonia & whooping cough
described) Group cbg's : J-4-16-II (Simple pneumonia & ringan)
whooping cough sedang) Biaya : Rp. 5.544.261
Biaya : Rp. 7.791.144

135 Keystroke Pasien RITL dengan kasus Asphyxia. Diajukan Oleh RS : Diagnosa utama : P22.9 (Respiratory distress of Disetujui dengan diagnosa P22.9 1. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP Paru
Mistake Diagnosa Utama : P21.9 (Birth aspyxia, unspecified) newborn, unspecified) Kode ina cbg's : P-8-08-I (Respiratory distress of newborn, terkait kondisi asfiksia pada bayi kemudian
Kode ina cbg's : P-8-08-I (Prosedur neonatal, berat (Prosedur neonatal, berat badan lahir group 5) unspecified) karena pada follow up dokter dicocokakan dengan yang tertera pada resume medis.
badan lahir group 5) Biaya : Rp. 3.979.863 tidak ada gejala-gejala aspyxia yang khas. 2. Klaim disetujui dengan melampirkan lembar
Biaya : Rp. 3.979.863 Dengan sesak napas positif dan sianosis konfirmasi kepada dokter yang merawat. Kemudian
negatif. kasus menjadi catatan kepada Tim Audit Medis.

136 Keystroke Pasien dengan kasus Corpus alenum pecahan logam. Diagnosa Utama : S.71 (Open wound of hip) Corpus alenum pecahan logam bukan terjadi 1. verifikator melakukan konfirmasi pada coder terkait Corpus Alineum/Benda
Mistake Diajukan Oleh RS : Tindakan : 83,02 (Myotomy), 99.18 (Injection or pada bagian tubuh yang tidak spesifik. diagnosa akhir sesuai pada resume medis. Asing
Diagnosa Utama : T14.1 (Open wound of unspecified) infusion of electrolytes), 99.21 (Injection of 2. verifikator melakukan konfirmasi dengan DPJP
Tindakan : 83,02 (Myotomy), 99.18 (Injection or antibiotic), 90.59 (Other microscopic examination terkait lokasi organ yang tepat terkait diagnosa
infusion of electrolytes), 99.21 (Injection of antibiotic), of blood), 88.28 (Skeletal x-ray of ankle and foot) tersebut.
90.59 (Other microscopic examination of blood), 88.28 Kode ina cbg's : M-1-50-I (Prosedur Jaringan
(Skeletal x-ray of ankle and foot) Kode ina cbg's : M-1- Lunak)
50-I (Prosedur Jaringan Lunak) Biaya : Rp. 7.771.878
Biaya : Rp. 7.771.878

137 Keystroke Pasien masuk RITL dengan kasus nyeri perut. Diajukan Sesuai kaidah koding: Sesuai kaidah koding ICD 10 kode R tidak 1. penulisan kode diagnosa adalah sesuai dengan Gastritis/Dispepsia
Mistake oleh RS sebagai berikut: Diagnosa Utama: K76.0 Fatty (change of) liver, not dapat digunakan sebagai kode diagnosa diagnosa akhir tertera pada resume medis.
Diagnosa Utama: R10.4 Other and unspecified elsewhere classified primer terkecuali tidak terdapatnya indikasi 2. Gejala tidak bisa dijadikan sebagai diagnosa utama
abdominal pain Diagnosa Sekunder : R10.4 Other and unspecified diagnosa lain dalam perjalanan penyakit jika ada diagnosa lain yang lebih tepat
Diagnosa Sekunder : K76.0 Fatty (change of) liver, not abdominal pain Hasil Grouper CBG's: Gangguan pasien. 3. Rule MB 3 : Suatu gejala yang diklasfikasikan dalam
elsewhere classified Hasil Grouper CBG's: Nyeri hati selain tumor, Sirosis atau hepatis (ringan). Bab XVIII (R.-), atau suatu masalah yang dapat
abdomen & Gastroenteritis Lain-lain (sedang). Biaya Rp. Biaya Rp. 2.416.817 diklasfikasikan dalam bab XXI (Z) dicatat sebagai
4.029.409 kondisi utama, sedangkan informasi di rekam medis,
terekam kondisi lain yang lebih menggambarkan
diagnosis pasien dan kepada kondisi ini terapi
diberikan maka reseleksi kondisi tersebut sebagai
diagnosis utama.

24
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
138 Keystroke pasien a/n X dirawat inap dengan diagnosa CKD + HT , berkas dilayakkan meminjam berkas rekam medis pasien , verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait Ginjal/Hemodialisa
Mistake pada saat pengklaiman diajukkan oleh rumah sakit ternyata berbeda dengan resume kode diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir
dengan diagnosa sesuai resume CKD, HT, Pneumonia pengklaiman nya , berkas dikembalikan dan yang tertera pada resume medis
dan nilai klaim diperbaiki koding sesuai dengan rekam
medis
139 Keystroke Pasien masuk RITL dengan kasus Asthma. Diajukan oleh Sesuai kaidah koding Sesuai berkas Rekam Medik dan laporan verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait Paru
Mistake RS sebagai berikut : Diagnosa utama : N180 (End-stage renal disease) operasi didapati bahwa Diagnosa Pra dan kode diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir
Diagnosa utama : N180 (End-stage renal disease) Diagnosa sekunder : Z491 (extracorporeal dialysis) Post Operatif sama yaitu CKD on hemodialisa yang tertera pada resume medis
Diagnosa sekunder : Z491 (extracorporeal dialysis), Biaya : Rp.4.252.798,-
N990 (Postprocedural renal failure)
Biaya : Rp.17.550.411,-
140 Keystroke Pasien masuk RITL dengan kasus Asthma. Diajukan oleh Sesuai kaidah koding Sesuai berkas Rekam Medik tindakan / 1. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP dan Paru
Mistake RS sebagai berikut : Diagnosa utama : J459 Asthma, Unspecified pelayanan yang menggunakan sumber daya memastikan kode diagnosa sesuai dengan diagnosa
Diagnosa utama : K801 Calculus of gallbladder with Diagnosa sekunder : K801 Calculus of gallbladder paling besar adalah untuk diagnosa Asthma, akhir yang tertera pada resume medis .
other cholecystitis Diagnosa sekunder : J459 Asthma, with other cholecystitis untuk batu empedu hanya berupa 2. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP
Unspecified Biaya : Rp.4.051.018,- pemeriksaan radiologi tetapi belum ada terkait diagnosa yang menyerap sumber daya terbesar
Tindakan : 9394 Respiratory medication administered tindakan khusus untuk penanganannya 3. Prosedur utama biasanya relevan dengan diagnosa
by nebulizer utama sedangkan pada kasus ini tidak relevan
Biaya : Rp.6.020.194,-

141 Keystroke Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan SC. Sesuai Kaidah koding bahwa yang menjadi Hasil Grouper di aplikasi INA CBG jika di kode 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi
Mistake Diajukan oleh RS sbb: diagnosa utama: O82.1 dan diagnosa utama adalah diagnosa penyulitnya dan dengan menggunakan kode diagnosa utama menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh Baru Lahir
diagnosa sekunder O65.4, tindakan : 74.0 sekunder diagnosa SC adalah penyulit maka deskripsi yang pasien Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan
terbentuk bukan sebagai persalinan penyulit normal 2. Sesuai
namun persalinan normal dengan kaidah koding dalam ICD X, kode O80-O84
digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada
penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa
penyulit seperti O42.0 dan O42.1 dengan tindakan
Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper
persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai
diagnosa utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.

142 Keystroke Pasien Rawat Jalan melakukan prosedur radiologi foto ditagihkan sesuai dengan prosedur yang dilakukan ditagihkan sesuai dengan apa yg dilakukan 1. penulisan kode berdasarkan pada diagnosa akhir Radiologi
Mistake Thorax namun dientri dengan jenis pemeriksaan yaitu X Ray oleh pasien dan prosedur atau tindakan yang tertera pada resume
Tomography, medis
2, verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP
apakah pasien dilakukan tindakan pemeriksaan
tomography jika tidak maka hanya dimasukan
prosedur sesuai yang tertera pada resume medis

25
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
143 Keystroke Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: A91 dibutuhkan pemeriksaan penunjang berupa bisa di diagnosis dengan demam berdarah. dilihat kembali DPJP utama yang menangani dan Demam Berdarah/DHF
Mistake Dengue haemorrhagig fever. Tidak ada dx sekunder laboratorium dengan kode 9059: other harus ada pemeriksaan penunjang berupa diserahkan pada DPJP untuk menentukan diagnosa
tidak ada prosedur. Group CBGs: Q-5-41-0 Penyakit microscopic examination of blood laboratorium pemeriksaan darah dan juga akhirnya (ranah klinis)
akut besar lain-lain. Biaya Rp. 181.351,- gejala klinis yang mendukung. Jika hanya
dengan keluhan demam, bisa digunakan
diagnosa utama R509: Fever, Unspecified
Biaya: Rp. 166.839,-

144 Keystroke Diagnosa utama G510 Bell's Palsy dengan prosedur Salah kode diagnosa Saat verifikasi kita menyesuaikan diagnosa verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait Saraf/Kejang
Mistake 89.13 diganti dengan G513 Clonic hemifacial spasm yang ada di resume medis dokter dengan di kode diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir
dengan prosedur EEG grouper. Apabila terdapat perbedaan kode yang tertera pada resume medis
diagnosa, langsung konfirmasi dengan
koder.
145 Keystroke pasien datang ke UGD dengan DIAre (A09) dengan berkas dilayakkan berkas dikembalikan untuk diperbaiki 1. verifikator melakukan konfirmasi dengan coder Diare
Mistake Dehidrasi sedang(E86) , pada saat pengklaiman pengcodingannya dengan diagnosa utama terkait kode diagnosa yang disesuaikan dengan
dehidrasi dijadikan diagnosa primer sedangkan diare diare (A09) sekunder nya dehidrasi sedang diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
sekunder (E86) 2. diagnosa akhir adalah diagnosa dengan penggunaan
sumber daya paling banyak.

146 Keystroke Pasien dengan diagnosa N20 mendapat tindakan ESWL ESWL untuk batu ginjal = N-2-21-0 ESWL untuk 1. verifikator melakukan konfirmasi dengan coder Saluran Kemih
Mistake ditagihkan dengan ESWL untuk gallblader yang gallblader = B-2-12-0 terkait kode diagnosa dan prosedur yang disesuaikan
seharusnya ESWL untuk batu rennal dengan diagnosa akhir dan prosedur yang tertera pada
resume medis
2, kode yang tepat untuk ESWL pada ginjal adalah
98.51 Extracorporeal shockwave lithotripsy [ESWL] of
the kidney, ureter
and/or bladder, sedangkan untuk gallblader adalah
98.52 Extracorporeal shockwave lithotripsy [ESWL] of
the gallbladder
and/or bile duct

147 Keystroke Pasien masuk RITL dengan kasus Persalinan SC . Sesuai kaidah koding , Kode O80-O84 digunakan Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD-10 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi
Mistake Diajukan oleh RS sebagai berikut: sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit kode O814 Vacuum extractor delivery menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh Baru Lahir
Diagnosa utama: O82.1 Delivery by emergency dalam persalinan Diagnosa utama: O814 digunakan sebagai diagnosa utama tanpa pasien Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan
caesarean section Vacuum extractor delivery dan Daignosa Sekunder ada tindakan karena sudah termasuk dalam normal 2. Sesuai
Diagnosa sekunder: O83.2 Other manipulation-assisted O82.1 Delivery by emergency caesarean section penyulit bukan menjadi O82.1 Delivery by dengan kaidah koding dalam ICD X, kode O80-O84
delivery Biaya: Rp 2.844.456 emergency caesarean section digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada
Tindakan : 727.1 Vacuum extraction with episiotomy Diagnosa sekunder: O83.2 Other penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa
Biaya Rp 5.681.666 manipulation-assisted delivery.sesuai penyulit seperti O42.0 dan O42.1 dengan tindakan
dengan pemeriksaan RM. Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper
persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai
diagnosa utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.

26
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
148 Keystroke kekeliruan dalam pengkodean diagnosa, dimana Setelah dikonfirmasi ulang, dan diubah sesuai RM, mencocokkan diagnosa yang ditulis oleh 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur Stroke
Mistake diagnosa utama dan diagnosa sekunder dikode terbalik. Dx utama Stroke dan Dx sekunder Jantung Tarif dokter dalam lembar medis (rekam medis) haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera
Berdasarkan diagnosa DPJP, diagnosa utama : Stroke Ina CBG's menjadi Rp. 3.827.371 dengan kode yang tertera dalam aplikasi pada resume medis
dan diagnosa sekunder : Jantung sedangkan dalam Verifikasi. 2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
pengkodean Dx utama jantung dan DX sekunder Stroke terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
menyebabkan tarif Ina CBG's Rp. 6. 898. 267 diagnosa akhir dan merujuk pada sumber daya yang
paling banyak digunakan.
149 Keystroke Pasien RJTL.Diajukan oleh rumah sakit sebagai berikut : Tindakan : 39.8 (Operation on carotid body and Menyesuaikan berkas pelayanan pasien 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur Jantung
Mistake Diagnosa Utama : J45.9 Diagnosa sekunder : I10 other vascular bodies) pada kasus ini tindakan dengan bukti tindakan medis dan resume haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera
Tindakan : 39.8 (Operation on carotid body and other tidak perna diberikan medis pada resume medis
vascular bodies) Group CBGs : Q-5-44.0 (Penyakit Kronis Kecil Lain- 2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
Group CBGs : I-2-22-0 (prosedur sedang pada pembulu lain) Biaya Rp: 160.965 terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
dara) biaya Rp.1.259.910 diagnosa akhir dan merujuk pada sumber daya yang
paling banyak digunakan.
150 Keystroke Pasien RITL masuk dengan kasus Hypertensi Berat, Sesuai kaidah koding dan hasil Verifikasi pada 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur Hipertensi
Mistake namun ditagihkan oleh Pihak RS dengan rincian sebagai Rekam Medis haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera
berikut : Diagnosa utama: I10 Essential Primary Diagnosa utama: I11.0 Hypertensif Heart Disesase pada resume medis
Hypertension (Congestif )Heart Failure 2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
Diagnosa Sekunder : I11.0 Hypertensif Heart Disesase Group CBGs: I-4-12-I KEGAGALAN JANTUNG terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
(Congestif )Heart Failure 150.0 Congestive Heart Failure RINGAN diagnosa akhir dan merujuk pada sumber daya yang
J18.9 Penumonia, unspesified Group CBGs: I-4- Biaya: Rp 6.048.920 paling banyak digunakan.
17-III HIPERTENSI BERAT
Biaya Rp 7.597.333

151 Keystroke Pasien RJTL dengan kasus kontrol lanjutan pasca Tindakan : 71.71 (Suture of laceration of vulva or Menyesuaikan berkas pelayanan pasien 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur Persalinan/Kehamilan/Bayi
Mistake persalinan normal.Diajukan oleh rumah sakit sebagai perineum) pada kasus ini tindakan tidak perna dengan bukti tindakan medis dan resume haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera Baru Lahir
berikut : dilakukan maka Group CBGs medis pada resume medis
Diagnosa Utama : Z39 : Q-5-24-0 (pemeriksaan Pospartum) Biaya Rp: 2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
Tindakan : 71.71 (Suture of laceration of vulva or 86.992 terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
perineum) diagnosa akhir dan merujuk pada sumber daya yang
Group CBGs :W-2-33-0(Prosedur kecil vulvovaginal) paling banyak digunakan.
biaya Rp.539.508
152 Keystroke Pasien a/n Theresia Ajipina, NOKA : 0000860548184 Pada saat verifikasi, dilakukan pengecekan antara Pasien MRS dikarenakan gangguan 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur Persalinan/Kehamilan/Bayi
Mistake MRS tgl 04/07/2014; No SEP : 2407R00107140000341 resume medis dan hasil koding oleh koder. Dari antepartum, selain itu pasien diketahui juga haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera Baru Lahir
ditagihkan/dientry dengan kode yang tidak sesuai hasil verifikasi maka dilakukan konfirmasi kembali memiliki riwayat gangguan mental. Namun pada resume medis
dengan resume medisnya. Kode INACBGS yang dientry dengan koder tentang diagnosa primernya berdasarkan resume medis prosedur yang 2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
adalah F-4-19-11 sedangkan pada resume medis lebih mengingat prosedur pada resume medis lebih diberikan dominan mengarah ke gangguan terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
mengarah pada gangguan antepartum yaitu kode dominan mengarah pada gangguan antepartus antepartum jadi kode INACBG's yang diniali diagnosa akhir dan merujuk pada sumber daya yang
INACBGS W-4-16-II bukan gangguan mental. lebih sesuai adalah W-4-16-II (Gangguan paling banyak digunakan.
Antepartum Sedang) dengan besaran tarif
Rp. 2.889.061,-

27
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
153 Keystroke KASUS DENGAN DIAGNOSIS UTAMA DYSPNEU (R06.0). TELAH MELAKUKAN KONFIRMASI DENGAN KODER DOKTER YANG MERAWAT KURANG 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur Tiphoid
Mistake DIAGNOSIS SEKUNDER ASMA (J46), DYSPEPSIA (K30), DAN DOKTER YANG MERAWAT TENTANG MEMAHAMI PEDOMAN INMA CBG'S haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera
DEMAM TYPHOID (A01.0), ISPA (J06.8), NYERI KEPALA PEDOMAN KODING DIAGNOSIS DALAM INA CBG'S TENTANG PENENTUAN DIAGNOSIS PRIMER pada resume medis
(R5I) BAHWA JIKA SAMPAI DENGAN AKHIR DAN DIAGNOSIS SEKUNDER 2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
PERAWATAN TIDAK DAPAT DITEGAKKAN terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
DIAGNOSIS YANG LEBIH SPESIFIK MAKA DIIZINKAN diagnosa akhir dan merujuk pada sumber daya yang
MEMBERI KODE R ATAU Z,PADA KASUS INI paling banyak digunakan.
DIAKHIR PERAWATAN TELAH DITEGAKKAN
DIAGNOSIS YANG LEBIH SPESIFIK YAITU ASTHMA,
SEHINGGA SEHARUSNYA DIAGNOSIS UTAMANYA
ADALAH ASTHMA.NAMUN DOKTER BERALASAN
BAHWA PASIEN MASUK DALAM KONDISI SESAK
(DYSPNEU) DAN SETELAH DILAKUKAN
PEMERIKSAAN DIDAPATKAN DIAGNOSIS ADALAH
ASTHMA JADI DIAGNOSIS UTAMANYA ADALAH
DYSPNEU.(DITAGIHKAN)

154 Keystroke KASUS DENGAN DIAGNOSIS UTAMA DYSPEPSIA (K30) TELAH MELAKUKAN KONFIRMASI DENGAN KODER DOKTER YANG MERAWAT KURANG 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur Gastritis/Dispepsia
Mistake DAN DIAGNOSIS SEKUNDER DIARE (A09) ,SEPTIKEMIA DAN DOKTER YANG MERAWAT BAHWA MEMAHAMI PEDOMAN INA CBG'S TENTANG haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera
(A41.9) DAN VOMITUS (R11) BERDASARKAN PEDOMAN KODING DIAGNOSIS PENENTUAN DIAGNOSIS PRIMER DAN pada resume medis
DAN VERIFIKASI YANG MENGHABISKAN SUMBER DIAGNOSIS SEKUNDER 2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
DAYA PALING BANYAK ADALAH DIARE SEHINGGA terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
DIAGNOSIS UTAMA SEHARUSNYA DIARE, NAMUN diagnosa akhir dan merujuk pada sumber daya yang
DOKTER MENGATAKAN BAHWA DIAGNOSIS SAAT paling banyak digunakan.
MASUK ADALAH DYSPEPSIA SEHINGGA
DYSPEPSIA-LAH YANG MENJADI DIAGNOSIS
UTAMA. (DITAGIHKAN)

155 Keystroke Pasien dengan diganosa diare akut disertai dehidrasi, Memeriksa status pasien untuk mengetahui secara Pihak coder RS kurang teliti dalam membaca 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur Diare
Mistake namun pada saat verifikasi kode yang digunakan adalah jelas diagnosa pasien. Setelah dilihat ternyata resume dan status yang ditulis oleh dokter. haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera
kode A09 (Diare Akut) dan kode D64.9 (Anemia), diagnosa pasien adalah diare akut dengan pada resume medis
padahal dalam resume dan status tidak ada diagnosa dehidrasi, kemudian dilakukan konfirmasi ke pihak 2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
anemia. coder untuk menghapus kode diagnosa anemia terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan
dan pihak coder setuju untuk menghapus kode diagnosa akhir dan merujuk pada sumber daya yang
diagnosa tersebut. paling banyak digunakan.

156 Keystroke Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan normal. Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara Persalinan normal maupun tidak normal 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada Coder Persalinan/Kehamilan/Bayi
Mistake Ditagihkan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa utama : sectio. Ditagihkan oleh RS sebagai berikut : tidak diperbolehkan menginput high risk terkait kode diagnosa yang disesuaikan dengan Baru Lahir
O62.0 Primary inadequate contractions Diagnosa Diagnosa utama : O80.9 Single spontaneous pregnancy (Z35.5, Z35.6, Z35.7, dan Z35.8) diagnosa akhir pada resume medis
sekunder : Z35.8 Supervision of other high-risk delivery, unspecified Group CBGs: O-6-13-I ke dalam aplikasi INA-CBGs 2. sesuai Permekes 27 Tahun 2014 : Persalinan normal
pregnancies Tindakan : 73.59 Other manually assisted PERSALINAN VAGINAL RINGAN Biaya Rp. maupun tidak normal tidak diperbolehkan menginput
delivery Group CBGs: W-4-16-III GANGGUAN 2.086.122,00 high risk pregnancy (Z35.5, Z35.6, Z35.7, dan Z35.8) ke
ANTEPARTUM BERAT Biaya Rp. 3.915.633,00 dalam aplikasi INA-CBGs

28
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
157 Keystroke Pasien masuk rumah sakit dengan diagnosa utama CHF sesuai dengan kaidah koding pada ICD 10 kedua Sesuai Petunjuk Verifikasi diagnosa tersebut verifikasi sudah benar Ginjal/Hemodialisa
Mistake (I500) dan diagnosa sekunder Hipertensi (I10) diagnosa tersebut dapat dikoding menjadi 1 dapat dijadikan satu, dan berdasarkan ICD 10
diagnosa yaitu I110 diagnosa yang dapat digunakan adalah I110
(Hipertensi Heart Disease with Chronic Heart
Frailure)
158 Length of stay Pasien masuk RITL dengan kasus TB. Diajukan RS : Diverifikasi RJTL diagnosa utama A.17.8 Other Pemeriksaan rekam medis, pasien tersebut Permenkes No 27 tahuan 2014 Untuk kasus pasien Paru
diagnosa utama A.17.8 Other Tuberculosis of nervous Tuberculosis of nervous system Group CBG's : Q-5- tidak ada indikasi rawat inap hanya untuk yang datang untuk kontrol ulang dengan diagnosis
system Group CBG's : G-4-18-I, Infeksi tuberkulosa dan 43-0, penyakit kronis besar lain-lain. Biaya : Rp. kontrol ulang RJTL TB maka dibayar RJTL. yang sama seperti kunjungan sebelumnya dan terapi
bakteri sistem pernafasan ringan. Biaya : Rp. 2.351.101,- 192.549,- (rehab medik, kemoterapi, radioterapi) di rawat jalan
dapat menggunakan kode “Z” sebagai diagnosis utama
dan kondisi penyakitnya sebagai diagnosis sekunder.
2. indikasi rawat inap adalah sesuai pengertian episode
rawat inap, verifikator memastikan penanganan pasien
jika lebih dari 6 jam maka dapat dibayarkan RI tetapi
jika dibawah 6 jam maka dibayarkan rawat jalan.

159 length of stay 1. pasien RITL off gips dengan riwayat fraktur padahal pasien seharusnya dibayarkan paket RJTL saja pasien yang layak untuk rawat inap 1. Indikasi rawat inap disesuaikan dengan definisi Tulang/Fraktur/Fraktur
tindakanny dikerjakan di UGD, selama di rawat inap tdk sebesar Rp. 250.361 seharusnya px dg K/U lemah atau memang episode rawat inap, jika kurang dari 6 jam perawatan
ada tindakan berarti dengan tarif RITL Rp. 4.119.069 benar'' membutuhkan maka dibayarkan sebagai tagihan rawat jalan.
penangnan/perawatan 2. Satu episode rawat jalan adalah satu rangkaian
pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter serta
pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat
yang diberikan pada hari pelayanan yang sama.
160 Length Of Stay Pasien masuk RITL pada pukul 10.30 Wib, dengan kasus Pasien masuk RITL pada pukul 10.30 dan pulang Pasien yang jumlah jam rawatan dibawah 6 indikasi rawat inap adalah sesuai pengertian episode Jantung
Penyakit Jantung, diajukan oleh RS sebagai berikut : paksa pukul 14.30 pasien dihitung ODC (One day jam merupakan pasien ODC (One day Care) rawat inap, verifikator memastikan penanganan pasien
Diagnosa Utama : I50.1 Left ventricular failure Care) yang dimasukkan kedalam kategori Rawat jika lebih dari 6 jam maka dapat dibayarkan RI tetapi
Diagnosa Skunder : Biaya : Rp. 167.335 Jalan atau pelayanan Gawat Darurat (IGD) jika dibawah 6 jam maka dibayarkan rawat jalan.
J81 Pulmonary edema,
I11.9 Hypertensive renal disease without renal failure
E11.9 Non-insulin-dependent diabetes mellitus Without
complications
N20.0 Calculus of kidney
Group CBGs : I-4-12-II Kegagalan Jantung Sedang
Biaya : Rp. 10.541.081

161 Length of Stay Pasien masuk RS untuk mendapatkan pelayanan Sesuai dengan Petunjuk Teknis. Pencetakan SEP Pasien seharusnya dibuatkan SEP pelayanan SEP diterbitkan pada hari pasien mendapatkan Katarak
operasi mata (katarak), pasien/ keluarga pasien di pelayanan rawat inap dilakukan apabila pasien rawat inap bila pasien telah mendapatkan pelayanan bukan sebelumnya.
anjurkan untuk mendaftar pelayanan rawat inap pada mendapatkan pelayanan/ fasilitas rawat inap lebih pelayanan/ fasilitas rawat inap, Rumah sakit
pagi/ siang hari, namun pada kenyataannya pada saat dari 6 jam. tetap ingin SEP dibuatkan sebelum pasien
keluarga/ pasien memdaftarkan diri dalam pelayanan masuk rawat inap di karenakan dokter tidak
rawat inap pasien belum masuk RS (masuk RS sore/ mau melayani pasien apabila syarat
malam hari). administrasi tidak lengkap, sedangkan
operasi dilakukan keesokan harinya.

29
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
162 Length Of Stay Pasien masuk RITL pada pukul 10.30 Wib, dengan kasus Pasien masuk RITL pada pukul 10.30 dan pulang Pasien yang jumlah jam rawatan dibawah 6 indikasi rawat inap adalah sesuai pengertian episode Jantung
Penyakit Jantung, diajukan oleh RS sebagai berikut : paksa pukul 14.30 pasien dihitung ODC (One day jam merupakan pasien ODC (One day Care) rawat inap, verifikator memastikan penanganan pasien
Diagnosa Utama : I50.1 Left ventricular failure Care) yang dimasukkan kedalam kategori Rawat jika lebih dari 6 jam maka dapat dibayarkan RI tetapi
Diagnosa Skunder : Biaya : Rp. 167.335 Jalan atau pelayanan Gawat Darurat (IGD) jika dibawah 6 jam maka dibayarkan rawat jalan.
J81 Pulmonary edema,
I11.9 Hypertensive renal disease without renal failure
E11.9 Non-insulin-dependent diabetes mellitus Without
complications
N20.0 Calculus of kidney
Group CBGs : I-4-12-II Kegagalan Jantung Sedang
Biaya : Rp. 10.541.081

163 Length of Stay Pasien RJTL dengan diagnosa kista endometriosis Berdasarkan PMK No. 27 tentang Juknis Sistem Dengan melihat jam masuk dan jam pulang Indikasi rawat inap disesuaikan dengan definisi Tumor/Kanker
diberikan injeksi endrolin (tapros). Klaim ditagihkan INA CBGs dimana episode rawat inap adalah satu pasien di status pasien, menanyakan episode rawat inap, jika kurang dari 6 jam perawatan
dengan jenis pelayanan RITL, dimana seharusnya rangkaian pelayanan jika pasien telah langsung kepada pasien ybs pada saat pasien maka dibayarkan sebagai tagihan rawat jalan.
termasuk dalam jenis pelayanan RJTL karena pasien mendapatkan perawatan > 6 jam di RS atau jika datang untuk injeksi endrolin yang kedua.
hanya 3 jam berada di Rumah Sakit dan tidak pasien telah mendapatkan fasilitas rawat inap
mendapatkan fasilitas rawat inap. walaupun lama perawatan < 6 jam, dan secara
administrasi telah menjadi pasien rawat inap.

164 Length of stay Pasien RITL di RS Jiwa sebenarnya sudah pulang, tetapi Klaim hanya dibayarkan sesuai dengan jumlah hari Melakukan konfirmasi surat pulang yang 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder Akomodasi
secara administrasi di surat pulang dan rekam medis rawat yang sebenarnya. (tanpa Top Up) Biaya : terdapat coretan pada tgl masuk dan tgl terkait dengan tanggal masuk dan keluar dan
pasien belum pulang/ masih dirawat sampai LOS Rp.3.327.828 pulang kepada koder, petugas rekam medis melakukan pengecekan pada resume medis . Apabila
melewati fase sub akut (43hari) sehingga RS dan perawat ruangan. Dan Melakukan kasus jiwa atau kusta yang hari rawatnya sudah lebih
mendapatkan top up dari perhitungan ADL. Biaya : Rp. konfirmasi kepada keluarga pasien. Melihat dari 43 hari, memang harus dibuatkan SEP baru dan
3.745.402 data rekam medik. menjadi episode RITL yang baru. Apabila kasus yang
diajukan bukan kasus jiwa dan kusta, setelah pasien
pulang dan kembali masuk ke RS, dibuatkan SEP baru
dan menjasi episode RITL yang baru.
2. Verifikator membuat catatan readmisi kasus RITL
dengan diagnosa yang sama untuk dilaporkan kepada
Tim audit medis.

165 Length of stay Pasien Ny.A dirawat dengan Illeus paralitik masuk sesuai dengan Petunjuk Teknis Verifikasi tidak Untuk pasien yang dipulangkan secara 1. Indikasi rawat inap disesuaikan dengan definisi Akomodasi
tanggal 15 Februari dan keluar tanggal 15 Februari boleh memulangkan pasien secara administrasi administrasi merupakan salah satu fraud episode rawat inap, jika kurang dari 6 jam perawatan
2014. Dan tanggal 15 Februari 2014 kembali masuk (readmission) uuntuk mendapatkan biaya yang yang dapat diidentifikasi dari tanggal pulang maka dibayarkan sebagai tagihan rawat jalan.
Rawat inap dengan diagnosa yang sama dan keluar lebih besar. dan tanggal masuk, serta secara aplikasi SEP 2. verifikator melalukan crosscheck dengan riwayat
tanggal 21 Februari 2014 dengan Tarif Rp.10.903.462,- terdeteksi pada Langkah step by step pulang pada perawatan sebelumnya, jika pasien telah
verifikasi. dipulangkan dalam keadaan pulang paksa maka
episode rawat pada readmisi merupakan kelanjutan
dari pembiayaan penyakit yang sama.

30
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
166 Length of stay Pasien dilakukan operasi Pterygium dengan kondisi Pasien dibayarkan sesuai dengan perawatan yang 1. Menurut petunjuk teknis verifikasi analisa kasus sudah tepat , indikasi rawat inap Akomodasi
pasien hanya dirawat selama 3 Jam, tetapi oleh pihak diterima oleh pasien disebutkan bahwa Episode rawat Inap adalah disesuaikan dengan definisi episode rawat inap, jika
RS menagihkan sebagai kasus RITL satu rangkaian pelayanan jika pasien kurang dari 6 jam di bayarkan sebagai rawat jalan
mendapatkan perawatan > 6 jam di rumah
sakit atau jika pasien
telah mendapatkan fasilitas rawat inap
(bangsal/ruang rawat inap dan/atau ruang
perawatan intensif) walaupun lama
perawatan kurang dari 6 jam, dan secara
administrasi telah menjadi pasien rawat
inap.

2. Untuk kasus mata, pasien mencantumkan


identitas lengkap termasuk alamat dan no hp
pada saat pembuatan SEP, agar pasien
mudah untuk dikonfirmasi tentang
perawatan yang telah diterima oleh pasien.

3. Verifikator melakukan konfirmasi


terhadap pasien melalui home visit

167 No medical pasien masuk UGD dengan keluhan kecelakaan Pasien mendapatkan pelayanan rawat inap Konfirmasi kepada Rumah sakit dan Pelayanan kesehatan yang atas permintaan Penanganan Luka
value lalu lintas kesadaran baik, tidak mual, tidak atas permintaan pasien sendiri. didapatkan jawaban bahwa sendiri tanpa adanya indikasi medis tidak dapat
muntah, tidak pusing tidak menderita luka robek Berdasarkan resume medis pasien tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan.
atau terbuka dan didiagnosa oleh dokter Cedera perlu mendapatkan pelayanan rawat
Kepala Ringan dan diarahkan rawat inap inap

168 No medical Pasien X dirawat di RS X dengan diagnosa utama Ditemukan 3 Berkas Klaim dengan pasien Seharusnya peserta langsung Verifikator membuat catatan kasus seperti ini Glaukoma
value glaukoma masuk tanggal 26/6/2014 pulang yang sama dan diagnosa sama dari 2 Rumah mendapatkan tindakan operasi di RS X untuk dijadikan bahan pertimbangan
tanggal 01/7/2014 tanpa dilakukan tindakan Sakit yang berbeda. Seharusnya dilakukan tanpa harus diarahkan untuk operasi di rekredensialing FKRTL
dikarenakan TIO masih tinggi kemudian masuk di dalam satu episode rawat inap RS Y
RS X kembali tanggal 14/7/2014 pulang tgl
16/7/2014 juga tidak dilakukan tindakan kemudian
keesokan harinya masuk ke RS Y tgl 17/7/2014
dan dilakukan operasi trabeculectomy di RS Y.

169 No medical Kasus Infertilitas dengan Biaya untuk kls III Untuk kasus Female infertility, Unspecified.
Untuk kasus Female infertility, Sesuai dengan Perpres 111 Tahun 2013, salah Infertilitas
value Rp.12.498.845 Biaya untuk Kls II Rp.14.998.614 Tidak disetujui. Unspecified. Tidak disetujui. Karena satu pelayanan kesehatan yang tidak dijamin JKN
tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan adalah infertilitas.
170 No medical hampir semua bayi yang lahir secara SC klaim bayi sakit yang ditagihkan paling banyak untuk bayi sakit dengan respiratory Klaim disetujui dengan melampirkan lembar Persalinan/Kehamilan/Bayi
value ditagihkan dengan diagnosa yang hampir sama dengan diagnosa Respiratory distress + distress harus ada dilakukan konfirmasi kepada dokter yang merawat. Baru Lahir
sepsis dan tidak dilampirkan format apgar penanganan lebih lanjut dan hanya ada Kemudian kasus menjadi catatan kepada Tim
score di RS dengan alat khusus. Untuk kasus Audit Medis.
Asfiksia harus dilengkapi dengan apgar
score.
171 Penggunaan Pasien MRS dari IGD dengan kesadaran menurun Namun tindakan yang dituliskan adalah Tindakan pada pasien seharusnya 99.60 Penggunaan ventilator digunakan sesuai Ventilator
Ventilator dan Respiratory distress suspect ec sepsis. (96.71 Continuous mechanical ventilation for + 96.05 Other intubation of respiratory rekomendasi DPJP. Penggunaan ventilator96.71
Berlebih Dilakukan tindakan invasif pemasangan ventilasi less than 96 consecutive hours) yang tract + 96.67 Other continuous invasive juga dapat dilakukan pada kasus tersebut.
(intubasi endotracheal) merupakan pemasangan non-invasif mechanical ventilation dengan kode Verifikator sebaiknya melakukan konfirmasi
ventilator inacbg J-4-11-III dan tarif Rp. 5.746.841,- kepada DPJP dengan lembar konfirmasi.

31
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
172 Phantom billing Pasien RJTL datang ke RS hanya minta rujukan Klaim tidak dilayakkan Seharusnya tidak bisa diklaimkan, Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder, Rujukan
tanpa pemeriksaan maupun tindakan. karena tidak mendapatkan pelayanan apakah pasien mendapatkan konsultasi dokter
medis spesialis atau tidak. Jika iya, maka konsultasi
pasien kepada Dokter spesialis dapat menjadi
satu episode RJTL. Pelayanan kesehatan
diberikan atas indikasi medis mengikuti rujukan
berjenjang.
173 Phantom billing Pasien berobat jalan dari poli dan mendapat Melakukan cross check antar buku laporan Agar biaya ambulance dapat ditagihkan Tagihan ambulan tidak dapat disetujui, sesuai Ambulan
rujukan dari dokter, kemudian dimasukkan kembali catatan IGD dengan perawat IGD yang karena akan dihitung sebagai kasus PMK 71 Tahun 2013, pelayanan ambulan
pada catatan laporan masuk pasien IGD di hari bersangkutan untuk mengetahui kebenaran emergency ditagihkan untuk ambulan yang digunakan antar
yang sama agar biaya ambulance dapat data tersebut. Biaya Rp 0 (nihil) faskes bukan pada faskes yang sama.
ditagihkan. Biaya Rp 2.226.000
174 Phantom billing Pasien masuk RITL dengan kasus appendikitis setelah dilakukan verifikasi, didalam laporan Setelah melihat rekam medis, tidak Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder. Appendik
akut. Diajukan oleh RS sebagai berikut: operasi tidak ditulis adanya tindakan ditemukan adanya pernyataan tentang Seharusnya coder melakukan entrian data sesuai
Diagnosa utama: K35.9 Acute Appendicitis pengangkatan perlengketan, hanya ditulis diagnosa peritonitis dan tindakan dengan apa yang tercantum di dalam resume
Diagnosa sekunder: K65.9 peritonitis, unpecsified apeendictomy saja pengangkatan perlengketan appendik medis. Diharapkan coder dapat melakukan
Tindakan : 47.09 other appendictomy. 54.59 other konfirmasi kepada DPJP.
lysis of peritonial adhesion dengan tarif grouper Verifikator melakukan pencatatan untuk
Rp. 6.139.390 dilaporkan kepada Tim Audit Medis

175 Phantom billing bayi dengan diagnosa Asphixia ( 9 kasus ) nilai apgarscore 7-10 melihat rekam medis yang Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder Asfiksia
mencantumkakan apgar score hanya
dan diharapkan coder dapat melakukan
maksimal 30 menit setelah lahirkonfirmasi kepada DPJP. Verifikator melakukan
pencatatan untuk dilaporkan kepada Tim Audit
Medis
176 Phantom billing Pasien RJTL masuk dengan diagnosa pasien hanya dibayarkan biaya konsultasi mendeteksi pelayanan yang tidak sesuai Verifikasi melakukan konfirmasi kepada coder, Fisioterapi/Rehabilitasi
osteomeylitis hanya konsul, tp ditagihkan biaya saja sebesar Rp 132,717 permenkes jika hasil konfirmasi tidak dilakukan fisioterapi Medik
Fisiotherapy maka coder memperbaiki hasil coding dan entrian
INA CBG's.
177 Phantom billing Pasien RJTL masuk dengan heamodoalisa status pasien hanya dibayarkan biaya rawat inapnya dari aplikasi verivikatsi klaim terlihat Tindakan HD RITL sudah termasuk dalam satu Ginjal/Hemodialisa
masih dalam periode rawat inap(masih dirawat) saja periode rawat inapnya episode RITL nya sehingga tidak dapat ditagihkan
terpisah
178 Phantom billing Pasien dirawat inap 2X dalam 5 hari dengan Pasien dirawat inap sebelum sembuh Pasien dirawat inap masuk dalam satu Verifikator memastikan lama jam perawatan Hipertensi
diagnosa yang sama. No. SEP dipulangkan karena aps mau lebaran tetapi episode pelayanan rawat inap karena pasien pada tanggal 25 Juli 2014, apabila pasien
0610R00107140000083 tgl masuk 21 Juli 2014 masuk lagi tgl 25 juli 2014 ruangan penuh masih dengan diagnosa yang sama dan dirawat kurang dari 6 jam, klaim diajukan sebagai
tgl pulang 23 Juli 2014 dengan diagnosa pasien pulang kembali, seharusnya hanya belum tuntas sehingga ditagihkan hanya tagihan rawat jalan.
Hipertensi sedang, biaya grouping Rp. 6.096.614 ditagihkan sebesar Rp. 6.096.614 masih satu tagihan tarif INA CBG's.
kemudian masuk lagi tgl 25 Juli 2014 dan pulang dalam satu episode pelayanan rawat inap
tgl 25 Juli 2014 dengan diagnosa Hipertensi
Sedang, biaya grouping Rp. 6.096.614 total
tagihan Rp. 12.193.228,-
179 Phantom billing Pasien RITL dengan keluhan: Nyeri dada (+), Berdasarkan hasil verifikasi disetujui: Sesuai dengan status rekam medis tidak Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder Jantung
sesak napas (+). Diajukan oleh RS: Diagnosa Utama: I21.9 (Acute Myicardial disetujui diagnosa sekunder J81 dan diharapkan coder dapat melakukan
Diagnosa Utama: I21.0 ( Acute transmural Infraction,unspecified) Pulmonary oedema dikarenakan tidak konfirmasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa
Myocardial infraction of anterior wall.) Diagnosa Sekunder : - adanya data pendukung lainnya untuk Pulmonary oedema. Verifikator melakukan
Diagnosa Sekunder : J81 Pulmonary oedema penegakkan diagnosa tsb. pencatatan kasus ini untuk dilaporkan kepada
Tim Audit Medis

32
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
180 Phantom billing peserta datang untuk periksa visus mata pada pelayanan pemeriksaan mata tidak pernah Pemeriksaan kacamata hanya dapat 1. Pasa kasus ini klaim tidak dilayakkan karena Mata
rumah sakit, namun pihak poli mata mengarahkan dilakukan oleh poli mata, namun pihak poli dilakukan oleh dokter spesialis mata tidak konsultasi dan tindakan yang dilakukan
pasien untuk melakukan pemeriksaan visus di mata mencatat hasil pemeriksaan visus dari atau Amd RO pada FKRTL. Untuk kepada pasien
optik yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. optik sebagai hasil pemeriksaan yang mereka kunjungannya tidak dijamin karena tidak 2. Pelayanan kacamata pada kota/kab yang tidak
Kemudian hasil pemeriksaan visus dibawa ke poli lakukan. Melakukan konfirmasi langsung ke dilakukan konsultasi ataupun tindakan ada Dokter Spesialis Mata dilakukan sesuai
mata pada hari yang berbeda dan SEP yang pasien. apapun terhadap si pasien. dengan Surat Diryan Nomor 4020/III.2/0514
berbeda untuk dilakukan pengkaliam pelayanan
pemeriksaan mata oleh poli mata

181 Phantom billing Pasien RITL masuk dengan diagnosa melena, pasien hanya dibayar diagnosa dyspepsia mendeteksi dengan cara pemesiksan Diagnosa masuk tidak menjadi dasar verifikasi. Melena
ditagihkan biaya diagnosa primer dyspepsia dan sebesar Rp 2.804.611 lebih rinci ke resume medis Diagnosa utama adalah diagnosa yang
diagnosa sekunder anemia ditentukan pada saat akhir episode perawatan.
Agar dilakukan cross check dengan resume
medis.
182 Phantom billing Pasien RITL masuk dengan diagnosa Perdarahan Pasien hanya dilakukan rehidrasi + inj. As. Pasien seharusnya di diagnosa utama Verifikator meminta kelengkapan pengajuan klaim Mioma Uteri
Vaginal ec Myoma Uteri Intramural + Anemia, tidak Traneksamat IV + antibiotika oral dan (D62 Acute posthaemorrhagic anaemia) apabila terdapat tindakan medis operatif yang
dilakukan operasi ataupun transfusi namun direncanakan transfusi namun pasien Pulang + N39.3 + D25.1 dengan tindakan infus terindikasi tidak dilakukan.
ditagihkan prosedur operasi (75.99 Other obstetric Paksa setelah dirawat inap 4 hari ditagihkan parenteral 99.15. Kode inacbg D-4-13-I
operations) dan ISK (tidak ada data) dengan kode inacbg W-1-20-II dengan tarif dengan tarif Rp.2.199.013,-
Rp. 10.547.549,-
183 Phantom billing Pasien RITL masuk pada tanggal 20 Agustus Pemberian sisa obat Thallasemia untuk 20 Sisa obat Ferriprox untuk 20 hari sudah Sesuai SE Menkes No. 32 Tahun 2014, Obat Obat
2014, diberikan obat Ferriprox sebanyak 30 tablet hari sudah termasuk dalam paket rawat inap termasuk dalam paket rawat inap Thalassemia dapat ditagihkan diluar tarif INA
untuk 10 hari. Keluarga pasien datang kembali tanggal 20 Agustus 2014. Biaya : Rp tanggal 20/08/2014. Klaim RITL untuk CBGs pada apotek/Instalasi Farmasi yang
tanggal 3 September 2014 ke RSUD Depati 3.451.164 Thalassemia sudah termasuk dalam Top bekerja sama.
Hamzah untuk mengambil sisa obat 20 hari Up obat Thalessemia untuk 1 bulan (30
hari)
184 Phantom Billing Pasien masuk RITL dengan kasus O820 Sectio Tidak layakkan Dalam resume medis pasien tidak ada Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder. Persalinan/Kehamilan/Bayi
Caesarea. diagnosa utama, diagnosa sekunder dan Resume medis yang kosong tidak dapat dijadikan Baru Lahir
Biaya : Rp.4,477,439,- tindakan operatif namun resume medis dasar pengajuan klaim. Diharapkan coder dapat
sudah ditandatangani DPJP. menyampaikan kepada DJP untuk segera
Seharusnya saat melakukan koding / mengisi resume medis yang sesuai.
grouping berdasarkan data Resume
medis
185 Phantom billing Pasien masuk RITL dengan Kasus: Nyeri ulu hati, Sesuai hasil bedah Rekam Medis diagnosa Sesuai dengan Resume Medis disetujui Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder. Paru
BAB Hitam dan riwayat DM. yang disetujui yaitu: diagnosa utama K92.1 Melaena dilihat Diganosa yang dientri harus sesuai dengan apa
Diagnosa Utama: K27.4 Peptic Ulcer, Crhonic or Diagnosa utama : K92.1 Melaena dari gejala dan perjalanan pengobatan yang tertulis di dalam resume medis. Diharapkan
unspecified with haemmorhage Diagnosa sekunder : E10.9 Insulin-dependent penyakit pasien tersebut. Untuk coder dapat melakukan konfirmasi ulang kepada
Diagnosa sekunder : J18.9 Pneumonia, E10.8 diabetes mellitus Without complications. Hasil diagnosa J18.9 Pneumonia dan N28.9 DPJP.
Insulin-dependent diabetes mellitus With Group CBG's: Diagnosis Sistem pencernaan Disorder of kidney and ureter,
unspecified complications, N28.9 Disorder of Lain-lain. Biaya Rp. 3.665.023 unspecified tidak disetujui dikarenakan
kidney and ureter, unspecified Hasil Grouper tidak adanya data pendukung yang
CBG's: Gastritis dan ulkus peptikum berat. Biaya dapat menerangkan diagnosa tersebut.
Rp. 4.190.660

33
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
186 Phantom billing Pasien a/n Antonius Lorang, NOKA : Hanya disetujui sesuai dengan pelayanan Pasien ke Poli Bedah untuk konsultasi 1. Seharusnya pemasangan kateter di PKM Pemasangan Kateter
0000150821019 berkunjung ke poli bedah (RJTL) yang diperoleh pasien yaitu sebesar Rp. dan memperoleh kateter tanpa prosedur sudah termasuk dalam komponen paket kapitasi.
pada tgl 10/06/2014; No SEP 166.251,- (Kode INA CBG'S Q-5-44-0) pemasangan kateter (tidak ada prosedur 2. Pada kasus ini, tindakan pemasangan kateter
2407R00106140000633 untuk memperoleh pemasangan kateter pada Resume tidak dapat dientri karena tidak dilakukan. Tagihan
kateter sedangkan pemasangan akan dilakukan di Medis), namun ditanggihkan oleh pihak yang diajukan adalah episode RJTL dengan
Puskesmas. Namun pihak RS menanggihkan RS dengan prosedur pemasangan konsultasi dokter spesialis.
dengan prosedur pemasangan kateter sehingga kateter (Kode INA CBG'S N-3-140 ; 3. Verifikator melakukan pencatatan hal ini dan
biaya yang ditagihkan menjadi lebih besar. biaya : Rp. 235.035,-). Pada tahap melaporkan kepada kanit MPKR sebagai bahan
verifikasi berkas dikembalikan untuk pada forum kemitraan dengan DinKes dan RS.
diperbaiki oleh koder dan kemudian
disetujui sebesar biaya tanpa prosedur
pemasangan kateter yaitu Rp. 166.251,-
(Kode INA CBG'S Q-5-44-0)

187 Phantom billing Pasien dengan diagnosa abortus inkomplit disertai Memeriksa status pasien untuk melihat Kesalahan penulisan tindakan pada 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder. Persalinan/Kehamilan/Bayi
tindakan kuretase, namun pada saat verifikasi secara rinci tindakan yang didapat pasien status pasien. 2. Coder melakukan konfirmasi kepada DPJP Baru Lahir
kode diagnosa yang digunakan adalah kode selama dirawat di RS. Setelah di cek 3. Tindakan yang dientri harus sesuai dengan
O03.9(Abortus inkomplit) dan kode tindakan 74.4 statusnya, pada kolom tindakan dokter resume medis. Resume medis harus
(operasi caesar), padahal dalam resume dan bukti menulis tindakan operasi caesar sehingga menggambarkan tindakan yang benar-benar
tindakan tidak ada tindakan operasi caesar tetapi waktu coding pihak coder hanya mengikuti diberikan kepada pasien.
kuretase. tulisan dari dokter. Kemudian dilakukan
konfirmasi ke dokter ternyata tindakan yang
didapat pasien hanya tindakan kuretase dan
terdapat kesalahan penulisan tindakan pada
status pasien dan dokter setuju untuk
merubah penulisan tindakan pada status
pasien dan coder mengubah kode tindakan
dengan 69.02 (kuretase dan dilatasi).

188 Phantom billing Pelayanan oleh dokter spesialis namun di poli tidak tidak disetujui untuk klaim dimana tanggal keluhan dari pasien yang tidak dilakukan Verifikator memberikan informasi tersebut kepada Rujukan
ada dokter yang merawat hanya perawat (bedah), pelayanan tidak ada dokter pemeriksaan atau tindakan apapun, atasan (Kanit) agar didiskusikan dalam forum
menulis perintah untuk pemeriksaan penunjang, langsung diberikan rujukan. Kunjungan kemitraan sehingga dapat dilakukan pembinaan
bahkan menulis resume rawat jalan dan merujuk ke poli, hanya ada perawat, memberikan kepada dokter/RS tersebut.
pasien dengan berkas yang sebelumnya sudah pelayanan terutama menulis diagnosa di
ditandatangani oleh dokter surat rujukan di kertas rujukan

189 Phantom Billing Pasien Rawat Inap belum dilakukan operasi tetapi Pasien dioperasi oleh dokter “Y” dengan Pasien harus dilakukan operasi terlebih Laporan operasi yang dipakai adalah laporan Tindakan Medik/Operatif
sudah ada laporan operasinya yang lengkap dari laporan operasi yang jelas dahulu, setelah itu dilengkapi laporan operasi yang dibuat setelah tindakan operasi
dokter “X” operasinya dilakukan. Verifikator melaporkan hal ini kepada
Manajemen RS dan Tim audit medis.
190 Phantom Billing Pasien X dirawat inap tanggal 13/8/2014 dituliskan Ditagihkan 2 tindakan yakni 29.2 Seharusnya hanya dimasukkan kode Untuk kasus ini tidak menambah biaya INA Tonsil
di resume medis tindakan Tonsilectomy dan eksisi (Tonsilectomy without adenoidectomy) dan 29.2 (Tonsilectomy without CBG's. Kode hasil grouping INA CBG's tetap
lesi di faring, sedangkan berdasarkan laporan 29.39 (other excition of destruction of lesion or adenoidectomy) sesuai dengan laporan U.1.20.I
operasi tindakan yang dilakukan hanya tisue of pharing operasi.
tonsilectomy.
191 Phantom Billing Px dgn dx Close fraktur pd laporan pre-op tertulis dlm laporan-op hanya dilakukan mobilisasi Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder ttg Tulang/Fraktur/Fraktur
fixasi dan mobilisasi dientry tindakan Orif dan Long- dgn long-arm cast tindakan yang dilakukan. Laporan operasi yang
arm cast digunakan adalah laporan operasi post-op, bukan
pre-op.

34
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
192 Phantom billing Pasien RJTL dengan Diagnosa Paint in joint. Tindakan ICD 9 dengan kode 93.63 harus sesuai dengan kaidah koding tindakan Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder. Tulang/Fraktur/Fraktur
Dilakukan Tindakan Gentle Massage dan petugas menggunakan alat untuk menetukan dengan kode 93.63 adalah tindakan ICD Apabila tidak ada tindakan yang menggunakan
kode memberikan kode 93.63 Osteopathic kekuatan amplitude, sedangkan pasien 9 yang menggunakan alat untuk alat (hanya massage saja) seharusnya kode IC9
manipulative treatment using low-velocity, high hanya dilakukan tindakan massage tanpa menetukan kecepatan rendah, kekuatan CM nya adalah 93.16 atau 93.27
amplitude forces. Biaya : Rp. 457.525 menggunakan alat. Biaya tanpa tinggi-amplitudo
menggunakan kode tersebut Rp. 250.063
193 Phantom billing Pasien RJTL diagnosa benjolan pada punggung pasien hanya dibayarkan sebagai satu pada saat pasien mengajukan berkas 1) Untuk kasus ini, perintah Pemeriksaan Tumor/Kanker
yang pada pemeriksaan awal agar dilakukan episode Rp.161.918,00 klaim pada saat pembuatan SEP bisa penunjang dasar (lab dan radiologi) tidak
prosedur pemeriksaan radiologi dan darah,akan dilihat dari riwayat pelayanannya yang dibuatkan SEP baru (menggunakan No. SEP
tetapi dianjurkan dari pihak RS agar pemeriksaan kemudian ditelusuri melalui MR pasien lama), pemeriksaan penunjang tersebut menjadi
tersebut dilakukan pada 2 hari yang akan datang satu rangkaian episode RTJL dengan konsultasi
dengan menggunakan berkas klaim yang baru. dokter sebelumnya. 2) Untuk kasus penyakit
kronis yang memerlukan evaluasi pemeriksaan
penunjang kembali, misal: HDL dan LDL, HBA1C
(sebelum konsultasi dengan dokter), maka
diterbitkan SEP baru dan pemeriksaan penunjang
ini menjadi satu rangkaian dengan konsultasi
dokter selanjutnya pada saat konsultasi hasil
pemeriksaan penunjang.

194 Phantom Billing Pasien masuk dengan Dx. Ca Rectum, klaim Lampiran berkas klaim, resume medis tidak Data Resume Medis yang dilampirkan Tidakan operasi tidak dapat ditagihkan. Verifikator Tumor/Kanker
ditagihkan dilakukan tindakan operasi. Setelah dicantumkan atau tidak terdapat informasi untuk klaim fiktif membuat catatan medis untuk dilaporkan kepada
ditelusuri dalam Rekam Medik tidak ada tindakan medis adanya tindakan operasi dimaksud Tim Audit Medis.
operasi.
195 Phantom Pasien Rawat Inap dengan diagnosa Appendicitis selalu Setelah dilakukan didapatkan pasien hanya Menyesuaikan berkas laporan operasi verifikator melakukan konfirmasi dengan DPJP terkait Appendik
procedure dilakukan tindakan bedah explorasi laparatomi dilakukan tindakan appendictomy dengan hasil costumer visite tindakan prosedur yang dilakukan kepada pasien dan
dilakuka pengecekan terhadap laporan operasi
kemudian disesuaikan dengan yang tertera pada
resume medis

196 Phantom Pasien sudah ditegakkan diagnosa “ malignant” oleh Seharusnya penegakkan diagnosa kanker harus Penegakkan diagnosa kanker harus disertai verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP Tumor/Kanker
procedure dokter tanpa dilakukan pemeriksaan Penunjang disertai hasil PA dengan kesimpulan “carcinoma” hasil PA mengenai dasar penetapan diagnosa akhir tersebut
patologi Anatomi (PA) melalui lembar konfirmasi
197 Phantom Pasien RITL dengan kasus Appendicitis with peritonitis. Diagnosa Utama : k35.0 (Appendicitis with Tindakan appendectomy tidak disetujui pada kasus ini tindakan laparatomy merupakan salah Tindakan Medik/Operatif
procedure Diajukan Oleh RS : peritonitis.) karena tindakan appendectomy merupakan satu rangkaian dalam tindakan Appendectomy maka
Diagnosa Utama : k35.0 (Appendicitis with peritonitis.) Tindakan : 54.19 (Other laparatomy), 992.21 satu paket pelayanan dengan tindakan tidak dikode tersendiri.
Tindakan : 54.19 (Other laparatomy), 47.09 (Other (Injection of antibiotic), 96.59 (Other irrigation of laparatomi terhadap kasus ini
Appendectomy), 92.21 (Injection of antibiotic), 96.59 wound), 90.59 (Other microscopic examination of
(Other irrigation of wound), 90.59 (Other microscopic, blood) Kode ina cbg's : K-1-40-I (Prosedur Sistem
examination of blood) Kode ina cbg's : K-1-40-I Pencernaan Lain-Lain (Ringan))
(Prosedur Sistem Pencernaan Lain-Lain (Ringan)) Biaya : Rp. 8.609.878
Biaya : Rp. 8.609.878

35
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
198 Phantom Pasien RITL dengan kasus Gangren dijari I pedis dextra + Diagnosa Utama : E10.5 (Insulin-dependent Tidak disetujui prosedur tindakan 1. analisa kasus sudah benar , tindakan pembersihan Tindakan Medik/Operatif
procedure DM type II. Tindakan : Debridement + Amputasi jari I diabetes melitus with peripheral circulatory Nonexcisional debridement of wound, luka sudah termasuk dalam tindakan utamanya (
pedis d. Diajukan Oleh RS : complications) infection or burn disebabkan tindakan amputasi dan diartikulasi)
Diagnosa Utama : M86.9 (Osteomyelitis, unspecified), Diagnosa Sekunder : R02 (Gangrene, not prosedur tersebut sudah termasuk dalam 2. verifikator melakuka konfirmasi kepada coder
Diagnosa Sekunder : E10.5 (Insulin-dependent diabetes elsewhere classified) satu tindakan Amputation and terkait pencantuman kode tindakan 86.28
melitus with peripheral circulatory complications) Tindakan : 84.01 (Amputation and disarticulation disarticulation of finger (Nonexcisional debridement of wound, infection or
Tindakan : 84.01 (Amputation and disarticulation of of finger), 99.18 (Injection or infusion of burn)
finger), 86.28 (Nonexcisional debridement of wound, electrolytes), 99.17 (Injection of insulin), 99.21
infection or burn), 99.18 (Injection or infusion of (Injection of antibiotic), 89.53 (Vectorcardiogram
electrolytes), 99.17 (Injection of insulin), 99.21 (with ECG)) Group cbg's : M-1-80-II (Prosedur
(Injection of antibiotic), 89.53 (Vectorcardiogram (with Anggota Tubuh Atas Sedang)
ECG)) Group cbg's : M-1-80-II (Prosedur Anggota Tubuh Biaya : Rp. 21.155.348
Atas Sedang)
Biaya : Rp. 21.155.348

199 Phantom Pasien dengan kasus Abses mamae sinistra, Hypertensi Diagnosa Utama : N61 (Inflammatory disorder of Tindakan mastotmy tidak disetujui karena 1. verifikator melakukan konfirmasi dengan DPJP Tindakan Medik/Operatif
procedure Diajukan Oleh RS : breastI pada kasus ini hanya dilakukan insisi pada terkait dengan tindakan prosedur yang dilakukan
Diagnosa Utama : N61 (Inflammatory disorder of Diagnosa Sekunder : I10 (Essential (primary) kulit jaringan mammae yang mengalami kemudian dicocokan dengan yang tertera pada resume
breastI hypertension) abses disetrtai dengan debrideman. medis.
Diagnosa Sekunder : I10 (Essential (primary) Tindakan : 86.09 (Other incision of skin and Tindakan Nonexcisional debridement of 2. verifikator melakukan pengecekan dengan laporan
hypertension) subcutaneous tissue) wound, infection or burn tidak disetujui tindakan dan dan laporan operasi jika memang
Tindakan : (Nonexcisional debridement of wound, Kode Ina cbg's : L-1-40-I (Prosedur pada kulit karena tindakan tersebut masuk dalam satu dilakukan tindakan mastotomy ( dicek apakah ada
infection or burn), 850 (Mastotomy), Kode Ina cbg's : L- jaringan bawah kulit & payudara ringan. paket tindakan incici abses. penggunaan ruang operasi dan anestesi umum)
1-50-I (Prosedur Pada Payudara) Biaya : Rp. 4.965.785
Biaya : Rp. 6.693.822

200 Readmisi Pasien RITL dengan jumlah LOS lama mis 143 Tarif Biaya Real RS 5.680,000 Pasien harus dirawat inap dalam jangka Verifikator memastikan kembali kasus ini. Apabila Akomodasi
hari,dipulangkan karena kondisi pasien sudah Total Tarif 25.951.485 waktu lama dan hanya selang waktu kasus jiwa atau kusta yang hari rawatnya sudah
stabil,hanya selang beberapa hari kemudian beberapa hari pasien kembali masuk lebih dari 143 hari, memang harus dibuatkan SEP
pasien masuk kembali RITL untuk mendapatkan perawatan baru dan menjadi episode RITL yang baru.
kembali.(Berulang) Apabila kasus yang diajukan bukan kasus jiwa
dan kusta, setelah pasien pulang dan kembali
masuk ke RS, dibuatkan SEP baru dan menjasi
episode RITL yang baru. Verifikator membuat
catatan readmisi kasus RITL dengan diagnosa
yang sama untuk dilaporkan kepada Tim audit
medis.

201 Readmisi Pasien baru pulang rawat inap kemudian datang pasien dengan diagnosa yang sama pasien pulang rawat inap sudah Verifikator memastikan kasus yang ditangani Akomodasi
lagi selang 1 hari dan ditagihkan menjadi 2 ditagihkan 2 episode rawat inap dengan diberikan obat PBJ minimal selama 5 pada episode rawat sebelumnya, apabila
episode rawat inap selang waktu 1 hari hari. Jika pasien plg PAPS dan sebelumnya merupakan kasus kronis yang dapat
kemudian kembali dengan diagnosa yg dirawat kembali klaim disetujui. Yang diperhatikan
sama maka BPJS tidak menanggung adalah pada kasus akut, kasus akut idealnya
biaya perawatan pasien tersebut. dapat diselesaikan terapinya hingga tuntas, untuk
kasus ini klaim disetujui namun menjadi laporan
kepada Tim Kendali Mutu RS & Tim Monev KMK-
BPJS Kes.

36
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
202 Readmisi Peserta dirawat inap tgl 10/03-2014, kemudian SEP dan Surat Pengantar rawat inap dari RS Saat keluarga pasien membuat SEP Episode adalah jangka waktu perawatan pasien Akomodasi
diberikan keterangan untuk pulang. Selanjutnya untuk rawat inap, membawa pengantar mulai dari pasien masuk sampai pasien keluar
diminta dibuatkan SEP kembali tgl 27/03-2014 dgn rawat inap dari ruangan, keluarga pasien rumah sakit, termasuk konsultasi dan
alasan peserta masuk RS kembali, sementara mengatakan bahwa pasien masih pemeriksaan dokter, pemeriksaan penunjang
peserta masih dalam perawatan di Rumah Sakit dirawat diruangan, saat ditelusuri maupun pemeriksaan lainnya. Pada kasus ini
pernyataan dari pasien dan buku catatan karena pasien masih dalam masa perawatan,
pasien rawat inap. maka masih dalam satu episode perawatan.

203 Readmisi Pasienmasuk RITL dengan diagnose utama Pasien meminta pulang paksa sebelum Pasien pulang dengan keadaan belum Verifikator memastikan ada tidaknya surat Pulang Paksa
:Sincope and collapse (R55), LOS pasien selama dinyatakan sembuh oleh dokter penanggung sembuh total, hal ini akan menaikkan perintah rawat dari DJP dan apakah pasien sudah
1 hari. Pasien meminta pulang paksa. Biaya: Rp jawab. Dibuktikan dengan pernyataan dan kasus readmissi karena setelah rentang masuk ke ruang rawat. Jika telah sesuai maka
6.424.375,- tandatangan pasien yang ada di resume beberapa hari pasien kadang kembali dapat ditagihkan sebagai kasus RITL dengan
medis. masuk RS untuk rawat inap atau kadang diagnosa utama sesuai dengan diagnosa pada
pindah ke RS yang lain karena merasa saat pulang paksa.
tidak betah di RS yang pertama. Usulan
:Diadakan kembali tarif dengan sistem
one day care atau ditagihkan dengan
tagihan rawat jalan. Tagihan rawat jalan
untuk R55 (Syncope and collapse): Rp
141.426,-

204 Readmisi Pasien dirawat di ruangan ICU dari tgl 17/02/2014 Pasien dirawat di ruangan ICU dari tgl 17/02/2014 Klaim seharusnya ditagihkan 1 episode Verifikator memastikan kasus yang ditangani pada Stroke
sampai tgl 03/05/2014, dengan diagnosa masuk I63.9 sampai tgl 03/05/2014, dengan diagnosa masuk perawatan, mulai dari pasien masuk RS episode rawat sebelumnya, apabila sebelumnya
Cerebral Infarction, unspecified. Pasien dipulangkan I63.9 Cerebral Infarction, unspecified sampai pasien pulang. merupakan kasus kronis yang dapat dirawat kembali
secara administrasi sebanyak 3 kali pada: (1). tgl klaim disetujui. Yang diperhatikan adalah pada kasus
17/02/2014 - 02/03/2014, (2). Tgl 06/03/2014 - akut, kasus akut idealnya dapat diselesaikan terapinya
15/03/2014, (3). tgl 20/03/2014 - 30/03/2014, (4). tgl hingga tuntas, untuk kasus ini klaim disetujui namun
07/04/2014 - 25/04/2014, (5). tgl 03/05/2014 - menjadi laporan kepada Tim Kendali Mutu RS & Tim
meninggal Monev KMK-BPJS Kes.

205 Readmisi Pasien masuk RITL dengan kasus hemofili diajukan RS Pasien hanya dibayarkan RJTL karena pasien Pasien masuk melalui emergency, kemudian verifikator memastikan penanganan pasien jika lebih Hemofili
diagnosa utama : D66 Hereditary factor VIII deficiency direadmission ke RS lain dipindahkan ke ruang rawat dalam waktu dari 6 jam maka dapat dibayarkan RI tetapi jika
Group CBG's : D-4-11-I Gangguan Pembekuan Darah beberapa jam kemudian pasien dirujuk ke RS dibawah 6 jam maka dibayarkan rawat jalan.
Ringan Biaya : Rp. 2.931.775,00 lain.

206 Readmisi RJTL yang seharusnya satu episode rawat jalan karena Berkoordinasi dengan pihak RS, Pada kasus ini hanya dibayarkan 1 episode RJTL karena Klaim
pemeriksaan belum selesai , akhirnya oleh pihak RS konsultasi dengan pemeriksaan diagnostik seharusnya
dibuat kunjungan beberapa kali dengan SEP yang masuk dalam 1 rangkaian walaupun dilakukan pada
berbeda. hari yang berbeda. Verifikator membuat catatan
sebagai bahan pertimbangan recredentialing FKRTL.

207 Readmisi Pasien berobat jalan dari poli dan mendapat rujukan Melakukan cross check antar buku laporan catatan Agar biaya ambulance dapat ditagihkan 1. pelayanan ambulance pada pelayanan rawat jalan UGD/IGD
dari dokter, kemudian dimasukkan kembali pada IGD dengan perawat IGD yang bersangkutan untuk karena akan dihitung sebagai kasus diberikan jika dlam kondisi gawat darurat dan antar
catatan laporan masuk pasien IGD di hari yang sama mengetahui kebenaran data tersebut. Biaya Rp 0 emergency faskes BPJS Kesehatan
agar biaya ambulance dapat ditagihkan. Biaya Rp (nihil) 2. biaya ambulance dapat ditagihkan ke BPJS
2.226.000 kesehatan melalui biaya klaim diluar paket INA CBGs
dengan besaran sesuai tarif PERDA dan ditagihkan
melalui Aplikasi LUPIS

37
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
208 Readmisi M. Azka Pratama masuk tanggal 14/8 sampai 16/8 Konfirmasi dengan pihak RS bahwa salah satu klim Verifikator memastikan kasus yang ditangani pada Diare
dengan diagnosis KDS (R50) dan disertai dengan dx ada yg tidak dilayakkan episode rawat sebelumnya, apabila sebelumnya
skunder GEAD , kemudian pasien mask kembali dengan merupakan kasus kronis yang dapat dirawat kembali
diagnosis yang sama pada tanggal 17/8 dengan dx utam klaim disetujui. Yang diperhatikan adalah pada kasus
GEAD (A09) dan dx skunder KDS (R50). akut, kasus akut idealnya dapat diselesaikan terapinya
hingga tuntas, untuk kasus ini klaim disetujui namun
menjadi laporan kepada Tim Kendali Mutu RS & Tim
Monev KMK-BPJS Kes.
209 Readmisi M.yamin masuk tgl 21-23(pukul 11.00) juli dg acute Verifikator memastikan kasus yang ditangani pada Ginjal/Hemodialisa
tubul-interstitial nepritis dan gastrooesopageal dan episode rawat sebelumnya, apabila sebelumnya
masuk kembali tgl 23 (pukul 22.30) -27 juli merupakan kasus kronis yang dapat dirawat kembali
masukdengan acute tubul-interstitial nepritis,calculus klaim disetujui. Yang diperhatikan adalah pada kasus
of kidney, hydronefrosis dan gastrooesopagea setelah akut, kasus akut idealnya dapat diselesaikan terapinya
dicekdirekammedik resume medis ada,klaim tgl 27 di hingga tuntas, untuk kasus ini klaim disetujui namun
layakan menjadi laporan kepada Tim Kendali Mutu RS & Tim
Monev KMK-BPJS Kes.

210 Readmisi pada pelayanan rawat inap tingkat lanjutan sering melakukan diskusi dengan RS, " berdasarkan analisa kasus sudah benar Akomodasi
ditemukan pasien kronis seperti (hipertensi, GGK, panduan praktis teknis verifikasi klaim pada
Asma, DM, dll) yang masuk berulang (readmisi). halaman 06 " …………. jika pasien telah
dipulangkan dalam keadaan pulang paksa
maka episode rawat pada readmisi
merupakan kelanjutan dari pembiayaan
penyakit yang sama". Penjelasan pulang
paksa dalam arti rumah sakit yang
memulangkan pasien dengan paksa, atau
keinginan pasien yang ingin pulang? karena
terdapat perbedaan makna, ketika pasien
belum sembuh kemudian pihak RS memaksa
pasien untuk pulang, maka verifikator tidak
menyetujui klaim readmisinya, akan tetapi
yang terjadi pasien dengan APS (atas
permintaan sendiri) untuk pulang tanpa izin
dokter, beberapa hari kemudian masuk lagi
ke RS dengan kondisi yang sama.

211 Readmisi Pasien RITL dengan kasus ISPA, Malaria, Dyspepsia Klaim tidak disetujui Klaim tidak disetujui karena pasien pindahan 1. pelayanan kesehatan yang dijamin adalah pelayanan Infeksi
Diajukan oleh RS : dari RS tipe D ke RS tipe B dengan kesehayann yang sesuai dengan prosedur pelayanan.
Diagnosa utama : J06.9 (Acute upper respiratory, permintaan sendiri. 2. Pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui
unspecified) prosedur
Diagnosa sekunder : B54 (Unspecified malaria), K30 sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku.
(Dyspepsia) Group cbg's : U-4-13-II (Peradangan
Epiglotis, Telinga Tengah, ISPA dan lain-lain)
Biaya : Rp. 2.775.304

38
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
212 Readmisi Pasien RITL keluar, kemudian pada hari yang sama Ditagihkan untuk kedua kasus tersebut karena Sesuai dengan petunjuk NCC bahwa pasien 1. Episode rawat Inap adalah satu rangkaian pelayanan Akomodasi
pasien tersebut kembali masuk dengan diagnosa yang sesuai dengan petunjuk dari NCC yang pulang kemudian masuk kembali bisa jika pasien mendapatkan perawatan > 6 jam di rumah
sama ditagihkan sebagai kasus baru sakit atau jika pasien telah mendapatkan fasilitas rawat
inap (bangsal/ruang rawat inap dan/atau ruang
perawatan intensif) walaupun lama perawatan kurang
dari 6 jam, dan secara administrasi telah menjadi
pasien rawat inap.
2. Perhatikan Readmisi untuk diagnosa penyakit yang
sama, jika pasien masuk dengan diagnosa yang sama
lakukan cross check dengan riwayat pulang rawat pada
episode yang lalu, apakah pada episode rawat yang
lalu pasien pulang dalam keadaan sembuh atau pulang
dalam keadaan pulang paksa, ataupun dirujuk. Jika
pasien telah dipulangkan dalam keadaan pulang
paksa maka episode rawat pada readmisi merupakan
kelanjutan dari pembiayaan penyakit yang sama.

213 Readmisi Pasien dirawat di ruangan ICU dari tgl 17/02/2014 Pasien dirawat di ruangan ICU dari tgl 17/02/2014 Klaim seharusnya ditagihkan 1 episode 1. Episode rawat Inap adalah satu rangkaian pelayanan ICU
sampai tgl 03/05/2014, dengan diagnosa masuk I63.9 sampai tgl 03/05/2014, dengan diagnosa masuk perawatan, mulai dari pasien masuk RS jika pasien mendapatkan perawatan > 6 jam di rumah
Cerebral Infarction, unspecified. Pasien dipulangkan I63.9 Cerebral Infarction, unspecified sampai pasien pulang. sakit atau jika pasien telah mendapatkan fasilitas rawat
secara administrasi sebanyak 3 kali pada: (1). tgl inap (bangsal/ruang rawat inap dan/atau ruang
17/02/2014 - 02/03/2014, (2). Tgl 06/03/2014 - perawatan intensif) walaupun lama perawatan kurang
15/03/2014, (3). tgl 20/03/2014 - 30/03/2014, (4). tgl dari 6 jam, dan secara administrasi telah menjadi
07/04/2014 - 25/04/2014, (5). tgl 03/05/2014 - pasien rawat inap.
meninggal 2. Perhatikan Readmisi untuk diagnosa penyakit yang
sama, jika pasien masuk dengan diagnosa yang sama
lakukan cross check dengan riwayat pulang rawat pada
episode yang lalu, apakah pada episode rawat yang
lalu pasien pulang dalam keadaan sembuh atau pulang
dalam keadaan pulang paksa, ataupun dirujuk. Jika
pasien telah dipulangkan dalam keadaan pulang
paksa maka episode rawat pada readmisi merupakan
kelanjutan dari pembiayaan penyakit yang sama.

214 Repeat Billing Menagihkan RJTL (UGD dan poli), padahal pasien Seharusnya apabila pasien di Rawat inap Sblm aplikasi SEP diupdate menjadi Apabila pasien di Rawat inap setelah Akomodasi
mendapatkan surat perintah rawat inap dari dokter setelah pemeriksaan di UGD ataupun Poli RJ, versi 2.2, tidak dapat melihat riwayat pemeriksaan di UGD maupun Poli RJ pada hari
penagihannya merupakan paket dengan pelayanan, sehingga verifikator harus yang sama, penagihannya merupakan paket
tagihan rawat inap memeriksa secara manual dan dengan tagihan rawat inap
membandingkan seluruh berkas klaim
yang masuk

39
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
215 Repeat Billing Pasien menjalani 2 jenis perawatan RJTL dan Pasien yang menjalani perawatan RITL Pasien datang berobat ke RS melalui Apabila pasien di Rawat inap setelah Akomodasi
RITL pada hari yang sama. Pihak RS menagihkan sebagai kelajutan dari proses perawatan di proses RJTL pada pagi hari di poli pemeriksaan di UGD maupun Poli RJ pada hari
untuk kedua kasus tersebut. Untuk Kasus RJTL; RJTL dihitung sebagai satu episode RITL. Obgyn, dan pada sore harinya pasien yang sama, penagihannya merupakan paket
Kode INA-CBG's Q-5-23-0 Tarif INA-CBG's : Maka yang disetujui adalah biaya yang datang ke RS untuk menjalani RITL. dengan tagihan rawat inap
Rp.131.371,-. Untuk Kasus RITL; Kode INA-CBG's diajukan untuk kasus RITL saja yaitu Rp. SEP dicetakkan untuk masing-masing
O-6-12-II Tarif INA-CBG's : Rp. 2.395.662,- 2.395.662,- jenis perawatan. Pada saat proses
peangihan klaim, pihak RS menagihkan
untuk kedua jenis perawatan yang
diterima yaitu RJTL dan RITL.Sesuai
dengan Permenkes RI No 27 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Sistem
Indonesia Case Base Group (INA-
CBG's)dijelaskan bahwa pasien yang
masuk ke rawat inap sebagai kelanjutan
dari proses perawatan di rawat jalan
atau gawat darurat, maka kasus tersebut
termasuk satu episode rawat inap,
dimana pelayanan yang telah dilakukan
di rawat jalan atau gawat darurat sudah
termasuk didalamnya. Merujuk pada
ketentuan tersebut maka pada prose
verifikasi hanya di setujui untuk tarif yang
diajukan untuk kasus RITL saja.

216 Repeat Billing Pasien Haemodialisa yang membutuhkan obat Seharusnya obat dapat diberikan langsung Pasien haemodialisa yang Verifikator memastikan apakah saat dilakukan HD Ginjal/Hemodialisa
kronis selama 30 hari tidak diberikan resep pada pada saat Haemodialisa untuk kebutuhan 30 membutuhkan obat kronis seharusnya pasien mendapatkan konsultasi dari Dokter
saat pasien dilakukan Haemodialisa, akan tetapi hari dapat diberikan resep pada saat Spesialis. Jika pasien mendapatkan konsultasi
pasien tersebut harus kembali ke Poli Internis haemodialisa dari Dokter pd saat dilakukan HD maka obat
pada keesokan harinya, dan diberikan obat untuk kronis seharusnya dapat diberikan resep pada
kebutuhan 15 hari saat haemodialisa. Jika pasien tidak
mendapatkan konsultasi dari Dokter pd saat
dilakukan HD, maka obat diberikan oleh Dokter
Spesialis di poliklinik untuk kebutuhan 30 hari.

217 Repeat Billing Pasien gagal ginjal yang dirawat inap dan akan HD pada rawat jalan tidak disetujui Tindakan HD sudah satu paket dalam Tindakan HD RITL sudah termasuk dalam satu Ginjal/Hemodialisa
melakukan melakukan HD, maka HD nya tindakan pelayanan rawat inap episode RITL nya sehingga tidak dapat ditagihkan
diklaimkan ulang secara terpisah rawat jalan terpisah
218 Repeat Billing Pasien datang tanggal 24/07/2014 untuk operasi , Pasien yang datang tanggal 31 karena infeksi dihitung 1 priode rawat inap dari tanggal Verifikator melakukan pencatatan untuk Infeksi
dipulangkan oleh dokter pada tanggal 30/07/2014. luka operasi tidak akan dibayarkan karena 27 sampai tanggal 06/08/2014 dilaporkan kepada Tim Audit Medis.
kemudian pasien masuk rumah sakit lagi melalui pasien datang kerumah sakit karena infeksi
UGD pada tanggal 31/07/2014 karena infeksi luka dari luka operasi.
operasi
219 Repeat Billing Pasien RJTL dengan diagnosa CHF diberikan Tindakan echocardiografi adalah penunjang, Pada kasus ini pemeriksaan Echocardiografi Jantung
tindakan echocardiografi, dilakukan 1 kali tindakan, tidak dapat berdiri sendiri harus 1 episode merupakan satu episode RJTL dengan konsultasi
ditagihkan pada 2 tanggal yang berbeda dengan hari konsultasi dengan dokter. Dokter sebelumnya.

220 Repeat Billing Pasien RJTL dengan mendapatkan pelayanan klaim tidak disetujui karena klaim susulan Klaim bulan Agustus tidak dilayakan. Klaim
pada bulan Juli. Tetapi diajukan kembali klaim (klaim pelayanan bulan Juli 2014 sdh
pelayanan bulan Agustus 2014. Biaya : Rp. dibayarkan)
156.234

40
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
221 Repeat Billing Pasien masuk RITL dengan kasus malaria. Tidak layak klaim Pasien pindahan dari RS TNI tk. IV pada Sesuai dengan regulasi, kasus pada RS TNI Malaria
Diajukan oleh RS sebagai berikut: hari yang sama sehingga terhitung 1 tingkat IV perujuk dan Tingkat IV yang menerima
Diagnosa Utama: B51.( (Plasmodium vivax episode pelayanan dengan RS TNI Tk. rujukan, dapat dilakukan pembayaran. Agar
malaria without complication )Hasil Grouper IV verifikator melakukan pencatatan hal ini untuk
CBG's: Penyakit infeksi bakteri dan parasit lain-lain dilaporkan kepada Tim Audit Medis terkait
ringan. Biaya Rp. 2.613.044 kompetensi RS TNI IV perujuk.

222 Repeat Billing tagihan obat yang melebihi peresepan maksimal. hanya disetujui sesuai peresepan maksimal peresepan maksimal obat kronis Verifikator memberikan informasi ketentuan klaim Obat
Contohnya, valsartan, candesartan, novo mix dll. diberikan hanya untuk 30 hari obat kronis mengacu pada SE Menkes No. 32

223 Repeat Billing Mengajukan klaim rawat jalan yang langsung Melalui aplikasi verifikasi tingkat lanjut (step
Pasien dari poli rawat jalan, dokter RJTL pada hari yang sama dengan RITL menjadi Rujukan
rawat inap by step) menyarankan rawat inap Atas nama satu rangkaian episode RITL. (RJTL sudah
Pokok Sebayang Layanan bulan juli masuk ke dalam klaim RITL)
2014
224 Repeat Billing Pasien a/n I wayan sudarma tanggal 12/08/2014 berkas rjtl di gabung dengan ritl , yang diklaim pasien yang rjtl langsung ritl masih Apabila pasien di Rawat inap setelah Tindakan Medik/Operatif
datang dan beorbat ke poliklinik , pasien akan hanya RITL dalam satu episode pelayanan ( hanya pemeriksaan di UGD maupun Poli RJ pada hari
dilakukan tindkan operasi sehingga harus di rawat mengklaim ritl ) yang sama, penagihannya merupakan paket
inap , rumah sakit melakukan 2 pengklaiman rjtl dengan tagihan rawat inap
dan ritl
225 Self referral Pasien RITL tanggal 31/08/2014 sampai Pasien RITL dibayarkan sebesar Rp Pasien masuk ke RS syafira Verifikator melaporkan kasus yang terjadi kepada Hiperplasia Prostat
04/08/2014 dengan diagnosa Hyperplasia of 10.629.561 menggunakan surat rujukan dari faskes atasan langsung (Kanit) agar dilakukan
prostate (N40) dengan dr.IJ sebelumnya pasien di TK.I didalam berkas kleim ditemukan credensialing ulang terhadap faskes yang
RI di RSUD tanggal 21/07/2014 sd 25/07/2014 lampiran surat keterangan rawat inap di merujuk.
dengan dr yang sama dan dx yang sama yaitu RSUD dengan dr yang sama yang
prostate. menangani di RS. Syafira.

226 Self referral Pasien diarahkan untuk membeli plester obat pada Beban biaya yang telah dibayar pasien Sesuai dengan Permenkes 28 apabila
1. Sesuai dengan pasal 24 Permenkes 71 Tahun Obat
poli kandungan dengan alasan plester tersebut sebesar Rp. 50.000 - Rp. 100.000,- pasien diresepkan obat diluar Fornas
2014, disebutkan bahwa Pelayanan obat, Alat
memiliki kualitas yang lebih baik maka tidak boleh dibebankan kepada
Kesehatan, dan bahan medis habis pakai pada
peserta dan harus melalui persetujuan
Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan
direktur/komite medik. Melakukan
merupakan salah satu komponen yang
konfirmasi langsung ke pasien
dibayarkan dalam paket Indonesian Case Based
Groups (INA-CBG’s).
2. Verifikator melakukan pendekatan kepada
Manajemen RS, agar tidak terulang kasus yang
sama dikemudian hari.
3. Verifikator melakukan pencatatan sebagai
bahan pertimbangan pada saat dilakukan re-
credentialing FKRTL
227 Self referral Pasien dengan diagnosis DM dirujuk dari RS tipe Sesuai profil RS tipe C, kasus DM dapat Dokter spesialis merujuk pasien karena Agar verifikator melaporkan hal ini kepada Kanit Rujukan
C ke tipe B ditangani karena memiliki dokter spesialis yang bersangkutan juga berpraktek di MPKR untuk dilakukan pembinaan FKRTL dan
penyakit dalam RS tipe B tempat pasien dirujuk. didiskusikan dalam forum kegiatan kemitraan
daerah.
228 Self referral adanya bidan klinik swasta yang membawa pasien Terjadi peningkatan kasus RITL dan RJTL kasus di temukan pada saat verifikasi Verifikator melaporkan kasus yang terjadi kepada Rujukan
untuk di lakukan tindakan SC tanpa indikasi medis berdasarkan catatan perawat dan pada atasan langsung (Kanit) agar dilakukan
saat costumer visite credensialing ulang terhadap bidan klinik swasta
yang merujuk.
229 Self referral Pasien masuk dengan kasus rencana akan di tetap dilayani dan dijamin di RS tujuan RS Tipe C merujuk ke RS Swasta Tipe D Verifikator memberikan informasi tersebut kepada Rujukan
operasi tetapi dokter tidak mau mengoperasi di rujukan, namun menjadi keluhan bagi peserta atasan (Kanit) agar didiskusikan dalam forum
RS tersebut karena jasa operasi yang didapatkan karena letak RS jauh kemitraan sehingga dapat dilakukan pembinaan
sedikit sehingga pasien dirujuk ke RS swasta kepada dokter/RS tersebut.
dimana dokter juga bekerja di RS swasta tersebut

41
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
230 Self Referral Klinik dokterku sering merujuk px ke Rs (kasus yg Riil Rp100.000,- Px pelayanan nebulizer di Igd Verifikator melaporkan kasus ini kepada kanit Rujukan
harusnya bisa ditangani diklinik),ex:nebulizer MPKR untuk dikoodinasikan dengan kanit MPKP.
Sebaiknya dilakukan recredentialing FKTP da
FKRTL yang masih dalam satu yayasan.

231 Self referral meningkatnya rujukan dari dokter keluarga yang Dari hasil sampling berkas, banyak lembar Dojter keluarga yang merupakan Verifikator melaporkan kasus ini kepada kanit Rujukan
merupakan Direktur RS (RS tanpa petugas BPJS rujukan yang tulisannya berbeda Manajemen RS menyebabkan terjadi MPKR untuk dikoodinasikan dengan kanit MPKP.
Center) konflik kepentingan. Berkas klaim yang Sebaiknya dilakukan recredentialing FKTP dan
masuk diverifikator dengan rujukan FKRTL yang dapat menimbulakn potensi self
tanpa diagnosa ataupun tulisan yang referal. Pada dasarnya rujukan ke FKRTL
kurang jelas tidak diverifikasi dilakukan sesuai dengan indikasi medis.

232 Service Pasien masuk RJTL membutuhkan konsul intern Seharusnya klaim RJTL dapat dibayarkan Sesuai ketentuan, pasien yang dilayani Pada kasus ini tetap dibayarkan 2 episode Obat
Unbundling/ tidak dilayani pada hari yang sama, karena satu episode rawat jalan. pada hari yang sama untuk diagnosa RJTLkarena konsultasi dengan Dokter Spesialis
Fragmentation pembatasan jumlah pasien berobat. yang berhubungan atau tidak dilakukan pada hari yang berbeda. Verifikator
berhubungan ditagihkan 1 episode membuat catatan sebagai bahan pertimbangan
recredentialing FKRTL.
233 Service Pasien Nn.A dirawat dengan diagnosa Tonsilitis Sesuai dengan Kaidah Koding dan Petunjuk Dalam pengkodingan harus Pada kasus ini yang menaikan tagihan adalah Tonsil
Unbundling/ kronis J35.1, Headche R51, A41 Septicemia. teknis Verifikasi Tindakan harus sesuai memperhatikan pengelompokkan diagnosa septicemia. Untuk prosedur yang
Fragmentation Dengan tindakan 28,2 amandel tanpa dengan diagnosa yang ditetapkan serta diagnosa sesuai dengan kaidah koding ditetapkan lebih dari 1 tidak terlalu mempengaruhi
adenoidectomy dan 28,7 kontrol perdarahan didukung dengan bukti yang akurat. Yang dan prosedur tindakan bukan dilakukan tarif INA CBGs. Hendaknya verifikator
setelah tosillectomy dan adenoidectomy, 28.5 seharusnya menjadi diagnosa utama adalah pengkodingan berdasarkan perjalan memastikan diagnosa septikemia kepada DPJP
eksisi tonsil lingual dengan biaya Rp.10.561.160,- J35.1 dengan Prosedur utama 28.2 tindakan tetapi berdasarkan paket dari dengan lembar konfirmasi.
tindakan tersebut.
234 Service Pasien dengan diagnosa utama :H110 Pterygium sesuai dengan laporan operasinya tindakan Dalam ajuan berkas klaim laporan operasi penulisan kode berdasarkan pada diagnosa akhir dan Mata
Unbundling/ dengan diagnosa sekundernya :H269 Cataract diajukan prosedur yang dilakukkan hanya 1341 bisa dilampirin dengan mengidentifikasi prosedur atau tindakan yang tertera pada resume
Fragmentation dengan tindakan 1139 Other excision of Pterygium dan phacoemulsification lebih dalam menggunakan MR pasien medis
1371 Insertion of intracular lens prothesis at time of
catarct exctraction ,one stage

235 Service Pasien melakukan pemeriksaan RJTL setalah dilakukan Sesuai dengan kaidah koding apabila RJTL lalu Sesuai kaidah koding untuk yang RJTL tidak analisa sudah tepat Akomodasi
Unbundling/ pemeriksaan dokter menganjurkan untuk dilakukakan dilanjutkan RITL masuk dalam 1 Episode. ditagihkan karena masih dalam 1 episode
Fragmentation Rawat inap. RS mengajukan 2 episode yaitu RJTL dan
RITL.
236 Service Tagihan rawat jalan dan tagihan rawat inap ditagihkan Pasien hanya dibayar biaya rawat inapnya Melihat riwayat SEP pada aplikasi Sesuai kaidah koding, pasien yang dilayani pada hari Klaim
Unbundling/ bersamaan yang sama untuk diagnosa yang berhubungan atau
Fragmentation tidak berhubungan ditagihkan 1 episode

237 Service Pasien X dengan Diagnosa Thalasemia Mayor Hasil Konfirmasi dengan dokter dan pihak IFRS Sesuai dengan kaidah koding untuk kasus analisa kasus sudah benar Thalasemia
Unbundling/ mendapatkan resep obat Thalasemia di pelayanan RJTL disetujui tagihan Rawat Inap dengan 1x top up per thalasemia mayor di top up 1x perbulan
Fragmentation untuk 30 hari, Pemberian obat tersebut dipecah untuk bulan
kebutuhan 1 minggu dan setiap tagihan dilakukan top
up sehingga dalam satu bulan ada tagihan rawat inap 4x
yang di top up.

238 Service Pasien RJTL yang periksa ke poli dengan dokter Pasien hanya dibayarkan biaya konsultasi saja, berkas penagihan pasien yang tindakan Pada kasus ini hanya dibayarkan 1 episode RJTL karena Radiologi
Unbundling/ spesialis, dan membutuhkan pemeriksaan penunjang untuk pemeriksaan penunjang dihari berikutnya penunjangnya dipisah tidak terdapat resume konsultasi dengan pemeriksaan diagnostik seharusnya
Fragmentation seperti pemeriksaan laboratorium atau radiologi tidak dilayakan atau tidak dibuatkan SEP medis, hanya permintaan pemeriksaan masuk dalam 1 rangkaian walaupun dilakukan pada
dilakukan di hari selanjutnya penunjang dan hasil pemeriksaan penunjang hari yang berbeda. Verifikator membuat catatan
sebagai bahan pertimbangan recredentialing FKRTL.

42
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
239 Service pasien rawat inap yang seharusnya satu episode rawat Berkoordinasi dengan pihak RS. Verifikator memastikan kasus yang ditangani pada Akomodasi
Unbundling/ inap.Masuk rawat inap kembali dengan diagnosa dan episode rawat sebelumnya, apabila sebelumnya
Fragmentation keluhan yang sama seperti perawatan sebelumnya. merupakan kasus kronis yang dapat dirawat kembali
Dengan jarak pulang perawatan dengan masuk kembali klaim disetujui. Yang diperhatikan adalah pada kasus
kurang dari 3 hari. Ditagihkan beda episode. akut, kasus akut idealnya dapat diselesaikan terapinya
hingga tuntas, untuk kasus ini klaim disetujui namun
menjadi laporan kepada Tim Kendali Mutu RS & Tim
Monev KMK-BPJS Kes.

240 Service Tn Junaedi kelas II dirawat tanggal 25/8 didiagnosis Sesuai kaidah koding: Diagnosis utama I11.0 - Dalam ICD 10, ada kategori tertentu dimana analisa kasus sudah tepat Jantung
Unbundling/ HHD dengan CHF. Dientrikan sbb: diagnosis primer Hypertensive heart disease with (congestive) heart dua kondisi atau kondisi utama dan
Fragmentation I11.9 Hypertensive heart disease without (conges) heart failure. Group CBGs I-4-12-1 Kegagalan Jantung sekunder yang berkaitan dapat digambarkan
failure dan diagnosis sekunder I50.0 - Congestive heart Ringan biaya Rp. 5,049,664 dengan satu kode.
failure. Group CBGs: I-4-17-III Hipertensi berat. Biaya Rp
6,342,285

241 Service Menagihkan tindakan kontap di luar prosedur SC, tagihan klaim meningkat karena prosedur nya di melihat dari hasil laporan operasi penulisan kode berdasarkan pada diagnosa akhir dan Persalinan/Kehamilan/Bayi
Unbundling/ tindakan debridemen terpisah dengan tindakan tambah namun yang dibayarkan hanya tindakan prosedur atau tindakan yang tertera pada resume Baru Lahir
Fragmentation ortopedi lainnya,tindakan appendictomy terpisah operatif utamanya medis
dengan laparatomy
242 Service Pasien RJTL dengan diagnosa DM type I, dilakukan Berkas klaim layak bayar pada kunjungan awal , Setelah dilakukan pengecekan terhadap Pada kasus ini hanya dibayarkan 1 episode RJTL karena Diabetes Melitus
Unbundling/ pemeriksaan Lab DLL dan klaim berikutnya (konsultasi hasil berkas klaim, ditemukan berkas klaim konsultasi dengan pemeriksaan diagnostik seharusnya
Fragmentation pemeriksaan merupakan satu episode pelayanan), ditagihkan secara terpisah antara masuk dalam 1 rangkaian walaupun dilakukan pada
sehingga klaim berikut nya tidak layak bayar pemeriksaan awal dan konsultasi hasil hari yang berbeda. Verifikator membuat catatan
pemeriksaan sebagai bahan pertimbangan recredentialing FKRTL.

243 Service Pasien masuk dengan gejala kejang demam, dan setelah Pada kunjungan berikutnya dengan diagnosa yang Pengajuan klaim yang kedua dengan Verifikator memastikan kasus yang ditangani pada Saraf/Kejang
Unbundling/ dinyatakan pulih oleh dokter, pasien diizinkan sama dan tidak ada jeda hari rawatan, tidak dapat diagnosa utama yang sama tidak dapat episode rawat sebelumnya, apabila sebelumnya
Fragmentation pulang.Diajukan diagnosa utama R56.0 Febrile diklaimkan ke BPJS Kes dilakukan pembayaran. Hanya dilakukan merupakan kasus kronis yang dapat dirawat kembali
convulsion. Lalu esoknya, pasien masuk lagi RS dengan pembayaran untuk yang pertama, karena klaim disetujui. Yang diperhatikan adalah pada kasus
gejala kejang demam. Dan diajukan kembali diagnosa dianggap satu siklus pelayanan. akut, kasus akut idealnya dapat diselesaikan terapinya
utama sebagai R56.0 Febrile convulsion hingga tuntas, untuk kasus ini klaim disetujui namun
menjadi laporan kepada Tim Kendali Mutu RS & Tim
Monev KMK-BPJS Kes.

244 Service Memecah pemeriksaan penunjang sebagai kunjungan Ditidak layakkan untuk SEP yang 1 episode Sesuai dengan kaidah koding di teknis Sesuai Permenkes 27 th. 2014 : Satu episode rawat Klaim
Unbundling/ episode RJTL baru sebanyak 312 KSS verifikasi klaim untuk pelayanan dimana jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi
Fragmentation pasien belum tegak diagnosa dan masih antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang
memerlukan pemriksaan penunjang maka sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada
dibayar satu episode hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan
penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama
maka tidak dihitung sebagai episode baru.

43
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
245 Service Pasien RITL masuk dengan diagnosa Post KLL closed Sesuai kaidah koding (diagnosa utama adalah Seharusnya diagnosa S29.7 (Multiple injuries penulisan kode berdasarkan pada diagnosa akhir dan Tulang/Fraktur/Fraktur
Unbundling/ fracture tulang iga dan luka di kepala (GCS 15) dan diagnosa akhir/final yang dipilih dokter pada hari of thorax) dan S22.40 (Multiple fractures of prosedur atau tindakan yang tertera pada resume
Fragmentation dirawat dengan thoracotomy dan drainase intercostal terakhir perawatan dengan criteria paling banyak ribs, closed) tidak dipecah menjadi dua medis
melalui kateter. Diajukan oleh RS sebagai berikut: menggunakan sumber daya atau yang diagnosa, karena merupakan satu kejadian
Diagnosa utama: S06.9 Intracranial injury, unspecified, menyebabkan hari rawatan paling lama) penyakit yang sama.
with open intracranial wound Diagnosa utama: S22.40 Multiple fractures of ribs
Diagnosa sekunder: S29.7 Multiple injuries of thorax ; Diagnosa sekunder: S27.2 Traumatic
S22.40 Multiple fractures of ribs, closed dan S27.2 haemopneumothorax, with open wound into
Traumatic haemopneumothorax, with open wound into thoracic cavity dan S06.9 Intracranial injury,
thoracic cavity unspecified, with open intracranial wound
Tindakan : 34.02 Exploratory thoracotomy ; 34.04 Tindakan : sudah dituliskan sesuai dengan
Insertion of intercostal catheter for drainage ; 99.03 tindakan yang dilakukan
Other transfusion of whole blood ; 87.42 + 87.02 + Group CBGs: J-1-30-II PROSEDUR SISTEM
90.59 (X-Ray & Lab) PERNAFASAN MODERAT KOMPLEKS SEDANG
Group CBGs: J-1-30-III PROSEDUR SISTEM PERNAFASAN Biaya: Rp 11.532.860,-
MODERAT KOMPLEKS BERAT
Biaya Rp 36.266.130,-

246 Service Pasien RITL masuk dengan diagnosa Post KLL dan Seharusnya diagnosa S98.3 (Traumatic amputation Sesuai dengan kaidah koding, maka S88.9 penulisan kode berdasarkan pada diagnosa akhir dan Trauma Kepala
Unbundling/ dilakukan Amputasi Lower Leg. Diajukan oleh RS of other parts of foot) dan diagnosa S88.9 Traumatic amputation of lower leg, level prosedur atau tindakan yang tertera pada resume
Fragmentation sebagai berikut: (Traumatic amputation of lower leg, level unspecified dipilih sebagai diagnosa utama medis
Diagnosa utama: S98.3 Traumatic amputation of other unspecified) tidak dipecah menjadi dua diagnosa, karena lebih spesifik di regio lower leg
parts of foot karena merupakan satu kejadian penyakit yang
Diagnosa sekunder: S88.9 Traumatic amputation of sama.
lower leg, level unspecified Diagnosa utama: S88.9 Traumatic amputation of
Tindakan : 84.12 Amputation through foot ; 99.03 lower leg, level unspecified
Other transfusion of whole blood ; 90.59 Other Tindakan : sudah dituliskan sesuai dengan
microscopic examination of blood tindakan yang dilakukan
Group CBGs: M-1-02-III PROSEDUR AMPUTASI BERAT Group CBGs: M-1-02-I PROSEDUR AMPUTASI
Biaya Rp 21.724.302,- RINGAN
Biaya: Rp 10.313.633,-
247 Service Pasien RJTL masuk dengan diagnosa katarak dilakukan Untuk kasus pre operasi katarak pemeriksaan Pasien dengan diagnosa katarak dirujuk Sesuai Permenkes 27 th. 2014 : Satu episode rawat Katarak
Unbundling/ pemeriksaan laboratorium 3 hari sebelum dilakukan laboratorium bisa dilakukan pada hari yang sama internal ke poli penyakit dalam untuk jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi
Fragmentation operasi karena masih dalam satu episode perawatan. konsultasi pre operasi katarak, dokter antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang
Biaya : Rp 2.583.849 menyarankan untuk periksa laboratorium sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada
esok harinya hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan
penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama
maka tidak dihitung sebagai episode baru.

44
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
248 Service Pasien RJTL berobat dengan diagnosa tonsilitis dan Untuk kasus pre operasi tonsilitis pemeriksaan Pasien dengan diagnosa tonsilitis seharusnya 1. sesuai Permenkes 27 Tahun 2014 jika Pasien yang Infeksi
Unbundling/ akan dilakukan tindakan operasi, dan pemeriksaan penunjang laboratorium bisa dilakukan pada hari dilakukan pemeriksaan laboratorium pada masuk ke rawat inap sebagai kelanjutan dari proses
Fragmentation penunjang ditagihkan terpisah dari RITL, RITLnya yang sama karena masih dalam satu episode hari yang sama apabila sudah dinyatakan perawatan di rawat jalan atau gawat darurat, maka
disuruh datang 3 hari lagi. perawatan. Biaya : Rp 1,687,445 dokter untuk operasi, tidak harus ditagihkan kasus tersebut termasuk satu episode rawat inap,
terpisah dimana pelayanan yang telah dilakukan di rawat jalan
atau gawat darurat sudah termasuk didalamnya.
2. Jika konsultasi dan pemeriksaan penunjang
dilakukan pada hari yang sama maka merupakan 1
episode RJ

249 Service Pasien hemodialisa melakukan tindakan HD pada Pemberian obat GGK untuk 1 bulan sudah Seharusnya pengambilan obat untuk 1 bulan 1. Sesuai Permenkes 27 th. 2014 : Satu episode rawat Ginjal/Hemodialisa
Unbundling/ tanggal 02 September 2014, keesokan harinya pasien termasuk dalam perawatan RJTL pada tanggal 02 dapat diberikan pada saat melakukan jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi
Fragmentation datang kembali ke RSUD untuk mengambil obat. Hari September 2014. Biaya : Rp 925.477 tindakan Hemodialisa antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang
sebelumnya pada saat melakukan tindakan HD pasien sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada
tidak diberikan obat hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan
penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama
maka tidak dihitung sebagai episode baru.
2. pada kasus ini untuk pengambilan obat pada
esoknya tidak dibuatkan SEP baru.

250 Service Bayi baru lahir dgn kasus BBLR+RDS, langsung dirujuk, tetap dibayarkan rawat inap, karena tidak ada di resume bayi dirujuk, saat penagihan Episode rawat Inap adalah satu rangkaian pelayanan Persalinan/Kehamilan/Bayi
Unbundling/ namun ditagihkan biaya rawat inap sebagai bayi sakit, ketentuan bayi sakit harus dirawat oleh Spesialis ambulans ada keterangan waktu rujukan jika pasien mendapatkan perawatan > 6 jam di rumah Baru Lahir
Fragmentation dan dirawat oleh dokter umum Anak, dan secara administrasi sbg rawat inap sakit atau jika pasien telah mendapatkan fasilitas rawat
inap (bangsal/ruang rawat inap dan/atau ruang
perawatan intensif) walaupun lama perawatan kurang
dari 6 jam, dan secara administrasi telah menjadi
pasien rawat inap.

251 Service Pasien RJTL dengan indikasi pemeriksaan labor oleh Tagihan yang dibayarkan antara kunjungan Di resume medis dijelaskan bahwa pasien untuk kasus ini masih digolongkan dalam 1 episode Laboratorium
Unbundling/ dokter dikonsulkan kembali 3 hari kemudian untuk pertama dan kedua masih satu periode datang di kunjungan kedua untuk walaupun pemeriksaan penunjang dilakukan beda hari
Fragmentation pemeriksaan labor tersebut pemeriksaan labor
252 Service Pasien RJTL dengan indikasi untuk dilakukan Pasien seharusnya dibayarkan RJTL tetapi Di resume medis tidak dijelaskan indikasi 1. Episode rawat Inap adalah satu rangkaian pelayanan Akomodasi
Unbundling/ pemeriksaan penunjang ex : USG abdomen, pasien di ditagihkan RITL rawat inap pasien jika pasien mendapatkan perawatan > 6 jam di rumah
Fragmentation rawat inapkan dengan alasan budget RJTL tidak sesuai sakit atau jika pasien telah mendapatkan fasilitas rawat
dengan pemeriksaan yang akan dilakukan. inap (bangsal/ruang rawat inap dan/atau ruang
perawatan intensif) walaupun lama perawatan kurang
dari 6 jam, dan secara administrasi telah menjadi
pasien rawat inap.
2. verifikator mencatat kasus ini untuk dilaporka pada
tim audit medis

45
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
253 Service Pasien RJTL dengan diagnosa observasi TB Paru, dengan Berdasarkan PMK No. 27 tentang Juknis Sistem Dengan melihat berkas klaim RJTL dan Sesuai Permenkes 27 th. 2014 : Satu episode rawat Paru
Unbundling/ pemeriksaan penunjang seperti laboratorium, rontgen INA CBGs dimana satu episode rawat jalan adalah konfirmasi dengan dokter yang memberikan jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi
Fragmentation thorax dan tes mantoux yang seharusnya masuk dalam satu rangkaian pertemuan konsultasi konsultasi pelayanan. antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang
satu episode RJTL dijadikan dua episode RJTL, sehingga antara pasien dan dokter serta pemeriksaan sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada
pasien datang hanya untuk baca hasil labor 2 hari penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan
kemudian dijadikan sebagai episode baru. diberikan pada hari pelayanan yang sama. Apabila penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama
pemeriksaan penunjang tidak dapat dilakukan maka tidak dihitung sebagai episode baru.
pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai
episode baru.

254 Service Pasien Ny.W dirawat dengan Diagnosa Akut Peritonitis Sesuai petunjuk Teknis Verifikasi dan Kaidah Untuk pasien yang dilakukan tindakan tindakan laparatomi eksplorasi dan tindakan small to Tindakan Medik/Operatif
Unbundling/ dengan kode k65.0 dan Akut Vaskuler Disorder of Koding, tindakan utama adalah 54.11 Laparatomy Laparatomi dan dilakukan small to small small intestin dapat dilakukan dalam 1 aktivitas
Fragmentation intestine dengan kode k55.0. Serta tindakan yang exsplorasi. usus membutuhkan perawatan yang lebih sehingga kode yang digunakan adalah 54.11
dilakukan adalah Laparatomi explorasi dengan kode dan intensif dan membutuhkan LOS yang Laparatomy exsplorasi.
54.11 dan small to small intestin dengan kode 45.91 panjang (lebih dari 5 Hari)
LOS 5 Hari dengan biaya Inacbg Rp.30.781.182,-

255 Service Pasien Ny.S dirawat dengan Diagnosa Appendicitis sesuai dengan Petunjuk Teknis Verifikasi tidak Untuk pasien yang dipulangkan secara 1. pada kasus ini Verifikator melakukan konfirmasi Appendik
Unbundling/ Infiltrat masuk tanggal 9 Maret 2014 dan pulang boleh memulangkan pasien secara administrasi administrasi merupakan salah satu fraud kepada DPJP apakah pasien dilakukan operasi untuk
Fragmentation tanggal 18 Maret 2014 dengan biaya Rp.9.204.542,-. (readmission) uuntuk mendapatkan biaya yang yang dapat diidentifikasi dari tanggal pulang kondisi Appendicitis Infiltrat kemudian mengecek
Dan kembali masuk tanggal 20 Maret 2014 dengan lebih besar. dan tanggal masuk, serta secara aplikasi SEP apakah pasien pulang sembuh atau pulang paksa
diagnosa Peritonitis difuse dan keluar tanggal 25Maret terdeteksi pada Langkah step by step 2. Sesuai panduan tehnis verifikasi klaim Jika pasien
2014 dengan tarif Rp.9.204.542,- verifikasi. telah dipulangkan dalam keadaan pulangpaksa maka
episode rawat pada readmisi merupakan
kelanjutan dari pembiayaan penyakit yang sama.

256 Service Pasien RJTL dengan pemeriksaan dokter dan Sesui hasil penelusuran sampling rekam medis Sesuai kaidah INA CBGs bahwa pemeriksaan Sesuai Permenkes 27 th. 2014 : Satu episode rawat Laboratorium
Unbundling/ pemeriksaan laboratorium atau radiologi. Diajukan RS: seharusnya menjadi satu episode RJTL. Dan pada radiologi/laboratorium adalah satu episode jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi
Fragmentation pemeriksaan dokter sendiri, untuk laboratorium dan tgl tersebut hanya dilakukan pemeriksaan RJTL dengan pemeriksaan dokter untuk antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang
radiologi dilakukan selang beberapa hari berikutnya, radiologi / laboratorium saja konsul hasil. sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada
dan billing pelayanan ada pemeriksaan dokter. hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan
penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama
maka tidak dihitung sebagai episode baru.

257 Service penunjang diagnostik (radiologi/laboratorium) dalam Sesuai Permenkes 27 th. 2014 : Satu episode rawat Laboratorium
Unbundling/ satu episode ditagihkan secara terpisah dikarenakan jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi
Fragmentation RSUD membuat kebijakan SEP berlaku 3 hari. antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang
sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada
hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan
penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama
maka tidak dihitung sebagai episode baru.

46
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
258 Service -Top up thalassemi diberikan pada px yang dapat obat masih disetujui 2 episode sehingga mendapat Ada beberapa pasien thalasemia yang 1. Pada kasus special drug, verifikator pastikan Thalasemia
Unbundling/ deferiprone, deferoxamine, deferasirox namun ada topup 2x kontrol sebulan 2x dan masing2 mendapat kesesuaian
Fragmentation bbrp klaim thalassemi yang di top up kan hanya obat sehingga ditagihkan 2x/bulan antara tagihan dengan resume medis, billing dan
diberikan obat tdk sampai 1 bulan. Shg mereka regimen (jadual dan rencana pemberian obat).
mengentry 2 episode. 2. top up obat thalasemia diberikan 1 kali per episode
rawat jalan.

259 Service Bayi baru lahir infeksi, di MRS kan, setelah KRS bayi Dibayar 2 episode Hampir semua kasus bayi baru lahir 1.pada kasus ini bisa dikategorikan 2 episode karena Persalinan/Kehamilan/Bayi
Unbundling/ kontrol 3 hari kemudian diMRSkan lagi dengan dx direadmisi dikarenakan bayi kuning keadaan bilirubin naik pda hari ke 3 Baru Lahir
Fragmentation hiperbilirubin (banyak kasus) 2. verifikator memastikan bayi tersebut merupakan
anak dalam tanggungan yang masiih mendapatkan
penjaminan, kecuali bayi dari PBI maka dipastikan
sudah terdaftar dalam master file.

260 Service Dari poli Rawat jalan, diberikan pengantar RITL untuk 1- seharusnya bisa 1 episode dengan pemeriksaan di dikomunikasikan dengan manajemen 1. Sesuai Permenkes 27 th. 2014 : Satu episode rawat Klaim
Unbundling/ 3 hari ke depan, dengan alasan harus konsul ke poli poli yang memberikan perintah rawat inap untuk jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi
Fragmentation anastesi dulu, sehingga ditagihkan 2 episode tindakan operasi antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang
sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada
hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan
penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama
maka tidak dihitung sebagai episode baru.
2. pasien yang menjalani rawat jalan dan dilanjutkan
dengan rawat inap pada hari yang sama hanya bisa
ditagihkan
sebagai satu episode rawat inap.

261 Service Kasus pasien Ca, yang memerlukan kemoterapi dan masih disetujui 2 episode dikomunikasikan dengan pihak RS bahwa itu Sesuai Permenkes 27 th. 2014 : Satu episode rawat Tumor/Kanker
Unbundling/ transfusi dipecah menjadi 2 episode, misal hari ini masuk dalam 1 episode jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi
Fragmentation kemoterapi, 2 hari kemudian datang lagi untuk transfusi antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang
sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada
hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan
penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama
maka tidak dihitung sebagai episode baru.

262 Service Psien dengan dx Jantung dan dx Paru dengan 2 DPJP, masih disetujui 2 episode Dikomunikasikan dengan Dokter bahwa pada kasus ini seharusnya terapi pengobatan kedua Jantung
Unbundling/ pasien setelah terapi jantung dan dipulangkan, esoknya merupakan 1 episode, namun masih belum penyakit ( jantung dan paru) bisa dilakukan bersamaan
Fragmentation di MRS kan lagi untuk terapi Paru kesepahaman. sehingga masuk dalam 1 episode kecuali ada kondisi
lain yang menyebabkan pengobatan ntidak bisa
bersamaan.

263 Service Kasus rawat jalan : Px di poli dilakukan Biaya pelayanan yg dibayarkan hanya 1 Apabila pemeriksaan penunjang tidak dapat Sesuai PMK 27 tahun 2014 , pemeriksaan penunjang Laboratorium
Unbundling/ pemeriksaan penunjang (laboratorium) akan tetapi dilakukan pada hari yg sama, maka tidak masih masuk jadi satu dengan episode rawat jalan
Fragmentation pada saat itu pasien tidak dapat melakukan dihitung sebagai episode baru (1 Episode)
pemeriksaan laborat karena pasien belum puasa.
Keesokan hari pasien daftar lagi untuk melakukan
pemeriksaan laborat.

47
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
264 Service Kasus rawat jalan : pemeriksaan laborat diundur satu Biaya pelayanan yg dibayarkan hanya 1 Apabila pemeriksaan penunjang tidak dapat Sesuai PMK 27 tahun 2014 , pemeriksaan penunjang Laboratorium
Unbundling/ minggu berikutnya. dilakukan pada hari yg sama, maka tidak masih masuk jadi satu dengan episode rawat jalan
Fragmentation dihitung sebagai episode baru (1 Episode)

265 Service Pasien dengan chalazion dilakukan excision of chalazion Pasien dengan chalazion dilakukan excision of pasien dipulangkan kurang dari 24 jam 1. Episode rawat Inap adalah satu rangkaian pelayanan Mata
Unbundling/ dirawat inapkan 1 hari chalazion menggunakan lokal anastesi dengan indikasi untuk dirawat inapkan kurang kuat jika pasien mendapatkan perawatan > 6 jam di rumah
Fragmentation waktu 10 menit prosedur excision of chalazion dilakukan sakit atau jika pasien telah mendapatkan fasilitas rawat
dengan anastesi lokal dan dengan waktu inap (bangsal/ruang rawat inap dan/atau ruang
yang relatif singkat perawatan intensif) walaupun lama perawatan kurang
dari 6 jam, dan secara administrasi telah menjadi
pasien rawat inap.
2. verifikator mencatat kasus ini untuk dilaporka pada
tim audit medis

266 Service Klaim RITL pada pasien kelas 1 dengan : Diagnosa Klaim RJTL , Diagnosa utama : H0.01 chalazion 1. pada kasus ini , verifikator melakukan konfirmasi Mata
Unbundling/ utama : H0.01 chalazion Tindakann : 08.21 excision of Tindakann : 08.21 excision of chalazion Group kepada DPJP perihal SOP RS untuk penanganan
Fragmentation chalazion Group CBGs : H-1-20-I prosedur ektraokuler CBGs : H-1-20-I prosedur ektraokuler dan mata chalazion, apakah dapat dilakukan pada pelayanan
dan mata ringan Tarif INA CBGs : Rp 13.568.530 ringan tarif INA CBGs : Rp 158.653 tingkat RJ atau RI
2. Verifikator mencatat kasus ini dan melaporkan pada
tim audit medis
267 Service Atas Nama : Supriadi Nokp : 0001263209084 , masuk Seharus pasien diagnosa hanya GE dgn biaya coder memasukkan semua diagnosa penulisan kode berdasarkan pada diagnosa akhir dan Diare
Unbundling/ tanggal 27-07-2014 Dengan keluhan mual dan muntah Rp.2.300.000 sehingga menimbulkan biaya yang sangat prosedur atau tindakan yang tertera pada resume
Fragmentation .diagnosa belum tegak tapi coder sudah menentukan tinggi, dan sosialisasi ke managemen bahwa medis
diagnosa yang begitu banyaknya dan ternyata dokter administrasi klaim di jalankan sesuai
belum visite pasien sudah di pulangkan Rp.11.375.000 ketentuan yg ada

268 Service Tindakan Oesophagografi Prosedur ini ditagihkan dalam satu tindakan paket Untuk kasus seperti ini, apabila tindakan Biaya tindakan atau prosedur sudah termasuk dalam
Unbundling/ pelayanan dan tidak dibebankan kepada peserta. tidak tersedia di RS maka pasien harus nilai penggantian paket INA CBGs dan tidak ditagihkan
Fragmentation dirujuk, atau dirujuk secara parsial. terpisah maupun ditagihkan kepada peserta. Kecuali
untuk beberapa tindakan yang termasuk dalam special
CMG mendapatkan top up

269 Service Penagihan Alat Kesehatan Dalam Paket Prosedur ini ditagihkan dalam satu tindakan paket Tindakan pemasangan pen pada kasus 1. Biaya tindakan atau prosedur sudah termasuk dalam Alat Kesehatan
Unbundling/ tindakan dan perawatan dan tidak dibebankan laminektomi termasuk kedalam alat nilai penggantian paket INA CBGs dan tidak ditagihkan
Fragmentation kepada peserta. kesehatan dalam paket, sehingga tidak terpisah maupun ditagihkan kepada peserta. Kecuali
ditagihkan lagi secara terpisah kepada untuk beberapa tindakan yang termasuk dalam special
pasien. CMG mendapatkan top up
2. untuk alat kesehatan yang tidak disebutkan secara
tersendiri dibayar diluar paket INA CBGS ( Permenkes
59 tahun 2014) maka dibayarkan satu paket dalam INA
CBGS

48
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
270 Service Pelayanan IGD dgn terapi O2, sedangkan O2 ditagihkan Riil Rp 180.000,- Sesuai Permenkes 27 th. 2014 : Satu episode rawat UGD/IGD
Unbundling/ sendiri dgn code 93.96 jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi
Fragmentation antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang
sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada
hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan
penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama
maka tidak dihitung sebagai episode baru.

271 Service Px 26/8/14 pagi melalui IGD-MRS dx retention 1 episode RI Sesuai Permenkes 27 th. 2014 : Satu episode rawat Saluran Kemih
Unbundling/ urine,sore KRS. 26/8/14 malam IGD-MRS dx hematuri jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi
Fragmentation antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang
sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada
hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan
penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama
maka tidak dihitung sebagai episode baru.

272 Service Bayi lahir dengan Apgar Score 6-9 ditagihkan dgn Seharusnya bayi yang lahir tanpa Sesuai dengan rekomendasi dari DPM Prop. 1. Resume medis yang ditulis harus sesuai dengan Persalinan/Kehamilan/Bayi
Unbundling/ diagnosa P21.0 kelainan/penyakit ditagihkan bersama dengan ibu Sulut, penilaian bayi baru lahir tidak lagi keadaan pemeriksaan pasien yang sebenarnya. Baru Lahir
Fragmentation menggunakan kaidah apgar score tetapi yang 2. Verifikator melaporkan hal ini kepada Tim Audit
dinilai adalah 30 detik pertama. Medis.

273 Service Pasien untuk kasus gigi ditindaki dihari yang berbeda Yang disetujui adalah SEP awal disetujui SEP awal krn untuk SEP yang Sesuai Permenkes 27 th. 2014 : Satu episode rawat Gigi Mulut
Unbundling/ untuk diagnosa yang sama sehingga pasien dibuatkan berikutnya masih satu rangkain pemeriksaan jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi
Fragmentation SEP (tagihan ) yang baru dengan SEP yang awal antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang
sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada
hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan
penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama
maka tidak dihitung sebagai episode baru.

274 Service Pasien masuk RITL dengan diagnosa sebagai berikut: Sesuai kaidah koding : 1. Sesuai kaidah koding Kode Z dan R tidak 1. untuk kasus ini sesuai dengan kaidah sistem Ina Tiphoid
Unbundling/ Diagnosa utama: R50.9 Fever, Unspecified Diagnosa utama: A010.0 Typoid fever dapat dipakai sebagai diagnosa utama CBGs , yang menggunakan sumber daya besar adalah
Fragmentation Diagnosa sekunder: A01.0 Typoid fever apabila ada diagnosa lain yang lebih spesifik. Typoid fever
2. Untuk pasien dengan kasus perawatan 2. Gejala tidak dapat menjadi diagnosa utama apabila
dengan severity level II dilakukan ada diagnosa lebih spesifik yang sudah ditegakkan.
pengecekan kembali oleh kepala unit MPKR.

3. Untuk pasien dengan kasus perawatan


dengan severity level III dilakukan
pengecekan kembali oleh Tim Anti Fraud &
Abuse Kantor Wilayah Gorontalo.

49
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
275 Service Pasien dengan kasus Vulnus Ictum Regio Thoraks, Diagnosa Utama : S21.8 (Open wound of other Vulnus ictum terjadi pada regio thorax dan verifikator melakukan konfirmasi terkait dengan Tindakan Medik/Operatif
Unbundling/ Abdominal Sinistra. parts of thorax) abdominal bukan pada bagian tubuh yang pencantuman kode diagnosa T14.1, konfirmasi kepada
Fragmentation Diajukan Oleh RS : Tindakan : tidak spesifik. DPJP tentangOpen wound of unspecified body region
Diagnosa Utama : T14.1 (Open wound of unspecified 54.0 (Incision of abdominal wall), 99.18 (Injection Tidak disetujui Nonexcisional debridement pada pasien kemudian dicocokan dengan yang tertera
body region) or infusion of electrolytes), of wound, infection or burn karena sudah pada resume medis
Tindakan : 86.28 (Nonexcisional debridement of 99.21 (Injection of antibiotic), 90.59 (Other masuk dalam satu paket pelayanan dengan
wound, infection or burn), 54.0 (Incision of abdominal microscopic examaination of blood) Kode ina cbg's prosedur atau tindakan Incision of
wall), 99.18 (Injection or infusion of electrolytes), 99.21 : L-4-13-I (Trauma pada kulit, Jaringan Bawah kulit abdominal wall
(Injection of antibiotic), 90.59 (Other microscopic dan payudara)
examaination of blood) Kode ina cbg's : K-1-30-I Biaya : 2.425.040
(Prosedur duodenum, esofagus & Lambung non
komplikasi)
Biaya : Rp. 9.356.917
276 Service Pasien dengan diagnosa End Stage renal disease dalam Berkas rawat inap dan rawat jalan dibuat terpisah Seharusnya dalam episode rawat inap untuk Tindakan HD RITL sudah termasuk dalam satu episode Ginjal/Hemodialisa
Unbundling/ perawatan rawat inap dengan total gruping senilai Rp. diagnosa dengan End Stage Renal Diseases RITL nya sehingga tidak dapat ditagihkan terpisah
Fragmentation 10.027.304,- sudah termasuk tindakan Extracorporal
Namun tindakan pasien extracorporal dialysis Dialysis sebagai satu paket komponen INA-
ditagihkan terpisah pada rawat jalan senilai Rp. CBGs
994.441,-
277 Service pasien a/n Yohanes De Brito tanggal 18/08/2014 datang berkas tidak dilayakkan berkas tanggal 18/08/2014 digabungkan pda kasus ini masih merupakan 1 episode maka Laboratorium
Unbundling/ ke rumah sakit hanya untuk melanjutkan pemeriksaan dengan berkas tanggal 19/08/2014 dibayarkan hanya pelayanan sebelumnya
Fragmentation hari sebelumnya tanggal 16/08/2014 (laboratorium) ,
ditagihkan oleh rumah sakit sebagai klaim

278 Service Pasien a/n I wayan sudarma tanggal 12/08/2014 datang berkas rjtl di gabung dengan ritl , yang diklaim pasien yang rjtl langsung ritl masih dalam Sesuai Permenkes 27 th. 2014 : SPasien yang masuk ke Klaim
Unbundling/ dan beorbat ke poliklinik , pasien akan dilakukan hanya RITL satu episode pelayanan ( hanya mengklaim rawat inap sebagai kelanjutan dari proses perawatan di
Fragmentation tindkan operasi sehingga harus di rawat inap , rumah ritl ) rawat jalan atau gawat darurat, maka kasus tersebut
sakit melakukan 2 pengklaiman rjtl dan ritl termasuk satu episode rawat inap, dimana pelayanan
yang telah dilakukan di rawat jalan atau gawat darurat
sudah termasuk didalamnya.

279 Service Bayi yang lahir dari persalinan SC, oleh RS di tagihkan Konfirmasi dengan Coder, dan tdk ditagihkan Sesuai dengan kaidah coding dalam ICD 1. bayi yang lahir sehat tagihannya menadi satu Persalinan/Kehamilan/Bayi
Unbundling/ tersendiri sesuai dengan permenkes dimana yang bisa ditagihkan SEP tersendiri dengan perawatan ibunya Baru Lahir
Fragmentation hanya bayi lahir yang sakit 2. Apabila bayi lahir sehat maka tidak memiliki kode
diagnosis penyakit (P), hanya perlu kode bahwa ia lahir
hidup di lokasi persalinan, tunggal atau multiple (Z38.-)
3. Untuk bayi lahir dipengaruhi oleh faktor ibunya
yaitu komplikasi saat hamil dan melahirkan dapat
digunakan kode P00-P04 tetapi yang dapat diklaimkan
hanya yang menggunakan kode P03.0 – P03.6

50
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
280 Service Pasien RITL dengan kasus: Hiperemesis. Diajukan oleh Tidak layak klaim (Disetujui 1 episode pelayanan Pasien masuk RS dari tanggal 9/7/2014 sd 1. Episode rawat Inap adalah satu rangkaian pelayanan Persalinan/Kehamilan/Bayi
Unbundling/ RS: dengan SEP sebelumnya) pasien masuk dgn SEP 21/7/14 tetapi dilakukan penagihan 2x jika pasien mendapatkan perawatan > 6 jam di rumah Baru Lahir
Fragmentation Diagnosa Utama: O21.0 ( Mild hyperemesis gravidarum pertama tgl. 9 sd 24 juli. dengan cara memotong hari rawat pasien. sakit atau jika pasien telah mendapatkan fasilitas rawat
) Hasil Grouper CBG's: W-4-16-I Gangguan antepartum inap (bangsal/ruang rawat inap dan/atau ruang
ringan. Biaya Rp. 2.749.609 perawatan intensif) walaupun lama perawatan kurang
dari 6 jam, dan secara administrasi telah menjadi
pasien rawat inap.
2. Perhatikan Readmisi untuk diagnosa penyakit yang
sama, jika pasien masuk dengan diagnosa yang sama
lakukan cross check dengan riwayat pulang rawat pada
episode yang lalu, apakah pada episode rawat yang
lalu pasien pulang dalam keadaan sembuh atau pulang
dalam keadaan pulang paksa, ataupun dirujuk. Jika
pasien telah dipulangkan dalam keadaan pulang
paksa maka episode rawat pada readmisi merupakan
kelanjutan dari pembiayaan penyakit yang sama.

281 Service Pasien MRS tanggal 12/4 pulang tanggal 17/4. Pada Seharusnya tidak bisa ada tagihan RJ pada saat Saat penelusuran berkas ternyata Coder 1. Episode adalah jangka waktu perawatan pasien Akomodasi
Unbundling/ tanggal 16/4 ada tagihan rawat jalan atas nama pasien pasien sementara dirawat sengaja memanjangkan hari rawat agar bisa mulai dari pasien masuk sampai pasien keluar rumah
Fragmentation tersebut di RS lain. menggunakan diagnosa yang memberi nilai sakit, termasuk konsultasi dan pemeriksaan dokter,
klaim lebih tinggi. pemeriksaan penunjang maupun pemeriksaan lainnya.
2. Perhatikan Readmisi untuk diagnosa penyakit yang
sama, jika pasien masuk dengan diagnosa yang sama
lakukan cross check dengan riwayat pulang rawat pada
episode yang lalu, apakah pada episode rawat yang
lalu pasien pulang dalam keadaan sembuh atau pulang
dalam keadaan pulang paksa, ataupun dirujuk. Jika
pasien telah dipulangkan dalam keadaan pulang
paksa maka episode rawat pada readmisi merupakan
kelanjutan dari pembiayaan penyakit yang sama.
3. pada kasus ini tagihan RJ tidak dibayarkan karna
pasien masih dalam status perawatan di RS tersebut

282 Service Pasien dirawat inap post kecelakaan lalu lintas dengan Ditemukan pemecahan prosedur dan tidak semua dilakukan pengecekan dari lembar follow up 1. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP Tulang/Fraktur/Fraktur
Unbundling/ Diagnosa primer S52.11 Open Fracture of upper end of tindakan ditulis di laporan operasi maupun di dokter, resume medis serta RM 01 dan melalui lembar konfirmasi terkait dengan tindakan
Fragmentation radius. Diangnosa sekunder S53.3 Open fracture ulna resume medis laporan operasi. Tindakan yang ditulis di yang dilakukan kepada pasien.
Traumatic of Ulnar Ligament, I77.2 Ruptur artery, laporan operasi hanya tindakan ORIF, 2. tindakan untuk patah tulang dengan penyambungan
A41.2 Septicemia. Dilakukan tindakan operasi 79.32 debridement dan suture of arteri. Petugas erteri merupakan 2 tindakan yang tidak berhubungan
Open Reduction with Internal Fixation, 39.31 Suture of koder memecah prosedur yang seharusnya maka dapat dikode berbeda
Artery , 86,65 Heterograft to skin, 83.49 Other Excision ada dalam satu paket tindakan yaitu
of soft tissue dan 79.62 Debridement. tindakan ORIF ( Open reduction with internal
fixcation).

51
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
283 Service pasien RJTL pada hari I, hanya dilakukan pemeriksaan sesuai dengan pengertian episode, pemeriksaan melihat berkas RM Hari 1 dan hari ke 2 dan 1. Sesuai Permenkes 27 th. 2014 : Satu episode rawat Laboratorium
Unbundling/ oleh dokter dan diberikan pengantar ke laboratorium hari Ke 2 yang merupakan bagian dari dicocokkan dengan diagnosa serta tindakan jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi
Fragmentation namun belum dilakukan pemeriksaan lab dikarenakan Pemeriksaan Hari 1 maka penagihan terhadap yang dilakukan antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang
waktu jam pelayanan sudah selesai. pada hari prosedur yang telah diberikan,hanya ditagihkan sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada
berikutnya dilakukan pemeriksaan laboratorium, dan dengan 1 SEP. hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan
ditagihkan sebagai 2 kasus yang berbeda penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama
maka tidak dihitung sebagai episode baru.
2. pada kasus ini hanya diterbitkan 1 SEP

284 Service Pasien RITL masuk dengan Diagnosa Batu Saluran Sesuai kaidah koding dan hasil Verifikasi pada Diagnosa utama nya adalah Batu Saluran 1. diagnosa akhir merupakan diagnosa yang menyerap Saluran Kemih
Unbundling/ Kencing. Pihak RS menagihkan sebagai berikut : Rekam Medis Kencing sehingga sesuai kaidah koding banyak sumber daya
Fragmentation Diagnosa Utama : R33 Retensio Urin Diagnosa utama: N21.1 Calculus in Urethra seharusnya menjadi N21.1 Calculus In 2. verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
Diagnosa Sekunder : N21.1 Calculus in Urethra Group CBGs: N-4-13-I Batu Urin Ringan Urethra yg menjadi diagnosa utama, karena terkait kode diagnosa yang disesuaikan dengan
Group CBGs: N-4-15-II Gejala, Tanda-tanda pada Ginjal Biaya: Rp 2.577.422 adanya batu maka terjadi retensi urin diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
dan Saluran Urin Sedang sehingga BSK merupakan diagnosa yg
Biaya Rp 3.245.580 mempengaruhi lamanya hari rawat pasien
dan cocok untuk menjadi diagnosa utama.

285 Service peserta yang datang ke Rumah sakit untuk Sesuai dengan petunjuk teknis verifikasi satu Pada hari pertama pasien datang, pasien 1. Sesuai Permenkes 27 th. 2014 : Satu episode rawat Mata
Unbundling/ mendapatkan pemeriksaan mata dan diagnosa oleh episode rawat jalan adalah satu rangkaian mendapatkan pelayanan laboratorium. jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi
Fragmentation dokter sebagai katarak kemudian dilakukan pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter Kunjungan kedua pasien datang hanya untuk antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang
pemeriksaan laboratorium guna persiapan operasi serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi mengambil atau konsultasi hasil sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada
katarak, selang 2 hari pasien datang kembali ke poli medis dan obat yang diberikan pada hari laboratorium. Sesuai dengan petunjuk teknis hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan
mata dengan membawa hasil laboratorium dan pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan verifikasi satu episode rawat jalan adalah penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama
keesokan harinya pasien menjalani operasi katarak penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang satu rangkaian pertemuan konsultasi antara maka tidak dihitung sebagai episode baru.
sama maka tidak dihitung sebagai episode baru. pasien dan dokter serta pemeriksaan 2. pada kasus ini hanya diterbitkan 2 SEP, untuk
penunjang sesuai indikasi medis dan obat pelayanan konsultasi dan pemeriksaan penunjang
yang diberikan pada hari pelayanan yang serta operasi kataraknya
sama.

286 Service Pasien lahir di RSUD. Ende tgl 04/06/2014 dan Petugas BPJS Center Tidak menerbitkan SEP baru Melakukan konfirmasi langsung kepada 1. perawatan bayi masih menjadi satu dengan Persalinan/Kehamilan/Bayi
Unbundling/ menggunakan SEP no. kartu ibu dengan diagnosa BBLR dan menginformasikan ke ruang Perinatal bahwa pasien. Sesuai petunjuk verifikasi klaim perawatan Ibunya sepanjang bayi belum pulang dan Baru Lahir
Fragmentation dan Gangguan napas sedang. Hari ini hari perawatan ke SEP menggunakan SEP yang lama (SEP yang dihitung sebagai satu episdoe pelayanan mejadi satu episode dengan ibunya
7 dan dibuatkan nota dari ruang perinatal agar menggunakan no. ibu) sehingga tidak ada biaya karena pasien tidak pernah pulang, hanya 2. pada kasus ini hanya diterbitkan 1 SEP
dibuatkan jaminan atas nama pasien, dengan ada perubahan identitas dari yang
menggunakan TANGGAL MASUK 11/06/2014, semulanya menggunakan nama by menjadi
Keterangan dari keluarga pasien bahwa pasien dari lahir nama sendiri
hingga hari ini masih dirawat dan belum pernah pulang
dari RSUD Ende.

52
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
287 Service Pada pasien dengan diagnosa open fraktur multiple os Diagnosa open fraktur multiple os tibia et fibula Sesuai dengan kaidah koing pada ICD 1. sesuai permenkes 7 tahun 2014 : Kode kondisi Tulang/Fraktur/Fraktur
Unbundling/ tibia et fibula, coder RS menggunakan diagnosa T14.2 dapat digambarkan hanya dengan satu kode 10,pada suatu episode prawatan degan multiple : Pada suatu episode perawatan dengan
Fragmentation (fracture of unspesified body region) sebagai diagnosa diagnosa, yaitu S82.71(multiple fractures of lower kondisi multiple , kondisi yang nyata lebih kondisi multiple (injury, sequelae, HIV), kondisi yang
utama dan S82.2 (fracture of shaft tibia) sebagai leg, open). berat dan membutuhkan resources lebih dari nyata lebih berat dan membutuhkan resources lebih
diagnosa kedua. Padahal diagnosa open fraktur yang lain hrus dicatat sebagai kondisi utama. dari yang lain harus dicatat sebagai kondisi utama. Bila
multiple os tibia et fibula dapat digambarkan hanya Bila terdapat kondisi multiple dan tidak ada terdapat kondisi “Multiple ….” dan tidak ada kondisi
dengan satu kode diagnosa, yaitu S82.71(multiple kondisi yang menonjol maka diberi kode tunggal yang menonjol, diberi kode “multiple……..”
fractures of lower leg, open). "multiple...."kode ini diterapkan terutama dan kode sekunder dapat ditambahkan untuk daftar
pada kasus IV, cedera dan sequalae. kondisi individu Kode ini diterapkan terutama pada
yang berhubungan dengan penyakit HIV, Cedera dan
Sequelae
2. diagnosa akhir adalah diagnosa yang menyerap
banyak sumber daya , pada kasus ini verifikator
melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait dengan
kode diagnosa T14.2 yang menyebutkan bagian tubuh
yang belum spesifik

288 Standard of Pasien RITL masuk dengan kasus fraktur terbuka Pembayaran sudah termasuk dalam paket Seharusnya pasien tidak dikenakan iur Tarif INA CBGs sudah memeperhitungkan biaya Alat Kesehatan
Care dan harus segera dilakukan tindakan operasi oleh INA CBG's. Biaya Rp 5.449.832 biaya untuk alat kesehatan tersebut dan tindakan dan alkes yang digunakan kecuali untuk
dokter spesialis bedah tulang, pasien dikenakan RS wajib menyediakan. alkes diluar tarif INA CBGs seperti :…. RS harus
iur biaya untuk pemasangan alat kesehatan pen, menyediakan alkes tersebut tanpa iur biaya.
karena RS belum bersedia menyediakan alat Verifikator melakukan sosialisasi kepada koder
tersebut. Jadi setiap pasien orthopedi ditawarkan agar mengikuti ketentuan yang berlaku. (disertai
oleh dokter spesialis apakah setuju dengan iur lembar konfirmasi).
biaya tersebut.

289 Standard of Pasien RITL hak kelas rawatan kelas III tetapi Sesuai dengan tarif INACbgs pasien SC kelas Sesuai dengan Permenkes no.28 bahwa Pilihan kenaikan kelas merupakan hak pilih Akomodasi
Care pasien di informasikan oleh pihak RS bahwa jika II : Rp 4.869.999 dan untuk kelas III : Rp apabila pasien naik kelas (kelas II/kelas peserta. Apabila peserta naik kelas ke kelas II
pasien mengambil kelas sesuai dengan hak 4.058.332, awalnya pasien ditagihkan I), untuk selisih biaya, tarif INAcbgs kelas atau kelas I, verifikator menginformasikan sesuai
rawatan didalam ruangan terdapat banyak pasien deposito oleh pihak RS Rp.2.000.000 dan yang diambil dikurangi dengan tarif PMK No. 28 selisih yang ditagihkan adalah tarif
dan obat-obat BPJS tidak sama dengan obat RS, pasien harus membayar lagi Rp 2.500.000 INAcbgs sesuai dengan haknya. Tetapi INA CBGs kelas yang dipilih dikurangi tarif INA
karena obat RS menggunakan obat paten. Pasien pihak RS memberlakukan tarif lokal RS, CBGs yang mnejadi haknya. Sedangkan apabila
yang tidak tau mengenai obat naik ke kelas II bukan berdasarkan tarif INACbgs peserta memilih kelas VIP maka selisih biaya
setelah didedukasi oleh pihak RS. yang dikenakan adalah selisih antara Biaya Tarif
RS dikurangi tarif INA CBGs kelas yang menjadi
haknya.
290 Standard of Pada pasien RJTL dengan rencana tindakan Pasien tidak dikenakan iur biaya untuk Pasien melakukan konfirmasi kepada Verifikator mengkonfirmasikan laporan pasien Bahan Medis
Care injeksi di poli RJ, dilakukan penagihan Bahan pembelian spuit karena sudah termasuk petugas BPJS sebelum melakukan kepada koder.
Medis Habis Pakai (spuit) oleh pihak RS. dalam paket INA CBG pembayaran spuit ke pihak RS saat di
poli RJ.

53
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
291 Standard of pada pelayanan RJTL dan RITL ketika pasien melakukan diskusi dengan RS , Memberikan sosialisasi kepada koder bahwa CT Scan
Care harus dilakukan CT SCAN sesuai indikasi medis "seharusnya dengan mekanisme Top Up pelayanan ct scan sudah termasuk kedalam tarif
masih dilakukan iur biaya. Ct scan pada pelayanan RJTL sudah INA CBGs untuk RITL dan kedalam Top Up
tercover tarif ina Cbg, akan tetapi pada CBGs untuk RJTL.
RITL sudah satu paket Ina Cbg. Rumah
Sakit berpendapat sesuai keputusan
menteri kesehatan RI no:
1014/menkes/SK/XI/2008 ttg standar
pelayanan radiologi diagnostik di sarana
pelayanan kesehatan. Jenis peralatan
pada RS tipe C tidak mencakup
pelayanan CT multislice (ct scan),
pelayanan CT scan termasuk pelayanan
di faskes RS tipe B dan A.

292 Standard of Pasien dengan Dx. Endometriosis, diberikan obat Berdasarkan resep yang dilampirkan untuk Seharusnya, untuk diagnosa Verif sesuai dengan SE Diryan No. 38 tahun 2014 Endometriosis
Care Endrolin 3,75 mg dan ditagihkan sebagai Fee For tagihan klaim, terdapat resep obat Endrolin Endometriosis, pelayanan obat tersebut dan surat Diryan No. 2170/III.2/0314 tanggal 25
Service 3,75 mg pada klaim obat Onkologi sudah termasuk dalam komponen biaya Maret 2014. Obat Endrolin untuk kasus
INA-CBGs endometriosis sudah termasuk dalam paket INA
CBG's.
293 Standard of tindakan operasi katarak yang disertai melakukan diskusi dengan RS, "RS Sudah diakomodir pada PMK 59 Tahun 2014 Katarak
Care pemasangan IOL. Untuk alat kesehatan IOL masih berpendapat tarif ina cbg yang ada pada sehingga tidak diperbolehkan iur biaya atas
dibebankan kepada peserta. pasien katarak hanya untuk tindakan penggunaan IOL.
pengangkatan selaput katarak saja,
karena tidak semua operasi katarak
harus menggunakan iol.

294 Standard of Pasien X mendapatkan permintaan tindakan Ditagihkan kedalam pelayanan RITL Seharusnya tindakan kolonoskopi bisa Agar dilakukan verifikasi sesuai dengan juknis Kolonoskopi
Care kolonoskopi di RJTL tanggal 07/8/2014, namun ditagihkan di pelayanan RJTL verifikasi. Selama ada surat perintah RITL dari
pasien dirawat inapkan untuk melakukan tindakan DJP maka dibayarkan menjadi episode RITL
tsb pada tanggal 12/8/2014

295 Standard of MRI DENGAN KONTRAS, BIAYA KONTRAS SUDAH DISURATI AGAR TIDAK ADA IUR RS MASIH tetap MENARIK BIAYA Verifikator melakukan sosialisasi kepada MRI
Care DITAGIHKAN PESERTA BIAYA PASIEN Manajemen RS, bahwa MRI bisa dilakukan pada
episode RJTL dan biaya menjadi Top Up INA
CBG's (MRI).
296 Standard of Bayi RITL dengan dx.utama neonatal jaundice, Tagihan RITL dengan total rawatan 2 hari, Diresume medis hanya tertulis bayi Prosedur ultraviolet light terapy sudah sesuai Neonatal Jaundice
Care dan procedure ultraviolet light theraphy INACbgs Rp 2.353.599, Tarif riil RS Rp kuning tidak ada pemeriksaan dengan diagnosa pasien. Ultra light therapy
331.000 penunjang. merupakan terapi rawat bayi kuning bukan
merupakan pemeriksaan penunjang. Tarif dijamin
sesuai tarif INA CBGs yang berlaku.
297 Standard of pasien tetap ditarik iur biaya apabila obat yang berdasarkan PMK No. 28 Tahun 2014 Keluhan dari pasien Verifikator meng-infirmasikan berdasarkan PMK Obat
Care diberikan diluar fornas penggunaan obat diluar fornas di FKTL hanya No. 28 Tahun 2014 penggunaan obat diluar
dimungkinkan dapat direkomendasikan dari fornas di FKTL hanya dimungkinkan dapat
ketua komite medik farmasi dan terapi direkomendasikan dari ketua komite medik
dengan persetujuan komite medik atau farmasi dan terapi dengan persetujuan komite
Kepala/Direktur yang biayanya sudah medik atau Kepala/Direktur yang biayanya sudah
termasuk dalam tarif INC CBGs dan tidak termasuk dalam tarif INC CBGs dan tidak boleh
boleh dibebankan kepada peserta dibebankan kepada peserta

54
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
298 Standard of Untuk pasien leukemia menggunakan obat kemo Tagihan yang dibayarkan adalah tagihan Di rekam medis pasien tidak ada Kemoterapi bisa dilakukan di Rawat inap maupun Obat
Care vincristin saja yang bisa dilakukan dirawat rawat jalan dijelaskan indikasi untuk rawat inap rawat jalan tergantung dari kebutuhan medis
jalan,namun dijadikan rawat inap,dimana hari I hanya untuk pemeriksaan labor saja pasien. Untuk kasus ini idealnya dilakukan pada
pasien pemeriksaan labor,hari II baru dilakukan rawat jalan. Namun agar dilihat kesiapan RS
kemoterapi (diinapkan di hari I tanpa indikasi untuk menangani pasien kemo di rawat jalan.
medis) Verifikator juga melakukan konfirmasi indikasi
rawat pasien kepada DPJP.

299 Standard of Pasien masuk RITL rujukan dari RS Arifin Achmad Pasien tidak dikenakan iur biaya untuk Penggunaan obat di luar Formularium sesuai PMK No. 28 Tahun 2014 Penggunaan Obat
Care dengan kasus GBS(Guillain Barre Syndrome). pembelian obat karena sudah termasuk nasional di FKRTL obat di luar Formularium nasional di FKRTL
Selama di rawat di ICU dikenakan biaya untuk dalam paket INA CBG hanya dimungkinkan setelah mendapat hanya dimungkinkan setelah mendapat
membeli obat gammaras + Rp 41.700.000. karena rekomendasi dari rekomendasi dari
obat tidak ada di pekanbaru dan obat harus Ketua Komite Farmasi dan Terapi Ketua Komite Farmasi dan Terapi dengan
dipesan ke distribusi langsung dengan persetujuan Komite persetujuan Komite
Medik atau Kepala/Direktur Rumah Sakit Medik atau Kepala/Direktur Rumah Sakit yang
yang biayanya biayanya
sudah termasuk dalam tarif INA CBGs sudah termasuk dalam tarif INA CBGs dan tidak
dan tidak boleh boleh
dibebankan kepada peserta. dibebankan kepada peserta.
300 Standard of Pasien seringkali diresepkan obat untuk beli di luar seharusnya biaya obat masuk komponen INA- dikomunikasikan dengan pihak RS atas Verifikator melakukan edukasi kepada peserta Obat
Care RS seperti albumin, citicholin, CBG's resep-resep yang menjadi beban bahwa obat yang dijamin sudah termasuk
peserta, namun masih sering terjadi hal kedalam biaya INA CBGs. Verifikator
tersebut dengan alsan obat di IFRS menyampaikan keluhan pasien kepada
sedang kosong manajemen dengan lembar kronologis pasien.

301 Standard of Pasien mendapatkan obat Exjade 250 mg dan Berdasarkan resep yang dilampirkan untuk Seharusnya, untuk pelayanan obat Exjade 250 mg termasuk dalam obat terapi kelasi Obat
Care ditagihkan sebagai Fee For Service tagihan klaim, ada tagihan obat Exjade 250 tersebut sudah termasuk dalam besi. Jika obat ini diberikan untuk pasien
mg pada klaim obat Onkologi komponon biaya INA-CBGs Thalassemia mayor pada kasus RJTL (diagnosa
utama) maka kasus diinput sebagai kasus RITL
ditambahkan dengan Top Up Special CMG's.

302 Standard of Untuk operasi besar spt SC pihak RS menjelaskan Pasien seharusnya tidak dianjurkan naik Berdasarkan permenkes 28 tahun 2014 Pilihan kenaikan kelas merupakan hak pilih Persalinan/Kehamilan/Bayi
Care kepada pasien dapat dilakukan apabila pasien kelas kecuali atas permintaan sendiri dan pasien diperkenankan untuk naik kelas peserta. Apabila peserta naik kelas ke kelas II Baru Lahir
bersedia naik kelas dengan alasan biaya yang selisih biaya yg diberlakukan seharusnya dari perawatanhanya atas permintaan sendiri atau kelas I, verifikator menginformasikan sesuai
ditanggung pihak BPJS Kesehatan kecil penguranagn tarif INA CBGs kls rwtn yg dipilih dan dikenakan selisih biaya atau dalam PMK No. 28 selisih yang ditagihkan adalah tarif
dengan tarif INA CBGs yg menjadi haknya, kondisi ruang rawatan yang menjadi hak INA CBGs kelas yang dipilih dikurangi tarif INA
tidak berdasarkan tarif umum RS peserta penuh. CBGs yang mnejadi haknya. Sedangkan apabila
peserta memilih kelas VIP maka selisih biaya
yang dikenakan adalah selisih antara Biaya Tarif
RS dikurangi tarif INA CBGs kelas yang menjadi
haknya.
303 Standard of Mengajukan klaim rawat inap dengan diagnose Pasien sebelumnya opname pada tanggal 8- Pasien di anjurkan periksa T3,T4 tetapi Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder Tiroid
Care hypertiroid tetapi tidak ada hasil laboratium yang 11 juli 2014 dengan diagnose benign itu tidak dilakukan dengan alasan untuk penegakkan diagnosa hipertiroid.
menunjang (T3,T4) layanan tanggal 14-15 juli neoplasma of tiroid gland (D34), sehingga laboratorium yang tidak Penetapan diagnosa hipertiroid menjadi
2014 layanan yang tanggal 14-15 tidak dilayakkan. memadai,sementara di resume tertulis kewenangan dan tanggung jawab DJP.
menunggu hasil T3,T4.
304 Standard of Untuk transfusi darah Trombosit pasien disuruh Tagihan darah dibayarkan sepaket dengan Keluhan dari pasien Verifikator menginformasikan kepada manajemen Transfusi Darah
Care membeli sendiri seharga 3,5 juta perkantong tarif INA CBG dan tidak ada iur biaya dari keluhan pasien tersebut (sertai surat kronologis
dengan alasan tidak ada kerjasama dengan PMI pasien pasien) dan menyampaikan kepada peserta
bahwa pemenuhan kebutuhan kantong darah
merupakan tanggung jawab RS yang biayanya
sudah masuk kedalam tarif INA CBGs.

55
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
305 Type of room Pasien di rawat inap di ruang perawatan kelas 2 Pasien dibayarkan sesuai dengan tempat 1. Sesuai dengan PMK 28, pasien yang Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat Akomodasi
change dengan status hak kelas peserta ruang perawatan dimana pasien dirawat dirawat dibawah hak kelasnya lebih dari dibawah hak kelasnya lebih dari 3 hari,
kelas 1, tetapi pihak RS menagihkan dengan hak 3 hari, seharusnya ditagihkan sesuai seharusnya ditagihkan sesuai dengan ruang
kelas dari pasien dengan ruang perawatan yang diterima perawatan yang diterima oleh pasien.
oleh pasien.

2. Pasien mencantumkan identitas


lengkap termasuk alamat dan no hp
pada saat pembuatan SEP, agar pasien
mudah untuk dikonfirmasi tentang
perawatan yang telah diterima oleh
pasien.

3. Verifikator melakukan konfirmasi


langsung terhadap pasien pada saat
pasien pulang

306 Type of room Pasien Rawat inap dengan kasus GEA. Dan Disetujui dengan kelas perawatan di kelas II.
Pasien dengan hak dikelas 1 yang Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat Akomodasi
change dirawat di kelas II. Hak kelas perawatan pasien di Biaya : Rp. 3.445.224 mendapatkan perawatan dikelas 2, dibawah hak kelasnya lebih dari 3 hari,
kelas I. Diajukan oleh RS : Perawatan dikelas I berdasarkan kelas perawatan seharusnya ditagihkan sesuai dengan ruang
(satu) Biaya : Rp. 4.019.428 kunjungannya disetujui kls 2 perawatan yang diterima oleh pasien.
307 Type of room Pasien dengan hak perawatan kelas 1 namun di Berkas rawat inap dalam rekam medik tertera Seharusnya pasien diberikan sesuai Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat Akomodasi
change rawat kelas perawatan kelas 3 kemudian pasien menempati ruangan dan hak kelas haknya, jika tidak tersedia maka pasien dibawah hak kelasnya lebih dari 3 hari,
ditagihkan kelas 1. Gruping dengan diagnosa yang perawatan kelas 3 ditipkan ke kelas perawatan lebih tinggi seharusnya ditagihkan sesuai dengan ruang
sama pada hak kelas perawatan kelas 1 sebesar smpai 3 hari. Jika sampai 3 hari hak perawatan yang diterima oleh pasien.
Rp. 8,314,961,- dan gruping pada hak perawatan perawatan sesuai kelas belum tersedia
kelas 3 yaitu Rp. 5,939,258,- maka konsekuensi biaya menjadi
tanggung jawab rumah sakit

308 Type of room Pasien dengan hak perawatan kelas 1 namun di Berkas rawat inap dalam rekam medik tertera Seharusnya pasien diberikan sesuai Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat Akomodasi
change rawat kelas perawatan kelas 2 kemudian pasien menempati hak kelas perawatan kelas haknya, jika tidak tersedia maka pasien dibawah hak kelasnya lebih dari 3 hari,
ditagihkan kelas 1. Gruping dengan diagnosa yang 2 ditipkan ke kelas perawatan lebih tinggi seharusnya ditagihkan sesuai dengan ruang
sama pada hak kelas perawatan kelas 1 sebesar smpai 3 hari. Jika sampai 3 hari hak perawatan yang diterima oleh pasien.
Rp. 9,257,182,- dan gruping pada hak perawatan perawatan sesuai kelas belum tersedia
kelas 2 yaitu Rp. 7,9343728,- maka konsekuensi biaya menjadi
tanggung jawab rumah sakit

309 Type of room pasien masuk RITL dan dirawat dikelas 2, Hak Ditagihkan sesuai hak perawatan pasien sesuai dengan kaidah coding bahwa Klaim tidak dilayakan. Verifikator melakukan Akomodasi
change perawatan kelas 2 tetapi di entri oleh coder di tagihan kelas perawatan sesuai dengan konfirmasi kepada coder agar coder memperbaiki
kelas 1 Hak hari entrian. Penagihan kelas perawatan sesuai
dengan Permenkes 28 Tahun 2014.

310 Type of room Pasien Rawat inap dengan kasus Partus Spontan. Disetujui dengan kelas perawatan di kelas II. Pasien dengan hak dikelas 1 yang 1. Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat Persalinan/Kehamilan/Bayi
change Dan dirawat di kelas II. Hak kelas perawatan Biaya : Rp. 2.753.681 mendapatkan perawatan dikelas 2, dibawah hak kelasnya lebih dari 3 hari, Baru Lahir
pasien di kelas I. berdasarkan kelas perawatan seharusnya ditagihkan sesuai dengan ruang
Diajukan oleh RS : Perawatan dikelas I (satu) kunjungannya disetujui kls 2 perawatan yang diterima oleh pasien.
Biaya : Rp. 3.212.628

56
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
311 Type of room Pasien RITL dengan kasus persalinan secara Diagnosa Utama : O34.2 (Maternal care due Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD- 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder Persalinan/Kehamilan/Bayi
change sectio. Dan dirawat dikelas II (Dua) to uterine scar from previous surgery) X kode O80-O84 digunakan sebagai perihal penyulit nya. Jika diagnosis penyulit Baru Lahir
Diajukan oleh RS : Tindakan : (Other cesarean section of diagnosis sekunder jika ada penyulit menjadi diagnosa utama dan SC menjadi diag
Diagnosa utama : O82.0 (Delivery by elective unspecified type) dalam persalinan, kecuali penyulitnya sekunder, maka hasil grouper akan menjadi
caesarean section) Kelas perawatan yang disetuji dengan kelas II kode O42.0 dan O42.1 maka kode O80- persalinan vaginal maka SC diubah menjadi
Tindakan : (Other cesarean section of unspecified ( Sesuai dengan kelas perawatan yang O84 digunakan sebagai diagnosis dignosa utama.
type) ditempati pasien) Kode ina cbg's : O-6-10-I utama. Kelas perawatan yang disetuji 2. Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat
Dientri kelas perawatan kelas I (Sesuai hak kelas (Prosedur Operasi Pembedahan Caesar dengan kelas II Sesuai dengan kelas dibawah hak kelasnya lebih dari 3 hari,
peserta) Kode ina cbg's : O-6-10-I (Prosedur Ringan) perawatan yang ditempati pasien seharusnya ditagihkan sesuai dengan ruang
Operasi Pembedahan Caesar Ringan) Biaya : Rp. 5.500.348 perawatan yang diterima oleh pasien.
Biaya : Rp. 6.417.072

312 Unnecessary Pasien Tn.S dirawat di dengan diagnosa utama sesuai dengan Kaidah Koding dan Petunjuk Tindakan amputasi tidak ada melakukan Pada kasus ini yang menaikan tagihan adalah Amputasi
treatment S688 - Traumatic amputation of other parts of wrist Teknik Verifikasi yang menjadi diagnosa pengambilan jaringan kulit dari tempat diagnosa septicemia. Untuk prosedur yang
and hand, A419 - Septicaemia dengan tindakan utama adalah S688 - Traumatic amputation of lain. Pemberian koding prosedur yang ditetapkan lebih dari 1 tidak terlalu mempengaruhi
84.01 amputasi dan disarticulation jari, 86,69 graft other parts of wrist and hand dan tindakan harus mengacu kepada kaidah koding tarif INA CBGs. Hendaknya verifikator
kulit lainnya ke situs lain dengan biaya ,84.01 amputasi dan disarticulation jari. yang benar dan bukan menambahkan memastikan diagnosa septikemia kepada DPJP
Rp.17,955,613.- tindakan yang tidak ada dilakukan. dengan lembar konfirmasi.

313 Unnecessary Tindakan CT-Scan,FNAB,dan operasi catarac status pasien di tidak layakkan ataupun di Verifikator melakukan konfirmasi indikasi rawat CT Scan
treatment dilakukan RITL padahal tidak ada indikasi dan jadikan ke RJTL pasien tersebut. Apabila dokter yang merawat
hanya dirawat 1 hari merekomendasikan rawat klaim disetujui.

314 Unnecessary pasien a/n suhartawan tanggal 17/7/2014 berkas dilayakkan Kecendrungan untuk merawatinapkan Rawat inap dilakukan sesuai dengan indikasi CT Scan
treatment disarankan untuk ct-scan , pihak rumah sakit pasien yang hanya melaksanakan CT- medis. Seharusnya CT Scan dapat dilakukan
merawatinapkan pasien Scan pada episode RJTL dan untuk selain CT Scan
kepala, RS mendapatkan top up INA CBG's.
Verifikator melaukan pencatatan untuk dilaporkan
kepada Tim Audit Medis.
315 Unnecessary Pasien dengan keluhan dispepsia dirawat inap Pasien masuk dengan keluhan sakit sedang, Tindakan endoscopy dan tindakan rawat Verifikator melakukan konfirmasi kepada dokter Dispepsia
treatment untuk dilakukan endoscopy los 1 hari, lalu dipulangkan. Pada billing biaya inap hanya dilakukan jika ada indikasi yang merawat untuk mengetahui indikasi rawat
paling besar adalah tindakan endoscopy nya. medis. pasien.

316 Unnecessary Diagnosa Utama : N809 (Endometriosis, karena di rawat inapkan tetap disetujui ri Pengajuan klaim rumah sakit tidak ada Verifikator melakukan konfirmasi indikasi rawat Endometriosis
treatment unspecified) Tindakan : 8192 (Injection of indikasi rawat inap tapi hanya untuk pasien tersebut. Apabila dokter yang merawat
theraupetic substance into joint or ligament) INA- injeksi tapros disinyalir karena harga merekomendasikan rawat klaim disetujui. Kasusu
CBG : W-4-12-I ( Gangguan menstruasi dan obat tapros yang mahal Rp. 1.832.721 tersebut dicatat dan dilaporkan kepada tim audit
sistem reproduksi wanita) Tarif : Rp. 2.351.358 jika dijadikan rawat jalan maka tidak medis.
mencukupi untuk biaya riil RS jadi pasien
dirawat inapkan hanya untuk suntik
tapros
317 Unnecessary REHAB DILAKUKAN BERULANG ULANG TANPA MENOLAK PASIEN YANG TERINDIKASI TERLIHAT DARI KARTU KONTROL Verifikator mengarahkan pasien untuk konsultasi Fisioterapi/Rehabilitasi
treatment EVALUASI YANG BERARTI DARI DOKTER TIDAK MELAKUKAN KONSUL UNTUK REHAB terlebih dahulu kepada DPJP setelah 1 periode Medik
SPESIALIS REHAB KELANJUTAN REHABNYA terapi rehab medik selesai.
318 Unnecessary Pasien RJTL dengan diagnosa gastritis , di entri Hasil verifikasi berkas klaim tidak ditemukan Penelusuran berkas tersebut tidak Untuk kasus ini, apabila tidak ada hasil USG Gastritis/Dispepsia
treatment tindakan USG dan Diagnosa Kolik Abdomen hasil pemeriksaan USG, sehingga adanya bukti pendukung yang kuat dan dikonfirmasikan kepada koder, kemudian
penambahan Diagnosa sekunder Kolik dinyatakan sebagai penambahan disepakati sesuai dengan diagnosa akhir pasien.
Abdomen tidak layak u di jadikan sebagai tindakan saja
Diagnosa sekunder

57
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
319 Unnecessary Pasien masuk dengan diagnosa Hearth Failure. Diagnosautama: I 10.9 (Hearth failure, Pasien mendapatkan terapi dan Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder ttg Jantung
treatment Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa unspecified) Biaya: Rp 5.213.148,- pemeriksaan penunjang untuk hearth diagnosa sekunder DM. Jika pasien menderita
utama: I10.9 I50.9(Hearth failure, unspecified) failure. Tetap iuntuk diagnosis Diabetes DM namun dengan kondisi terkontrol dan tidak
Diagnosa sekunder: E 14.5 (Unspecified diabetes Mellitus hanya mendapatkan kondisi gangren, maka diagnosa sekundernya
mellitus with peripheral circulatory complications) pemeriksaan GDS. Hasilnyapun normal seharusnya E14.9 (DM tanpa komplikasi); Jika
Group CBGs: I-4-12-II ( Kegagalan Jantung dan pasien tidak mendapatkan terapi pasien memang tidak menderita DM maka
Sedang ) Biaya: Rp 7.440.063,- : Biaya real RS Rp untuk DM. Tidak ada billing obat DM verifikator membuat catatan untuk dilaporkan
3.215.315,- yang disertakan di berkas klaim. kepada Tim audit medis.

320 Unnecessary tindakan IVP, CT-scan, dan colonoscopy dirawat- disetujui sebagai rawat jalan berdasarakan penelusuran Rekam Verifikator menyampaikan isi rekam medis Kolonoskopi
treatment inapkan medis, tindakan tersebut dilakukan di kepada koder agar dilakukan koreksi tagihan
poli rawat jalan. menjadi tagihan rawat jalan.
321 Unnecessary Pasien bayi sehat (di resume tertulis diagnosa Bayi sehat tidak dapat diklaim, tagihan jadi Pada kasus ini diagnosa utama seharusnya Neonatal Jaundice
treatment utama NA,SMK) tapi ditagihkan dengan diagnosa satu dengan ibu adalah Jaundice pada Bayi sesuai pada resume.
lain (jaundice/infection) pada BBL (diresume Verifikator melengkapi bukti pelayanan pasien
tertulis sebagai diagnosa sekunder) biaya : untuk terapi jaundice kepada koder.
Rp.2.155.562-Rp.2.384.581
322 Unnecessary PENDERITA TB BERKUNJUNG KE POLI PARU MENEMUI DOKTER POLI PARU DAN TERLIHAT DARI TOOLS RIWAYAT Verifikator memastikan kunjungan konsul pasien Obat
treatment LEBIH DARI DUA KALI DALAM SEBULAN MEMBATALKAN SEP PASIEN YANG PELAYANAN DI APLIKASI apakah ada komplikasi atau penyakit penyerta,
PADAHAL SUDAH MENDAPATKAN JATAH TERINDIKASI DIMINTA DATANG PEMBUATAN SEP apabila tidak ada verifikator melakukan konfirmasi
OBAT KRONIS DARI BPJS KESEHATAN BERULANG ULANG TANPA PENGAMBILAN agar kunjungan tsb tidak ditagihkan (disertai
OBAT lembar konfirmasi).

323 Unnecessary Odontektomi dirawatinapkan, padahal sebelum masih disetujui rawat inap sesuai resume Semua odontektomi dirawatinapkan, Pada kasus ini umumnya odontektomi yang Odontektomi
treatment berlaku tarif INA-CBG's sebelumnya tarif Askes, medis setelah dikomunikasikan dengan dirawat adalah impacted odontektomi. Apabila
cukup di Rawat Jalan Managemen RS, hal tersebut telah di SK manajemen RS telah mengeluarkan SK untuk
kan oleh Kepala Rumah Sakit, rawat inap bagi seluruh kasus odontektomi,
dikarenakan tarif Rawat Jalan tidak verifikator dapat meminta salinan SK tersebut
mencukupi untuk disampaikan kepada atasan (Kanit) dan tim
audit medis.
324 Unnecessary Pasien RITL dengan kasus diagnosa utama J18.0 Pasien RITL dengan kasus diagnosa utama seharusnya kode J01.8 tidak muncul Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder. Paru
treatment bronchopenumonia diagnosa sekunder I10; J18.0 bronchopenumonia diagnosa sekunder karna tidak dikelukan dan diteraphi. Selanjutnya verifikator melakukan pencatatan
essential hypertensi, I51.7; cardiomegali, J01.8; I10; essential hypertensi, I51.7; cardiomegali, Diagnosa ini muncul karna dilakukan foto untuk dilaporkan kepada Tim audit medis.
other acute sinusitis dan kode tindakan 874.4 dan kode tindakan 874.4 routine chest x-ray, sinusitis yang sebenarnya tidak perlu
routine chest x-ray, so described so described dilakukan
325 Unnecessary Pasien RITL dengan keluhan: Batuk ± 1 minggu, Berdasarkan hasil verifikasi disetujui: Sesuai dengan status rekam medis tidak Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder Paru
treatment Panas ± 1 minggu, sesak napas (+) Diagnosa Utama: J18.0 Bronchopneumonia disetujui diagnosa sekunder B50.9 terkait dengan diagnosa Malaria dan Gallstobe
Diagnosa Utama: J18.0 Bronchopneumonia Diagnosa Sekunder : - Plasmodium Falciparum Malaria, illeus. Verifikator melakukan pencatatan kasus ini
Diagnosa Sekunder : B50.9 Plasmodium Unspecified dikarenakan hasil untuk dilaporkan kepada Tim Audit Medis
Falciparum Malaria, Unspecified, K56.3 Gallstone pemeriksaan lab DDR (-) dan tidak
Ileus adanya data pendukung lainnya untuk
penegakkan diagnosa K56.3 Gallstone
Ileus.

58
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
326 Unnecessary Pasien Tn.A dirawat dengan diagnosa T303 - Burn Sesuai dengan Kaidah koding dan Petunjuk Tindakan amputasi tidak ada melakukan Untuk diagnosa Burn of Third Degree memang Penanganan Luka
treatment of third degree, body region unspecified, M245 - Teknis Verifikasi yang menjadi diagnosa pengambilan jaringan kulit dari tempat dimungkinkan dilakukan Graft kulit seperti pada
Contracture of joint dengan tindakan 86,22 utama adalah T303 - Burn of third degree, lain. Pemberian koding prosedur yang koding RS, sepanjang pada laporan operasi
Excisional debridement luka, infeksi atau body region unspecified, M245 - Contracture harus mengacu kepada kaidah koding memang dilakukan. Verifikator dapat memastikan
membakar, 86,69 graft kulit lainnya ke situs lain, of joint dan yang menjadi prosedur utama yang benar dan bukan menambahkan kembali tindakan tersebut dari laporan operasi
80,4 pembagian kapsul sendi dengan biaya 86,22 Excisional debridement luka, infeksi tindakan yang tidak ada dilakukan. dan konfirmasi DPJP. Pada kasus ini tarif yang
Rp.21.678.658,- atau membakar, 83,74 reattachement otot mendukung peningkatan biaya adalah graft kulit.

327 Unnecessary RAWAT LUKA POST OP DILAKUKAN MELIHAT STATUS REKAM MEDIK APAKAH TERLIHAT DARI TOOLS RIWAYAT Verifikator MELIHAT STATUS REKAM MEDIK Penanganan Luka
treatment BERULANG ULANG DI POLI BEDAH MELEBIHI RAWAT LUKA ITU BENAR BENAR PELAYANAN DI APLIKASI APAKAH RAWAT LUKA ITU BENAR BENAR
STANDAR (DALAM SEBULAN 8 KALI) DILAKUKAN DAN DIBUTUHKAN OLEH PEMBUATAN SEP DILAKUKAN DAN DIBUTUHKAN OLEH PASIEN
PASIEN DITINJAU DARI KEADAAN LUKA DITINJAU DARI KEADAAN LUKA POST OP-NYA
POST OP-NYA (ADA KOMPLIKASI ATAU (ADA KOMPLIKASI ATAU TIDAK)
TIDAK)
328 Unnecessary Pasien RJTL dengan diagnosa infeksi bekas luka Pasien yang datang ke poli hanya untuk ganti Dengan melihat riwayat pelayanan Verifikator meminta konfirmasi hasil pemeriksaan Persalinan/Kehamilan/Bayi
treatment operasi SC dilakukan pemeriksaan penunjang perban seharusnya dilakukan di faskes pasien pada aplikasi SEP dan berkas USG dari setiap kunjungan kepada koder. Apabila Baru Lahir
USG dan ganti perban di poli. Selang dua hari tingkat 1. klaim. terdapat catatan dan atau hasil pemeriksaan
pasien datang hanya untuk ganti perban. Namun USG, klaim disetujui.
RS menginput prosedur USG tanpa indikasi
(pasien datang ke poli selang dua atau tiga hari
selama lima kali dengan prosedur yang sama).

329 Unnecessary Bayi baru lahir dari persalianan normal dengan Telah dilakukan customer visite, bayi tersebut Bayi dalam kondisi sehat dengan melihat 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder. Persalinan/Kehamilan/Bayi
treatment PB/BB = 47 cm/3000 gram, bayi lahir langsung tidak diberikan terapi (oksigen dan obat-obat kondisi klinis yaitu pergerakan bayi aktif, 2. Coder melakukan konfirmasi kepada DPJP Baru Lahir
menangis, Apgar Score = 8/9 menit, Diagnosa yang lain) dan dirawat selama 1 hari ASI on demand, serta tidak diberikan 3. Verifkator mencatat kasus ini untuk dilaporkan
utama : P28.2 Cyanotic attacks of newborn terapi. kepada Tim Audit Medis
Diagnosa sekunder : P21.9 Birth asphyxia,
unspecified; P02.7 Fetus and newborn affected by
chorioamnionitis Group CBGs: J-4-21-III GEJALA,
TANDA DAN DIAGNOSIS SISTEM
PERNAFASAN LAIN-LAIN (BERAT) Biaya Rp.
4.607.347,00
330 Unnecessary Pasien an Hendrikus Keo (0000151200988) Biaya yang telah diabayarkan Rp. 323.810,- Verifikator Melakukan croschek dengan 1. Diagnosa utama adalah diagnosa yang Rheumatoid/Arthritis
treatment dilakukan pemeriksaan yang mengarah pada catatan medis pasien. Penegakkan menghabiskan sumber daya paling banyak
penyakit asam urat, namun dalam penegakkan diagnosa tanpa memperhatikan hasil 2. Jika penyakit yang menghabiskan resources
diagnosa bukan merupakan diagnosa asam urat pemeriksaan penunjang. Diagnosa terbanyak adalah penyakit yang terdahulu maka
melainkan diagnosa penyakit terdahulunya utama yang menggunakan banyak code diagnosa utama adalah Z85 - Z88
(riwayat penyakit) sumber daya. 3. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
dan diharapkan coder dapat melakukan
konfirmasi ulang kepada DPJP

331 Unnecessary Tindakan transfusi darah dilakukan untuk diagnosa anemia di hapuskhan atau tidak di Klaim disetujui karena sudah dilakukan transfusi. Transfusi Darah
treatment menegakkan diagnosa anemia,namun berdasar tagihkan Namun verifikator mencatat untuk didiskusikan
khan hasil lab HB nya normal kepada tim audit medis.
332 Unnecessary Pasien Rawat Inap dengan diagnosA Limpoma, Pada kasus ini, pasien hanya cukup dilakukan Setelah dilakukan costumer visit, pasien Verifikator melakukan konfirmasi kepada Tumor/Kanker
treatment dilakukan tindakan pembedahan : radical exsisi tindakan pembedahan radical exsisi saja. hanya dilakukan limpoma coder/manajemen RS sesuai dengan hasil
dan skin graft customer visit. Verifiaktor dapat melakukan
pengecekan pada laporan operasi. Kasus dibayar
sesuai dengan tindakan yang dilakukan.

59
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
333 Unnecessary Pasien masuk RITL. Diagnosa Utama D332 Berdasarkan kondisi pasien dan rujukan Berdasarkan rujukan pasien dan kondisi Verifikator mensosialisasikan tentang rujukan Tumor/Kanker
treatment (Benign neoplasm of brain, unspecified) Prosedur: pasien hanya memerlukan CT scan tanpa saat pengurusan jaminan parsial. Ketentuan sesuai dengan Pemenkes 28
8703 (Computerized axial tomography of head) RITL tahun 2014

334 UPCODING Pasien a/n Saharudin, NOKA : 0000150865187 Pasien menjalani perawatan di UGD kurang Pasien MRS melalui UGD dan menjalani Verifikasi sesuai dengan Permenkes 27 Tahun Akomodasi
MRS melalui UGD pada tgl 23/07/2014; pasien dari 6 jam, tidak bisa dihitung sebagai tagihan perawatan di UGD kurang dari 6 jam, 2014 terkait dengan definisi episode.
pasien menjalani perawatan di UGD selama RITL. Maka pada proses verifikasi klaim ini namun pihak RS menagihkan dengan
kurang dari 6 jam dan pulang pada hari yang tidak dilayakkan. tarif RITL. Hal ini tidak bisa disetujui
sama ; No SEP 2407R00107140001600. karena tidak sesuai dengan ketentuan
Ditagihkan oleh pihak RS dengan biaya RITL. (Buku Petunjuk Teknis Verifikasi Klaim
BPJS Kesehatan)

335 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus CRF. Diajukan Sesuai kaidah koding Cek Resume Medis Pasien tidak Verifikator melakukan klarifikasi kepada coder, Anemia
RS sbb: Diagnosa Utama : N180 (End -Stage rnal dilakukan pemeriksaan lab/ bukti coder melakukan konfirmasi kepada DJP
disease) diagnosa sekunder : anemia Diagnosa sekunder: Diagnosa Anemia pendukung tidak ada menggunakan lembar konfirmasi. Dalam hal tetap
Tindakan : 3927 (Arteriovenostomy for renal dibuktikan dengan hasil Pemeriksaan lab terjadi dispute, maka verifikator tetap menyetujui
dialysis) Biaya untuk kls III Rp.12.498.845 Biaya kasus ini. Selanjutnya verifikator membuat
untuk Kls II Rp.14.998.614 catatan dan dokumentasi ketidaksesuaian antara
diagnosa sekunder dengan resume medis.
Catatan ini diajukan kepada Tim Audit Medis.

336 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus Anemia Sesuai kaidah koding Diagnosa utama: D Pasien masuk dengan keluhan anemia. Kode utama C11.9 sudah sesuai. Namun apabila Anemia
dengan riwayat cancer nasopharynx. Diajukan 64.9 (Anemia)Diagnosa sekunder: C11.9 Sedangkanuntuk diagnose kanker kondisi pasien benar anemia pada kasus kanker,
oleh RS sebagai berikut: Diagnosautama: C11.9 (Malignant neoplasm of nasopharynx, nasopharynx sudah ditegakkan sebelum maka anemianya dikoding D63.0 sebagai
(Malignant neoplasm of nasopharynx, unspecified) unspecified)Tindakan : 99.04 (Tranfusion of episode rawat ini (tanggal 20 Februari diagnosa sekunder.
Diagnosasekunder: D 64.9 (Anemia) Tindakan : packed cells) Biaya: Rp 4.753.878,- 2014). Dibuktikan dengan tidak adanya
99.04 (Tranfusion of packed cells)Group CBGs: U- pemeriksaan penunjang untuk kanker.
4-10-II (Tumor kerongkongan, mulut, hidung dan Jadi kanker disini adalah sebagai riwayat
telinga sedang ) Biaya: Rp 11.291.276,- : Biaya penyakit terdahulu dan tidak layak untuk
real RS Rp 1.310.820,- menjadi diagnose utama.

337 UPCODING Pasien RITL dengan kasus ITP, Anemia gravis, Diagnosa Utama : D69.3 (idiopathic Diagnosa anemia tidak disetuji karena 1. Secara kaidah ID 10, tidak ada atauran yang Anemia
Malaria. Diajukan oleh RS : thrombocytopenic purpura) anemia tidak terspesifikasi, bisa terjadi melarang penambahan anemia pada kasus ITP
Diagnosa Utama : D69.3 (idiopathic Diagnsoa Sekunder : B50 (Plasmodium akibat ITP. Hasil pemeriksaan Hb 2. Pada kasus ini, melihat hasil HB normal, maka
thrombocytopenic purpura)Diagnsoa Sekunder : falciparum, unspecified) menunjukkan hasil masih dalam nilai verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP
D64.9 (Anemia, unspecified), B50 (Plasmodium Tindakan : 99.18 (Injection or infusion of normal. dan coder. HB normal tidak menunjukkan kondisi
falciparum, unspecified) electrolytes), 99.21 (Injection of antibiotic), anemia.
Tindakan : 99.18 (Injection or infusion of 99.04 (Transpusion of packed cells), 90.59
electrolytes), 99.21 (Injection of antibiotic), 99.04 (Other microscopic examination of blood,
(Transpusion of packed cells), 90.59 (Other 87.44 (Routine chest x-ray, so described),
microscopic examination of blood, 87.44 (Routine 87.24 (Other x-ray of lumbosacral spine) Kode
chest x-ray, so described), 87.24 (Other x-ray of ina cbg's : D-4-11-II (Gangguan Pembekuan
lumbosacral spine) Kode ina cbg's : D-4-11-II Darah Sedang)
(Gangguan Pembekuan Darah Sedang) Biaya : Rp. 5.094.124
Biaya : Rp. 5.094.124

60
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
338 UPCODING Pasien Masuk poli bedah dengan K/U dengan dx dx utama : K351 (Acute appendicitis with Diagnosa seharusnya K351, karena ada Jika diresume medis atau di penunjang lainnya ( Appendik
susp APP rencana oprasi hari jumat tgl 27/6/2014 peritoneal abscess) prosedur : pus 15cc saat di lakukan Operasi, misal : foto appendik) tertera ada perlengketan di
DX UTAMA : K351 (Acute appendicitis with 54.11(Exploratory laparotomy) kode inacbgs : Diagnosa Sekundernya tidak perlu di intestinal maka diagnosa K565 (Other and
peritoneal abscess) K-1-40-I (Prosedur Sistem pencernaan lain- entri karena sudah di inclued dengan unspecified intestinal obstruction) sesuai.
dx skunder K565 (Other and unspecified intestinal lain ringan ) Biaya : Rp 8.043.107 diangnosa utamanya Prosedur 54.11
obstruction) (Explorasi Laparatomy ) Kode Inacbgs K-
tindakan 1: 5411 (Exploratory laparotomy) 1-40-I (Prosedur Sistem pencernaan lain-
tindakan 2 : 5459(Other lysis of peritoneal lain ringan )
339 UPCODING adhesions)
Pasien RITL masuk dengan appendicitis akut Melakukan konfirmasi ke koder bahwa kode Pada laporan operasi dialkukan tindakan Verifikator melihat pada laporan operasi dan Appendik
tanpa gejala penyulit dan komplikasi dan yang sesuai untuk tindakannya adalah 47.09 appendectomy resume medis
kemudian dilakukan operasi appendectomy (Other appendectomy). Biaya 2.880.804
ditagihkan dengan tindakan 45.79 (other partial
excision of large intestine). Biaya Rp.13.219.681

340 UPCODING Pasien dengan diagnosa Appendicitis acute Untuk kasus appendik acute dilakukan Seharusnya untuk kasus appendik acute 1. Verifikator memeriksa kembali pada resume Appendik
dilakukan tindakan Appendiktomi dan di laporan tindakan apendektomy. Biaya Rp 3.183.760 tidak disertakan prosedure peritoneal medis apakah ada indikasi dilakukan lysis of
operasi dengan prosedur di entrykan other lysis of adhesion yang membuat biaya lebih peritoneal adhesion, jika tidak ada maka tidak
peritoneal adhesion tinggi dikode
2. Untuk kasus ini tidak sinkro antara diagnosa
dengan prosedur
3. kode yang tepat untuk tindakan Appendictomy
adalah 47.09
341 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus appendiksitis Sesuai kaidah koding Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD- Analisa kasus sudah tepat apabila memang kode Appendik
akut + gastritis. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: K35.9 (acute appendicitis 10 Tindakan/Prosedur seharusnya K35.9 digunakan sebagai diagnosis primer jika
Diagnosa utama: K29.7 gastritis unspecified unspecified) relevan dengan diagnosis utama. kode ada tindakan 47.09
Diagnosa sekunder: K359 acute appendicitis Diagnosa sekunder: K29.7 gastritis K35.9 digunakan sebagai diagnosis
unspecified unspecified primer jika ada tindakan 47.09
Tindakan : 88.76 (diagnostic ultrasound of Tindakan : 47.09 (other appendectomy).
abdomen and retroperitoneum). 47.09 (other 88.76 (diagnostic ultrasound of abdomen and
appendectomy ) retroperitoneum).
Group CBGs: K-1-13-II prosedur appendik sedang Group CBGs: K-1-13-I prosedur appendik
Biaya Rp 6.050.999 ringan
Biaya: Rp 3.446.777

342 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus Appendicitis Sesuai kaidah koding Diagnosa Utama : Sesuai kaidah koding ICD 10 kode 1. Sesuai kaidah koding ICD 10 kode K65.0 Appendik
akut dengan diagnosa komplikasi peritonitis diffus. K35.1 Acute appendicitis with peritoneal K65.0 acute peritonitis dipergunakan acute peritonitis dipergunakan untuk kasus
Diajukan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa abscess, Diagnosa sekunder: K35.0 Acute untuk kasus peritonitis akut tetapi tidak peritonitis akut tetapi tidak dapat dipergunakan
Utama : K35.1 Acute appendicitis with peritoneal appendicitis with generalized peritonitis. dapat dipergunakan untuk peritonitis untuk peritonitis dengan atau diikuti oleh
abscess. Diagnosa sekunder: K65.0 Acute Tindakan: Tindakan: 54.19 Other laparotomy. dengan atau diikuti oleh appendicitis appendicitis
peritonitis,. Tindakan: 54.19 Other laparotomy. Group CBGs : K-1-40-I PROSEDUR SISTEM 2. kode untuk kasus appendicitis peritonitis cukup
Group CBGs :K-1-40-III PROSEDUR SISTEM PENCERNAAN LAIN-LAIN (RINGAN). biaya K35.0
PENCERNAAN LAIN-LAIN (BERAT). Biaya Rp Rp 6.987.907,00
14.211.748,00

61
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
343 UPCODING Pasien RITL masuk dengan kasus Appendicitis Sesuai kaidah koding dan hasil Verifikasi Pasien dengan diagnosa 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder, Appendik
Akut, namun ditagihkan oleh Pihak RS sebagai pada Rekam Medis Apendiksitis+Peritonitis tindakan memastikan apakah ada kondisi peritonitis
Appendicitis + Peritonitis dengan rincian sebagai Diagnosa utama: K35.0 Acute operasinya Laparatomy Explorasi, jika 2. Jika memang ada kondisi peritonitis maka bisa
berikut : Diagnosa utama: K35.0 Acute Appendicitis,Unspesified hanya diagnosa Apedeksitis Akut maka ditambahkan tindakan laparatomy eksplorasi jika
Appendicitis with generalized peritonitis Tindakan : 47.09 Other Appendektomy tindakannya adalah Apendektomi tanpa memang dilakukan.
Tindakan : 54.11 Exploratory Laparotomy Group CBGs: K-1-13-I Prosedur Appendik Laparatomi.
Group CBGs: K-1-40-I Prosedur Sistem Ringan
Pencernaan Lain-lain Ringan Biaya: Rp 3.183.760
Biaya Rp 6.627.467

344 UPCODING Pasien bayi dengan kasus asfiksia yang diajukan diagnosa P02.7 tidak bisa ditagihkan, Permenkes 27/2014 : Untuk bayi lahir 1. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP Asfiksia
oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: asfiksia sebelum muncul permenkes, RS tidak mau dipengaruhi oleh faktor ibunya yaitu melalui lembar konfirmasi dan melihat pada
sedang (P21.1) Diagnosa sekunder: newborn merubah karena dari aturan NCC komplikasi saat hamil dan melahirkan resume medis apakah memang benar tertera
affected by chorioamnioniti (P02.7) . CBG P-8-08- memperbolehkan. Jika diagnosa P02.7 tidak dapat digunakan kode P00-P04 tetapi diagnosa sekunder newborn affected by
III Rp 7.294.521,- dientrykan, maka P-8-08-I Rp 3.174.848 yang dapat diklaimkan hanya yang chorioamnioniti
menggunakan kode P03.0 – P03.6 2. Pada kasus ini, kode P02.7 bisa digunakan
sebagai diagnosa sekunder karena bayi ada
kelainan
345 UPCODING Pasien datang post KLL dengan CKS dengan Sesuai kaidah koding, diagnosa utama : Sesuai kaidah koding, diagnosa utama : berdasarkan hasil CT scan maka kodefikasi yang CT Scan
keluhan sakit kepala dan pusing (berputar), hasil Intracranial haemoragie (I629) dengan kasus Intracranial haemoragie (I629) dengan tepat adalah
pemeriksaan CT Scan ditemukan perdarahan sekunder : S098 (Other spesifiec injuri of kasus sekunder : S098 (Other spesifiec DU : S06.4 ( Epidural haemorage)
pidural temporal sinistra dan perdarahan head) dan kode H814 merupakan gejala injuri of head) dan kode H814 menurut ICD 10, kode untuk Traumatic
intracerebral lobus frontalis serta odema cerebri. sympomatis dengan kasus post KLL merupakan gejala sympomatis dengan Intracranial Haemoragre adalah S06
Diagnosa utama : Vertigo of central origin (H814). sehingga tidak dikoding. Biaya : 2.805.498 kasus post KLL sehingga tidak dikoding.
Diagnosa sekunder : Other specified injuries of
head (S089), intracranial haemoragie (I629). Biaya
: Rp. 3.576.981

346 UPCODING Pasien RITL dengan diagnosa yang tertulis pada Diagnosa utama tidak signifikan dibandingkan Pasien masuk dengan gejala nyeri ulu 1. Penentuan diagnosa didasarkan pada Dengue Hemorrhagic
resume medis dyspepsia + DHF, diajukan oleh diagnosa sekundernya, sesuai kaidah koding hati, demam, gusi berdarah, nilai diagnosa yang tertera di resume medis Fever
pihak RS : D. utama dyspepsia (K30), d. sekunder d. utama DHF (A91), d. sekunder Dyspepsia trombosit dibawah normal (5000),LOS 2 2. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP
Dengue Haemorrhage fever (A91). Group CBGs : (K30). Group CBGs : A-4-13-I dengan tarif hari pasien dirujuk untuk mendapatkan terkait diagnosa yang menyerap sumber daya
K-4-18-III, Diagnosis sistem Pencernaan lain-lain 2.744.624. Pihak RS sudah melakukan transfusi (salah satu kriteria penetapan terbesar
(berat), tarif 7.224.796 konfirmasi kepada dokter penanggung jawab diagnosa utama adalah yg paling banyak
akan tetapi dokter tetap mengacu pada menggunakan sumber daya). Selain itu
dyspepsia sbg diagnosa utama. dengan kasus yg sama, pasien yg
berbeda, LOS 2 hari pasien pulang
dinyatakan sembuh

347 UPCODING - diare+vol depletion+DHF thypoid fever+DHF : sl Tergantung hasil penelusuran Rekam Medis, Melakukan koorodinasi dan konfirmasi 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP Dengue Hemorrhagic
3, sering hanya demam dan mual saja sudah jika tidak ada data pendukung Tiphoid Fever dengan manajemen RS dan dokter terkait dengan diagnosa DHF thypoid dan melihat Fever
disebut Tiphoid Fever tanpa hasil lab/ pemeriksaan atau DHF, maka tidak perlu dikoding sebagai penanggung jawab agar DS yang kembali pada rekam medis apakah diagnosa
penunjang. DS dimasukkan didikung dengan data/ tersebut tercantum, jika tercantum maka bisa
pemeriksaan penunjang yang dilakukan. dimasukan kodenya.
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP
terkait dengan diagnosa yang menyerap sumber
daya banyak, maka diagnosa tersebut yang
dijadikan diagnosa utama.
3. Diagnosa akhir ditegakkan pada akhir
perawatan pasien

62
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
348 UPCODING - DHF+HHD langsung meningkat tajam levelnya Tergantung hasil penelusuran Rekam Medis, Potensi kerugian dapat meningkatkan Pada kasus ini diagnosa HHD dikode I11.9 Dengue Hemorrhagic
jika tidak ada data pendukung baik severity dan peningkatan biaya untuk sebagai diagnosa sekunder tidak meningkatkan Fever
pemeriksaan maupun terapi, maka DS HHD setiap kasus hingga 1 juta. Untuk severity level.
tidak perlu dikoding peberian diagnosa harusnya ada
pemeriksaan lebih lanjut dan diikuti
dengan pemberian terapinya
349 UPCODING 9. Kasus RITL dgn kasus typhoid (A01.0) dan Apabila pasien masuk RS dengan gejala lebih Diagnosa utama adalah diagnosa yang tertera Dengue Hemorrhagic
komplikasi DHF (A91)/diare(A09)/trombositopeni mengarah DHF seharusnya DHF yang pada resume medis dan menghabiskan sumber Fever
oleh RS dx primer typhoid sehingga meningkatkan menjadi diagnosa utama dan Thypoid daya terbesar
derajat keparahan saverity lavel III Group CBGs: A- menjadi diagnosa sekunder. Group CBGs A-4-
4-14-III..5.724.394 13-III..3.965.361

350 UPCODING Pasien masuk RITL dengan vomitus mepunyai sesuai kaidah koding Sesuai kaidah koding untuk tindakan Merujuk pada ICD 10 maka , verifikasi sudah Diabetes Melitus
rawayat DM dan Efusi Fleura diajukan Rs sbb: Diagnosa utama : J90 (Pleura effusion, not /Prosedur seharusmnya relevan dengan benar namun diagnosa sekundernya adalah
Dignosa utama : E116 (Non-Insulin-dependent- elsewhere classified) diagnosa sekunder : diagnosa utama E14.9 karena tidak disebutkan secara spesifik DM
melitus with other spesified complications) E116 Tindakan : 3393 (puncture of lung) tipe apa.
Diganosa sekunder : J90 (pleura Effusion,not
elsewhewr claasified) Tindakan : 3393 (puncture of
lung) Biaya Rp.41.881.755

351 UPCODING Pasien masuk dengan sesak 2 hari, DM dan TB. Sesuai kaidah coding diagnosa I259 Chronic sesuai resume medis pasien diagnosa 1. Merujuk pada hasil resume medis , maka Diabetes Melitus
Diagnosa yang diajukan RS : ischaemic heart disease Grup INACBG I-4-16- akhir CAD dengan hasil EKG iskemik diagnosa akhir adalah CAD (I25.1
DU :I219 acute myocardial infraction. I Atherosklerosis ringan. Biaya Rp 2,352,566 anterior Atheroscelerotic Heart Disease termasuk
DS : E149 unspec diabetes melitus without coronary (artery) : Atheroma, Atherosclerosis,
complications disease, sclerosis)
B909 Sequele of respiratory and unspec TB, TB paru kecuali dinyatakan lain dikoding dengan
Biaya RP 4.407.824 A16.2 dan DM (E14.9)
2. untuk penetapan I21.9 acute myocardial
infraction harus ditelusuri dasar penetapannya.

352 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus Diajukan oleh Sesuai kaidah koding Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD- 1. dilihat kembali apakah pasien adalah pasien Diabetes Melitus
RS sebagai berikut: Diagnosa utama: E112 Non.Insulin- 10 kode E112 digunakan sebagai DM IDDM atau NIDDM
Diagnosa utama: E102 Insulin -dependent dependent melitus with renal complication diagnosis utama ,harena sudah jadi satu 2. jika pasien terbukti IDDM maka koding menjadi
diabetes melitus with renal complication+B1 diagnosa yang sama dengan E102 dan E10.9
Diagnosa sekunder: N189 (Chronic Renal Failure) Biaya: Rp 2.617.779 N189 3. diagnosa sekundernya adalah N18.9

353 UPCODING Pasien datang dengan hiperglikemia dengan gds Seuai aturan koding pengkodean dirubah Seuai aturan koding pengkodean 1. Dilihat kembali pada diagnosa mana yang Diabetes Melitus
312 grDl. Dengan koplikasi selama perawatan HT, dengan diagnosa utama : DM Komlikasi dirubah dengan diagnosa utama : DM menyerap banyak sumber daya selama episode
ISPA, Arhritis, GE dan mendapatkan terapi injeksi (E138), dengan diagnosa sekunder HT (I10), Komlikasi (E138), dengan diagnosa perawatan.
insulin. Pada kasus ini diberlakukan pengkodean ISPA (J00), Artritis (M1399), dan GE (A09) sekunder HT (I10), ISPA (J00), Artritis
diagnosa utama I10 (Hipertensi) dengan sekunder dengan prosedur injeksi insulin (9917). Biaya : (M1399), dan GE (A09) dengan
E138 (DM Komplikasi), Vertigo (H814), Ispa (J00), 2.744.529,- prosedur injeksi insulin (9917)
Arthritis (M1399) dan GE (A09) dengan kode
prosedur injeksi insulin ( 9917). Biaya yang timbul
6.096.614,-

354 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus Gangren Seharusnya kode bisa disatukan menjadi Non- Sesuai PerMenKes No.27 dan Kaidah 1. Analisa kasus verifikator sudah sesuai , apabila Diabetes Melitus
diabeticum ditagihkan oleh RS dengan kode : insulin-dependent diabetes mellitus with Koding,termaksud dalam kode creep ada 2/ 3 kondisi yang berhubungan bisa dijadikan
Diabetes melitus type II dengan komplikasi lain peripheral circulatory complications (E11.5) seharusnya dikode mejadi satu satu
(E11.6) sebagai diagnosa utama dan Gangren dengan tarif Rp 5.552.325,00 2. pada kasus ini kode yang tepat adalah IE11.5
(R02) sebagai diagnosa sekunder dengan tarif Rp.
6.000.438

63
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
355 UPCODING Pasien dengan diagnosa Gangrene dan DM Seharusnya kode bisa disatukan menjadi Non- Sesuai PerMenKes No.27 dan Kaidah 1. Analisa kasus verifikator sudah sesuai , apabila Diabetes Melitus
ditagihkan dengan kode R02 (Gangrene, not insulin-dependent diabetes mellitus with Koding,termaksud dalam kode creep ada 2/ 3 kondisi yang berhubungan bisa dijadikan
elsewhere classified) sebagai diagnosa utama dan peripheral circulatory complications (E11.5) seharusnya dikode mejadi satu satu
E11.8 (Non-insulin-dependent diabetes mellitus dengan tarif Rp 3.104.245 2. pada kasus ini kode yang tepat adalah IE11.5
With unspecified complications) sebagai diagnosa
kedua dengan tarif Rp. 4.449.092

356 UPCODING pasien DM dengan ulkus dikoding Du : DM dan Ds Sesuai kaidah koding DM dengan Ulkus jika hanya dikoding E14.5 tarif INA- Pada kasus ini verifikasi sudah tepat, bahwa Diabetes Melitus
: ulcer seharusnya cukup 1 kode DM dengan poin hanya E14.5 CBGs keluar Rp.4,345,943 untuk diagnosa DM dengan komplikasi ulcer
5 misal Du : E14.5 ; DS:L97 tarif INA-CBGs dikode dengan E14.5
Rp.6,228,729
357 UPCODING Pasien RITL dengan kasus DM gangrene. Sesuai hasil penelusuran setelah dilakukan Membandingkan hasil lab sebelum dan Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP Diabetes Melitus
Diajukan RS sebagai berikut: DU: E11.5 DS: amputasi, tanda tanda untuk sepsis (terutama setelah dilakukan amputasi mengalami terkait kondisi sepsis berdasarkan hasil
A41.9 Tindakan: 84.15 Group CBGs: M-1-02-III hasil lab leukosit) membaik. Infeksi perbedaan. Bukan sebagai sepsis tetapi laboraorium , apakah mengarah ke sepsis atau
Prosedur amputasi berat Biaya Rp. 29.330.807 dikarenakan adanya gangrene. DU: E11.5 infeksi. hanya infeksi
DS: A49.9 Tindakan: 84.15 Group CBGs: M-1-
02-I Prosedur amputasi ringan Biaya Rp.
12.739.171

358 UPCODING Pasien RITL dengan kasus Kesadaran menurun, Diagnosa Utama : R40.2 (Coma, unspecified) Kode E16.2 tidak disetujui karena hasil 1. Kode R40.2 (coma) tidak bisa digunakan Diabetes Melitus
Hypoglycaemia ec DM tipe II, Electrolyte Diagnosa Sekunder : E87.8 (Other disorder lab tidak mendukung untuk didiagnosa terpisah jika pasien menderita DM tipe II.
imbalance ec hypokalemia, NHS Thrid Attack. of electrolyte and fluid balance, not elsewhere Hypogclycemia Seharusnya kodenya adalah E11.0 sebagai
Diajukan Oleh RS : classified), I64 (Stroke, not specified as diagnosa utama.
Diagnosa Utama : R40.2 (Coma, unspecified) haemorrhage or infarction), E11.9 (Non- 2. Jika DM dengan hipoglikemia, maka kodenya
Diagnosa Sekunder : E16.2 (Hypoglicaemia, insulin-dependent diabetes mellitus whitout tetap E11.0 sebagai diagnosa utama
unspecified), E87.8 (Other disorder of electrolyte complications)
and fluid balance, not elsewhere classified), I64
(Stroke, not specified as haemorrhage or
infarction), E11.9 (Non-insulin-dependent diabetes
mellitus whitout complications)

359 UPCODING Pasien anak masuk RITL dengan diagnosa keluar Verifikator konfirmasi dengan coder dan Untuk diagnosa sekunder diberikan 1. Malnutrisi atau kurang gizi harus ditentukan Diare
diare. Oleh RS coding dengan code diare + kurang dokter yang merawat dan ditagihkan sesuai kurang gizi tetapi tidak ada keterangan sesuai dengan standar atau kriteria malnutrisi
gizi tagihan RS dari ahli gizi dan terapi dari ahli gizi yang ditetapkan oleh RS dan kondisi ini harus
sehingga diagnosa sekunder (kurang dicantumkan di dalam resume medis
gizi) menaikan tarif (menjadi SL 3)

360 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus Dyspepsia. Sesuai kaidah koding Sesuai kaidah koding dalam menetukan Agar verifikator melakukan konfirmasi kepada Dispepsia
Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa Diagnosa Utama: B51.9 Plasmodium vivax diagnosa utama adalah diagnosa yang Coder, memastikan kembali resources RS yang
utama: K30 Dyspepsia . Diagnosa sekunder: malaria without complication. . Diagnosa paling banyak menggunakan sumber digunakan paling banyak. Diagnosa utama
B51.9 Plasmodium vivax malaria without sekunder: K30 Dyspepsia. Group CBGs: A-4- daya atau hari rawatan paling lama. disepakati sebagai diagnosa yang paling banyak
complication. Tindakan :99.18 Injection or infusion 14-I PENYAKIT INFEKSI BAKTERI DAN menghabiskan resources.
of electrolytes. Group CBGs: K-4-18-II PARASIT LAIN-LAIN RINGAN) Biaya: Rp.
DIAGNOSIS SISTEM PENCERNAAN LAIN-LAIN 4.024.087
(SEDANG) biaya: Rp 6.047.172

64
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
361 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus Dyspepsia. Sesuai kaidah koding Sesuai kaidah koding dalam menetukan Agar verifikator melakukan konfirmasi kepada Dispepsia
Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa Diagnosa Utama: B51.9 Plasmodium vivax diagnosa utama adalah diagnosa yang Coder, memastikan kembali resources RS yang
utama: K30 Dyspepsia . Diagnosa sekunder: malaria without complication. . Diagnosa paling banyak menggunakan sumber digunakan paling banyak. Diagnosa utama
B51.9 Plasmodium vivax malaria without sekunder: K30 Dyspepsia. Group CBGs: A-4- daya atau hari rawatan paling lama. disepakati sebagai diagnosa yang paling banyak
complication. Tindakan :99.18 Injection or infusion 14-I PENYAKIT INFEKSI BAKTERI DAN menghabiskan resources.
of electrolytes. Group CBGs: K-4-18-II PARASIT LAIN-LAIN RINGAN) Biaya: Rp.
DIAGNOSIS SISTEM PENCERNAAN LAIN-LAIN 4.024.087
(SEDANG) biaya: Rp 6.047.172

362 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus Diajukan oleh Gejala Dyspepsia sudah menjadi dengan melihat MR pasien dan Hepatomegaly merupakan gejala sehingga tidak Dispepsia
RS sebagai berikut: Diagnosa Utama K30 patofisiologis dari diagnosa Hepatomegaly kronologis pasien sesuai SPM bisa dijadikan sebagai diagnosa utama kalo ada
Dyspepsia dan Diagnosa Sekunder: R160 diagnosa lain yang lebih tepat(pada ICD 10 gejala
Hepatomegaly masuk dalam kelompok kodefikasi R)

363 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus dyspepsia. Sesuai kaidah koding Sesuai kaidah koding 1. Untuk kriteria pasien dengan kondisi malnutrisi Dispepsia
Diajukan oleh oleh RS sbb: Diagnosa utama: Diagnosa Utama: K92.0 Haenatenesis. Apabila ada dua kondisi atau kondisi berat dilihat pada kriteria klinis malnutrisi.
K92.0 Haematemesis. Diagnosa sekunder: D64.9 Diagnosa sekunder: E12.8 Malnutrition- utama dan sekunder yang berkaitan 2. untuk penegakan diagnosa Malnutrition-related
Anaemia, unspecified, K30 Dyspepsia, E11.9 Non- related diabetes mellitus with unspecified dapat digambarkan dengan satu kode. diabetes mellitus with unspecified complications
insulin-dependent diabetes mellitus without complications. Group CBGs: K-4-18-II adalah kewenangan DPJP
complications, E43 Unspecified severe protein- DIAGNOSIS SISTEM PENCERNAAN LAIN-
energy malnutrition.Group CBGs: K-4-18-III LAIN (SEDANG) Biaya: Rp. 6.047.172
DIAGNOSIS SISTEM PENCERNAAN LAIN-LAIN
(BERAT), Biaya: Rp. 7.418.126

364 UPCODING Pasien masuk RITL dengan keluhan panas dingin Sesuai kaidah koding Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD- Verifikator memastikan kembali pada kepada Dispepsia
menggigil, pusing, demam, riwayat malaria. Diagnosa utama: B51.9 Plasmodium Vivax 10 kode K30 digunakan sebagai DPJP, diagnosa manakah yang menyerap lebih
Diajukan oleh RS sebagai berikut: Malaria Without Complication. Diagnosa diagnosis sekunder , dan Malaria banyak sumber daya
Diagnosa utama: K30 Dyspepsia Sekunder: J45.0 Predominantly Allergic sebagai diagnosa primer karena sudah
Diagnosa sekunder: B51.9 Plasmodium Vivax Asthma. K30 Dyspepsia diketahui jenis penyakitnya.
Malaria Without Complication. J45.0 Predominantly Group CBGs: A-4-14-I Penyakit Infeksi
Allergic Asthma Bakteri dan Parasit lain - Lain Ringan
Tindakan : - Biaya Rp 2.613.044
Group CBGs: K-4-18-II Diagnosis Sistem
Pencernaan Lain - Lain (Sedang)
Biaya Rp 3.926.735
365 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus Hepatitis A akut Sesuai kaidah koding Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD- 1. Verifikator konfirmasi kepada DPJP terkait Dispepsia
+ Dispepsia. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: B159(Hepatitis A without 10. Diagnosis Utama harus signifikan diagnosa mana yang menyerap banyak sumber
Diagnosa utama: K30 (dyspepsia) hepatic coma) dbandingkan diagnosis sekundernya daya
Diagnosa sekunder: B159(Hepatitis A without Diagnosa sekunder: K30 (dyspepsia) 2. hasil verifikasi sudah tepat
hepatic coma)
Group CBGs: K-4-18-II diagnosis sistem Group CBGs: B-4-13-I Gangguan hati selain
pencernaan lain-lain (sedang) tumor, sirosis atau hepatitis alkoholik ringan
Biaya Rp 5.048.206 Biaya: Rp 2.824.319

366 UPCODING Pasien RITL dirawat 3 hari dengan dx Dyspepsia Deskripsi diagnosis sistem pencernaan lain- Seharusnya koder mengcoding sesuai 1. Pada kasus ini verifikator melihat kembali Dispepsia
(K30) , Hypertensive heart disease with lain (berat). INA-CBG K-4-18-III dengan total dengan diagnosa diresume medis yang diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
congestive heart failure (I110) , cardiomegaly tarif Rp. 7.224.796 di tuliskan oleh dpjp : dyspepsia (K30) dan melakukan konfirmasi kepada DPJP
(I517). dan HHD (I119) 2. pada kasus ini seharusnya yang menjadi
diagnosa utama adalah diagnosa yang menyerap
banyak sumber daya

65
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
367 UPCODING Pasien RITL , diajukan diajukan o/RS : DU : K30 Sesuai kaidah koding, maka : DU : J06.9 Pada resume medis dx akhir : ISPA & 1. Pada kasus ini verifikator melihat kembali Dispepsia
(dyspepsia) DS : J06.9 (acute upper respiratory (acute upper respiratory infection) DS : K30 dyspepsia, sesuai kaidah bahwa yg diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
infection) Tind : 90.59 (other microscopic (dyspepsia) Tind : 90.59 (other microscopic menjadi DU salah satu indikatornya dan melakukan konfirmasi kepada DPJP
examination of blood 99.18 (injection or infusion of examination of blood 99.18 (injection or adalah dx yg menghabiskan paling 2. pada kasus ini seharusnya yang menjadi
electrolytes) INA-CBG : K-4-18-I (diag sist infusion of electrolytes) INA-CBG : K-4-18-I banyak sumber daya diagnosa utama adalah diagnosa yang menyerap
pencernaan lain2) Tarif : 3.057.555 (diag sist pencernaan lain2) Tarif : 1.957.555 banyak sumber daya

368 UPCODING Pasien RITL dengan kasus Dyspepsia, Diagnosa Utama : K30 (Dyspepsia) Diagnosa Sekunder : D72.8 (Other Diagnosa sekunder D72.8 tidak dapat Dispepsia
Leukesitosis Tindakan : 99.18 (Injection or infusion of specified disorders of white blood cells) ditambahkan jika hasil WBC nya normal.
Diagnosa Utama : K30 (Dyspepsia) electrolytes), 90.59 (Other microscopic tidak disetujui karena hasil lab. Wbc
Diagnosa Sekunder : D72.8 (Other specified examination of blood) normal
disorders of white blood cells)
Tindakan : 99.18 (Injection or infusion of
electrolytes), 90.59 (Other microscopic
examination of blood)
369 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus dyspepsia. Sesuai kaidah koding Sesuai kaidah koding 1. Diagnosa utama: K92.0 Dispepsia
Diajukan oleh oleh RS sbb: Diagnosa utama: Diagnosa Utama: K92.0 Haenatenesis. Apabila ada dua kondisi atau kondisi 2. Diagnosa sekunder:
K92.0 Haematemesis. Diagnosa sekunder: D64.9 Diagnosa sekunder: E12.8 Malnutrition- utama dan sekunder yang berkaitan a. Anemia dengan kode: D53.9
Anaemia, unspecified, K30 Dyspepsia, E11.9 Non- related diabetes mellitus with unspecified dapat digambarkan dengan satu kode. b. Dispepsia kode K30
insulin-dependent diabetes mellitus without complications. Group CBGs: K-4-18-II 3. Dua kondisi atau kondisi utama dan sekunder
complications, E43 Unspecified severe protein- DIAGNOSIS SISTEM PENCERNAAN LAIN- yang berkaitan dapat digambarkan dengan satu
energy malnutrition.Group CBGs: K-4-18-III LAIN (SEDANG) Biaya: Rp. 6.047.172 kode adalah kondisi DM nya, E11.9 dengan E43
DIAGNOSIS SISTEM PENCERNAAN LAIN-LAIN dapat digabung menjadi E12.8
(BERAT), Biaya: Rp. 7.418.126 Hasil akhir Gruper adalah K-4-18-II

370 UPCODING Pasien RITL masuk dengan tindakan aff DJ stent Melakukan konfirmasi ke koder bahwa kode Lihat lembar masuk IGD dengan riwayat tindakan 55.98 (Removal of mechanical kidney) DJ Stent
ditagihkan dengan tindakan 55.98 (Removal of yang sesuai untuk tindakannya adalah 97.69 pemasangan DJ Stent bebrapa bulan tidak tepat karena untuk pengangkatan DJ Stent
mechanical kidney). Biaya Rp.13.188.528 (Removal of other device from urinary yang lalu. tindakannya 97.64
system). Biaya 2.351.062
371 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus Sesuai kaidah koding Cek resume medis pemeriksaan Lab Verifikator melakukan klarifikasi kepada coder, Empedu
Cholecystitis.diajukan oleh RS sbb: untuk HB normal. coder melakukan konfirmasi kepada DJP
Diagnosa Utama : K819 (Cholecystitis,Unspesifed) Diagnosa sekunder: Diagnosa Anemia menggunakan lembar konfirmasi. Dalam hal tetap
Diagnosa sekunder : K808 (other cholelithiasis) dibuktikan dengan hasil lab HB terjadi dispute, maka verifikator tetap menyetujui
D648 (other specified anemias) kasus ini. Selanjutnya verifikator membuat
Tindakan : 5122(Cholecystektomy) 5411 catatan dan dokumentasi ketidaksesuaian antara
(Exploratory lapatomy) diagnosa sekunder dengan resume medis.
Biaya Rp. 20.439.767. Catatan ini diajukan kepada Tim Audit Medis.

372 UPCODING 4. Px fisioterapi prosedur streching dikode code streching yang benar (93.27) Rp Code streching otot dan tendon yang tepat adalah Fisioterapi/Rehabilitasi
excersice (93.19) Rp 247.098,- 158.746,- 93.27 Medik
373 UPCODING Pasien RITL masuk dengan kasus gastritis dan Sesuai dengan resume medis diagnosa sesuai dengan data yang ada di rekam Disesuaikan dengan diagnosa yang tercantum Gastritis/Dispepsia
ada hipertensi sebagai dx utama hipertensi I159 keluarnya adalah gastritis biaya Rp 2.191.365 medis maka diagnosa primernya adalah pada resume medik
dan sekunder gastritis K297 biaya Rp 4.497.228 gastritis dan sekundernya adalah
hipertensi
374 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus cholic sesuai dengan kaidah koding dalam ICD-10 pengkodean harus sesuai dengan Dasar penentuan kode diagnosa harus sesuai Gastritis/Dispepsia
abdomen dan anemia, diagnosa akhir oleh DPJP diagnosa utama adalah K29.7 (gastritis) diagnosa resume medis yang dibuat dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume
adalah gastritis (K29.7). Diajukan oleh RS adalah biaya: Rp 2,649,065,00 oleh DPJP. medis yang dibuat oleh DPJP.
sebagai berikut: diagnosa utama K29.0 ( Acute
Haemorrhagic Gastritis) dan diagnosa sekunder
D62 (acute posthaemorrhagie anemia) Group
CBGs K-4-11-II Gastritis dan Ulkus Peptikum
Sedang. Biaya 4.457.773,00

66
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
375 UPCODING Pasien RITL dengan diagnosa chronic gastritis Berdasarkan hasil pemeriksaan gastroscopy Dengan melihat hasil pemeriksaan 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP Gastritis/Dispepsia
dan prosedur gastroscopy. Prosedur gastroscopy yang dibuktikan dengan berkas klaim gastroscopy pasien dan menanyakan dan melihat pada resume medis terkait tindakan
dikode dengan 4411 (transabdominal verifikasi ditemukan gastroscopy dilakukan langsung kepada pasien ybs, karena yang dilakukan
gastroscopy), dimana seharusnya kode yang melalui mulut, bukan melalui abdomen. pasien merupakan karyawan RS yang 2. Kode tindakan disesuaikan dengan prosedur
digunakan adalah 4413 (other gastroscopy). memberikan pelayanan. yang tertera pada resume medik

376 UPCODING Pasien masuk RITL. Diagnosa utama K295 Berdasarkan resume medis, kondisi pasien Seharusnya A419 (Septicaemia, Diagnosa utama adalah diagnosa yang tertera Gastritis/Dispepsia
(Chronic gastritis, unspecified); Diagnosa lebih mengarah ke diagnosa sekunder unspecified) yang menjadi diagnosa pada resume medis dan menghabiskan sumber
sekunder: J029 (Acute pharyngitis, unspecified), utama daya terbesar
A419 (Septicaemia, unspecified)
377 UPCODING KASUS GIGI PRE DAN POST OPERASI DITURUNKAN MENJADI KONTROL BIASA DILIHAT DARI RINCIAN BIAYA 1. Koding dilakukan pada kasus/ tindakan yang Gigi Mulut
DITAGIHKAN SEBAGAI KASUS OPERASI GIGI sudah dilakukan
2. Untuk kasus post operasi maka kodenya Z09.8
(Follow-up examination after other treatment for
other conditions
[Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005,
Factors influencing health status and contact with
health services.])
378 UPCODING Pasien rutih HD stage IV mengalami penurunan Koding menjadi NI80 (End stage renal) Hipoglikemia sebagai diagnosa utama Kodefikasi RS sudah benar dengan Ginjal/Hemodialisa
kesadaran dikoding diagnosa utama dengan tindakan pemasangan ETT (9604). merupakan tanda gejala pasien memperhatikan bahwa yang paling banyak
Hypoglicaemia (E162), End stage renal (N180), Biaya : 8.137.866,- meninggal, sehingga tidak perlu menyerap sumber daya adalah
dengan prosedur tindakan ETT (9604). Pasien dilakukan pengkodean. Hypoglicaemia sedangkan End stage renal
meninggal. Biaya : Rp. 10.752.829,- sebagai penyerta

379 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus gagal ginjal. Diverifikasi diagnosa utama : N.18.9 Chronic Pasien tidak dilakukan pemeriksaan untuk diagnosa septicemia disesuai dengan Ginjal/Hemodialisa
Ditagihkan RS : diagnosa utama N.18.9 Chronic renal failure, unspecified. Grup CBG's : N-4- darah untuk penegakan diagnosa kriterai septicamia dan merupakan kewenangan
renal failure, unspecified. Diagnosa sekunder : 10-I Tumor Ginjal & Saluran Urin & Gagal sepsis. dokter
A.41.9 Septicaemia, unspecified. Group CBG's : N- Ginjal Ringan Biaya : Rp. 1.957.931,00
4-10-III Tumor Ginjal & Saluran Urin & Gagal Ginjal
Berat. Biaya : Rp. 4.368.389,00

380 UPCODING Pasien haemodialisa yang membutuhkan transfusi Seharusnya transfusi darah dapat dilakukan Pasien yang membutuhkan transfusi Pasien haemodialisa yang membutuhkan Ginjal/Hemodialisa
darah dijadikan pasien rawat inap pada saat pasien Haemodialisa, ditagihkan darah seharusnya dapat ditagihkan transfusi darah yang dirawatinapkan maka harus
sebagai klaim RJTL RJTL sesuai dengan indikasi rawat inap
381 UPCODING pasien RITL dengan diagnosa GGK dengan px tsb hanya membutuhkan pemasangan AV px tsb hanya membutuhkan 1. Pada kasus ini verifikator melihat kembali Ginjal/Hemodialisa
pemasangan AV SHUNT ditambahkan DS ; HT Shunt pemasangan AV Shunt, tanpa ada diagnosa akhir dan tindakan yang tertera pada
dan ANEMIA penanganan untk HT dn Anemis shrsny resume medis kemudian mencocokkan dengan
tanpa mencantumkn DS kode diagnosa dan melakukan konfirmasi kepada
DPJP
2. Jika hanya terbukti diagnosa adalah gagal
ginjal kronik dengan hipertensi maka kode
diagnosa yang tepat adalah I12.0 (Hypertensive
renal disease with renal failure
[Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005,
Diseases of the circulatory system.] ) dengan
tindakan pemasangan AV SHUNT kode yang
tepat adalah 39.27-arteriovenostomy for renal
dialiys (Cimino)

67
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
382 UPCODING Pasien masuk dgn diagnosa utama CKD ( N18.0), Untuk diagnose Pneumonia dihapus oleh Berkas klaim dikembalikan krn Tidak Diagnosa dan tindakan yang ditagihkan harus Ginjal/Hemodialisa
Ds:hyperkalaemia ( E875), anaemia ( D649), dokter spesialis paru, karena tidak ditemukan disertakan berkas pendukung untuk sesuai dengan yang tertera di dalam resume
pneumonia (J189) dgn CBG’s N-4-10-III biaya kasus tersebut, CBG”S Grouper N-4-10-I kasus pneumonia dan hrs di mintakan medis.
Rp 8.492.917,00 biaya Rp 3.001.693,00 ttd dokter spesialis paru dulu, serta hsl
lab hyperkalaemia tdk perlu dientry sbg
diagnosa skunder
383 UPCODING Pasien rawat inap dengan Diagnosa utama N18.0 Ketidak sesuaian diagnosa sekunder antara Setelah melihat rekam medis, keluhan 1. Diagnosa dan tindakan yang dientri harus Ginjal/Hemodialisa
(end stage renal disease) dan diagnosa gouper dan resume medis. diagnosa pasien nyeri perut dan mempunyai sesuai dengan yang tertera di dalam resume
skundernya N20.0 (calculus of kidney) sedangkan skundernya N20.0 (calculus of kidney) riwayat penyakit gagal ginjal. Hasil medis dan benar2 diberikan kepada pasien.
di RM R10.4 (colic abdomen) sebagai diagnosa sedangkan di RM R10.4 (colic abdomen) pemeriksaan foto rongent abdomen,
sekundernya. sebagai diagnosa sekundernya. tidak terdapat calculus atau batu di
organ ginjal ataupun kandung kencing.
Sedangkan di aplikasi di entri diagnosa
skundernya N20.0 (calculus of kidney).

384 UPCODING * POLI GIZI DITAGIHKAN SENDIRI MEMBATALKAN SEP YANG BERTULISKAN TERLIHAT DARI TOOLS RIWAYAT 1. Verifikasi melakukan konfirmasi kepada DPJP Gizi
TUJUAN POLI GIZI PELAYANAN DI APLIKASI apakah konsultasi Gizi dilakukan pada 1 hari
PEMBUATAN SEP bersamaan dengan konsultasi pada poli lain
2. konsulatasi ke poli gizi yang dilakukan pada
hari yang berbeda dapat dikode Z71.3 Dietary
counselling and surveillance
Dietary counselling and surveillance (for):
• NOS
• colitis
• diabetes mellitus
• food allergies or intolerance
• gastritis
• hypercholesterolaemia
• obesity
[Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005,
Factors influencing health status and contact with
health services.]

385 UPCODING Pasienmasuk RITL dengankasus GBS (Guillain Diagnosautama: G 61.0 (GuillainBarre Kelemahan atau kelumpuhan adalah 1. Dalam kaidah koding tidak larangan Guillain Barre Syndrom
Barre Syndrom). Diajukan oleh RS sebagai Syndrome) Biaya: Rp 3.247.789,- salah satu tanda dan gejala penyakit penambahan kode G82.3 pada kode G61.0
berikut: Diagnosautama: G 61.0 (Guillain Barre GBS.
Syndrome) Diagnosasekunder: G 82.3 (Flaccid
tetraplegia) Group CBGs: G-4-19-III (Infeksi Non
BakteriSistemPersarafan ) Biaya: Rp 6.717.789,- :
Biaya real RS Rp 869.137,-

386 UPCODING Pasien RITL masuk dengan kasus hipertensi I159 Sesuai dengan kaidah koding hipertensi sesuai dengan hasil konfirmasi maka seharusnya stroke menjadi diagnosa utama Hipertensi
sbg dx uatama dan stroke sebagai dx sekunder dengan stroke dapat gabung namun setelah data dx stroke dihapus merujuk pada sumber daya yang digunakan.
I64 biaya Rp 5.285.238 konfirmasi diagnosanya menjadi hipertensi
saja biaya Rp 3.212.305
387 UPCODING Pasien RITL masuk dengan kasus N200 sbg dx sesuai dengan data di rekam medis dx Sesuai dengan hasil konfirmasi maka dilihat kembali DPJP utama yang menangani dan Hipertensi
utama dan HT sebagai dx sekunder dan primernya j81 dan dx sekundernya N200 data dx hipertensi dihapus diserahkan pada DPJP untuk menentukan
pulmonary odem j81 dx sekunder biaya Rp biaya Rp 3.795.128 diagnosa akhirnya
8.129.532

68
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
388 UPCODING Pasien RITL masuk dengan dx I10 Hipertensi Sesuai dengan data resume medis data sesuai dengan hasil konfirmasi maka dx seharusnya stroke menjadi diagnosa utama Hipertensi
sbg dx primer gastritis dx sekunder dan stroke I64 stroke tidak mendukung dan tidak boleh stroke dihapuskan merujuk pada sumber daya yang digunakan.
dx sekunder kedua biaya Rp 5.285.238 derpisah dari dx hipertensi biaya Rp Diagnosa hipertensi boleh dijadikan diagnosa
3.212.305 sekunder
389 UPCODING Pasien masuk dengan keluhan tidak dapat dx utama : I64 (Stroke, not specified as Sesuai dengan rekam medis paien 1. analisa verifikator sudah tepat, verifikator Hipertensi
menggerakkan anggota tubuh , diagnosa utama hemorrhage or infarction)Dx skunder I10 ( masuk seharusnya diagnosa utama melakukan edukasi kepada koder
I10 Essential (primary) hypertension dan diagnosa Essential (primary) hypertension) Kode utama adalah I64 karena penyebab 2. sesuai dengan kaidah ICD 10 ,hipertensi
Sekunder I64Stroke, not specified as hemorrhage inacbgs G-4-15-I dengan Biaya Rp 3.335.677 pasien masuk rumah sakit karena Stoke masuk dalam kelompok komorbiditi
or infarction kode inacbgs I-4-17-III ( HIPERTENSI nya, dan hipertensi adalah riwayat
BERAT ) dengan biaya RP. 7.421.333 penyakit terdahulu

390 UPCODING pasien RITL dengan riwayat Hipertensi, di resume seharusny diajukan sebagai pasien HT diagnosa yang diajukan seharusnya 1. Pada kasus ini verifikator melihat kembali Hipertensi
tertera td 140/90 tapi di ajukan dengan diagnosa sesuai dengan data yang ada diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
HHF (hipertensi heart failur) drngan tarif RP. kemudian mencocokkan dengan kode diagnosa
10.416.088 dan melakukan konfirmasi kepada DPJP
2. Jika hanya terbukti hanya diagnosa hipertensi
maka kode yang tepat adalah I10

391 UPCODING Pasien masuk RITL. Diagnosa Utama: G819 Diagnosa utama tidak signifikan dibandingkan Seharusnya I64 (Stroke, not specified as Pada kasus ini, yang menjadi resouces terbesar Hipertensi
(Hemiplegi, unspecified); Diagnosa sekunder: I64 dengan diagnosa sekunder haemorrhage or infarction) yang menjadi adalah stoke maka yang menjadi diagnosa
(Stroke, not specified as aemorrhage or infarction), diagnosa primer dengan G819 utama. Hemiplegi, hipertensi dan hiperlipidemia
I10 (Essential hypertention), E785 (Hyperlipidemia, (Hemiplegi, unspecified) sebagai menjadi diagnosa sekunder
unspecified) diagnosa sekunder
392 UPCODING Bayi yang lahir dirumah sakit dengan air ketuban Hasil verfikasi rata-rata biaya ina cbg's untuk Bayi tersebut seharusnya dapat 1. Semua penyakit yang diderita oleh bayi ybs Infeksi
hijau dan afgar score 8/9 dokter mendiagnosa infected baby diantara Rp. 3.000.000 - didiagnosa sebagai bayi sehat, karena harus tertera di dalam resume medis
Infected baby dengan alasan air ketuban hijau Rp.5.000.000,- air ketuban hijau merupakan faktor 2. Jika terdapt ketidaksesuaian antara resume
merupakan faktor predisposisi atau resiko resiko dan bukan faktor penyebab medis dengan catatn medis yang lain, maka
terjadinya Infected baby. Namun pada catatan penyakit infected baby. Pada Catatan verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP.
medis rumah sakit tidak ada keterangan yang medis juga tidak terdapat keterangan 3. Verifikator dapat mecatat kasus ini dan
menyatakan bahwa bayi tersebut mengalami air yang mengatakan pasien menderita air melaporkan kepada Tim Audit Medis.
ketuban hijau atau Korioamnionnitis tetapi pihak ketuban hijau
Rumah Sakit menagihkan klaim tersebut sebagai
Infected baby.

393 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus HHD, CRF dan Sesuai Kaidah koding apabila ada dua kondisi i500 dan N190 dapat menggunakan satu Merujuk pada ICD 10 maka sebagai kode utama : Jantung
Hyperuricemia. Diajukan oleh RS dengan DU : utama dan sekunder yang berkaitan maka kode yaitu I132 I13.2 dan kode sekunder E79.0 (analisa kasus
i500 (CHF) dan DS : N19(CRF) , dalam ICD 10 harus menggunakan satu kode sudah benar)
E790(Hyperuricemia). Biaya : 10.509.833
394 UPCODING Pasien masuk dengan keluhan chest pain sesuai dengan kaidah koding sesuai resume medis diagnosa akhir 1. Kodifikasi mengacu pada resume medis ( Jantung
diagnosa RS : diagnosa utama : I25.2 Old myocardial OMI dengan hasil EKG sinus aritmia, verifikasi sudah tepat)
diagnosa utama I210 Acute transmural myocardial infraction CKD STAGE III N/C 160/2,8, anemia 2. hasil EKG sinus aritmia merupakan pembuktian
infraction of anterioi wall. diagnosa sekunder : N189 CRF, ditunjukkan dgn hb 7,5 transfusi prc 4 dari diagnosa Old myocardial infraction
Diagnosa sekunder D64.9 anemia D638 Anaemia in other chronic diseases kolf
N29 late syphilis kidney. classified elsw (untuk anemia kasus kronik)
Grup INACBG I-4-10-II Infark myokard sedang. Grup INACBG I-4-16-II Atherosklerosis
Biaya : Rp.6,385,485 sedang,
Biaya Rp.3,659,916

69
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
395 UPCODING Pasien masuk dengan nyeri dada , riwayat darah Diagnosa yang tidak ditunjukkan dengan sesuai hasil medical record dan resume Dasar utama penetapan diagnosa utama dan Jantung
tinggi, nyeri ulu hati, RS mengajukan pemeriksaan penunjang dan tidak terlampir di medis pasien untuk diagnosa TB tidak sekunder adalah diagnosa yang tertera pada
diagnosa utama I10 Essential primary resume tidak bisa ditegakkan sebagai ada dalam rekam medis dan tidak resume medis kecuali jika ditemukan kejanggalan
hipertension, diagnosa utama atau sekunder. Diagnosa ditunjukkan dengan pemeriksaan maka dapat dilihat pada hasil pemeriksaan
diagnosa sekunder A160 Tuberculosis of lung, utama : I10 diagnosa sekunder K30 Grup penunjang RO maupun riwayat terapi penunjang.
K30 Dyspepsia. InaCBG I-4-17-I Biaya Rp. 3,212,305 pasien
Grup INACBG I-4-17-II Hipertensi sedang
dengan biaya RP. 4,354,725
396 UPCODING Pasien Menderita Hipertensi, CHF dan Gagal Seharusnya kode bisa disatukan menjadi Sesuai PerMenKes No.27 dan Kaidah 1. Analisa kasus verifikator sudah sesuai , apabila Jantung
Ginjal Kronik. Diagnosa dikoding secara terpisah, Hypertention renal disease with congestive Koding,termaksud dalam kode creep ada 2/ 3 kondisi yang berhubungan bisa dijadikan
dengan diagnosa utama CHf (I50.0), Hipertensi heart failure (I13.0) dengan tarif Rp. seharusnya dikode menjadi satu satu
(I11.9), dan GGK (N18.9) sebagai diagnosa 7.385.989 2. pada kasus ini kode yang tepat adalah I13.0
sekunder dengan tarif Rp. 10.541.081

397 UPCODING Peserta RJTL TGL 05/08/2014 Kontrol ulang Pasien hanya dibayarkan biaya dengan Sesuai dengan kaidah koding di Analisa kasus sudah tepat apabila memang Jantung
dengan dx CHf di entri dengan koding I500 (chf) diagnosa kode Z sebesar Rp 166.839 Permenkes No 27 tahuan 2014 untuk pasien kontrol ulang dengan diagnosa yang sama
bukan kode Z 099 (follow up examination after diagnosa kontrol ulang kode ICD10 yang
unspecitied tretment for other conditions )dengan dipakai adalah Z099
biaya Rp. 326.927
398 UPCODING Pasien masuk RITL dengan rencana tindakan Reseleksi klaim, namun RS tidak bersedia Reseleksi klaim menjadi sebagai berikut: 1. Penentuan diagnosa didasarkan pada Jantung
kateterisasi jantung. Diajukan oleh RS sebagai melakukan revisi klaim Diagnosa utama: I21.1 (acute transmural diagnosa yang tertera di resume medis
berikut: myocardial infarc inferior wall) 2. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP
Diagnosa utama: I10 (essential primary Diagnosa sekunder: I10 (essential terkait diagnosa yang menyerap sumber daya
hypertension) primary hypertension); E78.2 (mixed terbesar
Diagnosa sekunder: I21.1 (acute transmural hyperlipidemia)
myocardial infarc inferior wall); E78.2 (mixed Tindakan : 88.55 (coronary angiography
hyperlipidemia) using single catheter)
Tindakan : 88.55 (coronary angiography using Group CBGs:I-1-15-I Prosedur
single catheter) kateterisasi jantung ringan
Group CBGs:I-1-15-III Prosedur kateterisasi Biaya Rp 8.691.878,00
jantung berat
Biaya Rp 25.594.219,00
399 UPCODING Pasien masuk RITL Sesuai resume medis Diagnosa Berdasarkan berkas dan resume medis Pada kasus ini verifikator melihat kembali Jantung
Diagnosa utama: I2.19 - Acute myocardial utama: N189 - Chronic renal failure, dijelaskan bahwa pasien masuk diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
infarction, unspecified Diagnosa sekunder : A09 - unspecified Diagnosa sekunder dikarenakan Hd cito. Dikarenakan di rs kemudian mencocokkan dengan kode diagnosa
Diarrhoea and gastroenteritis of presumed :A09 - Diarrhoea and gastroenteritis of perujuk tidak ada hemodialisa. dan melakukan konfirmasi kepada DPJP
infectious origin K808 E114 - Non-insulin- presumed infectious origin K808 E114 - Non-
dependent diabetes mellitus with neuro comps insulin-dependent diabetes mellitus with neuro
J189 - Pneumonia, unspecified D649 - Anaemia, comps J189 - Pneumonia, unspecified D649
unspecified Tindakan 87.44 89.52 49.51 39.95 - Anaemia, unspecified Tindakan 87.44 89.52
93.96 88.76 49.51 39.95 93.96 88.76 Biaya Rp
Biaya Rp 15.947.874 9.908.403

70
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
400 UPCODING Pasien dirawat inap dengan diagnosa CHF dirawat Pasien MRS dengan keluhan sesak, kaki Pasien dengan diagnosa CHF diagnosa 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP Jantung
selama 6 hari, hasil laboratorium ureum, creatinin, bengkak dan lemas dilakukan pemeriksaan ditegakkan berdasarkan tanda dan dan melihat pada resume medis terkait diagnosa
Natrium, kalium, clorida normal, pada INA CBG's labor ureum, creatinin, Natrium, kalium, gejala yang dikeluhkan ataupun yang dan tindakan yang dilakukan (lembar konfirmasi)
dientry pemeriksaan EKG dan RO ditagihkan clorida hasil normal tidak ada bukti tindakan terlihat langsung saat dilakukan 2. Kode tindakan disesuaikan dengan prosedur
dengan kode diagnosa hasil grouping I-4-12-III EKG, RONGENT dan tidak tertuliskan di pemeriksaan. Untuk memperkuat yang tertera pada resume medik
biaya Rp. 7.518.759 lembar catatan riwayat medik pasien (tidak diagnosa, dokter akan melakukan
lengkap) sebagai bukti pembayaran, berbagai pemeriksaan, misalnya ;
diagnosa akhir dokter adalah Dyspepsia 1. Pemeriksaan fisik, adanya denyut nadi
seharusnya koding grouping K-4-18-II biaya yang lemah dan cepat, tekanan darah
Rp. 5.354.157 menurun, bunyi jantung abnormal,
pembesaran jantung, pembengkakan
vena leher, cairan di dalam paru-paru,
pembesaran hati, penambahan berat
badan yang cepat, pembengkakan perut
atau tungkai.
2. Pemeriksaan Rontgen atau X-ray
(rontgent), pada bagian dada bisa
menunjukkan adanya pembesaran
jantung dan pengumpulan cairan di
dalam paru-paru.
3. Pemeriksaan ekokardiografi
(menggunakan gelombang suara untuk
menggambarkan jantung) dan
elektrokardiografi (menilai aktivitas listrik
dari jantung).

401 UPCODING Pasien Ny.Y dirawat dengan Angina pectoris I20.9, sesuai dengan Kaidah koding Diagnosa untuk kasus dengan penyakit jantung 1. penyakit jantung yang bisa digabung adalah Jantung
hipertensi I10, dan Diabetes Militus tipe 2 E11.9 Utama adalah Hypertensive heart disease dengan hipertensi dapat digabung penyakit gagal jantung dengan komplikasi
dengan Los 5 hari biaya inacbgs Rp.4.549.724,- without (congestive) heart failure dengan menjadi satu dan bukan dipisah. Disini hipertensi sedangkan pada kasus ini berbeda
kode I11.9 Diagnosa Sekunder - Non-insulin- terindikasi pihak RS untuk menaikkan konteks
depend diabetes mellitus without complication tarif inacbg. Sesuai dengan kaidah 2. Kode dari RS sudah tepat
dengan kode E11.9 koding ini dinamakan kode creep.

402 UPCODING 1. Px jantung diajukan RS dengan dx utama : Heart diasease sdh mencakup Atrial 1. Sesuai dengan aturan koding, tidak larangan Jantung
DC/Heart diasease (dx tidak spesifik sbg dx Fibrillation and Flutter. Diagnosa utama AF (I penambahan I48 pada kasus dengan diagnosa
primer) (I 51.9), dx sekunder AF (I 48) grouper I-4- 48) dan dx sekunder (I 51.9) grouper cbg I-4- I51.9
24-II RS tipe C Rp 8.809.931,- sedangkan riil Rp 19-I Rp 3.150.000,- 2. Kode I48 harus dibuktikan dengan hasil
3.712.000,- pemeriksaan EKG
403 UPCODING 5. Px fisioterapi prosedur manipulasi (reposisi) code manipulasi yang benar (93.21) Rp Code manipulasi (traksi manual dan mekanik) Jantung
dikode cardiac retraining (93.36) Rp 247.098,- 158.746,- yang lebih tepat untuk adalah 93.21
404 UPCODING Peserta dijadwalkan atau direncanakan dilakukan FC Kartu, Pengantar Rawat Inap Dilakukan konfirmasi pada keluarga 1. Pemeriksaan Echo bisa dilakukan pada RJTL Jantung
pemeriksaan penunjang diagnostik peserta, apakah peserta dirawat jalan 2. Rawat inap dilakukan atas indikasi medis
Echokardiografi. Peserta merupakan pasien atau dirawat inap di ruangan apa.
kontrol RS. Tetapi oleh pihak RS, peserta Ternyata peserta merupakan pasien
diberikan pengantar untuk rawat inap kontrol rawat jalan poliklinik

71
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
405 UPCODING 1. Pasien RITL dengan Kasus CVA Infark dengan Diagnosa Utama : I633 (Cerebral Infarction Untuk diagnosa Hemiplegia tidak 1. Severity level ditentukan oleh hemiplegi dan Jantung
DS Hemiplegia menaikkan severity level Diajukan due to thrombosis of cerebral arteries didukung oleh Rehabiilitas Medik dan hipertensi untuk diagnosa sekunder.
oleh RS sebagai berikut = Diagnosa Utama : I633 Diagnosa Sekunder : I11.9 (Hypertensive tidak ada , ada DPJP Dokter Rehab jadi 2. Penambahan diagnosa hemiplegi sebagai dx
(Cerebral Infarction due to thrombosis of cerebral heart disease without (congestive) heart hemiplegia tidak boleh dientrykan sekunder sepanjang tertera dalam resume medis
arteries Diagnosa Sekunder : G819 (Hemiplegia, failure)Tindakan : 8703 (Computerized axial
unspecified) I11.9 (Hypertensive heart disease tomography of head) 9918 (Injection or
without (congestive) heart failure)Tindakan : 8703 infusion of electrolytes) 8744 (Routine chest x-
(Computerized axial tomography of head) 9918 ray, so described) 9059 (Other microscopic
(Injection or infusion of electrolytes) 8744 (Routine examination of blood) Group CBGs : G-4-14-I
chest x-ray, so described) 9059 (Other (Kecederaan Pembuluh darah otak dengan
microscopic examination of blood) Group CBGs : infark ringan) Biaya Rp. 4.421.824
G-4-14-II (Kecederaan Pembuluh darah otak
dengan infark sedang) Biaya Rp. 7.996.295

406 UPCODING Pasien masuk RITL. Diagnosa Utama I519 (Heart Berdasarkan resume medis Diagnosa utama Berdasarkan resume medis Diagnosa Diagnosa yang ditagihkan harus sesuai dengan Jantung
Disease, unspecified) dengan Diagnosa sekunder yang sesuai I509 (Heart Failure, unspecified) utama yang sesuai I509 (Heart Failure, yang tertera di dalam resume medis.
J81 (Pulmonary oedema) unspecified)
407 UPCODING Pasien dilakukan operasi mata katarak di RS, Pasien dibayarkan sesuai dengan perawatan 1. Verifikator memastikan kesesuaian diagnosis Katarak
tetapi oleh pihak RS menagihkan dengan operasi yang diterima oleh pasien dan prosedur sesuai dengan pelayanan yang
pterygium telah diberikan oleh fasilitas kesehatan.

2. Untuk kasus mata, pasien mencantumkan


identitas lengkap termasuk alamat dan no hp
pada saat pembuatan SEP, agar pasien mudah
untuk dikonfirmasi tentang perawatan yang telah
diterima oleh pasien.

3. Verifikator melakukan konfirmasi langsung


terhadap pasien melalui telepon

408 UPCODING Pasien masuk RS untuk mendapatkan pelayanan pelayanan rawat sehari maupun pelayanan rumah sakit tetap mengklaim sebagai Sebenarnya INA CBG's sudah menyediakan Top Katarak
operasi mata (katarak), untuk mendapatkan bedah sehari (One Day Care/Surgery) rawat inap dengan alasan Pasien up di RJTL untuk kasus operasi katarak.
pelayanan pasien di anjurkan untuk mendaftar termasuk rawat jalan menginap di RS sebelum dilakukan Tujuannya agar pasien yang memerlukan operasi
pelayanan rawat inap sehingga pasien diarahkan operasi dan setelah operasi katarak katarak tidak perlu dirawat inap. Namun hal ini
untuk mendapatkan pelayanan rawat inap, namun pasien dilakukan observasi di ruang perlu diperhatikan SPM Rumah Sakit untuk kasus
pada kenyataannya pada pasien tidak menginap rawat bedah walaupun hanya sesaat hal katarak.
dan kembali pada esok pagi hari untuk dilakukan ini disebabkan rumah sakit tidak memiliki
operasi, kemudian pasien diijinkan pulang ruang observasi kamar operasi

409 UPCODING Pasien RITL masuk dengan dx I500 dan dx Sesuai dengan data di rekam medis maka Sesuai dengan data rekam medis dan dilihat kembali DPJP utama yang menangani dan Klaim
sekunder k759 biaya Rp 6.005.618 diagnosa yang dominan adalah K759 biaya hasil konfirmasi maka yang menjadi dx diserahkan pada DPJP untuk menentukan
Rp 3.563.894 utama adalah K759 dan dx sekunder diagnosa akhirnya serta dilihat sumber daya yang
I500 paling banyak digunakan
410 UPCODING Pasien RITL , diajukan diajukan o/RS : DU : L91.0 Sesuai kaidah koding, maka : DU : L91.0 Bahwa tind utk eksisi keloid bukanlah 1. Pada kasus ini verifikator melihat kembali Kulit
(keloid scar) Tind : 86.4 (radical excision of skin (keloid scar) Tind : 86.05 (incision removal of radikal eksisi tindakan yang tertera pada resume medis dan
lesion) INA-CBG : M-1-50-I (prod jaringan lunak foreign...) INA-CBG : M-4-16-I (gangguan melakukan konfirmasi kepada DPJP
ringan) Tarif : 6.430.126 jaringan ringan) Tarif : 3.944.786 2. Jika tindakan nya terbukti hanya insisi maka
kode yang tepat adalah 86.05

72
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
411 UPCODING Pasien RITL dengan kasus Hypotensi, kandidasis, Diagnosa Utama : I95.9 (Hypotension, Untuk diagnosa sekunder Candidal 1. Verifikator melakukan konfirmasi mengenai Kulit
malaise unspecified) stomatitis tidak disetujui karena tidak ada diagnosa sekunder candidiasis.
Diajukan Oleh RS : Diagnosa Sekunder : K13.0 (Diseases of lip) pemeriksaan penunjang yang medukung 2. Diagnosa sekunder R53 tidak perlu
Diagnosa Utama : I95.9 (Hypotension, Kode ina cbg's : I-4-24-I (Diagnosis Sistem penegakkan diagnosa tersebut. Untuk ditambahkan, namun jika ditambahkan tidak
unspecified) Pembuluh Darah Lain-Lain (Ringan)) diagnosa sekunder malaise and fatique mempengaruhi severity level.
Diagnosa Sekunder : B37.0 (Candidal stomatitis), Biaya : Rp. 4.567.983 tdk disetujui karena gejala penyakit 3. Verifikator melaporkan kepada Tim Audit medis
R53 (Malaise and fatigue) Kode ina cbg's : I-4-24-II tersebut merupakan bagian dari mengenai penetapan candidiasi pada pasien
(Diagnosis Sistem Pembuluh Darah Lain-Lain pengaruh efek klinis dari diagnosa
(Sedang)) utama yaitu hypotension.
Biaya : Rp. 11.408.861
412 UPCODING Pasien Masuk dengan kasus leukemia akut Pengkodean anemia dihapuskan dari Pada kasus ini penatalaksaan Tranfusi diagnosa utama sudah tepat , namun untuk Leukemia
diajukan RS : pengkodean, tindakan tranfusi pun bukan alasan untuk penegakkan diagnosa sekundernya anemia menggunakan
diagnosa primer : Acute Myeloid Leukaemia merupakan 1 paket pelayanan pada diagnosa anemia dan merupakan kodefikasi D63.0 (anemia in neoplastic disease)
(C92.0) penatalaksanaan Leukemia. Biaya Rp. kesatuan paket pelayanan kasus
diagnosa sekunder anemia (D649) dengan biaya 4.332.504,- Leukemia
Rp. 8.457.537,-
413 UPCODING Sering dx sekunder ditambah leucositosis D72.8 Tergantung hasil penelusuran Rekam Medis Melakukan koorodinasi dan konfirmasi 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP Leukositosis
utk du yang memiliki potensi meningkatkan leuco. dengan manajemen RS dan dokter terkait dengan diagnosa leucositosis dan melihat
penanggung jawab agar tidak kembali pada rekam medis apakah diagnosa
menambahkan DS leucositosis pada tersebut tercantum, jika tercantum maka bisa
setiap DU yang berpotensi dikode
meningkatkan leuco, namun DS tersebut 2. Diagnosa ini dapat diajukan ke perhimpunan
harus didukung hasil pemeriksaan melalui Dewan Pertimbangan Medik untuk
penunjang. ditanyakan kriteria leucositosis
414 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus malaria dan gizi Diagnosa Utama: B50.9 Plasmodium Berdasarkan perjalanan penyakit rekam 1. Verifikator melakukan konfirmasi terkait Malaria
buruk. Diajukan oleh RS sebagai berikut: falciparum malaria, unspecified medis pasien lebih cenderung penetapan kondisi malnutrisi
Diagnosa Utama: B50.9 Plasmodium falciparum Diagnosa Sekunder : E56.8 Deficiency of mendapatkan terapi vitamin bukan 2. Disarankan agar RS menetapkan SPM untuk
malaria, unspecified other vitamins Hasil Grouper CBG's: A-4-14- protein sehingga disetujui diagnosa menentukan kondisi malnutrisi.
Diagnosa Sekunder : E46 Unspecified protein- II Penyakit Infeksi Bakteri dan parasit lain-lain sekunder E56.8 Deficiency of other 3. Penetapan kondisi malnutrisi harus sesuai
energy malnutrition Hasil Grouper CBG's: A-4-14- sedang. Biaya Rp. 4.033.242 vitamins dengan kriteria atau SPM yang ditetapkan RS
III Penyakit Infeksi Bakteri dan parasit lain-lain
berat. Biaya Rp. 4.621.146

415 UPCODING Pasien RITL ditagihkan RS : diagnosa utama : Diverifikasi diagnosa utama : P.59.9 Neonatal Pasien tidak dilakukan pemeriksaan 1. Diagnosa sepsi dilihat kembali pada kriteria Neonatal Jaundice
P.59.9 Neonatal jaundice, unspecified diagnosa jaundice, unspecified. Group CBG's : P-8-17- penunjang untuk penegakan diagnosa klinis
sekunder : A.41.9 Septicaemia, unspecified Group I Neonatal, BBL Group-5 Tanpa Prosedur sepsis. 2. kode sepsis pada bayi adalah P36.9
CBG's : P-8-17-III Neonatal, BBL Group-5 Tanpa Mayor Ringan Biaya : Rp. 2.013.751,00
Prosedur Mayor Berat Biaya : Rp. 5.316.929,00

416 UPCODING diagnosa akhir dokter menuliskan sesuai kaidah koding untuk diagnosa yang sesuai hasil pemeriksaan penunjang, Dasar utama penetapan diagnosa utama dan Paru
Bronchopneumonia dan efusi pleura. RS masih tahap observasi atau suspect dituliskan RO THORAX : susp efusi plura sinistra, sekunder adalah diagnosa yang tertera pada
mengajukan J180 Bronchopneumonia diagnosa z038 observation for other suspected disease sehingga diagnosa sekunder belum bisa resume medis yang ditentukan oleh dokter
sekunder j90 pleural effusion Kode INACBG J-4- and conditions. Kode INACBG J-4-16-I. Biaya ditegakkan. penanggungjawab pasien
16-III Simple pneumonia &whooping cough berat. RP. 4,207,611
Biaya RP. 9,786,379
417 UPCODING Pasien RITL masuk RS dengan serangan asma Pasien diberikan infus parenteral dan obat Pasien seharusnya di diagnosa utama Verifikator melakukan konfirmasi terkait diagnosa Paru
(J45.9) dirawat 3 hari, setelah 2 hari MRS lagi gastritis + anti anxiety per-oral. MRS kedua K29.7 (Gastritis, unspecified) dengan kepada DPJP dan memastikan di resume medis
dengan keluhan lemas, nyeri ulu hati. Tetapi seharusnya di diagnosa sesuai dengan tindakan infus parenteral 99.15 dengan tertera.
diagnosa akhir MRS kedua ditambahkan TB Paru anamnesa + pemeriksaan fisik/penunjang, kode inacbg K-4-11-I dan tarif Rp.
(A16.2) + Infark Miocard (I21.9) tanpa ada data besar kemungkinan adalah gastritis yang 2.197.881,-
terlampir + K30 Dyspepsia dipicu oleh faktor usia/psikis (psikosomatis)

73
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
418 UPCODING Pasien masuk RITL, ditagihkan RS diagnosa Diverifikasi diagnosa utama : J.90 Pleural Pasien tidak dilakukan pemeriksaan Sesuai kaidah koding maka kodefikasi yang tepat Paru
utama : J.18.9 Pneumonia, unspecified diagnosa effusion diagnosa sekunder : A.15.0 penunjang untuk penegakan diagnosa adalah :
sekunder : A.15.0 Tuberculosis of lung, confirmed Tuberculosis of lung, confirmed by sputum pneumonia. diagnosa utama : A15.0
by sputum microscopy with or without culture dan microscopy with or without culture. Group diagnosa sekunder J90,
J.90 Pleural effusion. Group CBG's : J-4-16-III CBG's : J-4-20-II Pleural Efusi dan kode J18 sudah termasuk dalam kode A15.0
Simple Penumonia & Whooping Cough Berat. Pneumotorak Sedang Biaya : Rp. Tuberculosis of lung, confirmed by sputum
Biaya : Rp 8.155.316,00. 4.530.377,00. microscopy with or without culture
Tuberculous:
• bronchiectasis
• fibrosis of lung } confirmed by sputum
microscopy with or without culture
• pneumonia
• pneumothorax
[Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005,
Certain infectious and parasitic diseases.]

419 UPCODING Kasus Code Creep: Pasien RITL dengan Kode diagnosa utama tidak boleh R Jika Sesuai PerMenKes No.27 dan Kaidah 1. untuk kasus ini sesuai dengan kaidah sistem Paru
keluhan batuk darah, memiliki riwayat TB sudah ada diagnosa sekunder yang lebih Koding,termaksud dalam kode creep Ina CBGs , yang menggunakan sumber daya
(sembuh). Dengan pengajuan sbb: Diagnosa Spesifik. Diagnosa utama: J44.9 COPD seharusnya Kode R tidak boleh menjadi besar adalah COPD
Utama :R042 (haemoptysis) dan Diagnosa D. Utama 2. Gejala tidak dapat menjadi diagnosa utama
Sekunder: J449 (COPD, unspecified). Biaya Rp. apabila ada diagnosa lebih spesifik yang sudah
4.440.815,- ditegakkan. (batuk darah dicirikan dengan kode
R)
420 UPCODING Penambahan DS isolation pada setiap pasien masih pending, belum sepakat verifikator dan isolasi bukan diagnosa tetapi prosedur 1. Pada ICD 10 Isolasi dikode Z29.0 (Need for Paru
morbili dan TBC pihak RS other prophylactic measures
[Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005,
Factors influencing health status and contact with
health services.]). Jika dilihat sub Blok nya , kode
Z29 adalah untuk Prosedur tindakan
prophylacsis.
2. Pada Kode Z29.0 terdapat keterangan
tambahan pasien ditangani diisolasi dengan
tujuan untuk pencegahan agar tidak tertular
penyakit setelah kontak dengan penyakit infeksi.
3. Untuk kasus menular dan infeksi seperti
campak, TB, pasien datang untuk pengobatan
penyakit tersebut bukan untuk pencegahan.
pasien dipisahkan ruangannya supaya tidak
menularkan ke pasien lain. maka untuk kondisi ini
kode Z29.0 tidak tepat.

421 UPCODING - DU: effusi pleura, Ds: pneumoni.Pembuktian Tergantung hasil penelusuran Rekam Medis, pemberian diagnosa tidak didasarkan Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP Paru
pneumoni sering ditulis efusi+pneumoni. Di melihat hasil pemeriksaan penunjang biaya: pada hasil pemeriksaan penunjang terkait dengan diagnosa pneumoni dan melihat
rontgen tdk tertulis itu pneumoni cuman suspect Rp 3,8 juta diagnostik tapi hanya dengan gejala, kembali pada rekam medis apakah diagnosa
TB tetapi dokter sdh ttd itu kasus pneumoni. biaya: Potensi kerugian dapat meningkatkan tersebut tercantum, jika tercantum maka bisa
Rp 8,5 juta severity dan peningkatan biaya untuk dimasukan kodenya.
setiap kasus hingga 25 - 35 juta. Untuk
peberian diagnosa harusnya diberikan
sesuai data pendukung

74
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
422 UPCODING Pasien RITL dengan kasus Bronchopneumonia, Diagnosa Utama : J18.0 (Bronchopneumonia, Diagnosa sekunder : I50.0 ( Congestive 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder Paru
CHF. Diajukan Oleh RS : unspecified) heart failure) tidak disetujui karena pada dan DPJP mengenai diagnosa sekunder CHF.
Diagnosa Utama : J18.0 (Bronchopneumonia, Tindakan : 99.18 (Injection or infusion of follow up catatan dokter bahwa belum 2. Verifikator melaporkan hal ini kepdaa Tim Audit
unspecified) electrolytes), 99.21 (Injection of antibiotic), didapatkan tanda klinis CHF Medis
Diagnosa Sekunder : I50.0 ( Congestive heart 93.96 (Other oxygen enrichment), 90.59
failure) (Other microscopic examination of blood),
Tindakan : 99.18 (Injection or infusion of 87.44 (Routine chest x-ray, so described),
electrolytes), 99.21 (Injection of antibiotic), 93.96 89.53 (vectorcardiogram (with ECG)) Kode
(Other oxygen enrichment), 90.59 (Other ina cbg's : J-4-16-I (Simple Pneumonia &
microscopic examination of blood), 87.44 (Routine whooping cough Ringan)
chest x-ray, so described), 89.53 Biaya : Rp. 3.960.186
(vectorcardiogram (with ECG)) Kode ina cbg's : J-4-
16-II (Simple Pneumonia & whooping cough
Sedang)
Biaya : Rp. 5.565.103
423 UPCODING Pasien masuk ke RS dengan kasus open wound Diagnosa utama : S01.9 open wound of head, Sesuai dengan kaedah koding ICD 10 1. Untuk Injury mengacu ke kode S Penanganan Luka
of head. Diajukan oleh RS sbb : diagnosa utama : part unspecified diagnosa sekunder : S06.20 kode G93.6 cerebal oedema ditegakkan 2. Pada kasus ini ,diagnosa sekunder yang tepat
S01,9 open wound of head, part unspecified, diffuse brain injury without openwound apabila pembengkakan terjadi bukan adalah S06.1 (Traumatic cerebral oedema
DS : G93.6 cerebral oedema, intracranial, H11.3 conjunctival haemorrhage sebab trauma atau injury. Sesuai [Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005,
H11.3 conjunctival haemorrhage tindakan : 86.69 tindakan : 86.89 other repair and dengan laporan tindakan yang dituliskan Injury, poisoning and certain other consequences
other skin graft to other sites reconstruction of skin and subcutaneous oleh DPJP, dilakukan rekontruksi kulit of external causes.]) , oedema cerebral
INA-CBG L-1-30-II prosedur pemindahan kulit tissue INA-CBG L-1-40-I prosedur pada kepala yang berantakan dan disebabkan oleh cedera.
tanpa luka bakar sedang, kulit,jaringan bawah kulit, dan payudara menyambungkan kembali kulit kepala. 3. Cedera pada konjuctiva mata kode yang tepat
biaya : 12.686.741 ringan biaya : 3.313.498 Maka kode yang tepat adalah 86.89 adalah S05.0 ( Injury of conjunctiva and corneal
abrasion without mention of foreign body
[Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005,
Injury, poisoning and certain other consequences
of external causes.)

424 UPCODING Pasien masuk dengan keluhan luka di telapak dx utama : E145(With peripheral circulatory Seharusnya tanpa tidakan Fasiotomy pada kasus ini verifikator memastikan apakah Penanganan Luka
kaki sebelah kanan di alami pasien lebih kurang 4 complications) dx skunder : A418 (Other cukup dengan debridement saja .kode tindakan Fasciotomy tertera di resume medis ,
hari yang lalu awalnya os mengaku kakinya septicemia) prosedur Tindakan : 86.22( inacbgs I-4-15-III (gangguanpembuluh jika tidak tertera dilakukan konfirmasi ke DPJP
tertusuk paku , jempul kaki kanan juga luka akibat Excisional debridement of wound, infection, or darah perifer lain -lain berat ) (lembar konfirmasi)
tertusuk paku lebih kurang seminggu yang lalu . burn
Riwayat sebelumnya sudah amputasi pada Removal by excision of) Kode Inacbgs : I-4-15-
interphalang (3/3/2014) diagnosa utama : E145 III (gangguan pembuluh darah perifer lain -lain
(With peripheral circulatory complications) berat ) dengan Biaya Rp 7.184.443
Dx skunder : A418(Other septicemia) tindakan 1:
86.22( Excisional debridement of wound, infection,
or burn
Removal by excision of)
tindakan 2: 83.14 (Fasciotomy)
M-1-50-III PROSEDUR JARINGAN LUNAK
BERAT Rp. 21.211.082

425 UPCODING Pasien masuk dgn diagnosa utama S67.0 Sesuai dengan ICD IX kode yang benar untuk Berkas klaim dikembalikan ke bagian pada kasus ini koding RS sudah lebih spesifik dan Penanganan Luka
(crushing injury finger) dilakukan tindakan prosedur debridment adalah 86.28 grouper koding untuk direvisi ( koding mau dapat dikoding 79.64 karena debridement
debridment dgn koding 79.64 grouper CBG’s M-1- CBG’s M-4-21-1 biaya Rp 2.049.737,00 melakukan revisi dilakukan pada jari dengan fraktur terbuka
80-1 biaya Rp 12.485.355,00

75
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
426 UPCODING Pasien diagnosa luka dibagian jempol kuku kaki Ditagihkan sebagai pasien RITL dikonfirmasi dengan dokter yang 1. Rawat inap dilakukan atas indikasi medis Penanganan Luka
diarahkan oleh dokter untuk mendapatkan merawat, namun dokter menetapkan 2. Verifikator dapat melaporkan kasus ini kepada
pelayanan rawat inap bahwa pasien harus di rawat Tim Audit Medis
427 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan Sesuai kaidah koding Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD- 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi
secara sectio. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O420 prematur ruptur 10 kode O80-O84 digunakan sebagai yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi, Baru Lahir
Diagnosa utama:Delivery by emergency membrane diagnosis sekunder jika ada penyulit contoh pasien Sectio tapi yang keluar
caesarean section Diagnosa sekunder: Delivery by emergency dalam persalinan, kecuali jika groupingnya persalinan normal
Diagnosa sekunder: prematur ruptur membrane caesarean section penyulitnya kode O42.0 dan O42.1 maka 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
Tindakan : cesarean section Tindakan : 74.0 Classical cesarean section O80-O84 digunakan sebagai diagnosis kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis
Biaya Rp 5,356,999 Biaya: Rp 2.914.110 utama. sekunder jika ada penyulit dalam persalinan,
namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0
dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
menghasilkan proses grouper persalinan vaginal,
maka metode SC digunakan sebagai diagnosa
utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.

428 UPCODING Pasien masuk RS dengan keluhan: os datang Pada resume dijelaskan pasien pecah Sesuai kaidah koding diagnosa yang kodefikasi dari verifikasi sudah tepat. Persalinan/Kehamilan/Bayi
pukul 05.00 wib dengan keluhan keluar air sejak ketuban hanya 8 jam <24 jam harusnya kode digunakan O82.1 (Deliveri by emergency Baru Lahir
pukul 01.00wib,ku sedang, TD 153/108mmhg, H yang digunakan Diagnosa utama : O82.1 caesarean section), diagnosa sekunder
80x/mnt, RR 20x/menit TFU 3 jari, djj 135x/menit, (Delivery by emergency caesarean O42.0 (Premature of membranes,onset
HIS 3x/10menit lamanya <20dtk,VT 2cm, ketuban Section),Diagnosa sekunder O42.0 of labour within 24 hours),014.1 (Severe
(-).th iufd D5:RL =2:1+induksin 1amp.Diagnosa (Premature rupture of membranes,onset of Pre-eclampsia).
akhir P1A0 sc a/i KPD 24 jam +PEB. koder labour within 24 hours), O14.1 (severe Pre -
mengentri kan : diagnosa utama : O 82.1 (delivery eclampsia). Biaya Rp. 4.869.900
by emergency caesarean section) Diagnosa
sekunder : O42.1 (Premature rupture of
membranes :onset of labour after 24 hours)
Diagnosa Sekunder : O14.1 (Severe Pre
Eclamsia) Biaya : Rp. 5.374.020

429 UPCODING Pasien RITL masuk dengan dx primer O429 Sesuai dengan data resume medis dan Sesuai dengan data resume medis, 1. koding dari verifikasi sudah tepat ditambahkan Persalinan/Kehamilan/Bayi
prematur ruptur membran dan dx sekunder D649 aturan koding maka menjadi dx primer O821 aturan koding dan hasil konfirmasi maka dengan O99.0 (Anaemia complicating pregnancy, Baru Lahir
Anemia dengan tindakan 744 sesar dan 6699 dx sekunder O429 dan D649 biaya Rp menjadi dx primer O821 dx sekunder childbirth and the puerperium), kode D649
biaya Rp 10.516.281 6.269.689 O429 dan D649 Anemia bisa tetap dimasukan sebagai diagnosa
sekunder

430 UPCODING Pasien X dirawat inap pada tanggal 06/08/2014 Hasil konfirmasi ke coder bahwa kode O47.0 Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD- sesuai kaidah koding maka pasien dengan Persalinan/Kehamilan/Bayi
masuk dengan diagnosa G2P1A0 Hamil 33 untuk HIS Palsu. 10 untuk kasus partus prematurus kondisi partus prematurus iminen (PPI) maka Baru Lahir
minggu blm inpartu dengan partus prematurus iminen menggunakan kode O47.0 (False kode nya adalah O60 (Onset (spontaneous) of
iminen (PPI), dengan diagnosa utama O46.9 Labour) delivery before 37 completed weeks of gestation)
(Perdarahan ante partum), di cek di resume tidak
ada pendarahan. Semua pasien PPI dikode
perdarahan ante partum

76
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
431 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus Abortus Sesuai kaidah koding Sesuai kaidah koding 1. Koding dari pihak RS sudah benar sesuai Persalinan/Kehamilan/Bayi
incomplit. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O08.1 Delayed or excessive Apabila ada dua kondisi atau kondisi dengan aturan kaidah ICD 10 Baru Lahir
Diagnosa utama: O03.6 . Diagnosa sekunder: haemorrhage following abortion and ectopic utama dan sekunder yang berkaitan 2. Kode O008 tidak digunakan sebagai kode
O08.1 Delayed or excessive haemorrhage and molar pregnancy dapat digambarkan dengan satu kode. pilihan untuk "kondisi utama", kecuali episode
following abortion and ectopic and molar Tindakan : 69.02 Dilation and curettage baru dari perawatan semata-mata untuk
pregnancy. Tindakan : 69.02 Dilation and following delivery or abortion. pengobatan komplikasi, misalnya komplikasi saat
curettage following delivery or abortion. Group Group CBGs: W-1-11-I PROSEDUR aborsi sebelumnya. Ini dapat digunakan sebagai
CBGs: W-1-11-III PROSEDUR DILATASI, KURET, DILATASI, KURET, INTRAUTERIN & kode tambahan opsional dengan kategori O00-
INTRAUTERIN & SERVIK BERAT biaya: Rp. SERVIK RINGAN O02 untuk mengidentifikasi komplikasi terkait dan
10.480.452 Biaya: Rp 2.830.953 dengan kategori O03-O07 untuk memberikan
rincian lengkap dari komplikasi.
[Dikutip dari ICD-10 Second Edition, 2005, 4.
Aturan dan pedoman untuk mortalitas dan
morbiditas coding.]

432 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus bayi dari Tidak ada bukti pendukung, maka diagnosa Pemeriksaan bukti penunjang 1. kode P00-P04 tidak tepat menjadi diagnosis Persalinan/Kehamilan/Bayi
persalinan SC. Ditagihkan RS : diagnosa utama utama : P.03.4 Fetus and newborn affected penegakan diagnosa. utama bila ada kode diagnosis P lainnya Baru Lahir
P.03.4 Fetus and newborn affected by caesarean by caesarean delivery. Group CBG's : P-8-17- 2. berdasarkan pada kaidah koding maka kode
delivery. Diagnosa sekunder : P.22.0 Respiratory I NEONATAL, BBL Group-5 tanpa prosedur yang tepat adalah Diagnosa utama P22.0 dan
distress syndrome of newborn. Group CBG's : P-8- mayor ringan. Biaya : Rp. 2.013.751,00 diagnosa sekundernya P03.4
17-III Neonatal, BBL grup-5 tanpa prosedur mayor
berat. Biaya : Rp. 9.895.470,00

433 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan Sesuai kaidah koding Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD- 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi
secara sectio. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O64.8 Obstructed labour 10 kode O80-O84 digunakan sebagai yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi, Baru Lahir
Diagnosa utama: O82.1 Delivery by emergency due to other malposition and malpresentation diagnosis sekunder jika ada penyulit contoh pasien Sectio tapi yang keluar
caesarean section Diagnosa sekunder: O82.1 Delivery by dalam persalinan, kecuali jika groupingnya persalinan normal
Diagnosa sekunder: D64.9 Anaemia, unspecified emergency caesarean section dan D.64.9 penyulitnya kode O42.0 dan O42.1 maka 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
Tindakan : 74.1 Low cervical caesarean section Anaemia, unspecified O80-O84 digunakan sebagai diagnosis kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis
Group CBGs: 0-6-10-II Prosedur Operasi Tindakan : 74.1 Low cervical caesarean utama. sekunder jika ada penyulit dalam persalinan,
Pembedahan Caesar Sedang section namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0
Biaya Rp 4.478.350,- Group CBGs: O-6-12-II Prosedur Persalinan dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
Vaginal dengan Prosedur Sterilisasasi &/ menghasilkan proses grouper persalinan vaginal,
Dilatasi & Kuret Sedang maka metode SC digunakan sebagai diagnosa
Biaya: Rp. 2.333.226,00 utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
4.Koding dari verifikasi sudah tepat ditambahkan
dengan O99.0 (Anaemia complicating pregnancy,
childbirth and the puerperium), kode D649
Anemia bisa tetap dimasukan sebagai diagnosa
sekunder

434 UPCODING Pasien masuk ke RS dengan kasus premature Diagnosa utama : O42,2 premature rupture of Sesuai dengan laporan tindakan DPJP 1. Denervasi bisa dilakukan untuk pereda rasa Persalinan/Kehamilan/Bayi
ruptur of membran. Diajukan oleh RS sbb : membranes, labour delayed by therapy, yang menuliskan pasien dibaringkan di nyeri tapi belum menggambarkan prosedur untku Baru Lahir
diagnosa utama : O42.2 premature rupture of tindakan : 05.3 injection into sympathetic meja operasi, dilakukan aseptis dan menangani premature ruptur of membran.
membranes, labour delayed by therapy, nerve or gangglion, INA-CBG W-4-16-I dilakukan paracervical denervation 2. verifikator harus memastikan /konfirmasi
Tindakan : 69.3 paracervical uterine denervation , gangguan antepartum ringan, Biaya : hingga ganglion, tanpa menyebutkan kepada DPJP prosedur utama yang dilakukan
INA-CBG :W-1-20-I prosedur pada rahim dan 2.110.359 secara rinci step by step tindakan. pada premature ruptur of membran
adneksa ringan, Biaya :5.336.052 setelah dikonfirmasi dgn DPJP, DPJP
mengatakan tindakan yang dilakukan
hanya pemblokan rasa nyeri.

77
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
435 UPCODING Pasien masuk ke RS dengan kasus abortus. Diagnosa utama : O06.1 unspesified abortion, Sesuai dengan rekam medis yang 1. Kode O008 tidak digunakan sebagai kode Persalinan/Kehamilan/Bayi
Diajukan oleh RS sbb : Diagnosa utama : O06.1 incomplete, complicated by delayed or dituliskan oleh DPJP yang tidak pilihan untuk "kondisi utama", kecuali episode Baru Lahir
unspesified abortion, incomplete, complicated by excessive haemoragic Tindakan : 69,09 other menyebutkan pemeriksaan fisik dan baru dari perawatan semata-mata untuk
delayed or excessive haemoragic, dilation and curettage , INA-CBG : W-1-11-I, penunjang secara rinci dan jelas. pengobatan komplikasi, misalnya komplikasi saat
Diagnosa sekunder : prosedur dilatasi, kuret, intrauterin dan serviks Setelah dikonfirmasi dgn DPJP, DPJP aborsi sebelumnya. Ini dapat digunakan sebagai
R57.1 hypovolemic shock, ringan , Biaya : 2.765.371 mengatakan syock hipovolemik cukup kode tambahan opsional dengan kategori O00-
O08.3 shock following abortion and ectopic and ditandai dengan TD menurun 90 mmhg, O02 untuk mengidentifikasi komplikasi terkait dan
molar pregnancy, tanpa harus ada tanda lainnya. dengan kategori O03-O07 untuk memberikan
N93.9 abnormal uterine and vaginal bledding, rincian lengkap dari komplikasi.
unspesified, [Dikutip dari ICD-10 Second Edition, 2005, 4.
Tindakan : 69.09 other dilation and curettage Aturan dan pedoman untuk mortalitas dan
group CBG : W-1-11-III, prosedure dilatasi, kuret, morbiditas coding.]
intraurine dan servik berat biaya : 10.2374.661,00 2. berdasarkan kaidah koding maka kodefikasi
yang tepat adalah diagnosa utama : O06.1
unspesified abortion, incomplete, complicated by
delayed or excessive haemoragic , diagnosa
sekundernya : O08.3 shock following abortion and
ectopic and molar pregnancy.
3. Kondisi shock pasca abors , kode yang tepat
O.08.3 bukan R57.1 sedangkan perdarahan paca
aborsi kode yang tepat adalah O06.1 bukan
N93.9

436 UPCODING Pasien masuk ke RS dengan kasus cesarian diagnosa utama : O82.8 other single delivery Sesuai dengan rekam medis yang 1. Tidak ada regulasi dalam ICD 10 untuk Persalinan/Kehamilan/Bayi
section. Diajukan oleh RS sbb: diagnosa utama : by caesarean section, tindakan : cesarean dituliskan oleh DPJP yang tidak menghilangkan diagnosa dengan kode N pada Baru Lahir
O82.8 other single delivery by caesarean section, section of other specified type, INA-CBG O-6- menyebutkan pemeriksaan fisik dan kasus persalinan hanya perlu ditambahkan kode
diagnosa sekunder : N76.8 other specified 10-I prosedur operasi pembedahan caesar penunjang secara rinci dan jelas, serta O99.8 (Other specified diseases and conditions
inflamation of vagina and vulva, O42.1 premature ringan. terapy yang mendukung untuk diagnosa complicating pregnancy, childbirth and the
ruptur of membranes, onset of labour after 24 Biaya 4.070.399 sekunder yang ditegakkan. Setelah puerperium
hours, dikonfirmasi dgn DPJP, DPJP tidak [Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005,
N39.3 stress incontinence, menjelaskan diagnosa yang dimaksud Pregnancy, childbirth and the puerperium.]) untuk
N31.1 reflux neuropathic bladder, not elsewhere oleh rekam medik DPJP. Dan DPJP menjelaskan kondisi dengan kode N
classified, hanya menegaskan bahwa keadaan 2. Untuk pembuktian pemeriksaan penunjang
O25 malnutrition in precnency, pasien seperti kode diagnosa yang disesuaikan dengan kriteria klinis ( bisa
O14,1 severe pre eclampsia, diajukan dan kode N31,1 reflukx didapatkan dari perhimpunan /organisasi profesi
Tindakan : cesarean section of other specified neurophatic bladder hanya ditandai atau DPJP)
type, INA CBG : O-6-10-II prosedure operasi dengan full bladder dan susah
pembedahan caesar sedang, biaya : 4.491.665 berkemih.

437 UPCODING Pasien RITL masuk diagnosa Persalinan Normal Tidak ada penyulit yang dilampirkan dalam Pasien seharusnya di diagnosa utama Verifikator melakukan konfirmasi terkait infeksi Persalinan/Kehamilan/Bayi
dan dalam Resume Medis dituliskan diagnosa Resume Medis seperti adanya infeksi saluran O80.0 dan tindakan boleh dituliskan saluran kencing kepada DPJP dan memastikan di Baru Lahir
akhir O23.5 Infections of the genital tract in genital semuanya 73.4 + 73.6 + 75.7 + 70.71 resume medis tertera.
pregnancy + O80.0 dan tindakan 73.4 + 73.6 + dengan kode inacbg O-6-12-I dan tarif
75.7 + 70.71 dengan kode inacbg W-1-30-II dan Rp. 2.727.923,-
tarif Rp. 5.289.299

78
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
438 UPCODING Pasien masuk ke RS dengan kasus cesarian Diagnosa utama : O82.8 other single delivery Sesuai dengan rekam medis yang 1. Tidak ada regulasi dalam ICD 10 untuk Persalinan/Kehamilan/Bayi
section. Diajukan oleh RS sbb: diagnosa utama : by caesarean section, Tindakan : cesarean dituliskan oleh DPJP yang tidak menghilangkan diagnosa dengan kode N pada Baru Lahir
O82.8 other single delivery by caesarean section, section of other specified type, INA-CBG O-6- menyebutkan pemeriksaan fisik dan kasus persalinan hanya perlu ditambahkan kode
diagnosa sekunder : O68.9 labour and delivery 10-I prosedur operasi pembedahan caesar penunjang secara rinci dan jelas. serta O99.8 (Other specified diseases and conditions
complicated by fetal distress, unspesified, ringan. Biaya 4.070.399 terapy yang mendukung untuk diagnosa complicating pregnancy, childbirth and the
N31.9 neuromuscular dysfungtion of bladder sekunder yang ditegakkan. Setelah puerperium
O48 prolonged pregnancy, O36.8 maternal care , dikonfirmasi dgn DPJP, DPJP tidak [Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005,
for other specified fetal problems, menjelaskan diagnosa yang dimaksud Pregnancy, childbirth and the puerperium.]) untuk
O62,4 hypertonic, incoordinate, and prolonged oleh rekam medik DPJP. Dan DPJP menjelaskan kondisi dengan kode N
uterine contractions, hanya menegaskan bahwa keadaan 2. Untuk pembuktian pemeriksaan penunjang
tindakan : cesarean section of other specified type pasien seperti kode diagnosa yang disesuaikan dengan kriteria klinis ( bisa
INA CBG : O-6-10-II prosedure operasi diajukan dan kode N31.9 didapatkan dari perhimpunan /organisasi profesi
pembedahan caesar sedang ,biaya : 4.491.665 neuromuscular dysfungtion of bladder atau DPJP)
hanya ditandai dengan full bladder dan
susah berkemih.

439 UPCODING Pasien RITL melahirkan dengan vakum ekstraksi, Melakukan konfirmasi ke koder bahwa Melihat resume medis, dan riwayat 1. pada kasus ini verifikator melihat kembali pada Persalinan/Kehamilan/Bayi
tanda vital baik, tidak ada tanda dan gejala syok diagnosa sekunder syok hipovolemik tidak perjalanan penyakit pasien selama resume medis, dan riwayat perjalanan penyakit Baru Lahir
hipovolemik, namun ditagihkan RS dengan kode dapat ditagihkan. Biaya menjadi Rp.2.340.163 perawatan pasien selama perawatan, apakah syok
R57.1 (hypovolaemic shock) sebagai diagnosa hipovolemik tertera
sekunder. Biaya Rp.3.055.736 2. kode untuk gejala syok hipovolemik pada
kebidanan yang tepat adalah O 75.1 (Shock
during or following labour and delivery
[Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005,
Pregnancy, childbirth and the puerperium.])
3. Sedangkan kode R57.1 mengarah pada
kondisi shock umum, dan kondisi shock umum
tersebut ada pembatasan luar (exclude) dalam
arti dikaitkan pada kondisi spesifik tertentu ( lihat
ketentuan exclude pada kode R57)

440 UPCODING Ny. Della kelas II dirawat tanggal 6/8 dengan Sesuai kaidah koding Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD- 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi
diagnosis G1PoAo hamil posterm inpartu kala II Diagnosa utama: O48 Prolonged Pregnancy 10 kode O80-O84 digunakan sebagai yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi, Baru Lahir
JTH preskep. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa sekunder: O82.1 Delivery by diagnosis sekunder jika ada penyulit contoh pasien Sectio tapi yang keluar
Diagnosa utama: O82.1 Delivery by emergency emergency caesarean section dalam persalinan, kecuali jika groupingnya persalinan normal
caesarean section 74.1 Low cervical cesarean section penyulitnya kode O42.0 dan O42.1 maka 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
Diagnosa sekunder: O48 Prolonged Pregnancy Group CBGs: 0-6-12-I Prosedur Persalinan O80-O84 digunakan sebagai diagnosis kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis
Tindakan : 74.1 Low cervical cesarean section Vaginal dengan Prosedur Sterilisasasi &/ utama. sekunder jika ada penyulit dalam persalinan,
Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi Dilatasi & Kuret Ringan namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0
Pembedahan Caesar Ringan Biaya: Rp 2,331,288 dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
Biaya Rp4,869,999 menghasilkan proses grouper persalinan vaginal,
maka metode SC digunakan sebagai diagnosa
utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.

79
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
441 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan Sesuai kaidah koding Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD- 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi
secara sectio. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O64.8 Obstructed labour 10 kode O80-O84 digunakan sebagai yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi, Baru Lahir
Diagnosa utama: O82.1 Delivery by emergency due to other malposition and malpresentation diagnosis sekunder jika ada penyulit contoh pasien Sectio tapi yang keluar
caesarean section Diagnosa sekunder: O82.1 Delivery by dalam persalinan, kecuali jika groupingnya persalinan normal
Diagnosa sekunder: O64.8 Obstructed labour due emergency caesarean section penyulitnya kode O42.0 dan O42.1 maka 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
to other malposition and malpresentation Tindakan : 74.0 Classical cesarean section O80-O84 digunakan sebagai diagnosis kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis
Tindakan : 74.0 Classical cesarean section Group CBGs: 0-6-12-I Prosedur Persalinan utama. sekunder jika ada penyulit dalam persalinan,
Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi Vaginal dengan Prosedur Sterilisasasi &/ namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0
Pembedahan Caesar Ringan Dilatasi & Kuret Ringan dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
Biaya Rp 5.452.565 Biaya: Rp 2.966.096 menghasilkan proses grouper persalinan vaginal,
maka metode SC digunakan sebagai diagnosa
utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.

442 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan Sesuai kaidah koding Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD- 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi
secara sectio. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O63.0 Prolonged first stage 10 kode O80-O84 digunakan sebagai yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi, Baru Lahir
Diagnosa utama: O82.8 Delivery by emergency (of labour) diagnosis sekunder jika ada penyulit contoh pasien Sectio tapi yang keluar
caesarean section Diagnosa sekunder: O82.8 Other single dalam persalinan, kecuali jika groupingnya persalinan normal
Diagnosa sekunder: O63.0 Prolonged first stage delivery by caesarean section, dan tidak penyulitnya kode O42.0 dan O42.1 maka 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
(of labour) dan O32.8 Maternal care for other dimasukkan O32.8 karena tidak ada O80-O84 digunakan sebagai diagnosis kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis
malpresentation of fetus (tidak ada data keterangan dalam Resume Medis utama. sekunder jika ada penyulit dalam persalinan,
malpresentasi) Tindakan : 74.4 Cesarean section of other namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0
Tindakan : 74.4 Cesarean section of other specified type dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
specified type dan 88.78 Diagnostic ultrasound of Group CBGs: 0-6-12-I Prosedur Persalinan menghasilkan proses grouper persalinan vaginal,
gravid uterus Vaginal dengan Prosedur Sterilisasasi &/ maka metode SC digunakan sebagai diagnosa
Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi Dilatasi & Kuret Ringan utama.
Pembedahan Caesar Ringan Biaya: Rp 2.727.923,- 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
Biaya Rp 5.698.559,-

443 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan Sesuai kaidah koding Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD- 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi
secara sectio. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O63.9 Long labour, 10 kode O80-O84 digunakan sebagai yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi, Baru Lahir
Diagnosa utama: O82.8 Delivery by emergency unspecified diagnosis sekunder jika ada penyulit contoh pasien Sectio tapi yang keluar
caesarean section Diagnosa sekunder: O82.8 Other single dalam persalinan, kecuali jika groupingnya persalinan normal
Diagnosa sekunder: O63.9 Long labour, delivery by caesarean section, dan tidak perlu penyulitnya kode O42.0 dan O42.1 maka 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
unspecified dan O32.3 Maternal care for face, dimasukkan O32.3 fetus dalam keadaan O80-O84 digunakan sebagai diagnosis kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis
brow and chin presentation (seharusnya tidak normal (presentasi kepala) utama. sekunder jika ada penyulit dalam persalinan,
ditulis, karena presentasi kepala dbn) Tindakan : 74.4 Cesarean section of other namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0
Tindakan : 74.4 Cesarean section of other specified type dan 88.78 Diagnostic dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
specified type dan 88.78 Diagnostic ultrasound of ultrasound of gravid uterus menghasilkan proses grouper persalinan vaginal,
gravid uterus Group CBGs: 0-6-12-I Prosedur Persalinan maka metode SC digunakan sebagai diagnosa
Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi Vaginal dengan Prosedur Sterilisasasi &/ utama.
Pembedahan Caesar Ringan Dilatasi & Kuret Ringan 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
Biaya Rp 4.070.399,- Biaya: Rp 1.948.516,-

444 UPCODING bayi baru lahir dengan ibu HbS Ag (+) dengan disetujui dengan DU P002 : Fetus and berdasarkan penelusuran rekam medis, 1. Verifikator melakukan konfiemasi kepada DPJP Persalinan/Kehamilan/Bayi
kode DU P399 : infection specific to the perinatal newborn affected by maternal infectious and penunjang diagnosa P399 tidak untuk memperjelas dasar infeksi pada bayi Baru Lahir
period, unspecified. DS P002 : Fetus and paracitic disease. DS Z380 : singleton, born in ditemukan. (lembar konfirmasi)
newborn affected by maternal infectious and hospital. Biaya Rp. 1.829.473 2. Apabila sudah tegak keadaan infeksi pada
paracitic disease dan Z380 : singleton, born in bayi, jika sudah dihunakan kode P 399, maka
hospital. Biaya : Rp. 5.112.280 kode P00.2 tidak diperlukan lagi
3. Buat catatan untuk audit medis

80
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
445 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan Sesuai kaidah koding Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD- 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi
secara sectio. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O66.2 Obstructed labour 10 kode O80-O84 digunakan sebagai yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi, Baru Lahir
Diagnosa utama: O82.8 Delivery by emergency due to unusually large fetus diagnosis sekunder jika ada penyulit contoh pasien Sectio tapi yang keluar
caesarean section Diagnosa sekunder: O82.8 Other single dalam persalinan, kecuali jika groupingnya persalinan normal
Diagnosa sekunder: O66.2 Obstructed labour due delivery by caesarean section dan O99.0 penyulitnya kode O42.0 dan O42.1 maka 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
to unusually large fetus dan O99.0 Anaemia Anaemia complicating pregnancy, childbirth O80-O84 digunakan sebagai diagnosis kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis
complicating pregnancy, childbirth and the and the puerperium utama. sekunder jika ada penyulit dalam persalinan,
puerperium Tindakan : 74.4 Cesarean section of other namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0
Tindakan : 74.4 Cesarean section of other specified type ; 88.78 Diagnostic ultrasound of dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
specified type ; 88.78 Diagnostic ultrasound of gravid uterus dan 90.59 Other microscopic menghasilkan proses grouper persalinan vaginal,
gravid uterus dan 90.59 Other microscopic examination of blood maka metode SC digunakan sebagai diagnosa
examination of blood Group CBGs: 0-6-12-I Prosedur Persalinan utama.
Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi Vaginal dengan Prosedur Sterilisasasi &/ 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
Pembedahan Caesar Ringan Dilatasi & Kuret Ringan
Biaya Rp 4.884.479,- Biaya: Rp 2.338.220,-

446 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan Sesuai kaidah koding Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD- 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi
secara sectio. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O64.8 Obstructed labour 10 kode O80-O84 digunakan sebagai yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi, Baru Lahir
Diagnosa utama: O82.8 Delivery by emergency due to other malposition and malpresentation diagnosis sekunder jika ada penyulit contoh pasien Sectio tapi yang keluar
caesarean section Diagnosa sekunder: O82.8 Other single dalam persalinan, kecuali jika groupingnya persalinan normal
Diagnosa sekunder: O64.8 Obstructed labour due delivery by caesarean section penyulitnya kode O42.0 dan O42.1 maka 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
to other malposition and malpresentation Tindakan : 74.4 Cesarean section of other O80-O84 digunakan sebagai diagnosis kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis
Tindakan : 74.4 Cesarean section of other specified type dan 90.59 Other microscopic utama. sekunder jika ada penyulit dalam persalinan,
specified type dan 90.59 Other microscopic examination of blood namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0
examination of blood Group CBGs: 0-6-12-I Prosedur Persalinan dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi Vaginal dengan Prosedur Sterilisasasi &/ menghasilkan proses grouper persalinan vaginal,
Pembedahan Caesar Ringan Dilatasi & Kuret Ringan maka metode SC digunakan sebagai diagnosa
Biaya Rp 4.884.479,- Biaya: Rp 2.338.220,- utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.

447 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan Sesuai kaidah koding Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD- 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi
secara sectio. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O63.1 Prolonged second 10 kode O80-O84 digunakan sebagai yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi, Baru Lahir
Diagnosa utama: O82.8 Delivery by emergency stage (of labour) diagnosis sekunder jika ada penyulit contoh pasien Sectio tapi yang keluar
caesarean section Diagnosa sekunder: O82.8 Other single dalam persalinan, kecuali jika groupingnya persalinan normal
Diagnosa sekunder: O63.1 Prolonged second delivery by caesarean section penyulitnya kode O42.0 dan O42.1 maka 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
stage (of labour) Tindakan : 74.4 Cesarean section of other O80-O84 digunakan sebagai diagnosis kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis
Tindakan : 74.4 Cesarean section of other specified type ; 88.78 Diagnostic ultrasound of utama. sekunder jika ada penyulit dalam persalinan,
specified type ; 88.78 Diagnostic ultrasound of gravid uterus dan 90.59 Other microscopic namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0
gravid uterus dan 90.59 Other microscopic examination of blood dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
examination of blood Group CBGs: 0-6-12-I Prosedur Persalinan menghasilkan proses grouper persalinan vaginal,
Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi Vaginal dengan Prosedur Sterilisasasi &/ maka metode SC digunakan sebagai diagnosa
Pembedahan Caesar Ringan Dilatasi & Kuret Ringan utama.
Biaya Rp 4.884.479,- Biaya: Rp 2.338.220,- 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.

81
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
448 UPCODING Pasien RJTL dengan diagnosa P070 (extremely deskrpsi : neonatal, BBL group-5 INACBgs Bayi hanya kontrol biasa, bayi lahir SC 1. Pada kasus ini tidak dapat dikode karena Persalinan/Kehamilan/Bayi
low birth weight ) dengan berat badan 3000 gr Rp 178.179 sehat namun dikleimkan oleh pihak RS antara informasi berat badan dengan diagnosa Baru Lahir
dengan kode P070. tidak sesuai namun sebelumnya dipastikan berat
badan bayi
2. Jika bayi datang untuk kontrol pasca perawatan
atau lahir dan hasil kontrolnya menyatakan
sehata maka kode yang tepat adalah Z09.8
(Follow-up examination after other treatment for
other conditions
[Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005,
Factors influencing health status and contact with
health services.])
3. Jika bayi datang untuk kontrol ( kondisi sehat
ketika lahir) maka kode yangtepat adalah
Z00.1(Routine child health examination
[Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005,
Factors influencing health status and contact with
health services.])

449 UPCODING Pasien RITL dengan kasus Persalinan, sesuai Sesuai kaidah koding, Diagnosa Utama : Sesuai dengan kaidah koding ICD -10 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi
kaidah koding bahwa penyulit hrs dientrikan sbg O689 (Labour and delivery complicated by Kode O80-O84 digunakan sebagai yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi, Baru Lahir
DU, namun oleh RS untuk SC penyulit tidak fetal stress, unspecified)Diagnosa Sekunder : diagnosa sekunder jika ada penyulit contoh pasien Sectio tapi yang keluar
dientrikan sbgai DU krn menurunkan tarif. O829 ( Delivery by caesarean section , dalam persalinan kecuali jika penyulit groupingnya persalinan normal
Sedangkan untuk persalinan normal, penyulit unspecified) O418 (Other specified disorders kode O420 dan O421 maka O80-O84 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
sbgai DU dapat meningkatkan tarif sehingga tetap of amniotic fluid and membranes) Tindakan : digunakan sebagai diagnosa utama kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis
dientri oleh pihak RS. Diajukan oleh RS sebagai 744 (Caesarean section of other specified sekunder jika ada penyulit dalam persalinan,
berikut = Diagnosa Utama : O829 ( Delivery by type) Group CBGs : O-6-12-I (Prosedur namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0
caesarean section , unspecified) Diagnosa Persalinan Vaginal dengan Prosedur Caesar dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
Sekunder : O689 (Labour and delivery complicated Ringan) Biaya Rp. 3.369.470 menghasilkan proses grouper persalinan vaginal,
by fetal stress, unspecified) O418 (Other specified maka metode SC digunakan sebagai diagnosa
disorders of amniotic fluid and membranes) utama.
Tindakan : 744 (Caesarean section of other 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
specified type) Group CBGs : O-6-10-I (Prosedur
Operasi Pembedahan Caesar Ringan) Biaya Rp.
6.194.085

450 UPCODING Pasien RITL dengan SC dan komplikasi kala I Sesuai kaidah koding DU: O63.0 DS: O82.1 Sesuai kaidah koding dalam ICD-10 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi
aktif. Diajukan RS sebagai berikut: DU: O82.1 DS: Tindakan: 74.1 Group CBGs: O-6-12-I kode O80-O84 digunakan sebagai yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi, Baru Lahir
O63.0 Tindakan: 74.1. Group CBGs: O-6-10-I Prosedur persalinan vaginal dengan prosedur diagnose sekunder jika ada penyulit contoh pasien Sectio tapi yang keluar
Prosedur operasi pembedahan Caesar ringan Rp. selain sterilisasi &/dilatasi dan kuret ringan dalam persalinan, kecuali jika groupingnya persalinan normal
5.600.000,- Rp. 2.695.000,- penyulitnya O42.0 dan O42.1 maka O80- 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
O84 sebagai diagnose utama kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis
sekunder jika ada penyulit dalam persalinan,
namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0
dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
menghasilkan proses grouper persalinan vaginal,
maka metode SC digunakan sebagai diagnosa
utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.

82
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
451 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan Sesuai kaidah koding Diagnosa utama: O64.9 Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD- 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi
secara sectio. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Obstructed labour due to other malposition 10 kode O80-O84 digunakan sebagai yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi, Baru Lahir
Diagnosa utama: O82.1 Delivery by emergency and malpresentation, unspecIfied Diagnosa diagnosis sekunder jika ada penyulit contoh pasien Sectio tapi yang keluar
caesarean section Diagnosa sekunder: (O46.9 sekunder: O82.1 Delivery by emergency dalam persalinan, kecuali jika groupingnya persalinan normal
Antepartum haemorrhage, unspecIfied), (O44.1 caesarean section Tindakan : 74.4 Cesarean penyulitnya kode O42.0 dan O42.1 maka 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
Placenta praevia with haemorrhage), (O64.9 section of other specified type Group CBGs: 0- O80-O84 digunakan sebagai diagnosis kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis
Obstructed labour due to other malposition and 6-12-I Prosedur Persalinan Vaginal dengan utama. sekunder jika ada penyulit dalam persalinan,
malpresentation, unspecIfied) Tindakan : 74.4 Prosedur Sterilisasasi &/ Dilatasi & Kuret namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0
Cesarean section of other specified type Group Ringan Biaya: Rp 2.013.631 dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi Pembedahan menghasilkan proses grouper persalinan vaginal,
Caesar Ringan Biaya Rp 4.022.133,00 maka metode SC digunakan sebagai diagnosa
utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
4. berdasarkan PMK 27 tahun 2014 apabila SC
bersama dengan sterilisasi maka tindakan
sterilisasi tidak perlu di input

452 UPCODING Pasien masuk dgn diagnosa utama O46.9 Diagnosa anemia dihapus sehingga biaya Berkas klaim dikembalikan ke bagian Jika kondisi pasien memang mengalami anemia, Persalinan/Kehamilan/Bayi
(Antepartum haemorrhage, unspecified) diagnosa medis sesuai Ina cbg Rp 3.656.485 koding untuk direvisi (koding mau maka Diagnosa sekunder anemia pada kasus Baru Lahir
sekunder ditambahkan D 64.9 (Anaemia, melakukan revisi) kehamilan dapat ditambahkan dengan kode
unspecified) dilakukan tindakan sectio caesar dgn O99.0 dan D64.9
koding 74.4 biaya Rp 4.034.912 kondisi medis
post sectio caecar selalu dengan kadar Hb < 10
mmHg dan merupakan manifestasi klinis dan
pasien tidak diberikan tranfusi darah hanya
dengan terapi asam folat dan zat besi. Hal ini
terjadi pada 15-17 kasus

453 UPCODING 7. Proses persalinan dgn dx primer Persalinan dx primer O 63.1/O 80.9 dan dx sekunder 1. Penyulit dalam persalinan bisa sebelum Persalinan/Kehamilan/Bayi
penyulit PEB (O 14.1), dx sekunder kala II (O 63.1) PEB (O 14.1) grouper O-6-13-I (Vaginal persalinan atau pada saat persalinan. PEB adalah Baru Lahir
dan persalinan normal (O 80.9), tindakan dilevery) kls I Rp 2.852.906,- penyulit sebelum persalinan, dan pada kasus ini
Persalinan Normal (73.59) grouper W-4-16-II bisa dijadikan diagnosa utama.
(Prepartum diasease) kls I Rp 3.939.274,- 2. Verifikator dapat melakukan konfirmasi kepada
DPJP tentang mana diagnosa yang menjadi
resouces atau penyulit terbesar.
454 UPCODING Pasien RITL masuk dengan kasus dx primer p034 Sesuai dengan data direkam medis dan hasil sesuai dengan data di rekam medis hasil 1. Untuk kriteria pasien dengan sepsis Sepsis/Septikemia
dan dx sekunder p128 dan sekunder kedua p369 lab maka dx sepsis dihapusbiaya Rp konfirmasi maka dx sepsis dihapuskan dikembalikan pada kriteria klinis untuk sepsis
atau sepsis biaya Rp 4.362.982 Kasus ke 2 dx 1.678.125 kasus ke 2 biaya menjadi Rp 2. Penentuan diagnosa utama dan sekunder
primernya P034 dx sekundernya sepsis biaya Rp 2.694.768 didasarkan pada resume medis dan sumber daya
6.108.175 yang paling banyak diserap
3. kode P00-P04 tidak tepat menjadi diagnosis
utama bila ada kode diagnosis P lainnya

455 UPCODING Pemberian injeksi risperidal cons 37,5 mg pada disetujui RJTL verifikator melakukan konfirmasi dengan DPJP Psikis
penderita schizofrenia (F200) selalu masuk ruang terkait SPM pemberian injeksi risperidal cons 37,5
perawatan (tidak ada obat lain atau tindakan lain) mg pada penderita schizofrenia , jika memang
Rp. 6.058.171 (kls 1) termasuk pada kategori rawat inap maka tindakan
bisa dikode 99.18 dengan diagnosa utama F20.0

83
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
456 UPCODING 10. Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan Sesuai kaidah koding Diagnosa utama: O64.8 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi
secara sectio. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Obstructed labour due to other malposition yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi, Baru Lahir
Diagnosa utama: O82.1 Delivery by emergency and malpresentaion Diagnosa sekunder: contoh pasien Sectio tapi yang keluar
caesarean section. Diagnosa sekunder: O64.8 O82.1 Delivery by emergency caesarean groupingnya persalinan normal
Obstructed labour due to other malposition and section Tindakan: 74.0 Classical cesarean 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
malpresentation. Tindakan: 74.0 Classical section Group CBGs: O-6-12-I Prosedur kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis
cesarean section Group CBGs: O-6-10-I Prosedur Persalinan Vaginal dengan Prosedur sekunder jika ada penyulit dalam persalinan,
Operasi Pembedahan Caesar Ringan Biaya Rp. Sterilisasi &/Dilatasi & Kuret Ringan Biaya: namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0
5.452.565 Rp. 2.966.096 dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
menghasilkan proses grouper persalinan vaginal,
maka metode SC digunakan sebagai diagnosa
utama.
3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
4. Pada kasus ini, maka O82 yang menjadi kode
diagnosa utama

457 UPCODING Pasien hamil mendapatkan pelayanan rawat inap besar biaya yang telah ditagihkan rata-rata Dalam materi pengkodingan apabila : 1) 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi
dan disarankan untuk dilakukan operasi cesar, sebesar Rp. 4.185.496,- pasien mendapatkan pelayanan operasi yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi, Baru Lahir
prosedur tindakan di tagihkan secara terpisah (1) cesar maka prosedur yang dimasukan contoh pasien Sectio tapi yang keluar
low cervical cesarean section, 2) injection of adalah cesarean section. 2) kode groupingnya persalinan normal
anesthetic into spinal canal for analgesia, 3) other prosedur yang dimasukan kedalam 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X,
oxygen enrichment, 4) aplikasi of other wound INACBGs adalah prosedur/ tindakan kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis
dressing). yang dilakukan oleh staf ahlli (bukan sekunder jika ada penyulit dalam persalinan,
perawat/ bidan). melihat dari resume namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0
medis pasien yang mencamtumkan dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang
kode kode prosedur, dan konfirmasi ke menghasilkan proses grouper persalinan vaginal,
Verifikator Internal Rumah Sakit agar maka metode SC digunakan sebagai diagnosa
menyesuaikan dengan cara utama.
pengkodingan yang benar. 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.

458 UPCODING Bayi yang lahir dirumah sakit dengan air ketuban Hasil verfikasi rata-rata biaya ina cbg's untuk Sesuai petunjuk teknis verifikasi untuk 1. Resume medis yang ditulis harus sesuai Persalinan/Kehamilan/Bayi
jernih, Respiratory Rate(RR) : 36x/menit dan bayi asfiksia diantara Rp. 3.000.000 - bayi sehat tidak dapat ditagihkan dan dengan keadaan pemeriksaan pasien yang Baru Lahir
Apsgar Score 8/9 dokter mendiagnosa asfiksia Rp.5.000.000,- hanya memerlukan kode diagnosis Z38 sebenarnya.
ringan, setelah dikonfirmasi berdasarkan kriteria (lahir hidup dilokasi persalinan). Bayi 2. Verifikator melaporkan hal ini kepada Tim Audit
asfiksia menurut ICD 10, dokter penanggung tersebut seharusnya dapat didiagnosa Medis.
jawab langsung mengganti nilai Aspgar Score sebagai bayi sehat karena nilai Apsgar
yang ada di dalam resume klaim maupun catatan Score yang dicantumkan dalam resume
medik RS, tetapi pihak Rumah Sakit menagihkan klaim adalah nilai normal menurut ICD
klaim tersebut sebagai asfiksia ringan dengan 10 (10-8). Kemudian dokter
alasan salah tulis nilai Apsgar Score . penanggung jawab mengganti nilai
Apsgar Score pada resume klaim dan
catatan medik RS. Dan ditemukan
perbedaan data dalam catatan medik
RS.

84
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
459 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus Abortus Sesuai kaidah koding Sesuai kaidah koding 1. Koding dari pihak RS sudah benar sesuai Persalinan/Kehamilan/Bayi
incomplit. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O08.1 Delayed or excessive Apabila ada dua kondisi atau kondisi dengan aturan kaidah ICD 10 Baru Lahir
Diagnosa utama: O03.6 . Diagnosa sekunder: haemorrhage following abortion and ectopic utama dan sekunder yang berkaitan 2. Kode O008 tidak digunakan sebagai kode
O08.1 Delayed or excessive haemorrhage and molar pregnancy dapat digambarkan dengan satu kode. pilihan untuk "kondisi utama", kecuali episode
following abortion and ectopic and molar Tindakan : 69.02 Dilation and curettage baru dari perawatan semata-mata untuk
pregnancy. Tindakan : 69.02 Dilation and following delivery or abortion. pengobatan komplikasi, misalnya komplikasi saat
curettage following delivery or abortion. Group Group CBGs: W-1-11-I PROSEDUR aborsi sebelumnya. Ini dapat digunakan sebagai
CBGs: W-1-11-III PROSEDUR DILATASI, KURET, DILATASI, KURET, INTRAUTERIN & kode tambahan opsional dengan kategori O00-
INTRAUTERIN & SERVIK BERAT biaya: Rp. SERVIK RINGAN O02 untuk mengidentifikasi komplikasi terkait dan
10.480.452 Biaya: Rp 2.830.953 dengan kategori O03-O07 untuk memberikan
rincian lengkap dari komplikasi.
[Dikutip dari ICD-10 Second Edition, 2005, 4.
Aturan dan pedoman untuk mortalitas dan
morbiditas coding.]

460 UPCODING Pasien MRS dengan diagnosa hematemesis Dalam berkas klaim diketahui bahwa Penetapan diagnosa adalah Verifikator melihat kembali ke rekam medis Psikis
(K92.0) dan mengalami gangguan cemas penanganan terbanyak untuk diagnosa berdasarkan resources terbanyak apakah diagnosa anxiety (F41.9) tertera, jika
ditagihkan dengan anxiety (F41.9) sebagai heatemesis dan tidak ada konsulan ke sehingga seharusnya hematemesis tertera maka boleh dikode
diagnosa utama biaya : Rp.6.655.429 dr.Sp.KJ Biaya : Rp.4.715.522 (k92.0) sebagai diagnosa utama
461 UPCODING pasien schizofren, dengan berat badan di bawah D.utama: F20.x (schizophrenia) kode Ina: F-4- berdasarkan kriteria BMI,, BMI di bawah Pada kasus ini verifikator melihat kembali Psikis
normal di diagnosa malnutrisi D.utama: F20.x 10-I tarif ina: 5.635.385 normal hanya dikategorikan kurus,bukan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
(schizophrenia) D. Sekunder: E44.0(moderate malnutrisi. Dan terapinya hanya diet kemudian mencocokkan dengan kode diagnosa
protein energi malnutrition) kode Ina: F-4-10-III TKTP (diet makanan dan minuman) dan melakukan konfirmasi kepada DPJP
Tarif ina: 9.233.857 (RS tipe A kelas 3 sehingga hasil verifikasi hanya diagnosa
schizophrenia

462 UPCODING Pasien RITL masuk dengan dx primer N12 dan dx Sesuai dengan data di rekam medis dan hasil sesuai dengan hasil konfirmasi maka Untuk kriteria pasien dengan sepsis dikembalikan Sepsis/Septikemia
sekunder septicemia A419 biaya Rp 3.625.258 lab sepsis tidak mendukung maka harus diagnosa sepsis dihapus pada kriteria klinis untuk sepsis
dihapus dan biaya menjadi Rp 1.877.374

463 UPCODING Pasien RITL dengan leukositosis tanpa ada gejala Melakukan konfirmasi ke koder bahwa Melihat resume medis, dan riwayat untuk diagnosa septicemia disesuai dengan Sepsis/Septikemia
lain yang menunjukkan tanda-tanda sepsis tetapi diagnosa sekunder septicaemia tidak dapat perjalanan penyakit pasien selama kriteria septicamia dan merupakan kewenangan
ditagihkan A41.9 (Septicaemia) sebagai diagnosa ditagihkan. Biaya Rp. 2.078.241 perawatan dokter
sekunder. Biaya Rp. 9.512.654

464 UPCODING Pasien Masuk RITL dengan kasus Retensio urine Sesuai kaidah koding : Retensio urin terjadi karena striktur Kode R33 tidak mempengaruhi hasil grouping. Sepsis/Septikemia
ec stricture uretra. Diajukan oleh RS : Diagnosa Utama : N35.9 (Urethral stricture, uretra, sehingga tidak perlu Bisa ditambahkan atau tidak.
Diagnosa Utama : N35.9 (Urethral stricture, unspecified) menambahkan retensi urine sebagai
unspecified) Diagnosa Sekunder : R33 (Retension of diagnosa sekunder.
Diagnosa Sekunder : R33 (Retension of urine) urine)
Tindakan : 58.0 (Urethrotomy)
465 UPCODING Pasien dengan keluhan penurunan kesadaran, Diagnosis primer pada pasien tsb adalah Sesuai dengan kaidah koding, diagnosis hasil koding verifikasi sudah tepat Stroke
masuk dengan diagnosis stroke. Pada penagihan, stroke, sedangkan diagnosis sekunder primer adalah diagnosis yang
kode yang diajukan menjadi hipertensi + stroke, hipertensi. Jika kedua diagnosis tersebut memerlukan resource paling banyak.
severity level III. diubah, maka kesimpulan dan severity level Dalam hal ini, kondisi yang
nya juga naik sehingga biaya yang ditagihkan menyebabkan pasien memerlukan
meningkat. perawatan intensive adalah stroke,
sedangkan hipertensi adalah
komorbiditas. Hal tersebut juga sesuai
dengan rekomendasi DPM Prov
Sumatera Utara.

85
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
466 UPCODING Semua Kasus Stroke di coding dengan Bpjs kesehatan membayar biaya pelayanan Sesuaikan dg kasus yg sebenarnya, Harus dipastikan adanya pendarah atau tidak, Stroke
stroke infark (I63.9) sesuai dengan diagnosa yg sebenarnya. untuk stroke haemorragic pakai kode sampai dimana pendarahannya intra cerebral
I61, dan untuk Stroke Infark atau cerebral saja.
menggunakan kode I63,9.
RS bersedia mengganti kode
disesuaikan dg diagnos yg sebenarnya

467 UPCODING 2. Px dgn dx primer HT ( I 10) dan dx sekunder sedangkan kondisi pasien sudah stroke jadi Pada kasus ini seharunya stroke menjadi Stroke
stroke (I 63.9) grouper I-4-17-III Rp 7.333.333,- apabila dibalik grouper G-4-14-I Rp diagnosa utama karena menajadi resouces
4.101.846,- terbesar
468 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus thalasemia sesuai kaidah koding E831 disorders of iron metabolism 1.Dilihat dari hasil pemeriksaan penunjang yang Thalasemia
diajukan oleh RS sebagai berikut Dx utama: D561 Diagnosa utama: D561 beta thalasemia tanpa adalah tanda dan gejala dari thalasemia berkaitan dengan diagnosa sekunder tersebut.
beta thalasemia dx Sekunder : E831 disorders of dx sekunder sehingga tidak bisa menjadi diagnosa 2. Sesuai kaidah ICD 10 bahwa kode E83.1
iron metabolism tindakan: 9903 other tranfusion of Biaya: Rp 1,977,948 penyerta dignosa utama thalasemia memang diperkenankan untuk digunakan
whole blood Biaya: Rp. 2,966,413 sesuai rule MB 4. sebagai diagnosa sekunder (perhatikan exclude)
3. Ketika tanda atau gejala dari suatu penyakit
dijadikan diagnosa sekunder maka harus
dikonfirmasi ke perhimpunan profesi , sumber
daya apa yang digunakan dan penetapan
diagnosa berdasarkan kaidah klinis

469 UPCODING Pasien masuk dengan ruptur uretra dilakukan sesuai kaidah koding prosedur: 5719 other sesuai laporan operasi , tindakan operasi 1. verifikasi sudah sesuai , berdasarkan kode Tindakan Medik/Operatif
operasi cystotomy. Diajukan RS sebagai berikut : cystotomy, Grup InaCBG N-1-30-I Prosedur yang dilakukan adalah adalah cystotomy untuk cystotomy pada ICD 9 CM adalah 57.19
diagnosa utama N368 Other spec disorder of kandung kemih dan saluran urin bawah, dengan kode 5719 other cystotomy 2. kode 56.74 digunakan untuk replacement of
urethra, procedure 5674 ureteroneocystostomy Biaya : Rp.5,966,088 ureter with bladder flap atau ureterovesical
grup INACBG N-1-20-I prosedure saluran urin anastomosis
atas ringan. Biaya Rp.10,181,363

470 UPCODING Pasien RITL masuk dengan kasus operasi Sesuai dengan data di rekam medis dan sesai dengan data yang ada maka dx 1. dipastikan kembali apakah pasien pasca Tindakan Medik/Operatif
laparatomi dengan dx primer Z489 dan dx hasil laboratorium yang tidak mendukung septicemia dihapuskan dari coding operasi laparatomi atau pasien menjalani operasi
sekunder peritonitis K659 dan ada dx sekunder maka dx septicemia tidak acc biaya Rp laparatomi
lagi septicemia A419 biaya Rp 10.903.462 6.574.672 2. jika pasien kondisi pasien adalah post operasi
maka kodenya di kodefikasi kelainan post
prosedural
3. untuk diagnosa septicemia merupakan
kewenangan dokter
471 UPCODING Pasien RITL masuk dengan dx primer K659 Sesuai dengan data yang ada dan dari hasil Sesuai dengan data rekam meis maka Kodefikasi yang tepat adalah Tindakan Medik/Operatif
peritonitis dengan tindakan op 5411 Laparatomy laporan operasi maka tindakannya adalah tindakan appendiktomy dihapus dx primer K659 peritonitis dengan tindakan op
dan app 4709 biaya Rp 15.264.846 dan ksus yang operasi laparatomi biaya Rp 9.204.542 dan 5411 Laparatomy
ke 2 biaya 10.903.462 kasus ke dua biayanya menjadi Rp 6.574.672

472 UPCODING Pasien RITL masuk dengan hernia inguinalis Melakukan konfirmasi ke koder bahwa kode Pada laporan operasi dilakukan tindakan pada kasus ini , untuk tindakan hernioraphy Tindakan Medik/Operatif
tanpa gejala penyulit dan komplikasi dan yang sesuai untuk tindakannya adalah 53.03 hernioraphy dengan pemasangan mesh dengan pemasangan mesh , kode yang tepat
kemudian dilakukan operasi hernioraphy (Other and open repair of indirect inguinal adalah 53.03 (Other and open repair of indirect
ditagihkan dengan tindakan 46.93 (revision of hernia with graft or prosthesis). Biaya inguinal hernia with graft or prosthesis)
anastomosis of small intestine). Biaya 3.612.772
Rp.13.219.681

86
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
473 UPCODING Pasien RITL dengan post kecelakaan lalu lintas Melakukan konfirmasi ke koder bahwa kode Melihat laporan operasi dan keadaan Verifikator melihat pada laporan operasi dan Tindakan Medik/Operatif
tanpa adanya kehilangan kulit kemudian dilakukan yang sesuai untuk tindakannya adalah 86.22 klinis pasien serta riwayat perjalanan keadaan klinis pasien serta riwayat perjalanan
debridement, ditagihkan RS dengan tindakan (Excisional debridement of wound, infection, pasien selama rawatan pasien selama rawatan
86.70 (Pedicle or flap graft). Biaya Rp.6.970.860 or burn). Biaya Rp.1.480.604

474 UPCODING Pasien yang awalnya status umum, setelah di Tagihan yang dibayarkan dengan kode Di billing jaminan BPJS rumah sakit tidak 1. Terkait dengan pemberlakukan kartu sesuai Tindakan Medik/Operatif
lakukan tindakan operasi baru mengurus BPJS, diagnosa Z (Post procedural) dan prosedur dicantumkan tindakan operasi, setelah di pada Permenkes No. 28 tahun 2014 2.
berubah status BPJS di pertengahan rawat setelah operasi tidak dimasukkan lagi. cek ke rekam medis operasi di lakukan Terkait koding disesuaikan dengan diagnosa
menyelesaikan biaya umum. Pada tagihan klaim pada tanggal saat pasien sebagai pasien akhir yang tertera pada resume medis
tindakan operasi tetap dimasukkan di prosedur umum di rumah sakit

475 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus Acute Sesuai kaidah koding Setelah dilakukan crosscheck pada 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder, Tindakan Medik/Operatif
peritonitis. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Pasien masuk RITL dengan kasus Acute data RM tidak ditemukan tindakan 460.4 memastikan apakah ada kondisi peritonitis
Diagnosa utama: K65.0,Acute peritonitis peritonitis. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Resection of exteriorized segment of 2. Jika memang ada kondisi peritonitis maka bisa
Diagnosa sekunder: K63.1 Perforation of intestine Diagnosa utama: K65.0 Acute peritonitis large intestine. ditambahkan tindakan laparatomy eksplorasi jika
(nontraumatic) Diagnosa sekunder: K63.1 Perforation of memang dilakukan.
Tindakan : 541.1 Exploratory laparotomy dan intestine (nontraumatic) 3. Pada kasus ini tindakan reseksi tidak tepat
460.4 Resection of exteriorized segment of large Tindakan : 541.1 Exploratory laparotomy karena sudah termasuk dalam tindakan
intestine. Biaya Rp 10.903.462 laparatomy eksplorasi
Biaya Rp 21.986.558
476 UPCODING Pasien RITL masuk dengan dx primer typoid A010 Sesuai dengan data direkam medis dan hasil sesuai dengan data rekam medis dan dilihat kembali DPJP utama yang menangani dan Tiphoid
dengan biaya Rp 3.359.324 lab ternyata tidak mendukung dx typoid dan hasil laboratorium yang tidak diserahkan pada DPJP untuk menentukan
hanya demam biasa R509 dengan biaya Rp mendukung maka dx typoid dirubah diagnosa akhirnya (ranah klinis)
1.885.127
477 UPCODING Pasien RITL masuk dengan dx primer K802 dan Sesuai dengan data direkam medis lab typoid sesuai hasil konfirmas maka dx typoid dilihat kembali DPJP utama yang menangani dan Tiphoid
dx sekunder E835 dan dx sekunder kedua A010 tidak mendukung sehingga diagnosa A010 dihapuskan diserahkan pada DPJP untuk menentukan
dengan biaya Rp4.384.253 dihapuskan sehingga biaya menjadi diagnosa akhirnya (ranah klinis)
Rp.3.280.116
478 UPCODING Pasien RITL masuk dengan dx primer J189 dan Sesuai dengan data di rekam medis dan Sesuai dengan hasil konfirmasi maka dilihat kembali pada resumen medis Tiphoid
sekunder A010 Biaya Rp 8.155.316 hasil lab maka diagnosa yang dominan dan diagnosa primer menjadi A010 dan
menghabiskan lebih banyak biaya adalah sekunder J189 pneumonia
typoid sehingga biaya menjadi Rp 4.125.652

87
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
479 UPCODING Pasien RITL masuk dengan diagnosa Post KLL Pada Resume Medis pasien hanya terdapat Pasien seharusnya di diagnosa utama Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP Trauma Kepala
dengan GCS 15 namun diagnosa inacbg luka dan fraktur tertutup pada jari kelingking S62.60 (Fracture of other finger , closed) dan meliihat pada resume medis terkait kondisi
dimasukkan S09.8 Other specified injuries of head tangan kanan. Hanya dilakukan jahit situasi dengan tindakan 86.59 (Closure of skin pasien ( apakah memang lukanya dikepala atau
+ S29.8 Other specified injuries of thorax dan dan observasi selama 1 hari karena pasien and subcutaneous tissue of other sites) dijari tangan)
ditagihkan dengan kode inacbg M-1-50-III dengan Pulang Paksa. + 87.17 + 88.23. Kode inacbg M-4-12-I
tarif Rp. 21.211.082,- dengan tarif Rp.2.196.543,-

480 UPCODING Pasien RITL masuk dengan diagnosa Post KLL Sesuai kaidah koding maka Yang terjadi pada pasien adalah 1. pada kasus ini , diagnosa yang menyerap Trauma Kepala
dengan luka di kepala, wajah dan kaki. Diajukan Diagnosa utama: diagnosa utama adalah kecelakaan dengan luka terbuka di sumber daya banyak adalah cederanya bukan
oleh RS sebagai berikut: S92.21 Fracture of other tarsal bone(s) kepala, sebagian wajah. Dan sesuai DM
Diagnosa utama: E11.9 Non-insulin-dependent Diagnosa sekunder: S01.7 Multiple open kaidah koding maka open fracture tarsal 2. analisa verifikator sudah tepat
diabetes mellitus without complications wounds of head, open dan E11.9 Non-insulin- dijadikan sebagai diagnosa utama
Diagnosa sekunder: S02.81 Fractures of other dependent diabetes mellitus without karena membutuhkan banyak biaya
skull and facial bones, open dan Z98.8 Other complications perawatan untuk amputasi dan
specified postsurgical states Tindakan : 84.12 Amputation through foot dan debridement. Dan seharusnya tidak
Tindakan : 84.12 Amputation through foot dan 79.67 Debridement of open fracture of tarsals menempatkan Diagnosa E11.9 (Non-
79.67 Debridement of open fracture of tarsals and and metatarsals insulin-dependent diabetes mellitus
metatarsals Group CBGs: M-1-02-I PROSEDUR without complications), karena itu
Group CBGs: M-1-02-III PROSEDUR AMPUTASI AMPUTASI RINGAN merupakan komorbidity bagi pasien.
BERAT Biaya Rp 10.313.633,- Akan tetapi seharusnya ditempatkan
Biaya Rp 21.724.302,- diagnosa yang lebih mengena S92.21
Fracture of other tarsal bone(s) atau
yang lain
481 UPCODING Pasien Nn.N dirawat dengan Diagnosa Cedera Sesuai dengan Kaidah koding Diagnosa Untuk kasus Cedera Kepala harus 1. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP Trauma Kepala
Kepala S09,9 Unspecified injury of head, Luka Utama adalah Luka Bakar grade III dengan melihat GCS pasien. Pada kasus ini dan memastikan kode diagnosa sesuai dengan
Bakar grade III T21.2 Burn of second degree of kode T21,2 Diagnosa Sekunder S09,9. Diagnosa Utama adalah Cedera kepala diagnosa akhir yang tertera pada resume medis .
trunk, VL frontalis T14,1 - Open wound of sedangkan untuk tindakan Utama adalah GCS 15, sedangkan diagnosa yang lebih 2. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP
unspecified body region. Dengan tindakan 86,22 spesifik ditegakkan yaitu Luka Bakar terkait diagnosa yang menyerap sumber daya
debridemand 86,22 dan repair luka 78.29 dengan grade III terbesar
biaya inacbg Rp.26.014.384,- 3. Prosedur utama biasanya relevan dengan
diagnosa utama sedangkan pada kasus ini tidka
relevan

482 UPCODING DHF ditambah dx sekunder trombocytopenia tidak ditambahkan DS trombositopenia pada adanya persepsi Diagnosa Utama DHF 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP Trombositopeni
DHF, sesuai dengan kaidah koding adanya penurunan trombosit, sehingga terkait dengan diagnosa trombocytopenia dan
Permenkes 27 th 2014 semua DU DHF diberikan kode DS melihat kembali pada rekam medis apakah
trombocytopenia diagnosa tersebut tercantum, jika tercantum
maka bisa dikode
2. Diagnosa ini dapat diajukan ke perhimpunan
melalui Dewan Pertimbangan Medik untuk
ditanyakan kriteria trombocytopenia

483 UPCODING Pasien datang dengan osteomyelitis dengan Koding menjadi M8690 (Osteomyelitis) Koding tuberculosa didak dimasukkan Koding hasil verifikasi sudah benar ditambahkan Tulang/Fraktur/Fraktur
riwayat pengobatan TB dengan hasil rontgen dengan diagnosa sekunder S6280 (Fracture dikarenakan dalam masa peawatan dengan diagnosa sekunder : Z 86.1 Personal
gambaran fraktur radius dan ulna patologis sinistra parts of wrist and hand, closed). Biaya : Rp. pasien tidak mendapatkan pelayanan history of infectious and parasitic diseases
1/3 distal, pasien dirujuk dengan kasus ortopedi. 4.384.242,- terkait diagnosa TB dan merupakan
dikoding diagnosa utama : Osteomyelitis dengan riwayat pengobatan OAT TB saja.
diagnosa sekunder TB paru (A161). Biaya yang
timbul Rp. 5.707.282,-

88
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
484 UPCODING Pasien RITL dengan DPJP Spesialis Bedah dan Mentidaklayakan diagnosa sekunder memeriksa dan membaca hasil Dikonfirmasi kembali kepada DPJP perial Tulang/Fraktur/Fraktur
diagnosa Utama Fracture seringkali diikuti dengan pemeriksaan-pemeriksaan penujang diagnosa tersebut terkait dasar penentuan
diagnosa sekunder Bronchpneumonia padahal pasien Bronchopneumonia sebagai diagnosa (lembar
dari hasil tindakan penunjang tidak ada hasil konfirmasi) bila memang diagnosa tersebut
Bronchopneumonia tercantum dalam resume medis
485 UPCODING Pasien masuk RS dengan kasus fracture involving Diagnosa utama : T02.21 fractures involving Sesuai dengan kaedah koding ICD 10 1. Tidak ada regulasi dalam ICD 10 batasan Tulang/Fraktur/Fraktur
multiple regions of one upper limb,open. Diajukan multiple regions of one upper limb, open kode S09.9 usnpesified head injury tentang deskripsi kode S09.9
oleh RS sbb : diagnosa utama : T02.21 fractures diagnosa sekunder : G44.3 chronic post ditegakkan apabila terdapat tanda-tanda 2. Sehubungan dengan diagnosa utama fractures
involving multiple regions of one upper limb, open, traumatic headache, tindakan : 78.13 nyeri kepala disaat itu atau tidak disaat involving multiple regions of one upper limb, open.
diagnosa sekunder : S09.9 Unspesified injury of application of external fixation device, radius itu, muntah berulang, demam, tidak verifikator mengkonfirmasi kepada DPJP terkait
head, and ulna, INA-CBG : M-1-80-I, prosedur sanggup bangun,kaku kuduk, hilang multiple region yang dimaksud.
tindakan : application of external fixation device, anggota tubuh atas ringan biaya : 6.308.388 koordinasi, agitasi. maka kode yang 3. jika tidak terbukti ada multiple region maka
radius and ulna, tepat sesuai dgn rekam medis DPJP ditentukankode untuk fracture yang tepat
INA-CBG : M-1-80-II prosedur anggota tubuh atas yaitu nyeri kepala post kll adalah G44.3 berdasarkan resume medis
sedang, biaya : 8.293.281 chronic post traumatic headache dgn
penjelasan klinis nyeri kepala setelah
kecelakaan.

486 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus fraktur patella, Pasien masuk RITL dengan kasus fraktur Sesuai kaidah koding untuk tindakan verifikator memastikan kembali pada resume Tulang/Fraktur/Fraktur
diajukan oleh RS sebagai berikut : patella, merupakan rawatan kedua kali untuk reposisi tanpa dilakukan pengecoran medis apakah benar dilakukan reposisi pada
Diagnosa Utama : S82.0 Fracture Of Patella dilakukan reposisi terhadap fraktur atau atau fiksasi maka kode yang diajukan fraktur patela, jika benar maka kode tindakan
Prosedur utama : 79.66 Debridement of open fiksasi luar (gips), agar tulang yang telah di adalah 78.10 Application of external yang tepat adalah 78.16
fracture of tibia and fibula reposisi tidak bergeser dari posisinya, seusai fixation device, unspecified site
Prosedur skunder : 93.53 Application of other cast kaidah koding untuk prosedur fiksasi tanpa
Group CBGs : M-1-70-I Prosedur Lutut Dan pengecoran diberikan kode tindakan : 78.10
Tungkai Bawah Selain Kaki Application of external fixation device,
Biaya : Rp. 22.227.105 unspecified site
Biaya : Rp. 3.881.401

487 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus ca. Diajukan Pasien hanya dibayarkan diagnosa sesuai diagnosa termasuk dalam kode creep 1. verifikator melihat pada riwayat sebelumnya Tumor/Kanker
oleh RS sebagai berikut: dx. Utama : Ca dengan resume dan data penunjang dx:Non atau perubahan dalam pancatatan apakah memang ada diagnosa tersebut.
Nasofaring dx. Sekunder : Non Hodgkin Limfoma Hodgkin Limfoma Rp. 5.474.737 rekam medis yang dilakukan praktisi 2. penetapan kasus CA didasarkan pada hasil
hasil PA Non Hodgkin Limfoma Rp. 15.950.057 untuk meningkatkan biaya, hasil PA pemeriksaan penunjang ( verifikasi sudah benar)
menunjukan dx Non Hodgkin Limfoma
tanpa mengarah ke Ca Nasofaring

488 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus Diajukan oleh Sesuai dengan riwayat dan kronologis pasien Tidak ditemukan catatan medis pasien Disesuaikan dengan diagnosa yang tercantum Tumor/Kanker
RS sebagai berikut: Diagnosa Utama: C76.2 hanya sebatas observasi mengenai hasil PA sebagai penunjang pada resume medik
Malignant neoplasm of abdomen
489 UPCODING Kasus kemoterapi pada rawat inap di entry Dx indikasi rawat inap hanya dilakukan tindakan Sesuai aturan koding (PMK 27/2014) 1. Berdasarkan aturan kaidah ICD 10, untuk Tumor/Kanker
Utama : C50.9 (Ca Mammae). dengan tindakan kemoterapi saja, sehingga diagnosa untuk tindakan kemoterapi maka pelayanan kemoterapi pada neoplasma
Kemoterapi 99.25 L-4-11-I Rp 2.506.671 utamanya menggunakan kode Z. Menurut sebagai dx utama Kemoterapi (Z51.1), menggunakan kode Z51.1 sebagai diagnosa
DPJP, pasien butuh diobservasi setelah dan dx sekunder adalah kanker nya, utama jika pasien melakukan kemoterapi
pemberian kemoterapi sehingga terbentuk CBGs C-4-13-I Rp 2. Jika pasien direncakan kemoterapi namun
1.558.312 karena kondisi belum memungkinkan sehingga
ditunda maka pasien dirawat atas indikasi
pebaikan keadaan umum maka kode Z51.1 boleh
tidak digunakan . untuk diagnosa utama
menggunakan diagnosa sesuai keadaan umum
yang ditangani

89
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
490 UPCODING Pasien masuk RITL dengan K/U Nyeri pada buah dx utama : K404 (Unilateral or unspecified Seharusnya diagnosa utamanya adalah 1. terkait dengan diagnosa other septicemia , Tumor/Kanker
zakar yang dialami lebih kurang 10 tahun sebesar inguinal hernia, with gangrene) K404, karena pasien masuk akibat verifikator memastikan kembali standar
bola tenis, keras + benjolan tidak dapat prosedur : 53.03(unilateral repair of drect hernia inguinalis . Diagnosa A418 hanya pelayanan medis yang berlaku di RS tersebut
dimasukkan kembali ingunal hernia with graft of protesis) di dukung oleh hasil Lab leukosit= terkait dengan kriteria septicemia. ( dengan
Dx utama : K404 (Unilateral or unspecified inguinal kode inacbgs : K-1-40-I (Prosedur Hernia 16400mm3 tidak di dukung dengan lembar konfirmasi)
hernia, with gangrene) Inguinal dan Femoral biaya : Rp 3. 612.772 Takikardi, demam tinggi .suhu tubuh 2.Prosedur pada tindakan pertama 45.93
Dx sekunder : A418 (Other septicemia) tindakan dalam batas normal . Tekanan darah (intestinal anastomosis = merupakan tindakan
1: 4593 (Other small-to-large intestinal dalam batas normal. Prosedur untuk penyambungan usus halus) tidak spesifik untuk
anastomosis) hernia 53.03(unilateral repair of drect penanganan hernia inguinalis sedangkan
tindakan 2: 5303 (Other and open repair of direct ingunal hernia with graft of protesis. dan diagnosa utamanya adalah hernia , maka
inguinal hernia with graft or prosthesis ) seharusnya kode Inacbgs K-1-14-I verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
K-1-20-III ( PROSEDUR INTESTINAL KOMPLEKS (Prosedur Hernia Inguinal dan Femoral perihal ketidak sesuai tersebut (lembar
(BERAT) Rp 22.051.929,- konfirmasi).

491 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus myelofibrosis. sesuai dengan kaidah koding, diagnosa pengkodean harus sesuai dengan 1. Pada kasus ini diagnosa utama nya adalah Tumor/Kanker
Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama adalah diagnosa utama C94.5 (acute diagnosa resume medis yang dibuat D47.1 dan sebagai diagnosa sekundernya dalah
Utama D47.9 (Neoplasm of uncertain or unknown Myelofibrosis) dan diagnosa sekunder D64.9 oleh dokter penanggungjawab pasien D63.0
behaviour of lymphoid, haematopoieitic and related (anaemia, unspecified). Tindakan 9904 ( 2. Pada kasus ini, jika hanya tertulis myelofibrosis
tissue, unspecified) dan diagnosa sekunder D 64.9 Transfision of packed cells). Biaya: Rp. pada resume medis maka kode yang tepat
(anaemia, unspecified). tindakan 9904 ( 2.458.116,00 adalah D47.1 (Chronic myeloproliferative disease
transfusion of packed cells), Grouping CBG's C-4- Myelofibrosis (with myeloid metaplasia)
14-II. biaya: 5.023.376,00 [Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005,
Neoplasms.]
3. Pada kasus ini, diagnosa anemia pada kasus
neoplasma menggunakan kode D63.0 (Anaemia
in neoplastic disease
[Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005,
Diseases of the blood and blood-forming organs.])

492 UPCODING DU Ca nasopharing , DS anemi, dng HB rendah masih disetujui Du Ca nasopharing, tetapi di Menurut verifikator, DU adalah Anemia, Dalam ICD 10 ada aturan menganai asterix dan Tumor/Kanker
dan memerlukan transfusi. Pasien hanya diterapi permenkes 27 thn 2014 symptom tdk bisa DS Ca Nasopharing karena tindakan dagger, dimana dagger harus menjadi diagnosa
untuk anemianya, sedang tidak ada terapi sebagai DU yang dilakukan hanya untuk anemianya utama. Untuk anemi pada neoplasma kodenya
kankernya (transfusi) tanpa memberikan terapi adalah D63.0 * (asterix) maka anemia menjadi
untuk Ca nasopharing diagnosa sekunder dan Ca Nasoparing menjadi
diagnosa utama
493 UPCODING Pasien RITL dengan pasca operasi Ca mammae Sesuai keluhan pasien masuk karena luka Sesuai kaidah koding diagnosa utama 1. koding hasil verifikasi dan hasil analisa kasus Tumor/Kanker
luka operasi tidak baik. Diajukan RS sebagai pasca operasi Ca mammae yang tidak baik. dengan tindakan berhubungan. Kode sudah tepat
berikut: DU: C50.9 DS: T81.3 Tindakan: 86.69 DU: T81.3 DS: C50.9 Tindakan: 86.69 Group C50.9 merupakan ko-mordibity 2. diagnosa akhir adalah diagnosa yang
Group CGBs: L-1-30-III Prosedur pemindahan kulit CBGs: L-1-30-I Prosedur pemindahan kulit merupakan diagnose sekunder. menyerap sumberdaya banyak
tanpa luka bakar berat Biaya Rp. 26.057.105 tanpa luka bakar ringan Biaya Rp. 11.764.530

494 UPCODING pasien RITL dengan kasus susp kanker sesuai dengan kaidah koding diagnosa yang sesuai dengan kaidah koding dan ICD- Sesuai dengan aturan koding, suspect carcinoma Tumor/Kanker
abdomen, diajukan RS sebagai berikut; diagnosa benar adalah diagnosa utamanya R19.0 10 diagnosa yang benar adalah dikoding dengan Z03.1
utamanya K30; dyspepsia, R19.0; intra abdominal diagnosa sekundernya N13.0 diagnosa utamanya R19.0 diagnosa
and pelvic swelling mass and lump, M43.0; sekundernya N13.0 dan dyspepsia tidak
spondilosis dimunculkan lagi.

90
500 REKOMENDASI KODING
Keyword
NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC (Perihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
495 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus ada benjolan di Sesuai resume medis Berdasarkan berkas dan resume medis Pada kasus ini hipertensi merupakan kasus yang Tumor/Kanker
telinga yang dirasa terus menerus nyeri Diajukan Diagnosa utama : M7.28 membuktikan bahwa biaya operasional sudah ada sebelumnya maka kedudukannya
oleh RS sebagai berikut: Diagnosa sekunder : I10 Tindakan : 87.44 pasien yang paling banyak dikarenakan sebagai diagnosa sekunder sehingga diagnosa
Diagnosa utama: I10 Essential (primary) Routine chest x-ray, so described, 18.12 adanya benjolan. utama adalah M72.8 namun dengan konfirmasi
hypertension Biopsy of external ear Rp 2.049.737 kepada DPJP
Diagnosa sekunder: M72.8 - Other fibroblastic
disorders.- E149 - Unspecified diabetes mellitus
without complications
Tindakan : 87.44 Routine chest x-ray, so
described, 18.12 Biopsy of external ear

Biaya Rp 3.502.018
496 UPCODING Pasien di diagnosa tumor jinak kemudian Konfirmasi dengan dokter yang merawat Pasien bisa ditagihkan sebagai pasien 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder Tumor/Kanker
dilakukan Customer Visit dan didapatkan hasil RJTL dengan deskripsi Prosedur Besar atau DPJP dengan berpedoman pada Pemenkes
bahwa pasien hanya dilakukan anastesi lokal dan pada kulit dan karena tidak dirawat dan nomor 27 tahun 2014 tentang definisi episode
pasien dipulangkan pada hari yg sama.oleh RS prosedurnya bisa dikerjakan di RJTL
ditagihkan sebagai pasien RITL dengan tindakan
biopsi
497 UPCODING * USG HAMIL DITAGIHKAN USG ABDOMEN JENIS TINDAKAN DISESUAIKAN MENJADI JENIS PEMERIKSAAN DI CASE MIX Pada kasus persalinan , Usg Gravid uterus dapat USG
USG HAMIL dikode dengan 88.78 (Diagnostic ultrasound Of
Gravid Uterus
498 UPCODING Pasien masuk RS dengan keluhan badan panas Pada Resume tidak terdapat tanda dan Sesuai kaidah koding kode yang tetap merujuk diagnosa akhir yang tertulis di Virus
hari ketiga sebelum masuk RS keluhan disertai pengobatan untuk kasus campak. Maka digunakan R50.9 (Fever,Unspecified) resume medis, kodefikasi dari RS sudah tepat.
kejang 1x,BAB cair <3x,batuk dan pilek .keadaan dignosa utama febris
umum sakit sedang ,kesadaran CM, BB 7.2 kg. T R50.9(Fever,unspecified) biaya Rp. 1.885.127
38.5 C.Terapi yang diberikan : IVFD DS 1/4 NS gtt
X tpm (mikro),Inj Ceftriakson
300mg/12jam/iv,Sanmol 4x3,Zink kid syr 1xcth
1pc. Diagnosa akhir : Febris ec morbili
Diagnosa utama :B05.9(measles without
Complication).
biaya Rp. 2.352.535.

499 UPCODING Pasien X mendapatkan permintaan BNO-IVP di Ditagihkan kedalam pelayanan RITL Seharusnya tindakan BNO-IVP bisa Agar dilakukan verifikasi sesuai dengan juknis BNO
rawat jalan tanggal 20/8/2014. Namun dirawat ditagihkan di pelayanan RJTL verifikasi. Selama ada surat perintah RITL dari
inapkan untuk melakukan tindakan tsb tanggal DJP maka dibayarkan menjadi episode RITL. Jika
21/8/2014 tidak ada indikasi medis untuk dilakukan RITL,
maka verifikator melakukan pencatatan untuk
dilaporkan kepada Tim audit medis.
500 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan Persalinan normal maupun tidak normal Sesuai dengan PMK 27 tahun 2014, bahwa code Persalinan/Kehamilan/Bayi
normal. Ditagihkan oleh RS sebagai berikut : secara sectio. Ditagihkan oleh RS sebagai tidak diperbolehkan menginput high risk Z35.8 tidak dapat digunakan sebagai diagnosis Baru Lahir
Diagnosa utama : O62.0 Primary inadequate berikut : Diagnosa utama : O80.9 Single pregnancy (Z35.5, Z35.6, Z35.7, dan pada saat proses persalinan. Kode tersebut
contractions Diagnosa sekunder : Z35.8 spontaneous delivery, unspecified Group Z35.8) hanya boleh digunakan pada kasus ANC. Jadi
Supervision of other high-risk pregnancies CBGs: O-6-13-I PERSALINAN VAGINAL ke dalam aplikasi INA-CBGs pada kasus ini, code diagnosa utamanya O62.0
Tindakan : 73.59 Other manually assisted delivery RINGAN Biaya Rp. 2.086.122,00 dengan diagnosa sekunder O80.9; Prosedur
Group CBGs: W-4-16-III GANGGUAN 73.59
ANTEPARTUM BERAT Biaya Rp. 3.915.633,00

91

Anda mungkin juga menyukai