Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
.................................................................................................... 2
B. Rumusan masalah
............................................................................................... 2
C. Tujuan penulisan
................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Riset Pemasaran
............................................................................... 4
B. Jenis-jenis Desain Pemasaran
............................................................................. 5
C. Pengertian Perilaku Konsumen
.......................................................................... 5
D. Lingkungan Konsumen
...................................................................................... 8
E. Jenis Perilaku Konsumen
................................................................................... 12
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Riset pemasaran termasuk dalam jenis penelitian dalam bidang
pemasaran. Riset pemasaran memerlukan sistematis, yakni mulai dari
perumusan masalah, perumusan tujuan dari riset pemasaran, pengumpulan
data, pengolahan data, hingga interpretasi dari hasil riset pemasaran yang
diperoleh. Riset pemasaran dilakukan sebagai upaya memberimasukan
bagi pihak manajemen. Dengan adanya riset pemasaran, pihak manajemen
akan mengetahui hal apa saja yang perlu diperbaiki dan strategi pemasaran
apa yang masih konkrit dilakukan untuk merebut peluang.
Sama hal nya dengan Perilaku konsumen yang berkaitan erat
dengan adanya suatu proses pembelian, pada saat itu konsumen melakukan
aktivitas seperti melakukan pencarian, penelitian, dan pengevaluasian
produk dan jasa (product and services). Perilaku konsumen merupakan
sesuatu yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan dalam
pembelian. Perilaku konsumen adalah sebuah kegiatan yang berkaitan erat
dengan proses pembelian suatu barang atau jasa. Mungkin sedikit bingung,
perilaku seperti apa yang dimaksud atau dikategorikan ke dalam perilaku
konsumen. Pada dasarnya perilaku konsumen ini sangat luas, mungkin
anda telah melakukan perilaku konsumen, namun tidak menyadarinya.

2
Hal-hal seperti itu seringkali terjadi ketika melakukan suatu proses
pembelian.
Atas dasar itu, pemakalah mengambil judul makalah “riset
pemasaran dan perilaku konsumsi” yang akan pemakalah bahawa secara
rinci dalam pembahasan dibawah ini.

B. Rumusan masalah
1. Apa saja yang dimaksud desain riset pemasaran?
2. Apa saja jenis-jenis desain riset?
3. Apa pengertian dari perilaku konsumen?
4. Bagaimana lingkungan konsumen itu?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui apa saja yang dimaksud desain riset pemasaran
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis desain riset
3. Untuk mengetahui apa pengertian dari perilaku konsumen
4. Untuk mengetahui bagaimana lingkungan konsumen itu

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Riset Pemasaran
Riset pemasaran merupakan penelitian dalam bidang pemasaran.
Riset pemasaran harus dilakukan secara sistematis, yakni mulai dari
perumusan masalah, perumusan tujuan dari riset pemasaran, pengumpulan
data, pengolahan data, hingga interpretasi dari hasil riset pemasaran yang
diperoleh. Riset pemasaran dilakukan sebagai upaya memberimasukan
bagi pihak manajemen. Dengan adanya riset pemasaran, pihak manajemen
akan mengetahui hal apa saja yang perlu diperbaiki dan strategi pemasaran
apa yang masih konkrit dilakukan untuk merebut peluang.
Desain riset adalah rencana dari struktur riset yang mengarahkan
proses dan hasil riset agar menjadi valid, objektif, efisien, dan efektif.
Desain riset sendiri merupakan langkah penyususnan kerangka kerja atau
rencana untuk melakukan studi yang akan digunakan sebagai pedoman
dalam mengumpulkan dan menganalisis data.
Beberapa badan dan organisasi dunia juga memiliki definisi sendiri
untuk riset pemasaran. American Marketing Association (AMA)
mendefinisikan riset pemasaran sebagai fungsi yang menghubungkan
konsumen, pelanggan, dan masyarakat umum dengan pemasar melalui
informasi. Informasi ini digunakan untuk mengidentifikasi dan
menentukan peluang dan masalah pemasaran; merumuskan,

4
menyempurnakan dan mengevaluasi tindakan pemasaran; memantau
kinerja pemasaran; dan menyempurnakan pemahaman mengenai
pemasaran sebagai sebuah proses serta pemahaman atas cara-cara yang
dapat membuat aktivitas pemasaran lebih efektif.
Sedangkan Cooper dan Schlinder (2001) (dalam Hartono, 2004)
menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam desain riset sebagai
berikut:
1. Desain riset adalah perencanaan aktivitas dan waktu.
2. Desain riset selalu didasarkan pada pertanyaan penelitian atau
topik riset.
3. Desain riset mengarahkan ke pemilihan sumber-sumber daya
dan tipe infomasi yang diperlukan.
4. Desain riset merupakan kerangka untuk menunjukkan hubungan
hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti.
5. Desain riset menggariskan langkah-langkah untuk setiap
aktivitas riset.

B. Jenis-jenis Desain Pemasaran


1. Riset Eksploratori
Desain riset yang lebih menekankan pada pengumpulan ide-ide dan
masukan-masukan; hal ini khusus berguna untuk memecahkan
masalah yang luas dan samar menjadi sub masalah yang lebih sempit
dan lebih tepat. Tujuan riset eksploratori adalah untuk menjajagi atau
membedah suatu masalah secara menyeluruh dengan teliti untuk
memperoleh wawasan (insights) dan pemahaman
(understanding).
Beberapa manfaat eksplorasi diantaranya
1. Merumuskan atau membuat batasan masalah secara lebih tepat dan
rinci.
2. Mengidenifikasi alternatif arah tindakan.
3. Merumuskan hipotesis.

5
4. Mengisolasi peubah kunci dan saling hubungannya untuk
penyelidikan lebih lanjut.
5. Memperoleh gagasan untuk mengembangkan pendekatan terhadap
masalah.
6. Membuat prioritas untuk penelitian selanjutnya.

2. Riset Deskriptif
Desain riset yang lebih menekankan pada penentuan frekuensi
terjadinya sesuatu atau sejauh mana dua variable berhubungan
sebagaimana dibawah ini
1. Tujuan riset deskriptif adalah menjelaskan suatu topik yang
biasanya berupa fungsi atau karakteristik pasar.
2. Menjelaskan karakteristik kelompok tertentu misalnya
konsumen, wiraniaga (salespeople), organisasi, dan area pasar.
Misalnya riset untuk menentukan profil konsumen berat
(heavy buyer) dari adipasar tertentu.
3. Estimasi persentase populasi tertentu dengan perilaku belanja
tertentu.
4. Menentukan persepsi terhadap karakteristik produk.
5. Menentukan hubungan peubah perilaku belanja misalnya belanja
sambil makan di luar rumah.
6. Membuat Membuat prediksi yang spesifik misalnya prediksi
belanja pada adipasar tertentu pada daerah tertentu.

C. Pengertian Perilaku Konsumen


Perilaku konsumen merupakan suatu proses yang berkaitan erat
dengan adanya suatu proses pembelian, pada saat itu konsumen melakukan
aktivitas seperti melakukan pencarian, penelitian, dan pengevaluasian
produk dan jasa (product and services). Perilaku konsumen merupakan
sesuatu yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan dalam
pembelian. Perilaku konsumen adalah sebuah kegiatan yang berkaitan erat

6
dengan proses pembelian suatu barang atau jasa. Mungkin sedikit bingung,
perilaku seperti apa yang dimaksud atau dikategorikan ke dalam perilaku
konsumen. Pada dasarnya perilaku konsumen ini sangat luas, mungkin
anda telah melakukan perilaku konsumen, namun tidak menyadarinya.
Hal-hal seperti itu seringkali terjadi ketika melakukan suatu proses
pembelian.
Perilaku konsumen selain mengenai kualitas produk, juga meliputi
harga produk, promosinya juga mengenai tempat dimana barang tersebut
dijual (distribusinya). Jika harga suatu produk tidak terlalu tinggi, maka
konsumen tidak akan terlalu lama membutuhkan waktu untuk memikirkan
dan melakukan aktivitas perilaku konsumen untuk membeli. Namun jika
harga suatu barang atau jasa tersebut tinggi, atau mahal, maka konsumen
tersebut akan memberikan usaha atau effort lebih terhadap barang tersebut.
Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari dan
menjadikan konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Ketika
memutuskan akan membeli suatu barang atau produk dan jasa, tentu
sebagai konsumen selalu memikirkan terlebih dahulu barang yang akan
dibeli. Mulai dari harga, model, bentuk, kemasan, kualitas, fungsi atau
kegunaan barang tersebut, dan lain sebagainya.
Aktivitas memikirkan, mempertimbangkan, dan mempertanyakan
barang sebelum membeli merupakan atau termasuk ke dalam perilaku
konsumen. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perilaku konsumen
sangat erat kaitannya dengan pembelian dan penjualan barang dan jasa.
Tentu sebagai konsumen, tidak ingin salah membeli suatu produk atau
jasa, maka dari itu perilaku konsumen diperlukan untuk memilih dan
akhirnya membeli barang.
Menurut pakar John C. Mowen dan Michael Minor (2002) mereka
mendefinisikan perilaku konsumen sebagai studi tentang unit pembelian
(buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan suatu perolehan,
konsumsi berbagai produk, jasa dan pengalaman serta ide-ide. Menurut
Lamb, Hair dan Mc. Daniel mereka menyatakan bahwa perilaku konsumen

7
adalah proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan untuk
membeli, menggunakan serta mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang
dibeli, juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
pembelian dan penggunaan produk (Rangkuti, 2002). Menurut Engel,
Blackwell dan Miniard (2000), menyatakan bahwa perilaku konsumen
adalah tindakan yang terkait langsung dan terlibat dalam mendapatkan,
mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses
keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.
Dengan demikian Perilaku konsumen merupakan suatu proses
pengambilan keputusan oleh konsumen dalam memilih, membeli,
memakai serta memanfaatkan produk, jasa, serta gagasan, atau
pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat konsumen.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai perilaku konsumen
dalam membeli suatu barang, yaitu:
1. Memperhatikan Konsumen
Merupakan kemampuan penuh dalam menyaring semua
upaya untuk mempengaruhi, dengan hasil bahwa semua yang
dilakukan oleh pemasar harus disesuaikan dengan motivasi dan
perilaku konsumen.
2. Motivasi dan Perilaku Konsumen
Sesuatu yang berkaitan dengan motivasi dan perilaku dapat
diketahui melalui penelitian, sehingga penelitian ini dipakai
sebagai acuan dalam membuat program dan strategi pemasaran,
perencanaan periklanan, perencanaan promosi sehingga hal-hal
yang terjadi pada masa yang akan datang dapat diprediksi untuk
menjual produk.

D. Lingkungan Konsumen
Peter dan Olson (1999) mengatakan bahwa lingkungan konsumen
adalah the environment refers to all the physical and social characteristic
of a consumer’s external world including physical objects (product and

8
stores), spatial, relationship (location of stores and product in stores), and
social behaviour of other people (who is around and what they are doing).
Lingkungan konsumen terdiri dua jenis, yaitu lingkungan sosial
dan lingkungan fisik. Lingkungan sosial adalah semua interaksi sosial
yang ada pada masyarakat yang terjadi antara konsumen dengan orang
sekelilingnya atau antara banyak orang. Lingkungan sosial adalah orang-
orang lain yang berada di sekeliling konsumen dan termasuk perilaku dari
orang-orang tersebut yang akan mempengaruhi dalam pembelian produk.
Berdasarkan kedekatannya dengan konsumen, lingkungan sosial
konsumen terbagi dalam lingkungan makro dan lingkungan mikro.
Lingkungan mikro adalah lingkungan yang sangat dekat dengan
konsumen, yang berinteraksi langsung dengan konsumen. Lingkungan
mikro dapat mempengaruhi langsung perilaku, sikap, dan kognitif
konsumen secara langsung. Misalnya keluarga yang tinggal dengan
konsumen adalah lingkungan mikro.
Lingkungan makro adalah lingkungan yang diluar konsumen.
Lingkungan makro berskala luas, seperti sistem politik dan hukum,
keadaan perekonomian, sosial, budaya. Contoh: penurunan atau kenaikan
dolar akan mempengaruhi daya beli konsumen. Lingkungan Fisik
merupakan segala sesuatu yang berbentuk fisik di sekeliling konsumen.
Lingkungan fisik adalah beragam produk, toko, lokasi toko, dan lain-lain.
Contoh : Toko adalah lingkungan mikro fisik dari konsumen, karena akan
mempengaruhi sikap dan perilaku secara langsung. Lingkungan
(environment) mengacu pada rangsangan fisik dan sosial yang kompleks
di dunia eksternal konsumen. Termasuk di dalamnya benda-benda, tempat,
dan orang lain yang mempengaruhi afeksi dan kognisi konsumen serta
perilakunya.
Bagian penting dari lingkungan adalah rangsangan fisik dan sosial
yang diolah dan diciptakan oleh pemasar untuk mempengaruhi konsumen
dalam membeli produk. Termasuk di dalamnya adalah produk, iklan,
pernyataan verbal oleh salesman, label harga, lampu tanda, dan toko.

9
Lingkungan mampu menstimulus atau merangsang seseorang agar
terpengaruh dengan adanya kondisi lingkungan tertentu. Aspek lingkungan
ini perlu dikaitkan dengan strategi pemasaran yang dijalankan oleh suatu
perusahaan agar penjualannya meningkat. Seorang pemasar harus dapat
memahami kondisi lingkungan yang ada guna menjalankan strategi
pemasar yang akan dibuat. Dengan demikian kondisi lingkungan penting
untuk memahami perilaku seorang konsumen.
1. Perilaku (Behaviour)
Keyakinan dan rasa senang pada suatu produk dan jasa
akan mendorong konsumen melakukan tindakan sebagai wujud
dari keyakinan dan perasaannya (Ferrinadewi, 2008). Sebagian
dari perilaku konsumen seperti melihat-lihat dan memandangi
produk di rak, memungut dan meneliti bungkus, mengarahkan
roda kereta dan seterusnya akan menarik perhatian seorang
manajer pemasaran, beberapa perilaku memiliki pengaruh
penting bagi afeksi dan kognisi konsumen serta pembelian
dadakan yang dilakukan, contohnya: jika tidak melalui lorong
tempat obat vitamin, maka konsumen tidak akan melihat dan
membeli obat vitamin yang dijual, karena biasanya obat
vitamin akan didapat pada Apotek.
Contoh lain: Seorang ibu rumah tangga bisa saja berbelanja
bahan makanan kalengan di supermarket sementara untuk
bahan buah-buahan dan sayuran, ia akan berbelanja di pasar
tradisional. Perilaku ini bisa jadi disebabkan karena ia
berkeyakinan bahwa harga sayuran dan buah-buahan akan
lebih murah di pasar tradisional sementara produk makanan
kalengan yang pasti terjamin kualitasnya tidak akan tersedia di
pasar tradisional. Perilaku dapat timbul karena adanya proses
afeksi (perasaan) dan kognisi (pemikiran) dari konsumen dalam
membeli suatu produk. Seseorang dikatakan berperilaku karena
mempunyai perasaan dan pemikiran tertentu, sehingga dapat

10
menimbulkan suatu tindakan melihat dan bahkan juga membeli
suatu produk.
2. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan bagian dari lingkungan serta
terdiri dari berbagai rangsangan fisik dan sosial dari konsumen.
Termasuk di dalam rangsangan tersebut adalah produk dan
jasa, promosi atau iklan produk, tempat pertukaran atau toko
eceran, dan informasi harga atau label harga yang ditempel
pada produk. Penerapan strategi pemasaran melibatkan
penempatan rangsangan pemasaran tersebut di lingkungan
konsumen agar dapat mempengaruhi afeksi, kognisi, dan
perilaku konsumen. Strategi pemasaran dapat mempengaruhi
setiap elemen lainnya (seperti afeksi dan kognisi, perilaku, dan
lingkungan) dan sebaliknya, dapat dipengaruhi oleh setiap
faktor tersebut.
Contohnya: penempatan papan iklan jasa layanan untuk
istirahat (Rest Area) di jalan tol mengubah tata ruang
(lingkungan) dan dapat mengubah pemikiran dan keinginan
konsumen (kognisi) untuk berhenti membeli bensin, dan pada
akhirnya mendorong konsumen berbelanja di toko yang ada
sekitarnya. Keberhasilan menggunakan papan iklan dapat
mendorong penempatan papan iklan lainnya di sepanjang jalan
tol, sehingga mengubah pula lingkungan, kognisi, dan perilaku
lainnya. Pada akhirnya, riset menunjukkan bahwa banyak
konsumen yang tidak suka (afeksi) melihat terlalu banyak
papan iklan memenuhi pinggir jalan sehingga suatu strategi
baru harus segera dikembangkan. Dengan kata lain, strategi
pemasaran berinteraksi timbal-balik dengan afeksi dan kognisi,
perilaku, serta lingkungan sepanjang waktu. Strategi pemasaran
dapat mengubah elemen lainnya dan dapat pula diubah oleh
elemen lainnya (Peter dan Olson, 1999).

11
Strategi pemasaran berkaitan dengan ketiga elemen lainnya
seperti komponen afeksi dan kognisi, lingkungan dan perilaku.
Adanya strategi pemasaran yang diciptakan oleh pemasar akan
mampu mempengaruhi perasaan dan pemikiran seseorang,
selain itu strategi pemasaran ini menstimulus afeksi dan kognisi
seseorang melalui lingkungannya.
Hubungan-hubungan di atas pada akhirnya menimbulkan
suatu tindakan yang disebut dengan perilaku seorang konsumen
menjadi dasar pertimbangan bagi pemasar untuk merencanakan
dan mengembangkan strategi pemasarannya. Strategi
pemasaran yang dilakukan perusahaan tentunya memiliki
tujuan untuk meningkatkan kepuasan konsumen terhadap
produknya, guna meningkatkan penjualan dan laba perusahaan.
Keadaan tersebut cukup menunjukkan fenomena riil dalam
proses pengambilan keputusan konsumen. Dimana dalam
gambaran keadaan tersebut menunjukkan dominasi peranan
suatu hubungan yang bersifat timbal balik, yaitu antara
produsen dengan konsumen dalam proses pengambilan
keputusan konsumen, atas pembelian suatu produk.

E. Jenis Perilaku Konsumen


Jenis-jenis perilaku konsumen ada yang bermacam-macam.
Misalkan seseorang ingin membeli buah durian, maka yang termasuk ke
dalam perilaku konsumen sebelum membeli adalah mencium bau durian
tersebut untuk memastikan apakah sudah matang, kemudian melihat dari
bentuknya, apakah ada sisi yang busuk, membuka sedikit durian tersebut
juga untuk memastikan tingkat kematangan durian tersebut, dan lain
sebagainya. Hal ini juga dapat diterapkan pada pembelian produk jangka
panjang, misalnya peralatan elektronik, gadget, alat-alat furniture, dan lain
sebagainya.

12
Untuk produk jasa, misalkan jasa tour wisata, pasti akan mengecek
terlebih dahulu dari testimoni yang telah menggunakan travel tersebut,
track record perusahaan jasa travel itu sendiri, dan lain sebagainya. Pada
intinya, setiap konsumen yang akan membeli suatu produk atau
menggunakan sebuah jasa, maka konsumen tersebut pasti melakukan apa
yang disebut sebagai perilaku konsumen.
Pada dasarnya, perilaku konsumen secara umum dibagi menjadi
dua yaitu perilaku konsumen yang bersifat rasional dan irasional. Perilaku
konsumen yang bersifat rasional adalah tindakan perilaku konsumen
dalam pembelian suatu barang dan jasa yang mengedepankan aspek-aspek
konsumen secara umum, yaitu seperti tingkat kebutuhan mendesak,
kebutuhan utama, serta manfaat produk itu sendiri terhadap konsumen
pembelinya. Sedangkan perilaku konsumen yang bersifat irasional adalah
perilaku konsumen yang mudah terbujuk oleh rayuan marketing dari suatu
produk tanpa mengedepankan aspek kebutuhan atau kepentingan.
Berikut ini beberapa ciri-ciri dari Perilaku Konsumen yang bersifat
Rasional:
1. Konsumen memilih produk sesuai kebutuhan dan keinginannya
2. Produk yang dipilih konsumen memberikan manfaat yang
optimal bagi konsumen
3. Konsumen memilih produk yang kualitasnya bagus
4. Konsumen memilih produk yang harganya sesuai dengan
kemampuan dan pendapatan konsumen
5. Konsumen memilih produk sesuai dengan kenyamanan
lingkungan toko
Beberapa ciri-ciri Perilaku Konsumen yang bersifat Irasional:
1. Konsumen sangat cepat tertarik dengan iklan dan promosi di
media baik cetak maupun elektronik
2. Konsumen memilih produk bermerek atau branded yang sudah
terkenal

13
3. Konsumen memilih produk bukan untuk kebutuhan, tetapi
karena gengsi atau prestise
4. Konsumen memilih produk hanya karena ingin mencoba-coba

BAB III
PENUTUP

Beberapa badan dan organisasi dunia juga memiliki definisi sendiri


untuk riset pemasaran. American Marketing Association (AMA)
mendefinisikan riset pemasaran sebagai fungsi yang menghubungkan
konsumen, pelanggan, dan masyarakat umum dengan pemasar melalui
informasi. Informasi ini digunakan untuk mengidentifikasi dan
menentukan peluang dan masalah pemasaran; merumuskan,
menyempurnakan dan mengevaluasi tindakan pemasaran; memantau
kinerja pemasaran; dan menyempurnakan pemahaman mengenai
pemasaran sebagai sebuah proses serta pemahaman atas cara-cara yang
dapat membuat aktivitas pemasaran lebih efektif.
Sedangkan Pada dasarnya, perilaku konsumen secara umum dibagi
menjadi dua yaitu perilaku konsumen yang bersifat rasional dan irasional.
Perilaku konsumen yang bersifat rasional adalah tindakan perilaku
konsumen dalam pembelian suatu barang dan jasa yang mengedepankan
aspek-aspek konsumen secara umum, yaitu seperti tingkat kebutuhan
mendesak, kebutuhan utama, serta manfaat produk itu sendiri terhadap
konsumen pembelinya. Sedangkan perilaku konsumen yang bersifat
irasional adalah perilaku konsumen yang mudah terbujuk oleh rayuan
marketing dari suatu produk tanpa mengedepankan aspek kebutuhan atau
kepentingan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Peter, J. Paul & Olson Jerry. C. 1999. Customer Behavior: Strategi Konsumen
dan Strategi Pemasaran. Jilid 1 Edisi 4. Jakarta. Erlangga
Engel, James F., Roger D. Blackwell, Paul W. Miniard. 2000. Perilaku
Konsumen. Jakarta: Binarupa Aksara Kottler, Philip
Rangkuti, Freddy, (2002), Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan.
Kepuasan Pelanggan, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama
C.Mowen, John dan Michael Minor. 2002. Perilaku Konsumen. Jakarta : Erlangga
Hartono. 2004. Statistik untuk Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

15

Anda mungkin juga menyukai