Anda di halaman 1dari 82

KEILMUAN MEMANAH PARA

SHALAFUSHOLEH

OLEH ;

HABIB NIZAM AL QODIRIE

1
Bismillahirahmanirahim

BAB 1
SEJARAH BUSUR PANAHAN

Al imam abu Abdillah Muhammad bin Yusuf Al ikhbari Asy-syafi'i Menjelaskan di


dalam kitabnya Al Idhoh firrimayah bahwa para ahli telah berbeda pendapat
mengenai siapakah yang pertama kali memanah dengan busur.

Sekelompok ulama telah menemukan sumber dari literatul klasik yang menegaskan
asal usul busur panah,mereka mengatakan "sesungguhnya malaikat Jibril telah datang
menggunakan busur panah, kemudian malaikat Jibril mengajarkan nabi Adam tata
cara memanah menggunakan busur tersebut, kemudian ilmu memanah beliau
wariskan kepada anak dan cucu beliau"

Jika demikian maka orang yanag pertama kali memanah menggunakan busur dan
anak panah Adalah nabi Adam dan putra beliau hingga sampai pada masa nabi Nuh.

Orang-orang Persia telah menyebutkan di dala kitab Thobaqat al arba'ah atau kitab 4
genarasi. "sesungguhnya orang yang pertama kali membuat dan memanah
menggunakan busur adalah raja Bharam dia adalah generasi kedua dari urutan raja
Persia"

Pada zaman nabi nuh ilmu memanah telah di warisi kepada anak keturunan beliau
dari genarsi ke generasi, mereka semua memanah dengan cara membidik dari dalam
busur serta batas akhir tarikan mereka sampai pada ujung bahu, Teknik ini masih terus
di gunakan hingga sampai pada masa Ardasyir bin Babakan, dia adalah orang yang
pertama kali merubah bidikan yang sebelumnya dari luar busur menjadi dalam busur
ia juga yang merubah batas terikan yang sebelumnya sampai ujung bahu menjadi
tarikan sampai cuping telinga.

Sekelompok ahli ilmu mengatakan bahwasanya orang yang pertama kali memanah
dengan busur adalah Namrud bin Kushi bin Kan'an, dia telah memanah kea rah langit
dan anak panahnya Kembali padanya, kemudian Syam Al yamani memanah setelah
Namrud, kemudian Kyid bin Syamin, kemudian Rustum bin Al majus, kemudian As
fiyad, kemudian juwain, kemudian kelompok pemanah yang lain yang sangat banyak
mata rantainya sampailah pada masa raja Bahram.

Adapun kisah mengenai raja Bahram jur bin Yasdajird bin Kisra dzil aktaf sebagai
penemu busur, pendapat ini benar-benar tidak ada dasarnya, karena ia bukanlah orang
yang pertama membuatnya, konon. Sebelumnya ia telah membuat busur dari tembaga
dan emas Ketika ia tidak mampu menariknya akhirnya ia membuat busur darui
element tanduk kayu dan siniew (Hornbow).

2
Tapi pendapat paling yang paling shahih mengenai sejarah panahan Persia yang dapat
di pertanggung jawabkan keabsahannya hanya dari segi kemahiran bangs ini dalam
memanah, melalui situs sejarah bangsa Persia menunjukan bahwa kebanggaan orang-
orang Persia adalah memanah, serta kemampuan mereka mengalahkan musuh dengan
ketepatan tembakan yang luar biasa, tembakan anak panah mereka dapat berkerumun
pada sasaran secara sempurna baik pada saat berperang atau berburu.

Tidak di temukan dalam literatur sejarah persisa bahwasanya mata rantai memanah
berawal dari mereka, bagaimana mungkin hal ini dapat di terima? Mereka bangsa
Persia sangat berlebihan di dalam menceritakan kehebatan raja mereka. Mereka
mengatakan raja Bahram junin memiliki tembakan anak panah yang dapat menempuh
jarak berhari-hari. Termasuk berita yang sulit di terima mengenai raja meraka,
bahwasanya raja-raja mereka telah memanah dari generasi ke generasi dengan
tembakan yang sangat akurat, raja Bahram jur sangat dekat masanya dengan raja
Nu'man Al munzir, pendapat ini jelas sekali tidal shoheh, karena tidak ada satupun
sejarawan Persia yang mengatakan demikian, raja Bahram jun dan raja Bahram junin
adalah dua raja meraka yang Namanya sama.

Telah di sebutksn oleh sejarawan Islam Muhammad bin Jarir Ath-thabari dalam
kitabnya Tareh Al khabir dari Sayyidina Ibnu Abbas

"Sesungguhnya orang yang pertama kali memanah menggunakan busur kaki adalah
Namrud bin Kan'an, Namrud menggunakan untuk memamah langit Ketika meyakini
Allah ada di langit, dia telah membuat satu peti besar dan melatih dua rajawali
raksasa, kemudian meletakkan peti besar tersebut di atasnya rajawali kemudian
rajawali di terbangkan ke langit sehingga permukaan bumi hilang dari pandangan
mata kemudian Namrud memerintahkan agar mngeluarkan busur yang besar yang di
Tarik yang di Tarik dengan alat tertenetu karena beratnya, Namrud meletakkan anak
panah pada busur tersebut kemudian menembakkannya ke langit sehingga anak panah
itu hilang dari pandangan matanya kemudian anak panah itu Kembali dalam keadaan
berlumuran darah, Allah berkehendak baginya agar larut dalam kekufuran dan azab
sesuai dengan apa yang ada dalam ilmu Allah, kemudian Namrud mengatakan "aku
telah membunuh tuhan di langit" dia Kembali ke bumi dalam keadaan semakin
sombong dan angkuh, sehingga Allah binasakan dia dengan selemah-lemahnya
makhluk". Riwayat ini juga di kutip oleh Imam Ibnul Qoyyim dalam kitabnya
Furrusiyah Muhammadiyah''.

Al imam Ibnu jarir Ath-thabrani juga menceritakan dalam kitab tarehnya tersebut
bahwa ketika Allah menurunkan nabi Adam dari syurga ke muka bumi Allah
memerintahkan kepada beliau bercocok tanam, kemudian Allah memerintahkan dua
burung untuk memakan apa yang beliau tanam dan mengluarkan biji-bijian yang tela
beliau tabur, maka nabi adam mengadu kepada Allah atas kejadian tersebut, malaikat
Jibrilpun turun dengan membawa satu busur beserta talinya dan dua anak panah. Nabi
Adam bertanya "hai Jibril apakah ini? Malaikat Jibril memberikan satu busur seraya
mengatakan "ini adalah kekuatan dari Allah" kemudian malaikat jibril memberikan

3
tali busur kepada beliau seraya mengatakan "ini adalah sesusatu yang dahsyat dari
Allah" kemudian malaikat Jibril memberikan kedua anak panah kepada beliau seraya
mengatakan "ini adala sesuatu yang dapat membunuh dari Allah"

Kemudian malaikat Jibril mengajarkan nabi adam memanah dengan busur tersebut
setelah itu nabi Adam memanah dua ekor burung yang memakan tanaman beliau
hingga mati dan nabi Adam bergembira karenanya.

Imam thaibugho al-baklamisi al yunani dalam kitabnya Al gunyah arramyi


menambahkan dengan mengutip riwayat dari Al imam al mas'udi dala kitab tarehnya,
bahwasanya setalah nabi Adam menerima busur dari malaikat Jibril dan beliau
mengguanakan untuk membunuh dua ekor burung yang selalu merusak tanaman
beliau, setelah itu beliau menjadikan busur tersebut sebagai penghibur dan penentram
hati di kal kesendiriannya dan ketesingannya di bumi, kemudian busur tersebut di
wariskan kepada nabi Ibrahim kemudian putranya nabi Ismail.

Terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulama apakah busur nabi Ibrahim adalah
busur nabi Adam yang di turunkan malaikat Jibril dari Surga. Ketika itu beliau
menyimpannya untuk nabi Ibrahim sebagaiman beliau menyimpan tongkatnya untuk
nabi Musa.

Imam as-sa'labi dalam kitabnya Ar roisul majelis mengatakan, kebanyakan ulama


berpendapat bahwa tongkat nabi Musa adalah tongkat dari surga yang di bawa nabi
Adam ketika di turunkan ke bumi, kemudian tongkat tersebut di wariskan turun
temurun kepada nabi Syu'aib, kemudian nabi Syu'aib memberikannya kepada nabi
Musa.

Memurut sebagian ulama busur nabi Ibrahim bukanlah busur nabi Adam yang di
berikan malaikat Jibril dari surga akan tetap busur nabi Ibrahim secara khusus Allah
turunkan dari surga secara tersendiri.

Setelah itu ilmu memanah di wariskan secara turun temurun hingga kepada nabi
Ismail, beliaulah putra nabi Ibrahim yang di kenal sangat ahli memanah pada
zamannya, dan dari beliaulah muara teknik memanah negeri Hijaz.

Ada yang mengtakan beliau membuat busur dengan tangannnya sendiri beliau
membuatnya untuk putranya nabi Ismail.

Berdasarkan seluruh infornasi ini, kita dapat ambil kesimpulan bahwa ilmu memanah
adalah warisan seluruh para nabi semenjak zaman nabi Adam sampai penghulu para
nabi yaitu Nabi agung Muhammad shalallahu'alaihi wasallam, semoga rahmat taklim
selalu tercurahkan kepada mereka semua, aaamiiin ..

KESIMPULAN, Jadi ilmu memanah ini banyak cerita dan versi dari kurun waktu
zaman ke zaman kita tidak bisa menentukan. Bahwa ini adalah cerita yang paling asli
karena ulama berbeda pendapat dan para ahlipun berbeda pendapat.

4
Sebelum itu dengan rasa hormat dan takzim kepada guru-guru kita yang mulia, guru-
guru yang telah memberikan kita keilmuan, guru-guru yang telah mewarisi sanad
keilmuan dalam memanah ini, saya meminta atas nama murid yang lemah yang tidak
berdaya ini.

Untuk mengirim Al fatihah atas nama guru-guru kita, semoga guru kita di berikan
kesehatan,rezeki, manfaat ilmunya di dunia dan di akhirat.

Hadiah Al fatihah kita haturkan kepada;

-Habib Zein bin Sumaith


-Habib Umar bin Hafidz
-Habib Taufiq Assegaf
-Habib Abu bakar Assegaf
-Ustadz Chusnul
-Kyai Uzairon
-Raden Syarifuddin
-Kyai Abdul hamid husein
-Ustadz Manan (jakarta) dan Mbah Arwai kudus
-Ustadz Thoyyib
-Kyai Thoifur purwodadi
-Habib Ali basakutah Ba'alawi
-Habib Qori Al khered
-Syeh Balya bin Malkan
AL FATIHAH). )

5
BAB 2
ASAL USUL BUSUR
Al imam Ath-thabrani dalam kitabnya Al-wedheh fi ilmi arromyi menyebutkan bahwa
orang yang pertama kali membuat busur arab adalah nabi Ibrahim, beliau telah
membuat kedua busur untuk kedua putra beliau yaitu nabi Ismail dan nabi Ishaq
keduanya mamanah menggunakan busur buatan ayahnya. Nabi Ibrahimlah yang telah
mengajarkan kedua putranya ilmu memanah.

Adapun orang yang pertama membuat busur persia atau kita menyebutnya crosbow,
adalah Namrud bin kan'an

Berdasarkan informasi ini terdapat sebuah riwayat yang berhubungan dengannya,


yaitu riwayat Abu bakar dari Muhammad bin Yahya dari Bayan bin Said dari Khalid
bin Yazid Al quraisy dari Athiyah bin Al harits dari Addahak bin Mazahim dari Ibnu
Abbas Radiyallahu'anhu bahwasanya beliau mengatakan orang yang pertama kali
membuat busur arab adalah nabi Ibrahim dan busur Persia adalah Namrud.

Imam Ath-thabrani mengtakan "tidaklah aku menjumpai pemanah khurasan yang


terkenal kecuali aku bertanya kepadanya mengenai orang yang pertama kali membuat
busur dan yang pertama memanah dengannya, mereka menjawab bahwa orang yang
pertama kali membuat busur dan pertama memanah dengannya adalah raja Bahram
jur. Yang jelas kenyataannya tidaklah seperti yang mereka katakan, karena pendapat
ini terbantahkan dengan riwayat dari Ibnu Abbas yang telah dii sebutkan di atas".

Jadi sekarang harap kita fahami bahwa yang di maksud busur persia bukanlah busur
tar tar yang seperti di anggap selama ini, busur persia yang di maksud oleh nabi dalam
riwayatnya adalah bususr crosbow, karena pengguna pertama dan pembuat pertama
busur crosbow adalah Namrud.

Al imam Ibnul qoyyim dalam kitab furusiyahnya menyebutkan bahwa imam Ahmad
telah menetapkan kebolehan lomba panahan dengan menggunakan busur Persia,

Sementara imam Abu bakar dari pengikut imam Ahmad berpendapat, memanah
dengan busur persia hukumnya makruh beliau mengemukakan dalil sesunggunya,
nabi pernah melihat seorang laki-laki membawa busur persia kemudian beliau
bersabda;"buanglah busur itu sesungguhnya busur persia itu terlaknat, selalulah
menggunakan busur-busur arab dan tombak, dengannya Allah menguatkan agama dan
Allah menguasakan bumi ini untuk kalian"

Dalam kitab sunan Ibnu Majah dari sayyidina Ali bin Abi thalib beliau
mengatakan;"terdapat busur arab di tangan Rasulullah kemudian beliau melihat
seorang laki-laki yang di tangannya terdapat busur persia beliau lalu bersabda ;
Buanglah busur itu! gunakan gunakanlah busur ini atau yang serupa dengannya dan

6
gunakanlah tombak sesungguhnya Allah tambahkan kejayaan agama ini dengan
keduanya dan Allah kuasakan untuk kalian negeri-negeri."

Menurut Imam ibnul qoyyim dalam kitab furusiyahnya.

Pendapat yang bisa di pastikan kebenarannya adalah memanah atau berlomba dengan
busur persia tidaklah makruh, karena sudah menjadi kesepakatan ummat atas
kebolehan memanah mengguanakan busur persia. Dengan busur persia lah tegaknya
jihad di masa ini, dan dengan busur tersebut musuh bisa di hancurkan dan Islam
menjadi menang.

Tujuan memanah adalah untuk membela agama dan menghancurkan musuh, bukan
menyeleksi jenis busur tertentu Allah memerintahkan kita untuk bersisap-siap
menghadapi musuh dengan kekuatan semampu kita. Sehingga nabi menafsirkan ayat
tersebut secara mutlak, tidak mengkhususkan memanah dengan busur tertentu, titah
sabda beliau tersebut untuk sahabat dan untuk ummat sampai hari kiamat. Adapun
larangan beliau dalam hadist yang telah kita sebut dia atas kemungkinan hanya
tertuju pada waktu tertentu. Ketika itu bangsa Arab adalah tentara Islam satu-satunya
bahasa mereka adalah bahasa Arab, ketangkasan mereka adalah ketangkasan khas
Arab, busur mereka adalah busur arab, maka memanah tidak mengguanakan busur
arab dan melakukan tindakan di luar adat arab ketika itu termasuk menyerupai orang-
orang kafir di kalangan non Arab.

Adapun sekarang ketika tentara-tentara Islam berasal dari Turki Persia dan lain-
lain,mereka menggunakan busur selain Arab, seandainya di larang menggunakan
senjata selain Arab , maka akan menjadi sempit ruang jihad, sehingga orang-orang
kafir menguasai orang-orang Islam.

Nabi melaknat busur tersebut dan memerintahkan untuk membuangnya di karenakan


saat itu orang-orang non Arab beluam masuk Islam, Maka menggunakan busur
mereka sama dengan mengikuti ciri khas orang-orang kafir dan musyrik, atau beliau
melarang laki-laki tersebut menggunakannya karena melihat ketidakmampuan untuk
menggunakan busur tersebut kecuali dengan susah payah, hal tersebut keluar dari
kebiasaaan orang-orang Islam di waktu itu.

Oleh karena itu untuk setiap kelompok Muslimin manapun yang paling utama adalah
berperang mengggunakan senjata yang telah menjadi kebiasaan, seandainya tentara
Islam sekarang berperang di hadapan nabi menggunakan busur-busur persia dan
mereka membela Allah dan Rasulnya dengan busur tersebut (Persia) niscaya beliau
akan memuji busur persia dan beliau tidak akan melarang mengggunakannya.

7
BAB 3
BAB APAKAH SAMA MEMANAH DENGAN SENJATA
API
Menggunakan busur dan anak panah dalam jihad fisabilillah telah disebutkan
keutamaannya, kemanfaatan dan kemampuannya melumpuhkan musuh, serta
keunggulannya dibanding senjata-senjata yang lain dalam nas hadis dan petuah para
ulama, jika demikian apakah boleh menganalogikannya dengan senjata lontar lainnya
untuk mendapatkan Fadilah memanah yang termaktub dalam hadis? Al imam Ibnu
qayyim dalam kitab furusiyah Muhammadiyah menyebutkan bahwasanya
menganalogikan busur panah dengan senjata lempar lainnya dari segala sisi adalah
analogi yang sangat keliru, meskipun senjata sejenisnya memiliki kemampuan yang
sama dari segi dapat melumpuhkan musuh jarak jauh akan tetapi senjata lain tidak
memiliki kemampuan seperti yang Allah berikan kepada busur panah.
Menganalogikan semua hadis-hadis mengenai ganjaran memanah dengan senjata
lontar yang dikenal sekarang adalah kekeliruan dalam analogi secara tekstual dan
makna. Menurut pendapat, ada beberapa hal yang tidak dimiliki senjata api dan itu
hanya dimiliki oleh busur panah. Secara khusus busur panah memiliki keistimewaan
tertulis dalam hadis, seperti ganjaran melangkahkan kaki ketika mencabut anak panah,
hal ini tidak dimiliki oleh senjata api karena peluru yang telah ditembakkan tidak
mungkin untuk diambil kembali, selain itu Rasulullah telah menyebutkan dalam sabda
khusus pengertian kekuatan adalah menggunakan busur dan anak panah. Memang
senjata api memiliki peran untuk menembak jarak jauh seperti memanah, oleh karena
itu menggunakan dalam jihad pasti mendapatkan ganjaran umum seperti senjata yang
lainnya, akan tetapi ganjaran yang bersifat umum berbeda dengan ganjaran yang
bersifat khusus.

Nabi bersabda:

‫ ورميه بقوسه ونبله‬،‫مالعته اهله‬، ‫ تأذيب الرجل فرسه‬: ‫ليس من لهوي اال ثالث‬.

"Tidaklah permainan sia-sia kecuali tiga perkara : seorang laki-laki yang melatih
kudanya, mencumbu istrinya, memanah dengan busur dan anak panahnya (HR. Abu
daud)"

Dari hadis di atas menunjukkan permainan yang disunnahkan secara khusus adalah
memanah dengan menggunakan busur dan anak panah, penyebutan ‫ه‬dd‫ه و نبل‬dd‫بقوس‬
Menunjukkan senjata lempar yang memiliki ganjaran khusus dan keutamaannya
khusus adalah memanah dengan busur panah. Tidak bisa dianalogikan dengan senjata
lempar lainnya. Diriwayatkan dari imam Thabrani dari uqbah Ibnu Amir Beliau
mengatakan: "Bumi akan ditaklukkan untuk kalian dan kalian akan tercukupi dari
biaya hidup, maka janganlah salah seorang diantara kalian menjadi lemah untuk
bermain dengan anak-anak panahnya" Hadis ini menjadi dalil bahwa upaya
melestarikan sunnah memanah adalah perintah khusus dari Rasulullah, walaupun

8
keadaan negeri kita dalam keadaan aman bukan dalam kondisi perang dengan musuh,
wasiat Rasulullah dalam hadis di atas adalah titah atau perintah yang tidak
berhubungan dengan situasi dan kondisi tertentu, baik dalam situasi konflik atau
aman. Penyebutan kata-kata anak panah pada hadis di atas mengacu bahwa memanah
memiliki pengertian tunggal. Yaitu menggunakan busur anak panah sampai akhir
zaman, karena hadis tersebut tidak dikhususkan untuk para sahabatnya saja tetapi
untuk seluruh umat sampai akhir zaman. Oleh karena itu menggunakan senjata lontar
manapun tidak bisa disamakan dengan memanah dikarenakan di dalam memanah
mempunyai fadilah Fadilah yang disebutkan di dalam hadis.

Tapi ada pendapat dari Al alamah imam Khalid Ahmad AsaharanPuri, dalam kitabnya
badzlul majhul, pada bab jihad : Pengertian memanah hanyalah menggunakan anak
panah melalui perantara busur, peperangan di zaman rasul hanya mengenal memanah
dengan busur, maka senjata lempar seperti senjata api dan senjata modern yang
menggunakan peluru yang kita kenal sekarang bisa dimasukkan dalam hadis di atas,
serta senjata api dapat menggantikan peran memanah dengan busur, karena senjata api
tersebut telah mencukupi dalam mengganti peran menembak dengan busur panah,

Menurut pandangan saya pendapat ini ada benarnya bila dilihat dari kesamaan fungsi
yaitu antara senjata api dan busur panah dan dari segi melumpuhkan dari jarak jauh,
tapi bila dilihat dari sisi bahasa lalu dari sisi hadits yang diutamakan dan disebutkan
oleh nabi maka ini adalah dua hal yang berbeda.

Diantara hikmah pengertian memanah dalam hadis nabi hanyalah menggunakan


busur, dan busur adalah senjata yang dipahami oleh umat secara umum juga tidak
dibatasi oleh pengertian alat yang lainnya walaupun alat lainnya tersebut lebih praktis.
Contoh seperti penyebutan kuda dan unta dalam Quran dan Sunnah penyebutan
keduanya akan dipahami sepanjang zaman dari waktu ke waktu mengacu pada sebuah
kendaraan tempur atau alat transportasi, dan pengertian ini hanya dipahami secara
tunggal dalam arti secara bahasa itu adalah onta dan kuda sampai kapanpun.

Jadi walaupun Alquran dan Sunnah tidak menyebutkan kendaraan seperti tank,
pesawat kapal perang secara spesifik, hikmah hadis nabi harus dipahami
pengertiannya secara menyeluruh untuk umat dari zaman ke zaman, bukan dibatasi
dengan era atau zaman tertentu seandainya nabi menyebutkan nama senjata api atau
kendaraan perang lainnya maka yang bisa memahami bahwa hal itu adalah sarana,
hanyalah kita yang ada pada zaman sekarang.

9
BAB 4
SIFAT SIFAT BUSUR YANG DIREKOMENDASIKAN
OLEH IBNU QAYYIM DALAM KITABNYA AL
FURUSIYAH
Menurut imam Ibnu qayyim Al jauzi busur yang paling utama dan paling bermanfaat
adalah busur yang besar kemampuannya untuk melumpuhkan musuh, serta kecil
resiko ketika menggunakannya ringan untuk dibawa kemana-mana serta besar daya
lentingnya demikianlah ciri-ciri busur terbaik yang mampu melawan segala gangguan
yang datang pada pemiliknya,

Sebagian sifat-sifat busur yang telah disebutkan di atas menjadi kriteria semua jenis
senjata yang bagus, senjata yang terbaik adalah senjata yang ringan ketika digunakan
serta sedikit resikonya ketika digunakan.

Adapun ciri busur yang terbaik secara detail dan sangat bermanfaat adalah busur yang
terdiri dari empat unsur : Busur yang tersusun dari kayu, urat tendon binatang, tanduk
dan lem.

Di dalam empat unsur ini terdapat hikmah yang sangat dalam serta pembuatan yang
sangat luhur, Yaitu pembentukan dasar busur mirip pembentukan dasar tubuh
manusia,

Manusia memiliki empat unsur utama di dalam tubuhnya yaitu tulang, daging, urat
dan darah

Kayu pada busur menempati posisi tulang pada tubuh manusia, sedangkan tanduk
pada busur menempati kedudukan daging yang menyelimuti tulang, kemudian urat
tendon binatang pada busur menempati kedudukan urat , dan yang terakhir darah
seperti layaknya lem.

Imam Al ikhbari dalam kitab Al idhohnya secara mafhum mengatakan;

"Bila suatu busur memiliki susunan unsur yang seimbang satu sama lain maka busur
tersebut sangat sesuai dengan orang yang memiliki empat unsur tubuh yang seimbang
juga"

Imam Ibnu qayyim mengatakan :

"Manusia memiliki bagian depan dan belakang pada tubuhnya begitu juga busur
memiliki bagian depan dan belakang, sebagaimana yang kita saksikan busur dapat
menekuk di bagian depannya, begitu pula manusia dapat menekuk pada bagian depan
tubuhnya, bila bagian punggung busur patah maka busur akan rusak seketika, begitu
pula manusia villa patah punggungnya maka dia akan lumpuh seketika."

10
Dari sisi kesamaan antara hubungan dinamis busur dan manusia hubungan ini tidak
bisa dipisahkan semenjak keberadaan manusia pertama di muka bumi ini, abu Ja'far
Muhammad bin jarir ath-thabari menyebutkan dalam kitab tarekhnya, Sesungguhnya
malaikat Jibril turun ke bumi membawa busur untuk nabi Adam , beliaulah orang
yang pertama kali memanah menggunakan busur, serta hamba-hamba Allah yang
mulia di kalangan para nabi juga memanah menggunakan busur.

Terdapat hadis shahih yang menyebutkan bahwa nabi Ismail bin Ibrahim adalah
seorang pemanah, demikian juga Rasulullah shallallahu alaihi wasallam beliau
memanah ketika perang Uhud sehingga siyah busur beliau patah, disebutkan juga
bahwa Rasulullah memiliki tiga busur.

Pertama busur beliau yang diberi tendon atau urat binatang, busur ini bernama
ARROUHAH , Busur beliau yang kedua terbuat dari batang kayu pohon syauhat
bernama AL BAIDHO' , Unsur beliau yang ketiga terbuat dari batang kayu pohon
naba busur ini bernama ASSAFRA'.

Tidak diragukan lagi busur Arab sangat bermanfaat untuk orang Arab sedangkan
busur Persia sangat bermanfaat untuk tentara muslim saat itu, keduanya lebih unggul
daripada busur busur Turki (tartar) serta memiliki kecepatan dan daya lenting tinggi di
samping itu sangat ringan dan lembab (karena lem busur lebih banyak dari pada
pembuatan busur Turki atau tar tar),

Sebenarnya orang Turki tidak terbiasa menggunakan busur Persia (crossbow) akan
tetapi ketika orang Turki berbaur dan bergaul dengan orang Persia mereka
mempelajari dari orang-orang persia alat-alat perang mereka, gaya baju mereka,
strategi perang mereka, serta bahasanya, Sehingga busur Turki setelah dikembangkan
mirip dengan busur Persia.

Jadi apa yang kita tahu tentang busur turkish saat ini sebetulnya adalah bentuk dari
busur Arab, sedangkan busur tartar yang kita tahu saat ini sebenarnya itu adalah busur
Turki. Dikarenakan orang Turki saat itu ingin mengembalikan keilmuan memanah ini
kepada para imam panahan. Maka orang-orang Turki membuat busur orang Arab dan
dipakailah hingga saat ini. Sehingga semakin banyak dan terkenal sampai di Indonesia
pun mengatakan busur turkish adalah milik orang turkish.

11
GAMBAR BUSUR TURKI/BENTUK BUSUR ARAB

BAB 5
JENIS-JENIS BUSUR
Imam Ibnu qayyim dalam kitab furusiyah dan imam taibugho dalam kitab ghunyah
arramyi mengatakan , pada dasarnya busur memiliki 2 jenis, Yaitu busur tangan dan
busur kaki.

Busur tangan terbagi menjadi tiga : busur Arab, busur persia dan busur Turki.
A) Busur Arab memiliki dua macam jenis :
1. Model hijaziah
2. model wasithiyah

1) Model hijaziyah terbagi menjadi dua, ya itu busur ahlul Baduy dan busur ahlul
hador

BUSUR AHLUL BADUY

Adalah busur yang terbuat dari batang kayu pohon naba dan pohon syuhat. Busur ini
terdiri dari satu atau dua batang kayu, menurut mereka busur yang terbuat dari satu
batang kayu itu lebih bagus.

BUSUR AHLUL HADHOR

Adalah busur yang bahan dasarnya kayu kemudian diberi urat tendon kaki binatang
pada bagian luar busur kemudian bagian dalam ditempel tanduk kambing, busur ini
hampir tidak ditemukan kecuali di negeri hijaz dan tidak diambil manfaatnya oleh

12
negara lain kecuali penduduk hijaz. Busur ini tidak memiliki Syiah dan grib
(pegangan pada busur)

2) model wasithiyah, busur ini terdiri dari empat komponen, kayu urat tendon, tanduk
dan lem.

Busur ini memiliki dua siyah serta memiliki grip. Dinamakan busur wasithiyah
(perpaduan) karena busur ini terbentuk dari bagian bagian yang terpisah.

Terkadang orang-orang Arab menamakan busur ini Al munfasholah (yang terpisah) ,


karena komponen busur ini bagiannya terpisah-pisah sebelum dirangkai menjadi satu.

B) busur Persia busur ini adalah busur yang digunakan oleh tentara-tentara Islam pada
zaman itu, pertengahan abad ke-8 terutama di negeri Syam dan Mesir.

C) busur Turki , busur ini adalah busur yang kita kenal sekarang dengan nama tartar,
karena bentuknya yang lebih melengkung dari pada gribnya maka dikatakan busur ini
memiliki keutamaan khusus bagi penggunanya. Keunggulannya adalah lebih
responsif.

BUSUR KAKI

Busur kaki terbagi menjadi dua macam, iya itu busur turkiyah dan busur jar. Busur
turkiyah ini mirip seperti busur Persia (crossbow) akan tetapi lebih tebal dari busur
Persia. Busur ini memiliki pengait dan pelatuk mereka membuat alat pijakan di bagian
ujung tempat meluncurnya anak panah, dan bila hendak memasang tali pada busur
tersebut mereka akan memasukkan kaki pada pijakan tersebut, hingga memungkinkan
memasang tali pada busur, unsur ini dikenal istilah busur kaki.

BUSUR JAR

Busur jar adalah busur yang ditopang oleh kaki-kaki buatan, bentuknya yang besar,
Dia memiliki katrol penarik, pengait dan pelatuk, anak panah busur jar, juga terbilang
anak panah yang sangat besar karena digunakan untuk menembus gerbang besi atau
tembok yang sangat tebal.

Orang-orang Roma (eropa) sangat perhatian dan mengutamakan busur ini tapi
pemakai busur tangan sangat mencela busur ini karena mereka menyebutkan
kelemahan dalam busur kaki, kelemahan utama yang disebutkan adalah tidak simpel
penggunaannya , lambat dan terlalu berat untuk dibawa kemana-mana, Juga pemilik
busur ini tidak memungkinkan membawa tameng bersama busurnya, pemiliknya
hanya bisa beraksi di balik batu untuk menutupi dirinya, dan bila dia beraksi di tempat
yang terbuka dia harus meminta bantuan orang lain untuk menutupinya dengan
pelindung, Karena sibuk mengaitkan talinya dan memasang anak panahnya.

Tapi bagi pengguna busur kaki mereka menyebutkan keutamaannya serta


kemampuannya dalam menaklukkan benteng karena menurut mereka busur kaki
memiliki pengaruh besar dalam pertempuran dan tidak dimiliki oleh busur tangan.

13
Para ahli memanah mengatakan busur tangan lebih bermanfaat di waktu tertentu di
dalam pasukan tertentu dan memiliki kecepatan yang sudah Tidak diragukan,
sedangkan busur kaki juga memiliki keutamaan dalam kondisi yang dibutuhkan dan
bermanfaat, dia lebih melumpuhkan musuh daripada busur tangan karena memiliki
kekuatan yang besar juga jangkauan yang bisa membidik dari jarak yang sangat jauh,
akan tetapi busur tangan memiliki manfaat lebih utama karena lebih ringan dan bisa
dibawa kemana-mana dengan cepat.

BAB 6
MENGENAL ISTILAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN
BUSUR.
Al imam abu Abdillah Muhammad bin Yusuf Al ikhbari cara mafhum mengatakan :
"Sangat ditekankan bagi para pemanah untuk mengenal apa saja yang berkaitan
dengan busur dan anak panahnya, terutama nama-nama atau istilah yang berkaitan
dengan busur"

Setiap pemanah di kalangan bangsa Arab atau non Arab memiliki istilah sendiri
dalam menamakan bagian busur mereka.

Di sini akan diuraikan menurut istilah Arab agar orang yang ingin paham dalam
bidang memanah ini bisa mudah dalam memahaminya.

Kita mulai dengan bagian busur yang paling atas.

1) bagian yang paling atas pada busur dinamakan atharfu / mismar (kuku)

2) pada bagian bawah mismar atau lubang string dinamakan Alfard, orang Arab
terkadang menamakannya Al Katrim

3) seluruh bagian siyah sampai bagian yang ditempel siniew dinamakan Alkazrim

4) bagian di bawah siah dinamakan Al unuq / kassan , bagian ini adalah sendi utama
tempat mengikat busur dengan siniew

5) 4 jari sebelum handle sampai ke atas dinamakan al-bait atau limb, orang Arab
terkadang menamakan Al Thaif

6) setelah Al bait dinamakan Al dustar, tepatnya 4 jari sebelum Handle

7) di bawah bagian dustar dinamakan albursuk

14
8) bagian bawah Al bursuk adalah miqbadh atau handel tempat memegang busur,
Orang Arab terkadang namakannya al-ajsu atau Al mu'jisu

9) pada bagian handle terdapat bagian-bagian yang memiliki nama sendiri :

a- bagian yang dilalui anak panah bernama addima' (arrowpas) orang Arab terkadang
menamakan Al abhar

b- punggung belakang handle tempat bertemunya dua lempengan tanduk dinamakan


Al baranjuk / abaranjak.

c- bagian dua sisi handle kanan dan kiri, dinamakan hudain (2 pipi)

d- bagian yang menonjol di handle di depan busur dinamakan Al Matn

e- di antara pertemuan dua tanduk /celik dinamakan kabidil qows atau jantung busur.

Nb : Dari addima' sampai siyah atas dinamakan Bayt Al Ulya

Dari addima' sampai siyah bawah dinamakan Bayt assufla

Kalau dikatakan wast qows berarti itulah Addima' (majrah sahm)

Dikarenakan bagian tengah busur itu adalah tempat yang dilalui anak panah addima'/
majrah sahm , bukan di Gribnya.

Di sinilah banyak kesalahan yang dilakukan pembuat busur saat ini, karena
beranggapan bahwa Tengah busur itu adalah tengah handle,

Kalau tengah busur itu adalah tengah handle maka saat ditarik busur akan tidak
seimbang, Karena handle itu untuk digenggam, sedangkan addima' tempat berlalunya
anak panah.

15
BAB 7
PERBEDAAN PENDAPAT TENTANG MENENTUKAN
UKURAN BUSUR
Imam ath-thabari dalam kitab al-wadeh, secara mafhum mengatakan : Imam abu
Hasyim albawardi, imam Tohir Al Balkhi, imam isyhaq arrofa, telah berbeda
pendapat dalam menentukan ukuran busur yang ideal bagi setiap pemanah,

Menurut abu Hasyim ukuran busur seseorang harus lebih pendek dari anak panahnya
seukuran satu ruas jari perbandingan ukuran keduanya dimulai dari ujung komponen
tanduk pada busur hingga ke ujung tanduk lainnya. Dan keadaan busur harus
terpasang , Adapun alasan beliau dalam menentukan ukuran ini karena busur yang
pendek tanduknya memiliki daya lesat yang cepat ketika melontar anak panah dan
lebih dalam ketika menembus target.

Menurut imam Tohir Al Balqi dan imam Ishak Arafa' menentukan ukuran busur yang
ideal adalah dengan cara menyamakan panjang tanduk pada busur dengan anak panah
tanpa dikurangi atau dilebihkan, perbandingan ukuran keduanya dimulai dari ujung
tanduk ke ujung tanduk yang lainnya dalam keadaan anak panah tersebut berada pada
garis sejajar dengan tanduk pada busur.

Alasan mereka dalam menentukan ukuran ini menurut mereka bila busur seseorang
lebih panjang tanduknya daripada ukuran anak panahnya maka anak panah tersebut
akan lemah daya lesatnya dan tidak bisa menembus dengan dalam. Bila busur
seseorang lebih pendek tanduknya dari ukuran anak panahnya maka busur tersebut
sulit dikendalikan dan tidak memungkinkan untuk digunakan kecuali dengan susah
payah, Di samping itu mengakibatkan rusaknya bidikan dan tangan kiri akan bergerak
sehingga keadaannya tidak bisa konstan, Bila tarikan anak panah tidak dapat
sempurna kecuali dengan memaksakannya dengan susah payah otomatis tangan kiri
akan bergetar dan tidak konstan. Sehingga ketepatan dalam tembakan akan sulit
didapatkan dan memanah jadi rentan dengan risiko,

Resikonya busur dapat retak sering akan mudah putus dan hal-hal yang tidak
memungkinkan terjadinya pelepasan yang baik, tangan kirinya akan terganggu
sehingga akan mengurangi kedalaman daya tembus anak panahnya, masalah kekuatan
menembus anak panah menurut para ulama dalam bidang ini hanya bisa didapatkan
bila seorang pemanah menguasai busurnya dengan baik dan memiliki tangan dan
tubuh yang konstan,

Pada umumnya orang yang menggunakan busur yang pendek jarang sekali mampu
menguasai tubuh dan senjatanya secara konstan sehingga dia akan kesulitan
mendapatkan tembakan yang dalam,

Walaupun dikatakan busur pendek itu lebih responsif daripada busur yang panjang,
beberapa efek lainnya busur pendek itu andaikan tangan kiri kita bergerak sedikit saja,

16
maka akan menghasilkan akurasi yang kurang baik, Berbeda pula dengan busur yang
panjang, walaupun tangan kiri sedikit bergerak karena getaran yang wajar, itu tidak
mengganggu akurasi dalam tembakan,

Mirip dengan penggunaan senjata api yang Sejenis pistol akan lebih susah
dikendalikan apabila tangan dalam keadaan bergerak, Beda dengan senjata api kaliber
panjang , dia akan mempunyai akurasi yang lebih baik meskipun ada sedikit getaran.
WALLAHUALAM.

BAB 8
CARA MENGUKUR BERAT TARIKAN SUATU BUSUR
OLEH PARA AHLI

Imam Abu Abdillah Muhammad bin Yusuf Al ikhbari mengatakan : Para ulama telah
menetapkan 4 cara untuk mengetahui berat tarikan busur, sekiranya seorang pemanah
dapat memilih busur yang tepat dan sesuai dengan kapasitas kekuatannya.

1. IMAM TOHIR AL BALKHI , Beliau mengatakan : sebaiknya seorang pemanah


mengenal ukuran berat tarikan busurnya dengan cara menggerakkannya dengan
sedikit hentakan, dan cara ini lebih mudah dilakukan bila busur dalam keadaan
belum terpasang setringnya.
Caranya :
A. Peganglah busur dalam keadaan ditegakkan
B. Pastikan bawa busur dalam keadaan terlepas stringnya
C. Gerakanlah dengan hentakan mengarah ke bawah
D. Bila terjadi getar pada Siyah di bawah 5 kali getaran, maka bisa dipastikan busur
itu berat dan tidak cocok kita pakai.

2. TEKNIK ARDASIR BIN BABAKAN


Caranya :
A. Ambillah busur yang telah terpasang stringnya

B. Peganglah dengan kepalan tangan kirimu

C. Tariklah string busur dengan tiga jari yaitu telunjuk, Tengah dan manis.

D. Tariklah sampai batas sejajar dengan siku tangan kirimu bila tarikanmu telah
sampai siku maka lepaskanlah peran jari manis ketika menarinya, lalu lanjutkan
tarikan dengan dua jari yang tersisa sampai sejajar dengan bahu kiri, bila tarikanmu
telah sampai pada bahu kiri lepaskanlah peran jari tengah lalu tariklah kembali busur

17
dengan kekuatan jari telunjuk mu saja sampai batas tulang selangka. Dan bila engkau
mampu melakukan batasan ini berarti busur tersebut cocok untuk kau gunakan.

Dan juga bila kamu mampu menariknya lagi sampai ke ujung bahu, berarti busur
tersebut cocok untuk hanya perlombaan, atau mengasah teknik.

Tapi bila tarikan itu tidak sanggup kamu tarik dari batas siku kiri sampai ke tulang
selangka berarti itu adalah busur yang berat dan tidak cocok untuk mengasah teknik
atau lomba.

3. TEKNIK ABU MUSA ASHARQASI.


Caranya :

A. Ambillah satu batang anak panah jadikanlah anak panah itu tonggak di atas tanah.

B. Lalu ambil busurmu dan tarik menghadap keatas

C. Munculkan telunjuk tangan kirimu di saat engkau menggenggam busur

D. Lalu arahkan telunjukmu ke ujung anak panah tadi yang ditancapkan di atas tanah,
apabila engkau bisa menyentuh ujung anak panah yang tertancap itu. Maka kapasitas
busur itu bisa kau kuasai, Apabila tidak bisa atau meleset-meleset. Maka busur
tersebut tidak bisa engkau kuasai.

menjadi kesepakatan para ulama panahan bahwa kejujuran seorang pemanah bila dia
bisa menggunakan busur di dalam kapasitas kekuatannya. Pendapat para ahli untuk
cara mengukur busur yang telah disebutkan berarti telah

Pada umumnya para ahli hanya saling membanggakan diri menyempurnakan teknik
dan groupingnya anak panah pada sasaran, Selain dua perkara ini mereka tidak pernah
membicarakannya apalagi membahas masalah berat tarikan busur yang melampaui
batas kekuatannya.

BAB 9
PENGGUNAAN BUSUR RINGAN DAN BERAT

Imam abu Abdillah Muhammad bin Yusuf Al iqbari secara mafhum mengatakan,
"setelah diamati ternyata orang-orang zaman sekarang memiliki konsep yang berbeda
dengan ilmu memanah dengan orang terdahulu di kalangan para pemanah"

Orang sekarang menjadi terbagi 4 kelompok dalam memanah.

18
1. Kelompok Al wasityun (pengguna busur wasithiyah) ,
Kelompok ini masih menggunakan mazhab awal dalam memanah, maksudnya mereka
masih menggunakan busur yang tarikannya ringan dan menggunakan anak panah
yang panjang juga mereka hanya membahas dua hal dalam panahan. A. Teknik yang
benar ketika memanah B. Tepatnya tembakan pada sasaran

2. Kelompok an nasyi'ah,
Kelompok ini adalah pengguna busur tarikan berat, Dan mereka sendiri terbagi
menjadi dua bagian,

A. Orang yang memiliki tenaga dan badan yang kuat, pada umumnya teknik
memanah mereka tidaklah sempurna tembakan mereka terpencar kepada sasaran
(tidak grouping), karena mereka terbiasa menggunakan busur berat justru mereka bila
menggunakan busur yang tarikannya ringan ketepatanya sering berubah-ubah karena
faktor kebiasaan yang sulit mereka rubah yaitu semenjak awal belajar mereka telah
memulai dengan busur yang tarikannya berat sehingga mempengaruhi teknik.

B. Orang orang yang ingin mendapatkan tembakan anak yang cepat sementara badan
mereka tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk menarik busurnya, oleh karena itu
badan mereka menjadi sakit karena terlalu dipaksakan, mereka tidak bisa menguasai
busur , justru busur yang menguasai mereka, Dan orang-orang seperti ini tidak akan
bisa mencapai puncak ilmu memanah, bahkan mereka kehilangan teknik dan grouping
dalam tembakan secara bersamaan.
3. Kelompok al kuhul.
Mereka adalah kelompok yang berumur 40 tahunan, Kelompok ini memiliki kekuatan
badan yang istimewa mereka memanah menggunakan busur yang sesuai dengan
kapasitas badan mereka, teknik memanah mereka baik dan memiliki tembakan yang
berkerumun pada sasaran atau grouping. Setelah itu mereka memanah menggunakan
busur di bawah kapasitas kekuatan mereka dengan tembakan yang tepat kepada
sasaran dan grouping keduanya bisa didapatkan karena mereka sudah memiliki
keilmuan dan kelembutan.

4. Kelompok assuyuh wa dhaifah (kelompok pemanah tua dan berbadan lemah)


Mereka tidak dapat memanah kecuali dengan menggunakan busur yang ringan
tarikannya, karena busur tersebut sesuai dengan kapasitas kekuatan mereka, dan
dengan busur tersebut mereka bisa mendapatkan teknik yang baik dan tepatnya
sasaran,

Merekalah orang-orang yang dijuluki "ahlul madharah firromyi" Atau orang-orang


yang memiliki kelembutan saat memanah.

Di sini kita bisa melihat bahwa ilmu memanah ini berhubungan dengan umur
seseorang karena semakin berumur seseorang maka akan semakin bijak dan tidak
tergesa-gesa.

19
BAB 10
MENGENAL BUSUR YANG IDEAL SESUAI DENGAN
SUATU NEGERI DAN FUNGSINYA
Imam abu Abdillah Muhammad bin Yusuf Al ihbari mengatakan:

"Pada dasarnya busur memiliki ukuran tertentu untuk kecocokan dengan penggunanya
dan sesuai dengan iklim tertentu baik dari segi panjang, pendek, tipis ,atau tebalnya"

Ukuran busur yang paling panjang di total limbsnya adalah 12 kepalan, Sedangkan
ukuran busur yang paling pendek limbs nya adalah 8 kepalan.

Dan antara Al bait (limb) atas dan Al bait bawah memiliki perbedaan dalam ukuran.
Selisih paling panjang ukurannya adalah setengah buku jari (lebih panjang atas) ,
Demikian demikian juga kaidah dalam menentukan ukuran siyah.

Perlu diketahui bahwa setiap negeri memiliki cuaca atau iklim yang berbeda, ada
negeri yang panas, dingin, lembab kering dan tropis. Oleh karena itu setiap negeri
membutuhkan busur yang sesuai dengan cuaca tersebut. Agar busur lebih terjaga dari
hal-hal yang dapat membuatnya rusak atau tidak nyaman.

Untuk penduduk Irak dan jurjan dan seluruh negeri yang sama (panas) sebaiknya
menggunakan busur dari sinew tendon unta karena faktor iklim negeri mereka yang
panas.

Untuk penduduk Mesir mereka lebih menggunakan tendon sapi karena pilihan
bahannya sesuai dan banyak di negeri mereka.

Adapun penduduk khurasan mereka lebih memilih sinew dari tendon kambing,
mereka mengatakan bahwa tendon kambing lebih mendorong anak panah dengan
cepat (responsif)

Itulah pendapat para pembuat busur untuk negerinya masing-masing kan di sini akan
dijabarkan busur yang sesuai dengan suatu negeri terbagi menjadi 4 :

1. Negeri beriklim dingin dan kering:


-unsur kayunya sedikit
-unsur sinew dan tanduknya banyak
-busurnya berperawakan tegak dan tidak melengkung

2. Negeri beriklim dingin dan lembab :


-unsur kayu, sinew dan tanduk berukuran sama / sedang, tiga unsur ini harus
seimbang.
-perawakan busurnya melengkung

20
3. Negeri beriklim lembab dan panas :
 Al baitnya lebar
 banyak unsur kayunya
 unsur tanduk dan tendonnya sama.

-perawakan busurnya tidak terlalu melengkung dan tidak pula lurus.

4. Negeri untuk iklim panas dan kering atau beriklim dingin dan kering :
-unsur kayunya sediki.t

-sinew dan tanduknya harus banyak.

-perawakan busurnya melengkung.

BAB 11
BERBAGAI JENIS FUNGSI DAN SIFAT BUSUR
Imam abu Abdillah Muhammad bin yusuf Al ikhbari, mengatakan :

"Busur yang baik untuk memanah jarak dekat adalah yang mempunyai Al bait yang
lebar serta Al bait bawah yang agak tegak (tidak terlalu melengkung), genggamannya
panjang dan terdapat tasghir (nock) pada stringnya, pada umumnya busur ini
sempurna susunan komponennya"

-Busur yang cocok untuk memanah jarak jauh :

Memiliki limbs yang lebar, berhandle pendek, bulat, dan ukuran siyahnya sedang
(tidak tebal dan tidak tipis) . Pada umunya busur ini memiliki daya lontar dan lenting
yang kuat untuk anak panahnya.

-Busur yang sesuai untuk berkuda :

Memiliki tarikan yang lembut, ukuran busurnya pendek, handle dan siyahnya tegak,
pada umumnya busur ini nyaman untuk penunggang kuda karena memudahkan untuk
memasang string di atas kuda.

Dalam beberapa pendapat busur yang mempunyai A bait yang pendek dan siyah yang
panjang, serta ukuran handlenya sedang, biasanya busur tersebut lebih mendorong

21
anak panah saat keluar dan lebih gesit ketika melesat, pendapat ini adalah pendapat
ulama khurasan.

Sedangkan orang orang non Arab lebih memilih Al bait yang panjang, siyah yang
pendek untuk busur mereka, menurut mereka busur seperti ini lebih konstan dan
stabil, karena busur yang pendek menurut pendapat orang non Arab itu sering terjadi
kasus melintir dan bengkok, dan hanya bisa di gunakan oleh pemanah ulung,
sedangkan bila terjadi apa-apa perlu pawang busur untuk menanganinya.

Maka di sinilah perbedaan busur Arab dan busur persia, busur Persia berperawakan
panjang dan busur persia berperawakan pendek, kedua-duanya bisa di namakan busur
washitiyah terbuat dari komponen yang di satukan). )

Di pembahasan awal sudah saya sebutkan tentang apa itu busur tangan persia, karena
kita membahas tentang busur apa yang di laknat oleh nabi, yaitu busur crosbow
Persia, sedangkan Persia sendiri juga mempunyai busur tangan yang lain.

Dan di bab ini saya akan mencantumkan gambar busur asli Persia, model busur ini
pun di pakai di negeri Mesir

Gambar busur Persia.

Gambar busur Persia 2.

22
Gambar busur Mesir

Jadi kalau kita sudah membahas tentang bentuk busur, model busur dan bahan busur,
dari mana busur itu kita wajib mengetahui sejarahnya.

Agar kita tidak bingung tentang pembahasan busur tangan, maka bab busur Persia
saya cantumkan di bab 10 dan 11 ini.

BAB 12
BAB MENGENAL BENTUK-BENTUK MIQBADH (GRIB
DAN HANDLE BUSUR)
Imam Muhammad bin Yusuf Al ikhbari sejarah mafhum mengatakan: "Pegangan
pada busur memiliki bentuk dan ukuran yang bermacam-macam, ada yang
panjang ,pendek lebar ,ramping, bulat dll"

Pada dasarnya pegangan busur memiliki beberapa bentuk dan ukuran tertentu :

1. MIQBADH bulat silinder dan tebal, grip seperti ini sangat cocok untuk orang Arab,
orang awam dan orang yang cermat di dalam memanah mereka mendorong busur
dengan pangkal telapak tangan.

2. MIQBADH berbentuk segi empat dan lebar, grup ini cocok digunakan oleh para
pakar dalam memanah dan orang ajam.

23
Orang awam tidak cocok menggunakan grip model seperti ini karena sudutnya yang
memiliki siku sehingga membuat mereka tidak nyaman ketika menggenggam.

3. MIQBADH panjang, grip seperti ini hanya digunakan khusus orang oleh orang-orang
Turki dahulu. Mereka menyangka bahwa ketepatan anak panah yang dilepas
seseorang bukan dari Al bursuk , akan tetapi berasal dari miqbad.

4. MIQBADH ramping dan bagian punggungnya lebar, grip seperti ini membuat anak
panah lebih menetap di atas kepalan saat memanah.

5. MIQBADH pendek, grip seperti ini adalah model yang paling banyak digunakan oleh
para pemanah, karena ukurannya yang pendek anak panah dapat melesat lebih tajam
dan lebih mendorong anak panah saat keluar. Grip model ini adalah grip para pakar
termasuk imam abu Ja'far Al harawi.

Telah menjadi kesepakatan para ahli dalam memanah bahwa grip pada busur harus
sesuai dengan telapak tangan

Batasannya :

Bila ujung-ujung jari bertemu dengan pangkal telapak tangan menunjukkan grip
belum sesuai dengan telapak tangan (kekecilan) , Maka lapisi lah pegangan busurmu
dengan lapisan kulit sekiranya dapat menghalangi ujung jari bertemu dengan telapak
tangan. Minimal tidak tersentuh, dan maximal hanya seukuran 1 jari, idealnya
setengah jari.

Imam thaibugho, dalam masalah ini telah menggubah syair dalam kitab beliau :

‫ذا قبضة تمالء لكف الرامى‬


#
‫و قوة تقهرها اليداني‬

(Pilihlah busur yang memiliki gagang yang dapat memenuhi seluruh kepalan tangan
# dan pilihlah busur dengan berat tarikan yang kedua tanganmu dapat
menguasainya)

Imam taibugho mengatakan : Hal yang pertama kali diperhatikan oleh seorang
pemanah pada busurnya adalah pegangannya, pada dasarnya asas teknik yang benar
ketika memegang busur yaitu keadaan gagang busur harus memenuhi telapak tangan
penggunanya tidak lebih dan tidak kurang.

Tata cara menentukan gagang busur yang benar : peganglah gagang busur dengan
genggaman yang sempurna, lalu perhatikan ujung-ujung jemari menyentuh
permukaan telapak tangan atau tidak,
Bila menyentuh menunjukkan gagang busur terlalu ramping dan kecil untuk ukuran
telapak tangan anda, bila masih tersisa jarak antara ujung jari dan pangkal telapak
tangan dengan lebar setengah jari maka ukuran gagang busur telah sesuai dengan
ukuran telapak tangan, bila lebih dari setengah jari berarti ukuran ini menunjukkan
gagang itu terlalu besar untukmu.

24
Biasanya, bila ukuran gagang busur terlalu ramping maka efek buruknya busur akan
bergerak saat engkau tarik, sehingga akan merusak tembakanmu, dan string akan
menampar lenganmu.

Maka lilit lah gagang busurmu dengan lilitan kulit karena sangat bermanfaat bila
menggunakan kulit karena ketika telapak tangan kita berkeringat maka akan diserap
oleh kulit tersebut, dan ini adalah kesunahan, karena gagang busur nabi menggunakan
kulit sehingga keringat beliau meresap kepada kulit gagang busur itu dan harumnya
masih tercium hingga saat ini.

Mengenai ukuran berat tarikan suatu busur yang ideal para ulama telah sepakat
sesungguhnya kejujuran seorang pemanas sejati bila menggunakan busur di bawah
kemampuan maksimalnya.

Kebanggaan para pakar dalam memanah hanya dilihat dari segi kesempurnaannya
dalam menunaikan hak setiap TEKNIK dan hasil tembakan yang dapat berkerumun
pada target sasaran (grouping) ,
Tidak satupun di antara mereka yang membahas masalah bertarikan busur, mereka
berpendapat sepantasnya bagi seorang pemanah tidak menggunakan busur kecuali di
bawah kapasitas kekuatannya,

Tidaklah seorang pemanah yang menggunakan busur yang memiliki tarikan yang
berat melampaui batas kekuatannya kecuali aksinya hanya bentuk upaya
menampakkan aib dan kelemahannya sendiri, tembakannya akan rusak, dan dia akan
menjadi incaran musuh di Medan peperangan sementara dia tidak merasa.

BAB 13

MENGENAL AL WATR / TALI BUSUR (string)


Imam abu Abdillah Muhammad bin Yusuf al-ikhbari mengatakan : "Setiap tali pada
busur harus sesuai dengan cuaca tiap negeri" String terbaik memiliki tingkatan
tersendiri menurut iklim dan cuacanya masing-masing.

1. String dari kulit keledai liar / zebra , yang diburu ketika berlalunya musim dingin.
Kondisi ini membuat kulitnya lebih tebal.

2. String yang terbuat dari kulit kambing, string ini cocok untuk negeri yang beriklim
panas atau untuk negeri mana saja yang sedang dalam musim panas, dan string ini
cocok untuk awal musim gugur.

3. String yang terbuat dari kulit sapi, sering ini cocok untuk negeri yang beriklim sedang
atau tropis dan string ini cocok juga untuk musim gugur dan semi

25
4. String yang terbuat dari urat tendon hewan, menurut pendapat para ahli sering ini
cocok untuk negeri yang beriklim panas.

5. String yang terbuat dari sutra, dalam pembuatan string ini harus benar-benar baik dan
dirangkai dengan teliti, string ini cocok untuk semua iklim baik panas maupun dingin.

6. String dari kulit luar pohon kurma atau pelepahnya, string ini sangat cocok untuk
negeri yang beriklim panas ekstrem dan pada umumnya sering ini hanya digunakan
oleh orang-orang pedalaman hutan dan India.

BAB 14

PENGARUH TEBAL DAN TIPISNYA AL WATR PADA


BUSUR
Para ulama telah berbeda pendapat mengenai pengaruh tebal dan tipisnya tali busur,
Dalam hal ini mereka terbagi menjadi 2 bagian.

1. Penduduk negeri khurasan dan khawarizmi lebih memilih string yang tipis dan Nock
anak panah yang sempit,

Mereka beranggapan bahwa string tipis lebih mendorong anak panah keluar dan lebih
tajam melesat serta menghasilkan suara yang lebih halus, Mereka juga
mengemukakan alasan bahwa pemanah jarak jauh hanya pantas menggunakan string
yang tipis, bila mereka menginginkan tembakan yang lebih grouping, mereka akan
mempertebal bagian tempat memasang Nock pada saat (tasghir / nocking point)

2. Orang-orang Turki dan kebanyakan non Arab lebih memilih string yang tebal, mereka
beranggapan bahwa string yang tebal membuat anak panah lebih stabil dan lebih
menembus target (memiliki power yang besar) ,

Pendapat ini sesuai dengan pendapat imam abu Hasyim al-bawardi. Para ahli lebih
memilih string yang tipis untuk tembakan jarak jauh, karena string yang tipis dapat
membuat anak panah lebih cepat melesat, Sedangkan string yang tebal sangat cocok
untuk tembakan jarak dekat, karena string tebal dapat membuat anak panah lebih
lurus dan stabil.

Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan para ahli mengenai string yang ideal dan
string yang ideal adalah yang berukuran sedang tidak tebal dan tidak tipis.

26
Dan para ahli mengatakan bahwa string yang ideal adalah string yang memiliki tiga
bagian yang harus ditebalkan, yaitu dua lingkar pada ujung string yang mengait pada
siyah dan sebagian tempat untuk mengaitkan nock.

Imam thaybugo mengatakan :


" Telah menjadi kesepakatan para pakar dalam memanah baik dulu ataupun sekarang
bahwa string yang tipis lebih mendorong anak panah dan menjadikannya lebih gesit,
akan tetapi anak panah kurang stabil".

BAB 15

PANJANG DAN PENDEK STRING PADA BUSUR


Imam abu Abdillah Muhammad bin Yusuf Al ikhbari mengatakan : "Tali busur yang
panjang pada sebuah busur hanya cocok bagi orang yang telah mahir dalam
memanah" Di antara keistimewaan string yang panjang pada busur yaitu dapat
menghasilkan tembakan anak panah yang lebih cepat melesat, akan tetapi memiliki
beberapa kekurangan diantaranya: -busur akan mudah melintir -membuat string
menyamping ke arah kepalan / dada -jarang menghasilkan tembakan yang
mengumpul/grouping -dan sering mengakibatkan patahnya lempengan pada busur
baik kayu ataupun tanduk. Adapun keistimewaan string yang pendek pada busur yaitu
dapat membuat anak panah lebih lurus ,lebih responsif, lebih aman dari kerusakan dan
kokoh, akan tetapi anak panah relatif tidak terlalu cepat. String yang pendek sangat
cocok bagi siapa saja, baik pemula, menengah, atau yang sudah mahir. Bila string
pada busur berukuran sedang, tidak panjang dan tidak pendek Hal ini dapat
menjadikan anak panah lebih stabil dan optimal dalam menghasilkan tembakan yang
cepat dan grouping, yang pastinya busur akan lebih aman dari kerusakan, Detailnya :
A. Bila suatu busur memiliki panjang 12 kepalan maka jarak antara string dan
punggung grip seukuran 1 syibran tambah 1 aqdam

 syibran bermakna : rentang antara ibu jari dan jari tengah

 aqdam bermakna :

Satu ruas buku jari B. Bila busur memiliki panjang 11 kepalan, Maka jarak antara
string dan punggung grip seukuran 1 syibran C. Bila busur memiliki panjang sepuluh
kepalan , Maka jarak antara string dan punggung grip seukuran syibran dikurangi 1
kuku. D. Bila panjang busur seukuran 9 kepalan , maka jarak antara string dan
punggung grip seukuran satu syibran dikurangi 1 aqdam E. Bila panjang busur 8
kepalan maka jarak antara string dan punggung grip seukuran 1 fatran.

27
 fatran bermakna : rentang antara ujung telunjuk dan ujung jempol bila direnggangkan
dengan penuh.

Kesimpulannya : Tidak ada ukuran panjang busur yang lebih panjang melebihi 12
kepalan dan tidak ada busur yang lebih pendek melebihi 8 kepalan. Begitu pula tidak
ada jarak terjauh antara string dan punggung grip melebihi 1 syibran di tambah 1
aqdam dan tidak ada string yang lebih pendek melebihi jarak 1 fatran.

NB :Di anjurkan untuk teman2 dalam grub, agar setelah mengetahui ilmu yang telah
di baca, AMBIL BUSURNYA LALU DIAPLIKASIKAN, jangan di baca aja.. Agar kita
bisa mendapatkan Fadilah mengerti ilmu dan mengamalkan setelahnya. Kalau kita
niat belajar untuk kedepannya lebih baik lagi. Kita harus keluar dari zona nyaman.
Agar menjadi muslim yang kuat dan tidak manja. Ilmu ini sudah terbukti semenjak
zaman nabi sampai zaman dinasti telah di pakai. Akhirnya ilmu ini hilang. Dan
sekarang Alhamdulillah kita bahas lagi. Jadi jangan lupa langsung praktek dan
langsung di aplikasikan

BAB 16

UKURAN URWAH (loop string) PADA AL WATR


Urwah adalah dua lingkaran pada ujung string yang mengait pada Siyah, Bila lingkar
urwah pada string terlalu lebar maka akan mengganggu lajunya anak panah saat
melesat, terkadang anak panah akan meliuk-liuk yang akhirnya anak panah menjadi
rusak,

begitu pula lingkar urwah yang sempit, maka anak panah akan cepat saat melesat,
akan tetapi bisa mengakibatkan patah pada busur di bagian siyah.

Oleh karena itu seharusnya bagi seorang pemanah untuk meneliti urwahnya, agar
tidak merusak busurnya atau tembakannya.

Adapun lingkar urwah yang paling ideal adalah bila ukuran urwah seukuran pangkal
leher Siyah. Bila ukuran melebihi ukuran ini atau kurang maka ukuran tersebut
dianggap rusak dan akan mendatangkan resiko yang membahayakan saat memanah.

Imam taibugoh mengatakan, "ketentuan ukuran urwah yang baik apabila ukurannya
1/3 dari ukuran Siyah, memang urwah yang terlalu sempit lebih kuat mendorong anak
panah sehingga membuat anak panah lebih gesit dan melesat akan tetapi sangat
membahayakan keselamatan busur yaitu Siyah akan mudah patah".

28
BAB 17

HUBUNGAN BERAT MASA STRING DAN BUSUR


Pada dasarnya busur memiliki beberapa tingkatan berat tarikan maka hal ini pula yang
harus Kita sesuaikan dengan string agar tidak menjadi vibrasi atau getaran yang
terlalu berlebih kepada busur Detailnya : masa string paling berat adalah 5 dirham,
sedangkan yang paling ringan seberat 1 dirham. -untuk busur yang paling berat
tarikannya ketika memanah target sebaiknya memiliki berat maksimal string antara
empat setengah sampai 5 dirham. -bila berat busur di bawah yang telah disebutkan di
atas dengan kategori menengah ke atas dalam berat tarikannya maka massa string nya
berkisar tiga setengah sampai 4 dirham,

 bila berat tarikan busur setengah dari kategori tarikan berat atau bisa dibilang sedang,
maka masa stringnya berkisar antara dua setengah sampai 3 dirham.

 bila berat tarikan busur dikategori ringan maka masa stringnya antara satu sampai dua
dirham saja.

 bila tarikan busur telah masuk kategori sangat ringan namun masih bisa digunakan
untuk memanah target maka masa stringnya berkisar antara satu hingga satu setengah
dirham.

Kesimpulannya bila kita memanah di luar dari batas-batas yang telah ditentukan di
atas maka bisa dikatakan itu adalah senjata yang dikategorikan rusak, Dan ketentuan
ini telah menjadi kesepakatan seluruh pemanah ahli.

#DUDUK

-letakkanlah jantung busur pada kedua ujung lututmu

 peganglah kedua Siyah dengan kedua telapak tangan

-tariklah keduanya secara bersamaan, pasanglah string dengan menggunakan bantuan


orang lain

-harus memastikan diri ketika memasang dalam keadaan aman dari pandangan
musuh.

ABU JA'FAR AL HARAWI MEMPUNYAI CARA LAIN YAITU :

-duduklah bersila atau duduklah dengan tumit kaki kanan dan majukanlah kaki kiri
dengan lutut menghadap dada

-grip busur berada di bawah paha kaki kiri & tumpukan Siyah bawah di atas paha
kanan

29
-pasang string bagian atas dan letakkan pada posisi lurus terpasang lalu tahan dengan
jempol.

-tariklah Syiah atas menggunakan tangan kiri disertai ayunan badan

 dan pasanglah string di siyah bawah diatas paha kanan menggunakan tangan kanan.

-pastikan semuanya aman , dan siap digunakan.

#DIATAS KUDA

 pastikan string terpasang pada Siyah bawah dan atur jangan sampai lepas , dengan
memegang string bagian atas dengan tangan kanan.

 tumpukan Siyah bawah diatas kaki kiri , lalu tahan grib busur dengan lutut kiri dengan
cara ditekuk

 dorong siyah atas dengan tangan kiri menggunakan telapak tangan di bagian leher
siyah

-kaitkan string yang tadi sudah dipegang tangan kanan.

Nb : jaga keseimbangan diatas kuda, cara memasang ini bila tidak dipelajari di
bawah , maka akan susah mengaplikasikannya diatas kuda, efek buruk nya busur bisa
twist bila kita tidak menjaga keseimbanganannya.

#BUSUR BERAT

-peganglah siyah bagian bawah dengan tangan kiri, dan siyah bagian atas. Dengan
tangan kanan.

 duduklah diatas kaki kiri & Lonjorkan sedikit kaki kananmu

-jadikan punggung grip busur bertumpu dengan bagian dalam telapak kaki kanan.

-Lalu tariklah kedua Siyah tersebut secara bersamaan

 pasanglah string dengan bantuan orang lain.

#MEMASANG STRING SAAT BADAN DIDALAM AIR

-genggam leher siyah bagian atas dengan tangan kananmu.

 letakkan grip dibelikat bagian kiri punggungmu.

 tahan bagian leher siyah dengan lengan bawahmu (bila gendut atau berotot ) atau
genggamanmu (bila badan kurus)

30
 lalu tarik siyah atas kearah depan

 dan mintalah bantuan orang lain untuk memasang string.

Persoalan yang sering terjadi ketika memasang string adalah ketika seseorang
memasang string dia tidak menyeimbangkan tarikannya saat akan dipasang dan
busurnya, sehingga saat string terpasang di Siyah bagian atas, string yang di bagian
bawah akan terlepas dan bahkan bisa merusak lubang Al fard. Maka perhatianlah hal
ini,

Permainan dorongan , keseimbangan dan jari-jemari di bagian pemasangan string


adalah hal yang utama. Karena dampak efek buruk saat kita gagal mempelajarinya
adalah rusaknya busur.

TATA CARA MEMASANG STRING PADA BUSUR

Para pemanah terdahulu dan sekarang memiliki metode memasang string yang
berbeda-beda sebagian diantara mereka mengatakan ada 30 cara yang berbeda-beda,
bahkan sebagian yang lain mengatakan bahwasanya imam abu Ja'far Muhammad Bin
Hasan Al harawi memiliki 120 cara untuk memasang string pada busur, bahkan beliau
telah menyusun kitab sendiri yang berkaitan dengan masalah ini. Perlu kita ketahui
terdapat enam tahap saat memasang string yang benar, terutama bagi orang yang ingin
menjadi bagian dari seorang ahli memanah. Siapapun yang terlepas dari satu tahap
saja maka dia telah dianggap tidak menguasai cara memasang string secara
keseluruhan, 6 tahap tersebut adalah :

1. Memajukan kaki kiri dan sedikit menekuknya sebagai bertumpunya siyah bawah.

2. Meletakkan bagian dustar di belakang lutut bagian kanan

3. Ketika tangan kanan mendorong siyah, string mendatangi siyah, bukan siyah
mendatangi string.

4. Mengaitkan urwah menggunakan jemari.

5. Kedua siku dalam keadaan lurus.

6. Dan kepala mengikuti irama dorongan tangan.

#adapun cara memasang string ada beberapa keadaan :

1. Memasang string ketika perang khususnya dalam keadaan memakai perisai atau
tameng baik dalam keadaan duduk atau berdiri

2. Memasang string ketika di atas kuda

3. Memasang string pada busur yang tarikan berat

31
4. Memasang string ketika badan berada di dalam air.

Cara memasang string ketika perang khususnya dalam keadaan memakai pelindung
baik duduk atau berdiri. #BERDIRI -pastikan urwah sudah terpasang string di siyah
bawah. -Letakkan siyah di bawah jemari kakimu bila tidak menggunakan sepatu atau
sandal atau di antara tulang kering dan mata kaki kiri, -letakkan ujung dustar pada
bagian belakang lutut kanan dan sedikit digeser ke atas -doronglah leher busur
menggunakan pangkal telapak tangan kanan -kaitkanlah urwah menggunakan jemari
sekiranya lingkaran tersebut dengan mudah masuk ke dalam al fard

 dorong lah Siyah dengan membuka kedua ketiak dan posisi kepala mengikuti
dorongannya

-pastikan dengan baik bahwa semuanya telah terpasang secara sempurna dan telitilah
sebelum semua tahanan kaki & tangan dilepaskan.

BAB 18 (part 1)

SIFAT SIFAT ANAK PANAH TERBAIK (Imam Thaibugoh)


Pilihlah anak panah yang bersifat lurus, bulat silinder, kayu yang keras, memiliki
point dengan ukuran dan berat yang sesuai.

Ukuran panjang point atau mata anak panah adalah 1/7 dari ukuran batang anak panah
itu sendiri. Terutama untuk mata anak panah yang berjenis Al yagluq (dijepit shaft)
Atau Al maidani (pangkal point masuk ke Shaft) ,

Keduanya bisa berbentuk segi empat atau segitiga, disertai arraysi (vanes) atau bulu
anak panah yang terbuat dari burung Nasar dan burung elang (yang terbaik),

Menurut imam taibughah dalam uraian syairnya Beliau mengatakan :

Pengikisannya harus benar-benar bulat


#
Terbuat dari kayu yang keras bukan kayu yang rapuh
#
Pada batang shaft tidak ada lubang, retak atau mata kayu
#
Tidak bengkok serta permukaan harus halus
#
Keadaannya seimbang sekiranya bila diletakkan di atas tangan atau jari Dia seimbang.

32
Pada umumnya shaft anak panah memiliki beberapa bentuk sesuai dengan fungsinya

1. Bagian yang berdekatan dengan poin memiliki ukuran yang lebih tebal kemudian
mengecil sehingga bagian paling tipis adalah bagian yang berdekatan dengan Nock,
bentuk Nock itu sendiri adalah bulat tebal, dan ketebalannya harus seukuran dengan
bagian yang paling tebal dari anak panah, fungsi batang anak panah seperti ini
terkenal sangat cepat saat ditembakkan.

2. Bagian tengah pada batang anak panah menjadi bagian paling tebal. Sedangkan ujung
dan pangkal Shaft lebih kecil dari pada tengah, Fungsi batang anak panah yang seperti
ini lebih lurus ketika ditembakkan.

3. Seluruh bagian anak panah memiliki permukaan yang rata, mulai dari ujung sampai
ke ujung tidak ada bagian yang dominan tebal atau tipis, fungsi batang anak panah
seperti ini bila ukurannya panjang maka kualitasnya di bawah dua anak panah yang
disebutkan sebelumnya, tapi bila ukuran batang anak panah ini jenisnya pendek maka
kualitasnya menjadi yang paling baik dari semua model batang anak panah yang
disebutkan sebelumnya, anak panah dengan model shaf seperti ini sebaiknya memiliki
Nock yang berukuran sedang,

Bila ukurannya tebal justru akan membentur di bagian addima' , sehingga tembakan
bisa menjadi rusak, Begitu pula bila nocknya terlalu kecil, biasanya sifatnya lemah
dan mudah rusak.

Maka bisa dipahami ukuran Nock dalam setiap anak panah berbeda-beda, mulai dari
saat ini kita harus paham dan harus mulai selektif dalam memilih anak panah, Karena
bila kita salah dalam memilih anak panah jelas akan mengganggu laju anak panah dan
kita susah dalam mencari ketepatan.

Termasuk ukuran nock ini sendiri bisa mengganggu seorang pemanah bila tidak
sesuai dengan ukurannya, apabila Nock yang terlalu besar dia akan mengganggu
pemanahnya di saat full drawing, anak panah akan terangkat ke atas saat ujung anak
panah sudah berada di addima'.

BAB 18 (part 2)

SIFAT SIFAT ANAK PANAH TERBAIK (Imam Thaibugho)


33
Imam thaibugho mengatakan "ukuran panjang mata anak panah yang terbaik bila
ukurannya 1/7 dari ukuran badan anak panah itu sendiri disertai dengan poinnya,
standar ukuran ini adalah pendapat ulama yang ahli dalam bidang ini, khususnya anak
panah yagluq & Al maidani dua jenis poin anak panah untuk perang".

Bila ukuran poin kurang atau lebih dari standar yang disebutkan maka anak panah
tersebut dianggap tidak baik, Karena bila poin anak panah itu terlalu berat dia akan
bergerak turun menuju sasaran dan apabila poin itu terlalu ringan , anak panah akan
menjadi liar dan susah dikontrol lajunya.

Namun anak panah yang poinnya berat lebih melumpuhkan musuh dengan syarat
tidak terlalu berat. Diceritakan dari imam Tohir al-balkhi :

Bahwasanya aku mendengar seorang pemanah Ajam (non Arab) dikenal tidak ada
seorangpun yang dapat selamat dari anak panahnya, karena hujamannya yang begitu
kuat.

Aku pun menuju ke tempatnya dan menahan diri beberapa lama karena aku sungkan
bertanya langsung dengannya, hingga suatu hari dia pergi untuk berburu maka aku
pun datang ke rumahnya dan bertanya langsung kepada ahli rumahnya aku
mengatakan "aku memiliki hajat yang besar yang ingin aku tanyakan kepadamu
tunjukkanlah kepadaku Seperti apa busur yang sering dipakai oleh Fulan?" , dia pun
menyerahkan kepadaku salah satu busur miliknya, ternyata busur memanah tersebut
begitu ringan tarikannya, sehingga aku pun berkata kepadanya, "alangkah anehnya
seperti inikah kekuatannya?" Dia pun menjawab "ya seperti itulah akan tetapi ada dua
perkara yang belum kamu lihat, lihatlah string busurnya dan mata anak panahnya"
imam Tohir mengatakan "ternyata aku mendapati stringnya bagus dan sangat besar
seperti sebuah jemari tangan , dan mata anak panahnya begitu besar dan telah
dibuktikan ternyata tembakan yang mematikan bermuara dari bagusnya string dan
beratnya poin anak panah, amalkanlah , semoga engkau mendapat petunjuk" Imam
taibugoh mengatakan "adapun bentuk poin anak panah yang terkuat dan memiliki
kekuatan yang sangat besar untuk melumpuhkan musuh adalah poin berbentuk
segitiga dan segi empat bentuk ini dirancang khusus untuk perang dan merusak baju
besi (berjenis templar) pada umumnya anak panah tersebut digunakan penduduk
negeri Turki, mereka juga memiliki jenis poin yang mirip seperti gunting, poin ini
berbentuk bulat dan memiliki dua ujung yang lancip layaknya gunting dari besi" Pada
umumnya ciri poin yang baik apabila seluruh sisi dan sudutnya berukuran sama dan
seimbang,

Mengenai raisy (vanes) anak panah sebenarnya memiliki bermacam-macam jenis,


akan tetapi yang paling baik terbuat dari sayap burung nasar dan burung elang (bulu
ke 10 terhitung dari ujung) Bulu anak panah yang terbuat dari sayap burung sebelah
kanan lebih lurus ketika ditembakkan dan sangat cocok penggunaannya pada
lapangan terbuka, dan sedangkan sayap burung sebelah kiri lebih cepat dan gesit juga
sangat cocok digunakan pada medan perang,

Termasuk sayap sebelah kanan akan lebih stabil apabila terkena hembusan angin dari
sebelah kiri, dan sayap sebelah kiri akan lebih stabil apabila terkena hembusan angin
dari sebelah kanan, Satu hal yang sangat penting diperhatikan pemasangan bulu pada

34
anak panah sebaiknya seluruhnya dari jenis yang sama , bila sebelah kanan maka yang
lain harus kanan, apabila tercampur antara bulu sayap kanan dan bulu sayap kiri,
maka anak panah itu akan dianggap rusak dan hancur lajunya di saat melesat di udara.

BAB 19

BAB MENGENAL JENIS ANAK PANAH


Anak panah terdiri dari tiga jenis :

2. Kayu Bambu

3. Pelepah kurma

Tiga jenis anak panah ini memiliki kualitas yang berbeda, sebagian jenis terkadang
mengungguli jenis yang lain, baik dari kekerasan, kelenturan, kelurusan, dan
ringannya. Bahkan terkadang setiap jenis anak panah hanya sesuai pada musim
tertentu atau negeri tertentu.

Anak panah yang berjenis kayu adalah anak panah yang paling klasik dalam sejarah
panahan, jenis ini termasuk anak panah yang paling diandalkan oleh sebagian bangsa.

Pada umumnya anak panah dari jenis kayu lebih cocok digunakan dalam kondisi apa
saja daripada anak panah yang terbuat dari bambu,

Tapi Penduduk negeri khawarizmi dan sebagian khurasan lebih memilih anak panah
dari bambu dikarenakan bambu lebih ringan daripada kayu, serta memiliki
keistimewaan menjangkau musuh lebih jauh daripada anak panah yang terbuat dari
kayu (pendapat mereka)

Adapun penduduk Irak dan syam mereka lebih memilih anak panah yang terbuat dari
bambu bila untuk memanah target jarak jauh dan menggunakan anak panah kayu
untuk menembak target jarak dekat (13-40 meter).

Keterangan Anak panah yang terbuat dari pelepah kurma hanya digunakan oleh orang
India dan habsyah , karena anak panah ini sangat cocok untuk negeri yang beriklim
sangat panas dan bagi mereka cocok untuk digunakan memanah jarak jauh.

Anak panah yang terbuat dari pelepah kurma ada dua macam :

35
1. Bentuknya lurus berwarna coklat kemerahan itu menunjukkan banyak kandungan
airnya, pelepah yang berjenis seperti ini jarang sekali berubah, dan anak panah seperti
ini tidak berubah setelah diluruskan dan semakin bagus juga kokoh bila sering
digunakan untuk memanah.

2. Bentuknya lurus memanjang berwarna putih mengkilap, materinya lunak,

Pelepah yang jenis ini sering berubah dan harus sering diluruskan setelah pemakaian,
biasanya anak panah seperti ini hanya digunakan satu kali (saat peperangan)
Nb : Kayu yang digunakan rata-rata di zaman dahulu menggunakan kayu berjenis
PINUS dan kayu kayu itu diimpor dari negara negara tetangga, termasuk bambu yang
dimaksud dalam keterangan diatas adalah Bambu Tonkin seperti yang kita kenal saat
ini.

BAB 20

PERBEDAAN PENDAPAT PARA IMAM MENENTUKAN


UKURAN ANAK PANAH.
Imam ath-thabari mengatakan bahwa imam abu Hasyim, imam Thohir, dan imam
isyhaq memiliki perbedaan pendapat tentang ukuran anak panah.

-Imam abu Hasyim : Menurut imam abu Hasyim ukuran anak panah seseorang yang
ideal dapat diketahui dengan cara menggunakan ukuran tulang lengan bawah
ditambah dengan ukuran tulang betis dan ditambah dengan ukuran telapak kaki,
gabungan dari ukuran ini adalah ukuran untuk anak panah yang ideal.

-imam Thohir : Menurut imam Tohir ukuran anak panah yang ideal dapat diketahui
dengan cara membentangkan satu tangan dan meletakkan pangkal anak panah di dasar
ketiak, dan bila ujung anak panah sudah mencapai batas ujung jari tengah berarti
itulah ukuran yang paling ideal untuk orang tersebut,

 imam isyhaq:

Menurut imam Ishaq ukuran anak panah yang ideal bersifat relatif, selagi seseorang
itu merasa pas dan nyaman dan tembakannya menjadi baik dengan ukuran anak panah
tersebut maka itulah ukuran yang ideal. Dan standarnya bila ukuran anak panah
tersebut menjadikan tubuhnya menjadi seimbang, dan keseimbangan itu berada di
cuping telinga, karena itu akan membuat lebih konstan dan tenang.

Imam ath-thabari berpendapat "yang shohih mengenai ukuran anak panah menurutku
adalah imam Ishaq, adapun penentuan ukuran anak panah menurut imam abu Hasyim
dan imam Tohir kurang tepat karena Tidak semua orang memiliki ukuran yang sama.
ada orang yang memiliki dada yang lebar tetapi lengan yang pendek, dan ada orang

36
yang memiliki lengan yang panjang tetapi memiliki dada yang sempit, walaupun
ukuran postur ini berbeda, tapi ukuran anak panah mereka menjadi sama, dan banyak
postur seorang pemanah yang memang berbeda dari apa yang di sebutkan"

Bila kedua mazhab di atas (imam abu Hasyim dan imam tohir) dinyatakan kurang
tepat seperti yang telah dijelaskan, maka pendapat yang lebih layak di gunakan adalah
pendapat imam Ishaq, karena tidak ada pendapat ke-4 selain 3 imam tersebut, Semoga
Allah merahmati para imam dan memberi kita petunjuk atas mereka.

BAB 21

UKURAN BERAT ANAK PANAH


Pada dasarnya anak panah memiliki beberapa pembagian dalam menentukan
beratnya,

1. Anak panah yang paling ringan seberat 6 dirham lebih 1/3 = 18,866 gram ,

Dengan rincian : -shaft kayu dengan berat 5 dirham 1 qirot = 15,143 gram.

 pointnya seberat satu dirham 1 qirot = 3,227 gram

-vanesnya seberat 1 daniq = 0,496 gram. Anak panah dengan berat timbangan seperti
ini sangat cocok untuk busur yang tarikannya ringan, Dan ukuran ini bisa untuk busur
berat bila di gunakan oleh ahlinya.

2. Anak panah dengan berat timbangan 7 dirham setengah= 22,352 gram.

Dengan rincian : -shaft nya seberat enam dirham 1 qirot = 18,122 gram

 pointnya seberat 1 dirham 1 daniq = 3,475 gram

 vanesnya seberat seperempat dirham = 0,755 gram

Anak panah dengan ukuran berat seperti ini sangat cocok untuk busur yang memiliki
berat tarikan di atas kategori ringan dan di bawah kategori menengah.

3. Anak panah dengan berat timbangan 9 dirham =26,613 gram

37
Dengan rincian : -shaft dengan berat 7 dirham 1 daniq lebih = 21.186 gram -point
seberat 1 dirham setengah = 4,435 gram -vanes / bulu seberat 2 daniq = 0,992 gram
Anak panah dengan ukuran berat seperti ini sesuai dengan semua busur yang memiliki
berat tarikan yang sedang dan menengah ke atas.

4. Anak panah dengan berat 11 dirham kurang 1 daniq lebih = 31,587 gram

Dengan rincian :

 Shaft beratnya 8,5 dirham = 25,134 gram

 point beratnya 2 dirham kurang seperempat = 5,213 gram

 vanes dengan berat 2,5 daniq = 1,24 gram

Anak panah dengan ukuran berat seperti ini sangat cocok untuk busur dengan berat
tarikan menengah ke atas dan hampir mendekati berat.

5. Anak panah dengan berat 12,5 dirham = 37,237 gram

Dengan rincian :

 Shaft beratnya 10 dirham = 29,790 gram

 pointnya seberat 2 dirham = 5,958 gram

 vanes seberat setengah dirham = 1,489 gram

Anak panah dengan ukuran seperti ini cocok untuk semua kategori busur yang
memiliki tarikan sangat berat, tidak ada lagi ukuran anak panah yang melebihi berat
ukuran ini untuk memanah target. Imam Tohir memiliki rumus tersendiri dalam
menentukan berat anak panah yang berbeda-beda :

1. Anak panah dengan berat timbangan 6 sepertiga dirham (18,727 gram)

Ukuran ini untuk semua busur yang berkategori ringan.

2. Anak panah dengan berat timbangan 7,5 dirham (22,117) gram

Ukuran anak panah ini untuk busur yang kategori menengah atau sedang

3. Anak panah dengan berat timbangan 9 dirham (26,613 gram)

Ukuran ini untuk semua busur dengan kategori berat, menurut imam Tohir tidak ada
yang lebih berat melebihi 9 dirham, Terkhusus penduduk judaisin (Rusia sekitarnya)
mereka mereka menggunakan anak panah dengan berat 11 sampai 12,5 dirham
(32,527 - 39,919 gram) .

38
BAB 22

ANAK PANAH DARI BAMBU


Imam abu Abdillah Muhammad bin Yusuf mengatakan : Ada beberapa cara
meluruskan anak panah bambu,

1. Berilah minyak terlebih dahulu mulai dari ruasnya sampai bagian atas

2. Lumuri lah minyak tersebut dengan tipis dan biarkanlah selama 1 jam

3. Buatlah perapian dengan temperatur panas yang sedang.

4. Pasanglah kuali tanah di atasnya

5. Letakkan anak panah di atas kuali tersebut untuk menjalani proses pelurusan dan
mengatur keseimbangan

6. Dahulukan bagian ujung anak panah, aturlah keseimbangannya dengan cara


memijatnya dengan alat yang bernama Al QOBDOH (Pemegang terbuat dari kayu
yang berongga seperti rel) lakukanlah dengan lembut, karena bagian ini bila terkena
panas keadaannya sangat sensitif.

7. Jangan menjauhkan kedua tanganmu ketika memijatnya tetapi didekatkanlah satu


sama lain, cara ini lebih mudah untuk mengatur keseimbangan / kelurusan permukaan
shaf agar lurus dengan sempurna.

8. Bila engkau menemukan lekukan atau benjolan, maka kikislah dengan membuang
kulit luarnya kemudian panaskanlah bagian tersebut dan atur kelurusan nya.

9. Bagian ruas bambu adalah bagian yang tersulit ketika proses pelurusan, oleh karena
itu telitilah untuk memanaskannya

Menurut pengalaman yang dilakukan oleh pengrajin anak panah bambu , pemotongan
dengan ukuran yang diinginkan hendak lah dilakukan setelah proses pelurusan, jangan
sekali-kali memotong terlebih dahulu sebelum melakukan proses pelurusan, Hal
buruknya akan menyebabkan batang bambu kembali berubah. #PROSES SELEKSI
BAMBU

1. Carilah bambu yang terbaik dan bambu yang terbaik adalah bambu yang dipetik
sebelum musim semi / hujan , karena pada umumnya di waktu tersebut bambu
memiliki kandungan air yang sedikit.

2. Jemurlah di bawah terik matahari dalam keadaan lurus ke atas sampai bambu tersebut
berubah warna.

39
3. Rebus lah bambu bila perlu agar hilang getah dan menjadi padat juga kokoh

4. Potonglah bambu menjadi tiga bagian,

Ambillah bagian yang paling tengah, bagian ini adalah bagian yang paling cocok
untuk digunakan oleh pemanah, karakter lesatnya sangat cepat dan lurus

5. Bagian pangkal bambu memiliki sifat yang lebih keras dan memiliki karakter lesatnya
yang sedikit lambat , juga anak panah bambu ini cocok untuk busur berat.

6. Bagian ujung adalah bagian yang paling jelek, bagian ini sering berubah keadaannya
dan bergetar ketika ditembak kan, tapi cocok untuk busur ringan.

Anak panah yang terbuat dari bambu memiliki dua tempat yang sering kali
bermasalah :

1. Bagian ujung bambu yang dijadikan Nok.

2. Bagian ruasnya

Bambu yang memiliki lubang lebih tertutup akan menghasilkan tembakan yang lebih
lurus ketika melesat pada target, Bambu yang memiliki lubang yang lebar keadaannya
lebih rapuh dan jarang menghasilkan tembakan yang bagus pada target, terutama bila
ruasnya masih berwarna hijau.

Pada umumnya anak panah bambu sangat cocok untuk setiap negeri yang bercuaca
dingin musim hujan dan musim semi.

Bambu yang dibahas oleh Imam ikhbari, adalah bambu yang berjenis Tonkin.
Beberapa pengalaman yang disimpulkan oleh para pemanah ahli. Ruas anak panah
bambu saat dipakai untuk memanah harus sama, Apabila memanah dengan
menggunakan anak panah beruas 2 maka gunakanlah semua anak panah yang
memiliki dua ruas, Bila digunakan tiga ruas, maka gunakan semua anak panah tiga
ruas, Karena ruas anak panah bambu yang kita pakai berpengaruh kepada akurasi
tembakan.

BAB 23

UKURAN NOCK SESUAI PARA IMAM


Para ulama berbeda pendapat dalam menentukan Nok yang sesuai untuk anak panah,
baik dari segi kedalaman dan lebarnya.

40
1. Mazhab Imam Tohir al-balkhi , beliau lebih memilih ukuran Nok dengan kedalaman
seukuran 2 string.

2. Mazhab Imam Ibnu Al Mubarok , beliau lebih memilih ukuran Nok yang dalam
dengan ukuran 2,5 string

3. Mazhab Imam abu Hasyim, beliau lebih memilih nok yang berukuran sedang, tidak
pendek seperti imam Tohir dan tidak dalam seperti Ibnu Mubarak, diantaranya.

4. Madzab pengguna busur wasithiyah (baik arab / Persia ) , mereka lebih memilih
ukuran Nok yang ujungnya sempit namun pangkalnya lebar, sehingga string saat
dimasukkan dapat terjepit pada awalnya dan longgar pada akhirnya. Zaman sekarang
disebut Nok "TETES AIR"

5. madzab Al banjikan, mazhab ini lebih memilih Nok yang lebar dan mengangah
karena cocok untuk menunggang kuda dan dapat menghasilkan tembakan yang cepat.

Ukuran minimal kedalaman Nok anak panah ini adalah seukuran 1,5 string, dan yang
paling maksimal adalah dua setengah string, ukuran ini cocok bagi orang yang
menginginkan tembakan yang stabil dan optimal di atas kuda.

Telah menjadi kesepakatan seluruh pemanah bahwa nok yang baik adalah Nok yang
sesuai dengan ukuran string, Sekiranya Nok tidak dikategorikan terlalu sempit
sehingga susah saat dilepas atau terlalu longgar sehingga bisa jatuh saat anak panah
terpasang.
Dan jagalah juga lilitan yang berada di samping Nok, karena hal itu akan membuat
Nok lebih awet dan terjaga dari insiden seperti putusnya string, tembakan yang rusak ,
tidak seimbangnya antara busur dan anak panah, dan banyak musibah lainnya.

BAB 24

BENTUK POINT ANAK PANAH


Ada beragam nama poin anak panah sesuai dengan tempatnya # bangsa Arab Bangsa
Arab memiliki nama point yang beragam

1. Point anak panah berbentuk lebar dan pipih. Dinamakan AL MU'BALAH

41
2. point berbentuk panjang dan tidak lebar. Dinamakan AL MUSYQAS

3. Point berbentuk pendek dan lebar. Dinamakan AL QAT'I

4. point anak panah yang berbentuk bulat silinder (yang biasa kita pakai) . Dinamakan
ASSIRBAH juga ini untuk memanah target,

5. Point perang berbentuk silinder dan tajam . Dinamakan AL QUTBAH

# non Arab Bangsa non Arab memiliki beberapa juga jenis anak panah sesuai dengan
kondisinya.

1. Poin anak panah dengan bentuk persegi empat pada bagian ujungnya sedangkan
bagian bawahnya berbentuk bulat silinder. Dinamakan AL ATSLAJ ,

Poin ini tidak memiliki bagian tajam sama sekali, bagian ujungnya tumpul karena
memang fungsinya hanya untuk menghancurkan tameng atau perisai musuh.

2. Point anak panah dengan berbentuk segitiga , bermata 3, dan ini lebih digunakan
untuk berburu . Dinamakan AL ARIDH

3. Poin anak panah dengan berbentuk bulat silinder memanjang, poin dengan bentuk
seperti ini sangat baik untuk menembus baju zirah yang terbuat dari ring besi
(chainmail) . Dinamakan ASSYURWAH

4. Poin anak mana yang berbentuk segitiga bagian pangkalnya tidak terdapat rongga,

Poin dengan bentuk seperti ini sangat cocok untuk menembus JAUSYAN (baju zirah
yang hanya untuk melindungi dada) dan untuk merusak semua jenis besi dan
sekiranya point ini ditempa melalui proses perapian AL KAYMAKI

5. Poin anak panah yang berbentuk segitiga tetapi memiliki fungsi khusus yaitu
menghancurkan perisai kulit , dinamakan AL KAYMAKI

(4-5) nama sama

6. Poin anak panah berbentuk kuku dengan fungsi menghancurkan perisai kayu .
Dinamakan ADZIEFER.

7. Poin anak panah yang terbuat dari kayu, biasanya di buat beracun. AL KHATOB

8. Point yang banyak di gunakan negeri cina untuk Baby Arrow berjenis husban
Dinamakan AS SHINY.

42
BAB 25

SEJARAH HUSBAN (Baby Arrow) DAN MAJRA


panah tersebut dinamakan Al usfuri (burung Pipit) , Dinamakan burung pipit karena
memang anak panahnya hanya seukuran Imam abu Abdillah Muhammad bin Yusuf
Al ikhbari mengatakan :

"Sekelompok pemanah Persia menggunakan anak panah yang tipis dan ramping
supaya memudahkan tembakan mereka masuk dalam jangkauan antara mereka
dengan musuh, anak panah tersebut sangat sulit dihindari karena kecil dan ramping"

Mereka juga membuat anak panah husban (baby Arrow) dengan bantuan majra, anak
panah ini khusus untuk orang-orang yang sudah ahli dan juga orang berpengalaman,
atau juga orang tua.

Pada dasarnya anak panah bila semakin kecil dan ramping maka anak panah tersebut
semakin sulit dihindari, lesatanya sulit terlihat oleh mata dan terdengar oleh telinga,
akan tetapi yang paling utama dalam memanah adalah menggunakan semua jenis
anak panah dengan berbagai ukuran,

Ukuran husban sendiri adalah 46,2 cm , Anak panah ini berukuran pendek dan hanya
memungkinkan bila dilontar dengan alat bantu yang dinamakan majra,

Al majra , adalah suatu alat yang terbuat dari kayu yang keras atau tembaga juga besi,
fungsinya adalah alat bantu yang disandarkan pada bagian tengah busur dan ditahan
oleh atas jempol.

Ukurannya lebih panjang daripada husban itu sendiri, Sebenarnya anak panah
husband memiliki arti yang diambil dari ayat Alquran yang maknanya hujan.

Anak panah ini memiliki fungsi yang dapat membuat musuh sulit menghindar, bahkan
kedatangannya sulit diketahui, karena ukurannya yang kecil. Oleh karena itu dia
memiliki nama husband yang berarti hujan karena sulit sekali mengelak darinya.

Bila anak panah Ukuran lebih kecil daripada husband maka anak panah ini bernama
AD DUDAN, Ad Dudan sendiri hanya berukuran 23 cm Dan bila ukuran anak
panahnya lebih

43
BAB 26 (part 1)

MENGENAL BULU ANAK PANAH TERBAIK


Imam abu Abdillah Muhammad bin Yusuf mengatakan : "bulu pada anak panah
memiliki tingkatan yang berbeda baik dari segi kualitas ataupun unggulannya"

1. Bulu yang terbaik terbuat dari bulu burung elang AL ABLAQ, burung elang ini
cirinya terdapat dua warna , putih cerah dan hitam cerah.

2. Vanes yang terbuat dari bulu elang AZ ZANJI, elang ini ciri bulunya tidak memiliki
warna putih Sama sekali

3. Vanes yang terbuat dari elang QUMSUK , Ciri bulunya memiliki warna dominan
hitam , meski ada warna lain di bulunya.

4. Vanes yang terbuat dari bulu elang AR RUSNU , ciri di bulunya berupa belang hitam
dan putih cerah.

# nama Bagian pada bulu elang

1. AL AWASIR :

Al-awasir adalah bulu yang berada pada bagian depan sayap burung, bulu ini
berukuran besar dan memiliki kualitas yang baik, namun memiliki bobot yang berat
dan tidak cocok digunakan kecuali untuk anak panah yang berat, atau busur lontar
yang besar.

2. AL KHAWAFI :

Al khawafi adalah bulu yang nampak dari luar (tidak tertutup dengan tumpukan bulu
yang lain) . Bulu jenis ini lebih baik daripada al-awasir dan lebih lembut, juga sangat
cocok digunakan untuk anak panah yang ringan atau anak panah yang memiliki berat
sedang. Para pengguna busur ringan sangat cocok menggunakan anak panah yang
memakai bulu Al khawafi Para pengguna busur berat sebaiknya menggunakan bulu
pada bagian ekor burung elang, bagian ini juga sangat cocok untuk anak panah dan
busur mereka. Dan cocok pula dengan anak panah yang memasang bulu bagian Al
awasyir.

44
BAB 26 (part 2)

UKURAN VANES PADA ANAK PANAH


Imam abu Abdillah Muhammad bin Yusuf menerangkan :

Ukuran vanes yang paling panjang pada anak panah seukuran 6 setengah isba'
seukuran (12.688 cm), satu isba ukurannya ialah (1.952 cm)

Ukuran ini yang sering dipakai oleh pemanah wasitiyun ,

Ukuran vanes yang terpendek pada anak panah seukuran 4 Isba' (7.080 cm)

Penduduk khurasan lebih memilih vanes dengan ukuran 5 isba' (9.76 cm) mereka juga
menentukan ukuran minimal untuk vanes anak panah mereka seukuran 3 isba' (5.856
cm)

Sebagian ahli terkadang memasang vanes pada anak panahnya melebihi ukuran yang
telah disebutkan.

Vanes yang berukuran panjang dengan bulu yang sedikit rebah lebih baik daripada
vanes yang pendek dengan keadaan bulu yang tegak. Ukuran tegak dan rebahnya bulu
pada vanes anak panah terkadang memberi pengaruh khusus pada tembakan :

1. Untuk menembak jarak jauh , ukuran tegak bulu pada vaness seukuran setengah isba'
(0,976 cm)

2. Untuk memanah target selain jarak jauh , ukuran tegak bulu pada vanes sekitar 1 isba'
(1,952 cm)

Dalam beberapa pendapat vanes yang memiliki bentuk bulat lebih menyempurnakan
teknik kuncian daripada vanes yang berbentuk segi empat, karena vanes yang
berbentuk bulat tidak gampang rusak ketika menerima tekanan kuncian.

Sebenarnya vanes yang berbentuk segi empat lebih baik di udara daripada yang
berbentuk bulat juga karena dengan bentuk vanes tersebut teknik kuncian seseorang
dapat diketahui kekurangan dan kesempurnaannya.

45
BAB 27

JARAK IDEAL NOK DENGAN ARRAYSI (VANES)


1. Sebagian para ahli dari mereka menjadikan ujung vanes menyentuh tepat di bawah
pangkal Nok, tidak ada jarak atau tempat yang memisah antara vanes dan Nok.

Kebanyakan kuncian para pemanah akan terganggu dengan metode ini, kecuali dia
yang ahli dalam menggunakannya , dan biasanya di pakai oleh para pemanah AL
BAIDUN (flight shoot)

2. Para ahli juga menjadikan jarak antara vanes dan pangkal Nok seukuran satu setengah
isba' (2.904 cm) , biasanya para ahli menggunakan ukuran ini untuk memanah target
yang jaraknya masih terbilang dekat atau sedang.

3. Sebagian pula dari mereka menjadikan jarak antara vanes dan pangkal Nok seukuran
2 isba' (3.094 cm), dengan ukuran ini terbukti tembakan akan lebih cepat dan vanes
akan lebih aman dari kuncian tangan, dan para ahli menggunakan ukuran vanes ini
untuk menembak beruntun (MUTAMATIR)

Nb : tidak ada ukuran yang lebih panjang antara Nok dan vanes melebihi 2 isba'

BAB 28

RAHASIA PENGATURAN ARRAYSI (vanes)


Al Imam abu Abdillah Muhammad Yusuf Al ikhbari mengatakan :

Perlu diketahui bersama bahwa vanes dari sayap kiri seekor burung menghasilkan
tembakan anak panah yang lebih lurus daripada sayap bagian kanan, akan tetapi sayap
sebelah kanan akan menghasilkan tembakan yang lebih cepat daripada bulu sayap
kiri.

Kegesitan dan kecepatan terbang seekor burung berasal dari dominasi gerakan sayap
kanan, bahkan seluruh hewan juga memiliki gerakan yang lebih dominan dari bagian
tubuhnya masing-masing. Terdapat 5 cara menggunakan anak panah yang salah satu
vanesnya tidak seimbang dan tidak lengkap :

46
1. Anak panah yang keadaan salah satu vanesnya ringan sedangkan dua lainnya berat
solusinya :

 potong kedua vanes yang lain mengikuti ukuran berat vanes yang paling ringan ,

 basahilah vanes yang ringan tersebut dengan air ludahmu lalu taburkanlah debu di
vanes yang ringan tadi, setelah itu tiup vanesnya agar debu tidak mengebul saat di
lesatkan dan bisa membuat mata sakit iritasi.

2. Anak panah yang memiliki satu vanes yang berat sedangkan dua lainnya ringan,
caranya sama dengan no 1.

3. Anak panah yang hanya memiliki dua lembar vanes saja, cara menggunakannya
jadikanlah dua vanes tersebut berada pada bagian bawah dan atas anak panah saat
penguncian.

4. Anak panah yang hanya memiliki satu lembar vaness saja cara menggunakannya
sama dengan teknik menggunakan anak panah yang menggunakan 2 vanes, yaitu
hanya dengan meletakkan vanes pada bagian bawah ketika tangan kanan melakukan
kuncian.

5. Anak panah yang tidak memiliki vanes tetapi memiliki poin yang berat,

Cara daruratnya ambillah secarik kertas / kain berbentuk bulat, potonglah tiga sisinya
dengan jarak yang sama, lubangi bagian tengah seukuran batang anak panah,
masukkan ke Batang anak panah tersebut kemudian ikatlah kain tersebut pada tempat
terpasangnya vanes.

Nb : Bila anak panah tidak memiliki vanes sama sekali sementara poinnya memiliki
bobot yang ringan maka putus lah harapanmu untuk memanah menggunakannya.

BAB 29

DASAR MEMANAH YANG DI SEPAKATI PARA AHLI


Al imam thaibugho menggubah syair :

‫َفِإْن َج َم ْعَت َهِذِه اآْل اَل ِت‬#


‫ُم َك َّم اًل ِلْلَو ْص ِف َو اْلَم َع اِني‬

‫ َفَج ِّر ُد اْلِهَّم َة ِللَّر َم اَيِة‬#


‫ِبِص ْد ِق اْلَع ْز ِم َتْبُلُغ اَأْلَم اِني‬

47
‫ َفَص ْنَع ُة الَّرني َلَها ُأُصوُل‬#
‫َيْبُس ُطَها الَّر َم اُة ِفي اِإْل ْم َك اِني‬

‫ َو ْهَي ِإَذ ا َحَص ْر َتَها ِباْلَع َّد‬#


‫َفِس َّتُة ُتْع َر ُف ِباَأْلْر َك اِن‬

‫ ِباْلَقْبِض َو الَّتْفِر ْيِق ُثَّم اْلَع ْقِد‬#


‫َو اْلَم َّد َو اِإْل ْطاَل ِق َو اْلَعَياِن‬

Artinya : Bila engkau telah mengumpulkan seluruh alat memanah secara sempurna
sesuai dengan kriteria dan ilmu yang telah kami sebutkan

Maka jadikanlah tekadmu sepenuhnya untuk memanah disertai dengan kemantapan


hatimu, niscaya engkau akan menggapai apa yang kau harapkan

Disiplin ilmu memanah ini memiliki dasar yang telah diurai oleh pakar memanah
secara teliti Dasar-dasar tersebut bila kau jadikan sebuah bilangan maka seluruhnya
berjumlah 6 , yang dikenal dengan sebutan rukun-rukun memanah

6 rukun tersebut adalah QOBDOH (menggenggam) , TAFWIQ (nocking) , AQDU


(mengunci) , AL MAD (menarik) , AL ITLAQ (melepas), dan AL AYAAN (Melihat).

Imam taibugho telah mengulas syair di atas dalam kitabnya, dan secara mafhum
beliau mengatakan :

Para ulama ahli di bidang ini telah berbeda pendapat mengenai jumlah rukun dalam
memanah, Imam abu Hasyim al-bawardi mengatakan jumlah rukun ada 4, Imam
Tohir Al balqi mengatakan jumlah rukun ada 5, dan pendapat inilah yang hampir
disepakati oleh seluruh Imam mazhab dalam memanah.

Imam Ibnu qayyim Al jauzi dalam kitab furusiyah juga menjelaskan masalah ini ,

Para pemanah dari semua generasi telah sepakat bahwa asas ilmu memanah Ada
Lima, dan telah dikumpulkan dalam syair :

‫ الَّرُّي َأْفَض ُل َم ا َأْو َص ى الَّرُسْو ُل ِبِه‬#


‫َو َأْش َج ُع الَّناِس َم ْن ِبالَّر ِي َيْفَتِخ ُر‬

‫ َأْر َك اُنُه َخ ْمَس ُة اْلَقْبُض َأَّو ُلَها‬#


‫َو اْلَع ْقُد َو اْلَم ُّد َو اِإْل ْطاَل ُق َو الَّنَظُر‬

Artinya :
Memanah adalah wasiat rasulullah yang paling utama, orang yang paling berani
adalah orang yang bangga dengan ilmu memanahnya,

Rukun memanah Ada Lima Yang pertama memegang, mengunci, menarik, melepas,
dan membidik.

48
Imam abu Hasyim menjadikan asas ilmu memanah hanya empat, beliau tidak
menghitung menarik (Al mad) sebagai asas memanah. IMAM TOHIR menjadikan
asas memanah tetap 5 akan tetapi tarikan (Al mad) diganti dengan TAFWIQ.

Para imam memanah mempunyai perbedaan pendapat tentang jumlah rukun di dalam
memanah

Imam abu Hasyim al bawardi memiliki pendapat bahwa rukun memanah ada empat :

1. Al QOBDOH (menggenggam)

2. AL QOFLAH

(mengunci)

3. NADHOR

(bidikan)

4. IFLAT

(pelepasan) Menurut Imam Tohir rukun memanah Ada Lima :

1. TAFWIQ

(nocking)

2. AL QOFLAH

(mengunci)

3. AL QOBDOH

(menggenggam)

4. NADHOR

(bidikan)

5. AL IFLAT

49
(pelepasan) Menurut Imam Ishaq rukun memanah berjumlah 10 dan memiliki cabang

1. AL INTISHAB

(cara berdiri)

2. AL ISBAT

(tidak berubah)

3. TAFWIQ

(nocking)

4. QOFLAH

(mengunci)

5. AL QOBDOH

(menggenggam)

6. NADHOR

(Membidik)

7. AL JARRU ALAL FAM

(menarik melewati mulut)

8. KAMILUL MAD

(menarik sempurna hingga sampai cuping/point anak panah habis di atas kuku
jempol)

9. AL IFLAT

(pelepasan)

10. AL FATHAH BI SYIMAL

(membuka tangan kiri)


Adapun cabang dari 10 rukun ini adalah memanah dengan cara membawa tameng,
baju zirah, dan membawa semua peralatan perang seperti pedang dan lain-lain, barang
siapa yang belum sampai pada derajat ini maka belum bisa disebut pemanah sejati,
(menurut pendapat imam isyhaq) Semoga Allah memberikan petunjuk kepada kita
untuk menyempurnakan cabangan ini dengan berkah dan anugerahNYA.

50
Menurut Imam abu Musa al-kazhaz rukun memanah ada empat sedangkan
cadangannya ada 6 berarti bila dijumlah semuanya ada 10, dan 10 rukun itu bermuara
pada dua perkara sehingga jumlahnya menjadi 12 , Empat rukun yang pertama adalah:

AL AQDU
(Mengunci)

2. AL QOBDOH

(menggenggam)

3. AN NADZOR

(membidik)

4. IFLAT

(pelepasan) Adapun enam cabangan nya adalah :

1. AL ITAR

(memasang string)

2. TAFWIQ

(nocking)

3. HAMILUL DAR'UN

(membawa perisai)

4. YASTAHDIM DZAFIRAH

(memakai baju besi)

5. YA'RIFUL ALAT

(memahami busur)

6. YATAHAKAM QOWSUN AKHOR

(menggunakan busur lain / memakai busur diluar andalannya) Untuk sempurnanya 10


rukun ini ada dua cabangan :

1. Taqwa kepada Allah, karena Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

"barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah akan memberikan jalan
keluar dalam setiap persoalan, dan Allah akan memberikan rizki dari arah yang tidak
disangka-sangka"

51
2. Bersabar dalam semua Medan dan setiap perkara yang bertentangan dengan hawa
nafsu, karena Allah berfirman :

" Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar " Menurut Imam abu Ja'far
bin Muhammad Al Hasan Al harawi, bahwasanya rukun memanah ada 7 , tidaklah
seseorang pemanah dapat menyandang panggilannya sebagai seorang pemanah bila
belum menguasai tujuh perkara ini :

1. AL ITAR

(memasang string)

2. TAFWIQ

(nocking)

3. QOFLAH

(mengunci)

4. QOBDOH

(menggenggam)

5. MAD

(menarik)

6. NADZOR

(membidik)

7. IFLAT

(melepas) Inilah rukun-rukun memanah yang sudah dirangkum oleh para imam
panahan, menurut Imam Thabari rukun yang paling sempurna adalah milik Imam
Ishaq, karena mazhab Imam Ishaq adalah teknik yang dipakai oleh dinasti Abbasiyah
saat itu, dan sangat Dalam pendapat saya, setiap pemanah wajib menguasai rukun-
rukun yang sudah dirangkum oleh para imam, Jangan sampai kita meninggalkan
rukun yang sudah dirangkum, karena itu akan meningkatkan kualitas diri kita dalam
memanah, banyak sekarang beredar kata-kata memanah tanpa membidik, padahal
membidik itu adalah salah satu dari rukun yang telah disebutkan oleh para imam dan
tidak ada khilaf di antaranya, Jadi teruslah berusaha naikkan diri menjadi Muslim
yang kuat, dan insya Allah suatu saat kita akan menyambut panggilan terbaik dari
Allah.untuk peperangan.
Dalam pendapat saya, setiap pemanah wajib menguasai rukun-rukun yang sudah
dirangkum oleh para imam, Jangan sampai kita meninggalkan rukun yang sudah
dirangkum, karena itu akan meningkatkan kualitas diri kita dalam memanah, banyak
sekarang beredar kata-kata memanah tanpa membidik, padahal membidik itu adalah

52
salah satu dari rukun yang telah disebutkan oleh para imam dan tidak ada khilaf di
antaranya,

Jadi teruslah berusaha naikkan diri menjadi Muslim yang kuat, dan insya Allah suatu
saat kita akan menyambut panggilan terbaik dari Allah.

BAB 31

DASAR DAN CABANGAN PENYEMPURNAAN ILMU


PANAHAN
Imam Ibnu qayyim dalam kitab furusiyah mengatakan :

Sebagian pakar memanah berpendapat dasar ilmu memanah ada 4 sedangkan


cabangnya ada 9 dan penyempurnaannya ada dua bila dikumpulkan secara
keseluruhan maka berjumlah 15 barang siapa yang mempelajari dan
mempraktekkannya maka dia telah menyempurnakan ilmu panahannya.

Empat dasar yang pertama :

1. Memegang busur

2. Penguncian

3. Membidik target

4. Melepas anak panah

Sembilan cabangan memanah adalah :

1. Menarik busur dengan lurus dan lembut

2. Mengetahui ukuran busur sehingga pemanah benar-benar mengenal busurnya secara


detail.

3. Mengetahui ukuran string.

4. Mengetahui ukuran nock

5. Mengetahui ukuran anak panah

6. Mengetahui kekuatan pemanah itu sendiri

53
7. Mempelajari teknik duduk dan berdiri dalam panahan

8. Memanah dengan tujuan ketepata kepada target , bukan jauhnya jangkauan anak
panah

9. Tembakan yang dapat mematikan

Dua penyempurnaan ilmunya adalah :

1. Sabar

2. Taqwa kepada Allah ,

Di nomer 8 kita melihat pendapat Imam Ibnu qayyim tentang pemanah dengan tujuan
ketepatan kepada target dan bukan jauhnya jangkauan anak panah,

Di dalam pendapat saya di zaman Imam Ibnu qayyim ketepatan sasaran itu sangat
diperhitungkan karena masih masif dalam peperangan di zaman itu.

Dan untuk zaman ini perlombaan jangkauan anak panah sangat ditekankan untuk
mengukur kemampuan pemanah itu sendiri, sang pembuat busur, dan jauhnya
jangkauan anak panah. Karena lomba jangkauan anak panah (menzil) awal kali
dimulai di zaman Sultan mehmed 1, dikarenakan dulu ilmu panahan ini sudah mulai
redup maka dihidupkan lagi dengan perlombaan yang membuat semangat lagi setiap
pemanah dari segala penjuru dunia.

BAB 32

RUKUN BATIN DALAM MEMANAH


Imam thaybugo Al baqlamisi dalam kitab Al ghunyah mengatakan bahwa rukun batin
dalam memanah Ada Lima ,beliau menggubahnya dalam syair :

‫يا من يروم صنعة الرمايه‬


#
‫ويحكم أالصول والمعاني‬
#
‫حتى يصيب ناكيا بعيدا‬
#
‫بسرعة محترز الجثماني‬

54
Artinya Hai orang yang mencari keterampilan dalam memanah dan menetapi dasar
dan makna ilmu ini, Memanahlah sehingga tembakan menjadi tepat pada
sasaran ,mematikan, menjangkau jarak jauh, disertai kecepatan, dan dapat melindungi
diri.

Imam thaybugo secara mafhum mengatakan:

5 rukun batin dalam memanah yang disebutkan dalam syair di atas berhubungan satu
sama lain sebagaimana memanah itu sendiri saling berhubungan antara busur, string,
anak panah, kustibyan (thumbring), dan pemanah itu sendiri, Pemanah sejati adalah
orang yang mampu mengumpulkan lima rukun batin di atas.

Bila anak panah seseorang mengenai sasaran akan tetapi tembakannya tidak
mematikan, maka tembakan tersebut tidak memiliki pengaruh apa-apa, bila
tembakannya mematikan akan tetapi meleset dari sasaran, maka tembakan dianggap
tidak bermanfaat, bila tembakan tepat mengenai sasaran serta mematikan akan tetapi
tidak pandai melindungi diri dari musuh, niscaya dia akan menjadi incaran dan dapat
terbunuh, bila telah berkumpul dalam diri seorang pemanah tembakan yang
mematikan disertai ketepatan dalam sasaran dan pandai berlindung akan tetapi tidak
dapat bereaksi cepat ketika ada kesempatan maka buruannya akan hilang dan
targetnya akan lari karena reaksinya yang lambat, bila tembakan seseorang telah
mengumpulkan empat rukun di atas akan tetapi tidak mampu menembak target dari
jarak jauh maka ancaman kepada dirinya akan lebih besar, karena semakin jauh
jangkauan tembak seseorang niscaya tembakannya akan semakin mematikan bila
mengenai sasaran, terutama bila kondisi musuh dalam keadaan rapat dalam barisan
perang, sehingga tembakannya akan sulit dihindari.

Imam Ibnu qayyim mempunyai perbedaan pendapat dalam masalah hal ini, beliau
hanya mengatakan rukun batin hanya ada empat yaitu kecepatan, ketepatan, kekuatan,
dan kewaspadaan

Beliau menjelaskan seorang pemanah sejati adalah orang yang dapat


menyempurnakan empat rukun ini dan rukun itu saling berhubungan satu sama lain,
beliau tidak menyebutkan Thumbring bagian yang berhubungan seperti pendapat
Imam taibugoh,

Beliau mengatakan secara mafhum :

Bila anak panah seseorang mengenai targetnya akan tetapi tidak melumpuhkannya
maka ketepatan tembakan tersebut tidak begitu bermanfaat, bila anak panah tersebut
dilempar dengan kuat namun tidak mengenai target maka tembakan tersebut tidak ada
nilainya, bila anak panah tersebut mengenai target serta melumpuhkannya namun
pemanah tersebut tidak pandai melindungi diri dengan baik, maka kemungkinan besar
justru targetnya lah yang akan menyerangnya.

Bila tiga perkara tersebut telah berkumpul dalam diri seorang pemanah yaitu tepat,
lalu tembakannya mematikan, waspada terhadap musuh akan tetapi dia tidak cepat,
Maka dia akan sedikit mengambil kemanfaatan dari ilmu memanahnya, bahkan
kesempatan yang baik untuk membunuh target akan hilang, atau target akan lari
darinya karena lambatnya dalam memanah.

55
Barang siapa yang tidak dapat menyempurnakan empat rukun memanah ini maka dia
tidak dianggap seorang pemanah sejati menurut para ahli.

BAB 33

12 PERKARA YANG PERLU DIKETAHUI BAGI PEMULA


Imam Ibnu qayyim dalam kitab furusiyah mengatakan :

Bagi pemula dalam panahan membutuhkan 12 perkara yang harus diketahui, 12


perkara tersebut terbagi menjadi 4 bagian

 Tiga perkara yang harus dikeraskan yaitu : kepalan tangan kirinya ketika memegang
busur, kuncian di tangan kanan (jempol) , tarikan menggunakan lengan atas dan
bawah.

 tiga perkara yang harus lembut yaitu : telunjuk tangan kanan sebagai pengait jempol
dan kuncian, telunjuk tangan kiri ketika memegang busur (untuk mengendalikan anak
panah) , dan tarikan.

 tiga perkara yang harus sejajar yaitu : siku tangan kanan, Al fuq (nock) , dan point .

-tiga perkara yang harus tenang yaitu : kepala, leher, hati. Seluruh 12 perkara di atas
dapat dikuasai dengan dua cara :

Mengenal ukuran busur secara detail serta berat tarikannya dan mengenal ukuran anak
panah mencangkup berat dan ringannya.

Seorang pemanah sebaiknya tidak menggunakan busur melebihi kapasitas


kekuatannya karena hal itu justru menampakkan aib dan kelemahannya sendiri, di
samping itu badannya akan terasa sakit dan tembakannya akan rusak, bahkan dia akan
menjadi incaran musuhnya, dia akan terganggu dengan tarikan busurnya sendiri
sedangkan dia tidak terasa.

56
BAB 34

MENGENAL IMAM-IMAM MEMANAH DALAM ISLAM


Al Imam thobari dalam kitab alwadeh fi'il rromyi mengatakan :

Imam-imam memanah yang telah menjadi panutan dalam bidang inilah ada tiga, ilmu
mereka telah menyebar ke seluruh penjuru dunia serta dapat dijadikan pedoman
dalam bidang ini, mereka adalah Imam Abu Hasyim al-bawardi, Imam Tohir Al
balqhy, Imam Ishaq Arafa' , mereka sangat terkenal dan dikenal dengan keahliannya
dalam memanah.

Sebenarnya pada zaman mereka terdapat banyak Imam panahan yang ulung dalam
bidang ini, akan tetapi tidak ada yang dapat melampaui keahlian tiga Imam tersebut,
sehingga para imam yang lain tidak terlalu terkenal seperti tiga Imam yang masyhur.

Masing-masing dari 3 Imam ini memiliki mazhab tersendiri yang berbeda dengan
mazhab lainnya, mazhab memanah mereka hampir tidak ada yang sama untuk
disepakati kecuali sedikit, dan saya (imam Thabari) akan menguraikan secara jelas
dan gamblang setiap mazhab dari ketiga Imam tersebut dan kami secara pribadi akan
memilih teknik dari metode dari mazhab-mazhab mereka secara global, semoga Allah
memberikan bimbingan kepada kami dengan anugerah dan keutamaannya,
sesungguhnya dialah dzat yang berbuat sesuai dengan kehendaknya yang mutlak (Al
wadheh).

Sebenarnya jumlah seluruh Imam dalam memanah sangat banyak sehingga tidak
dapat memungkinkan untuk dihitung, akan tetapi diantara sekian banyak Imam
tersebut yang sangat terkenal dengan kepiawaian mereka dalam memanah disertai
dengan ilmu mereka yang mendalam hanya ada empat orang,
1.Imam Tohir Al Balkhi.
2.Imam Ishak Arafa'
3.Imam Abu Hasyim Al bawardi

57
4.Imam Thobari Sohibul ikhtiar

Merekalah para imam panahan yang memiliki mazhab tersendiri dalam memanah, dan
dari merekalah muncul murid-murid yang melestarikan ilmu mereka dari dulu hingga
sekarang.

Adapun Imam Thabari sebenarnya beliau tidak memiliki mazhab secara tersendiri,
beliau hanya mengutip ilmu dari para imam-imam di atas oleh karena itu beliau
dikenal memiliki mazhab Al ikhtiar, artinya Imam Thabari hanya mengkolaborasi
teknik para imam-imam di atas agar lebih praktis dan mudah diamalkan, hingga masa
kini dikatakan mazhab ikhtiari, yaitu teknik pilihan Imam tobari dari beragam
pendapat para imam.

Sebenarnya setiap imam-imam yang telah disebutkan di atas memiliki mazhab yang
sekiranya sesuai dengan postur tubuh dan ukuran anggota badan mereka, ada di antara
mereka yang memiliki postur yang tinggi, ada yang pendek , ada yang sedang, begitu
pula anggota badan mereka.

Jarang sekali ditemukan seorang pemanah yang memiliki kemiripan baik dari segi
postur tubuh, atau anggota badan dari segala sisi menyerupai salah seorang dari Imam
di atas. Seseorang yang menyerupai postur tubuh yang besar seperti Imam Abu
Hasyim tidak selamanya memiliki ukuran jemari seperti Imam Abu Hasyim, justru ia
memiliki jemari yang pendek seperti Imam Tohir, oleh karena itu dengan berbedanya
ukuran anggota tubuh dan postur badan seseorang, maka muncullah mazhab ikhtiar
yang diramu oleh Imam Thabari, maka setiap pemanah boleh memilih teknik apa saja
dari Imam di atas menyesuaikan dengan postur tubuh dan anggota badan masing-
masing, sehingga tekniknya bisa sempurna dan mapan.

BAB 35

MAZHAB MEMANAH IMAM ABU HASYIM AL


BAWARDI (Part 1)
Imam thaibugho di dalam kitabnya mengatakan : Mazhab Imam Abu Hasyim ketika
mengambil posisi dalam memanah adalah dengan cara memiringkan badan dengan
sempurna sehingga beliau dapat mensejajarkan pundak kiri dengan target sasaran.

Ketika beliau membidik beliau membidik dengan kedua matanya dari arah luar busur,
dikarenakan postur tubuh beliau yang tinggi leher dan kedua lengannya panjang, juga
jemari tangan Beliau panjang maka oleh karena itu beliau memegang grip dengan
teknik TAHRIF (miring) , karena bentuk gagang busur beliau adalah MUROBBA'
(persegi) , juga posisi MATN (undukan depan handel busur) busur berada pada sendi

58
kedua jari tengah dan jari manis, sedangkan posisi BARANJUK (bagian belakang
handle) menopang penuh ke arah pangkal tangan seukuran lebar 2 jari.

Ketika beliau memasang Nok anak panah beliau menjadikan sisi Nok berada di antara
telunjuk dan jari tengah, kemudian beliau meletakkan jempol di atas sisi Nok satunya,
kemudian beliau mendorong jepitan tiga jari tersebut sehingga menabrak string
menggunakan tangan kanannya sementara tangan kiri menahan saf anak panah agar
tidak jatuh, sehingga sampai pada akhirnya nok terpasang sempurna dalam string.

Bila Imam Abu Hasyim membuat kuncian, beliau menjadikan posisi string itu miring
di persendian jempolnya , kemudian beliau mengaitkan jari telunjuk di atas jempolnya
dengan lentur dan longgar sehingga posisi ujung jari telunjuk ketika telah mengait
jempol berada di dalam string.

Ketika Imam Abu Hasyim menarik anak panah, beliau menariknya sejajar dengan
ANFAQOH (rambut bawah bibir ) atau DAQON (dagu) dan ketika sudah benar-benar
sempurna (sempurnanya tarikan bila sampai sejajar dengan telingan) tarikan beliau
lepaskan tembakannya, disertai KHATRAH yang sempurna sehingga siyah busur
bagian bawah lurus sejajar dengan dada.

Dan di saat pelepasan beliau melakukan teknik MAFRUK / FARKAH sehingga jari
telunjuk beliau berada di bawah cuping telinga dan jempolya dibuka dengan lebar
sampai terjadinya HILAL yang sempurna.

BAB 35

MAZHAB MEMANAH IMAM ABU HASYIM (part 2)


Imam at Thabari mengatakan : Dalam mazhab Imam Abu Hasyim sikap duduk dan
berdiri ketika memanah yaitu dengan cara miring sempurna, sehingga sasaran yang
beliau targetkan sejajar dengan pundak kiri.

Adapun teknik beliau ketika memegang busur beliau memegang grip menggunakan
tangan kiri beliau menggunakan jari kelingking terlebih dahulu kemudian diikuti jari
manis dan jari tengah.

Beliau menjadikan jari kelingking menggenggam lebih keras daripada jari manis, dan
menjadikan jari manis menggenggam lebih keras daripada jari tengah , sedangkan
telunjuk dan jempol beliau lentur untuk mengatur anak panah.

Dalam hal membidik beliau menggunakan kedua matanya dari luar busur menuju ke
arah target, posisi kepala beliau ketika memanah tegak lurus dan ketika beliau
membidik beliau sedikit memiringkan posisi busur sehingga siyah di bagian bawah
agak condong ke arah kiri, untuk membantu memudahkan bidikan.

59
Ketika beliau menarik anak panah beliau menariknya dengan sangat tenang tarikan
tersebut sejajar dengan dagunya sampai ke belakang, dan ketika poin anak panah
dirasakan berada pada sendi jempol beliau pun melepaskan anak panah tersebut.

Imam Abu Hasyim pernah berkata :

Membuka jari tengah bersamaan dengan terlepasnya kuncian jempol dan telunjuk
memiliki keberkahan dan kemanfaatan secara tersendiri.

Diriwayatkan bila Imam Abu Hasyim ingin berlatih memanah, beliau tidak membuka
jari kelingking dan jari manisnya beliau selalu menggenggamnya kemana-mana.
Setelah melepas kuncian beliau benar-benar menarik tangan kanan ke arah belakang
sehingga sampai sejajar pada bagian telinga kemudian beliau melakukan pelepasan
tersebut dengan cara sedikit membuka lengan tangan kiri dan dada, lalu
mensejajarkannya dengan pelepasan.

Hendaknya seorang pemanah berhati-hati ketika melakukan pelepasan dalam setiap


tembakannya bila salah satu dari kedua tangannya ada yang dominan dari yang lain
saat pelepasan, maka tembakannya pada target akan sia-sia dan akan rusak, juga anak
panahnya akan terpencar ke mana-mana tembakannya akan sering meleset dan
walaupun mengenai sasaran dan menghasilkan tembakan yang grouping, akan tetapi
sikap ini adalah sikap yang tidak terpuji dalam memanah, ketepatan tembakan yang
didapatkan hanya karena kebiasaan yang dia lakukan, seandainya dia tidak memanah
dalam beberapa waktu kemudian kembali memanah niscaya ketepatan tembakannya
akan hilang, tembakannya agar terpencar ke mana-mana, Dan Dia tidak bisa dianggap
seorang pemanah yang ahli, serta tembakannya tidak akan dijadikan acuan sama
sekali, menurut para ahli seorang pemanah yang sesungguhnya adalah orang yang
ketepatan tembakannya tidak jauh berbeda disaat berlatih atau tidak.

Imam Thabari secara mafhum mengatakan demikianlah kesimpulan mazhab Imam


Abu Hasyim secara global mulai dari awal hingga akhir.

BAB 35

MAZHAB MEMANAH IMAM ABU HASYIM AL


BAWARDI (part 3)

Imam ath-thabari mengatakan secara mafhum : "ini adalah kesimpulan mazhab Imam
Abu Hasyim mulai awal hingga akhir, barang siapa yang mengamalkan madzab
beliau maka dia akan menganggap keliru mazhab memanah yang lainnya, karena

60
memang ada perbedaan antara mazhab Imam Thohir dan mazhab Imam Ishaq,
pengguna mazhab Imam Abu Hasyim mengatakan : pada dasarnya memanah
diciptakan untuk melawan musuh dan melumpuhkannya, sementara yang kita ketahui
bila kita memanah dengan posisi miring sempurna niscaya kekuatannya akan
bertambah, busur akan terasa lebih melesat dan tarikan anak panahnya lebih panjang,
hal ini akan menjadikan tembakan lebih melumpuhkan musuh oleh karena itu inilah
maksud tujuan dalam memanah"

Bila seseorang mengambil posisi menghadap pada target saat memanah (imam
Thohir) niscaya kekuatannya akan melemah, kekuatan busurnya akan hilang dan
membutuhkan anak panah yang lebih pendek, sehingga hal ini dapat mengurangi
kemampuan tembakan dalam melumpuhkan musuh.

Para pendukung mazhab Imam Abu Hasyim dari kalangan penduduk khurosan
mengatakan : Hakikat memanah adalah kemampuan menembak dari bawah AL
HADZARMIH dengan tembakan yang dapat melumpuhkan musuh.

AL HADZARMIH adalah perisai yang berbentuk bulat dengan ukuran 78 cm, terbuat
dari kayu, dan perisai ini biasanya diberi tendon/ sinew juga dilapisi pelapis luar busur
(berbahan minyak/getah).

Mereka mengatakan memanah dengan teknik posisi miring sempurna ketika


membawa perisai, lebih memungkinkan seseorang dapat memanah dan berlindung di
balik perisainya tersebut, bila seseorang memanah menggunakan teknik menghadap
sempurna kepada musuh, teknik ini tidak dapat memungkinkan untuk menutup diri
dari musuh dengan perisainya, karenanya sikap ini akan membuat dada lebih terbuka
dan bila demikian orang yang berbeda mazhab dengan kami (Abu Hasyim) tidaklah
berarti tidak dalam memanah dan kebenaran hanya bersama kami semoga Allah
memberi petunjuk kepada mereka.

BAB 36

MAZHAB MEMANAH IMAM TOHIR AL BALKHI (part 1)


Imam taibughah dalam kitabnya secara mafhum mengatakan :
Teknik memanah Imam Tohir kebalikan dari teknik Imam Abu Hasyim karena postur
badan dan perawakan beliau pendek, kedua lengan dan jemarinya berukuran pendek,
telapak tangan Beliau gemuk , berjenggot lebat , berdada bidang dan lebar, serta leher
yang pendek. Oleh karena itu posisi beliau ketika memanah menghadap target dengan
sempurna, beliau memposisikan target sejajar dengan tulang tirkuwah nya (tulang
selangka).

61
Ketika memegang busur beliau menggunakan teknik genggaman istiwa' (lurus),
beliau meletakkan matn (undukan) busur berada di pangkal jari, sementara baranjuk
(punggung busur) hanya berada pada pangkal telapak tangan dekat jempol, jadi
genggaman Imam Tohir lebih mengandalkan cengkraman jari-jari yang kuat dan
keras.

Ketika beliau memasang anak panah beliau menggunakan teknik seperti Imam Abu
Hasyim hanya saja telunjuk sedikit ditekuk, lalu ditahan sisi Nok satunya
menggunakan jempol setelah itu didorong masuk sehingga string sempurna terkunci
oleh Nok.

Ketika beliau membuat teknik kuncian beliau meletakkan string tepat pada garis
pertama jari jempol (lurus) , kemudian ujung jempol memberi tekanan pada jari
tengah setelah itu jari telunjuk mengait pada ujung jempol dan berada di luar string.

Ketika menarik anak panah beliau mensejajarkan tarikan dengan tulang pipi (wajna)
atau hidung (anfun) sehingga sempurna tarikan telunjuk berada di cuping telinga. Dan
di saat pelepasan beliau tidak memelintir pelepasannya (farkah / mafruk) akan tetapi
telunjuk dan jempol tetap membentuk hilal. Saat akhir pelepasan beliau tidak
menggunakan katrah, dikarenakan apabila menggunakan katrah Siyah bahwa akan
bisa terkena dagu / dada.

Ketika beliau membidik beliau membidik dengan kedua mata dari dalam busur
dikarenakan leher beliau yang pendek dan dagu beliau yang besar.

BAB 36

MAZHAB MEMANAH IMAM TOHIR AL BALKHI (part 2)

Ketika beliau menganggap bidikannya telah benar dan beliau hendak menarik anak
panahnya, beliau akan mengencangkan kepalan dan kuncinya seakan-akan darah akan
keluar dari ujung jari jari beliau, yang ketika beliau menarik anak panah tarikan beliau
sejajar dengan hidung atau tulang pipi, beliau menarik anak panahnya dengan tarikan
yang cepat dan tidak ada sendatan dalam tarikannya.

Begitu pula pendapat yang diceritakan oleh Imam Abul Abbas Al Quraisy mengenai
mazhab Imam Tohir yang berbeda dengan mazhab lainnya, Bahkan banyak khilafiyah
terhadap mazhab lainnya.

Setiap orang yang mengikuti imam Tohir akan menyalahkan mazhab Imam Abu
Hasyim dan Imam Ishaq. Di antara kritikan para pengikut mazhab Thohir adalah
bahwasanya mengambil posisi miring sempurna ketika memanah adalah teknik yang
sangat buruk, Karena bila seseorang memakai teknik ini sementara Dia memakai baju

62
zirah atau baju perang, maka string akan mengenai bagian dari baju zirahnya terutama
bagian-bagian yang menonjol, karena ketika memanah posisi siyah bagian bawah bila
di miringkan menyamping ke sebelah kiri, string bagian bawah otomatis akan
menampar baju zirah, selain itu pengguna mazhab selain Imam Tohir tidak akan aman
dagunya tersentuh dengan string atau siyah busur bagian bawah, karena apabila pecah
akan mengenai bagian yang tidak terlindungi oleh baju besi dan melukainya, kami
berlindung kepada Allah ta'ala dengan teknik mereka ini.

Bila seseorang menggunakan teknik Imam Tohir yaitu dengan cara menghadap ke
arah target baik dia menggunakan satu atau dua lapis baju besi, niscaya dia akan aman
dari sentuhan string mengenai baju besinya dan tidak adanya kemungkinan buruk
yang terjadi pada busur seperti pecah karena benturan dan lain-lain sehingga bisa
melukai bagian-bagian vital yang tidak tertutup oleh baju zirah.
Semua ini adalah dalil dan bukti atas kebenaran mazhab kami dan kelirunya mazhab
selain mazhab kami (imam Thohir) semoga Allah SWT memberi petunjuk bagi
kalian.

BAB 37

MAZHAB MEMANAH IMAM ISYHAK (part 1)


Imam thaybugo mengatakan bahwa Imam Ishak Arafa' tekniknya berada di antara
teknik Imam Abu Hasyim dan Imam Tohir, sehingga masa beliau dikenal dengan
mazhab mutawasit (pertengahan).

Mengapa disebut teknik pertengahan karena postur beliau berukuran sedang, oleh
karena itu beliau mengambil posisi tidak miring dan juga tidak menghadap target,
beliau menjadikan mata kirinya, tulang selangkanya (tirquah), lutut kirinya dan ujung
kaki kirinya sejajar menghadap target.

Ketika beliau memegang grip busur, beliau meletakkan matn busur tepat berada di
antara sendi jari kedua dan pangkal jari , sedangkan posisi baranjuk berada di bawah
pangkal telapak tangan seukuran satu setengah jari.

Ketika beliau membuat teknik kuncian beliau meletakkan string tepat pada garis
pertama jari jempol, lalu mengaitkan telunjuk sehingga telunjuk persis berada di atas
string.

Ketika beliau memasang anak panah teknik beliau mirip seperti Imam Abu Hasyim
dan saat beliau menarik anak panah beliau mensejajarkan tarikan lurus melewati
belahan bibir sampai di akhir rahang.

Karena kuncian beliau meletakkan telunjuknya di atas string , maka saat pelepasan
beliau sedikit memelintir pelepasannya (farkah) akan tetapi tidak penuh seperti
pelepasan Imam Abu Hasyim , sehingga saat dilepaskan telunjuk beliau tepat di

63
bawah cuping telinga, seakan-akan apabila air menetes tidak akan menyentuh jempol
karena tertahan oleh ujung telunjuk.
Begitu pula saat pelepasan beliau melakukan katrah , akan tetapi tidak penuh seperti
katrah milik Imam Abu Hasyim (sejajar dengan dada) akan tetapi beliau
melakukannya dengan separuh Hatrah dalam setiap pelepasan (nisful katrah) sehingga
siyah bawah berada di bawah ketiak.

BAB 37

MAZHAB MEMANAH IMAM ISYHAK (part 2)


Dalam hal membidik Imam Ishaq membidik target dengan kedua matanya sekaligus,
yang kiri melihat dari luar busur sedangkan yang kanan melihat dari dalam busur,
apabila dari dalam busur tidak terlihat luruskanlah mata ke belakang baranjuk, maka
target akan terlihat tembus pandang dari baranjuk tersebut. Saat ditarik beliau
meluruskan anak panah ke target dan melepaskannya saat sudah sampai ke akhir
rahang.

Ketika memanah kepala beliau tegak beliau tidak memiringkan baik ke kanan atau ke
kiri, beliau menariknya dalam keadaan sejajar dengan kedua bibirnya, bila anak panah
tersisa satu kepalan dari tarikan tersebut beliau menghentakkan ke arah belakang
dengan hentakan lebih cepat (muhtalas) teknik inilah yang sering dipakai beliau untuk
memanah jarak pendek.

Dan bila seorang pemanah hendak melakukan pelepasan seperti yang beliau lakukan
hendaknya anak panah dipersiapkan dulu lebih panjang daripada anak panah
biasanya, karena berlatih teknik Mukhtalas itu sangat rawan anak panah tenggelam
sehingga beresiko melubangi tangan.

Dan hendaknya seorang pemanah berhati-hati ketika melakukan pelepasan jangan


sampai satu tangannya lebih dominan dari tangan yang lainnya, Hal ini dapat merusak
tembakannya dan akan sia-sia tekniknya juga jarang mendapatkan ketepatan dalam
tembakan.

64
BAB 37

MADZAB MEMANAH IMAM ISYHAQ (part 3)

Imam ath-thabari mengatakan "aku telah menyebutkan peringatan berulang kali yaitu
masalah salah satu tangan lebih dominan mendahului dari yang lain ketika pelepasan,
aku telah memperingatkan persoalan ini di bab mazhab memanah Imam Abu Hasyim
mazhab memanah Imam Tohir dan aku mengulanginya pada bab ini supaya setiap
pembaca mengetahui bahwasanya persoalan ini adalah persoalan besar dan pangkal
masalah dalam ilmu panahan, Oleh karena itu pegang teguhlah pembahasan ini
dengan baik jangan sampai engkau menyalahinya, insyallah.

Barang siapa yang mengikuti pendapat atau mazhab Imam Ishaq, niscaya dia akan
menganggap lemah mazhab memanah Imam Abu Hasyim dan Imam Tohir,
argumentasi pengikut Imam Ishaq adalah, pada dasarnya memanah diciptakan untuk
melawan musuh Oleh karena itu ketika kekuatan dan ilmu memanah seseorang
bertambah, niscaya bertambah pula kemampuannya untuk melumpuhkan musuh, akan
tetapi di samping itu semua seorang pemanah membutuhkan teknik sekiranya dia
aman dari senjatanya sendiri, seperti tertamparnya lengan dengan string ketika
menembak dll.

Kami menemukan para pemanah yang mengikuti mazhab Imam Abu Hasyim jarang
sekali aman dari resiko tertamparnya lengan dengan string, saat menembak string
seringkali tersangkut di lengan atau menyentuh baju perang, dikarenakan teknik
menembak dengan posisi miring sempurna. Di samping itu orang yang melakukan
teknik ini dikhawatirkan Siyah busur bagian bawah akan patah karena berbenturan
dengan sesuatu yang ada di sampingnya, atau membentur pinggang sendiri terutama
bila menggunakan busur yang panjang, sehingga dia dapat cedera, kami berlindung
kepada Allah dari hal tersebut.

Adapun kelemahan pengikut mazhab Imam Tohir adalah tembakan mereka yang
lemah karena teknik menghadap secara total ke arah musuh, hal tersebut menjadikan
pendeknya tarikan mereka sehingga mazhab ini benar-benar tidak dapat
melumpuhkan lawan, kritikan ini terlontar juga dari pengikut mazhab Imam Abu
Hasyim kepada pengikut Imam Tohir dalam membela mazhab mereka masing-
masing.

Ketika melihat perbedaan pendapat ini, secara kenyataannya memang demikian, Oleh
karena itu wajib bagi kami mencari mazhab yang bisa menjadikan seorang pemanah
dapat memiliki kemampuan yang hebat dalam melumpuhkan musuh dan aman dari
resiko. Akhirnya kami menemukan mazhab Imam Ishaq, dan masak ini adalah

65
mazhab yang paling dekat dengan kebenaran juga memiliki teknik yang begitu kokoh,
memiliki kekuatan yang luar biasa dalam melumpuhkan musuh dan aman dari risiko,
semoga Allah subhanahu Wa ta'ala memberi petunjuk. di samping itu , mazhab
memanah Imam Ishak lebih jelas dan gamblang daripada teknik pemanah Imam Abu
Hasyim dan Imam Tohir, semoga kita mendapatkan anugerah hanya dari Allah" (Al
wadheh).

BAB 38

TEKNIK PILIHAN IMAM THABARI DARI MAZHAB


MEMANAH PARA IMAM (part 1)

Imam Ath-thabari mengatakan,


Untuk teknik memasang nok pada string, aku menjafikan pangkal nock berada di
ujung jempolku dan di sisi lainnya telunjuk dan jari tengahku menjepit dengan jepitan
yang kuat, aku mengaitkan nock pada string dengan gerakan yang cepat sekiranya
string tidak berpisah dari jari telunjuk sehingga dapat masuk stirng tersebut dari jari
jempol dan aku memasang nock pada string tanpa melihatnya sedikitpun (Madzab abu
Hasyim).

Dalam teknik kukncian aku menggunakan teknik kuncian 63, dan aku meletakan
string pada akhoir garis ruas pertama jempolku, sedangkan jari telunjukku berada dan
mengaitkan di atas ujung jari jempol dalam keadaan sejajar/di luar string (Imam
Thohir).

Dalam teknik memegang busur aku menjadikan matn grip berada di garis kedua
sendi jari (Abu Hasyim), sedangkan bagian daripada jempolku aku letakkandi sisi
grup busur dengan lurus (Imam Thohir), dan pangkal telapak tangan ku menahan
baranjuk seukuran 1,5 jari (Imam Isyhaq).

66
Ketika membidik aku memiringkan busur dengan cara mengeluarkan syiah bagian
bawah ke arah samping kanan, dan aku mengembalikan posisi busur dalam keadaan
tegak lurus dengan sedikit memutar lengan kiriku sehingga kembali ke madzab Imam
Thohir, terkadang dalam koreksi bidikan aku menjadikan mataku untuk membidik
dari sisi luar busur seperti milik Imam Isyhaq.

Aku tidak merendahkan tangan kiriku ketika menembak jarak dekat, dan aku tidsk
mengangkatnya untuk menembak jarak jauh, karena aku akan meluruskan tangan
kiriku dengan pundaku selama menarik dan tidak berubah sedikitpun ,

Ketika aku menarik anak panah aku menariknya dengan satu tarikan tanpa ada sendat
di dalamnya, dan aku menariknya dengan tarikan yang cepat (Imam Thohir),

Bila point anak panah ku telah sampai pada ujung grip/ujung jempol, aku berdiam
sejenak seukuran 1 atau 2 hitungan, lalu aku melepasnaya.

Dalam teknik menarik, irama tarikanku sejajar dangan belahan bibir tanpa menaikan
atau menurunkannya sedikitpun ( Imam Isyhaq)

Aku melepaskan kunciacn tanganku dari string ketika tarikanku sejajar dengan
pundak, ku jadikan teknik pelepasan menggunakan farkah/mafruk dan menajdikan
ateknik tersebut bersamaan dengan irama pelepasan.

Ketika melepaskan anak panah aku membuk dada bersamaan dengan tangan kiriku,
sehingga ujung kedua tulang belikaku dapat bertemu, teknik ini adalah madzab Imam
Thohir.

Mengenai penentuan ukuran anak panah aku lebih memilih ukuran menurut madzab
Imam Isyhaq, karena ukuran anak panah tersebut dapat sesuai dengan panjang
masing-masing tarikan setiap orang.

Mengenai penentuan ukuran busur aku lebih memilih pendapat Imam Thohir dan
Imam Isyhaq, yaitu ukuran tanduk busur samas daengn ukukran anak panahnya.

Di dalam pendapat saya kita melihat bahwa Imam Thabari menyampur seluruh
pendapat semua Imam, seingga dalam memanah beliau dalam posisi nyaman, tidak
dominan kepada satu madzab saja, inilah seharusnya kita lakukan sebagai seoraang
pemanah, kita akan mengembalikan teknik-teknik memanah ini kepapda para imam
yang mulia, dengan mengoreksi teknik mana yang cocok dengan postur tubuh kita
dan nyaman sehingga tidak menimbulkan rasa sakit dan luka.

Karema setiap orang posturnya itu pasti berbeda-beda, ada yang dadanya lebar tapi
lengannya pendek, adanya yang dadanya panjang tapi lengannya sempit, ada yang
lengannya panjang pundaknya besar lehernya pun jenjang dan banyak hal lainnya,
maka untuk kawaan-kawan semuanya silahkan tentukan madzab mana yang cocok
dan boleh mencampurnya..

67
BAB 38

TEKNIK PILIHAN IMAM THABARI DARI MAZHAB


MEMANAH PARA IMAM (part 2)

Imam Thabari mengatakan : "semua yang telah aku sebutkan di atas adalah teknik
secara global dari mazhab para imam menurut pilihanku, semoga Allah memberikan
Taufik untuk mengamalkannya dalam jihad melawan musuh-musuhnya,
sesungguhnya dialah dzat Yang maha berbuat menurut kehendaknya, semoga Allah
memberikan rahmat takzim dan salam kepada junjungan kita nabi Muhammad beserta
keluarga dan sahabat-sahabatnya"

Imam Tohir mengatakan : "hendaklah seorang pemanah berhati-hati dan waspada,


supaya salah satu tangannya ketika melepaskan tembakan tidak dominan mendahului
yang lain, hal ini akan menyebabkan bidikan akan sia-sia dan tembakannya akan
rusak, bila hal ini terjadi maka ketepatan dalam tembakan menjadi sulit didapatkan
dan menyebabkan anak panah terpencar, tidak berkerumun di tengah target" (Al
wadheh)
Imam Thabari mengatakan : "aku telah berguru dalam bidang ini dengan beberapa
murid Imam Abu Hasyim secara langsung, dan aku telah mempraktekkan dan
mengamalkannya dalam setiap tembakanku sesuai dengan mazhab Imam Abu
Hasyim, adapun guru yang mendidikku secara langsung dalam mazhab Abu Hasyim
adalah syekh Muhammad Bin Isa as-samarqondi, beliau adalah orang yang sangat
masyhur dan namanya sering disebut di negeri khurasan, beliau adalah orang yang
sangat mahir dalam memanah pada zamannya"

Selain itu aku juga berguru dengan murid-murid Imam Thahir, adapun guru yang
mendidikku untuk mazhab memanah Imam Tohir adalah Imam Abdurrahman Al
qarawi. Al qarawi adalah nama salah satu perbatasan di negeri, perbatasan ini
berdekatan dengan negeri Turkmenistan, setelah melewati perbatasan ini tidak ada
negeri Islam sama sekali, semoga Allah menjaga perbatasan ini. Bila salah satu pintu
gerbang perbatasan ini dibuka mereka akan keluar dari pintu tersebut dalam keadaan
memasuki negeri Turkmenistan, guruku Imam Abdurrahman adalah orang yang
sangat luar biasa dalam ilmu memanah, beliau sangat terkenal di negeri khurasan dan
beliau adalah orang yang sangat alim pada bidangnya, aku belum pernah melihat
seorang pun dari sekian banyak orang yang ahli dalam memanah melebihi guruku
Imam Abdurrahman, bahkan Tidak seorangpun yang aku temui dapat mendekati
sedikit dari kehebatan memanah beliau, kebanyakan ilmu dan pengetahuanku dalam
memanah bermuara dan bersumber dari beliau.

Aku juga berguru dengan beberapa murid Imam Ishaq, aku belajar madzab beliau
kepada mereka dan aku mempraktekkannya dalam setiap tembakanku, aku pun
memanah dengan mengikuti mazhab beliau, adapun mazhab imam-imam yang lain
pada akhirnya aku memilih dan menemukan mazhab tersebut lebih jelas daripada
mazhab yang lain. Oleh karena itu aku pun mengambil mazhab yang paling sahih

68
menurutku dari sekian banyak mazhab memanah, dan aku meninggalkan mazhab
yang lain selain yang aku pilih, aku akan menjelaskan dari segi pilihanku secara
global dari mazhab-mazhab mereka dalam bab khusus pada kitab ini semoga Allah
memberikan pertolongan dan bimbingan dengan berkah dan anugerah juga
kemurahannya" (Al wadheh).

BAB 39

KUNCI RAHASIA SEBAGAI MODAL UTAMA SEORANG


PEMANAH MENURUT IMAM THABARI

Imam Ibnul qoyyim dalam kitab furusiyah mengatakan :


Rahasia memanah secara global ada 20, bila di bagi terbagi menjadi 5 bagian ;
1.Tiga yang harus sejajar
2.Tiga yang harus miring
3.Tiga yang harus lentur
4.Tiga yang harus kuat
5.8 berada pada seluruh badan secara terpisash

1)TIGA YANG HARUS SEJAJAR :

-Jantung busur/addima (arrow pas)


-Point anak panah
-Siku anak panah

(Harus selalu sejajar dari sebelum menarik, saat menarik, hingga akhir pelepasan)

2)TIGA YANG HARUS MIRING :

-Kepala
-Kaki kiri ketika memasang Al watr (string)

69
-Sikap berdiri ketika memanah (madzab imam Ishaq)

3) TIGA YANG HARUS LENTUR :

-Kepala dan leher


-Perasaan (rilex/tidsak tegang seluruh badannya)
-mulut

4.TIGA YANG HARUS KUAT :

-Kuncian 63
-Kepalan tangan kiri
-Siku kiri

5)DELAPAN PERKARA PADA SELURUH BADAN

-Tidak mencengkram gagang busur dengan kuat pada awal tarikan, dan genggaman
dengan kuat pada akhir tarikan

-Tiga melonggarkan kuncian dengan cara membuka jari tiga jari jempol dan telujuk,
tidak juga menekan kuncian secara berlebihan, buatlah kuncian sekiranya telunjuk
yang mengait pada jempol terdapat jarak dengan nok,baik ketika menarik atau
melepas inilah teknik yang paling sahih.
-menjadikan jarak antara string dan wajah ketika menarik seukuran tiga isba' (5,856
cm) dan minimal jarak 1 isba' (1,952 cm) ketika pelepasan

-pada awal tarikan hendaknya siyah bagian bawah dikeluarkan sedikit (dimiringkan
kekanan) kemudian dikembalikan pada posisi semula dengan lembut ketika hendak
melepas

-tangan kiri mencengkram gagang busur dengan kuat sebisa mungkin, karena para
ulama mengatakan : cengkram lah gagang busur seakan-akan darah akan keluar dari
celah kuku (imam Tohir) cara ini telah menjadi kesepakatan para pemanah, karena
melonggarkan kepalan ketika pelepasan terdapat banyak masalah.

-bila hendak memanah jarak jauh maka bertumpulah pada kaki kanan, bila hendak
memanah jarak dekat maka bertumpulah dengan kaki kiri.

-ketika memegang grip busur hendaknya terdapat celah antara jari tangan kiri dengan
pangkal telapak kanan seukuran ujung jari tidak menyentuh "kursuk", teknik ini
terbukti dapat menjadikan kepalan lebih kuat ketika memegang busur.

Nb : Kursuk adalah : bagian tangan yang sejajar dengan kelingking yang berdekatan
dengan pergelangan tangan (arab :zandul sufla)

 jangan hanya semangat dalam mencari ketepatan pada target, akan tetapi
jadikanlah semangatmu untuk memperbaiki teknik-teknik memanah dan
menunaikan hak-haknya.

70
(Menunaikan hak yang di maksud adalah menunaikan ilmu ilmu yang sudah
dipelajari)

Bila kunci rahasia ini diamalkan dengan baik niscaya pemanah akan mengumpulkan
antara kepiawaian dan ketepatan dalam memanah , insyallah..

BAB 40

KESERASIAN ANTARA ANGGOTA TUBUH DAN


PENERAPAN TEKNIK (part 1)

Setiap manusia memiliki postur dan anggota tubuh yang berbeda, bila seorang memiliki
perawakan tinggi biasanya memiliki tangan dan leher yang panjang, atau bila seorang
berperawakan pendek biasanya memiliki tangan dan leher yang pendek, tapi terkadang
juga seorang manusia posturnya tidak sama persis dengan yang disebutkan di atas.

Contoh-contoh seperti ini sebetulnya menunjukkan penerapan teknik dalam memanah


mengikuti ukuran panjang pendek anggota tubuh, Oleh karena itu terjadilah perbedaan
pendapat dan mazhab di kalangan ahli memanah , karena setiap Imam menerapkan
tekniknya sesuai postur tubuhnya masing-masing makanya tidak jarang kita saksikan
sebagian pengikut dari imam-imam mazhab tersebut saling mencela satu sama lainnya.

Kebanyakan para pakar dalam memanah berpendapat bahwa seorang berpostur tinggi
hendaknya memegang grip busur yang sedikit besar sisinya, dikarenakan jari-jemarinya
yang memang panjang, sehingga saat menggunakan grib kecil dan pipih , handel busur
akan berputar ditangannya dan merusak tekniknya.

Dilihat dari kebiasaan seseorang yang tinggi badannya memiliki jari jemari yang memang
panjang , leher yang jenjang sehingga sangat memudahkan dia memanah dalam keadaan
miring total (imam abu Hasyim) Dan hendaknya kuncian pada string menggunakan

71
kuncian 69 dikarenakan apabila menggunakan kuncian 63 saat jari jemarinya panjang
akan mengganggunya di saat kukunya mulai memanjang.

Sedangkan para ahli mengatakan orang yang berpostur pendek biasanya memiliki jari
yang pendek dan kekar juga leher yang berotot dagunya pun besar dadanya yang bidang
dan lebar telapak tangannya gemuk Oleh karena itu hendaknya memakai grib busur yang
bulat dan sedikit pipih sehingga memudahkannya dalam menggenggam dan
genggamannya tidak terlalu lebar ke handle busur, sehingga membuat nyaman di saat
memanah. Dan hendaknya menghadapkan kedua kaki dan juga dada kepada target.
(imam Thohir)

Lalu bagusnya teknik kuncian jemari yang pendek pada string lebih baik menggunakan
teknik 63 sehingga akan kokoh kunciannya di saat memanah dan membuat anak panah
lebih stabil saat melaju di udara.

Begitu pula orang yang berpostur sedang alias tidak tinggi juga tidak pendek, sebaiknya
sikap saat berdiri menghadapkan kaki kirinya lurus ke arah target, dan membuat kaki
kanannya menopang seimbang bagian tubuh yang sebelah kanan. Sehingga posisi
pundak badan dalam keadaan tidak terlalu miring ke arah target dan tidak menghadap
lurus ke arah target.

Di dalam kuncian juga bisa menggunakan kuncian 63 juga kuncian 69, karena jari-
jemarinya yang terbilang sedang dia bisa memilih mana yang nyaman untuk posturnya.

BAB 40

KESERASIAN ANTARA ANGGOTA TUBUH DAN


PENERAPAN TEKNIK (Part 2)

Teknik menarik anak panah dibagi menjadi tiga, bagi orang yang berpostur tinggi
ketika menarik anak panah disejajarkan dengan lehernya. Bagi orang yang berpostur
pendek ketika menarik anak panah di sejajarkan dengan tulang pipinya/ hidung, ketika
orang berpostur sedang disejajarkan dengan mulutnya,

walaupun iramanya berbeda-beda akan tetapi saat pelepasan telunjuk selalu


menyentuh dengan cuping telinga setelah pelepasan, Teknik ini adalah teknik yang
paling sohih di antara seluruh pendapat ulama, dan orang yang bisa menguasainya
baru pantas disebut seorang master.

Dan Barang siapa yang memiliki anggota tubuh yang tidak berkesinambungan
(maaf;kurang) maka hal tersebut termasuk kekurangannya dalam mencapai
kesempurnaan, jika dilihat secara hukum umum dan kemampuan para pemanah pada
umumnya. Berbeda halnya jika orang tersebut memiliki tekad yang kuat dan semangat
yang tinggi, serta ditopang dengan kecerdasan yang baik maka orang seperti ini tidak
bisa diremehkan dengan hukum umum, apalagi orang tersebut memiliki semangat

72
yang tinggi sehingga bisa mengalahkan orang yang sempurna tetapi memiliki
semangat yang kurang, apalagi sudah tahu Dia sempurna, sudah tahu ilmunya tetapi
dia bermalas-malasan, padahal banyak waktu di dalam kehidupannya tetapi dia
menyia-nyiakannya.

Sebetulnya pada dasarnya ketentuan seluruh senjata perang harus memiliki kesesuaian
dan keseimbangan dengan anggota badan pemiliknya, jika demikian maka ketentuan
secara khusus dalam senjata busur panah lebih berhak untuk dipertimbangkan dalam
hal kesesuaiannya dengan anggota badan pemiliknya, Hal ini dikarenakan nash hadis
yang sampai kepada Kita mengenai keutamaan busur panah dan keunggulannya dari
senjata lain.

Dalam sebuah hadis :


"Tidaklah kata-kata busur disebutkan di hadapan nabi, kecuali beliau selalu merespon
dengan bersabda, ; tidak ada senjata yang dapat mendahului busur dalam kebaikan
apapun"

Oleh karena itu sepantasnya bagi orang yang berakal dan mengerti pentingnya ilmu
ini agar menggunakan busur yang sekiranya sesuai dengan anggota badan dan
kekuatannya demikian juga halnya dalam menggunakan anak panah.

BAB 40

KESERASIAN ANTARA ANGGOTA TUBUH DAN


PENERAPAN TEKNIK (part 3)
Bila seseorang tidak mampu menyesuaikan anggota tubuh badan dan senjatanya
secara sempurna maka gunakanlah senjata yang mendekati dalam hal kesesuaian
tubuhnya , berhubung kita tidak dapat mengubah anggota tubuh kita agar sesuai
dengan senjata tertentu, maka alat lah yang harus disesuaikan dengan anggota tubuh
kita,

Bila seseorang yang memiliki telapak tangan yang besar dan jemari yang panjang
maka cukup katakan kepadanya "peganglah busurmu dengan teknik TAHRIF
(miring)" Hal ini dikarenakan karena bentuk telapak tangan tersebut sangat
memungkinkan untuk melakukan teknik itu, bila jemarinya panjang daripada
umumnya orang maka akan dikatakan kepadanya "besarkanlah grip busurmu baik
dengan cara membuatnya secara khusus atau dengan melilitnya lagi sehingga sesuai

73
dengan ukuran jarimu" Jadi sesuaikanlah dirimu dengan teknik yang sahih dan alat
yang shahih.

Bila seseorang memiliki telapak tangan yang pendek maka akan dikatakan kepadanya
"peganglah grup busurmu dengan menggunakan teknik ISTIWA' (lurus)" apabila
januarinya tidak memungkinkan menerapkan teknik ini maka akan dikatakan
kepadanya " kecilkan lah grip busurmu" .

Begitu pula orang yang memiliki leher yang panjang dan jenjang maka akan
dikatakan kepadanya "bidiklah target dari arah luar busur, itu akan memudahkanmu"
itu dikarenakan bentuk leher yang sesuai dengan teknik ini, jadi analogikan lah setiap
teknik ini dengan kesesuaian postur badan kita masing-masing, jangan sampai kita
memanah tapi terbatas karena alat yang tidak sempurna, memanah ini adalah olahraga
sunnah yang sangat sehat, karena Rasulullah pun memuji tentang panahan ini, maka
sempurnakanlah baik dari teknik, alat, dan waktu berlatih kita.

Banyak kita jumpai saat ini seorang pembuat busur atau pembuat anak panah dia
menjual busur dan anak panah hanya sesuai dengan karakter si pembuat, bukan
karakter si pemanah, Hal inilah yang membuat teknik panahan ini menjadi rusak,
dikarenakan seorang pemanah dipaksa agar mengikuti batasan alat si pembuat,
padahal sebaiknya adalah si pemanah datang kepada si pembuat meminta ukuran yang
tepat untuk dirinya sehingga teknik bisa dijalankan secara sempurna.

BAB 41

TEKNIK MEMANAH MENURUT IMAM MUHAMMAD


ABDURRAHMAN BIN AHMAD ATH-THABARI DALAM
KITABNYA AL WADHEH FIRRAMYI WANNUSYAB
Sebaiknya para pemanah menjadikan mata bagian kanannya membidik dari luar busur
dengan mensejajarkan poin anak panah dengan target sasaran. Bidikan dengan mata
kanan tersebut dimulai dari bagian sendi atas telunjuk dari kepalan tangan kiri yang
memegang busur kemudian kelingkingnya bergerak ke arah kanan sedikit demi
sedikit secara perlahan sekiranya bidikan mata kanan dari luar busur dapat fokus dan
terlihat dengan sempurna.

Sebaiknya para pemanah merendahkan pundak kirinya supaya tangan kirinya menjadi
panjang dan lurus, juga anak panah bisa ditarik sampai batas maksimalnya, sehingga
anak panah dapat melesat dengan baik. Hendaklah perut pemanah dalam keadaan rata
ketika tarikannya sempurna dan sendi akhir pangkal jempol tangan kiri harus sejajar

74
dengan ujung pundak sebelah kiri tariklah anak panah dalam keadaan posisi seperti itu
jangan sampai tangan kiri terlalu direndahkan atau dinaikkan, karena panjang dan
pendeknya tarikan bergantung pada lengan atas dengan lengan bawah bukan dengan
menaikkan atau merendahkan pundak.

Adapun ukuran anak panah yang ideal para pakar pemanah telah berbeda pendapat
dalam masalah ini. Pendapat yang benar adalah ukuran anak panah yang terbaik bila
pemanah bisa menyempurnakan tarikannya hingga ujung anak panah sampai pada
sendi pertama jempol, sementara siku kanan, pundak kanan dan kepalan tangan
kirinya berada dalam satu garis sejajar, bila pemanah memanjangkan atau
memendekkan anak panahnya dari ukuran yang telah disebutkan di atas maka
bidikannya tidak bisa stabil.

Adapun cara memanah yaitu dengan cara mendorong gagang busur dengan pangkal
telapak tangan kiri kemudian mengarahkan kekuatan antara dua kuncian yaitu kuncian
pada tali string dan kuncian (genggaman yang benar) pada gagang busur, kerahkanlah
kekuatan dengan satu tekanan mendorong dan menarik secara bersamaan sekiranya
anak panah tertarik secara sempurna pada batas maksimalnya, dengan teknik
memanah seperti ini pemanah lebih menyempurnakan teknik memegang busur dan
bisa meningkatkan kecepatannya.

Bila hendaknya melepas anak panah maka tambahkanlah dorongan dengan memukul
ke depan (khatra) sekiranya kekuatan telapak tangan Tidak berkurang ketika
memegang busur, dengan cara ini lebih menyempurnakan dalamnya hujaman anak
panah dan bertambahnya lesatan.

Adapun cara melepas, kuncilah tali busur dengan kuncian 63 kemudian tumpukanlah
kekuatan lebih besar pada jempol daripada telunjuk janganlah mengangkat ujung
jempolmu dari kuncian dan usahakan jempolmu benar-benar dapat bersembunyi di
balik sendi Tengah telunjuk, serta posisi string juga berada pada bagian tengah
telunjuk.

Bila hendak melepas anak panah lepaslah ketika sempurnanya tarikan dan poin anak
panah telah menetap antara sendi jempol.
Inilah asas melepas kuncian yang benar karena teknik ini yang membuat tarikan
menjadi lembut tembakannya lebih cepat anak panah lebih menembus daripada
membuka telunjuk saja atau membuka jempol saja, begitu juga dengan membuka 5
jari secara bersamaan ketika melepas, itu akan memudahkan dalam pelepasan.

75
BAB 42

TEKNIK MEMANAH MENURUT IMAM THABARI DARI


GURUNYA IMAM ABDURRAHMAN AL FAZARI (part 1)

Thabari mengatakan : bila para pemanah sudah sampai pada puncak keahlian dalam
memanah, maka mereka akan bersaing dalam dua hal, yang pertama unggul dalam
suara dentingan tali busur, yaitu halusnya suara tali busur ketika melepas anak panah.
Yang kedua saling mengunggulkan kedalaman hujaman anak panahnya.

Bila mereka seimbang dalam suara string dan tembakan yang dalam disertai ketepatan
yang sempurna maka tidak ada lagi yang bisa dilombakan di antara mereka kecuali
bagaimana keadaan kustibyan (pelindung jempol)

Nb: kustibyan adalah bahasa Persia, yang di gunakan di dunia panahan untuk
mengatakan pelindung jempol, baik itu dari tanduk rusa, tanduk kerbau, atau kulit.
Akan tetapi yang dijadikan untuk perlombaan adalah yang kulit.

Bila keadaan pelindung jempol itu bagus serta tidak dapat bekas gesekan tali busur
maka dialah pemenangnya.

Imam Abdurrahman mengatakan "Imam memanah seperti Imam Tohir, Imam Abu
Hasyim, dan Imam Ishaq mereka selalu menyembunyikan pelindung jempol mereka,
mereka tidak akan menampakkannya kepada siapapun karena khawatir akan jatuh ke
tangan orang yang tidak mampu menjaga permukaan kustibyan nya, sehingga akan
menjatuhkan kehormatannya sebagai guru besar memanah dimata orang-orang yang
selevel dengannya"

Syekh Abdurrahman Al fazari mengatakan " aku telah bersusah payah mencari
seorang pemanah yang pelindung jempolnya bersih dari gesekan tali busur dan tidak
cacat, namun aku tetap tidak menemukannya"

Imam Thabari mengatakan "aku meminta kepada guruku (imam Abdurahman) untuk
memperlihatkan kustibyan nya, namun beliau menolak dan aku senantiasa merayunya
sampai guruku memenuhi permintaanku kemudian beliau pun mengambilnya dan aku
melihat beliau memanah menggunakannya, setelah itu beliau menyerahkannya
kepadaku supaya aku memeriksanya, ternyata aku menemukan pelindung jempol
beliau dalam keadaan permukaannya datar serta tidak kusut, tidak bengkok, bulat
secara sempurna, tidak lecet dan tidak begitu tebal".

76
BAB 42

TEKNIK MEMANAH MENURUT IMAM THABARI DARI


GURUNYA IMAM ABDURRAHMAN AL FAZARI (part 2)
Imam Abbas Al Quraisy termasuk salah satu murid unggulannya Imam Tohir, Imam
Abbas selalu berupaya untuk melihat pelindung jempol milik gurunya, namun beliau
tidak pernah berhasil. Suatu hari ketika beliau dan gurunya masuk ke pemandian air
panas, Imam Tohir pun mengeluarkan kustibyan miliknya, dan Imam Abbas pun
memperhatikannya, ternyata keadaannya tidak terdapat bekas gesekan tali busur sama
sekali, hingga akhirnya beliau pun tahu sesungguhnya kelembutan ilmu memanah dan
Kebagusan tekniknya terbukti dari kustibyannya.

Imam Thabari mengatakan bahwa guruku mengatakan kepadaku "tembakan yang


mematikan atau melumpuhkan musuh berada dalam sempurnanya menunaikan hak
setiap teknik memanah, dan sisanya kembali kepada pemanah itu sendiri"

Menunaikan hak dibagi menjadi dua :

1. Menarik anak panah hingga poin pada sampai sendi pertama jempol tangan kiri,

2. Menunaikan hak memanah dengan cara menarik anak panah hingga poin berada
berada diantara dua sendi jempol tangan kiri.

namun teknik ini mendapatkan kritik tajam dari kelompok pemanah lainnya karena
alasan mereka adalah poin anak panah yang melewati sendi pertama jempol sama saja
seperti memasukkan musuh untuk dirinya sendiri karena teknik itu sangat berbahaya
dan membuat anak panah bisa menjadi tenggelam sehingga beresiko menyakiti tangan
kita sendiri.
Imam Abdurrahman mengatakan "kami telah mendengar dari guru-guru kami
bahwasanya menarik anak panah dan menyisakan poinnya untuk membuat anak
panah menancap sejengkal lebih dalam bila menembus tameng kulit".

Sebagian ulama mengatakan : "menunaikan hak memanah adalah bila menarik anak
panah sampai ujung kuku jempol tangan kiri tapi sebagian yang lainnya melemahkan
pendapat ini".

BAB 42

77
TEKNIK MEMANAH IMAM THABARI DARI GURUNYA IMAM
ABDURAHMAN AL FAZARI (part 3)

Imam thabari mengatakan "ilmu memanah terbangun atas 5 perkara. Terdiri dari
seorang pemanah itu sendiri, busur dan anak panahnya.
Perkara yang ada dalam memanah ada 15 perkara,

4 di dalam kuncian, 3 di dalam gagang, 5 dalam pelepasan anak panah, satu dalam
mulut melepas, dan 2 berada dalam dada"

Adapun 4 perkara yang berada dalam kuncian yaitu:

1.Menumpukkan kekuatan pada seluruh jari tangan kanan kecuali telunjuk ketika
menarik anak panah.
2.Memakai kuncian 63.
3.Meletakkan posisi jempol yang pas (lurus/kuncian Imam thohir) pada string
4.Ujung jempoldi letakkan di tengah sendi jari tengah
Dan janganlah berubah sampai tarikan sempurna.

Nb : perlu di perhatikan para pemanah jangan sekali-kali menekan telunjuknya hingga


menyentuh bagian nok anak panahnya baik ketika menarik atau melepas hal ini
menyebabkan anak panah sulit melesat dengan lurus dan memiliki banyak resiko
setelah melepas anak panah.

Adapun 3 perkara yang terdapat dalam memegang busur :

1.Menjadikan seluruh kepalan jarinya ketika menarik anak panah lebih kuat dan keras
2.Buatlah genggaman punggung busur terletak di pangkal telapak tangan.
3.Dan letakan bagian atas gagang busur, bagian atas berada di dua sendi jempol
tangan kiri sedangkan gagang busur bawah jangan sampai terlalu kecil/besar sehingga
ujung jemari menempel ke pengkal telapak tangan atau terlalu lebar.

Adapun 5 dalam pelepasan 3 diantaranya terdapat dalam jempol telunjuk dan jari
tengah sebagaimana telah di terangkan 2 sisanya berada dalam teknik yang benar
ketika melepas, teknik yang benar yaitu memberi tekanan pada tali busur bagian
bawah dengan menggunakan jempol, sekiranya jempol dan telunjuk tidak mengenai
nok dan anak panah ketika melepas.

Nb : perlu di perhatikan pemanah jangan sekali-kali membuka jari kelingking dan jari
manis ketika pelepasan anak panah, karena kekuatan ketika mengunci berada pada jari
kelingking dan jari manis ketika di kepalkan. Bukalah jari tengah bersamaan dengan
telunjuk dan jempol karema membuka jari tengah memiliki manfaat yang banyak di
antara bisa melembutkan, pelepasan membuat halus permukaan khustibyan dan ujung
jari telunjuk bisa aman dari terdamparnya tali string ketika terlepas.

Perkara yang berada dalam mulut yaitu menghirup udara sedikit demi sedikit ketika
awal menarik sampai sempurnanya tarikan dan bila hendak melepas, maka buanglah
nafas bersamaan dengan terlepasnya anak panah dari busur, sekiranya orang yang di
samping tidak mendengarnya

78
Adapun dua perkara yang berada dalam dada :

1.Melonggarkan dada mulai dari awal menarik sampai batas akhir tarikan sampai
kondisi dada mengembang hingga terasa sempit ketika tarikan sempurna.

2.Membuka dada ketika pelepasan supaya kedua bahu dan kedua tangan memberikan
kekukatan tambahan pada tembakan seakan-akan seorang pemanah menjadikan
dadanya sebagai alat bantu untuk memaksimalkan kekuatan terbukanya dari kedua
pundak dan tangannya.

Imam Thabari mengatakan :


"Bila seorang pemanah dapat menguasai teknik ini dengan baik, tanpa menguranginya
sedikitpun, maka dia akan menjadi seorang pemanah sejati, dan bila teknik ini di
terapkan dengan sempurna, jangankan baju besi dan topinya. Bahkan pintu besi
sekalipun akan rusak karenanya " (Furusiyah).

Nb : TIDAK ADA NASH NABI TENTANG TEKNIK MEMANAH

"Banyak orang saat ini bertanya tentang hal ini..

Tentang adakah hadist tentang teknik, harus ini harus itu, dalilnya harus "sohih" kalau
gak sohih gak mau.. mungkin ini pemikiran yang terlalu sempit sehingga terlalu
membuat drama tentang ilmu panahan ini..

Nabi kita, nabi Muhammad itu hanya menyuruh kita untuk mempersiapkan diri
dengan ilmu memanah, menunjukkan bahwa ilmu memanah ini banyak kebaikannya,
memberi tahu bahwa dengan ilmu memanah ini umat Islam akan menaklukkan negeri
negeri.. dan banyak lainnya tentang keutamaan memanah.. sudah itu saja..
Sisanya itu adalah ijtihadnya ulama.. Teknik teknik yang kita pakai adalah milik
ulama.. yang memang ulama telah merumuskan caranya, agar kita bisa mudah dalam
mempelajari teknik memanah, agar kita bisa menjalankan hadist tersebut..

Tapi kalau gak ikut ulama dalam Islam pun gak papa.. selama masih dalam koridor
keimanan dan membuat Islam lebih kuat itu gak masalah... Mau pake compound kek,
mau pake standar bow kek, mau pake recurve kek, mau apa aja , selama itu masih
MEMANAH, maka akan mendapatkan Fadilah tentang memanah, mendapatkan
pahala sunnah, dengan niat yang baik...

Jadi pemikiran itu jangan terlalu cupet sehingga apa apa butuh nabi yang jelaskan,
Andai kamu tahu Harokat di Qur'an itu buatan siapa.. apakah anda tidak ingin
membaca Alqur'an? Jadilah orang yang berfikiran luas.. Jangan cupet..."

79
BAB 43

RUKUN ZAHIR DALAM MEMANAH TEKNIK


MENGGENGGAM / QOBDOH (part 1)
Di dalam penjelasan sebelumnya bahwasanya rukun memanah ada 5, sesuai dengan
kesepakatan seluruh ahli dalam bidang ini. Yaitu menggenggam, mengunci, menarik,
membidik, dan melepaskan.

Di sini nanti akan saya urai secara rinci disertai keterangan tambahan yang berkaitan
kuat dengan setiap rukunnya,

Yang pertama adalah teknik memegang busur atau QOBDOH,

Di dalam keterangan, teknik yang disebutkan para imam di dalam kitab-kitabnya


sebetulnya memiliki kesamaan hanya saja penyampaiannya berbeda-beda, dan juga
saling menambal satu sama lain.

1. Madzab menggegam teknik imam Tohir :

dengan cara memegang gagang busur dengan seluruh telapak tangan dan
mendorongnya dengan menggunakan seluruh pangkal telapak tangan, ada yang
mengatakan Imam Tohir cara menggenggam gagang busurnya dengan cara diletakkan
pada pangkal-pangkal jari, dan ada yang mengatakan posisi gagang dalam keadaan
lurus sejajar dengan pangkal-pangkal jari tersebut, pendapat beliau yang lain yaitu
gagang busur berada pada pangkal-pangkal jari akan tetapi posisi gagang dalam
keadaan dimiringkan, dan seluruh pangkal telapak tangan dalam keadaan lurus dan
rata, menurut sebagian pakar teknik ini adalah teknik yang paling bagus serta dapat
dijadikan pedoman.

2. Mazhab menggenggam teknik Imam Abu Hasyim dan sekelompok pakar


memanah Persia seperti , dzabuzir aktaf dan Bahram jur :

Dengan cara memiringkan gagang busur pada kepalan, kemudian jarinya


mencengkram dengan kuat, serta mendorong menggunakan pangkal telapak tangan
bagian bawah yang berdekatan dengan jempol, dan menyisakan jarak antara pangkal
telapak tangan bagian bawah yang berdekatan dengan pergelangan seukuran lebar 2
setengah jari.

80
BAB 43
RUKUN ZAHIR DALAM MEMANAH TEKNIK
MENGGENGGAM / QOBDOH (part 2)
3. Mazhab menggenggam Imam Ishaq :

Dengan cara memegang gagang busur dengan teknik pertengahan antara dua mazhab
di atas, yaitu dengan cara tidak begitu memiringkan gagang busur pada kepalan dan
mendorongnya dengan seluruh pangkal telapak tangan baik yang atas atau yang
bawah, akan tetapi menyisakan jarak antara gagang busur dan pangkal kepalan
dengan batas pergelangan seukuran lebar 2 jari mazhab ini adalah mazhab yang paling
bagus di antara semua mazhab yang ada menurut pakar memanah.

Perlu diketahui mazhab memegang gagang busur dengan posisi lurus pada telapak
tangan itu cocok untuk orang Arab, adapun mazhab untuk memiringkan gagang busur
pada telapak tangan cocok untuk orang non Arab.

Seluruh pemilik mazhab telah sepakat bahwasanya tidak baik membiarkan tempat
yang kosong pada gagang busur dalam kepalan, para pemilik mazhab juga sepakat
bahwasanya kekuatan laju anak panah tergantung dari kuatnya kepalan kecuali
sekelompok kecil dari pemanah yang mengatakan " melonggarkan kepalan membuat
anak panah lebih tepat " tapi ini di bantah oleh imam Ibnu Maimun yang mengatakan
yang mafhumnya : "bagaimana bisa genggaman yang lemah itu lebih baik dari
genggaman yang kuat?! Tentunya bila genggamannya kuat maka semua aspek akan
menjadi kuat , baik dari segi kekuatan atau ketepatan "
Adalagi pendapat milik Ustadz Muhammad bin Yusuf Al ikhbari yang mengatakan :

" Teknik yang paling bagus adalah tidak mengencangkan kepalan pada awal tarikan
dan mengencangkannya pada akhir tarikan " .

Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya genggaman dan kekuatan kita di saat
menggenggam busur ini adalah sesuatu yang sangat penting dan tidak bisa ditolerir
bahwa semua para ahli sepakat bahwa genggaman pada busur adalah pokok penting
dalam memanah.

Begitu pula hubungan antara pemanah dan gagang busurnya, setiap pemanah harus
mempunyai gagang busur yang pas dengan tangannya jangan sampai ada bagian
tangan masih ada rongga sehingga akan menimbulkan aib bagi seorang pemanah yaitu
lecet di telapak tangan, juga jangan sampai gagang busur terlalu besar dengan kepalan
telapak tangan itu akan mengakibatkan genggaman akan semakin lemah, begitu pula
bila pegangan busur terlalu kecil dia akan berputar di telapak tangan saat ditarik.

Maka ketahuilah yang mana gagang busur yang cocok dengan telapak tanganmu!
buatlah gagang busur senyaman mungkin dengan tanganmu, maka itu akan
menambah kekuatanmu di dalam memanah, menambah ketepatanmu dalam sasaran,
dan menghilangkan aib-aib dalam lecetnya tangan.

81
Di bab sebelumnya telah dikatakan bahwa memilih gagang busur yang terbaik apabila
jari jemari tidak menempel di telapak tangan saat digenggam dan paling maksimal
selebar satu jari paling minimal tidak boleh menempel.

Semoga kita dimudahkan dalam pengetahuan ilmu genggaman ini dan kita diberi
kefahaman.

82

Anda mungkin juga menyukai