I. Pendahuluan
Degradasi tanah banyak macam kerusakannya (Gambar 1) yang dikelompokkan menjadi 4:
Fisika (pemadatan tanah, rapuhnya struktur tanah, ketersediaan air tanah), Kimia (pH tanah,
ketersediaan hara, penurunan KTK, hara tak berimbang), Biologi (penurunan C-organik,
keanekaragaman biota, hama dan penyakit dalam tanah) dan Ekologi (siklus hara, gangguan
siklus air, kehilangan C&N, efisiensi serapan hara).
Gambar 1. Penurunan kualitas tanah akibat adanya gangguan fisik, kimia, biologi dan ekologi yang
mengakibatkan menurunnya jasa lingkungan tanah dan penurunan tingkat konservasi alami (Lal,
2015)
Restorasi tanah-tanah terdegradasi untuk menjadi tanah yang berkualitas, dapat dilakukan dengan
banyak cara untuk perbaikan fisika, kimia, biologi atau ketiganya (Gambar 2). Namun, pada kegiatan ini
restorasi yang dipilih adalah yang ditujukan untuk perbaikan fisik tanah (pemadatan & ketersediaan air
1
tanah), kimia (masalah pH tanah dan ketersediaan hara), biologi (BOT, keanekargaman biota, biomasa
mikrobia).
Gambar 2. Skema managemen tanah, air dan tanaman untuk restorasi kualitas tanah
Sub-capaian pembelajaran
Tugas ini didukung oleh 7 artikel ilmiah terkait dengan Restorasi Tanah Terdegradasi. Guna mencapai
sub-capaian pembelajaran yang ada, maka kegiatan ini ditujukan untuk mendukung mahasiswa dalam
memahami:
2
II.1. Instruksi tugas
Ada 7 artikel ilmiah untuk tugas individu, setiap mahasiswa akan mengerjakan 1 (satu)
arikel saja untuk memenuhi tugas terstruktur. Selanjutnya materi tersebut akan dipakai
untuk diskusi kelompok dalam kelas tutorial.
Grup 1. Pengukuran Kualitas Tanah di berbagai Sistem Penggunaan Lahan (Fokus kajian
parameter Bio-fisika tanah)
1. Hairiah, K., Sulistyani, H., Suprayogo, D., Purnomosidhi, P., Widodo, R. H., & Van
Noordwijk, M. (2006). Litter layer residence time in forest and coffee agroforestry
systems in Sumberjaya, West Lampung. Forest ecology and management, 224(1-2), 45-
57.
2. Saputra, D. D., Sari, R. R., Hairiah, K., Roshetko, J. M., Suprayogo, D., & van Noordwijk,
M. (2020). Can cocoa agroforestry restore degraded soil structure following conversion
from forest to agricultural use?. Agroforestry Systems, 94(6), 2261-2276.
Grup 2. Index Kualitas Tanah berdasarkan Pengamatan Jangka Panjang dalam system bero
1. Tian, G., Salako, F. K., Ishida, F., & Zhang, J. (2001). Biological restoration of a degraded alfisol in
the humid tropics using planted woody fallow: synthesis of 8-year-results. Sustaining the Global
Farm. Purdue University, West Lafayette, USA, 333-337.
2. Sharma, K. L., Grace, J. K., Mandal, U. K., Gajbhiye, P. N., Srinivas, K., Korwar, G. R., ... & Yadav, S.
K. (2008). Evaluation of long-term soil management practices using key indicators and soil
quality indices in a semi-arid tropical Alfisol. Soil research, 46(4), 368-377.
1. Chaer, G. M., Resende, A. S., Campello, E. F. C., de Faria, S. M., & Boddey, R. M. (2011). Nitrogen-
fixing legume tree species for the reclamation of severely degraded lands in Brazil. Tree
Physiology, 31(2), 139-149.
2. Vanlauwe, B., Descheemaeker, K., Giller, K. E., Huising, J., Merckx, R., Nziguheba, G., ... &
Zingore, S. (2015). Integrated soil fertility management in sub-Saharan Africa: unravelling local
adaptation. Soil, 1(1), 491-508.
3
3. Hairiah, K., Van Noordwijk, M., & Cadisch, G. (2000). Quantification of biological N2 fixation of
hedgerow trees in Northern Lampung. NJAS-Wageningen Journal of Life Sciences, 48(1), 47-59.
II.2. Pelaksanaan
1. Silahkan bagikan 7 artikel ini kepada mahasiswa peserta menurut urutan nama dalam persensi,
setiap mahasiswa mengerjakan 1 artikel saja.
2. Baca dengan cermat dan buatlah ringkasan lengkap (extended summary) dari setiap artikel
paling tidak mencakup ke 3 tujuan pembelajaran di atas.
3. Cobalah jawab dari masing-masing pertanyaan yang ada untuk setiap artikel dengan merujuk
kepada statement yang tertulis dalam artikel.
4
Pertanyaan Artikel 1. (Hairiah et al., 2006)
1. Penurunan makroporositas tanah di penggunaan lahan agroforestri kopi berkaitan erat dengan
kepadatan populasi cacing tanah dari kelompok anesik daripada kelompok endogeik. Mengapa
demikian? Jelaskan !
2. Jelaskan peran ketebalan seresah dalam upaya restorasi lahan terdegradasi! Jelaskan mengapa
Seresah yang 'berkualitas rendah' berpotensi memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap
konservasi tanah daripada seresah yang 'berkualitas lebih tinggi' pada lahan agroforestri kopi!
Apakah menurut anda kopi monokultur telah mengalami degradasi lahan (jika dibandingkan
dengan penggunaan lahan kontrol) ? jika iya, dilihat dari indikator apa saja ? sebutkan dan jelaskan!
Kemudian bagaimana upaya restorasi yang bisa dilakukan ?
3. Tian et al., (1997) mengatakan bahwa Selain kondisi iklim, kecepatan dekomposisi sisa tanaman
dipengaruhi oleh faktor edafis ( seperti tekstur dan berat isi tanah), dan komposisi kualitas seresah
(seperti rasio C terhadap N, lignin terhadap N, dan polifenol terhadap N). Jelaskan bagaimana
mekanismenya! dan faktor apa yang paling berpengaruh terhadap kecepatan dekomposisi pada
penelitian “Litter layer residence time in forest and coffee agroforestry systems in Sumberjaya,
West Lampung“ tersebut?
5
berjalan sebagaimana mestinya sehingga tanah perlu direstorasi? Jelaskan dan berikan
contohnya!
3. Dari artikel yang ditulis Sharma et al. 2008, mana diantara indikator utama dan indeks kualitas
tanah yang paling memberi pengaruh signifikan terhadap hasil evaluasi kualitas tanah? Menurut
saudara apakah antar indikator dan indek kualitas tanah tersebut saling berkaitan dan
berpengaruh satu dengan yang lain? Jelaskan!
2. Apa dampak negatif penambangan besi terhadap tanah? Bagaimana strategi revegetasi pada lahan
tersebut?
3. Bagaimana pengaruh penanaman tanaman legum terhadap akumulasi karbon di dalam tanah?
3. Apa yang mengakibatkan pengurangan hasil pada perlakuan pengolahan tanah minimum?
2. Mengapa estimasi akurat fiksasi N2 pohon di bawah kondisi lapangan sulit diperoleh?
----------------------------------------------------------Good luck---------------------------------------------------------