Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi

http://ejurnal.uij.ac.id/index.php/CONS

CINEMATHERAPHY DALAM ISLAM

Muh. Azhar Mubarak1


1
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia
Email: Azharmubarak1498@gmail.com

ABSTRAK
Cinematheraphy merupakan salah satu dari berbagai teknik dalam terapi, akan tetapi dalam tulisan ini
peneliti berusaha mengabungkan antara teknik cinematheraphy dan penggunaan film Islam dalam teknik
cinematheraphy. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu,menganalisis perkembangan cinematheraphy untuk
membantu klien, dan kurangnya referensi yang spesifik yang membahas cinematheraphy dalam konteks
religi. oleh karena itu, penelitian ini hadir untuk mencoba berkontribusi dalam bidang akademik dan ilmu
sosial dalam hal bimbingan konseling sehingga dapat berkontribusi dalam perkembangan cinematheraphy
dalam Islam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kajian pustaka atau (libreary research)
dari hasil temuan jurnal yang spesifik membahas permasalahan cinematheraphy yaitu 16 jurnal yang
diperoleh melalui geoogle schoolar, garuda jurnal, sinta jurnal, dan berbagai pencarian yang ditemukan.
Adapun hasil penelitian ditemukan bahwa, teknik cinematheraphy memiliki tingkat keberhasilan yang
tinggi dalam hal bidang keilmuan umum akantetapi secara spesifik penggunaqan cinematheraphy dalam
Islam untuk mengatasi permasalahan klien belum ditemukan. oleh karena itu, peneliti berusaha untuk
menghadirkan nilai-nilai Islam dalam teknik cinematheraphy sebagai bentuk pengembangan ilmu
pengetahuan dalam bentuk cinematheraphy sebagai teknik dan metode dalam mengatasi permasalahan
klien.

Kata kunci: terapi, film, cinematheraphy, islam.

ABSTRACT
Cinematherapy is one of various techniques in therapy, but in this paper the researcher tries to combine
cinematherapy techniques and the use of Islamic films in cinematherapy techniques. This study has a
purpose, namely, to analyze the development of cinematherapy to help clients, and the lack of specific
references that discuss cinematherapy in a religious context. Therefore, this research is here to try to
contribute in the academic and social sciences in terms of counseling guidance so that it can contribute to
the development of cinematherapy in Islam. The method used in this research is library research from the
findings of journals that specifically discuss cinematherapy problems, namely 16 journals obtained
through geoogle schoolar, garuda journals, sinta journals, and various searches found. The results of the
study found that the cinematherapy technique has a high success rate in terms of general scientific fields
but specifically the use of cinematherapy in Islam to overcome client problems has not been found.
Therefore, researchers are trying to present Islamic values in cinematherapy techniques as a form of
scientific development in the form of cinematherapy as techniques and methods in overcoming client
problems

Keywords: therapy, film, cinematherapy, islam

Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
40
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348

Pendahuluan Cinematheraphy sebagaimana definisi


Kemajuan (IPTEK) ilmu pengetahuan yang diberikan oleh Suarez bahwa
dan teknologi memberikan peluangbagi cinematheraphy merupakan sebuah proses
kelangsungan kehidupan manusia, hal ini pemberian bantuan kepada klien melalui
dibuktikan dengan adanya respon bantuan film untuk menambah wawasan
penerimaan teknologi dalam kehidupan dan kecakapan klien dalam mengatasi
masyarakat. Perkembangan ini dibuktikan permasalahan mereka sesuai dengan alur
dari kemampuanteknologi yang film yang diberikan.(Normanita et al., 2018)
mengarahkan masyarakat untuk senantiasa adapun manfaat dari cinematheraphy
mengupgarade potensi yang dimiliki agar sebagaimana yang diungkapkan oleh
tetap seimbang dalam kehidupan McGrath, 1989 yaitu, 1. Film dapat
masyarakat yang diperoleh melalui bantuan memberikan pengaruh yang signifikan untuk
perkembangan pendidikan dan menciptakan sebuah keadaan tampa
perkembangan teknologi.(Harun, 2004)oleh mengancam, 2. Dalam penyajian film klien
karena itu,perkembangan iptek menjadi dapat memaparkan gagasan-gagasan yang
kebutuhan masyarakat yang notabenenya membangun dan adanya bentuk perlakuan
sebagai pengguna baik dari teknologi yang ditimbulkan dari hasil menonton
maupun perkembangan pendidikan. sebuah film.(Ningsih et al., 2016)
Perkembangan IPTEK dalam Berdasrkan pengertian dan manfaat
kehidupan manusia memiliki dua sisi, sisi cinematheraphy yang telah disebutkan
pertama bisa bersifat positif, sisi kedua sehingga dapat disimpulkan bahwa,
bersifat negatif. Adapun sisi positifnya yaitu, cinematheraphy merupakan sebuah bantuan
memberikan wawasan yang luas yang tidak yang diberikan melalui teknik terapi dan
dibatasi oleh ruang dan waktu untuk penggunaan metode film untuk
mengakses ilmu pengetahuan dan juga memudahkan konselor untuk menghadapi
mengakses fitur-fitur yang disajikan oleh permasalahan yang dihadapi oleh klien,
teknologi untuk memperluas wawasan dengan bantuan cinemeatheraphy
berupa tambahan informasi, adapun sisi diharapkan klien mampu mengatasi
negatifnya yaitu adanya permasalahan yang permasalahan mereka sesuai dengan alur
muncul, berupa degradasi moral, tingkah film yang ditampilkan.
laku yang menyimpang, sosiokultural yang Cinematheraphy telah banyak dikaji
kurang, dan tergantinya sistem kerja yang dan dikembangkan oleh beberapa peneliti
bermula dikerjakan oleh manusia kini diantaranya: penelitian yang telah dikaji
berganti dengan teknologi.(Hasna & Dewi, oleh Salis dan Eka(Khoiriyati & Amalia,
2021) Oleh karena itu, perkembangan 2019), penelitian yang dilakukan oleh Endah
teknologi memberikan kesempatan yang dan Denok.(Jayati, 2018)dari penelitian
besar kepada masyarakat untuk melakukan tersebut dapat disimpulkan bahwa,
perkembangan baik dalam ilmu cinematheraphy memberikan pengaruh
pengetahuan maupun teknologi.

Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
41
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348

terhadap perkembangan siswa dan dapat ini berupaya untuk menghadirkan teknik
memberikan respon yang baik dalam cinematheraphy dalam mengatasi
perkembangan siswa yang diberikan terapi permasalahan klien degan bantuan film
film. Dalam penelitian ini yang menjadi yang berlatar religi, sehingga dalam
pembeda yaitu, penelitian yang kami penerapannya metode ini mam[pu
cantumkan bersifat kajian pustaka dan mengabungkan konsep religi dalam film
membahas kontribusi cinematheraphy yang bertujuan agar klien dapat merasakan
dalam perkembangan Islam, dimana dalam bimbingan agama secara tidak langsung.
tulisan ini mencoba untuk memberikan
analisis penggunaan cinematheraphy yang Metode Penelitian
bernuansa Islam dalam membantu penelitian ini menggunakan studi
permasalahan klien yang dilakukan oleh pustaka (library research). Penelitian studi
konselor atau guru bimbingan konseling pustaka tidak terlepas dari beberapa elemen
(BK) dalam praktik di sekolah maupun dasar yaitu buku, jurnal, dan dokumen yang
praktisi untuk menghadirkan agama dalam memiliki kaitan dengan
membantu permasalahan klien, mengingat penelitian.(Hermawan et al., 2019)Cooper
film Islam telah dikembangkan terutama di mengemukakan penelitian kajian pustaka
Indonesia. memiliki tujuan yaitu sebagai informasi
Perkembangan cinematheraphy teori yang digunakan dan memiliki kaitan
mengalami kemajuan yang signifikan, dengan judul yang diangkat oleh peneliti,
dengan banyakanya penelitian yang telah mengklaborasikan dengan literatur yang
dilakukan sebelumnya mengenai ada, dan sebagai pelengkap dari penelitian
cinematheraphy. akan tetapi, yang menjadi sebelumnya.(D. M. T, 2021)Pada penelitian
pokok permasalahan adalah penelitian yang ini menggunakan mesin pencaharian
dilakukan sebelumnya masih bersifat umum, teknologi yaitu bantuan google schoolar,
oleh karena itu, penelitian ini berusaha Sinta jurnal, dan garuda jurnal dari hasil
menghubungkan cinematheraphy dalam temuan yang dianggap relevan dengan
islam. Adapun kajian yang dilakukan pembahasan peneliti kemudian dimasukkan
cinematheraphy dalam islam yaitu, dan dikaji untuk melakukan pengembangan
memasukkan nilai-nilai Islam dalam dalam sebuah konsep cinematheraphy
cinematheraphy, Pada penelitian ini penulis dalam Islam.
berangkat dari fenomena dan kecendrungan
masyarakat yang cenderung menikmati film, Hasil dan Pembahasan
serta populasi masyarakat Islam yang Berdasarkan hasil pencaharian yang
begitu besar dan pesat,serta dalam dilakukan peneliti baik di google scholar
keseharian kehidupan masyarakat akan ditemukan sebanyak 100 tulisan terdiri
dihadapkan oleh berbagai problematika beberapa genre yang membahas tentang
dalam kehidupan. oleh karena itu, penelitian cinematheraphy, lebih lanjut penulis

Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
42
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348

melakukan penelusuran pada mesin pencari 12. penelitian yang


yaitu garuda jurnal ditemukan ada 15 dilakukanolehPurbatua, Kira,
tulisan yang terdiri dari jurnal yang danAlsyah.(Manurung et al., 2019)
membahas tentang cinematheraphy. 13. penelitian yang dilakukanolehRicka,
berdasarkan hasil pencarian peneliti Kusnarto, danEko.(Normanita et al.,
memfokuskan kepada 16 artikel/jurnal yang 2018)
memiliki pembahasan yang relevan dengan 14. penelitian yang
pembahasan peneliti, adapun beberapa dilakukanolehYeni.(Juliantika, 2017)
jurnal yang peneliti kaji sebagai berikut 15. penelitian yang dilakukanoleh Dinna
1. penelitian yang dilakukan oleh Arezy danAri.(Paputungan, 2019)
Paputangan.(Paputungan, 2019) 16. penelitian yang
2. penelitian yang dilakukan Salis dan dilakukanolehBerliandanWiryo.(Jayati
Eka.(Khoiriyati& Amalia, 2019) , 2018)
3. penelitian yang dilakukanolehSigir, berdasarkan beberapa jurnal yang
Puridan, Reza.(Hariyadi et al., 2019) menjadi rujukan dan dasar dalam penelitian
4. penelitian yang ini, peneliti belum menemukan pembahasan
dilakukanAgusSutardi.(Sutardi, 2018) secara spesifik terkait cinematheraphy
5. penelitian yang dilakukanolehAprelia, dalam islam atau penggunaan
Dede, danEndang. (Ningsih et al., cinematheraphy melalui film Islam, oleh
2016) karena itu peneliti melakukan penelitian
6. penelitian yang studi pustaka yang bertujuan sebagai
dilakukanolehNandengYulianigsihHab bentuk informasi dan pengembangan ilmu
syah. (Habsyah, 2020) pengetahuan mengingat efektifnya teknik
7. penelitian yang cinematheraphy digunakan dalam mengatasi
dilakukanolehHaeruddinNiva.(Niva, permasalahan klien. Oleh karena itu peneliti
2016) berusaha mengklaborasikan antara
8. penelitian yang cinematheraphy dan film Islam sehingga
dilakukanolehLenydanRomiah. dalam prakteknya cinematheraphy sudah
(Latifah & Susanti, 2016) bernuansa Islam untuk mengatasi
9. penelitian yang permasalahan klien yang mana dalam
dilakukanolehTresyana, Romiah, dan mengatasi permasalahan klien nilai-nilai
Eva.(Maretha et al., 2020) Islam dimasukkan melalui cinematheraphy.
10. penelitian yang dilakukanoleh Irma
danAchmad.(Rosalinda &Aminullah, Film/ Cinema
2017) Perkembangan film dalam lingkungan
11. penelitian yang masyarakat begitu berkembang, dengan
dilakukanolehHidayatidanHairaniden adanya media elektronik memberikan
ganjudul.(Solikhatin&Lubis, 2021) kesempatan kepada masyarakat untuk

Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
43
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348

menikmati pelbagai kegiatan ataupun memberikan hiburan kepada khalayak


bentuk dari film, yang dapat menghibur dan penonton, akan tetapi film dapat
membangun emosinal seseorang. film menyebarkan ideology dan pemahaman
menjadi daya tarik masyarakat luas, untuk yang baru mengenai suatu keadaan
memberikan informasi yang diperoleh sehingga penonton dapat menerima dengan
melalui visual maupun auditorial sehingga baik.(Syah, 2013)
memudahkan masyarakat untuk Menurut Siregar, “film dapat
menemukan makna dan tujuan dari sebuah dikualisifikasikan menjadi tiga macam yaitu;
film. Oleh karena itu, kebutuhan masyarakat film dokumenter, film fiksi, dan film
akan film itu berkembang dan menjadikan ekperimental”.(Chandra,
film sebagai media pendamping dalam 2013)Perkembangan film yang begitu pesat
memberikan informasi. Cinematographie, dan dianggap sebagai konsumsi yang
berasal dari kata cinema yang memiliki arti mudah diterima oleh masyarakat, sehingga
bergerak, to atau phytos yang dapat wacana mengenai film yang bernuansa
dimaknai sebagai cahaya, jadi film adalah Islam berusaha dikembangkan untuk
sebuah lukisan atau gambar yang bergerak mengenalkan film religi kepada masyarakat.
dengan bantuan cahaya.(Muhammad Ali adapun film keagamaan menurut Lacey dan
Mursid Alfathoni m.Sn and Dani Manesah Wringhts, adalah film yang menerapkan
m.Sn, 2020). Film menurut KBBI sebagai nilai-nilai keislaman pada watak, karakter,
gambar hidup yang mempunyai fungsi latar tempat, dan dialog.(Yusoh & Aziz,
sebagai edukatif dan instruktif.(Tonni 2018)
Limbong and Janner Simarmata, 2020). Indonesia film pertamakali
Awal mula film, film ditemukan pada tahun dikembangan oleh Asrul Sani 1959 degan
1805, yang pertama kali membuat film yaitu nafas Islam yang bertujuan untuk
Lumiere Brithers.(Pratiwi, 2018)Lalu menghadirkan nilai-nilai Islam dalam film.
dikembangkan oleh George Milies membuat (Syah, 2013) menurut Tito Imada
film dengan gambar bergerak yang mengemukakan bahwa, film Islam
bercerita, proses pembuatan film yang merupakan sebuah film yang memiliki nilai-
dilakukan oleh Georege berakhir pada tahun nilai Islam yang bertujuan untuk
1890an, George mulai menampilkan film menyelesaikan konflik dan permasalahan
degan satu adegan, dan bersifat film melalui karakter wataknya.(Yusoh& Aziz,
pendek.(Muhammad Ali Mursid Alfathoni, 2018) Dapat ditarik kesimpulan bahwa, film
M.Sn., Dani Manesah. - Google Books) Islam merupakan sebuah alur yang
Menurut Gamble film adalah sebuah ditayangkan untuk memberikan edukasi
mekanisme gambar yang ditampilkan dalam kehidupan masyarakat yang
dihadapan mata dengan rasio yang berdasarkan nilai-nilai keislaman yang
tinggi.(Sri Wahyuningsih, Media dimasukkan dalam film.
SahabatCendekia, 2019). - Film tidak hanya

Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
44
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348

Terapi merupakan sebuah proses yang diberikan


Terapi diadopsi dari psikoterapi, sebagai pengobatan psikis mengenai
psycho merupakan Bahasa Yunani yang permasalahan-permasalahan rohani ataupun
berarti jiwa, dan terapi berasal dari bahasa jiwa manusia yang mengalami
Inggris therapy yang berarti pengobatan permasalahan, dengan bantuan terapi
atau penyembuhan, dalam Bahasa Arab diharapkan klien mampu untuk kembali dan
terapi memiliki sinionim dengan kata al- menemukan hak esensi dari klien yang
istisyfa, yang berasal dari kata syafa-yasyfi- mengalami masalah dari aspek psikis dan
shifa yang memiliki arti dapat mengarahkan kehidupan klien lebih
menyembuhkan.(Na- baik lagi.
Aqeel,2020)Psychoterapeutik dalam kamus
Oxford English Dictionary memiliki Cinematheraphy
pengertian sebagai upaya perawatan Cinematheraphy pertamakali
mengenai suatu keadaan diluar normal, dikembangkan oleh Gray Solomon, Gray
yang diberikan sebagai bentuk Solomon merupakan Profesor Psikologi di
penangananberupa teknik psikologis untuk Community College of Southern Nevada,
melakukan sebuahproses bantuan terhadap Gray Solomon yang pertama kali
psikis yang dialami oleh klien.(Khoirunnisa, memeloporii menulis cerita menjadi suatu
2020) Sementara menurut Wolberg, film terapi yang digunakan untuk
psikoterapi merupakan perawatan yang penyembuhan.(Thahir et al.,
diberikan dengan bantuan dari psikologik 2018)Cinematheraphy merupakan
terhadap masalah yang berasal dari perkembangan dari terapi
emosional seseorang.(Khoirunnisa, 2020) biblioterapi.(Maretha et al., 2020)Menurut
Kartini Kartono mengemukakan, terapi Berg-Cross, Jennings & Brunch
merupakan sebuah teknik yang digunakan cinematheraphy adalah suatu teknik
untuk penyembuhan dari berbagai gejala- pelayanan khusus kepada klien, adapun film
gejala kejiwaan yang dialami oleh yang disajikan berupa film komersil yang
klien.(Rofiq, 2012) H. Fuad Ansh Anshori dipilih oleh konselor untuk mendapatkan
memaparkan, psikoterapi Islam adalah terapi yang dimana, klien dapat melihat
langkah yang dilakukan sebagai upaya pandangan individu dan orang lain terkait
pemberian bantuan jiwa (nafs) manusia dengan permasalahan mereka.(Niva, 2016)
secara rohaniyah yang berpedoman pada Menurut Dinna dan Ari cinematheraphy
Alquran dan Hadist, dengan pengamatan adalah suatu teknik terapi yang melibatkan
yang jelas melalui panca indra maka akan film untuk menghasilkan makna.Sehingga,
ditemukan permasalahan yang dialami oleh dalam proses bimbingan dan konseling yang
klien melalui pendekatan Islam.(Alang, diberikan kepada konseli akan
2020) Berdasarkan beberapa pengertian mempengaruhi sudut pandang dalam
tersebut dapat ditarik kesimpulan, terapi melihat diri sendiri dan orang lain yang

Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
45
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348

bertujuan untuk memberi manfaat untuk Cinematheraphy adalah sebuah


perkembangan dirinya.(Lestari & layanan yang diberikan untuk memaknai
Khusumadewi, 2020) sebuah film melalui pengindraan baik dari
Suarez berpendapat bahwa penglihatan, pendengaran, dan emosi
cinematheraphy adalah sebuah terapi yang sehingga klien dapat berinteraksi dengan
bersifat metapora dalam artian bukan arti lingkungan sosial mereka.(Suwanto & Nisa,
yang sebenarnya akan tetapi ada 2018)Berdasarkan beberapa pengertian
persamaan karakter, sehingga dapat maka dapat disimpulkan
meningkatkan wawasan bahwa,cinematheraphy adalah sebuah
pasien.(Paputungan, 2019) Menurut Tyson, layanan berupa terapi yang menggunakan
Foster, dan Jones, mereka berpendapat film sebagai perantara untuk penyembuhan
cinematherapy merupakan sebuah teknik dan menyelesaikan permasalahan klien,
yang bersifat baru, dalam terapi film seiring dengan perkembangan film terapi
mengupayakan klien untuk mengamati, film juga digunakan dalam tehnik konseling
menelaah dan menganalisisfilm berdasarkan untuk mengatasi permasalahan psikis yang
karakter tokoh yang ada dalam film dengan dialami oleh klien.
tokoh yang lainnya, kemudian klien
berusaha untuk melihat lingkungannya dan Tujuan Terapi Cinematheraphy
masalah pribadi, dengan demikian akan Tujuan cinematheraphy sebagai upaya
menyelesaikan permasalahan yang klien yang diberikan kepada klien untuk
dihadapi melalui bantuan figure ataupun mengatasi permasalahan yang mereka
karakter dalam film.(Sutardi, 2018)Menurut hadapi. Melalui cinematherapy, konseli
Gray Solomon,terapi melalui film diarahkan untuk memperoleh dan
menyelesaikan masalah kepribadian dan mendapatkansuatu hal yang baru untuk
sosial akan tetapi, terapi film tidak mampu meningkatkan wawasan klien dalam melihat
diterapkan kepada orang yang memiliki dan mengontrol situasi dan kondisi
gangguan kejiwaan.(Rahmadani, klien.(Niva, 2016) Adapun tujuan lain dari
2020)Cinematheraphy adalah sebuah terapi film yaitu,klien dapat memperoleh
layanan yang memanfaatkan alam sadar pengetahuan yang didapatkan dri film
dan alam bawah sadar klien, alam sadar berupa pengamatan perilaku tokoh, dan
bertujuan untuk memahami dan melihat alur menjadikan salah satu tokoh sebagai pigur
film serta menerapkan dalam penyelesaian dalam diri mereka.(Paputungan,
masalah klien, adapun dari segi alam bawah 2019)Hesley (dalam Byrd,) mengemukakan
sadar yaitu untuk melihat bagaimana peran tujuan dari cinematheraphy atau
emosi klien, serta bagaimana tanggapan "videowork" merupakan sebuah serana
atau respon yang diberikan yang spontan untuk melakukan diskusi dalam terapi
muncul dari pribadi klien melalui tayangan sehingga, klien akan merasa terbuka dalam
film terapi.(Ellis & Huliselan, 2021) proses terapi yang dilakukan.(Khoiriyati&

Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
46
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348

Amalia, 2019)oleh karena itu, dapat ditarik hal ini konselor berusaha untuk mencari
kesimpulanmengenai tujuan dari wawasan yang dimiliki oleh klien,
cinematheraphy adalah sebuah usaha yang 3. Verifikasi, adanya hubungan materi
dilakukan untuk mengatasi permasalahan dengan permasalahan yang dihadapi
klien melalui film, yang mana klien diminta terhadap klien, serta penggunaan teknik
untuk menjadikan karakter tokoh yang ada yang dilakukan dengan bantuan
dalam film sebagai contoh dalam cinematheraphy
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi 4. Implementasi, adanya upaya yang
oleh klien. dilakukan oleh konselor terhadap konseli
setalah diberikan terapi film yang
Mekanisme Pelaksanaan bertujuan klien dapat mengatasi
Cinematheraphy kesulitan klien melalui layanan
Konsep yang ditawarkan oleh Mulyana cinematheraphy.
yang dikenal “VALUE” yaitu;(Hanggara & Lebih Lanjut Diungkapkan Kingston,
Khususiyah, 2016) Adapun Tahapan Dalam Melaksanakan
1. Value identification pada tahap Cinematheraphy Yaitu;(Hanggara, 2016)
inidilakukan identifikasi nilai, 1. Mengidentifikasi permasalahan yang
2. Activity (kegiatan) para klien dibimbing dimiliki oleh klien.
untuk mengarahkan agar para klien 2. Menentukan pencegahan dalam hal ini
memiliki kesadaran diri yang akan penentuan terapi film
menjadi target konseling, 3. Mengidentifikasi film, dalam hal ini
3. Learning aids (alat bantu belajar), pada konselor mencari film berdasarkan
tahap ini konselor mempersiapkan masalah klien,
segala bentuk kebutuhan atau bahan 4. Menikmati tayangan film yang berbentuk
dalam proses konseling, terapi.
4. Unit interaction, pada tahap ini
pemberian strategi diberikan dan Langkah Cinematheraphy
meningkatkan pelayanan konseling Demir mengemukakan ada beberapa
5. Evaluasi, tahap ini berusaha untuk peroses atau langkah dalam cinematheraphy
melihat sejauh mana perkembangan yaitu:(Khoiriyati & Amalia, 2019)
klien dalam konseling terapi film. 1. Logika,logika dibutuhkan oleh klien
Adapun Tahapan Cinematheraphy Yang untuk menganalisis film yang
Diungkapkan Oleh Criss Brawer Dan ditampilkan sehingga, kemampuan nalar
Campbell, Yaitu;(Hanggara, 2016) untuk memahami alur atau proses film
1. Persiapan, adanya pencarian informasi yang ditampilkan dapat dipahami
dan pengambilan informasi, dengan baik oleh klien,
2. Inkubasi, menentukan sesuatu yang 2. Bahasa (dialog); Bahasa yang digunakan
menyenangkan dalam diri klien dalam dalam film sangat membantu bagi klien

Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
47
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348

untuk memahami dari alur film yang permasalahan klien, akan dilakukan
ditampilkan, pemilihan bahasa yang penggalian yang lebih dalam mengenai
terstruktur untuk memudahkan klien permasalahan yang dihadapi oleh klien,
memahami Bahasa yang digunakan stelah dirasa cukup dan klien telah
dalam sebuah film agar penikmat dapat ditemukanpermsalahan yang mereka
menangkap maksud dari sebuah film hadapi maka konselor dapat
yang ditampilkan, memetakan dari permasalahan mereka,
3. Visual special, yaitu adanya audio dan 2. Tahap kedua seleksi sinema atau film,
visual yang baik akan memberikan sudut pada tahap ini konselor telah melihat
gambar yang menarik, sehingga klien film sebelumnya dan memetakan
akan merasa penasaran dan tertarik sehingga dalam proses terapi antara
untuk mengikuti film yang ditampilkan film dan permasalahan yang dihadapi
hingga selesai, oleh konselor memiliki hubungan
4. Interpersonal; yaitu sebuah usaha yang sehingga proses terapi film dapat
dilakukan oleh klien untuk berusaha dan berjalan dengan baik,
memahami secara personal dari tokoh 3. Tahap ketiga yaitu identifying emotions,
yang ditampilkan dalam sebuah film, pada tahapan ini konselor atau guru
5. Kinestetik; diperlukan dalam film untuk Bimbingan Konseling meriview ulang
memberikan rasa penasaran dan apa yang didapatkan oleh klien dalam
keunikan dari sebuah film, sehingga proses menonton filmdengan
dalam peroses trapi film klien, akan menayakan ulang sejauh mana klien
menemukan keunikan dan tetap mengontrol emosi mereka, dan apa
melanjutkan hingga film berakhir, intisari dari film yang klien dapatkan?
6. Intar-psychic; yaitu keadaan klien yang Dan dapatkah klien melakukan
mampu untuk menemukan makna dari perubahan sebagai mana yang
sebuah film yang ditampilkan, dengan dijadikan tokoh kan dalam film
demikian intar-psychic bisa dikatan tersebut?, dengan adanya evaluasi dan
adanya gejolak dalam diri klien untuk pertanyaan ulang ini untuk memastikan
berusaha mendapatkan makna dari film klien mendapatkan terapi melalui film
yang disajikan terhadap klien. dengan baik sehingga dapat
mengontrol keadaan mereka.
Prosedur Layanan Terapi Menurut IKI (Ikatan Konselor
1. Pertama, pada tahap pertama ini, Indonesia) dalam JAMBORE KONSELOR 3
konselor melihat permasalahan yang (2017), berdasarkan musyawarah dan
dihadapi oleh klien, baik dari segi keputusan bersama yang dilakukan oleh IKI
masalah pribadi maupun masalah dirumuskan langka-langkah dalam
sosial, kemudian melakukan identifikasi cinematheraphy yaitu sebagain
masalah, dengan ditemukan berikut:(Habsyah, 2020)

Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
48
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348

1. Pada tahap pertama konselor berupaya informasi mengenai pemberian layanan


untuk membantu klien dalam mencari terapi film,
jati diri para klien. Pada tahapan ini 2. Tahap Peralihan, yaitu tahapan yang
konselor membuat sistematika untuk dilakukan oleh konselor kepada klien
mengarahkan individu mempersiapkan untuk berpindah dari tahapan
diri mengikuti terapi film, yang dapat sebelumnya ketahapan yang lebih lanjut
membantu dalam menyelesaikan untuk diadakan proses terapi yang lebih
permasalahan yang mereka hadapi, terstruktur,
2. Tahapan kedua yaitu pemilihan film, 3. Tahap Kegiatan, yaitu tahap “kegiatan
penentuan film yang diberikan kepada inti” pada tahapan inti ini, konselor
klien tentu berlandaskan kepada berupaya semaksimal mungkin untuk
permasalahan klien, akan tetapi dalam mengarahkan klien agar dapat
pemilihan film konselor dapat mengatasi permasalahan yang mereka
memberikan keterbukaan kepada klien hadapi melalui penentuan film yang
film apa yang mereka inginkan sebagai dilakukan oleh kelompok untuk dijadikan
bahan terapi, akantetapi tidak jarang tugas rumah, setiap anggota kelompok
ditemukan klien kesulitan untuk diharuskan untuk menonton film
menemukan film sehingga konselor tersebut, setelah itu konselor berusaha
mengambil inisiatif untuk menyediakan untuk mengarahkan anggota kelompok
film bagi klien. Dalam tahap ini, konselor untuk memaparkan reaksi mereka
berupaya untuk menyajikan sejumlah setelah menonton film,
film yang telah dilihat oleh konselor dan 4. Tahap Penutupan, pada tahap ini
dipahami dengan baik, lalu memetakan disebut juga tahap akhir dimana
permasalahan yang ada pada klien, dan konselor mengulas dan melihat kembali
mimilih film yang tepat untuk mengatasi sejauh mana keberhasilan klien bersama
permasalahan klien, kelompoknya untuk menyelesaikan
3. Penugasan, pada tahap ini konselor permasalahan yang mereka hadapi
memberikan tugas kepada klien untuk melalui cinematheraphy, serta melihat
dikerjakan dirumah sehingga klien akan bagaimana upaya atau usaha yang
melakukan aktivitas yang berlanjut yang dilakukan oleh klien kedepannya.
diperoleh melalui terapi film. Penggunaan cinematheraphy dalam
Adapun pendapat lain mengatakan konseling kelompok, memberikan upaya
bahwa langkah-langkah yang dapat kepada klien untuk memahami
digunakan dalam cinematherapy adalah: permasalahan yang mereka hadapi melalui
1. Tahap Pembentukan, pada tahap ini film. Penggunaan film dalam
konselor mengarahkan klien untuk cinematheraphy diharapkan klien akan
membentuk suatu kelompok, yang melihat tokoh yang memiliki kepribadian
dimana klompok ini akan saling bertukar sesuai dengan kepribadian klien dengan

Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
49
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348

demikan, klien akan merasa bahwa dirinya tujuan serta hasil yang didapatkan oleh
yang ditampilkan dalam film, yang mana klien,
klien akan mengadopsi upaya atau langkah 3. Tahapan ketiga yaitu, mendiskusikan
dalam menyelesaikan permesalahan yang reaksi film yang diperoleh melalui klien
mereka hadapi sesuai dengan tokoh yang yang bersifat positif dan negatif. Proses
mereka pilih dalam film yang disajikan. diskusi yang dilakukan oleh konselor dan
klien dalam cinematheraphy bertujuan
Kualifikasi Film dalam Cinematheraphy untuk memperjelas maksud dan tujuan
Wolz mengemukakan perlu film yang dijadikan terapy sehingga,
diperhatikan dalam penyajian tidak ada kesalahpahaman yang terjadi
cinematheraphy terhadap klien, antara konselor dan klien dalam proses
yaitu:(Sutardi, 2018) terapi karena adanya keterbukaan dan
1. Pada tahapan pertama konselor memulai kejelasan antar konselor danklien serta
konseling dalam hal ini penentuan film, film yang digunakan terapi.
penentuan film ditentukan oleh Marsick mengusulkan dalam
konseloryang bertujuan untuk penggunaan cinematheraphy harus
memudahkan klien. Pemilihan film yang memperhatikan beberapa hal yaitu:
dilakukan oleh konselor diusahan film 1. Pemilihan karakter yang efektif, yaitu
yang telah dinonton oleh klien, hal ini adanya pemilihan film yang dilakukan
dilakukan untuk memudahkan klien oleh konselor untuk untuk menetapkan
dalam memahami karakter film yang sesuai dengan karakter klien sehingga
dijadikan tokoh dalam diri klien, film yang ditayangkan memiliki
pemilihan film juga perlu memperhatikan kedekatan emosional secara tidak
keadaan klien, agar dalam pemutaran langsung sesuai dengan permasalahan
film klien akan mendapatkan pelatihan yang dihadapi oleh klien,
atau hasil yang bermanfaat dalam 2. pemilihan konten yang cocok dengan
proses cinematheraphy untuk mengatasi masalah klien, pemilihan konten yang
permasalahan yang dihadapi oleh klien, dilakukan oleh konselor untuk
2. Tahapan kedua yaitu, Klarifikasi memberikan kemudahan kepada klien
bermaksud memberikan definisi dan sehingga, klien akan merasa konten
pengertian serta batasan agar klien tidak yang ditampilkan sudah sesuai dengan
keliru dalam memahami suatu film yang permasalahan klien hadapi,
ditampilkan oleh konselor. Klarifikasi 3. klien menikmati film, pada tahapan ini
dilakukan oleh konselor kepada klien film yang ditampilkan oleh konselor
agar klien tidak salah dan keliru berusaha untuk memberikan
memahami karakter dalam film yang kenyamanan kepada klien, yang dimana
ditampilkan, sehingga dalam proses klien akan terbawa pada suatu kondisi
cinematheraphy akan jelas arah dan dimana klien akan merasa permasalahan

Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
50
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348

mereka sesuai dengan yang ditampilkan dapat dinikmati dalam keadaan apapun.
sehingga klien akan merasa menimati akan tetapi kekurangan dari terapi cinema
film yang ditampilkan oleh konselor. yaitu durasi film yang diberikan kepada klien
4. karakter yang memecahkan masalah, itu lebih singkat, serta metode terapi yang
pemilihan karakter yang sesuai dengan baru sehingga belum banyak referensi yang
permasalahan klien akan memberikan membahas secara rinci dan mendalam
kesempatan kepada klien untuk terkait teori cinematheraphy.
mengatasi permasalahan klien melalui
karakter film yang ditampilkan, Kritik dan Pengembangan
5. pesan tidak langsung, pesan tidak Cinematheraphy dalam Islam
langsung yang diberikan oleh sebuah Pengunaan cinematheraphy dalam
film akan memberikan asumsi kepada konseling Islam baik itu secara formal dalam
klien untuk mengatasi permasalahan dunia akademik maupun secara non formal
mereka sesuai dengan film yang klien yang disajikan akan memberikan kesan bagi
lihat, dengan demikian pesan tidak para penikmatnya. Kehadiran film dalam
langsung yang diberikan oleh film dapat perkembangan era digital yang
diterima oleh klien dalam mengatasi mempengaruhi sudut pandang dan
permasalah klien, emosional dikalangan masyarakat dengan
6. semangat atau inspirasi tema. Pada mudah, media massa sebagai alat pemberi
tahapan ini film memberikan semangat informasi yang cepat sehingga media massa
baru bagi klien untuk menghadapi dijadikan rujukan untuk memperoleh
permasalahan mereka dengan adanya informasi. Kehadiran film sebagai serana
kemampuan klien dalam memahami dan untuk menghibur, dan mengedukasi
mengambil tindakan berdasarkan film tentunya, tidak lepas dari masyarakat yang
yang dilihat akan memberikan tema menjadi audiens dalam menikmati suatu
baru dalam kehidupan klien sehingga film. Oleh karena itu, kehadiran film harus
akan lebih baik lagi. dicermati akan peluang dan tantagannya,
sebagaimana yang diketahui dalam film
Kelebihan dan Kekurangan yang ditayangkan terdapat unsur-unsur
Cinematheraphy negatif yang tidak bisa kita hindarkan.
Adapun kelebihan dari Adanya unsur negative yang ditayangkan
cinematheraphy adalah penggunaan film dalam film akan mempengaruhi alam bawa
dalam proses terapi, dimana dalam terapi ini sadar audiens dan secara tidak langsung
terdapat perpaduan antara audio dan visual akan melakukan adegan-adegan yang ada
yang tepat sehingga, dapat ditangkap dalam suatu film.
dengan baik oleh klien, penggunaan film Kehadiran film memberikan peluang
dalam terapi juga memudahkan untuk bagi perkembangan cinematheraphy,
diakses oleh segala kalangan umur dan dengan adanya media film sehingga,

Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
51
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348

masyarakat atau klien akan lebih mudah cinematheraphy dengan nuansa Islam dapat
untuk menerima alur ataupun maksud dari dilkasanakan sebagai media yang
suatu film. Hal ini disebakan adanya memudahkan bagi konselor untuk
kebiasaan masyarakat atau klienuntuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh
menonton film. Adanya kebiasaan klien klien.
untuk menonton film sehingga, konselor
harus memperhatikan kebutuhan klien Simpulan
dengan film yang disajikan, sehingga, Berdasarkan pembahasan maka dapat
proses terapi dapat oleh klien untuk ditarik kesimpulan, penggunaan
menghadapi permasalahan yang dihadapi. cinematheraphy secara spesifik dalam Islam
Ada beberapa film yang ditemukan belum banyak ditemukan, akan tetapi dalam
yang digunakan dalam cinematheraphy praktik cinematheraphy secara umum telah
memiliki unsur-unsur kekerasan dan dilkasanakan dan terbukti cinematheraphy
memiliki adengan yang membahayakan mampu memberikan hasil yang signifikan
untuk dinonton, adanya adengan dalam mengatasi permasalahan klien,
suatu film yang bersifat sensitif sehingga, cinematheraphy dalam Islam diharapkan
diperlukan pengawalan dari konselor. mampu mengatasi permasalahan klien
Apabilatampa pengawalan dalam hal melalui film yang bernuansa religi sebagia
bimbingan, dihawatirkan para klien yang bentuk penyandaran klien terhadap masalah
menonton film akan meniru adegan tampa yang dihadapi oleh klien. Oleh karena itu
adanya penyaringan. Oleh karena itu, kedepannya dibutuhkan penelitian lanjutan
cinematheraphy dalam konteks Islam untuk membahas secara intensif mengenai
berupaya untuk memberikan edukasi dan cinematheraphy dalam Islam.
pendampingan dalam film yang dijadikan
media terapi bagi klien, sehingga adanya Daftar Pustaka
kontrol yang dibangun untuk meminimalisir Alang, S. (2020). Manajemen Terapi Islam
permesalahan yang dihadapi. Akan tetapi, Dan Prosedur Pelayanannya (No. 1).
dalam perkembangan film yang bernuansa 7(1), Article 1. Https://Journal3.Uin-
Islam masih kurang, sehingga film yang Alauddin.Ac.Id/Index.Php/Al-
digunakan masih banyak yang diadopsi dari Irsyad_Al-Nafs/Article/View/14493
luar negeri oleh karena itu, film yang Chandra, M. (2013). Representasi Profesi
dijadikan media dalam mengatasi Dokter Dalam Film" 7 Hati 7 Cinta 7
permasalahan klien dalam hal ini Wanita" [Phd Thesis]. Petra Christian
cinematheraphy perlu bimbingan dan University.https://garuda.kemdikbud.
arahan dari konselor untuk memberikan go.id/journal/view/6518
penjelasan lebih lanjut guna mengantisipasi Ellis, R., & Huliselan, N. (2021). Penggunaan
hal-hal yang akan terjadi dalam diri klien, Terapi Film Untuk Mereduksi Perilaku
jika demikian maka dapat dipastikan Bullying Pada Peserta Didik Smp.

Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
52
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348

Prosiding Seminar Nasional Https://Doi.Org/10.36418/Japendi.V


Bimbingan Dan Konseling Universitas 2i5.160
Pattimura, 1(1). Hermawan, H., Komalasari, G., & Hanim, W.
DOI: http://dx.doi.org/10.30598/psn (2019). Strategi Layanan Bimbingan
bk.v1i1.1262 Dan Konseling Untuk Meningkatkan
Habsyah, N. Y. (2020). Penerapan Cinema Harga Diri Siswa: Sebuah Studi
Therapy Dalam Meningkatkan Pustaka. Jbki (Jurnal Bimbingan
Keterampilan Sosial Peserta Didik Konseling Indonesia), 4(2), 65–
Kelas Viii. Quanta, 4(1), 20–37.DOI: 69.https://garuda.kemdikbud.go.id/j
10.22460/q.v4i1p21-37.1621 ournal/view/14788?q=harga+diri
Hanggara, G. S. (2016). Efektifitas Cinema Jayati, B. D. (2018). Pemanfaatan Cinema
Terapy Untuk Mengembangkan Therapy Dalam Bimbingan Kelompok
Karakter Respek Siswa. Seminar Untuk Meningkatkan Self Efficacy
Nasional Bimbingan Konseling, 1(1), Karir Siswa Kelas Xi Sma Negeri 1
115–121. https://fip.unesa.ac.id/fip- Baureno Bojonegoro. Jurnal Bk
ppti/public/proceeding/index.php/pro Unesa, 8(1), Article 1.
sidingsemnasbk/article/view/33 Https://Jurnalmahasiswa.Unesa.Ac.I
Hariyadi, S., Wijayanti, P., & Herdiyanto, R. d/Index.Php/Jurnal-Bk-
H. A. (2019). Hambatan Cinema Unesa/Article/View/22291
Therapy Sebagai Layanan Konseling Juliantika, Y. T. (2017). Penerapan Cinema
Di Sekolah. Briliant: Jurnal Riset Dan Therapy Untuk Meningkatkan Empati
Konseptual, 4(3), 266. Siswa Kelas X Multimedia Di Smkn 1
Https://Doi.Org/10.28926/Briliant.V4i Driyorejo [Phd Thesis]. State
3.324 University Of
Harun, U. R. (2004). Merancang Reorientasi Surabaya.https://garuda.kemdikbud.
Perguruan Tinggi Islam Menghadapi go.id/journal/view/4790?q=penerapa
Perkembangan Ilmu Pengetahuan n+cinema
Dan Teknologi. Mimbar : Jurnal Khoiriyati, S., & Amalia, E. R. (2019).
Sosial Dan Pembangunan, 20(2), Efektifitas Cinema Therapy Untuk
234–245. Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak
Https://Doi.Org/10.29313/Mimbar.V2 Korban Perceraian Orang Tua.
0i2.138 Aulada: Jurnal Pendidikan Dan
Hasna, S., & Dewi, D. A. (2021). Perkembangan Anak, 1(2), 36–48.
Membangun Karakter Nilai-Nilai DOI: https://doi.org/10.31538/aulad
Pancasila Terhadap Perkembangan a.v1i2.211
Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Di Khoirunnisa, A. (2020). Self-Therapy:
Indonesia. Jurnal Pendidikan Melalui Melodi Dan Musik Berbahasa
Indonesia, 2(5), 922–933.

Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
53
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348

Asing. Fakultas Ushuluddin Uin Muhammad Ali Mursid Alfathoni M.Sn And
Sunan Gunung Djati Bandung. Dani Manesah M.Sn, Pengantar Teori
Latifah, L., & Susanti, R. H. (2016). Upaya Film (Deepublish, 2020).
Meningkatkan Empati Siswa Smp Na-Aqeel, C. S. (2020). Penerapan
Muhammadiyah 1 Malang Melalui Bimbingan Dan Konseling Pada Ibu
Penggunaan Teknik Sinema Terapi. Hamil Dengan Pendekatan Terapi
Jki (Jurnal Konseling Indonesia), Islam Di Desa Batang Gadis
1(2), 88–95. Kecamatan Panyabungan Barat
Https://Doi.Org/10.21067/Jki.V1i2.21 Kabupaten Mandailing Natal. Jurnal
54 Al-Irsyad: Jurnal Bimbingan
Lestari, D. S. A., & Khusumadewi, A. (N.D.). Konseling Islam, 2(1), 93–
Pengembangan Video 106.http://jurnal.iain-
Cinematherapy Bullying Bagi Peserta padangsidimpuan.ac.id/index.php/Irs
Didik Kelas Viii Smp Negeri 2 yad/article/view/2517
Gedangan.https://jurnalmahasiswa.u Ningsih, A. M., Hidayat, D. R., & Setiyowati,
nesa.ac.id/index.php/jurnal-bk- E. (2016). Pengaruh Penggunaan
unesa/article/view/33446 Cinematherapy Terhadap
Manurung, P., Suryani, I., & Nabilla, A. P. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa
(2019). Penggunaan Pendekatan (Studi Kuasi Eksperimen Terhadap
Konseling Behavioristik Dengan Siswa Kelas Xi Di Sma Negeri 59
Teknik Cinema Therapy Untuk Jakarta). Insight: Jurnal Bimbingan
Mengatasi Prokrastinasi Akademik Konseling, 5(1), 1–7.
Siswa Kelas Xi Di Sma Swasta DOI: https://doi.org/10.21009/INSIG
Dharmawangsa. Al-Irsyad, 9(2). HT.051.01
DOI: http://dx.doi.org/10.30829/al- Niva, H. (2016). Penerapan Pendekatan
irsyad.v9i2.6756 Cinematherapy Untuk Meningkatkan
Maretha, T., Susanti, R. H., & Sari, E. K. W. Perilaku Prososial Pada Siswa
(2020). Keefektifan Teknik Cinema Bosowa International School
Therapy Untuk Meningkatkan Sikap Makassar. Jurnal Psikologi
Altruistik Siswa Kelas Viii Di Smpn 1 Pendidikan Dan Konseling: Jurnal
Gondanglegi Kabupaten Malang. Jki Kajian Psikologi Pendidikan Dan
(Jurnal Konseling Indonesia), 5(2), Bimbingan Konseling, 2(1), 41–48.
54–61. doi: 10.26858/jpkk.v2i1.2061
Https://Doi.Org/10.21067/Jki.V5i2.44 Normanita, R. W., Kurniawan, K., &
38 Nusantoro, E. (2018). Meningkatkan
D. M. T. (2021). Penelitian Tindakan Kelas Interaksi Sosial Dengan Teman
Teori Dan Aplikasinya Untuk Pendidik Sebaya Melalui Layanan Bimbingan
Yang Profesional. Penerbit Lakeisha. Kelompok Dengan Teknik

Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
54
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348

Cinematherapy. Indonesian Journal Rosalinda, I., & Aminullah, A. R. (2017).


Of Guidance And Counseling: Theory Efektivitas Film Bertema Motivasi
And Application, 7(3), 1– Terhadap Peningkatan Motivasi
7.Https://Doi.Org/10.15294/Ijgc.V7i3 Berprestasi. Jppp-Jurnal Penelitian
.18416 Dan Pengukuran Psikologi, 6(2), 94–
Paputungan, F. (2019). Pengembangan 100.
Media Literacy Layanan Bk Teknik DOI: https://doi.org/10.21009/JPPP.
Cinema Therapy Berdasarkan Model 062.06
Gagne Untuk Mengantisipasi Solikhatin, N. H., & Lubis, H. (2021).
Pergaulan Bebas. Teknologi Efektivitas Terapi Film Dalam
Pendidikan, Meningkatkan Harga Diri.
1(8).Https://Doi.Org/10.36418/Synta Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi,
x- 9(3), 535–547.
Pengantar Teori Film—Muhammad Ali doi:10.3872/psikoborneo
Mursid Alfathoni, M.Sn., Dani Sri Wahyuningsih, Film Dan Dakwah:
Manesah, M.Sn. - Google Books. Memahami Representasi Pesan-
(N.D.). Retrieved March 24, 2022. Pesan Dakwah Dalam Film Melalui
Pratiwi, A. F. (2018). Film Sebagai Media Analisis Semiotik (Media Sahabat
Dakwah Islam. Aqlam: Journal Of Cendekia, 2019).
Islam And Plurality, 2(2), Article 2. Sutardi, A. (2018). Efektivitas Bimbingan
Https://Doi.Org/10.30984/Ajip.V2i2.5 Dengan Menggunakan Teknik
23 Cinematherapy Untuk Meningkatkan
Rahmadani, M. (2020). Pengaruh Bimbingan Motif Berprestasi Peserta Didik.
Klasikal Dengan Teknik Jurnal Bimbingan Dan Konseling
Chinematherapy Terhadap Islam, 8(1), 67–
Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa 85.http://jurnalfdk.uinsby.ac.id/index
Kelas Vii Smp N 3 .php/jbki/article/view/431
Pariangan.https://repo.iainbatusangk Suwanto, I., & Nisa, A. T. (2018). Cinema
ar.ac.id/xmlui/handle/123456789/18 Therapy Sebagai Intervensi Dalam
806 Konseling Kelompok. Seminar
Rofiq, A. A. (2012). Terapi Islam Dengan Nasional Bimbingan Dan Konseling
Strategi Thought Stopping Dalam Jambore Konseling 3.
Mengatasi Hypochondriasis. Jurnal https://gci.or.id/proceedings/view_ar
Bimbingan Dan Konseling Islam, ticle/204/4/jambore-konseling-3-
2(1), 65– 2017
74.http://jurnalfdk.uinsby.ac.id/index Syah, H. (2013). Dakwah Dalam Film Islam
.php/jbki/article/view/141 Di Indonesia (Antara Idealisme
Dakwah Dan Komodifikasi Agama).

Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
55
M.Azhar Mubarak
Jurnal Consulenza:Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi
Volume 5, Nomor 1 , Tahun Edisi 2022,Halaman 40-56
e-ISSN 2623-033X, p-ISSN 2623-0348

Jurnal Dakwah: Media Komunikasi


Dan Dakwah, 14(2), 263–282.
Https://Doi.Org/10.14421/Jd.2013.1
4206
Thahir, A., Rimandona, R., & Bulantika, S. Z.
(2018). Cinematherapy And
Thought-Stopping Techniques To
Reduce Social Anxiety. Proceedings
International Conference Of
Counseling Education And
Psychology (Iconcep), 1(0), Article 0.
Https://Proceedings.Radenintan.Ac.I
d/Index.Php/Iconcep/Article/View/12
Tonni Limbong And Janner Simarmata,
Media Dan Multimedia Pembelajaran:
Teori & Praktik (Yayasan Kita Menulis,
2020).
Yusoh, M. H., & Aziz, J. (2018).
Pemerkasaan
WatakWanitaDalamFilmBerunsurkan
Islam: Kajian Kes" Ketika Cinta
Bertasbih".Gema Online Journal Of
Language Studies,
18(1).http://doi.org/10.17576/gema-
2018-1801-09

Dipublikasikan Oleh : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Jember
56

Anda mungkin juga menyukai