Anda di halaman 1dari 6

TUGAS M4

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA, FAKULTAS PERTANIAN
Mata Kuliah: MANAGEMEN AGROEKOSISTEM Nama: HIRYA PRABASWARA HERNAWAN
Thema: Restorasi Tanah Terdegradasi
Tugas minggu: 4 (empat) NIM : 225040201111088
Tanggal: 6 Maret 2024 Kelas : N
Tanggal penyerahan: di GC masing-masing kelas
(Deadline: 13 Maret 2024, 23.59 WIB)
Dosen: Prof. Kurniatun Hairiah, PhD; Dr. Reni Ustiatik, SP. MP.; Rizky Maulana Ishaq, SP. MP, Rika Ratna
Sari, SP. MP. Ph.D
____________________________________________________________________________________

I. Pendahuluan
Degradasi tanah banyak macam kerusakannya (Gambar 1) yang dikelompokkan menjadi 4: Fisika
(pemadatan tanah, rapuhnya struktur tanah, ketersediaan air tanah), Kimia (pH tanah,
ketersediaan hara, penurunan KTK, hara tak berimbang), Biologi (penurunan C-organik,
keanekaragaman biota, hama dan penyakit dalam tanah) dan Ekologi (siklus hara, gangguan
siklus air, kehilangan C&N, efisiensi serapan hara).

Gambar 1. Penurunan kualitas tanah akibat adanya gangguan fisik, kimia, biologi dan ekologi yang
mengakibatkan menurunnya jasa lingkungan tanah dan penurunan tingkat konservasi alami (Lal,
2015)

Restorasi tanah-tanah terdegradasi untuk menjadi tanah yang berkualitas, dapat dilakukan dengan
banyak cara untuk perbaikan fisika, kimia, biologi atau ketiganya (Gambar 2). Namun, pada kegiatan ini
restorasi yang dipilih adalah yang ditujukan untuk perbaikan fisik tanah (pemadatan & ketersediaan air

1
tanah), kimia (masalah pH tanah dan ketersediaan hara), biologi (BOT, keanekargaman biota, biomasa
mikrobia).

Gambar 2. Skema managemen tanah, air dan tanaman untuk restorasi kualitas tanah

Sub-capaian pembelajaran

Tugas ini didukung oleh 7 artikel ilmiah terkait dengan Restorasi Tanah Terdegradasi. Guna mencapai
sub-capaian pembelajaran yang ada, maka kegiatan ini ditujukan untuk mendukung mahasiswa dalam
memahami:

1. Macam-macam degradasi tanah dan prinsip pengelolaanya


2. Bermacam teknik pengelolaan tanah terdegtadasi di daerah tropis berdasarkan pendekatan
fisika, kimia dan biologi atau terintegrasi dari ketiganya

II. Mekanisma pembelajaran


Waktu pelaksanaan 4 -7 Maret 2024, dengan mekanisma seperti tercantum di bawah ini:

2
II.1. Instruksi tugas
Ada 7 artikel ilmiah untuk tugas individu, setiap mahasiswa akan mengerjakan 1 (satu)
arikel saja untuk memenuhi tugas terstruktur. Selanjutnya materi tersebut akan dipakai
untuk diskusi kelompok dalam kelas tutorial.
Grup 1. Pengukuran Kualitas Tanah di berbagai Sistem Penggunaan Lahan (Fokus kajian
parameter Bio-fisika tanah)
1. Hairiah, K., Sulistyani, H., Suprayogo, D., Purnomosidhi, P., Widodo, R. H., & Van
Noordwijk, M. (2006). Litter layer residence time in forest and coffee agroforestry
systems in Sumberjaya, West Lampung. Forest ecology and management, 224(1-2), 45-
57.
2. Saputra, D. D., Sari, R. R., Hairiah, K., Roshetko, J. M., Suprayogo, D., & van Noordwijk,
M. (2020). Can cocoa agroforestry restore degraded soil structure following conversion
from forest to agricultural use?. Agroforestry Systems, 94(6), 2261-2276.

Grup 2. Index Kualitas Tanah berdasarkan Pengamatan Jangka Panjang dalam system bero

1. Tian, G., Salako, F. K., Ishida, F., & Zhang, J. (2001). Biological restoration of a degraded alfisol in
the humid tropics using planted woody fallow: synthesis of 8-year-results. Sustaining the Global
Farm. Purdue University, West Lafayette, USA, 333-337.
2. Sharma, K. L., Grace, J. K., Mandal, U. K., Gajbhiye, P. N., Srinivas, K., Korwar, G. R., ... & Yadav, S.
K. (2008). Evaluation of long-term soil management practices using key indicators and soil
quality indices in a semi-arid tropical Alfisol. Soil research, 46(4), 368-377.

Grup 3. Penggunaan Tanaman Leguminose dalam perbaikan Kualitas Tanah

1. Chaer, G. M., Resende, A. S., Campello, E. F. C., de Faria, S. M., & Boddey, R. M. (2011). Nitrogen-
fixing legume tree species for the reclamation of severely degraded lands in Brazil. Tree
Physiology, 31(2), 139-149.
2. Vanlauwe, B., Descheemaeker, K., Giller, K. E., Huising, J., Merckx, R., Nziguheba, G., ... &
Zingore, S. (2015). Integrated soil fertility management in sub-Saharan Africa: unravelling local
adaptation. Soil, 1(1), 491-508.

3
3. Hairiah, K., Van Noordwijk, M., & Cadisch, G. (2000). Quantification of biological N2 fixation of
hedgerow trees in Northern Lampung. NJAS-Wageningen Journal of Life Sciences, 48(1), 47-59.

II.2. Pelaksanaan
1. Silahkan bagikan 7 artikel ini kepada mahasiswa peserta menurut urutan nama dalam persensi,
setiap mahasiswa mengerjakan 1 artikel saja.
2. Baca dengan cermat dan buatlah ringkasan lengkap (extended summary) dari setiap artikel
paling tidak mencakup ke 3 tujuan pembelajaran di atas.
3. Cobalah jawab dari masing-masing pertanyaan yang ada untuk setiap artikel dengan merujuk
kepada statement yang tertulis dalam artikel.

4
Pertanyaan Artikel 4. (Sharma et al., 2008)
1. Apa yang menyebabkan Alfisol di semi-arid tropis mengalami degradasi kualitas
tanah? Faktor apa-saja yang menyebabkan degradasi kualitas tanah tersebut?
Jelaskan dan berikan contohnya!
JAWAB:
Alfisol di wilayah tropis semi-kering di dunia telah mengalami degradasi kualitas
tanah terutama akibat hilangnya lapisan atas tanah akibat erosi angin dan air,
penipisan karbon organik, dan hilangnya unsur hara oleh pengolahan tanah yang
tidak tepat seperti pengelolaan jangka panjang, sehingga mengakibatkan
hilangnya bahan organik tanah. Praktik pengolahan tanah harus bergantung dan
berdasarkan kepada iklim dan kondisi endafik. Kualitas tanah bergantung kepada
beberapa faktor seperti faktor eksternal seperti praktik penggunaan lahan dan
pengelolaan tanah, interaksi ekosistem dan lingkungan, prioritas sosial ekonomi
dan politik, dan sebagainya

2. Menurut Doran and Parkin (1994) kualitas tanah merupakan kapasitas tanah untuk
berfungsi. Dari hasil evaluasi praktik pengelolaan jangka panjang, menurut
saudara fungsi apa yang tidak berjalan sebagaimana mestinya sehingga tanah
perlu direstorasi? Jelaskan dan berikan contohnya!
JAWAB:
Fungsi yang tidak berjalan sebagaimana mestinya adalah untuk menjaga kualitas
lingkungan, meningkatkan kesehatan hewan dan tumbuhan, serta
mempertahankan produktivitas biologis. Kualitas tanah yang tidak baik akan
merugikan dan memberikan dampak yang signifikan terhadap lingkungan
sekitarnya. Misalnya, kualitas tanah yang mengalami degradasi karena erosi angin
dan air, penipisan karbon organik, dan hilangnya unsur hara. Kondisi ini akan
membuat lingkungan menjadi buruk dan mengurangi kemampuan organisme
seperti tumbuhan dan hewan untuk bertahan hidup, sehingga produktivitas
biologis pun menurun.

3. Dari artikel yang ditulis Sharma et al. 2008, mana diantara indikator utama dan
indeks kualitas tanah yang paling memberi pengaruh signifikan terhadap hasil
evaluasi kualitas tanah? Menurut saudara apakah antar indikator dan indek
kualitas tanah tersebut saling berkaitan dan berpengaruh satu dengan yang lain?
Jelaskan!
JAWAB:
Indikator utama dan indeks kualitas itu berkaitan. Pada pemberian pengaruh
indikator utama sangat berpengaruh terhadap hasil evaluasi tanah secara
keseluruhan yang pada nantinya membantu dalam mencapai tujuan fungsional.
Indikator dan indeks kualitas tanah saling berkaitan dan saling berpengaruh
karena pertimbangan terkait seperangkat indikator tanah akan menentukan indeks
kualitas tanah akan memberikan pendekatan baru terhadap kualitas tanah yang
mencangkup normalisasi data pengukuran dan kunversi nilai numerik yang lebih
dari deskriptor statis.

5
RINGKASAN ARTIKEL 4
Degradasi dalam hal kualitas terutama karena hilangnya lapisan tanah atas oleh erosi
angin dan air dan menipisnya karbon organik, dan hilangnya unsur hara. Untuk
mengatasi hal tersebut diperlukan prinsip pengelolahan yang merujuk pada praktik
pengolahan. Praktik pengolahan yang tidak sesuai dapat menyebabkan terjadinya
kehilangan bahan organik. Sehingga untuk mempertahankan tingkat kesuburan,
produktifitas tanah, perlu diidentifikasi praktik praktik pengolahan yang sesuai dengan
kondisi iklim dan edafik dan memastikan praktik tersebut memberikan perlindungan tanah
dari erosi, kehilangan unsur hara, dan dapat memberikan keberlanjutan produksi, dan
pemeliharaan kualitas tanah secara menyeluruh di daerah tropis.
Pendekatan fisik, kimia dan biologi terhadap teknik pengolahan tanah terdegradasi di
daerah tropis dilakukan dengan penggabungan penilaian menjadi satu indeks tunggal
yang dapat menilai tanah lebih tepat yang dapat digunakan untuk mengukur peningkatan
dan penurunan kondisi tanah. Metode SQI juga dapat membantu dalam
menginterpretasikan data dari pengukuran tanah yang berbeda dan menunjukkan
pengolahaan dan penggunaan akan memberikan hasil yang diinginkan atau tidak.
Konsep kualitas tanah juga menyediakan alat untuk mengukur respon kimia, biologi, fisik
tanah terhadap praktik praktik pengelolahan dengan menghubungkan indikator sifat sifat
tanah dengan fungsi tanah.

----------------------------------------------------------Good luck---------------------------------------------
------------

Anda mungkin juga menyukai