1253-Article Text-3763-1-10-20220331
1253-Article Text-3763-1-10-20220331
http://ejurnal.uij.ac.id/index.php/CONS
ABSTRAK
Cinematheraphy merupakan salah satu dari berbagai teknik dalam terapi, akan tetapi dalam tulisan ini
peneliti berusaha mengabungkan antara teknik cinematheraphy dan penggunaan film Islam dalam teknik
cinematheraphy. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu,menganalisis perkembangan cinematheraphy untuk
membantu klien, dan kurangnya referensi yang spesifik yang membahas cinematheraphy dalam konteks
religi. oleh karena itu, penelitian ini hadir untuk mencoba berkontribusi dalam bidang akademik dan ilmu
sosial dalam hal bimbingan konseling sehingga dapat berkontribusi dalam perkembangan cinematheraphy
dalam Islam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kajian pustaka atau (libreary research)
dari hasil temuan jurnal yang spesifik membahas permasalahan cinematheraphy yaitu 16 jurnal yang
diperoleh melalui geoogle schoolar, garuda jurnal, sinta jurnal, dan berbagai pencarian yang ditemukan.
Adapun hasil penelitian ditemukan bahwa, teknik cinematheraphy memiliki tingkat keberhasilan yang
tinggi dalam hal bidang keilmuan umum akantetapi secara spesifik penggunaqan cinematheraphy dalam
Islam untuk mengatasi permasalahan klien belum ditemukan. oleh karena itu, peneliti berusaha untuk
menghadirkan nilai-nilai Islam dalam teknik cinematheraphy sebagai bentuk pengembangan ilmu
pengetahuan dalam bentuk cinematheraphy sebagai teknik dan metode dalam mengatasi permasalahan
klien.
ABSTRACT
Cinematherapy is one of various techniques in therapy, but in this paper the researcher tries to combine
cinematherapy techniques and the use of Islamic films in cinematherapy techniques. This study has a
purpose, namely, to analyze the development of cinematherapy to help clients, and the lack of specific
references that discuss cinematherapy in a religious context. Therefore, this research is here to try to
contribute in the academic and social sciences in terms of counseling guidance so that it can contribute to
the development of cinematherapy in Islam. The method used in this research is library research from the
findings of journals that specifically discuss cinematherapy problems, namely 16 journals obtained
through geoogle schoolar, garuda journals, sinta journals, and various searches found. The results of the
study found that the cinematherapy technique has a high success rate in terms of general scientific fields
but specifically the use of cinematherapy in Islam to overcome client problems has not been found.
Therefore, researchers are trying to present Islamic values in cinematherapy techniques as a form of
scientific development in the form of cinematherapy as techniques and methods in overcoming client
problems
Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
40
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348
Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
41
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348
terhadap perkembangan siswa dan dapat ini berupaya untuk menghadirkan teknik
memberikan respon yang baik dalam cinematheraphy dalam mengatasi
perkembangan siswa yang diberikan terapi permasalahan klien degan bantuan film
film. Dalam penelitian ini yang menjadi yang berlatar religi, sehingga dalam
pembeda yaitu, penelitian yang kami penerapannya metode ini mam[pu
cantumkan bersifat kajian pustaka dan mengabungkan konsep religi dalam film
membahas kontribusi cinematheraphy yang bertujuan agar klien dapat merasakan
dalam perkembangan Islam, dimana dalam bimbingan agama secara tidak langsung.
tulisan ini mencoba untuk memberikan
analisis penggunaan cinematheraphy yang Metode Penelitian
bernuansa Islam dalam membantu penelitian ini menggunakan studi
permasalahan klien yang dilakukan oleh pustaka (library research). Penelitian studi
konselor atau guru bimbingan konseling pustaka tidak terlepas dari beberapa elemen
(BK) dalam praktik di sekolah maupun dasar yaitu buku, jurnal, dan dokumen yang
praktisi untuk menghadirkan agama dalam memiliki kaitan dengan
membantu permasalahan klien, mengingat penelitian.(Hermawan et al., 2019)Cooper
film Islam telah dikembangkan terutama di mengemukakan penelitian kajian pustaka
Indonesia. memiliki tujuan yaitu sebagai informasi
Perkembangan cinematheraphy teori yang digunakan dan memiliki kaitan
mengalami kemajuan yang signifikan, dengan judul yang diangkat oleh peneliti,
dengan banyakanya penelitian yang telah mengklaborasikan dengan literatur yang
dilakukan sebelumnya mengenai ada, dan sebagai pelengkap dari penelitian
cinematheraphy. akan tetapi, yang menjadi sebelumnya.(D. M. T, 2021)Pada penelitian
pokok permasalahan adalah penelitian yang ini menggunakan mesin pencaharian
dilakukan sebelumnya masih bersifat umum, teknologi yaitu bantuan google schoolar,
oleh karena itu, penelitian ini berusaha Sinta jurnal, dan garuda jurnal dari hasil
menghubungkan cinematheraphy dalam temuan yang dianggap relevan dengan
islam. Adapun kajian yang dilakukan pembahasan peneliti kemudian dimasukkan
cinematheraphy dalam islam yaitu, dan dikaji untuk melakukan pengembangan
memasukkan nilai-nilai Islam dalam dalam sebuah konsep cinematheraphy
cinematheraphy, Pada penelitian ini penulis dalam Islam.
berangkat dari fenomena dan kecendrungan
masyarakat yang cenderung menikmati film, Hasil dan Pembahasan
serta populasi masyarakat Islam yang Berdasarkan hasil pencaharian yang
begitu besar dan pesat,serta dalam dilakukan peneliti baik di google scholar
keseharian kehidupan masyarakat akan ditemukan sebanyak 100 tulisan terdiri
dihadapkan oleh berbagai problematika beberapa genre yang membahas tentang
dalam kehidupan. oleh karena itu, penelitian cinematheraphy, lebih lanjut penulis
Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
42
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348
Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
43
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348
Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
44
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348
Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
45
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348
Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
46
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348
Amalia, 2019)oleh karena itu, dapat ditarik hal ini konselor berusaha untuk mencari
kesimpulanmengenai tujuan dari wawasan yang dimiliki oleh klien,
cinematheraphy adalah sebuah usaha yang 3. Verifikasi, adanya hubungan materi
dilakukan untuk mengatasi permasalahan dengan permasalahan yang dihadapi
klien melalui film, yang mana klien diminta terhadap klien, serta penggunaan teknik
untuk menjadikan karakter tokoh yang ada yang dilakukan dengan bantuan
dalam film sebagai contoh dalam cinematheraphy
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi 4. Implementasi, adanya upaya yang
oleh klien. dilakukan oleh konselor terhadap konseli
setalah diberikan terapi film yang
Mekanisme Pelaksanaan bertujuan klien dapat mengatasi
Cinematheraphy kesulitan klien melalui layanan
Konsep yang ditawarkan oleh Mulyana cinematheraphy.
yang dikenal “VALUE” yaitu;(Hanggara & Lebih Lanjut Diungkapkan Kingston,
Khususiyah, 2016) Adapun Tahapan Dalam Melaksanakan
1. Value identification pada tahap Cinematheraphy Yaitu;(Hanggara, 2016)
inidilakukan identifikasi nilai, 1. Mengidentifikasi permasalahan yang
2. Activity (kegiatan) para klien dibimbing dimiliki oleh klien.
untuk mengarahkan agar para klien 2. Menentukan pencegahan dalam hal ini
memiliki kesadaran diri yang akan penentuan terapi film
menjadi target konseling, 3. Mengidentifikasi film, dalam hal ini
3. Learning aids (alat bantu belajar), pada konselor mencari film berdasarkan
tahap ini konselor mempersiapkan masalah klien,
segala bentuk kebutuhan atau bahan 4. Menikmati tayangan film yang berbentuk
dalam proses konseling, terapi.
4. Unit interaction, pada tahap ini
pemberian strategi diberikan dan Langkah Cinematheraphy
meningkatkan pelayanan konseling Demir mengemukakan ada beberapa
5. Evaluasi, tahap ini berusaha untuk peroses atau langkah dalam cinematheraphy
melihat sejauh mana perkembangan yaitu:(Khoiriyati & Amalia, 2019)
klien dalam konseling terapi film. 1. Logika,logika dibutuhkan oleh klien
Adapun Tahapan Cinematheraphy Yang untuk menganalisis film yang
Diungkapkan Oleh Criss Brawer Dan ditampilkan sehingga, kemampuan nalar
Campbell, Yaitu;(Hanggara, 2016) untuk memahami alur atau proses film
1. Persiapan, adanya pencarian informasi yang ditampilkan dapat dipahami
dan pengambilan informasi, dengan baik oleh klien,
2. Inkubasi, menentukan sesuatu yang 2. Bahasa (dialog); Bahasa yang digunakan
menyenangkan dalam diri klien dalam dalam film sangat membantu bagi klien
Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
47
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348
untuk memahami dari alur film yang permasalahan klien, akan dilakukan
ditampilkan, pemilihan bahasa yang penggalian yang lebih dalam mengenai
terstruktur untuk memudahkan klien permasalahan yang dihadapi oleh klien,
memahami Bahasa yang digunakan stelah dirasa cukup dan klien telah
dalam sebuah film agar penikmat dapat ditemukanpermsalahan yang mereka
menangkap maksud dari sebuah film hadapi maka konselor dapat
yang ditampilkan, memetakan dari permasalahan mereka,
3. Visual special, yaitu adanya audio dan 2. Tahap kedua seleksi sinema atau film,
visual yang baik akan memberikan sudut pada tahap ini konselor telah melihat
gambar yang menarik, sehingga klien film sebelumnya dan memetakan
akan merasa penasaran dan tertarik sehingga dalam proses terapi antara
untuk mengikuti film yang ditampilkan film dan permasalahan yang dihadapi
hingga selesai, oleh konselor memiliki hubungan
4. Interpersonal; yaitu sebuah usaha yang sehingga proses terapi film dapat
dilakukan oleh klien untuk berusaha dan berjalan dengan baik,
memahami secara personal dari tokoh 3. Tahap ketiga yaitu identifying emotions,
yang ditampilkan dalam sebuah film, pada tahapan ini konselor atau guru
5. Kinestetik; diperlukan dalam film untuk Bimbingan Konseling meriview ulang
memberikan rasa penasaran dan apa yang didapatkan oleh klien dalam
keunikan dari sebuah film, sehingga proses menonton filmdengan
dalam peroses trapi film klien, akan menayakan ulang sejauh mana klien
menemukan keunikan dan tetap mengontrol emosi mereka, dan apa
melanjutkan hingga film berakhir, intisari dari film yang klien dapatkan?
6. Intar-psychic; yaitu keadaan klien yang Dan dapatkah klien melakukan
mampu untuk menemukan makna dari perubahan sebagai mana yang
sebuah film yang ditampilkan, dengan dijadikan tokoh kan dalam film
demikian intar-psychic bisa dikatan tersebut?, dengan adanya evaluasi dan
adanya gejolak dalam diri klien untuk pertanyaan ulang ini untuk memastikan
berusaha mendapatkan makna dari film klien mendapatkan terapi melalui film
yang disajikan terhadap klien. dengan baik sehingga dapat
mengontrol keadaan mereka.
Prosedur Layanan Terapi Menurut IKI (Ikatan Konselor
1. Pertama, pada tahap pertama ini, Indonesia) dalam JAMBORE KONSELOR 3
konselor melihat permasalahan yang (2017), berdasarkan musyawarah dan
dihadapi oleh klien, baik dari segi keputusan bersama yang dilakukan oleh IKI
masalah pribadi maupun masalah dirumuskan langka-langkah dalam
sosial, kemudian melakukan identifikasi cinematheraphy yaitu sebagain
masalah, dengan ditemukan berikut:(Habsyah, 2020)
Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
48
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348
Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
49
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348
demikan, klien akan merasa bahwa dirinya tujuan serta hasil yang didapatkan oleh
yang ditampilkan dalam film, yang mana klien,
klien akan mengadopsi upaya atau langkah 3. Tahapan ketiga yaitu, mendiskusikan
dalam menyelesaikan permesalahan yang reaksi film yang diperoleh melalui klien
mereka hadapi sesuai dengan tokoh yang yang bersifat positif dan negatif. Proses
mereka pilih dalam film yang disajikan. diskusi yang dilakukan oleh konselor dan
klien dalam cinematheraphy bertujuan
Kualifikasi Film dalam Cinematheraphy untuk memperjelas maksud dan tujuan
Wolz mengemukakan perlu film yang dijadikan terapy sehingga,
diperhatikan dalam penyajian tidak ada kesalahpahaman yang terjadi
cinematheraphy terhadap klien, antara konselor dan klien dalam proses
yaitu:(Sutardi, 2018) terapi karena adanya keterbukaan dan
1. Pada tahapan pertama konselor memulai kejelasan antar konselor danklien serta
konseling dalam hal ini penentuan film, film yang digunakan terapi.
penentuan film ditentukan oleh Marsick mengusulkan dalam
konseloryang bertujuan untuk penggunaan cinematheraphy harus
memudahkan klien. Pemilihan film yang memperhatikan beberapa hal yaitu:
dilakukan oleh konselor diusahan film 1. Pemilihan karakter yang efektif, yaitu
yang telah dinonton oleh klien, hal ini adanya pemilihan film yang dilakukan
dilakukan untuk memudahkan klien oleh konselor untuk untuk menetapkan
dalam memahami karakter film yang sesuai dengan karakter klien sehingga
dijadikan tokoh dalam diri klien, film yang ditayangkan memiliki
pemilihan film juga perlu memperhatikan kedekatan emosional secara tidak
keadaan klien, agar dalam pemutaran langsung sesuai dengan permasalahan
film klien akan mendapatkan pelatihan yang dihadapi oleh klien,
atau hasil yang bermanfaat dalam 2. pemilihan konten yang cocok dengan
proses cinematheraphy untuk mengatasi masalah klien, pemilihan konten yang
permasalahan yang dihadapi oleh klien, dilakukan oleh konselor untuk
2. Tahapan kedua yaitu, Klarifikasi memberikan kemudahan kepada klien
bermaksud memberikan definisi dan sehingga, klien akan merasa konten
pengertian serta batasan agar klien tidak yang ditampilkan sudah sesuai dengan
keliru dalam memahami suatu film yang permasalahan klien hadapi,
ditampilkan oleh konselor. Klarifikasi 3. klien menikmati film, pada tahapan ini
dilakukan oleh konselor kepada klien film yang ditampilkan oleh konselor
agar klien tidak salah dan keliru berusaha untuk memberikan
memahami karakter dalam film yang kenyamanan kepada klien, yang dimana
ditampilkan, sehingga dalam proses klien akan terbawa pada suatu kondisi
cinematheraphy akan jelas arah dan dimana klien akan merasa permasalahan
Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
50
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348
mereka sesuai dengan yang ditampilkan dapat dinikmati dalam keadaan apapun.
sehingga klien akan merasa menimati akan tetapi kekurangan dari terapi cinema
film yang ditampilkan oleh konselor. yaitu durasi film yang diberikan kepada klien
4. karakter yang memecahkan masalah, itu lebih singkat, serta metode terapi yang
pemilihan karakter yang sesuai dengan baru sehingga belum banyak referensi yang
permasalahan klien akan memberikan membahas secara rinci dan mendalam
kesempatan kepada klien untuk terkait teori cinematheraphy.
mengatasi permasalahan klien melalui
karakter film yang ditampilkan, Kritik dan Pengembangan
5. pesan tidak langsung, pesan tidak Cinematheraphy dalam Islam
langsung yang diberikan oleh sebuah Pengunaan cinematheraphy dalam
film akan memberikan asumsi kepada konseling Islam baik itu secara formal dalam
klien untuk mengatasi permasalahan dunia akademik maupun secara non formal
mereka sesuai dengan film yang klien yang disajikan akan memberikan kesan bagi
lihat, dengan demikian pesan tidak para penikmatnya. Kehadiran film dalam
langsung yang diberikan oleh film dapat perkembangan era digital yang
diterima oleh klien dalam mengatasi mempengaruhi sudut pandang dan
permasalah klien, emosional dikalangan masyarakat dengan
6. semangat atau inspirasi tema. Pada mudah, media massa sebagai alat pemberi
tahapan ini film memberikan semangat informasi yang cepat sehingga media massa
baru bagi klien untuk menghadapi dijadikan rujukan untuk memperoleh
permasalahan mereka dengan adanya informasi. Kehadiran film sebagai serana
kemampuan klien dalam memahami dan untuk menghibur, dan mengedukasi
mengambil tindakan berdasarkan film tentunya, tidak lepas dari masyarakat yang
yang dilihat akan memberikan tema menjadi audiens dalam menikmati suatu
baru dalam kehidupan klien sehingga film. Oleh karena itu, kehadiran film harus
akan lebih baik lagi. dicermati akan peluang dan tantagannya,
sebagaimana yang diketahui dalam film
Kelebihan dan Kekurangan yang ditayangkan terdapat unsur-unsur
Cinematheraphy negatif yang tidak bisa kita hindarkan.
Adapun kelebihan dari Adanya unsur negative yang ditayangkan
cinematheraphy adalah penggunaan film dalam film akan mempengaruhi alam bawa
dalam proses terapi, dimana dalam terapi ini sadar audiens dan secara tidak langsung
terdapat perpaduan antara audio dan visual akan melakukan adegan-adegan yang ada
yang tepat sehingga, dapat ditangkap dalam suatu film.
dengan baik oleh klien, penggunaan film Kehadiran film memberikan peluang
dalam terapi juga memudahkan untuk bagi perkembangan cinematheraphy,
diakses oleh segala kalangan umur dan dengan adanya media film sehingga,
Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
51
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348
masyarakat atau klien akan lebih mudah cinematheraphy dengan nuansa Islam dapat
untuk menerima alur ataupun maksud dari dilkasanakan sebagai media yang
suatu film. Hal ini disebakan adanya memudahkan bagi konselor untuk
kebiasaan masyarakat atau klienuntuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh
menonton film. Adanya kebiasaan klien klien.
untuk menonton film sehingga, konselor
harus memperhatikan kebutuhan klien Simpulan
dengan film yang disajikan, sehingga, Berdasarkan pembahasan maka dapat
proses terapi dapat oleh klien untuk ditarik kesimpulan, penggunaan
menghadapi permasalahan yang dihadapi. cinematheraphy secara spesifik dalam Islam
Ada beberapa film yang ditemukan belum banyak ditemukan, akan tetapi dalam
yang digunakan dalam cinematheraphy praktik cinematheraphy secara umum telah
memiliki unsur-unsur kekerasan dan dilkasanakan dan terbukti cinematheraphy
memiliki adengan yang membahayakan mampu memberikan hasil yang signifikan
untuk dinonton, adanya adengan dalam mengatasi permasalahan klien,
suatu film yang bersifat sensitif sehingga, cinematheraphy dalam Islam diharapkan
diperlukan pengawalan dari konselor. mampu mengatasi permasalahan klien
Apabilatampa pengawalan dalam hal melalui film yang bernuansa religi sebagia
bimbingan, dihawatirkan para klien yang bentuk penyandaran klien terhadap masalah
menonton film akan meniru adegan tampa yang dihadapi oleh klien. Oleh karena itu
adanya penyaringan. Oleh karena itu, kedepannya dibutuhkan penelitian lanjutan
cinematheraphy dalam konteks Islam untuk membahas secara intensif mengenai
berupaya untuk memberikan edukasi dan cinematheraphy dalam Islam.
pendampingan dalam film yang dijadikan
media terapi bagi klien, sehingga adanya Daftar Pustaka
kontrol yang dibangun untuk meminimalisir Alang, S. (2020). Manajemen Terapi Islam
permesalahan yang dihadapi. Akan tetapi, Dan Prosedur Pelayanannya (No. 1).
dalam perkembangan film yang bernuansa 7(1), Article 1. Https://Journal3.Uin-
Islam masih kurang, sehingga film yang Alauddin.Ac.Id/Index.Php/Al-
digunakan masih banyak yang diadopsi dari Irsyad_Al-Nafs/Article/View/14493
luar negeri oleh karena itu, film yang Chandra, M. (2013). Representasi Profesi
dijadikan media dalam mengatasi Dokter Dalam Film" 7 Hati 7 Cinta 7
permasalahan klien dalam hal ini Wanita" [Phd Thesis]. Petra Christian
cinematheraphy perlu bimbingan dan University.https://garuda.kemdikbud.
arahan dari konselor untuk memberikan go.id/journal/view/6518
penjelasan lebih lanjut guna mengantisipasi Ellis, R., & Huliselan, N. (2021). Penggunaan
hal-hal yang akan terjadi dalam diri klien, Terapi Film Untuk Mereduksi Perilaku
jika demikian maka dapat dipastikan Bullying Pada Peserta Didik Smp.
Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
52
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348
Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
53
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348
Asing. Fakultas Ushuluddin Uin Muhammad Ali Mursid Alfathoni M.Sn And
Sunan Gunung Djati Bandung. Dani Manesah M.Sn, Pengantar Teori
Latifah, L., & Susanti, R. H. (2016). Upaya Film (Deepublish, 2020).
Meningkatkan Empati Siswa Smp Na-Aqeel, C. S. (2020). Penerapan
Muhammadiyah 1 Malang Melalui Bimbingan Dan Konseling Pada Ibu
Penggunaan Teknik Sinema Terapi. Hamil Dengan Pendekatan Terapi
Jki (Jurnal Konseling Indonesia), Islam Di Desa Batang Gadis
1(2), 88–95. Kecamatan Panyabungan Barat
Https://Doi.Org/10.21067/Jki.V1i2.21 Kabupaten Mandailing Natal. Jurnal
54 Al-Irsyad: Jurnal Bimbingan
Lestari, D. S. A., & Khusumadewi, A. (N.D.). Konseling Islam, 2(1), 93–
Pengembangan Video 106.http://jurnal.iain-
Cinematherapy Bullying Bagi Peserta padangsidimpuan.ac.id/index.php/Irs
Didik Kelas Viii Smp Negeri 2 yad/article/view/2517
Gedangan.https://jurnalmahasiswa.u Ningsih, A. M., Hidayat, D. R., & Setiyowati,
nesa.ac.id/index.php/jurnal-bk- E. (2016). Pengaruh Penggunaan
unesa/article/view/33446 Cinematherapy Terhadap
Manurung, P., Suryani, I., & Nabilla, A. P. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa
(2019). Penggunaan Pendekatan (Studi Kuasi Eksperimen Terhadap
Konseling Behavioristik Dengan Siswa Kelas Xi Di Sma Negeri 59
Teknik Cinema Therapy Untuk Jakarta). Insight: Jurnal Bimbingan
Mengatasi Prokrastinasi Akademik Konseling, 5(1), 1–7.
Siswa Kelas Xi Di Sma Swasta DOI: https://doi.org/10.21009/INSIG
Dharmawangsa. Al-Irsyad, 9(2). HT.051.01
DOI: http://dx.doi.org/10.30829/al- Niva, H. (2016). Penerapan Pendekatan
irsyad.v9i2.6756 Cinematherapy Untuk Meningkatkan
Maretha, T., Susanti, R. H., & Sari, E. K. W. Perilaku Prososial Pada Siswa
(2020). Keefektifan Teknik Cinema Bosowa International School
Therapy Untuk Meningkatkan Sikap Makassar. Jurnal Psikologi
Altruistik Siswa Kelas Viii Di Smpn 1 Pendidikan Dan Konseling: Jurnal
Gondanglegi Kabupaten Malang. Jki Kajian Psikologi Pendidikan Dan
(Jurnal Konseling Indonesia), 5(2), Bimbingan Konseling, 2(1), 41–48.
54–61. doi: 10.26858/jpkk.v2i1.2061
Https://Doi.Org/10.21067/Jki.V5i2.44 Normanita, R. W., Kurniawan, K., &
38 Nusantoro, E. (2018). Meningkatkan
D. M. T. (2021). Penelitian Tindakan Kelas Interaksi Sosial Dengan Teman
Teori Dan Aplikasinya Untuk Pendidik Sebaya Melalui Layanan Bimbingan
Yang Profesional. Penerbit Lakeisha. Kelompok Dengan Teknik
Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
54
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348
Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
55
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348
Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
56